Вы находитесь на странице: 1из 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dimana
objeknya adalah benda – benda alam. Ilmu pengetahuan alam lahir dari pengamatan
terhadap suatu gejala alam (fenomena) yang dikaji secara terus menerus dan sistematis
sehingga didapatkan suatu konsep ilmu. Sehingga dapat dikatakan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yakni sebuah ilmu pengetahuan yang
telah diuji kebenarannya melalui langkah – langkah yang sistematis yang disebut juga
dengan metode ilmiah.
Pengetahuan tentang ilmu fisika, biologi dan kimia akan menjadi satu kesatuan yang
utuh dan terpadu. Melalui pembelajaran IPA yang terpadu atau terintegrasi, peserta didik
dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang di
pelajarinya, sehingga dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran IPA haruslah diajarkan secara terpadu
dengan suatu tema. Realitanya sampai saat ini guru masih mengajarkan IPA secara
terpisah berdasarkan disiplin ilmu. IPA diajarkan sebagai sebuah ilmu yang ditransfer
pada siswa agar siswa mampu menghafal konsep, teori dan hukum. Fenomena tersebut
terjadi karena guru hanya beranggapan pembelajaran yang dilakukan tersebut berorientasi
pada tes ujian/tes sehingga aspek yang dikembangkan pada siswa hanyalah aspek kognitif
saja. Pembelajaran yang bersifat teacher-centered inilah yang mengakibatkan para siswa
menjadi kurang termotivasi dalam belajar, malas berfikir secara mandiri (pasif) serta
dangkal dalam memahami konsep IPA, sebab aspek afektif dan psikomotor pada diri
siswa terabaikan oleh sistem pembelajaran yang dilakukan guru. Alasan yang sering
dikemukakan oleh guru untuk tidak melakukan inovasi dalam proses pembelajaran adalah
keterbatasan waktu, sarana yang kurang memadai, lingkungan belajar, dan jumlah siswa
yang terlalu banyak pada tiap kelas.

Dari uraian tersebut, kita sebagai calon pendidik harus bisa mencari cara yang lebih
menarik agar siswa lebih semangat dalam proses pembelajaran dalam IPA Terpadu.
Untuk IPA Terpadu SMP kelas IX semester 2 kami mengambil satu tema yang bisa

Sains Terintegrasi 1
dibahas terpadu dari bidang fisika, biologi, dan kimia. Oleh karena itu kami mengambil
tema dalam kehidupan sehari-hari yaitu tentang Kemagnetan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana tema kemagnetan jika ditinjau secara umum sebagai bagian dari IPA
Terpadu?
2. Bagaimana tema kemagnetan jika ditinjau dari sudut pandang ilmu Fisika sebagai
bagian dari IPA Terpadu?
3. Bagaimana tema kemagnetan jika ditinjau dari sudut pandang ilmu Biologi sebagai
bagian dari IPA Terpadu?
4. Bagaimana tema kemagnetan jika ditinjau dari sudut pandang ilmu Kimia sebagai
bagian dari IPA Terpadu?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan tema kemagnetan secara umum
2. Mendeskripsikan tema kemagnetan dalam aspek ilmu fisika
3. Mendeskripsikan tema kelistrikan dalam aspek ilmu biologi
4. Mendeskripsikan tema kelistrikan dalam aspek ilmu kimia

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi penulis
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis mendapatkan pengetahuan dan wawasan
yang lebih luas dan mendalam mengenai kemagnetan dalam kajian IPA Terpadu untuk
SMP baik dalam aspek fisika, kimia dan biologi. Makalah ini juga dapat dijadikan
bahan evaluasi dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya, agar pada makalah
selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

Sains Terintegrasi 2
2. Bagi pembaca
Dapat menambah wawasan pembaca mengenai kemagnetan dalam kajian IPA
Terpadu untuk SMP baik dalam aspek fisika, kimia dan biologi.Di samping itu,
makalah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pedoman belajar atau referensi
tambahan dalam pembuatan makalah selanjutnya terkait dengan materi ini.

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
menggunakan metode kajian pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari
dan mengumpulkan data dari beberapa kajian pustaka yang berhubungan dengan materi
yang akan dibahas dalam makalah ini, baik berupa buku maupun informasi dari internet.

Sains Terintegrasi 3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEMAGNETAN SECARA UMUM


Kemagnetan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia
dan makhluk lain penghuni alam semesta ini. Bumi sendiri merupakan magnet terbesar
yang dapat memberi manfaat besar bagi manusia. Magnet bumi memungkinkan manusia
untuk menggunakan kompas sebagai penunjuk arah dan hewan-hewan juga
memanfaatkan gaya magnet bumi sebagai penunjuk arah dalam melakukan migrasi.
Perkembangan teknologi selanjutnya yang terinspirasi dari prinsip kemagnetan bumi
menghasilkan berbagai penerapan magnet di bidang teknologi. Hal ini banyak membantu
aktivitas manusia dengan berbagai peralatan yang bermanfaat bagi kehidupan.

2.2 KEMAGNETAN DALAM ILMU FISIKA


1. Konsep Gaya Magnet
Istilah magnet sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan kamu juga
sering menggunakan magnet. Kata magnet berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos
yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki). Di wilayah
tersebut terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu. Magnet terbuat dari
logam seperti besi dan baja. Magnet memiliki berbagai bentuk dan dinamakan sesuai
bentuknya, seperti yang bisa kamu lihat pada Gambar 1.

