Вы находитесь на странице: 1из 11

MOSI 1 ( DEWAN INI PERCAYA BAHWA HUKUMAN MATI KEPADA PELAKU

TERORISME DAPAT MENURUNKAN TINDAK TERORISME DI INDONESIA )

Latar belakang
Kasus terorisme yang ada di indonesia terbilang hal yang patut untuk diperbincangkan. Pada
tahun belakangan kasus berupa terorisme makin marak terjadi di Indonesia yang mengakibatkan
keresahan dikalangan masyarakat dan pemerintahan. Tercatat sejak tahun 1999-2016 terdapat 69
kali serangan teror yang diterjadi di Indonesia oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT). Target utama yang paling sering di terima berupa serangan terhadap objek vital, dan
tempat umum. Seperti yang di sebutkan oleh Deputi I BNPT Bidang Pencegahan, Perlindungan,
dan Deradikalisasi Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir.
Dari periode 2015 hingga juni 2016 polri telah melakukan penangkapan terhadap sekitar 170
orang tersangka kasus terorisme, yang dimana 120 orang tersangka yang ditangkap merupakan
hasil kegiatan aparat kepolisisan. 27 orang tersangka yang tertangkapi hasil operasi camar,dan 23
orang yang lain tertangkap oleh hasil operasi tinobala.
Pemberlakuan hukuman mati terhadap tindak pidana terorisme dipercaya efektif dalam
menekan angka kegiatan serta kasus terorisme di indonesia dengan berbagai pasal tentang undang
- undang terorisme. Dengan hukuman tahanan hingga 20 tahun serta hukuman mati di anggap
mampu memberikan efek bagi para pelaku terorisme dimana menurut undang - undang yang
berlaku hukuman akan dijatuhi tidak hanya pelaku yang mengakibatkan keresahan dikalangan
masyarakat tapi juga bagi setiap orang yang terlibat dalam permufakatan yang bertjuan
menimbulkan masalah terkait terorisme atupun orang-orang yang termasuk dalam anggota yang
bersinggungan dengan tindakan terorisme.

Isu ( titik perdebatan )


Apakah hukuman mati kepada pelaku terorisme dapat menurunkan tindak terorisme di indonesia?

Definisi
Terorisme : SURAT PANGLIMA TNI (No. B/9/I/2018 tanggal 8 Januari 2018). Terorisme adalah
kejahatan terhadap negara yang mengancam ideologi negara, kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, keamanan negara, dan keselamatan segenap bangsa yang memiliki tujuan politik dan atau
motif lainnya, yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok terorganisir, bersifat nasional dan
atau internasional.
Hukuman Mati : Pengertian hukuman mati berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonessia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati
(selanjutnya disebut Perkapolri 12 Tahun 2010). Dalam Pasal 1 angka 3 Perkapolri 12 Tahun 2010
ditentukan bahwa hukuman mati/pidana mati adalah salah satu hukuman pokok yang dijatuhkan
oleh hakim kepada terpidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Kata “hukuman mati”
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta yang diterbitkan oleh Pusat
Pembinaan Pengembangan Bahasa Indonesia tahun 1983, berasal dari kata “hukum” dan “mati”.

Limitasi
Terorisme : Terorisme adalah kejahatan terhadap negara yang mengancam ideologi negara,
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, keamanan negara, dan keselamatan segenap bangsa
yang memiliki tujuan politik dan atau motif lainnya, yang dilakukan oleh perorangan atau
kelompok terorganisir, bersifat nasional dan atau internasional.
Lokasi : Indonesia, sesuai dengan latar belakang.

PRO KONTRA
Argumen 1 Argumen 1
A: Tindakan hukuman mati perlu dilakukan A: Tindakan hukuman mati tidak layak untuk
kepada pelaku terorisme, karena dapat diberlakukan di Indonesia karena melanggar Hak
menurunkan tindak terorisme di Indonesia. Asasi Manusia.

