Вы находитесь на странице: 1из 58

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

PROFIL KEGIATAN
PUSAT PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN 2015

1
DAFTAR ISI
Bidang Pengembangan Infrastruktur Kawasan 3 Periurban Kediri 73
Metropolitan Periurban Tampak Siring – Gianyar 76
Gerbangkertosusila 4 Kota Terpadu Mandiri (KTM) Salor Papua 79
Jabodetabekpunjur 15 Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Besar 81
Kedungsepur 21 dan Kota Baru
Mamminasata 27 Anjungan Cerdas 82
Mebidangro 33 DED Ecodistrict 85
NCICD 40 Inkubasi Pengembangan Kota Berketahanan 92
Sarbagita 46 Kanal Banjir Timur (KBT) 99
Yogyakarta 52 Kota Baru Kemayoran 106
Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Kecil 61 Kota Baru Pekanbaru 109
dan Pedesaan Kota Baru Sei Mangkei 117
Isu Aktual dan Upaya Pengembangan Kws Perdesaan 62 Kota Baru Sofifi 120
Skematik Distribusi Sistem dan Usaha di Kws Perdesaan 63 Kota Baru Tanjung Selor 123
Periurban Lembang 64 Transit Oriented Development (TOD) 126
Periurban Pleret Yogyakarta 67 Urban Development 136
Periurban Tumpang 70

2
BIDANG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN METROPOLITAN

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 3
PROFIL KAWASAN METROPOLITAN
Permasalahan Sektor SDA (masalah produksi dan
Banjir)
GERBANGKERTOSUSILA
• Adanya daerah rawan b anjir yang berpotensi
memutus jaringan arteri primer yang
menghubungkan GKS dengan perkotaan
Sekitar
• Sering terjadi genangan & banjir pada jalan
kolektor primer
• Terdapat kawasan potensial lumbung yang
rawan akan banjir
• Kawasan pendidikan tinggi dan rencana jalan
bebas hambatan yang terancam oleh bahaya
banjir
• Ancaman lumpur lapindo
• Pentingnya waduk Umbulan

Permasalahan Sektor Bina Marga (Masalah


Konektivitas)
• Banyaknya kondisi Jalan arteri Primer dan
Kolektor Primer yang sering dalam kondisi
rusak dan banjir.
• Perlunya pengembangan simpul kegiatan baru
pada Jalan Kolektor Primer yang terlalu sepi.
• Peningkatan kapasitas jalan
• Pembangunan Jalan Tol (By pass)
• Missing link antara terminal di bandara
• Beberapa akses penghubung pelabuhan belum
tersedia

Sektor Cipta Karya dan Perumahan (Livelihood)


• Berkembengnya permukiman kumuh
perkotaan diisekitar perkotaan intti
• Perlunya penyediaan rusun untuk mendukung
kegiatan intensif industry
4
• Urban Sprawl di GKB
Kawasan Prioritas 2016
Di Kawasan Metropolitan Gerbangkertasusila
Evaluasi Pengembangan Kawasan
 Produksi
 Konektivitas
4 3
 Livelihood
2 1
KRITERIA PENENTUAN KAWASAN/SUB
KAWASAN
1. Signifikasi Perwujudan Tata Ruang 1
2. Urgensi Masalah/Potensi/Dampak
3. Kelayakan Fisik (Daya Tampung, Daya
Dukung) 5
4. Kelayakan Ekonomi
5. Intensitas Kebutuhan Pengembangan
Infrastruktur
6. Kesepakatan Pemda, Masyarakat, dan
Swasta

NO KAWASAN PRIORITAS TAHUN LUAS (HA)


HIERARKI/JENIS KAWASAN
1. Kawasan yang mewadahi sistem 1 Kws. Kaki Jembatan Suramadu – Surabaya 2015 5
nasional (KKJS)
2. Kawasan strategis provinsi yg memiliki
KWS. Surabaya Industrial Estate Rungkut 5
nilai kepentingan tinggi dlm (SIER) & Sidoarjo Industrial Estate Berbek
perkembangan kawasan (SIEB)
3. Kawasan lainnya yg memiliki urgensi
penyelesaian masalah perkotaan 2 Kws. Tambak Osowilangun – Teluk Lamong 2016 170
- Mergomulyo
3 Kws. Kaki Jembatan Suramadu – Madura 2017 9
(KKJSM)
Indikasi kawasan/sub
kawasan prioritas 4 Kws Pelabuhan Socah – Tanjung 2018 8,7
Bulupandan dsk 5
5 Kws. Bandar Udara Juanda dsk 2019 35
Tambak Osowilangun
Kondisi Eksisting
2
1

Tingginya pergerakan komuter dari Kabupaten Gresik dan


4 1 Lamongan ke arah Kota Surabaya

2 Kemacetan yang disebabkan oleh persimpangan sebidang


5 Percampuran aktifitas lokal (permukiman dan perdagangan jasa)
3 yang mengganggu pergerakan regional di beberapa segmen di
kawasan TOW
Penyempitan jalan dan juga badan jembatan yang menyebabkan
4 tersendatnya arus lalu lintas
6
5 Perkembangan aktivitas Teluk Lamong sebagai Pelabuhan intensif
perlu penataan kawasan sesuai arahan tata ruang Kota Surabaya

6 Kondisi dan fungsi Terminal Tambak Osowilangun tidak sesuai


7 dengan arahannya sebagai terminal tipe A

7 Permukiman kumuh di sekitar kawasan pergudangan Margomulyo


6
dan sempadan Kali Anyar
Kawasan Sier - Sieb
1. Besarnya arus komuting dari wilayah di luar Kota
Kondisi Eksisting
Surabaya ke Kota Surabaya melalui jalan-jalan Arteri
Primer dan Kolektor Primer yang masuk ke Kota
Surabaya, menyebabkan tingginya kecelakaan dan
penurunan LoS jalan
2. Terjadi percampuran moda transportasi di Jl. Jemur
Andayani (arah masuk kawasan industri SIER-SIEB)
3. Permukiman Kumuh di Sekitar Kawasan Industri
SIER-SIEB
• Kedung Baruk RW 01, 02, 03, 04  26,46 Ha, 19.845
Jiwa
• Rungkut Kidul RW 02, 03, 05, 06  22,17 Ha, 16.628
jiwa
• Rungkut Kidul RW 01, 04  5,12 Ha, 3.840 jiwa
3a

3b

3c

7
Kawasan Kaki Jembatan Suramadu – Sisi Surabaya
Kondisi Eksisting
Potensi :
• KKJS sisi Surabaya sebagai simpul transportasi
regional menghubungkan Jemb. Suramadu
dengan Kota Surabaya
• Pengembangan potensi sektor
pariwisatawisata pantai, belanja, kuliner di
sekitar KKJS Surabaya Lokasi Anjungan Cerdas
• Pengembangan potensi sektor KKJS Surabaya
perdagangan/jasa lokal, regional, nasional,
dan internasional
• Aksesibilitas yang tinggi dengan outlet/inlet
Bandara Juanda, Pelabuhan Tj Perak, dll
• Telah berkembang wisata kuliner sore hari
disekitar KKJS sisi Surabaya
• Jumlah penduduk Surabaya yang banyak
dengan kemampuan keuangan yang tinggi
sebagai demand potensial bagi kegiatan-
kegiatan yang dikembangkan pada anjungan
cerdas

Masalah :
• Potensi berkembangnya sektor informal di
sekitar KKJS Surabaya (PKL)
• Potensi berkembangnya permukiman kumuh di
sekitar KKJS Surabaya
8
PROFIL KAWASAN
JABODETABEKPUNJUR
Kondisi & Isu Eksisting 1 2
Tod Stasiun Kota Bogor

4
Sirkulasi Kendaraan Semrawut Pedestrian Tidak Memadai

1 2 3
2
5 3

Okupansi Pedestrian Way oleh Kualitas Ruang Publik tidak


PKL Memadai

4 5

Karakter Kegiatan Komersial di Sekitar St Bogor belum 9


Titik Sebaran PKL di Kawasan St.Bogor berkarakter TOD
Isu Strategis
Kawasan Pergudangan & Pelabuhan Marunda
Masih Rendahnya Dukungan Infrastruktur terkait Rencana Pengembangan Kawasan Pelabuhan & Pergudangan
1 1