Sumber: Dokumen Kemdikbud


Gambar 1. Magnet U dan Magnet Batang

Sains Terintegrasi 4
Penentuan kutub magnet batang dapat dilakukan dengan percobaan sederhana.
Letakkan magnet batang di atas gabus lalu apungkan di permukaan air, maka ujung
magnet yang menunjuk ke arah utara adalah kutub utara magnet, dan ujung magnet
yang menunjuk arah selatan adalah kutub selatan magnet, seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Magnet Batang yang Diapungkan

Magnet selalu memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub-
kutub yang senama bila didekatkan akan saling tolak menolak, sedangkan kutub-
kutub yang berbeda nama bila didekatkan akan saling tarik-menarik. Kutub-kutub ini
selalu ada pada setiap magnet walaupun magnet tersebut dipotong menjadi potongan
magnet kecil. Perhatikan Gambar 3 tentang interaksi dua magnet!

(a) (b)
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 3. Interaksi Dua Magnet.
(a) Magnet Tidak Senama Tarik Menarik; (b) Magnet Senama Tolak-menolak

Gaya listrik berasal dari adanya interaksi antara muatan listrik, sedangkan
gaya magnet berasal dari adanya interaksi antara kutub-kutub magnet yang
ditimbulkan oleh gerakan muatan listrik (elektron) pada benda.

Sains Terintegrasi 5
(a) (b)
Sumber: National Geographic Channel
Gambar 4. Magnet Elementer Penyusun Magnet, (a) Magnet Elementer Tersebar
Acak, (b) Magnet Elementer Tersusun pada Arah Tertentu

Pada Gambar 4a, kutub utara dan kutub selatan partikel elementer magnet
pada benda tersebut tersebar secara acak, sehingga benda tidak memiliki sifat magnet.
Pada beberapa jenis logam tertentu, seperti besi dan baja, sejumlah magnet elementer
magnet dapat disusun berbaris pada arah tertentu hingga benda bersifat sebagai
magnet (Gambar 4b).

a. Sifat Magnet Bahan


Berdasarkan sifat interaksi bahan terhadap magnet, benda diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok, yaitu feromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetik. Benda-
benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet termasuk pada kelompok benda
feromagnetik, misalnya besi, baja, kobalt, dan nikel. Benda-benda yang ditarik lemah
oleh magnet termasuk pada kelompok benda paramagnetik, misalnya magnesium,
molibdenum, dan lithium. Benda-benda yang tidak ditarik oleh magnet termasuk
kelompok benda diamagnetik, misal perak, emas, tembaga, dan bismut.

b. Cara Membuat Magnet


Magnet tidak hanya dapat ditemukan di alam sebagai magnet alami, tetapi ada
juga benda yang dapat dibuat menjadi bersifat magnet. Besi dapat dijadikan magnet
dengan cara menggosok. Besi digosok dengan arah yang tetap, agar magnet elementer
dapat diatur untuk menuju ke satu arah saja. Perhatikan Gambar 5, ujung kutub utara
magnet yang digosokkan dari ujung besi B ke A akan mengubah besi menjadi magnet
dengan kutub utara pada ujung B dan kutub selatan pada ujung A. Jadi, ujung batang

Sains Terintegrasi 6
besi yang pertama kali digosok akan memiliki kutub yang sama dengan kutub magnet
yang menggosoknya.

Gambar 5. Menggosok Magnet

Baja dan besi dapat dijadikan magnet dengan cara menginduksi atau
mendekatkannya dengan magnet selama beberapa waktu. Perhatikan Gambar 6, sifat
magnet menunjukkan bahwa magnet akan saling tarik menarik jika kutub yang
berbeda didekatkan, dan tolak-menolak jika kutub yang sama, sehingga ujung B
akan menjadi kutub utara dan ujung A akan menjadi kutub selatan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ujung besi atau baja yang berdekatan dengan kutub magnet
batang akan memiliki kutub yang berlawanan dengan kutub magnet penginduksinya.

Gambar 6. Induksi Magnet

Magnet juga dapat dibuat dengan cara meliliti besi atau baja dengan kawat
penghantar yang dialiri arus DC. Magnet yang dibuat dengan cara demikian disebut
elektromagnet. Arus DC dapat menyamakan arah magnet elementer pada besi atau
baja. Kutub magnet besi atau baja yang terbentuk tergantung pada arah lilitan kawat

Sains Terintegrasi 7
penghantar. Jika arah arus berlawanan dengan arah jarum jam, maka ujung A besi
atau baja tersebut akan menjadi kutub utara dan ujung B akan menjadi kutub selatan.
Sebaliknya, jika arah arus searah dengan jarum jam, maka ujung A besi atau baja akan
menjadi kutub selatan dan ujung B akan menjadi kutub utara. Perhatikan Gambar 7,
dengan pola lilitan tersebut (searah jarum jam), maka ujung A akan menjadi kutub
selatan dan ujung B akan menjadi kutub utara.

