Вы находитесь на странице: 1из 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER OVARIUM DI RUANG TERATAI

RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Tugas mandiri
Stase Keperawatan Maternitas Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh :
CAHYA NUNG HAYATI
1811040084

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018/2019
A. Pengertian
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke
hati dan paru – paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. Hal.2 di akses tgl 20-7-
2009).
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang
berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006). Kanker ovarium disebut
sebagai “the silent lady killer” karena sulit diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian
besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan
kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative
surgeri in ovarian cancer 2005)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita
sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau
indung telur. dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya
sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

B. Etiologi
Penyebab timbulnya kanker ovarium belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit kanker ovarium yaitu :
a) Riwayat kanker payudara
b) Riwayat kanker ovarium dalam keluarga (faktor genetik)
c) Berawal dari hiperplasia endometrium yang berkembang menjadi karsinoma.
d) Menarche dini
e) Diet tinggi lemak
f) Riwayat kanker payudara
g) Merokok
h) Alkohol
i) Penggunaan bedak talk perineal
j) Nulipara
k) Infertilitas
l) Tidak pernah melahirkan
m) Terapi penggantian hormon
n) Kontrasepsi ora

C. Manifestasi Klinik / Tanda dan Gejala


Gejala umum bervariasi yang biasanya muncul pada kanker ovarium adalah :
a) Dispepsia
b) Menoragia
c) Menopause lebih dini
d) Rasa tidak nyaman pada abdomen.
e) Nyeri tekan pada pelvis
f) Lingkar abdomen yang terus meningkat
g) Sering berkemih
Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar
gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau komplikasi
tumor tersebut. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala
dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a) Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b) Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c) Nyeri saat bersenggama.
d) Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin pendarahan lebih lama,
mungkin lebih pendek, atau mungkin tiak keluar darah menstruasi pada siklus
biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.
2. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a) Gangguan haid
b) Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
c) Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d) Nyeri saat bersenggma

3. Pada stadium lanjut :


a) Asites
b) Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut
(usus dan hati)
c) Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d) Gangguan buang air besar dan kecil.
e) Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat
penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat
merasa sesak nafas.

Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan lebih

lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan

Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang

diagnosis adalah pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG

dan alfafetoprotein. Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker

ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.

Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium sangat berbeda dengan

kista ovarium biasa.

D. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH
dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium
folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak
memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan
pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel anovulasi
berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya ovarium polikistik.
(Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan
pelvis. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik
muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat
pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti
rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa
perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia
endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen beberapa tumor menghasilkan
testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson, 2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan
luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian
fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur
atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian
seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi
ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening,
tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga
5 cm sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini
dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan
yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang – kadang kista ini pecah,
menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2007)

E. Pathway

F. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan
dengan :
a) Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan mengenai sakit
yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang akan dicatat dalam
rekam medik.
b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakalesi/tumor yang solid dan kristik.
c) Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana
kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang
telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
d) Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering
ditemukan peningkatan kadar CA 12
e) X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan
gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa
tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan,
sedangkan udara memberikan warna hitam
f) Pencitraan lain
1. Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah
memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan
metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh
tubuh.
2. Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara
memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang berkembang
lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih cepat/banyak
daripada sel-sel normal.
g) CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan
bagian dalam tubuh.
h) Scanning radioaktif.
i) Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram
ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas pada
bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan oleh
jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
j) Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh
menggunakan alat fiberoptik. Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya abnormalitas
seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.
G. Penatalaksanaan
1. Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan
ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur).
2. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua
ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
3. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua
ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
1.1 Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, dan diagnosa medis.

1.2 Riwayat Kesehatan


1.2.1 Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian. Pasien
dengan kanker serviks biasanya mengeluh gangguan pada menstruasi,
keputihan dan perdarahan pada vagina di luar masa haid, sakit perdarahan
sewaktu melakukan hubungan seks, dan adanya infeksi pada saluran dan
kandung kemih.
1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan yang ada pada keluhan
utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya ?
1.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami
hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita
penyakit infeksi.
1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti
ini atau penyakit menular lain.