R: Karena jika pelaku terorisme hanya dijatuhi R: Setiap orang pasti memiliki hak untuk hidup,
hukuman penjara, apabila pelaku teroris selesai karena semua orang berhak diperlakukan secara
dari masa hukuman, itu tidak akan menjamin adill, tidak disiksa dan diberi kesempatan untuk
dia akan menghentikan atau melanjutkan membela diri. Dan tidak semua tindakan yang
tidakannya sebagai terorisme. Lain halnya dilakukan oleh pelaku terorisme berakibat akan
dengan, bila pelaku terorisme itu dihukum hilangnya nyawa orang lain, bisa saja hanya
mati, paling tidak beberapa pelaku terorisme untuk membuat keresahan ditengah masyarakat.
telah dihentikan.
E: Menurut ketua yayasan bantuan hukum
E: Seperti tindak pidana terorisme yang Indonesia, Asfinawati, menegaskan bhawa
dilakukan oleh Aman Abdurahman tahun 2016 hukum harus adil. Menurut Asfinawati, melawan
melakukan pengeboman gereja di daerah terorisme dengan kekerasan tidak menyelesaikan
Samarinda, Kalimantan Timur dan masalah, sebab pelaku terorisme adalah bagian
pengeboman di daerah Thamrin, Jakarta. Lalu dari kelompok ideologi yang memusuhi negara
pada tahun 2017 melakukan pengeboman di dengan segala macam alasannya.
Kampung Melayu serta melakukan 2
penembakan polisi di Medan dan Bima L: Dengan demikian, tindakan hukuman mati
(https://www.medcom.id/oase/editorial/ybDO melanggar Hak Asasi Manusia, karena setiap
03mN-hukuman-mati-bagi-teroris). Dari kasus manusia pasti memiliki hak untuk hidup dan
ini dapat dilihat bahwa perilaku terorisme yang kesempatan untuk membela diri. Dan tidak
dilakukan oleh seorang tersangka teroris, tidak semua tindakan yang dilakukan oleh pelaku
hanya pada satu tempat tertentu atau satu terorisme bertujuan untuk mengambil nyawa
waktu saja, namun dapat dilakukan ditempat orang, bisa saja hanya untuk membuat keresahan
lain dan pada waktu yang berbeda. Apabila ditengah masyarakat.
tidak langsung ditindak lanjuti.

L: Dengan demikian, apabila Undang-undang


penjatuhan hukuman mati tetap dijalankan
dapat menghentikan atau setidaknya dapat
meminimalisir tindak terorisme di Indonesia.
Argumen 2 Argumen 2
A: Makin cepat hukuman mati dilakukan A: Hukuman mati tidak akan menyelesaikan
makin efektif penanggulangan kasus terorisme. kasus terorisme di Indonesia.

R: Karena semakin lama narapidana ditahan, R: Karena dengan dijatuhi hukuman mati
tidak langsung dijatuhi hukuman, maka akan terhadap pelaku terorisme tersebut, maka
memugkinkan timbulnya masalah baru. kesempatan untuk menyelidiki kasus tersebut
telah teputus. Ada kemungkinan salah satu dari
E: Seperti kerusuhan yang terjadi di pelaku terorisme tersebut dapat dijadikan sumber
Makrobrimob Bekasi oleh narapidana untuk penyelidikan kasus lebih dalam.
terorisme yang mengakibatkan 5 Bhayangkara (www.bbc.com)
gugur dan 4 lainnya terluka dengan hasil visum
terdapat bahwa kelima jenazah terkena sayatan E: Menurut Ricky Gunawan selaku direktur
yang cuku dalam oleh para narapidana. Hal ini lembaga bantuan hukum masyarakat mengatakan
diakibatkan oleh sikap radikal yang dimiliki bahwa hukuman mati yang dijatuhkan kepada
oleh para narapidana terorisme. pelaku terorisme hanya akan memperkuat
(www.bbc.com) jaringan anggota teroris lain dalam melakukan
tindakan atau hal-hal baru yang ditimbulkan.
L: Dengan demikian, semakin cepat hukuman
mati dilakukan, maka akan cepat untuk L: Hukuman mati yang dijatuhkan kepada tindak
menanggulangi atau meminimalisir masalah- pidana terorisme belum tentu menyelesaikan
masalah baru yang dilakukan oleh para teroris masalah yang ada, bisa saja pelaku terorisme
yang mungkin akan terjadi. yang dihukum mati tersebut menjadi pemicu
untuk anggota teroris lain yang belum tertangkap
untuk memperkuat atau malah menimbulkan /
merancang masalah baru.
MOSI 2 ( DEWAN INI PERCAYA BAHWA MENGHILANGKAN KOLOM
KETERANGAN AGAMA DI KARTU TANDA PENDUDUK PERLU DILAKUKAN
UNTUK MENGURANGI DISKRIMINASI ANTAR UMAT BERAGAMA )

