Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dislokasi mandibula adalah suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran

sendi. penderita dengan gangguan ini akan merasa tidak nyaman walaupun gangguan

ini jarang disertai dengan rasa sakit yang hebat. Dislokasi dapat terjadi satu sisi

(unilateral) atau dua sisi (bilateral) dan dapat bersifat akut atau emergensi, kronis atau

long-standing serta kronis yang bersifat rekuren yang dikenal dengan dislokasi

habitual, sehingga penderita akan mengalami kelemahan yang sifatnya abnormal dari

kabsula pendukung dan Ligamen.

Dislokasi didefinisikan sebagai pergerakan kondilus kearah depan dari

eminensia artiklare yang memerlukan beberapa bentuk manipulasi untuk

mereduksinya, dislokasi berbeda dengan subluksasi dimana pasien dapat

mengembalikan kondilus ke dalam fosa secara normal. Pada sebagian besar kasus,

dislokasi terjadi secara spontan saat membuka mulut terlalu lebar, misalnya menguap,

berteriak, makan, bernyanyi atau pada saat perawtan gigi. Penderita dengan fosa

mandibula yang dangkal dan kepala kondilus tidak berkembang dengan baik,

merupakan factor predisposisi terjadinya dislokasi. Dislokasi dapat pula terjadi pada

saat manipulasi airway dalam tindakan anesthesia, dan pada kasus trauma pada

rahang yang umumnya terjadi oleh karena kekuatan benturan kearah bawah dari

mandibula pada saat membuka mulut sebagian.

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apakah Definisi Disklokasi Temporomandibular Joint (TMJ)?

2. Bgaimana Klasifikasi Dislokasi TMJ?

3. Apakah Etiologi dan Patofisiologi TMJ?

4. Bagaimana Penatalaksanaan Dislokasi TMJ?

5. Bagaimana Komplikasi Perawatan Dislokasi Sendi Temporomandibula?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Definisi Disklokasi Temporomandibular Joint (TMJ)

2. Untuk mengetahui Klasifikasi Dislokasi TMJ

3. Untuk mengetahui Etiologi dan Patofisiologi

4. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Dislokasi TMJ

5. Untuk mengetahui Komplikasi Perawatan Dislokasi Sendi

Temporomandibula

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)

Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah persendiaan dari kondilus mandibula

dengan fossa gleinodalis dari tulang temporal. Temporomandibula merupakan sendi

yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang

mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga.

Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga

bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah

yang serius. Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan,

mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci. Kelainan sendi

temporomandibula disebut dengan disfungsi temporomandibular. Salah satu gejala

kelainan ini munculnya bunyi saat rahang membuka dan menutup. Bunyi ini disebut

dengan clicking yang seringkali, tidak disertai nyeri sehingga pasien tidak menyadari

adanya kelainan sendi temporomandibular.

Susunan anatomi normal dari Temporomandibula joint ini dibentuk oleh bagian –

bagian:

3
Gambar 1 Anatomy Temporo Mandibular Joint

1. Fossa Glenoidalis atau fossa mandibularis dari tulang temporal. Bagian

anterior berhubungan dengan eminensia artikularis, merupakan artikulasi dari

fossa glenoidalis. Bagian posterior dari fossa glenoidalis merupakan dataran

tympani dari tulang temporal.

2. Prosesus kondiloideus dari tulang mandibula. Merupakan tulang yang

berbentuk elips yang mempunyai kepala dan leher.

3. Ligamen. Fungsi dari ligamen yang membentuk Temporomandibula joint

ini adalah sebagai alat untuk menghubungkan tulang temporal dengan

prosesus kondiloideus dari tulang mandibula serta membatasi gerak

mandibula membuka, menutup mulut, pergerakan ke samping, dan gerakan

lain. Ligament yang menyusun temporomandibula joint terdiri dari :

a. Ligamen temporo mandibular

b. Ligamen spheno mandibular

c. Ligamen stylo mandibular

4. Rongga Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian

inferior. Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas

yang berguna untuk pergerakan sendi.

