Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dalam memori kita, 14 tahun silam tepatnya tahun 1998 ekonomi Indonesia
terjungkal akibat amuk badai krisis. Sendi - sendi ekonomi rontok pertumbuhan
ekonomi minus 13,1 %. Bangkit berbekal dengan semangat, dalam rentang waktu 14
tahun, recovery ekonomi berlangsung sukses. Ekonoimi Indonesia tumbuh pesat dan
melesat.
Saat ini, Indonesia sedang mengalami deficit neraca perdagangan yang memiliki
dampak negatif terhadap Indonesia sendiri. Deficitnya neraca merupakan dampak
dari turunnya nilai mata uang Rupiah tehadap Dolar yang merupakan imbas dari
krisis global. Selisih nilai impor dengan ekspor 7 persen. dimana, nilai impor 24
persen dan ekspor 17 persen.
Angka di atas menunjukkan bahwa, Indonesia belum siap menghadapi free trade
2015. Selama Indonesia masih memiliki mental dagang tentu kita harus bersiap – siap
ditelan oleh liberalisme. Oleh sebab itu, seharusnya dari dini kita mempersiapkan diri
menjadi orang yang memiliki daya saing tinggi dan bermental produsen yang bukan
hanya menjadi follower namun big player.
Indikator lain sejak akhir tahun 2010, untuk pertama kalinya dalam sejarah,
Produk Domestic Bruto ( PDB ) perkapita Indonesia menembus angka US$ 3000.
Angka itu merupakan deklarasi jika Indonesia tidak dipandang remeh. Indonesia
bukan lagi negara berkembang tapi tengah bertransformasi menuju negara maju.
Bahkan menurut Dahlan Iskan pada tahun 2013, 51 % aktivitas ekonomi di ASEAN,
berada di Indonesia dan pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 60 %.
Tak hanya itu, akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012 Indonesia kembali
menorehkan prestasi menjadi negara Invesment Grade dari Fich Ratings dan Moody’s
investor service ini artinya Indonesia akan dilirik oleh Investor – investor asing untk
menanamkan modalnya. Investor asing akan memberi multiple efek bagi peningkatan
kesejahteraan karena diikuti oleh peluang – peluang baru termasuk terbbukanya
lapangan kerja.
Patut kita syukuri di tahun 2011, kita mempunyai masterplan percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025. Yang dikenal dengan julukan
MP3EI itu adlah jelmaan dari mindset dan semangat tokoh-tokoh indonesia. Kerja
pembangunan ekonomi indonesia yang di ubah dengan pendekatan breakthrough
(terobosan).
Arti pertama dan utamanya terletak pada dua kata kunci “Percepatan dan Perluasan”.
Dengan Percepatan, yang dimaksud adalah pelaksanaan transformasi ekonomi, atau
dalam diksi yang di pilih Presiden pada sambutannya atas masterplan ini, “
mempercepat pengembangan berbagai program pembangunan yang ada”. Sementara
itu, Perluasan bermakna pemerataan efek-efek positif dari pembangunan ekonomi.
Pemerataan yang berarti, “dirasakan tidak saja di semua daerah di indonesia tetapi
juga seluruh komponen masyarakat di seluruh wilayah nusantara,”
Sebagai implementasi dari ketiga strategi utama di atas, selain dilampiri rencana
pembangunan ekonomi per koridor, MP3EI juga dilengkapi dengan petunjuk tata
laksana dan tata kelola. Dibagi menjadi tiga fase, tiap tahap yang bertempo lima
tahunan tersebut memiliki fokusnya masing-masing. Pada fase pertama umpamanya,
yang terentang antara tahun 2011 sampai 2015, kegiatan dipusatkan pada apa yang
disebut dengan implementasi quick-wins. Pendeknya, ini adalah babak pembabatan
hutan guna melempangkan jalan bagi fase-fase berikutnya. Maka yang menjadi
konsentrasi tahapan ini adalah antara lain : regulasi, pembangunan infrastruktur, dan
pelaksanaan investasi.
Fase kedua (2016-2020) dikhususkan pada perkuatan basis ekonomi dan investasi
melalui pembangunan infrastruktur jangka panjang, perkuatan kemampuan inovasi,
peningkatan tata kelola ekonomi, serta pengembangan industri. Selanjutnya,
Fase ketiga : (2020-2025), adalah pemantapan daya saing industri dan penerapan
teknologi tinggi untuk tujuan memenangkan persaingan global. Tahap terakhir dari
keseluruhan rangkaian pelaksanaanMP3EI ini disebut ditandai sebagai fase
melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan.
Melihat ada Master Plan MP3EI ada tiga strategi utama yang akan dijalankan.
Pertama, pengembangan potensi melalui 6 koridor ekonomi yang dialkukan dengan
cara mendorong investasi badan Usaha milik negara ( BUMN ), swasta nasional dan
investasi langsung luar negeri dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama.
Kedua, memperkuat konektivitas melalui sinkronisasi rencana aksi nasional untuk
merefitalisasi sector riil. Ketiga, pengembangan centre of Excellence di setiap koridor
ekonomi.