6
4

Kapasitas Jalan Arteri Primer belum Memadai untuk mendukung Kegiatan Kepelabuhanan dan
1 Logistik
2 2 3

Peta RDTR Kec. Cilincing


Sungai Blencong Belum Optimal sebagai Water Way Rencana Waduk / Polder Marunda belum
Terealisasi
4 5 6

10
Lahan Kosong Belum Dioptimalkan Rusun Marunda Belum Optimal Perlu Rekayasa Kanal Banjir Timur dalam rangka Pengembangan
untuk Pelabuhan Sebagai Rusun Pekerja Industri
Ilustrasi
Kawasan Pergudangan &
Pelabuhan Marunda

6 4
5
2

8
3
7

1
1. Pelabuhan Ro Ro 5. Polder Marunda
Marunda Terpadu 6. RTH
2. Kawasan Pergudangan 7. Kawasan Perkantoran
3. Kawasan Hunian 8. Pendidikan Kemaritiman
4. Gedung Serba Guna &
Outdoor Facilities

1 2 3 4 11
PROFIL KAWASAN
KEDUNG SEPUR
Koridor Sayung-karangtengah
Kondisi & Isu Eksisting
KONDISI EKSISTING
Kondisi Frontage
Road di Jalan
Nasional yang saat
ini hanya berada
pada satu sisi jalan

Kemacetan pada
Jalan Nasional yang
diakibatkan
aktivitas lokal & Luas: 12,9 Ha
Industri
• Lokasi studi di Desa
Pemukiman yang Purwosari, Kecamatan
tidak tertata & Sayung, Kabupaten Demak
menggunakan jalan • Batas Utara: Laut Jawa, Batas
inspeksi sebagai Timur: Kecamatan Karang
akses keluar masuk
Tengah, Batas Selatan:
pemukiman
Kecamatan Mranggen, Batas
Kali Sayung yang Barat: Kota Semarang
belum • Koridor Sayung – Karang
dimanfaatkan Tengah merupakan salah satu
secara maksimal pusat konsentrasi kegiatan
industri di Kedungsepur
• Ada rencana pengembangan
tiga Kawasan Industri besar,
salah satunya adalah Sayung
12
Industrial Park (Jatengland)
Kondisi & Isu Strategis
Koridor Unggaran - Bawen

Lokasi studi terletak di desa Gedanganak kecamatan Ungaran Timur


Kab. Semarang yang secara geografis terletak di ujung barat kabupaten
Semarang.Batas Utara: Kota Semarang, Batas Timur: Kabupaten
Demak, Batas Selatan : Kecamatan Pringapus, Batas Barat: Kecamatan
Ungaran Barat. Koridor Ungaran - Bawen merupakan salah satu pusat
konsentrasi kegiatan industri di Kedungsepur

1. Aktivitas industri dengan akses


jalan nasional meyebabkan
kemacetan panjang khususnya
pada pergantian shift pekerja
industri
2. Jaringan jalan lokal yang tidak
memadai untuk aktivitas
industri, baik untuk pekerja
industri, maupun kegiatan
industri itu sendiri.
3. Perumahan berkembang secara
sporadis dikhawatirkan akan
merambah kawasan resapan air
dan mulai terjadinya Urban
Sprawl
13
PROFIL KAWASAN
MAMMINASATA Kondisi &
Isu Eksisting
Sekolah Maritim Takalar
Kawasan maritim Takalar merupakan kawasan yang berpotensi besar dalam sektor
produksi rumput laut (peringkat 4 expor dunia) sehingga dibutuhkan sarana pendukung
dalam pengembangan industri kemaritiman. Sekolah maritim Takalar merupakan kawasan
strategis yang dapat dikembangkan.Sekolah Maritim Takalar diharapkan akan menjadi
Centre of Excellence SDM Kemaritiman di wilayah Indonesia Timur. Desain kawasan
pendidikan yang mencirikan suasana dan semangat kemaritiman, yang juga menjadi
salah satu landmark maritim Kabupaten Takalar. Desain bangunan yang menerapkan
analogi bentuk kapal laut, memperkuat karakter kawasan sekolah maritim. Sebuah
sekolah maritim dengan fasilitas pendidikan maritim yang lengkap, baik pendukung
kegiatan belajar, laboratorium maupun praktek maritim, yang dilengkapi sarana
pendukung termasuk fasilitas olah raga (in door & out door) dan dermaga sebagai sarana
praktek kepelautan

Sekolah Maritim Takalar menerapkan o Konsep massa majemuk, bangunan-


konsep GREEN CAMPUS: bangunan diletakan menyebar
o penataan ruang terbuka hijau dan dengan KDB maksimum 40% dan
vegetasi membentuk sabuk hijau KLB maksimum 4 lantai, sebagai
pendekatan desain terhadap kondisi
bagi tapak dan kenyamanan iklim
alamiah tepi pantai
mikro kawasan
o Tata massa bangunan yang
o bangunan dan infrastruktur yang memanfaatkan potensi view ke arah
ramah lingkungan dan hemat pantai laut Selat Makassar
energi o Pola sirkulasi mengelilingi kampus,
dengan kantung-kantung parkir

14
Profil Kawasan
PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK DI COI
Pengembangan Kawasan Centerpoint of Indonesia (COI) diprioritas dengan beberapa pertimbangan:
 COI merupakan ikon Makassar, Mamminasata, Sulawesi Selatan, dan Indonesia Timur
 Kehadiran COI sebagai bagian dari pengembangan waterfront Kota Makassar dan Mamminasata yang
memperkuat jatidiri sebagai Kawasan Bahari/ Maritim.
 COI akan menjadi income generating bagi Kota Makassar dan Kawasan Mamminasata, .. an ​investment
or ​business ​activity that makes ​money .. Menciptakan peluang investasi
 Sebagai solusi kebutuhan ruang, semakin terbatasnya lahan di Kota Makassar.
 Kehadiran COI berkontribusi terhadap persoalan lingkungan kota Makassar, yaitu menjadi solusi
mengelola sedimentasi Sungai Jeneberang.
 Memiliki legitimasi dan sebagai implementasi Perpres RTR Kawasan Mamminasata

Pra DED pada Area Publik,


yaitu :
1) Kawasan Perkantoran
Pemerintahan
2) Taman Kota

15
Profil Kawasan
Tod Belawan Lama, Medan
MEDAN

Lokasi
Belawan
Lama

DERMAGA BELAWAN LAMA

Konsep Perpindahan Moda Transportasi pada bangunan TOD :


1. Perpindahan moda transportasi dari pelabuhan ke kereta api dan terminal,
begitu sebaliknya
2. Perubahan kegiatan pengguna bangunan dari moda transportasi kemudian
beristirahat / menginap di hotel transit
3. Kegiatan bersama di ruang publik (mal) yang terdapat pada bangunan TOD
4. Pegerakan pejalan kaki dari moda transportasi publik seperti
terminal,pelabuhan, stasiun kereta api ke area segmen komersil dari bangunan
TOD
5. Pemanfaatan gedung parkir pada bangunan TOD STASIUN KERETA API BELAWAN 16
MEDAN
Kondisi & Isu Strategis
Belawan, Medan

• Fungsi utama kawasan adalah permukiman


• Penggunaan lahan sebagian ilegal terutama yang di pinggiran
sungai (sempadan sungai)
• Tingkat kepadatan sangat tinggi > 150 unit/Ha
• Tata masa bangunan tidak teratur
• Bangunan non permanen sebanyak 61%, semi permanen
11%, dan permanen sebanyak 28%.
• Kondisi jalan lingkungan sebagian besar rusak dengan lebar
Kawasan Kumuh jalan sebesar 3-4 meter
Belawan • Sebagian penduduk masih belum terlayani jaringan perpipaan
oleh PDAM
• Sebanyak 80% rumah tangga belum memiliki septicktank
• Sampah dibuang langsung ke pantai

• Lokasi Kelurahan Bagan Deli (Lingkungan IV, VIII,


X, dan XIV
• Luas ± 7,43 ha
• Jumlah rumah : 379 unit & Jumlah Penduduk :
1.516 jiwa
• Tipologi Kumuh : Pinggiran Pantai dan daerah rawa
• Status tanah : 50% merupakan lahan bukan hak
milik
17
Kawasan Kumuh Belawan
PROFIL KAWASAN
NCICD
Museum Bahari Jakarta Utara
Kondisi Eksisting
• Fungsi utama kawasan adalah kawasn heritage
museum bahari
• Penggunaan lahan ilegal disepanjang jalur
sungai
• Kerusakan konstruksi bangunan
• Dibutuhkan revitalisasi dan redevelopment
kawasan sejarah