4
5. Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam persendian

temporomandibular yang terletak di antara prosesus kondiloideus dan fossa

glenoidalis. Diskus Artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak

dapat menahan sinar x sahingga gambarannya radiolusen.

Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak utama yaitu :

a. Gerak Rotasi

Ketika caput processus condylaris bergerak pivot dalam kompartemen sendi

bagian bawah dalam hubungannya dengan discus articularis.

b. Gerak meluncur atau translasi

Dimana caput mandibula dan discus articularis bergerak disepanjang permukaan

bawah Os. Temporale pada kompartemaen sendi bagian atas. Kombinasi gerak

sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris dibuja lebar – lebar. Gerak sendi

pada individu dewasa yang normal mempunyai kisaran 20 – 25mm antara gigi

geligi anterior atas dan bawah. Bila dikombinasikan dengan gerak meluncur

kisaran gerak membuka mulut yang normal akan meningkat menjadi 35 –

45mm7.

5
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Disklokasi Temporomandibular Joint (TMJ)

Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah suatu gangguan yang

terjadi karena pergeseran sendi antara tulang temporang dengan tulang rahang

(mandibula).

3.2 Klasifikasi Dislokasi TMJ

A. Berdasarkan arah Dislokasi :

 Ke arah anterior (“forward dislocation”).

 Ke arah posterior (“backward dislocation”).

 Ke arah superior/kranial (“upward dislocation”).

 Ke arah medial/lateral (“outward dislocation”).

B. Berdasarkan saat kejadiannya :

 Terjadi akibat trauma (dislokasi traumatik).

 Terjadi secara spontan : disebabkan adanya kelainan anatomis &fungsi

TMJ.

C. Berdasarkan perjalanannya :

 Dislokasi akut : identik dgn dislokasi traumatik, terjadi mendadak & baru

pertama kali

 dialami.

 Dislokasi kronis : dislokasi yg telah berlangsung lama.

6
 Dislokasi kronis rekurent : identik dgn dislokasi spontan, sering kambuh.

D. Berdasarkan posisinya :

 Dislokasi unilateral (satu sisi).

 Dislokasi bilateral (dua sisi).

3.3 Etiologi dan Patofisiologi

3.3.1 Patofisiologi Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)

Dislokasi dari temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan

disebabkan oleh hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari

sendi) menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan

pengelolaan medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula

bertranslasi ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu.

Dislokasi dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara

spontan ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau

pada saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang

bertahan lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya

juga menimbulakn kejang otot parah.

Gambar 2 Dislokasi TMJ

7
Dislokasi dapat diatasi sesegera mungkin. Pengurangannya dilakukan dengan

membuat tekanan kebawah pada gigi posterior dan tekanan ke atas pada dagu,

disertai dengan displacement/pemindahan pada posterior mandibula. Pengurangan

ini biasanya juga tidak sulit.

3.3.2 Etiologi Dislokasi

a) Pasien mempunyai fosa mandibular yang dangkal serta kondilus yang tidak

berkembang dengan baik

b) Anatomi yang abnormal serta kerusakan dari stabilisasi ligament yang akan

mempunyai kecenderungan untuk terjadi kembali (rekuren)

c) Membuka mulut yang terlalu lebar atau terlalu lama

d) Kelemahan kapsuler yang dihubungkan dengan subluksasi kronis

e) Diskoordinasi otot-otot karena pemakaian obat-obatan atau gnagguan neurologis.

Dislokasi kronis rekuren berhubungan dengan kelemahan kapsula dan

ligament yang diakibatkan oleh penyembuhan yang tidak adekuat dari penyakit

degenerative, hipermobiliti serta adanya trama dan oklusal disharmoni, yang akan

menyebabkan spasme dari oto-otot masetter dan pterygoid lateralis. Problem

emosional dan gangguan neurofisiologi adalah factor lain yang berhubungan.