Gambar 7. Induksi Elektromagnet

c. Penerapan Elektromagnet dalam Kehidupan Sehari-hari


Gejala elektromagnet sering digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari. Beberapa penerapan elektromagnet tersebut dapat ditemui pada bel listrik, saklar
listrik, dan telepon kabel.
 Bel listrik
Kita selidiki cara kerja bel listrik yang kita temui disekitar kita. Pada saat
tombol bel listrik ditekan, rangkaian arus menjadi tertutup dan arus mengalir pada
kumparan. Aliran arus listrik pada kumparan ini mengakibatkan besi di dalamnya
menjadi elektromagnet yang mampu menggerakkan lengan pemukul untuk me mukul
bel sehingga berbunyi.

Sains Terintegrasi 8
(a) (b)
Sumber: (a) www.citycollegiate.com , (b) en.wikipedia.org
Gambar 8. (a) Skema Rangkaian Bel Listrik, (b) Bel Listrik
 Saklar
Di setiap rumah yang menggunakan aliran listrik, hampir semuanya
menggunakan saklar. Perhatikan Gambar 8a. Saklar berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik pada rangkaian listrik. Khusus untuk bentuk saklar
seperti pada gambar 14b, mulai bekerja ketika saklar membentuk rangkaian tertutup.
Lilitan kawat akan berfungsi sebagai elektromagnet yang menarik ujung besi ke
bawah. Setelah besi tertarik ke bawah, ujung besi lainnya akan menyimpang ke kanan
dan mendorong tangkai ke kiri sehingga tangkai kiri dan kanan akan saling
bersentuhan untuk mengalirkan arus listrik. Ketika arus mengalir, maka beban (lampu
atau alat elektronik lainnya) akan menyala.

Gambar 9. (a) Diagram Saklar Elektromagnetik (b) Saklar Elektromagnetik

 Telepon Kabel
Prinsip kemagnetan juga digunakan dalam telepon kabel. Saat menggunakan
telepon, seseorang akan menerima pesan (men dengar) sekaligus mengirim pesan

Sains Terintegrasi 9
(berbicara). Prinsip kerja telepon pada dasarnya mengubah energy listrik menjadi
energi bunyi. Pada saat ada pembicaraan, energi listrik mengalir pada kabel telepon
menimbulkan efek elektromagnet yang kekuatannya berubah-ubah sehingga mampu
menggetarkan diafragma besi lentur pada speaker telepon. Getaran pada speaker
inilah yang akhirnya menggetarkan udara di sekitarnya dan memberikan efek
“dengar” bagi telinga kita.

Gambar 10. Telepon Kawat

d. Cara Menghilangkan Kemagnetan Bahan


Sifat kemagnetan bahan dapat dihilangkan dengan cara memukul mukul
(Gambar 11a), memanaskan (Gambar 11b), dan meliliti magnet dengan arus bolak
balik atau AC (Gambar 11c). Pada prinsipnya, sifat kemagnetan dapat dihilangkan
dengan cara mengacak arah magnet elementer.

Gambar 11. Menghilangkan Sifat Magnet dengan Cara (a) Memukul; (b)
Memanaskan; dan (c) Meliliti Magnet dengan Arus AC

e. Medan Magnet
Pada materi awal, telah dibahas tentang materi medan magnet bumi. Selain
bumi, benda magnetik juga dapat menghasilkan medan magnet. Adanya medan

Sains Terintegrasi 10
magnet dapat kita deteksi dengan kita meletakkan magnet di bawah kertas atau mika.
Kemudian menaburkan pasir besi di atas kertas atau mika tersebut. Maka pasir besi
akan membentuk pola medan magnet. Daerah di sekitar magnet yang dapat
mempengaruhi magnet atau benda lain disebut medan magnet. Pola-pola yang
dibentuk oleh pasir besi merupakan bentuk garis gaya magnet yang digunakan untuk
menggambarkan medan magnet. Medan magnet terbesar terletak pada ujung-ujung
kutub magnet. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pasir besi yang ditarik oleh
ujung-ujung kutub magnet (garis-garis gaya magnetnya sangat rapat).

Gambar 12. Pola Medan Magnet Batang

f. Induksi Magnet
Hans Christian Oersted (1820) menunjukkan bahwa arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet. Caranya adalah dengan mengamati pergerakan jarum
kompas saat diletakkan di dekat kabel yang dialiri arus listrik. Percobaan ini
kemudian dikenal dengan Percobaan Oersted. Arah medan magnet dan arah arus
dapat di tunjukkan dengan menggunakan tangan kanan seperti Gambar 13
menunjukkan arus listrik dan B menunjukan medan magnet.

Sains Terintegrasi 11
Gambar 13. Arah Panah yang Mengelilingi Kawat Menunjukkan Medan
Magnet di Sekitar Kawat Berarus

Jika pada kawat lurus, medan magnet terbentuk melingkari arah arus,
bagaimana dengan kabel yang dibentuk melingkar dan kumparan? Perhatikan Gambar
19.

Gambar 14. Arah Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus

Pada kumparan (Gambar 14a) medan magnet tampak melingkari kabel, tetapi
pada kumparan (Gambar 14b) medan magnetnya seolah-olah membentuk kutub utara
dan selatan pada ujung-ujungnya, persis seperti pada magnet batang.

2. Teori Kemagnetan Bumi


Kita sudah mengetahui sebuah magnet batang yang tergantung bebas akan
menunjuk arah tertentu. Pada bagian ini, kamu akan mengetahui mengapa magnet
bersikap seperti itu. Pada umumnya sebuah magnet terbuat dari bahan besi dan nikel.