PERMASALAHAN
• Banjir akibat air pasang dan peil tanah lebih rendah
daripada peil air laut
• Kerusakan konstruksi bangunan
• Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
• Tekanan arus lalu lintas berat di sekitar bangunan
• Sistem utilitas lingkungan yang belum memadai
• Rendahnya linkage dengan lingkungan kota tua 18
Kawasan Museum Bahari Jakarta
Kondisi & Isu Strategis
Kawasan Rusunawa Rorotan
Kali Baru Jakarta Utara - Ncicd

Salah satu upaya untuk


memberikan lingkungan
hunian yang layak dan
mendaur ulang ruang
kota menjadi kawasan
yang lebih bernilai
Kawasan permukiman kumuh di Kalibaru Kecamatan Cilincing memiliki luas ekonomi adalah melakukan
kurang lebih 100 ha. kondisi saat ini kawasan ini merupakan kawasan relokasi penduduk kawasan
perumahan padat yang mana didalam rencana detail tata ruang DKI Jakarta kumuh kalibaru ke rusunawa
kawasan ini akan di kembangkan sebagai kawasan dengan peruntukan industri rorotan
19
Perhitungan Daya Tampung
Kawasan Rusunawa Rorotan
Kali Baru Jakarta Utara - Ncicd

Relokasi perumahan ke ruwunawa Rorotan yang berjarak kurang lebih


8 km kearah timur dari permukiman Kalibaru.
Kawasan ini terletak di tepi banjir kanal timur dengan luas kurang lebih
31 ha. Dalam RDTR Kec Cilincing masuk dalam Blok 04 kelurahan
Marunda dengan peruntukan Rumah susun KDB 50 % dan KLB 4
perhitungan :
• Luas blok yang akan di kembangkan kurang lebih 31 ha
• Luas satu unit tempat tinggal 36 m 2
• Luas tapak 1 blok bangunan rusun kurang lebih 1000 m2 (satu
lantai menampung 20 unit = 720 m2 sirkulasi & servis 250 m 2
• Apabila KDB 50 % maka dalam satu hektar akan menapung 5 blok
unit rumah susun (mempertimbangkan jarak antar bangunan dan
kecukupan RTH dalam satu hektar akan di kembangkan 2 blok dan
fasos fasum di kembangkan diantara dua bangunan
• Apabila KLB = 4 maka ketinggian 1 blok bangunan rumah susun 31 Ha
adalah 8 lantai.
• ketinggian 8 lantai maka 1 blok rumah susun akan menampung KDB 50 %
160 KK dan dalam 1 hektar (atau 2 blok rumah susun / satu hektar KLB 4
) maka akan menampung 320 KK atau kurang lebih 1.600 jiwa)
• Luas ruang terbuka hijau komunal yang akan di kembangkan 2 ha
• Luas lahan untuk jalan dan sarana lainnya adalah 3 ha (panjang
jalan 1500 lebar 20 m)
• Luas lahan untuk bangunan rusun adalah 25 ha atau akan
menampung kurang lebih 40 blok rumah susun (20 twin blok) atau
6.400 unit atau sekitar 32.000 jiwa

20
PROFIL KAWASAN
SARBAGITA
Kawasan Kuta
Kondisi Pengembangan Tata Parkir
Kuta
Isu Strategis:
• Pusat kegiatan pariwisata Kuta
• Terjadi kemacetan pada
beberapa ruas jalan
• Perlu penataan kawasan untuk
meningkatkan kualitas ruang
dan vitalitas kawasan sebagai
pusat kegiatan pariwisata

EKSISTING :
LUAS KAWASAN : 283 HA
KDB : <40%
Intensitas 11-20 BANGUNAN / HA

21
KONDISI & ISU STRATEGIS
KAWASAN UBUD
Isu Strategis:
• Pusat kegiatan pariwisata ubud
• Kenyamanan aktivitas pariwisata
terganggu oleh percampuran
pemanfaatan ruang (area
pedestrian, lahan parkir dan
aktivitas lainnya)
• Perlu penataan kawasan untuk
meningkatkan kualitas ruang dan
vitalitas kawasan sebagai pusat
kegiatan pariwisata

22
PROFIL KAWASAN
YOGYAKARTA – Kampus UGM 1.
BANTARAN SUNGAI
Buangan limbah rumah tangga/industri

Kondisi & Isu Eksisting rumah tangga ke sungai, timbunan


sampah di sempadan sungai.
2. Adanya “TPA” liar di sempadan sungai
KAWASAN berdampak pada aspek kimiawi dan
KAMPUS UGM fisik, karena secara kimiawi lindi yang
1. Ekologi Sungai, sungai berubah menjadi dihasilkan akan mencemari sungai.
saluran/selokan bertalud - menurunnya 3. Kawasan sempadan sungai yang
biodiversity; merupakan kawasan lindung berubah
2. Banjir, Disebabkan meningkatnya run off fungsi menjadi kawasan permukiman
dan berkurangnya kapasitas sungai padat.
3. Ketersediaan Air Bersih Kurang Memadai
4. Terjadi pendangkalan dan penyempitan
4. Tingginya volume lalu lintas di Jl.
badan sungai pada beberapa titik yang
Kaliurang
disebabkan material lahar dingin dari
5. Jumlah Mahasiswa sekitar 57.000
Gunung Merapi.
mahasiswa dari 18 Fakultas dan 2
Sekolah tidak didukung fasilitas tempat 5. Sungai Code merupakan media aliran
tinggal (asrama) lahar Gunung Merapi sehingga perlu
6. Pengembangan Kampus UGM sebagai adanya pengendalian kawasan
Green Campus permukiman padat di sepanjang
bantaran sungai.
6. Terjadi luapan air sungai ke kawasan
permukiman penduduk ketika intensitas
hujan tinggi.
7. Pencemaran air sungai yang disebabkan
UGM kebiasaan penduduk sekitar
memanfaatkan sungai sebagai tempat
pembuangan akhir.

KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH


1. Permukiman kumuh terdapat di
sepanjang bantaran Sungai Winongo, KOTAGEDE
Sungai Code, dan Sungai Gadjah Wong
2. Permasalahan yang umum terjadi di
permukiman kumuh terdiri dari
pelayanan air minum, air limbah, dan
jaringan drainase yang belum merata. KOTA GEDE
3. Selain itu, kesadaran masyarakat 1. Pedagang kaki lima (PKL) di luar gedung
terhadap pola hidup bersih dan sehat Pasar Gede menimbulkan kesan
juga masih kurang, sehingga turut serta semrawut dan mengakibatkan
menyebabkan terjadinya kekumuhan. kemacetan lalu lintas.

BANTARAN SUNGAI 2. Kepasitas lahan parkir terbatas

23
Kondisi Eksisting
Rumah Susun Sungai Winongo
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN - TEGALREJO
SUNGAI WINONGO

LOKASI SITE

KESEPAKATAN BERSAMA:
MASYARAKAT YANG TINGGAL DI
KAMPUNG TEGALREJO SAMA-
SAMA DIRELOKASIKAN DI
KAMPUNG PRINGGOKUSUMAN
KARENA TANAH TERSEBUT
MASIH DIBAWAH KEPEMILIKAN
KERATON ATAU SULTAN
GROUND

Sumber: Ketua Kelompok Masyarakat


Sungai Winongo

24
Kondisi & Isu Eksisting
Pembangunan Rumah Susun - Sungai Code

Visualisasi Lapangan Rencana


Lokasi Rusunawa Gang Temulawak
(Lahan Pemerintah Provinsi DIY)

Fak. Teknik
UGM

RSUP
Dr. Sardjito

Visualisasi Lapangan
Rencana Lokasi Rusunawa Gemawang 25
(Lahan Pemerintah Provinsi DIY)
BIDANG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KOTA KECIL DAN PEDESAAN

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 26
ISU AKTUAL DAN UPAYA PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN
KAWASAN PERDESAAN