Pemeriksaan yang di lakukan yaitu :

1. Pemeriksaan subyektif :

Dilakukan anamnesa guna mengetahui :

- Bagaimana terjadinya dislokasi; spontan, trauma atau penyakit.

- Sifatnya akut atau kronis.

- Berbagai gangguan yang menyertai dislokasi.

8
- Riwayat perawatan dan pengobatan sebelumnya

- Kemungkinan adanya penyakit umum yang sedang atau pernah

dialami penderita.

2. Pemeriksaan obyektif :

a. Inspeksi :

Dilakukan untuk melihat ekspresi wajah penderita :

- Asimetris wajah & deviasi rahang.

- Lokasi & arah dislokasi.

- Pembukaan dan penutupan mulut maksimal.

- Gerakan-gerakan fungsional rahang yang mampu dilakukan penderita.

- Luka & pembengkakan.

- Perdarahan atau keluarnya cairan dari lubang telinga.

- Gejala infeksi.

- Kelainan oklusi gigi.

- Adanya hiper atau hipotonus otot pengunyahan.

b. Palpasi :

Tujuannya untuk mengetahui :

- Jenis, arah ataupun posisi dislokasi.

- Adanya fraktur kondilus mandibula.

- Adanya abnormalitas fungsi pergerakan kondilus.

c. Oskultasi :

- Dapat dilakukan dgn atau tanpa menggunakan stetoskop.

9
- Untuk mendengarkan bunyi abnormal yg spesifik pada persendian :

clicking & krepitasi fragmen fraktur.

Gambar Cara Palpasi Sendi Temporomandibula

A. Palpasi di daerah sendi dgn jari telunjuk; saat rahang menutup.


B. Palpasi di daerah sendi dgn jari telunjuk; saat rahang membuka.
C. Palpasi di lubang telinga dgn jari kelingking; Saat membuka mulut tanpa
gerakan ke
anterior, rotasi kondilus akan teraba. Pada gerakan ke anterior kepala kondilus
terasa
menjauh.

3. Pemeriksaan radiologis :

- Untuk menentukan jenis dislokasi.

- Melihat bentuk &struktur anatomi sendi.

- Melihat adanya fraktur.

Jenis foto : foto kondilus kiri & kanan dengan posisi mulut terbuka & tertutup.

4. Pemeriksaan bakteriologis :

- Dilakukan pada dislokasi yg disertai infeksi atau abses

- Identifikasi jenis bakteri penyebab dan sensitifitasnya terhadap

antibiotika.

10
3.4 Penatalaksanaan Dislokasi TMJ

Penatalaksanaan Dislokasi TMJ meliputi terapi non bedah & terapi bedah,

sesuai dengan indikasinya:

1. Terapi non bedah :

- Medikamentosa

- Reposisi

- Fiksasi & imobilisasi

- Perbaikan oklusi gigi

2. Perawatan Dislokasi dgn Prosedur Bedah :

- Reduksi terbuka

- Miotomi otot pteygoideus eksternus, “Blocking” & Penjangkaran :

- Menisektomi & Eminektomi

- Kondilotomi, Kondilektomi &Menisektomi

Penatalaksanaan dislokasi TMJ (temporomandibular joint) tergantung pada

kejadian dislokasi. Pada keadaan akut, sebaiknya segera dilakukan reposisi secara

manual sebelum spasme otot bertambah dalam. Sedangkan pada keadaan kronis

rekuren diperlukan tindakan pembedahan dan non pembedahan lainnya untuk

menghindari redislokasi. Prosedur terapimanual merupakan metode reduksi yang

telah lama diperkenalkan. Tahapan penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Jika kemungkinan ada fraktur, perlu dilakukan rontgen foto terlebih dahulu.

Jika tidak ada trauma, dapat dilakukan proses penanganan secara langsung.

2. Pasien ditempatkan pada kursi yang tidak bersandaran dan menempel dinding

sehingga punggung dan kepala pasien bersandar pada dinding.