1.3 Pola Fungsional Kesehatan Gordon


a. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kemungkinan pasien belum mengetahui penyebab dari keluhan utama yang
dirasakan pasien, belum mengetahui terkait pengobatan dan prosedur pengobatan.
Kanker serviks dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik pada daerah
kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih vagina yang mengandung
zat-zat kimia juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker serviks.
Masalah yang mungkin muncul: Defisiensi Pengetahuan
b. Pola nutrisi dan metabolik
Kaji kebiasan makan, jumlah makanan, tipe dan banyaknya makanan dan
minuman. Faktor-faktor pencernaan seperti nafsu makan, ketidak nyamanan rasa
dan bau, gigi dan bau mukosa mulut,mual atau muntah, pembatasan makanan dan
alergi makanan. Faktor yang berkaitan dengan aktifitas, penyakit, dan stres. Pada
pasien dengan kanker serviks biasanya pasien mengalami penurunan nafsu makan,
ketidaknyamanan bau dan rasa, bau mukosa mulut, mengalami mual dan muntah
akibat efek samping kemoterapi.
Masalah yang mungkin muncul : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
c. Pola eliminasi
Kaji kebiasan pola buang air besar dan buang air kecil pasien seperti frekuensi,
jumlah, warna, bau, konsistensi dan nyeri. Pada pasien kanker serviks dapat
terjadi inkontinensia urine akibat dari uterus yang menekan kandung kemih. Dapat
pula terjadi disuria serta hematuria. Selain itu bisa juga terjadi inkontinensia alvi
akibat dari peningkatan tekanan otot abdominal.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kaji apakah penyakit mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan skor
kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3=
dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total). Kaji apakah klien mengalami
sesak napas saat beraktivitas.
e. Pola istirahat dan tidur
Kaji kebiasan tidur pasien sehari-hari seperti jumlah waktu tidur, jam tidur dan
bangun. Penggunaan obat-obatan untuk mempermudah tidur, gejala dari
perubahan pola tidur, faktor-faktor yang mempengaruhi misalnya nyeri.
Kemungkinan pasien dengan kanker serviks mengalami gangguan pada pola
istirahat dan tidur akibat progresivitas dari kanker serviks
f. Pola kognitif – perseptual
Kaji gambaran pengindraan khusus : penglihatan, pendengaran, rasa, sentuh, dan
bau. Penggunaan alat bantu seperti kaca mata dan alat bantu dengar. Persepsi akan
kenyamanan atau nyeri dan kemampuan membuat keputusan. Pada pasien dengan
kanker serviks biasanya pasien akan mengalami nyeri yang lama lebih dari 6
bulan.
Masalah yang mungkin muncul : Nyeri kronik
g. Pola persepsi dan konsep diri
Pada pasien dengan kanker serviks kadang pasien merasa malu terhadap orang
sekitar karena mempunyai penyakit kanker serviks, akibat dari persepsi yang salah
dari masyarakat. Dimana salah satu etiologi dari kanker serviks adalah akibat dari
sering berganti – ganti pasangan seksual.
Masalah yang mungkin muncul: Gangguan citra tubuh
h. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama
pasien menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pada pasien kanker serviks
biasanya akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada saat
melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan setelah
berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari
vagina.
Masalah yang mungkin muncul : Resiko perdarahan
i. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen
koping pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit.
j. Pola peran – hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan
sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan
hubungannya. Pasien dengan kanker serviks harus mendapatkan dukungan dari
suami serta orang – orang terdekatnya karena itu akan mempengaruhi kondisi
kesehatan pasien. Biasanya koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota
keluarganya ada yang menderita penyakit kanker serviks.
k. Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang
diyakini.

