Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Salah satu tugas dari dokter forensik adalah indentifikasi dari korban. Terdapat
beberapa cara untuk identifikasi dan yang memiliki tingkat keakuratan tertinggi dalam proses
identifikasi adalah dengan metode DNA, Odontologi dan sidik jari. Tetapi ketiga metode
tersebut memiliki kelemahan, yaitu harus memiliki pembanding.
Sering kali korban ditemukan dalam keadaan sudah menjadi membusuk lanjut atau
sudah mengkerangka sehingga metode identifikasi yang menggunakan jaringan lunak sudah
tidak mungkin lagi dilakukan. Untuk itu yang digunakan adalah jaringan keras ( tulang dan
gigi). Pemeriksaan tulang-tulang kerangka manusia untuk tujuan medikolegal disebut
antropologi forensik. Pemeriksaan oleh antropologi forensik terutama untuk menentukan
usia, jenis kelamin, tinggi badan dan trauma pada tulang.
Sering kali kerangka yang didapatkan sudah dalam keadaan tidak utuh. Sehingga
sangat sulit untuk menentukan usia. Untuk itu harus dipelajari beberapa metode yang dapat
digunakan dalam menentukan usia, diantaranya adalah metode penutupan sutura tengkorak
dan erupsi gigi untuk menentukan usia.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
Dapat melakukan pemeriksaan dengan metode simphisis pubis untuk menentukan usia dalam
proses identifikasi kerangka.
1
BAB II
2.1 SEJARAH
Setelah tulang dibawa ke ruang pemeriksaan untuk dianalisis, kemudian menjadi tugas
antropolog forensik untuk menganalisis sisa-sisa dan menentukan sebanyak mungkin tentang
siapa orang itu dan dari mana mereka berasal. Secara khusus, antropolog menganalisis fitur
tulang yang menentukan profil biologis. Empat komponen besar dari profil biologis adalah
umur, jenis kelamin, ras / keturunan, dan perawakan (tinggi badan). Untuk korban tidak
dikenal, masing-masing detail dari profil biologis akan membatasi luas perbandingan dengan
orang yang hilang.2
2
Dua tahun kemudian McKern dan Stewart (1957) memberikan skema yang berbeda,
evaluasi tiga komponen, untuk memprediksi usia orang Amerika yang meninggal pada
perang Korea. Sampel adalah sepenuhnya berjenis kelamin laki-laki dan sebagian besar
berusia di bawah 35 tahun. Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa hal ini didasarkan
pada usia kerangka telah diketahui saat kematiannya (dibandingkan dengan koleksi Hamann-
Todd yang mencakup banyak individu yang usianya telah diperkirakan saat kematiannya)
dan cetakan yang digunakan yang lebih menunjukkan detail dibandingkan gambar atau foto
sebelumnya. Kelemahan utama termasuk data sampel dari 349 sampel usia muda, adalah
umumnya laki-laki kulit putih saja. Perkiraan usia didasarkan pada total nilai tiga komponen
individu. Usia dinyatakan dalam rentang dan standar deviasi untuk total nilai tiga komponen
yang terlalu terbatas, bahkan untuk usia dewasa muda. Singkatnya,
Sistem McKern-Stewart tidak cukup handal untuk digunakan dalam untuk analisis forensik
(Klepinger et al., 1992). Sementara itu, di Eropa sistem lima fase dikatakan berlaku untuk
pria dan wanita, dipublikasikan (Acsa 'di dan Nemeske' ri, 1970) sebagai bagian dari sistem
penuaan yang mencakup penutupan sutura tulang tengkorak dan hilangnya trabekular di
kepala tulang humerus dan tulang paha.3
Untuk analisis forensik metode yang saat ini menjadi pilihan adalah
Sistem Suchey-Brooks. Namun, rentang 95 persen kurang memperhitungkan variabilitas
potensi yang sebenarnya. Meski rentang usia simphisis yang matur sangat besar, hal ini
biasanya dapat dikurangi dengan memeriksa penanda usia tambahan lainnya. Simphisis pubis
adalah salah satu tulang yang rapuh. Jika simphisis dapat bertahan utuh, tulang informatif
lainnya hampir pasti juga utuh.3
3
2.2 TODD SISTEM
Todd mempertimbangkan setiap simphisis pubis memiliki lebih atau kurang oval pada
tepinya, dengan panjang aksis supero-inferior. Bentuk oval ini memiliki lima ciri utama :
permukaan, tepi ventral atau ‘rampart’, tepi dorsal atau ‘plateau’, ekstremitas superior, dan
ekstremitas inferior. Sebagai tambahan, dia menganalisis ciri tambahan yang ditemukan pada
bagian permukaan dan dideskripsikan sebagai ‘ridging’ dan ‘billowing’ dan ‘ossific nodules’.
Variasi dan kemajuan kombinasi dari ciri-ciri ini dihasilkan dalam membuat 10 fase
simphisis pubis dengan rentang usia 18 tahun sampai 50 tahun lebih. Fase-fase ini
digambarkan oleh Todd sebagai berikut :
4
VII. Fase ketujuh – 35-39 tahun : Perubahan dari permukaan simphisis dan aspek ventral
pubis sebagai akibat penyusutan aktivitas; mulai pertumbuhan tulang ke daerah
perlekatan tendon dan ligamen, khususnya tendon gracilis dan ligamen sacro-
tuberous.
