Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
sendi. penderita dengan gangguan ini akan merasa tidak nyaman walaupun gangguan
ini jarang disertai dengan rasa sakit yang hebat. Dislokasi dapat terjadi satu sisi
(unilateral) atau dua sisi (bilateral) dan dapat bersifat akut atau emergensi, kronis atau
long-standing serta kronis yang bersifat rekuren yang dikenal dengan dislokasi
habitual, sehingga penderita akan mengalami kelemahan yang sifatnya abnormal dari
mengembalikan kondilus ke dalam fosa secara normal. Pada sebagian besar kasus,
dislokasi terjadi secara spontan saat membuka mulut terlalu lebar, misalnya menguap,
berteriak, makan, bernyanyi atau pada saat perawtan gigi. Penderita dengan fosa
mandibula yang dangkal dan kepala kondilus tidak berkembang dengan baik,
merupakan factor predisposisi terjadinya dislokasi. Dislokasi dapat pula terjadi pada
saat manipulasi airway dalam tindakan anesthesia, dan pada kasus trauma pada
rahang yang umumnya terjadi oleh karena kekuatan benturan kearah bawah dari
1
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
Temporomandibula
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah
yang serius. Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan,
kelainan ini munculnya bunyi saat rahang membuka dan menutup. Bunyi ini disebut
dengan clicking yang seringkali, tidak disertai nyeri sehingga pasien tidak menyadari
Susunan anatomi normal dari Temporomandibula joint ini dibentuk oleh bagian –
bagian:
3
Gambar 1 Anatomy Temporo Mandibular Joint
4. Rongga Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian
inferior. Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas
4
5. Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian
glenoidalis. Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak
Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak utama yaitu :
a. Gerak Rotasi
bawah Os. Temporale pada kompartemaen sendi bagian atas. Kombinasi gerak
sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris dibuja lebar – lebar. Gerak sendi
pada individu dewasa yang normal mempunyai kisaran 20 – 25mm antara gigi
geligi anterior atas dan bawah. Bila dikombinasikan dengan gerak meluncur
45mm7.
5
BAB 3
PEMBAHASAN
terjadi karena pergeseran sendi antara tulang temporang dengan tulang rahang
(mandibula).
TMJ.
C. Berdasarkan perjalanannya :
Dislokasi akut : identik dgn dislokasi traumatik, terjadi mendadak & baru
pertama kali
dialami.
6
Dislokasi kronis rekurent : identik dgn dislokasi spontan, sering kambuh.
D. Berdasarkan posisinya :
pengelolaan medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula
bertranslasi ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu.
Dislokasi dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara
spontan ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau
pada saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang
bertahan lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya
7
Dislokasi dapat diatasi sesegera mungkin. Pengurangannya dilakukan dengan
membuat tekanan kebawah pada gigi posterior dan tekanan ke atas pada dagu,
a) Pasien mempunyai fosa mandibular yang dangkal serta kondilus yang tidak
b) Anatomi yang abnormal serta kerusakan dari stabilisasi ligament yang akan
ligament yang diakibatkan oleh penyembuhan yang tidak adekuat dari penyakit
degenerative, hipermobiliti serta adanya trama dan oklusal disharmoni, yang akan
1. Pemeriksaan subyektif :
8
- Riwayat perawatan dan pengobatan sebelumnya
dialami penderita.
2. Pemeriksaan obyektif :
a. Inspeksi :
- Gejala infeksi.
b. Palpasi :
c. Oskultasi :
9
- Untuk mendengarkan bunyi abnormal yg spesifik pada persendian :
3. Pemeriksaan radiologis :
Jenis foto : foto kondilus kiri & kanan dengan posisi mulut terbuka & tertutup.
4. Pemeriksaan bakteriologis :
antibiotika.
10
3.4 Penatalaksanaan Dislokasi TMJ
Penatalaksanaan Dislokasi TMJ meliputi terapi non bedah & terapi bedah,
- Medikamentosa
- Reposisi
- Reduksi terbuka
kejadian dislokasi. Pada keadaan akut, sebaiknya segera dilakukan reposisi secara
manual sebelum spasme otot bertambah dalam. Sedangkan pada keadaan kronis
1. Jika kemungkinan ada fraktur, perlu dilakukan rontgen foto terlebih dahulu.
Jika tidak ada trauma, dapat dilakukan proses penanganan secara langsung.
2. Pasien ditempatkan pada kursi yang tidak bersandaran dan menempel dinding
11
3. Sebelum melakukan pertolongan, balut ibu jari dengan kain kasa yang agak
tebal untuk mencegah tergigitnya ibu jari karena setelah berada pada posisi
yang benar maka rahang akan mengatup dengan cepat dan keras. Setelah itu
5. Letakkan ibu jari pada daerah retromolar pad (di belakang gigi molar
terakhir) pada kedua sisi mandibula setinggi siku-siku operator dan jari-jari
(C & D).
8. Jika tidak mudah untuk direlokasi, operator dapat merujuk untuk dilakukan
rontgen foto
dilakukan pada sisi kiri daerah yang tertekan dari kondilus yang displacement.
10. Pemasangan Barton Head Bandage untuk mencegah relokasi dan menghindari
pasien membuka mulut terlalu lebar dalam 24-48 jam. Pasien juga
11. Pemberian obat berupa analgetik dan pelemas otot (jika perlu)
12
3.5 Komplikasi Perawatan Dislokasi Sendi Temporomandibula
2. Infeksi :
anestesi lokal.
3. Rekuren dislokasi :
Dislokasi akut mungkin berkembang menjadi kronis jika ditangani dengan cara
13
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpilan
sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius.
Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah,
karena pergeseran sendi antara tulang temporang dengan tulang rahang (mandibula).
4.2 Saran
menginterpretasikan isi dari makalah, agar berbagai ilmu dan informasi yang ada
14
DAFTAR PUSTAKA
51-66, 93-121
management. 1rst ed. St. Louis : Ishiyaku Euro America, 1998 : 85-130
Davis Company
15