Sains Terintegrasi 12
Keduanya memiliki sifat kemagnetan karena tersusun oleh magnet-magnet elementer.
Batuan-batuan pembentuk bumi juga mengandung magnet elementer.
Bumi dipandang sebagai sebuah magnet batang yang besar yang membujur
dari utara ke selatan bumi. Magnet bumi memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan
selatan. Kutub utara magnet bumi terletak di sekitar kutub selatan bumi. Adapun
kutub selatan magnet bumi terletak di sekitar kutub utara bumi. Magnet bumi
memiliki medan magnet yang dapat memengaruhi jarum kompas dan magnet batang
yang tergantung bebas. Medan magnet bumi digambarkan dengan garis-garis
lengkung yang berasal dari kutub selatan bumi menuju kutub utara bumi. Magnet
bumi tidak tepat menunjuk arah utara-selatan geografis. Penyimpangan magnet bumi
ini akan menghasilkan garis- garis gaya magnet bumi yang menyimpang terhadap
arah utara-selatan geografis.

Gambar 15. Medan Magnet Bumi

Medan magnet bumi berfungsi untuk melindungi penduduk bumi dari radiasi
kosmik (partikel listrik yang dihasilkan oleh matahari atau benda-benda langit
lainnya) yang mengancam kesehatan. Namun, karena adanya medan magnet bumi,
partikel listrik tidak dapat masuk ke seluruh permukaan bumi, tetapi hanya akan
masuk ke kutub-kutub bumi. Saat menabrak atmosfer bumi, partikel listrik tersebut
diionisasi (peristiwa lepasnya elektron dari nukleon) dan membentuk plasma lemah
(gas super yang dipanaskan agar elektron terlepas dari nukleon). Tampilan indah
cahaya plasma inilah yang kemudian dikenal sebagai aurora.

Ketidaktepatan kutub utara dan kutub selatan magnet bumi disebut deklanasi.
Selain adanya ketidak tepatan penunjukan arah kutub utara dan kutub selatan magnet

Sains Terintegrasi 13
bumi, ternyata medan magnet bumi juga membentuk sudut dengan horizontal bumi,
atau yang disebut dengan sudut inklinasi.

 Deklinasi
Jika kita perhatikan, kutub utara jarum kompas dalam keadaan setimbang
tidak tepat menunjuk arah utara dengan tepat. Penyimpangan jarum kompas itu terjadi
karena letak kutub-kutub magnet bumi tidak tepat berada di kutub-kutub bumi, tetapi
menyimpang terhadap letak kutub bumi. Hal ini menyebabkan garis-garis gaya
magnet bumi mengalami penyimpangan terhadap arah utara-selatan bumi. Akibatnya
penyimpangan kutub utara jarum kompas akan membentuk sudut terhadap arah utara-
selatan bumi (geografis). Sudut yang dibentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan
arah utara-selatan geografis disebut Sudut DEKLINASI.

Gambar 16. Deklinasi

 Inklinasi
Penyimpangan kedudukan jarum kompasyang tidak mendatar terjadi karena
garis-garis gaya magnet bumi tidak sejajar dengan permukaan bumi (bidang
horizontal). Akibatnya, kutub utara jarum kompas menyimpang naik atau turun
terhadap permukaan bumi. Penyimpangan kutub utara jarum kompas akan
membentuk sudut terhadap bidang datar permukaan bumi. Sudut yang dibentuk oleh
kutub utara jarum kompas dengan bidang datar disebut Sudut INKLINASI. Alat yang
digunakan untuk menentukan besar inklinasi disebut inklinator.

Sains Terintegrasi 14
Gambar 17. Inklinasi

3. Gaya Lorentz
a. Konsep Gaya Lorentz
Interaksi medan magnet dari kawat berarus dengan medan magnet tetap akan
menghasilkan gaya magnet. Pada peristiwa ini terdapat hubungan antara arus listrik,
medan magnet tetap, dan gaya magnet. Hubungan besaran-besaran itu ditemukan oleh
fisikawan Belanda, Hendrik Anton Lorentz (1853-1928). Dalam penyelidikannya
Lorentz menyimpulkan bahwa besar gaya yang ditimbulkan berbanding lurus dengan
kuat arus, kuat medan magnet, panjang kawat dan sudut yang dibentuk arah arus
listrik dengan arah medan magnet. Untuk menghargai jasa penemuan H.A. Lorentz,
gaya tersebut disebut gaya Lorentz. Apabila arah arus listrik tegak lurus dengan arah
medan magnet, besar gaya Lorentz dirumuskan.
F  B.I .L
Keterangan:
F = gaya Lorentz (Newton)
B = medan magnet tetap (Tesla)
I = kuat arus listrik (Ampere)
L = panjang kawat berarus yang masuk ke dalam medan magnet (meter)
Penentuan arah Gaya Lorentz, dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah
tangan kanan. Perhatikan gambar berikut.

Sains Terintegrasi 15
Gambar 18. Cara menentukan arah gaya Lorentz dengan menggunakan kaidah
tangan kanan

Untuk memudahkan mengingat arah gaya lorentz yang dialami penghantar


ketika dialiri arus listrik dalam medan magnet digunakanlah kaidah tangan kanan.
Arah arus listrik (I) ditunjukkan oleh ibu jari, arah medan magnetik (B) ditunjukkan
oleh jari telunjuk, dan gaya lorentz ditunjukkan oleh jari tengah.

b. Penerapan Gaya Lorentz pada Motor Listrik


Prinsip gaya Lorentz dimanfaatkan dalam motor listrik. Motor listrik adalah alat
yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Berikut adalah contoh
motor listrik yang merupakan salah satu contoh penerapan gaya lorentz dan bagian-
bagian motor listrik tersebut.