VIII. Fase ke delapan – 39 – 44 tahun : Permukaan simphisis menjadi halus dan tidak aktif;
permukaan ventral pubis juga tidak aktif; garis oval lengkap atau hampir lengkap;
ekstremitas terbentuk sempurna; lingkaran permukaan simphisis tidak jelas; hilangnya
tanda tepi dari batas dorsal dan ventral.
IX. Fase kesembilan – 45-50 tahun : Permukaan simphisis menunjukan kurang lebih
tanda lingkaran; batas dorsal seluruhnya bertepi; batas ventral bertepi tidak teratur.
X. Fase kesepuluh – 50 tahun lebih : Permukaan simphisis erosi dan menunjukan
ossifikasi yang tidak teratur pada batas ventral.4
Todd mengatakan fase-fase ini secara keseluruhan dapat lebih dipercaya sebagai
indikator usia dari usia 20 tahun sampai 40 tahun dibanding usia akhir. Selanjutnya, Todd
mengusulkan fase-fase ini dikelompokan menjadi 3 kelompok periode : I-III, fase setelah
remaja; IV-VI, variasi proses dimana garis simphisis tumbuh; VII-X, periode pasif dan
perubahan kedua. Todd menemukan tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin.4
Gambar 1 : Todd Sistem, yang terdiri dari 10 fase perkembangan simphisis pubis
5
waktu kurang dari dua atau tiga tahun jika didasarkan atas seluruh kerangka, atau dalam
waktu kurang dari lima tahun jika didasarkan atas panggul saja.4
Pada tahun 1957, Mc Kern dan Stewart membuat revisi jauh dan lebih baik. Mereka
mulai dari sembilan ciri morfologi simphisis pubis Todd : Ridge dan alur; batas dorsal; sudut
ventral; ekstremitas bawah; superior ossific nodule; ekstremitas atas; ventral rampart; dorsal
plateau; lingkaram simphisis.4
Sebagai hasil, Mc Kern dan Stewart memberikan tiga komponen dari simphisis pubis,
dengan masing-masing lima tingkat perkembangan sebagai berikut:
I. Dorsal Plateau
0. Tidak ada batas dorsal
1. Batas dorsal yang halus pertama kali muncul di sepertiga tengah garis dorsal
2. Batas dorsal meluas sampai seluruh garis dorsal
3. Alur-alur terisi dan resorpsi ridge ke bentuk awal dataran pada sepertiga
tengah dorsal.
4. Dataran tersebut, masih menunjukkan sisa-sisa gundukan, memanjang sampai
sebagian besar permukaan dorsal.
5. Gundukan-gundukan hilang seluruhnya dan tekstur permukaan menjadi halus.
Gambar 2 : Mc Kern dan steward sistem, membagi simphisis pubis dalam 3 komponen utama
6
Gambar 3 : Perubahan pada batas ventral simphisis pubis
II. Ventral Rampart
0. Tidak ada kemiringan ventral
1. Kemiringan ventral muncul hanya pada bagian ekstremitas atas dari garis
ventral
2. Kemiringan memanjang ke bawah sepanjang garis ventral
3. Kemiringan ventral mulai dengan ekstensi tulang dari salah satu atau kedua
ekstremitas
4. Kemiringan meluas tetapi masih terlihat celah di sepanjang perbatasan ventral
sebelumnya, paling jelas di bagian dua pertiga atas.
5. Kemiringan lengkap
III. Lingkaran Simphisis
0. Tidak ada lingkaran simphisis
1. Muncul sebagian lingkaran dorsal, biasanya pada bagian superior dari batas
dorsal, bulat dan teksturnya halus dan mendorong ke atas permukaan
simphisis.
2. Lingkaran dorsal simphisis lengkap dan lingkaran ventral mulai terbentuk.
Tidak ada muncul bagian baru.
3. Lingkaran simphisis terbentuk lengkap. Permukaan simphisis tertutup dengan
tekstur berbutir halus dan penampilannya tidak teratur atau bergelombang.
7
4. Lingkaran mulai hancur. Permukaan menjadi halus dan datar dan lingkaran
tidak lagi bulat tetapi gambarannya tajam.