Aktivitas Utama Pertanian

TANAMAN PANGAN HOLTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN

MENURUNNYA ASPEK KEBERLANJUTAN DI KAWASAN PERDESAAN

ASPEK EKONOMI ASPEK SOSIAIL BUDAYA ASPEK LINGKUNGAN/FISIK


 Rencahnya Daya Saing Komoditas Pertanian  Tingginya Migrasi Penduduk dari Desa ke Kota  Banyaknya Alih Fungsi Lahan Pertanian di
(Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas)  Semakin Berkurangnya Jumlah Petani dan Nelayan Perdesaan
 Belum Berkembangnya Industri Pertanian Pada Karena Kurangnya Apresiasi terhadap Peran Petani  Belum Memadainya Infrastruktur di Kawasan
Kawasan-Kawasan Perdesaan dan Nelayan Perdesaan yang Dapat Menunjang Peningkatan
 Terjadinya Pengurasan Sumberdaya Alam di Wilayah ProduksiPertanian, Pengolahan Hasil, dan
Perdesaan Pemasaran Hasil
 Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah  Kerusakan Lingkungan Akibat Bencana Alam
Perdesaan

Pengolahan Hasil
Peningkatan Produksi Pertanian Aksesbilitas Pemasaran Hasil
untuk Memperoleh Nilai Tambah

Upaya Pengembangan 2015

Penyusunan Masterplan Kawasan Perdesaan Strategis Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan


(Agropolitan, Minapolitan, Agrotechnopark) Kawasan Periurban Kota Terpadu Mandiri (KTM)
20 Kawasan 5 Kawasan 7 Kawasan
Skematik Distribusi Sistem dan Usaha Agribisnis di Kawasan Perdesaan

On-farm Production
Desa
Tertinggal
Desa Desa
Tertinggal Tertinggal

Desa Bandara
Berkembang Agro Marketing

Agro Processing

Kota
Desa Kota Kota
Besar/ Pelabuhan
Mandiri Kecil Sedang
Metro

PKL
PKW PKN

Desa
Berkembang Terminal Argo

Desa Desa
Tertinggal Desa Tertinggal
Tertinggal

Kawasan Perdesaan Urban


Kawasan Area
Perkotaan Pasar Global/ Ekspor
Profil Kawasan
PERIURBAN LEMBANG
• Merupakan kawasan resapan air
• Merupakan hulu sungai yang mengalir ke Kota
Bandung
• Merupakan salah satu penyebab banjir di Kota
Bandung
• Merupakan sumber air baku PDAM Kota
Bandung
• Merupakan pemasok hasil pertanian
hortikultura dan susu sapi
• Merupakan kawasan wisata Pola aliran sungai di Lembang
• Kondisinya kritis karena pesatnya
perkembangan lahan terbangun.
• Menghadapi tekanan ekspansi permukiman
kelas atas, rumah peristirahatan dan tempat
wisata buatan

Desa Cibodas, Sunten Jaya, Cikidang, Wangunharja


Ketinggian 862,5 – 2087,5 mdpl (dataran tinggi)
Delineasi
Morfologi Dataran tinggi berbukit di sebelah Kawasan
utara dan berbukit datar di sebelah
barat
Luas 3.893 Ha
Penduduk 34.927 jiwa, LPP: ±0,021%. “Pemilihan lokasi di Lembang berdasarkan pada pola aliran sungai
Aktivitas Pertanian hortikultura, peternakan sapi perah, yang langsung mengalir ke Sungai Cikapundung”. Meliputi Desa
Ekonomi pariwisata Cikidang, Desa Wangunharja, Desa Suntenjaya, Desa Cibodas
29
Profil Kawasan
PERIURBAN PLERET
YOGYAKARTA
• Merupakan wilayah Kerajaan Mataram Islam
• Merupakan kawasan cagar budaya dan destinasi pariwisata petilasan Keraton
Mataram Islam
• Merupakan pemasok hasil ternak sapi terbesar kedua bagi Kota Yogyakarta
• Berbatasan langsung dengan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY)
• Menjadi arah penjalaran Perkotaan Yogyakarta
• Menghubungkan Kota Jogja – Pantai Parangtritis
• Merupakan kawasan lindung (RTRW Kab Bantul) untuk Desa Wonolelo TEMPEL

KAB. SLEMAN

DESA Wonokromo, Pleret, Bawuran dan Segoroyoso


KETINGGIAN 0 – 40 mdpl KOTA
MORFOLOGI Perbukitan dan Dataran JOGJA
LUAS 1.883,4 Ha
Jumlah Penduduk 14.201 Jiwa, LPP 2,5 % PLERET
KEPENDUDUKAN
AKTIVITAS Padi, palawija, ternak sapi, dan perikanan KAB. BANTUL
EKONOMI Pertanian Lahan Basah, Peternakan dan
Perikanan

30
• Memiliki peranan sebagai penyedia
Profil Kawasan sumber air minum bagi Kota Malang dan
kawasan sekitar Tumpang
PERIURBAN TUMPANG • Memiliki peranan sebagai penyangga
pangan Kota Inti dengan adanya Lahan
Irigasi Teknis Produktif dan Komoditas
DESA Desa Tumpang, Jeru, Malangsuko, Tulusbesar, Indikasi Geografis Beras Tumpang
Pulungdowo, Bokor, Wringinsongo, Slamet,
Pandanajeng, dan sebagian desa Ngingit • Memiliki peranan sebagai Pusat Pelayanan
Sosial Ekonomi bagi kawasan Rural
KETINGGIAN 582-1220 mdpl sekitarnya
• Memiliki peranan sebagai kawasan
MORFOLOGI Perbukitan dan dataran
penyangga bagi kawasan Agropolitan dan
KEPENDUDUKAN Jumlah Penduduk Kecamatan : 74.414 Jiwa,
AgroEkowisata Ponco Wismo Jatu
Jumlah Penduduk Delineasi 10 desa : 51.887 jiwa, • Memiliki potensi Tekanan Pengembangan
LPP : 0,45% Perkotaan disebabkan adanya rencana
jalan tol, kegiatan pelayanan perkotaan
AKTIVITAS Pertanian Palawija, Hortikultura Sayuran, Lahan dan transit wisata
EKONOMI Kering (Tebu, Jeruk, Apel), Perdagangan dan Jasa
(Koridor Jl. Raya Malang-Tumpang)

31
1. Berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Profil Kawasan 2. Termasuk pada Kawasan Perkotaan Tabanan
(Nyambu-Tabanan)

PERIURBAN KEDIRI 3. Merupakan Lumbung Padi bagi Pulau Bali


4. Merupakan Kawasan Pertanian Lahan Basah (Padi)
5. Memiliki Potensi Wisata
“Pemilihan lokasi di Kediri 6. Merupakan KSP KDTWK Tanah Lot
berdasarkan pada potensi sawah 7. Merupakan Kawasan Radius Kesucian Pura Dang
irigasi dalam mempertahankan Kahyangan
8. Merupakan Kawasan Konservasi Kawasan Suci Pantai
produksi pangan sebagai Lumbung Tanah Lot
Padi bagi Pulau Bali, dan landscape 9. Merupakan KSK Perlindungan Kawasan Pesisir dan
pertanian dan hutan yang masih Laut

asri dan terjaga.”

DESA Abiantuwung, Nyambu, Kaba-kaba, dan


Buwit
LUAS 1.485 Hektar

MORFOLOGI Dataran
KETINGGIAN 0-123 M.dpl
PENDUDUK Jml Penduduk Kecamatan : 78.013
Jiwa,
Jml Penduduk Delineasi 4 desa :
23.072 jiwa, Kepadatan : 15 Jiwa/Ha,
LPP : 2,70%

AKTIVITAS Pertanian Pangan/Sawah Irigasi


EKONOMI (Padi), Permukiman, Villa, Pariwisata,
Industri (Desa Nyambu : Jl. Kabupaten
Ahmadyani), Perdagangan dan Jasa
(Desa Abiantuwung : Koridor Jl.
Provinsi Denpasar-Gilimanuk) 32
“Pemilihan lokasi di
DESA Manukaya, dan Tampaksiring
Tampak Siring
Profil Kawasan
LUAS 3.364 Hektar berdasarkan pada
MORFOLOGI Dataran, dan Perbukitan
Potensi Konservasi Air PERIURBAN
(Kawasan Resapan Air),
KETINGGIAN 250-750 M.dpl Kawasan Hulu,
Landscape Pertanian
TAMPAKSIRING
PENDUDUK Jml Penduduk Kecamatan : 46.950 Jiwa,
Jml Penduduk Delineasi 4 desa : 22.336
dan Perbukitan yang
masih asri dan terjaga.” GIANYAR
jiwa, Kepadatan : 10 Jiwa/Ha, LPP : 0,96%

AKTIVITAS Pertanian Pangan/Sawah Irigasi (Padi),


EKONOMI Lahan Kering (Pertanian Holtikultura),
Permukiman, Pariwisata, dan
Perdagangan dan Jasa.