Terlihat bahwa sejauh ini langkah yang diambil pemerintah sudah merupakan
aktivitas konkrit. Peresmian 17 proyek besar disertai dengan usaha untuk menghapus
masalah yang berpotensi mengancam pelaksanaan seperti peresmian undang –
undang pengadaan lahan kira sudah cukup menjadi bukti untuk menunjukkan
komitmen pemerintah.
Berkaca pada salah satu sejarah dunia yang paling diingat. Program New Deal
yang pada resesi tahun 1933 diresmikan oleh presiden amerika serikat, Franklin D.
Roosevelt. Salah satu misi utama program tersebut bertujuan untuk meningkatkan
pembangunan proyek-proyek infrasruktur dalam skala besar. Tidak butuh sampai 5
tahun untuk melihat hasilnya. GNP ( Gross National Product ) dari $ 68,3 miliar naik
menjadi $ 103,9 miliar pada tahun 1937. Begitu juga dengan tingkat pengangguran
yang mengalami penurunan dari 25,2 % (dari total tenaga kerja) menjadi 13,8 % pada
periode yang sama.
ini semua bukanlah tanpa kendala. Kendala utama yang dihadapi pemerintah
adalah masalah biaya . ketua umum kamar dagang dan industri (KADIN), suryo
bambang sulistio menyampaikan bahwa dana yang dibutuhkan infrastruktur di
indonesia sangat besar, diperkirakan sampai Rp. 1.786 trilun, dimana budget untuk
infrastruktur penyediaan listrik dan energi Rp 681 triliun, Rp 326 triliun untuk rel
kereta api, Rp 339 triliun untuk jlan raya, dan Rp 242 triliun untuk ICT. Oleh sebab
itu, pemerintah perlu menggunakan pembiayaan alternatif dan dari semuanya, skema
KPS (kerja sama pemerintah swasta) sebagai solusi untuk permasalahannya.
Agar tetap tumbuh di tengah krisis, hemat penulis, ada enam strategi yang
bisa kita tempuh. Pertama : optimalisasi sumbeer daya manusia. SDM yang
melimpah merupakan modal besar, baik sebagai pasar maupun faktor produksi.
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke-empat di dunia, dengan lapisan
muda produktif yang menempati porsi terbesar. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik)
tahun 2010 penduduk usia produktif indonesia sekitar 157 jiwa atau 66 % dari
penduduk dan diperkirakan bertmbah 22,6 juta jiwa pada tahun 2017. puncak
produktivitas bonus demografi terjadi antara tahun 2020-2030.
Berbicara masalah sumber daya manusia (SDM) tentu tidak lepas kaitannya
dengan pendidikan di Indonesia saat ini. Pendidikan merupakan Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Namun masih
banyak terjdi ketimpangan dalam pendidikan akibat dari kurangnya pemerataan dan
banyaknya jumlah pendidikan di Indonesia.
Demikian halnya jika pertumbuhan bisa diarahkan pada ekonomi padat karya
yang menyerap banyak tenaga kerja. Ekonomi akan tumbuh secara inklusif, bisa
dinikmati oleh semua kalangan masyarakat sehingga akan memangkas kemiskinan.
Faktanya, selama ini ekonomi kita dibangun secara exclusive . di dominasi oleh
pemodal. Sektor usaha yang padat modal dan teknologi seperti sektor finansial,
migas, pertambangan, telekomunikasi dan teknologi informasi. Sektor ini, rentan
terimbas krisis. Apa lagi ketika mengandal ekspor.
Sektor padat modal tidak memiliki leverage yang besar dalam menciptakan
lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan. Masyarakat bawah yang notabanenya
merupakan lapisan miskin, sulit terjangkau. Mereka tak bisa berperan banyak.
Keenam : merawat kelas menengah. Menurut catatan bank dunia, tahun 2011
indonsia memiliki 134 juta kelas menengah. Yaitu mereka yang mengonsumsi 2
dollar sampai 20 dollar perhari. Kelas menengah merupakan dinamisator ekonomi
yang sangat prospektif dan membentuk wajah daya beli domestik yang cukup tinggi.
Tak heran jika kontribusi konsumsi domestik menyentuh angka 70 persen dalam
komposisi PDB kita.
Pasar kelas menengah tentu menarik negara lain. Maka jamaklah kita saksikan
produk impor menyerbu pasar indonesia. agar produk dalam negeri kompetitif, maka
Standar Nasional Indonesia (SNI) harus diberlakukan secara disiplin. Pelibatan
teknologi dalam produksi juga harus dilakukan. Demkian pula kampanye untuk
bangga menggunakan produk indonesia, harus masif.
Walaupun hasil kerja pemerintah belum begitu memuaskan, disatu sisi, semua unsur
di negeri ini semestinya mau bersyukur atas usaha keras pemerintah untuk
mempertahankan kestabilan ekonomi yang bukan perkara mudah. Situasi seperti saat
ini, ketahanan ekonomi indonesia dikategorikan sebagai sebuah pencapaian luar
biasa.
Kesimpula :
5. jatuh bangunnya suatu bangsa ditandai oleh lahirnya tiga generasi. Pertama
generasi Pendobrak, kedua generasi Pembangun dan ketiga generasi penikmat
6. selain kebijakan free trade 2015. Sebaiknya, Indonesia menerapkan fair trade
(perdagangan yang berkeadilan) yang menunjang dan promasyarakat.