Gambar 19. Motor Listrik

Ketika kumparan yang ada dalam daerah medan magnetik dialiri arus listrik,
kumparan tersebut menghasilkan gaya lorentz yang menyebabkan kumparan berputar
pada suatu sumbu. Setelah berputar setengah putaran atau sekitar 1800, komutator
akan mengubah arah arus yang mengalir pada kumparan sehingga arahnya
berlawanan dengan arah arus semula. Hal ini menyebabkan gaya Lorentz berubah
sebesar 1800 dan kumparan meneruskan putarannya hingga satu putaran penuh.

Sains Terintegrasi 16
Setelah berputar satu putaran penuh, komutator tersebut kembali mengubah arah arus
dalam kumparan sehingga kumparan kembali berputar pada sumbunya. Proses ini
terus berulang sehingga motor listrik pun terus berputar. Prinsip kerja motor listrik
DC diatas merupakan salah satu contoh penerapan gaya lorentz dalam kehidupan
sehari-hari.

4. Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromagnetik merupakan konsep yang banyak digunakan dalam
peralatan dalam kehidupan manusia. Prinsip induksi elektromagnetik ini dipelajari
oleh Michael Faraday dalam mengahasilkan arus listrik dari medan magnetik. Setelah
Oersted berhasil menemukan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet,
maka Michael Faraday (1791-1867) seorang ilmuwan dari Jerman bertanya-tanya
dapatkah medan magnet menghasilkan arus listrik? Termotivasi hal tersebut,
kemudian Faraday pada tahun 1822 memulai melakukan percobaan-percobaan.
Setelah kurang lebih 9 tahun, barulah ia mendapatkan jawabannya yaitu pada tahun
1831 ia berhasil membangkitkan arus listrik dengan menggunakan medan magnet.

Gambar 20. Percobaan Induksi Elektromagnetik Dengan Galvanometer

Jarum galvanometer bergerak menyimpang ketika magnet dimasukkan ke


dalam kumparan dan akan menyimpang ke arah berlawanan ketika magnet tersebut
ditarik keluar dari kumparan. Pada saat magnet bergerak terhadap kumparan, pada
ujung-ujung kumparan timbul tegangan listrik dan pada penghantar timbul arus listrik.
Peristiwa tersebut dinamakan induksi elektromagnetik. Tegangan yang dihasilkan
disebut tegangan induksi dan arus listrik yang dihasilkan disebut arus induksi.

Sains Terintegrasi 17
Pada saat magnet batang digerakkan keluar masuk kumparan, tegangan
induksi yang ditimbulkannya merupakan tegangan bolak-balik atau lebih dikenal
sebagai AC (alternating current).
Michael Faraday telah dapat menjelaskan penyebab peristiwa tersebut. Kita
tentu masih ingat bahwa di sekitar magnet terdapat medan magnet yang berupa garis
gaya magnet. Pada saat magnet dimasukkan ke dalam kumparan, jumlah garis gaya
magnet yang memasuki kumparan akan semakin banyak dan jarum galvanometer
bergerak ke kanan. Pada saat magnet dikeluarkan dari kumparan, jumlah garis gaya
magnet dalam kumparan berkurang dan jarum galvanometer bergerak ke kiri.
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Tegangan induksi
pada kumparan timbul akibat adanya perubahan banyaknya garis gaya magnetik yang
masuk ke dalam kumparan ataupun yang keluar dari kumparan.

 Karakteristik Induksi Elektromagnetik


Besar kecilnya tegangan induksi pada kumparan bergantung pada hal-hal
berikut :
a. Jumlah lilitan kumparan. Semakin banyak jumlah lilitan kumparan, semakin besar
tegangan induksi yang dihasilkan.
b. Kecepatan perubahan jumlah garis gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan.
Semakin cepat magnet digerakkan, semakin besar tegangan induksi yang dihasilkan.
c. Kekuatan magnet. Semakin kuat magnet yang digunakan semakin besar tegangan
induksi yang dihasilkan.
Besar tegangan induksi sebanding dengan kecepatan perubahan banyaknya
garis gaya dan sebanding pula dengan jumlah lilitan kumparan. Juga sebanding
dengan besarnya kekuatan magnet. Beberapa peralatan yang prinsip kerjanya
memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik, antara lain:
 Generator
Generator adalah alat yang digunakan untuk merubah 18nergy gerak
(18nergy18) menjadi 18nergy listrik. Energi gerak yang dimiliki generator dapat
diperoleh dari berbagai sumber 18nergy 18nergy18tive, misalnya dari 18nergy angin,
18nergy air, dan sebagainya. Generator dibedakan menjadi generator AC (Alternating
Current) dan generator DC (Direct Current). Generator AC atau alternator dapat
menghasilkan arus listrik bolak- balik dengan cara menggunakan cincin ganda,

Sains Terintegrasi 18
sedangkan generator DC dapat menghasilkan arus listrik searah dengan cara
menggunakan komutator (cincin belah).