1.4 Pemeriksaan Fisik


l. Inspeksi
1) Perdarahan vagina
2) Keputihan berwarna putih atau purulen yang berbau dan tidak gatal
3) Adanya bau busuk yang khas
4) Raut wajah pucat
5) Ekspresi wajah meringis dan posisi tubuh menahan nyeri
6) Tanda-tanda anemia
7) Hematuri
8) Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai
vagina
m. Palpasi
1) Nyeri tekan pada abdomen
2) Serviks dapat teraba membesar, ireguler, teraba lunak
3) Nyeri punggung bawah
4) Obstruksi ureter, periksa hidronefrosis dengan tes balotemen
5) Palpasi fundus arteri
6) Perubahan denyut nadi
7) Perubahan tekanan darah
8) Peningkatan suhu tubuh

2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan teoritis adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari
pengkajian keperawatan menjelaskan status kesehatan, masalah aktual resiko maupun
potensial yang dapat diperioritaskan. Adapun diagnosa keperawatan yang bisa muncul
pada pasien post operasi Ca.ovarium. (Gadduci, 2007)
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri
3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tindakan hygiene yang tidak adekuat.
3. Intervensi
Adapun diagnosa yang timbul pada pasien pre operasi :
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan ditandai dengan :
 Nyeri pada abdomen
 Bengkak pada abdomen
 Ekspresi wajah nampak meringis
Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria :
 Klien mengatakan nyeri hilang.
 Ekspresi wajah nampak ceria.

INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat nyeri, lamanya Mempermudah melakukan intervensi
lokasi dan skala intensitas selanjutnya.
nyeri.
b. Monitor tanda-tanda vital. Peningkatan TTV merupahan
indikasi peningkatan intensitas nyeri.
c)
c. Ajarkan teknik relaksasi
Teknik relaksasi dapat
(nafas dalam). menghambat/mengurangi spasme
otot.

d. Atur posisi yang Memperlancar penekanan darah yang


dapat mengurangi ketegangan dan
menyenangkan
memperlancar sirkulasi darah.

e. Lanjutkan pemberian
Menghilangkan nyeri/
obat analgetik. ketidaknyamanan

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri ditandai dengan:


 Frekuensi tidur menurun
 Konjungtiva pucat
 TD menurun
Tujuan : Konjungtiva nampak tidak anemis
Kriteria :
 TD dalam batas normal (120/80 mmHg).
 Frekuensi tidur klien meningkat (4 – 5 jam).

INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi TTV Mengetahui keadaan klien dan
pedoman tindakan selanjutnya.

2. Anjurkan keluarga klien Agar memberikan rasa nyaman


untuk kompres air hangat pada saat tidur
sebelum tidur.

3. Anjurkan untuk minum Agar dapat tidur lebih lama dan


susu sebelum tidur malam. nyaman.

4. Atur posisi senyaman Memudahkan klien beristirahat


mungkin. dengan nyaman.

5. Ciptakan lingkungan yang Agar klien dapat tidur dengan


aman dan nyaman. nyenyak.

3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tindakan hygiene yang tidak adekuat
ditandai dengan :
 Peningkatan nyeri
 TTV abnormal
 Terdapat hecting.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria : Luka sembuh dengan sempurna, tidak ada komplikasi.

INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi TTV Peningkatan TTV sebagai
indikator terjadinya infeksi.

2. Rawat luka secara septik dan Merawat luka secara steril


aseptik. menghindari terjadinya infeksi
pada luka operasi.

3. Ganti verban 1 x sehari atau Mencegah infeksi.


sesuai kondisi luka

4. App hecting 1 minggu setelah Jika hecting (benang) dibiarkan


operasi atau sesuai keadaan luka. lama tidak sesuai pengobatan
dapat menyebabkan infeksi
silang.

5. Lanjutkan pemberian obat Menghilangkan atau mencegah


antibiotik infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn E (2000). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.


Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. (2004). Nursing Interventions Classification
: Fourth Edition. United States of America : Mosby.
Mansjoer, Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jakarta; Media Aesculapius. FKUI

Mohtar Rustam. 1999. Sinopsis Obstetris, Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi Edisi 2.
Jakarta; EGC.
NANDA International. (2011). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC
Prawirto Hardjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka.