1. Merupakan KSP Kawasan Radius Kesucian Pura


Pusering Jagat
2. Merupakan KSP Warisan Budaya DAS Tukad
Pakerisan
3. Merupakan KSK Pusat Konservasi Budaya Pejeng
4. Merupakan KSP Resapan Air Perbukitan
5. Merupakan KSK Pura Dang Kahyangan
6. Merupakan Kawasan Pertanian Lahan Basah
7. Merupakan Kawasan Suci Mata Air Tirta Empul
8. Merupakan IPA Petanu 33
BIDANG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KOTA BESAR DAN KOTA BARU

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 34
PROFIL KAWASAN KEBUTUHAN FASILITAS DAN SARANA
ANJUNGAN CERDAS

ANJUNGAN CERDAS 1. FASILITAS DAN SARANA


a. Parkir 100 unit : 5.000 m2
1) 50 truk
PADA KWS PERKOTAAN SURAMADU 2) 50 mobil penumpang
b. Rest Room: 200 - 400 m2
Kabupaten Bangkalan 1) Toilet
Pengembangan 1 2) Tempat Ibadah
2 Kabupaten Sampang c. Pasar/Tempat Penjualan Produk LokaL: 200 - 400 m2
potensi lokal Kabupaten Pamekasan
d. Pusat Pengolahan/ Pelatihan : 200 - 400 m2
3 e. Restaurant/ Pusat Kuliner : 200 - 300 m2 ( 70 – 100
Pulau Madura 4 Kabupaten Sumenep f.
kursi )
Fas Umum/ Kesehatan : 50 - 100 m2
g. Meeting Room/ Ruang Pertemuan : 50 - 100 m2
h. Pameran/Pusat Informasi/Museum: 300 - 1.000 m2
i. Rumah Kaca/ Green Farm : 5.000 -10.000 m2
Garam Total Luas : 13.000 m2
2. LUASAN LAHAN
Berdasarkan perhitungan kebutuhan Fasilitas Sarana, dan
mempertimbangkan Faktor RTH, maka Luasan lahan yang
dibutuhkan ~ 20.000 – 30.000 m2 ( 2 – 3 HA)
Tembakau

Batik

Buah &
Sayuran Simpang
Jl. Suramadu-Jl. Raya Poter

Kab Bangkalan

Anjungan Cerdas Jl. Suramadu


Lokasi Anjungan Cerdas
Kota Gresik Jembatan Suramadu
Jalan Tol Suramadu 35
Sisi Pulau Madura
PROFIL
ECODISTRICT

SINGKAWANG

METRO SEMARANG

BANDUNG
WONOSOBO
KAB. JOMBANG ”
PURBALINGGA
MATARAM KRITERIA PEMILIHAN KWS PRIORITAS
YOGYAKARTA
Wilayah dan konteks lokal Kepadatan
PESERTA ECODISTRICT
Suasana dan ruang publik Mobilitas dan aksesibilitas

Air Kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang

Program Ecodistrict bertujuan untuk mendorong Kesehatan Integrasi dan kesadaran Bencana alam
terwujudnya kota hijau melalui peningkatan kualitas dan
kuantitas ruang terbuka hijau yang sesuai dengan Limbah Daya tarik kawasan dan dinamika ekonomi
karakteristik kota dalam rangka implementasi RTRW
Kabupaten/Kota serta meningkatkan kerjasama antara Energi dan iklim Heritage, landscape, dan identity
Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Perancis.
Fungsi sosial dan keberagaman Aspek ekonomi proyek

Bahan dan peralatan Ekosistem dan keanekaragaman hayati 36


Jl. Moch
Jl. Saleh
Rustan
Sungkar

TBBM
Pertamina

• Bangunan-bangunan heritage kurang terawat


• Kurangnya penataan ruang publik di area bekas
pelabuhan,
• berada dekat TBBM Pertamina  tinggi risiko
kebakaran dan pencemaran laut dan sungai
Jl. Arya Banjar • Kurangnya kebersihan lingkungan akibat
Getas Jl. Niaga kendaraan tradisional Cidomo (Kuda)
• Meredupnya aktivitas sejak pelabuhan dan pusat
pemerintahan berpindah ke Cakranegara
• Banyak bangunan terbengkalai pada area
KONDISI & ISU STRATEGIS komersial
KOTA TUA AMPENAN, • PKL yang tidak tertata
• Pengolahan sampah belum memadai
MATARAM • Tidak terdapat pedestrian ways pada beberapa
ruas jalan lingkungan 37
• Permukiman kumuh disepanjang
bantaran Sungai Cikapundung
• Beberapa rumah tidak bersertifikat
kepemilikan
• Kurangnya sarana pengumpulan sampah
sehingga masyarakat membuang sampah
di bawah jalan layang pasupati
• Fasilitas penyediaan air bersih belum
memadai
• Tercemarnya Sungai Cikapundung akibat
limbah rumah tangga penduduk
Jl. Taman sekitarnya
Sari
Jl. Cihampelas

Kws Prioritas
Tamansari,
Jl. Prof. Cikapundung
Eyckman

Jl. Taman
Sari
Jl. Layang Pasupati

KONDISI & ISU STRATEGIS


TAMANSARI, BANDUNG
38
Kondisi & Isu Strategis
GANO LAMDINGIN, BANDA ACEH

BANDA ACEH
1

Monumen Tsunami:Bukti
Kebencanaan di Kuta Alam

GANO LAMDINGIN, KEC. KUTA ALAM

• Luas kws prioritas: … Ha


• RTH dalam kota masih sangat terbatas
KUTA ALAM • Belum adanya infrastruktur kebencanaan
• Bagian utara dengan risiko tsunami telah
dialokasikan untuk hutan bakau dan kegiatan
intensitas rendah
MEURAKSA • Kawasan kumuh di Kuta Alam yang berisiko
terpapar berada pada sekitar sungai

39
Kondisi & Isu Strategis
NGUPASAN, YOGYAKARTA

2
• Luas kws prioritas: … Ha YOGYAKARTA
• Kawasan kumuh di sepanjang bantaran sungai
code yang rawan terkena dampak banjir lahar
dingin
• Permasalahan Sanitasi, pembuangan air GUNUNG MERAPI
limbah, penyediaan air bersih, bahaya
kebakaran, kualitas rumah tidak layak huni,
• RTH terbatas
ALIRAN LAHAR DINGIN

SUNGAI CODE

NGUPASAN
40
PROFIL KAWASAN
KANAL BANJIR TIMUR

Zona Utara : ± 7 km
Kanal dan Koridor
2 Area Polder Cakung –
Jakarta Utara
Rincian Lahan:
• Kanal (Profil Basah) 1.750.500 m2 Lokasi Kecamatan : Cakung
Area Peruntukan Hijau
• Jalan Raya (Koridor) 1.516.404 m2
Terpilih Umum
Luas lahan = +/- 8 ha.
Kanal Kondisi lahan masih berupa
• Panjang : 23,5 Km lahan kosong
• Pengerukan : ± 1,4 juta m3 tanah
• Lebar : 100 – 300 m 1
Area Jl. Raden Inten –
• Kedalaman : 3 – 7 m
Jakarta Timur
Kelurahan : Malaka
Daerah Tangkapan Air

Zona Tengah: ± 8 km
Kecamatan : Duren Sawit
• Luas : Sekitar 207 km persegi atau Area RTH di Jl. Raden Inten 2
20.700 ha Luas lahan = +/- 1 ha.
• Daya Tampung : 390 m3/detik Kondisi lahan masih ditempati
bangunan2 semi permanen.
Keyplan Peta Jakarta - KBT