11
3. Sebelum melakukan pertolongan, balut ibu jari dengan kain kasa yang agak

tebal untuk mencegah tergigitnya ibu jari karena setelah berada pada posisi

yang benar maka rahang akan mengatup dengan cepat dan keras. Setelah itu

gunakan sarung tangan.

4. Posisi operator berada di depan pasien.

5. Letakkan ibu jari pada daerah retromolar pad (di belakang gigi molar

terakhir) pada kedua sisi mandibula setinggi siku-siku operator dan jari-jari

yang lain memegang permukaan bawah mandibula (A).

6. Berikan tekanan pada gigi-gigi molar rahang bawah untuk membebaskan

kondilus dari posisi terkunci di depan eminensia artikulare (B).

7. Dorong mandibula ke belakang untuk mengembalikan ke posisi anatominya

(C & D).

8. Jika tidak mudah untuk direlokasi, operator dapat merujuk untuk dilakukan

rontgen foto

9. Dapat dilakukan pemberian midazolam intra vena (untuk mengendorkan otot)

dan 1-2 ml 1% lidokain intraarticular (untuk mengurangi nyeri). Injeksi

dilakukan pada sisi kiri daerah yang tertekan dari kondilus yang displacement.

10. Pemasangan Barton Head Bandage untuk mencegah relokasi dan menghindari

pasien membuka mulut terlalu lebar dalam 24-48 jam. Pasien juga

diinstruksikan untuk diet makanan lunak.

11. Pemberian obat berupa analgetik dan pelemas otot (jika perlu)

12
3.5 Komplikasi Perawatan Dislokasi Sendi Temporomandibula

1. Nyeri Otot sekitar wajah yang berkelanjutan :

 Umumnya akibat adanya pergeseran letak meniskus.

 Tidak dapat hanya diatasi dgn memperbaiki posisi Imobilisasi rahang

menggunakan Fiksasi intermaksilar “elastic head bandage” meniskus

saja, tetapi harus dilanjutkan dgn fisioterapi.

2. Infeksi :

 Pada perawatan dislokasi non bedah jarang ditemui.

 Kemungkinan akibat kontaminasi mikroorganisma patogen saat injeksi

anestesi lokal.

3. Rekuren dislokasi :

Dislokasi akut mungkin berkembang menjadi kronis jika ditangani dengan cara

yang tidak sempurna, misalnya hanya dilakukan reposisi& imobilisasi saja.

13
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpilan

Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah persendiaan dari kondilus mandibula

dengan fossa gleinodalis dari tulang temporal. Temporomandibula merupakan sendi

yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang

mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga. Sendi

temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi

sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius.

Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah,

berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci.

Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah suatu gangguan yang terjadi

karena pergeseran sendi antara tulang temporang dengan tulang rahang (mandibula).

4.2 Saran

Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat lebih

menginterpretasikan isi dari makalah, agar berbagai ilmu dan informasi yang ada

dapat lebih bermanfaat dan dapat memajukan ilmu kedokteran gigi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Carlsson, Magnusson T, 1999, Management of temporomandibular disorders in the

general dental practice. Germany : Quitessence Publishing, : 19-23, 25-32,

51-66, 93-121

Fricton, Kroening, Hathaway K. TMJ and craniofacial pain : diagnosis and

management. 1rst ed. St. Louis : Ishiyaku Euro America, 1998 : 85-130

Gross S. G, Pertes R. A. Clinical management of temporomandibular disorders and

orofacial pain. USA : Quitessence Books, 1995 : 69-89, 91-108

Ogus H. D, Toller P. A. Ganguan sendi temporomandibula. Alih bahasa. Yuwono

Travell J. Temporomandibular joint pain referred from muscles of the head

and neck. J ProsthetDent 1990; 10: 745–763

Venes, Donald, 2005, Tabers Cyclopedic Medical Dictionary, 20th Edition, F. A.

Davis Company

15

Вам также может понравиться