Latar belakang
Negara Indonesia mengenal enam agama yaitu, Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindhu,
dan Konghuchu. Menurut Penelitian, 87,18 % dari 237.641.326 penduduk Indonesia pemeluk
Islam, 6,96% Protestan, Katolik 1,69%, Hindhu 0.72 %, Budha 0,05% ,Konghuchu 0,13%, dan
agama lain yang tidak tersensus sebanyak 0,38%. Agama di Indonesia mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dari ideologi Indonesia,
yaitu Pancasila sila pertama, Ketuhanan yang Maha esa.
Pencantuman kolom agama dalam KTP awalnya didasarkan pada Penetapan Presiden No.
1/PNPS/1965 jo. Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 tentang Agama., Kepercayaan, dan adat
Istiadat Cina jo. Undang-Undang No. 65 Tahun 1969 tentang penyalahgunaan dan penodaan
Agama. Disana disebutkan bahwa Indonesia menganut keenam agama yang sudah disebutkan
diatas, akan tetapi agama konghuchu tidak bisa dicantumkan dalam kolom agama, diakui tetapi
hanya dipergunakan dalam hubungan keluarga atau individu.
Akan tetapi, Pro dan kontra terjadi dikalangan masyarakat dan ahli-ahli agama, dengan
menghapuskan kolom agama pada KTP, Menyebabkan seseorang atau setiap individu kehilangan
identitas, salah satu contohnya adalah saat terjadi kecelakaan yang menyebabkan korban
meninggal dunia, korban tersebut harus disemayamkan sesuai dengan agamanya, jika terjadi
perkawinan beda agama, dengan adanya kolom agama pada KTP bisa menunjukkan pasangan yang
akan melakukan perkawinan. Dengan memaksakan kehendak untuk menihilkan identitas agama,
maka tidak menjamin bahwa tindakan diskriminasi tidak terjadi, Intinya kesadaran dari setiap WNI
menjadi perhatian yang penting.

Isu ( titik perdebatan )


Apakah menghilangkan kolom keterangan agama di KTP dapat meminimalisir diskriminasi antar
umat beragama?

Definisi
Kartu Tanda Penduduk : identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Pasal 1 Angka
14 UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan)
Agama : salah satu hal pokok yang ada di kehidupan beragama. Agama adalah sebuah koleksi
terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia
dengan tatanan/perintah dari kehidupan.
Intoleransi : ketiadaan tenggang rasa : tindak kekerasan itu dipicu oleh adanya intoleransi di antara
kelompok pemuda.
Diskriminasi : perlakuan pembedaan atau pengucilan, baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap individu atau kelompok lain dengan dilandaskan ras, suku, warna kulit, agama, dan
sebagainya.