1
Sumber : BBWSCC
Zona Selatan : ± 8,5 km 41
Profil Kawasan
1 area Jl. Raden Inten – Jakarta Timur

Simpang Raden Inten (Mc. Donnald’s)

Jalan Inspeksi KBT dan


RTH CSR United Tractor

Universitas Darma Persada

Jembatan Raden Inten - KBT

Potensi :
• Mengakomodir Kebutuhan
Masyarakat
• Mengakomodir Kegiatan
Sosial & Budaya
• Dekat dengan area
Simpang Jl. Raden Inten – Permukiman dan Komersil
Taman Malaka Selatan • Fungsi Ekologis, mikro
klimat,dan resapan
1 42
Profil Kawasan
2 area Polder Cakung -
Jakarta Utara
2

Jembatan Rorotan sumber : RDTR Prov. DKI Jakarta

Waterpark Transera

Polder Cakung - KBT

Batching Plant – Semen Merah Putih

Potensi :
• Mengakomodir Kebutuhan
Jalan Inspeksi KBT Masyarakat
dan Sedimen Trap • Mengakomodir Kegiatan
Sosial & Budaya
• Dekat dengan area
Permukiman dan Komersil
• Fungsi Ekologis, mikro
Kawasan Pergudangan Perumahan klimat,dan resapan 43
Sentra Niaga - Bekasi Harapan Indah - Bekasi 43
DKI JAKARTA Ancol

Ke arah
Tanjung Priok
Sebagian aset tanah di kawasan Tingginya kepadatan bangunan
Kemayoran yang dikelola PPKK dan kurangnya daerah resapan
Ke arah Bandara (Pengelola Pengembangan menyebabkan Kawasan
Kawasan Kemayoran) diduduki
Soekarno Hatta Kemayoran rawan tergenang
warga dan menjadi kawasan
banjir
kumuh.

Terdapat wisma atlet yang


pembangunannya terbengkalai
(potensial untuk dikembangkan
sbg rusun
Rusun eksisting @5 lantai milik
Perumnas :
Ke arah Senen • Rusun Apron,
• Rusun Boeing
• Rusun Conver, dan
Kondisi & Isu Strategis Halte Busway Monas-PRJ
• Rusun Dakota
dapat diremajakan menjadi
KOTA BARU KEMAYORAN (terminus) tidak melayani
seluruh kawasan
rusun ketinggian maksimum
44
PROFIL KAWASAN
Kondisi & Isu Eksisting PERKOTAAN PEKANBARU
Post Oil
City

 Ekonomi 8%/th
 Penduduk 4%/th
 Industri 3,82%/th
 Proyeksi penduduk
perkotaan Prov. Riau th
2020  66,9%
 Resources based city:
Migas, Karet, Sawit, Kertas.

Post Oil City

MICE &
MICE &
Riverfront
City

 Perekonomian sektor jasa;


 Hubungan Regional (Jalan tol & Lingkar
sebagai backbone);
 Menyediakan Infrastruktur pendukung
MICE: Jalan, Air Bersih, Drainase,
Permukiman, Persampahan, Pengolahan Kawasan Kumuh Titik Genangan & Kemacatan Lalu
Limbah, Energi, Telekomunikasi; Perkotaan Lokasi Banjir Lintas
 Pengembangan Riverfront City. Sumber : SK Walikota Sumber : Master Plan Drainase Sumber: Kajian
No. 189 Tahun 2014 Kota Pekanbaru, 2013 Transportasi PON XVIII.
45
2
Profil Kawasan Prioritas I
1
PERKOTAAN PEKANBARU
2

3
3 2 1

Luas 284 ha
4

Eksisting

Public Penataan
Space/RTH Permukiman
Rumah
Susun
Mengembalikan Kawasan
Komersil
fungsi sungai Siak dan Menciptakan kawasan
pesisirnya menjadi prioritas menjadi
kawasan publik dan kawasan wisata budaya
sistem tata air kota. dan wisata belanja
terpadu.

Menciptakan kawasan prioritas menjadi Penertiban GSS


Dermaga
Kawasan
Wisata
kawasan permukiman yang layak huni dari aspek Rencana Kran Umum
Pintu Air
Budaya

lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Stasiun Pompa Banjir 46


Profil Kawasan Prioritas II
PERKOTAAN PEKANBARU
Pengelolaan Penertiban GSS
Menciptakan Air Bersih Dermaga
kawasan prioritas Pintu Air
Stasiun Pompa Banjir
menjadi kawasan
permukiman yang 2 Rumah
Susun
layak huni dari
4
aspek lingkungan,
sosial budaya dan
ekonomi. Public
Kawasan Space/RTH
Cagar
3 Budaya
Mengembalikan
fungsi sungai Siak Luas 254 ha
1
dan pesisirnya
menjadi kawasan
Penataan
publik dan sistem Permukiman
tata air kota.
Eksisting Rencana

1 2 3 4

47
PROFIL KAWASAN
PERKOTAAN BARU SEI MANGKEI
Kondisi saluran drainase masih
Kondisi jalan eksisting masih terdapat ada yang tertimbun sampah
jalan rusak, berlubang, dan dan pasir, serta masih ada
tergenang air. beberapa ruas jalan tidak
dilengkapi saluran darinase.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang Akses jalan menuju TPS masih
ada belum termanfaatkan berupa perkerasan tanah
secara maksimal dan masih sehingga menyulitkan kendaraan
berupa RTH Pasif Truk Sampah dalam mobilisasi
sampah.
Tebingtinggi

Kawasan Ekonomi Khusus


(KEK) Sei Mangkei. Luas
lahan 1933,80 Ha.
Lima
Berfungsi sebagai industri
Puluh
sawit dan karet. Konsep Sei
Serbelawan
hilirisasi Mangkei

Kawasan
Prioritas
Perkotaan Baru
Sei Mangkei
Luas Wilayah Kawasan Kota Baru Sei
548 Ha. Mangkei berada di
Kabupaten Simalungun
Kawasan kota perdagangan. (Kecamatan Bosar Maligas,
Luas lahan 3.084,24 Ha Berfungsi dan Kecamatan Bandar,
Luas: 5.566,04
sebagai komersial. Konsep dan Sebagian Kecil Desa di
Ha. (Termasuk
pengembangan yaitu Urban Huta Bayu Raja)
Kawasan Industri
Redevelopment 48
Sei Mangkei:
1933,80 Ha).
PROFIL KAWASAN
KOTA BARU SOFIFI
Luas Wilayah Kota Sofifi:
424 km²
Salah satu dari:
Kecamatan Oba Utara

Jumlah Penduduk:
15.718 Jiwa

Pengembangan Kawasan Kota Baru


Sofifi melingkup cakupan BWK 2, di
mana pusat kota dan pemerintahan
terletak. BWK 2 terdapat 6 blok, yaitu Potensi:
blok 1 hingga blok 6. Pengembangan
Maritim dan Agroindustri
Kawasan BWK 2 terdiri dari 2 jenis
komponen fungsi kawasan, yaitu Fungsi lain selain pemerintahan
pemerintahan dan permukiman warga. adalah diperuntukan sebagai Maritim : Letak Strategis dan
Pada fungsi pemerintahan, semua dinas kawasan permukiman. Kawasan Keindahan laut
dan kantor daerah berpusat pada ini terletak dekat dengan garis
kawasan ini. pantai Kota Sofifi, sehingga cukup
dekat dengan tempat Agroindustri : Pertanian dan
bermatapencaharian bagi warga-
Perkebunan
warga yang menetap, dan dekat
dengan pusat komersial dan 49
layanan transportasi.
PROFIL KAWASAN
Isu dan Konteks KOTA BARU TANJUNG SELOR
Kawasan Prioritas Tanjung Palas
Kawasan Delta Kayan Food Estate
• Tanjung Selor dengan fungsi PKW harus dapat
Rencana
Pelabuhan
Barang Pesawan bersinergi dengan Tarakan sebagai PKN
Kota
• Tanjung Selor diharapkan mampu menjadi
Kawasan Prioritas
Tanjung Palas Tanjung Selor pendorong perekonomian kawasan perbatasan
• Integrasi transportasi antara Tanjung Selor dengan
PKSN, PKW dan PKN
Dermaga sebagai
KOTA BARU TANJUNG SELOR sarana transportasi
Rencana Pusat Luas: 12,331.82 ha pendukung
Pemerintahan Provinsi POPULASI 2035: 300.000 jiwa aksesibilitas
Kalimantan Utara