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. (1994). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC
Smeltzer, S. dan Bare, B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Volume 2. Edisi 8, Jakarta: EGC

Вам также может понравиться

  • Soca Cahya Nung Hayati
    Soca Cahya Nung Hayati
    Документ10 страниц
    Soca Cahya Nung Hayati
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Bissmilah Acc #Amin
    Bissmilah Acc #Amin
    Документ54 страницы
    Bissmilah Acc #Amin
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Portofolio KGD
    Portofolio KGD
    Документ2 страницы
    Portofolio KGD
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ulkus DM
    Laporan Pendahuluan Ulkus DM
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan Ulkus DM
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Leaflet Cahya
    Leaflet Cahya
    Документ2 страницы
    Leaflet Cahya
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • 3 Mengidentifikasi Pasien Dengan Cara Penggunaan Gelang Identitas
    3 Mengidentifikasi Pasien Dengan Cara Penggunaan Gelang Identitas
    Документ5 страниц
    3 Mengidentifikasi Pasien Dengan Cara Penggunaan Gelang Identitas
    KhykhyKhan
    Оценок пока нет
  • Ucm 309722
    Ucm 309722
    Документ17 страниц
    Ucm 309722
    Nndaydna
    Оценок пока нет
  • ASKEP DHF Narsiyah
    ASKEP DHF Narsiyah
    Документ25 страниц
    ASKEP DHF Narsiyah
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Alur Pelayanan RSBS Fix Ok Rev 120620 PDF
    Alur Pelayanan RSBS Fix Ok Rev 120620 PDF
    Документ23 страницы
    Alur Pelayanan RSBS Fix Ok Rev 120620 PDF
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Proker Seksi Organisasi DPK BHS
    Proker Seksi Organisasi DPK BHS
    Документ3 страницы
    Proker Seksi Organisasi DPK BHS
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Code Blue System RS
    Code Blue System RS
    Документ48 страниц
    Code Blue System RS
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • ASKEP DHF Narsiyah
    ASKEP DHF Narsiyah
    Документ25 страниц
    ASKEP DHF Narsiyah
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Spo Apd Covid
    Spo Apd Covid
    Документ11 страниц
    Spo Apd Covid
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Form Permintaan Barang
    Form Permintaan Barang
    Документ1 страница
    Form Permintaan Barang
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Form Permintaan Barang
    Form Permintaan Barang
    Документ1 страница
    Form Permintaan Barang
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Leaflet Penkes DPD
    Leaflet Penkes DPD
    Документ2 страницы
    Leaflet Penkes DPD
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • LP Maher
    LP Maher
    Документ22 страницы
    LP Maher
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Tak Nakula
    Tak Nakula
    Документ16 страниц
    Tak Nakula
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Askep Anak
    Askep Anak
    Документ21 страница
    Askep Anak
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Atresia Ani Di Ruang Melati Rsud Prof DR - Margono Soekardjo Purwokerto
    Laporan Pendahuluan Atresia Ani Di Ruang Melati Rsud Prof DR - Margono Soekardjo Purwokerto
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan Atresia Ani Di Ruang Melati Rsud Prof DR - Margono Soekardjo Purwokerto
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • LP Maher
    LP Maher
    Документ22 страницы
    LP Maher
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan Jiwa
    Satuan Acara Penyuluhan Jiwa
    Документ12 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan Jiwa
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan HDR
    Laporan Pendahuluan HDR
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan HDR
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Penkes DPD
    Penkes DPD
    Документ11 страниц
    Penkes DPD
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Petunjuk Teknis Pengisian Format
    Petunjuk Teknis Pengisian Format
    Документ12 страниц
    Petunjuk Teknis Pengisian Format
    Yulianingsari Pramesthirini
    Оценок пока нет
  • Sak DPD
    Sak DPD
    Документ32 страницы
    Sak DPD
    Yulianingsari Pramesthirini
    Оценок пока нет
  • Proposal Tab
    Proposal Tab
    Документ12 страниц
    Proposal Tab
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Leaflet Kejang Demam
    Leaflet Kejang Demam
    Документ2 страницы
    Leaflet Kejang Demam
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Kejang Demam
    Kejang Demam
    Документ10 страниц
    Kejang Demam
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет
  • Askep Aster B (1) Malam (Repaired)
    Askep Aster B (1) Malam (Repaired)
    Документ21 страница
    Askep Aster B (1) Malam (Repaired)
    Cahya Nung Hayati
    Оценок пока нет