Limitasi
Diskriminasi sampai saat ini menjadi permasalahan utama di Indonesia. Terutama diskriminas
agama, dimana agama merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan masyarakat. Sampai saat
ini masih banyak yang dipermasalahkan apalagi dalam Kartu Tanda Penduduk, banyak kabar
bahwa identitas agama dalam Kartu Tanda Penduduk rencananya akan dihapuskan. Namun,
banyak juga yang menentang hal tersebut.

PRO KONTRA
Argumen 1 Argumen 1
A: Penghilangan Kolom Agama Tidak Akan A: Penghilangan Kolom Agama di KTP
Menghilangkan Makna Sila-Sila Pancasila. bertentangan dengan nilai Pancasila.

R: Arti dari sila Ketuhanan yang Maha Esa dan R: Indonesia menganut sila pertama Pancasila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ini yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, yang
ditujukan sebagai bukti bahwa bangsa memegang teguh ketuhanan dan kepercayaan
Indonesia mempercayai nilai-nilai ketuhanan yang terdiri dari 6 agama yang diakui di
sebagai manusia atau warga negara acuan Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu,
untuk menjalankan kehidupannya dalam Budha dan Konghucu yang mana itu menjadi
bentuk sikap dan etika dengan beradab. bagian dari identitas ketuhanan sebuah bangsa
dan sila tersebut sebagai salah satu penyokong
E: Pada kasus penculikan dan pembunuhan negara.
pemimpin Papua yaitu Theys Hiyo Eluay pada
tahun 2001, yang salah satu pembunuhnya E: Menurut Guru Besar Bidang Tata Negara
adalah seorang Katholik yaitu Sersan Satu Universitas Andi Djemma Palopo yaitu Lauddin
Laurensius(Liputan6.com, 2003). Padahal di Marsuni berpendapat bahwa ketuhanan dan
dalam alkitab telah dijelaskan dalam Matius agama merupakan identitas negara.
5:21 - 22a bahwa dilarang untuk membunuh (Constiteundum Wordpress, 2016)
manusia.
L: Sila pertama Pancasila telah mutlak menjadi
L: Dengan demikian apabila kolom agama di dasar negara Indonesia, dan kehidupan beragama
KTP dihilangkan, makna dari sila pertama telah menjadi bagian dari bangsa, maka dari itu
Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa penghilangan kolom agama tidak diperlukan.
tidak akan tercoreng atau hilang, sila tersebut
hanya berhubungan langsung dengan manusia
yang menjalankannya dan lingkungannya.
Argumen 2 Argumen 2
A: Warga dengan Kepercayaan yang belum A: Penghapusan Kolom Agama Mengganggu
diakui di Indonesia tidak mendapat hak yang Jalannya Pelayanan Pemerintahan.
sama.
R: Dalam menjalankan jalannya memberikan
R: Indonesia saat ini hanya mengakui 6 bentuk pelayanan kepada masyarakat dari pemerintah
agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, akan sulit apabila identitas agamanya kurang
Budha, dan Konghucu. Diluar agama itu, jelas, karena ada beberapa prosedur pelayanan
kepercayaan-kepercayaan lain cenderung yang mengatas namakan agama agar berjalan
mendapat perlakuan tidak senonoh atau sesuai seperti seharusnya.
dibenci oleh agama yang telah diakui.
E: Pasal 2 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
E: Kejadian di Aceh tahun 2012, pengikut bahwa perkawinan yang sah adalah yang
kepercayaan Tgk. Aiyub diserang kemudian dilakukan sesuai dengan agama dan
dibunuh bahkan sampai dibakar hidup-hidup kepercayaannya masing-masing. (Patty Regina
oleh masyarakat Aceh karena dianggap sesat dkk, 2015)
oleh pemeluk Islam disana. (Tribunnews.com)
L: Di Indonesia karena ada bermacam-macam
agama yang ada, maka dalam pelayanan
L: Karena adanya anggapan sebagai agama pemerintah ada yang memerlukan keterangan
yang diakui dan menganggap agamanya benar, identitas agama, maka pencantuman kolom
timbulah rasa kebencian atau rasa tak suka agama di KTP diperlukan.
kepada penganut kepercayaan lain selain apa
yang dianut sehingga penghapusan kolom
agama di KTP dapat meningkatkan toleransi
terhadap sesama masyarakat dan hidup rukun.