Gambar 21. Generator

 Dinamo AC-DC
Dinamo adalah generator yang relatif kecil seperti yang digunakan pada
sepeda. Mengapa lampu sepeda kayuh dapat menyala meskipun tidak diberi baterai?
Mengapa nyala lampu akan semakin terang apabila kita mengayuh pedal sepeda
dengan lebih cepat? Ternyata pada sepeda terdapat dinamo yang berfungsi sebagai
sumber energi listrik untuk menyalakan lampu. Dinamo adalah alat yang berfungsi
untuk merubah energi gerak menjadi listrik.

Gambar 22. Dinamo


Cara kerja dinamo dan generator hampir sama, termasuk penggunaan satu
cincin yang dibelah menjadi dua (komutator) pada dinamo DC dan cincin ganda pada
dinamo AC. Perbedaan dinamo dengan generator terletak pada dua komponen
utama dinamo, yaitu rotor (bagian yang bergerak) dan stator (bagian yang diam). Saat
sepeda dikayuh dengan cepat, kumparan pada dinamo akan bergerak cepat sehingga
gaya gerak listrik (GGL) induksi yang dihasilkan menjadi lebih kuat dan energi listrik
yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Selain dengan mempercepat putaran
kumparan, penggunaan magnet yang kuat, memperbanyak jumlah lilitan, dan

Sains Terintegrasi 19
penggunaan inti besi lunak dalam dinamo juga dapat mengakibatkan GGL Sepeda
induksi yang dihasilkan menjadi lebih kuat.

 Transformator
Masih ingatkah kamu bahwa sebelum dialirkan ke rumah-rumah penduduk,
tegangan listrik dari PLN harus diturunkan? Bagaimana cara menurunkan atau
menaikkan tegangan listrik? Salah satu caranya adalah dengan menggunakan
transformator. Berdasarkan penggunaannya, transformator dibagi menjadi dua jenis,
yaitu transformator step-down dan transformator step-up. Transformator step-down
berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik, sedangkan transformator step-up
berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik.

Gambar 23. Transformator

Transformator pada dasarnya terdiri atas lilitan primer dan lilitan sekunder
yang dihubungkan dengan menggunakan inti besi. Lilitan primer yang mendapat
tegangan AC akan menginduksi inti besi hingga menjadi magnet. Perubahan arah arus
AC membuat medan magnet yang terbentuk berubah-ubah, sehingga menghasilkan
tegangan AC pada ujung-ujung kumparan sekunder. Besar kecilnya tegangan keluaran
yang dihasilkan transformator sangat dipengaruhi oleh jumlah lilitan pada kumparan
primer dan sekunder. Jika jumlah lilitan primernya lebih banyak daripada jumlah
lilitan sekunder, maka tegangan pada kumparan sekunder juga akan lebih kecil
daripada tegangan pada kumparan sekunder, dan transformator tersebut disebut
transformator step down. Namun jika jumlah lilitan primernya lebih sedikit daripada
jumlah lilitan sekunder, maka tegangan pada kumparan sekunder akan lebih besar
daripada tegangan pada kumparan primer, dan transformator tersebut disebut

Sains Terintegrasi 20
transformator step up. Pada transformator ideal, energi listrik yang masuk ke
dalamkumparan primer akan dipindahkan seluruhnya ke dalam kumparan 100% atau
secara matematis dituliskan sebagai berikut.
W p  Ws
V p x I p x t  Vs x I s x t
Vp Is

Vs Ip
I s Vp N p
Maka  
I p Vs Ns

Keterangan:
Wp = energi primer Np = lilitan primer
Ws = energi sekunder Ns = lilitan sekunder
Ip = arus primer Vp = tegangan primer
Is = arus sekunder Vs = tegangan sekunder

Pada kenyataannya, tidak pernah dapat dibuat tranformator dengan yang


masuk ke dalam kumparan primer akan diubah menjadi kalor. Perubahan energi listrik
menjadi kalor ini salah satunya disebabkan oleh adanya arus Eddy pada inti besinya.

Perhitungan efisiensi trafo ( ) yang tidak ideal tersebut dapat dilakukan


dengan menggunakan rumus berikut.
Pout
 x 100%
Pin
Vs I s
 x100%
Vp I p

keterangan:
Pout = daya listrik pada kumparan sekunder.
Pin = daya listrik pada kumparan primer.

Sains Terintegrasi 21
2.3 KEMAGNETAN DITINJAU DARI ILMU BIOLOGI
1. Magnet dalam Tubuh Bakteri
Dalam tubuh bakteri yang disebut dengan bakteri Magnetotactic bacteria (MTB)
terdapat organel (komponen) khusus yang disebut magnetosome. Magnetotactic
bacteria merupakan kelompok bakteri yang mampu melakukan navigasi dan bermigrasi
dengan memanfaatkan medan magnet. Beberapa jenis bakteri ini memiliki flagela yang
berfungsi sebagai pendorong.

Gambar 24. Magnetosome pada Bakteri Magnetospirillum Magnetotacticum

Jenis bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Richard P. Blakemore pada tahun
1975. Magnetosome tersusun atas senyawa magnetite (Fe3O4) atau greigite (Fe3S4)
yang memiliki sifat kemagnetan jauh lebih kuat dibandingkan dengan magnet sintetik
atau yang dibuat oleh manusia. Magnetosome dan senyawa yang terkandung di
dalamnya masih terus diteliti dan diduga memiliki potensi yang besar untuk digunakan
dalam bidang kesehatan. Magnetosom yang mengandung senyawa magnetik dapat
berfungsi sebagai jarum kompas yang menunjukkan arah gerak tubuh sel bakteri ini.