Multi Funtion Capital City


- Pusat Pelayanan Pemerintahan
- Pusat Pelayanan Agroindustri
Rumah tradisional ciri
arsitektur lokal Suku Tidung
Ke Kota Tarakan Kota Tanjung Palas
Ke Tideng Pale (Ibukota
Puat Perdagangan
Kab. Tanah Tidung)
dan Jasa
dan Minau (Ibukota Peninggalan kerajaan Bulungan
Kab. Malinau) sebagai obyek wisata unggulan
Kabupaten Bulungan
Kota Kota
Tanjung Palas Tanjung Selor Tanjung Selor
• Pusat • Pusat
pelayanan pelayanan
Kecamatan Pemerintahan Tanjung Palas
• Calon Pusat Provinsi
Pemerintahan • Pusat
Kabupaten pelayanan
utama Intake bagi penyediaan air minum
Kota Kabupaten Kota Tanjung Palas dan Tanjung
Mandiri Jelarai Selor dengan kapasitas 200 l/dtk
• Calon pusat
pelayanan
pemerintah
Provinsi Ke Tanjung Redeb Tanjung Palas
Tanjung Selor
Ibukota Kab. Berau
Pusat Pertambangan Batubara
Peran Kawasan Tanjung Palas
dalam Konteks Perkotaan Tanjung Selor
PROFIL KAWASAN
STASIUN BEKASI • Luas Kawasan + 21,7 Ha
• Kelurahan Marga Mulya &
Marga Jaya
• Jml Penduduk 24.914 jiwa Berdasarkan Sistem Transportasi
(Marga Mulya) & 16.114 jiwa
(Marga Jaya) Potensi Masalah
• Melayani ribuan penumpang • Kondisi pedestrian untuk
komuter tujuan Kota Jakarta mendukung sistem
Kawasan Stasiun Bekasi
• Terletak pada jalur utama KA transportasi di sekitar stasiun
Jawa (Jakarta dan Surabaya) kurang baik;
• Dilalui KA Batu Bara Rangkaian
• Area parkir kurang tersedia.
Panjang
• Feeder angkutan umum di
sekitar stasiun cukup lengkap
(feeder angkutan kota, bis kota,
taksi, ojek, dll)
Kawasan Perkantoran Berdasarkan Gambaran Kondisi Lingkungan Sekitar
Potensi Masalah
• Lahan merupakan lahan • Sebaran RTH terbilang sedikit;
campuran (permukiman, • Pedestrian memiliki kondisi
perdagangan dan jasa, yang buruk;
komersial, perkantoran dan • Sebaran permukiman
pendidikan) berkembang secara sporadis
• Sirkulasi jalan lengkap (jalan (bangunan perdagangan dan
Fasilitas Umum berupa raya utama dan jalan pendidikan).
RSUD Kota Bekasi lingkungan)
• Fasilitas parkir dan halte
tersebar
• Lokasi diantara Kecamatan Bekasi Utara
Berdasarkan Kondisi Sosial Ekonomi
Potensi Masalah
dan Kecamatan Bekasi Selatan. Stasiun • Pertumbuhan penduduk cenderung meningkat pada tahun 2012 – 2013 • Banyaknya warga pendatang yang ingin
tersebut tepatnya berada pada Kelurahan • Adanya perkembangan dalam bidang industri (industri pengolahan, mencari kerja di daerah Bekasi
Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, perdagangan, hotel, dan restoran).
Kota Bekasi Berdasarkan Benchmark Harga Properti Masalah
• Berada pada ketinggian ± 19 meter dan Potensi • Merupakan kota tujuan investasi
merupakan bagian dari Daerah Operasi I • Merupakan salah satu kota tujuan investasi properti
sehingga banyak pengembang yang
Jakarta • Bekasi merupakan tempat alternatif bagi pebisnis
berlomba-lomba membangun fasilitas.
• Memiliki harga jual dan sewa yang lebih rendah dari Kota DKI Jakarta
• Pada radius 800 meter dari titik stasiun, • Memiliki harga beli rumah terendah
Menjadikan persaingan ketat terkait
terdapat berbagai macam kegiatan yang lahan, harga sewa dan harga beli.
ada di sekitar stasiun yaitu komersil, Berdasarkan
Potensi Status Kepemilikan Lahan Masalah
permukiman, perkantoran, fasilitas • Kepemilikan lahan sebagian besar merupakan hak milik dan hak guna • Terdapat kepemilikan lahan yang belum
umum, dan RTH. bangunan yang dapat dibeli dan disewakan untuk kepentingan terdaftar (tidak diketahui
pengembangan TOD kepemilikannya)
51
PROFIL KAWASAN
STASIUN BATU CEPER
Berdasarkan Sistem Transportasi
Potensi Masalah
• Aksesibilitas yang strategis • Kondisi pedestrian untuk
dengan jalur KA ke Bandara mendukung sistem
Soekarno-Hatta (4 km) transportasi di sekitar stasiun
• Waktu yang ditempuh ke kurang baik;
Stasiun Jakarta Kota yaitu 30 –
• Area parkir kurang tersedia.
40 menit;
Kawasan Stasiun Batuceper • Feeder angkutan umum (feeder
angkutan kota, bis kota, taksi,
ojek, dan sebagainya).
Berdasarkan Gambaran Kondisi Lingkungan Sekitar
Potensi Masalah
• Penggunaan lahan sekitar • Tata bangunan di sekitar
Stasiun Batuceper merupakan stasiun kurang tertata dengan
lahan campuran yang terdiri baik.
dari permukiman, perdagangan
dan jasa, pendidikan dan
Kawasan Perumahan perkantoran
• Kepadatan bangunan
Terminal Poris Plawad permukiman di sekitar stasiun
yang masih sedang hingga
• Stasiun Batuceper (BPR) adalah stasiun rendah
kereta api yang berada di Kelurahan Poris Berdasarkan Kondisi Sosial Ekonomi
Plawad, Kecamatan Cipondoh, Kota Potensi Masalah
Tangerang • Kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang di koridor jalan utama • Zonasi lahan untuk kegiatan masyarakat
• Kondisi topografi sekitar Stasiun Batuceper menjadi sumber pendapatan masyarakat masih tidak jelas sehingga perlu
adalah datar dengan banyaknya lahan dizonasikan agar lebih tertata.
terbangun dibandingkan dengan lahan non Berdasarkan Benchmark Harga Properti Masalah
terbangun Potensi • Merupakan kota tujuan investasi
• Pada radius 800 meter , penggunaan lahan • Kota Tangerang merupakan salah satu kota tujuan investasi properti karena
sehingga banyak pengembang yang
di sekitar Stasiun Batuceper terdiri dari berada dalam lingkup wilayah Jabodetabek,
berlomba-lomba membangun fasilitas.
berbagai macam kegiatan seperti • Kota Tangerang umumnya memiliki harga jual dan sewa yang lebih rendah
Menjadikan persaingan ketat terkait
dari Kota DKI Jakarta
permukiman, perdagangan dan jasa, lahan, harga sewa dan harga beli.
pendidikan, perkantoran., Terminal Poris
Berdasarkan
Potensi Status Kepemilikan Lahan Masalah
dan Tanah Tinggi
• Kepemilikan lahan yang berada di sekitar Stasiun Batuceper sebagian besar • Terdapat kepemilikan lahan yang belum
• Stasiun Batuceper memiliki lokasi yang
merupakan hak milik dan hak guna bangunan yang dapat dibeli dan terdaftar (tidak diketahui
strategis yaitu sering dilewati kendaraan disewakan untuk kepentingan pengembangan TOD di Stasiun Batuceper kepemilikannya)
umum yang melayani penumpang baik 52
penumpang kereta api maupun komuter
PROFIL KAWASAN
STASIUN SERPONG Berdasarkan Sistem Transportasi
Potensi Masalah
• Jalur kereta api komuter yang • Kondisi pedestrian untuk
melayani hingga daerah mendukung sistem
Jabodetabek transportasi di sekitar stasiun
• Waktu yang ditempuh antara kurang baik;
Stasiun Serpong ke Stasiun
• Area parkir kurang tersedia.
Tanah Abang dan Stasiun
Serpong ke Stasiun Maja cukup
Kawasan Stasiun singkat yaitu 30 menit – 40
Serpong menit;
Berdasarkan Gambaran Kondisi Lingkungan Sekitar
Potensi Masalah
• Penggunaan lahan merupakan • RTH publik memiliki lahan
lahan campuran (permukiman, yang sedikit dibandingkan
perdagangan dan jasa, lahan yang telah terbangun;
Dinas Perhubungan, komersial, perkantoran dan • Tata bangunan permukiman
Pasar Serpong pendidikan). skala menengah hingga
Komunikasi
dan Informatika • Memiliki lokasi akses yang rendah kurang tertata dengan
strategis karena berada di Jalan baik;
Raya Serpong • Terdapat lahan pengembang
• Sepanjang jalur Jalan Raya sehingga terdapat kompetitor
Serpong berkembang kawasan dalam pengembangan TOD.
• Stasiun Serpong adalah stasiun komersil
Berdasarkan Kondisi Sosial Ekonomi
kereta api yang terletak di
Potensi Masalah
Cilenggang, Serpong, Tangerang
• Pertumbuhan penduduk cenderung meningkat pada tahun 2010 – 2012 • Banyaknya warga pendatang yang ingin mencari
Selatan
• Adanya PUSPITEK, LAPAN, ITI, pusat pendidikan penerbangan di Curug serta kawasan kerja, sehingga ketersediaan fasilitas dan utilitas
• Penggunaan lahan terbesar pada
industri manufaktur harus lebih ditingkatkan
radius 800 meter terdiri dari
permukiman, perdagangan dan Berdasarkan Benchmark Harga Properti
Masalah
jasa, komersial, perkantoran dan Potensi • Kota Tangerang Selatan merupakan kota tujuan
pendidikan • Merupakan salah satu kota tujuan investasi properti karena berada dalam lingkup wilayah
investasi karena berada dalam lingkup wilayah
• Stasiun Serpong memiliki lokasi Jabodetabek
Jabodetabek sehingga banyak pengembang yang
akses yang strategis yaitu berada • Memiliki harga sewa rumah kategori menengah dibandingkan dengan Kota Jakarta dan
berlomba-lomba membangun fasilitas. Hal
di Jalan Raya Serpong yang Kota Bandung
tersebut menjadikan persaingan yang sangat
merupakan jalan raya utama yang • Memiliki harga beli rumah terendah dibandingkan dengan Kota Jakarta dan Kota Bandung
ketat antar pengembang terkait lahan, harga
melewati stasiun ini • Memiliki harga beli bangunan komersil kedua tertinggi keempat setelah Kota Jakarta
sewa dan harga beli.
• Sepanjang jalur jalan utama Utara, Kota Jakarta Pusat dan Kota Jakarta Selatan
Stasiun Serpong berkembang Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan
kawasan komersil Masalah
Potensi • Terdapat kepemilikan lahan yang belum
• Ruang terbuka publik di sekitar • Kepemilikan lahan yang berada di sekitar Stasiun Serpong sebagian besar merupakan hak
Stasiun Serpong memiliki lahan terdaftar (tidak diketahui kepemilikannya)
yang sedikit dibandingkan lahan
milik dan hak guna bangunan yang dapat dibeli dan disewakan untuk kepentingan 53
pengembangan TOD di Stasiun Serpong.
yang telah terbangun.
PROFIL
URBAN REDEVELOPMENT
“ Upaya penataan kembali suatu kws kota
dengan cara mengganti sebagian dari, atau
seluruh, unsur-unsur lama dari kawasan kota
tersebut dengan unsur-unsur kota yang lebih baru
dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta
kualitas lingkungan kws tersebut.