Argumen 3
A: Penghilangan Kolom Agama di KTP Akan
Mengatasi Konflik-Konflik Diskriminasi Umat
Aagama Minoritas di Indonesia.

R: Kasus diskriminasi umat beragama masih


dijumpai, adanya toleransi dalam kepribadian
masing-masing warga negara belum
sepenuhnya ada. Perlakuan diskriminasi agama
terjadi terutama kepada umat agama minoritas,
mereka belum mendapat hak penuh dari hukum
atau perlakuan yang benar-benar baik oleh
semua masyarakat.
E: Kasus Gereja Kristen Indonesia Yasmin di
Kota Bogor oleh Pemerintah Bogor dicabut
hak IMB gerejanya hingga saat ini jemaat GKI
Yasmin masih menagih hak atas gereja mereka
kepada Wali Kota Bogor, mereka pun
sementara melakukan ibadah di seberang
Istana Negara. (Nasional Kompas.com.)

L: Masih adanya kasus diskriminasi di


Indonesia yang disebabkan oleh perbedaan
agama membuat tak seluruh warga negara
beragama mendapat hak untuk mendapatkan
perlakuan yang sama, maka penghilangan
kolom agama di KTP bisa menjadi solusinya.
MOSI 3 ( DEWAN INI PERCAYA BAHWA UNDANG-UNDANG LARANGAN
PERNIKAHAN BEDA AGAMA DI INDONESIA PERLU DIHAPUSKAN KARENA
MERUPAKAN BENTUK INTOLERANSI DAN DISKRIMINASI )

Latar belakang
"Negara itu berkewajiban untuk melindungi HAM warga negara. Untuk melindungi,
menghormati hak asasi dari warga negaranya. Berarti kan tidak membeda-bedakan agama atau
kepercayaan WNI. Tetapi pada kenyataannya, penafsiran terhadap Pasal 2 ayat (1) UU No.1 Tahun
1974 tentang Perkawinan. Menurut ketentuan hukum tersebut, perkawinan yang sah adalah
perkawinan yang dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya. Tetapi
masih saja terdapat WNI yang menyelundupkan hukum dengan kata lain melakukan perkawinan
beda agama.
Menurut Ichtianto Seorang Pakar Hukum Keluarga FH UI, UU Perkawinan tidak melarang
perkawinan lintas agama, merujuk dari Bab XIII tentang Perkawinan Campuran pada Pasal 57
pada gagasan pertama yaitu 'perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum
yang berlainan'," Ichtianto juga memandang ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan sebagai
ketentuan yang mengakui adanya pluralitas hukum perkawinan menurut agama-agama yang ada
di Indonesia. Sesuai dengan pasal tersebut, di Indonesia ada pluralitas hukum perkawinan menurut
hukum agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan bahkan Kong Hu Cu.
Namun, Dalam agama tertentu juga tidak toleransi terhadap perkawinan berbeda agama,
Misalnya, hukum Islam yang melarang wanita Islam menikah dengan pria yang bukan beragama
Islam, tetapi membolehkan pria Islam menikahi wanita beragama lainnya. Agama lainnya yang
secara penuh melarang pemeluknya melakukan perkawinan lintas agama adalah Katolik dan
Hindu.

Isu ( titik perdebatan )


Apakah selamanya agama menjadi tolok ukur sah dan tidaknya pernikahan beda agama ?