2. Migrasi Hewan dengan Medan Magnet


Kehidupan makhluk hidup di bumi dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Medan
magnet bumi adalah daerah di sekitar bumi yang masih dipengaruhi oleh gaya tarik
bumi. Sebagian besar hewan memanfaatkan medan magnet bumi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Medan magnet bumi berada di sekitar bumi,
dapat mempengaruhi batang magnet yang diletakkan bebas di sekitar permukaan bumi.
Tahukah kamu, mengapa di utara bumi ada kutub selatan magnet bumi dan di selatan
Hewan mampu mendeteksi medan magnet bumi karena di dalam tubuh hewan terdapat
magnet. Fenomena tersebut dinamakan biomagnetik. Selain itu, medan magnet bumi

Sains Terintegrasi 22
dapat membantu hewan dalam menentukan arah migrasi, mempermudah upaya mencari
mangsa, atau menghindari musuh.
a. Migrasi Burung

Gambar 25. Migrasi Burung

Beberapa jenis burung, misal burung elang dan burung layanglayang,


melakukan migrasi pada tiap musim tertentu. Burung tersebut menggunakan partikel
magnetik yang ada pada tubuhnya untuk menciptakan “peta” navigasi dengan
memanfaatkan medan magnet bumi. Pemanfaatan medan magnet bumi juga
digunakan burung merpati pos. Pada zaman dahulu, burung merpati sering dimanfaat
kan sebagai kurir surat. Merpati memanfaatkan medan magnet bumi sebagai penunjuk
arah pulang. Hal ini ditunjukkan hasil penelitian Comel pada tahun 1974 yang
memasang magnet di kepala burung merpati. Ternyata, setelah dipasang magnet pada
kepalanya, burung merpati tiba-tiba kehilangan arah dan tidak mengetahui jalan
pulang.

b. Migrasi Salmon

Gambar 26. Migrasi Salmon

Sains Terintegrasi 23
Salmon memiliki kemampuan untuk kembali ke aliran sungai air tawar tempat awal
mereka menetas dan tumbuh setelah berenang ribuan mil mengarungi lautan. Penelitian
dilakukan terhadap ikan salmon yang melewati Sungai Fraser di Canada dan kembali ke
Sungai fraser lagi setelah dua tahun bermigrasi mengarungi samudera pasifik. Hal ini
dikarenakan sungai Fraser memiliki medan magnet tertentu yang dapat dideteksi oleh
ikan salmon.

c. Migrasi Penyu

Gambar 27. Migrasi Penyu

Penyu memulai dan mengakhiri migrasi di Pantai Timur Florida Amerika


Serikat. Jalur migrasi sepanjang 12.900 km melewati Laut Sargasso, wilayah perairan
Laut Atlantik Utara. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali migrasi antara 5-10 tahun.
Tidak seperti migrasi hewan lain yang umumnya dilakukan secara berkelompok,
penyu bermigrasi sendiri tanpa mengikuti penyu lain. Seorang peneliti yang bernama
Kenneth Lohmann dari Universitas Carolina Utara mempelajari tingkah laku tukik
atau penyu saat dihadapkan dengan medan magnet yang berbeda-beda. Peneliti
tersebut meletakkan penyu ke dalam sebuah wadah air yang dikelilingi alat yang
dapat menimbulkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan disesuaikan
dengan medan magnet jalur migrasi penyu, yaitu wilayah Florida utara, wilayah timur
laut dekat Portugal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyu mengikuti jalur
migrasi yang diberikan. Ketika penyu mendeteksi medan magnet yang mirip dengan
medan magnet wilayah dekat Portugal, penyu akan berenang menuju selatan ke arah
Portugal. Pergerakan penyu dalam mengikuti jalur medan magnet bertujuan untuk
menjaga penyu agar tetap berada di lautan yang hangat dan wilayah yang kaya akan
sumber makanan.

Sains Terintegrasi 24
d. Migrasi Lobster Duri

Gambar 28. Migrasi Lobster Duri

Peneliti Kenneth Lohmann juga mengobservasi kemampuan lobster duri untuk


mendeteksi medan magnet dengan cara meletakkan lobster duri ke dalam bak air yang
dapat diatur medan magnetnya. Setiap kali medan magnet diubah, lobster duri akan
menyesuaikan diri untuk tetap bergerak menuju arah kutub utara. Hasil dari observasi
tersebut membuktikan bahwa lobster duri mampu merasakan medan magnet bumi
untuk memandu migrasi yang dilakukan dari lepas pantai Florida menuju lautan lepas
yang lebih hangat dan tenang di setiap akhir musim gugur.

2.4 KEMAGNETAN DITINJAU DARI ILMU KIMIA


Berdasarkan sifat interaksi bahan terhadap magnet, benda diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, yaitu feromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetik. Benda-benda yang
dapat ditarik kuat oleh magnet termasuk pada kelompok benda feromagnetik, misalnya
besi, baja, kobalt, dan nikel. Benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet termasuk pada
kelompok benda paramagnetik, misalnya magnesium, molibdenum, dan lithium.
Benda-benda yang tidak ditarik oleh magnet termasuk kelompok benda diamagnetik,
misal perak, emas, tembaga, dan bismuth.
Bila ditinjau dari aspek kimia benda-benda yang bersifat feromagnetik, diamagnetik,
dan paramagnetik merupakan unsur transisi dalam tabel periodik.