5. Kerusakan lebih jauh dari lingkaran (khususnya sepanjang tepi atas ventral)
dan permukaan simphisis menjadi lebih halus. Terdapat juga disintegrasi dan
ossifikasi yang tidak teratur sepanjang lingkaran ventral.4
8
Harus dicatat, perkembangan dari komponen I sampai komponen III merupakan satu
rangkaian. Ini berarti bahwa tahap perkembangan dalam komponen I hanya bisa menjadi
lebih besar atau sama dengan tahap perkembangan pada komponen II. Hal yang sama berlaku
untuk komponen II dan III yaitu, komponen II dapat lebih besar atau sama dengan komponen
III. Komponen dan tingkatan dapat digunakan dan memberikan skor total dengan range dari 0
sampai 15. Jika ketiga komponen pada tingkat 0, skornya adalah 0. Jika komponen I pada
tingkat 2, komponen II pada tingkat 2, komponen III pada tingkat 3, maka skornya adalah 7
dan seterusnya.4
Gambar 6 : Perhitungan ratarata usia, standar deviasi dan range usia untuk skor total dari formula Mc Kern dan
Steward untuk simphisis pubis laki-laki dan perempuan
Di antara metode penentuan usia dari simfisis pubis, penulis lebih memilih
SBS karena beberapa alasan. Pertama, aplikasi yang sederhana. Modifikasi morfologi dibagi
menjadi enam fase. Selain itu, cetakan pubis tersedia untuk perbandingan visual, untuk yang
peneliti yang kurang berpengalaman. Metode ini telah diuraikan pada modern, multiregional,
dan populasi forensik (sampel otopsi di kantor Coroner Los Angeles), dan
pengolahan data memperhitungkan variabilitas antar individu. Untuk setiap fase, tersedia dua
interval usia, dengan interval kepercayaan 66 dan 95%. Bekerja dengan teknik ini sejak tahun
1988, Baccino telah menunjukkan bahwa dapat digunakan dengan reliabilitas pada sampel
Eropa untuk individu di bawah 40 tahun usia.5
9
Saat ini metode yang paling umum digunakan untuk menentukan usia berdasarkan
karakteristik morfologi dari simphisis pubis adalah metode yang dikembangkan oleh Suchey
dan Brooks, dimana perubahan pada simfisis pubis dibagi menjadi enam fase. Dengan
pemeriksaan pada 1225 mayat yang telah diketahui usianya selama otopsi, Suchey dan
Brooks menemukan untuk masing-masing enam ini fase rentang usia rentang usia yang valid
adalah 95% dari populasi. Penerapan metode Suchey-Brooks diperiksa oleh Marija Djuric et
al. Pada populasi di Serbia, Bednarek, Bloh dan Silwka pada populasi di Polandia.1
Jaringan lunak harus dibedah pada meja otopsi untuk mendapatkan akses ke tulang.
Gergaji diperlukan untuk memotong yang ramus ischio-dan iliopubic (minimal 2 cm
panjangnya) untuk mendapatkan semua informasi. Persiapan simfisis pubis sederhana:
setelah menghilangkan jaringan lunak, sampel kemudian direbus dengan air. Proses ini dapat
berlangsung 10 menit sampai 1 jam, tergantung pada kepadatan tulang dan tulang rawan
seberapa kuat melekat ke tulang permukaan. Proses perebusan harus diawasi secara teratur;
tujuannya adalah untuk membersihkan permukaan symphyseal dari jaringan lunak tanpa
kehilangan jaringan informasi. Proses yang berlebihan dapat menghancurkan bagian yang
terdapat kriteria usia. Setelah siap, jika tidak ada bahan kimia yang digunakan, sampel dapat
disimpan tanpa batas waktu pada suhu kamar.5
10
Gambar 7 : Enam tahapan perkembangan pada simphisis pubis laki-laki dengan sistem Suchey-Brooks
11
Gambar 8 : Enam tahapan perkembangan pada simphisis pubis perempuan dengan sistem Suchey-Brooks
12
BAB III
KESIMPULAN
Perubahan morfologi pada permukaan simfisis pubis telah menghasilkan penelitian
lebih daripada penanda usia lainnya. Sejarah penelitian tentang metamorfosis yang berkaitan
dengan usia dari simfisis pubis telah diteliti berkali-kali. Secara singkat, penelitian pertama
kali adalah T. Wingate Todd 1920. Pada tahun 1955 Brooks menemukan hanya 30 persen
keakuratan ketika menggunakan sistem Todd 's untuk koleksi kerangka yang sama, dan ia
mengusulkan modifikasi untuk meningkatkan akurasi. Kemudian McKern dan Stewart (1957)
memberikan skema yang berbeda, evaluasi tiga komponen, tetapi Sistem McKern-Stewart
tidak cukup handal untuk digunakan dalam untuk analisis forensik.
Saat ini metode yang paling umum digunakan untuk menentukan usia berdasarkan
karakteristik morfologi dari simphisis pubis adalah metode yang dikembangkan oleh Suchey
dan Brooks, dimana perubahan pada simfisis pubis dibagi menjadi enam fase. Ciri pertama
yang diamati adalah aspek dari permukaan artikular, yang bergelombang dengan pegunungan
ditandai dengan jelas dan alur-alur pada individu muda. Permukaan tersebut menjadi rata di
usia 40-an dan akhirnya menjadi dalam dan irregular karena porositas, kerusakan tulang, dan
konstruksi. Ciri kedua adalah lingkaran dorsal dan ventral, yang tidak ada dalam tahap awal.
Pembentukan dorsal dimulai pertama kali, kemudian di bagian atas batas ventral. Hanya pada
fase keempat permukaan artikular yang oval dicapai.
13
DAFTAR PUSTAKA
14