Definisi
Pernikahan merupakan satu-satunya sistem yang telah dipilih oleh Allah sebagai sarana yang sah
bagi hambanya untuk membangun rumah tangga dan menjaga keberlangsungan hidup di dunia.
Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, perkawinan ialah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Mahkamah Agung mengakui bahwa
pernikahan beda agama tidak dapat dihindari maka dari itu diberikan dua kemungkinan : pertama,
sesuai dengan jiwa dari UU No 1 tahun 1974 dimana para pihak harus berunding dahulu untuk
memilih hukum yang mana jika tak ada yang mau mengalah maka tidak akan bisa melangsungkan
pernikahan. Kedua, apabila tidak tercapai musyawarah daoat digunakan ketentuan dalam peraturan
perkawinan campuran (berdasarkan pasal 6 GHR) digunakan hukum pihak suami. Perbedaan
agama dalam keluarga dapat menimbulkan dampak yang merugikan yang pada gilirannya dapat
mengakibatkan disfungsi pernikahan.
Semakin berjalannya waktu muncullah permasalahan baru mengenai pernikahan beda agama hal
ini memicu adanya persetujuan dari pihak yang mendukung tapi semakin banyak pihak yang
menentang akan hal ini. Kebijakan pernikahan beda agama di Indonesia sendiri dapat dilihat
melalui kacamata hukum dan melalui ajaran dalam agama. Tak sedikit warga Indonesia yang
menikah dengan berbeda agama, yang menjadi permasalahan adalah mereka harus menikah di luar
negeri karena catatan sipil Indonesiaa tidak menganggap pernikahan beda agama sebagai
pernikahan yang sah. Agama memegang peran penting dalam kesahan atau resminya suatu
pernikahan.

Limitasi
Pernikahan beda agama masih menjadi perdebatan diantara khalayak banyak dan dianggap sebagai
suatu hal yang haram hukumnya bila dilakukan. Di Indonesia agama lah yang menjadi tolok ukur
antara sah dan tidak sahnya suatu pernikahan, dan agama sendiri secara tidak langsung dinyatakan
sebagai pengganti hukum oleh negara mengingat masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
religius yang sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan dan menaati aturan serta ajaran agamanya.

PRO KONTRA
Argumen 1 Argumen 1
A: Penikahan beda agama tidak dapat A: Perlu atau tidaknya penghapusan undang-
diwujudkan dalam masyarakat indonesia yang undang perkawinan beda agama di Indonesia.
tergolong religius.

R: Pernikahan adalah suatu hal yang sakral dan R: Undang-undang pernikahan beda agama jika
prosesinya tidak terlepas dari nilai-nilai agama dihapuskan dinggap melanggar Hak Asasi
dan setiap agama memiliki nilai pandang Manusia karena semua warga berhak
sendiri-sendiri dan sulit untuk disatukan dan menggunakan hak asasinya termasuk dalam hal
dapat merubah ajaran-ajaran yang telah perkawinan.
diterima oleh agamanya.
E: Melalui wawancara dengan Komnas HAM,
E: Seperti dilansir dalam cnnindonesia.com Soelistyowati Soegondo mengatakan bahwa
pernikahan beda agama ditentang oleh banyak dirinya dan sejumlah pihak lainnya berupaya
pihak yang membuat beberapa ahli, ulama, menghapuskan diskriminasi. Pelayanan petugas
organisasi keagamaan serta Majelis Ulama catatan sipil terhadap perkawinan antara
Indonesia memberikan tanggapan bilamana pasangan yang berbeda agama tersebut dalam
NU menyatakan muslim tidak boleh menikah rancangan undang-undang tentang catatan sipil,
dengan nonmuslim bisa dikatakan haram ia berpendapat, seharusnya negara tidak
hukumnya seperti tertulis dalam al-quran al membeda-bedakan dalam melindungi dan
Baqarah (2):221 yang isinya “dan janganlah melayani warga negaranya dalam menggunakan
kamu menikahi wanita-wanita musyrik, hak asasinya, khususnya untuk bisa
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya melangsungkan perkawinan. Dikutip dari
wanita budak yang mukmin lebih baik dari Kompas.com, seperti contoh perkawinan
wanita menarik hatimu. Dan janganlah kamu pasangan Pristiyono Hartanto (37) dengan Lucia
menikahkam orang-orang musyrik (dengan Lanny Hartanti (35) warga kota Bandungan Jawa
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka Tengah, menganggap bahwa perkawinan beda
beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin agama tidak perlu dipermasalahkan dinegara
lebih baik dari orang musyrik walaupun dia majemuk seperti Indonesia.
menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka,
sedangangkan Allah mengajak ke surga dan L: Dengan demikian, jika Undang-undang
ampunan dengan izinNya. Dan Allah perkawinan beda agama dihapuskan berarti sama
menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia saja menghilangkan Hak Asasi Manusia dalam
supaya mereka mengambil pelajaran”. hal perkawinan.