Pendekatan :

KETERSEDIAAN
PRASARANA,
SARANA DAN
UTILITAS YANG
KAWASAN MEMADAI PENDEKATAN
TRIDAYA
LOKASI INKUBASI

PERMUKIMAN
TERINTEGRASI (PEMBANGUNAN
DENGAN TATA MANUSIA,
2 3 RUANG DAN
SISTEM KOTA
LINGKUNGAN
DAN EKONOMI)
MENGINTEGRASIK
AN SELURUH
4 KONDISI DAN
AKTIVITAS DI
5 PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
1 KUMUH DENGAN
KEGIATAN KOTA
54
PROFIL KAWASAN
MARISO, MAKASSAR 4
MAKASSAR

• Berada didekat kawasan strategis pengembangan


Trans Studio
• Dekat dengan pusat perekonomian kota
• Dekat dengan Kawasan Wisata Pantai Losari
• Nilai ekonomi lahan tinggi

• Tingkat kepadatan
sangat tinggi
> 250 Jiwa/Ha
• Tata masa bangunan
tidak teratur
PERMASALAHAN

• Kualitas prasarana
lingkungan rendah
• Kategori kumuh
berat;
• Tidak ada RTH;
• Lokasi berada pada
kawasan pusat kota
dan pusat kegiatan
komersial;
• Masyarakat penghuni
kawasan kumuh
merupakan MBR
dengan lokasi
matapencaharian
sekitar pusat kota.
KAWASAN KUMUH MARISO
55
PROFIL KAWASAN Ke arah Bandara S.
Mahmud Badaruddin II
1 ULU, PALEMBANG
Ke arah
Plaju

5
Gelora
PALEMBANG Stasiun Sriwijaya
Kertapati

Ke arah Kab.
KAWASAN KUMUH 1 ULU Ogan Ilir 56

• Luas ± 30,37 Ha PERMASALAHAN


• Berada di kawasan bantaran Sungai Musi
• Dekat dengan pusat kota
• Dekat Stasiun Kertapati, lokasi bongkar • Kategori kumuh
muat batu bara berat;
• Berada di sekitar jalur Lintas Sumatera • Kondisi bangunan
tidak layak;
• Kondisi infrastruktur
buruk;
• Tata massa bangunan
kurang teratur;
• Lokasi berada pada
kawasan di atas air;
• Masyarakat penghuni
kawasan kumuh
merupakan MBR
Ke arah
KONDISI & ISU STRATEGIS Samarinda Utara

KARANG MUMUS, SAMARINDA Ke arah


Bontang
Ke arah
KARAKTERISTIK KAWASAN : Samarinda Ulu

• Luas: 125,2 Ha
• Berada di wilayah pinggiran kota
• Merupakan wilayah
pengembangan permukiman kota
• Dekat dengan kawasan
pendidikan Univ. Mulawarman
Ke arah
• Dekat dengan bandara Samarinda Kota

SAMARINDA
3

• Katagori kumuh sedang;


• Lokasi berada pada badan dan sempadan sungai;
PERMASALAHAN

• Masuk katagori kumuh ilegal (squatter);


• Masyarakat penghuni kawasan kumuh
merupakan MBR dengan lokasi matapencaharian
tidak jauh dari tempat mereka tinggal;
• Pada daerah sekitarnya akan dibangun kawasan
perumahan oleh developer;
KAWASAN KUMUH BANTARAN • Ada potensi lahan kosong untuk pengembangan
SUNGAI KARANG MUMUS rusun.
KONDISI & ISU STRATEGIS • Fungsi utama kawasan adalah permukiman
• Penggunaan lahan ilegal disepanjang jalur inspeksi
SURABAYA Sungai Jagir
• Tingkat kepadatan sangat tinggi > 150 unit/Ha
• Tata masa bangunan tidak teratur
• Tingkat ekonomi masyarakat rendah
• Mata pencaharian perdagangan dan jasa sekitar lokasi
Ke arah Bubutan • Tidak tersedia fasilitas sosial/umum dalam lokasi
• Tidak ada kegiatan ekonomi strategis dalam lokasi

Kebun Binatang
Surabaya

1
Kawasan Kumuh SURABAYA
Wonokrono
Kali Jagir

Ke arah Jl tol
Surabaya - Gempol
Ke arah Wonocolo

• Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo


• Luas ± 1,5 ha
• Jumlah rumah kumuh : 334 unit & 14 unit berupa
kegiatan jasa
• Sebagian besar permukiman bersatus ilegal (Tanah
Milik PT. KAI)
• Saat ini sedang proses pembebasan lahan yang
58
dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya
Kawasan Kumuh Wonokromo

Вам также может понравиться