Sains Terintegrasi 25
Gambar 29. Tabel Periodik

Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-
unsur golongan B, dimulai dari IB –VIIIB. Sesuai dengan pengisian elektron pada
subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi
yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya. Unsur-unsur transisi yang
akan dibahas adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc),
titanium (Ti), vanadium (V),krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni),
tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Sifat paramagnetic yaitu atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan
magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya. Sifat diamagnetic
yaitu atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron
pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat
paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-
nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat
paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat
feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan
padat.
 Sifat Logam Transisi
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar
listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai
konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua.

Sains Terintegrasi 26
Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya
titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur
transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat.

Gambar 29. Unsur transisi blok d periode 4

 Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada
golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada
subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan
memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang
dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. Misalnya Ti2+ berwarna ungu,
Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+ berwarna biru, dan lain
sebagainya.
 Beberapa kegunaan unsur-unsur transisi
a. Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.
b. Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih
kertas, kaca, keramik, dan kosmetik).
c. Vanadium, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.

Sains Terintegrasi 27
d. Kromium, digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.
e. Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy manganbesi.
f. Besi, digunakan pada perangkat elektronik.
g. Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.
h. Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
i. Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
j. Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil,
dan bahan untuk melapisi tabung gambar televisi

Sains Terintegrasi 28
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kami dapat menarik kasimpulan sebagai
berikut :
1. Kemagnetan secara umum :
 Kemagnetan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia
dan makhluk lain penghuni alam semesta ini. Keberadaan magnet ini sangat
bermanfaat bagi makhluk hidup.
2. Kemagnetan dalam ilmu Fisika :
 Magnet selalu memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub-
kutub yang senama bila didekatkan akan saling tolak menolak, sedangkan kutub-
kutub yang berbeda nama bila didekatkan akan saling tarik-menarik. Kutub-kutub
ini selalu ada pada setiap magnet walaupun magnet tersebut dipotong menjadi
potongan magnet kecil.
 Berdasarkan sifat interaksi bahan terhadap magnet, benda diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok, yaitu feromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetic.
 Magnet bumi memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan selatan. Kutub utara
magnet bumi terletak di sekitar kutub selatan bumi.
 Ketidaktepatan kutub utara dan kutub selatan magnet bumi disebut deklanasi.
Selain adanya ketidak tepatan penunjukan arah kutub utara dan kutub selatan
magnet bumi, ternyata medan magnet bumi juga membentuk sudut dengan
horizontal bumi, atau yang disebut dengan sudut inklinasi.
 Untuk memudahkan mengingat arah gaya lorentz yang dialami penghantar ketika
dialiri arus listrik dalam medan magnet digunakanlah kaidah tangan kanan. Arah
arus listrik (I) ditunjukkan oleh ibu jari, arah medan magnetik (B) ditunjukkan
oleh jari telunjuk, dan gaya lorentz ditunjukkan oleh jari tengah.

3. Kemagnetan ditinjau dari aspek Biologi :


 Dalam tubuh bakteri yang disebut dengan bakteri Magnetotactic bacteria (MTB)
terdapat organel (komponen) khusus yang disebut magnetosome .

Sains Terintegrasi 29
 Magnetosom yang mengandung senyawa magnetik dapat berfungsi sebagai jarum
kompas yang menunjukkan arah gerak tubuh sel bakteri ini.
 Hewan mampu mendeteksi medan magnet bumi karena di dalam tubuh hewan
terdapat magnet. Fenomena tersebut dinamakan biomagnetik.
 Medan magnet bumi dapat membantu hewan dalam menentukan arah migrasi,
mempermudah upaya mencari mangsa, atau menghindari musuh.

4. Kemagnetan ditinjau dari aspek Kimia :


 Benda-benda yang dapat berinteraksi dengan magnet yaitu benda-benda yang
memiliki sifat feromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetik. Benda-benda ketiga
sifat benda ini merupakan sebuah unsur dalam bidang kimia. Unsur tersebut
terdapat pada tabel periodik yaitu unsur transisi blod d periode 4.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah ditulis, kelompok kami menyarankan
beberapa hal yang dapat dilakukan demi menyempurnakan makalah ini.Sebaiknya
dalam penulisan makalah ini hendaknya diberi tambahan percobaan yang terkait
dengan materi kelistrikan IPA Terpadu untuk SMP baik dalam pelajaran fisika, kimia,
dan biologi.Selain itu juga dapat ditambahkan gambar-gambar yang relevan terkait
materi ini.

Sains Terintegrasi 30
DAFTAR PUSTAKA

Deswanti, reni. 2013. Kimia Unsur (Artikel). Tersedia pada :


https://renideswantikimia.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 26 oktober 2015.

Indonesia, Kementrian dan kebudayaan. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs kelas IX
semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Pratama, Oktaviani. 2014. Sifat Paramagnetik dan Diamagnetik (Artikel). Tersedia pada :
http://www.ilmukimia.org/. Diakses pada tanggal 26 oktober 2015.

Soewarno, Hidayat . 2014. Induksi Elektromagnetik (Artikel). Tersedia pada :


http://fisikazone.com/. Diakses pada tanggal 26 oktober 2015

Sains Terintegrasi 31

Вам также может понравиться