L: Pernikahan beda agama di Indonesia tidak


dapat diberlakukan karena banyaknya pihak
yang menentang dan dianggap tidak sah secara
agama karena ajaran-ajaran agama yang
mewajibkan menikah dengan sesama
agamanya seperti yang sudah tertulis dalam
kitab-kitab yang dipercaya oleh agama masing-
masing. Hal ini tidak dapat dilakukan
mengingat Indonesia adalah negara yang
religius dan warganya sangat menaati ajaran-
ajaran agama.
Argumen 2 Argumen 2
A: Agama sebagai patokan sah tidaknya suatu A: Perkawinan beda agama dianggap sah dimata
pernikahan. hukum dan layak untuk dijalankan.

R: Banyak tafsiran-tafsiran dalam ajaran R: Perkawinan beda agama dianggap sah dimata
agama yang melarang pernikahan beda agama. hukum. Banyak yang terpaksa menikah diluar
Jika terjadi pernikahan beda agama dianggap negeri dan ada pula yang meminta pengadilan
akan membawa pasangannya meninggalkan untuk menyatakan perkawinan sah walaupun
agamanya dan berpindah pada agama lain dan beda agama.
terdapat ketentuan yang melarang pernikahan
itu terjadi. Dari aturan agama tersebut E: Seperti yang ditulis dalam detik.com, Anbar
menjadikan sah atau tidaknya pernikahan berpendapat bahwa pasal 1 UU perkawinan
berdasarkan atas agama. berdasarkan pada sila pertama Pancasila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, lalu ke-sah-an
E: Dikutip dari bbc.com yang memberikan perkawinan bukan berdasarkan agama dan masih
contoh pernikahan antara Ang Mei Yong dan dianggap sah oleh hukum.
Ahmad Nurcholish yang beragama Konghuchu
dan Islam. MUI tahun 2005 mengeluarkan 3 L: Perkawinan bisa dinyatakan sah tanpa melihat
fatwa yang isinya “Pertama, melarang secara unsur religius, karena ada UU yang menyatakan
mutlak baik bagi perempuan dan laki-laki bahwa perkawinan beda agama tetap sah dimata
muslim untuk menikahi non-muslim. Kedua, hukum. Dan warga Indonesia tidak perlu
memperbolehkan pernikahan laki-laki muslim menikah diluar negeri karena catatan sipil
dengan perempuan non-muslim tetapi Indonesia tidak menerima.
perempuan non-muslim tidak boleh menikahi
laki-laki non-muslim. Ketiga, baik laki-laki
maupun perempuan muslim boleh menikah
dengan non-muslim” namun dari ketiga fatwa
tersebut fatwa pertamalah yang digunakan
sebagai patokan dalam suatu pernikahan yang
sah.

L: Adanya patokan mutlak sebagai dasar dari


sebuah pernikahan yang menyebabkan negara
memberikan hal tersebut menjadi alasan sah
atau tidaknya pernikahan dilihat berdasarkan
ajaran agama. Terlebih dalam agama islam
yang melarang perempuan dan laki-laki
muslim menikah dengan non-muslim.

Вам также может понравиться