Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kejadian tidak terduga bisa saja terjadi saat di dalam klinik yang
menyebabkan kondisi kegawat daruratan dimana tenaga medis baik dokter,
perawat, maupun tim kesehatan yang lain dituntut harus melakukan tindakan
yang sesegera mungkin untuk menolong pasien.
Dalam kesempatan ini kami akan membahas tentang teknik ABCDE
(Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure) dalam penanganan
asuhan keperawatan kegawat daruratan di rumah sakit maupun klinik yang
memerlukan keterampilan khusus.
Selain itu dalam kesempatan ini kami juga membahas tentang format
asuhan keperawatan yang berhubungan dengan keperawatan bedah karena
pentingnya kita dalam mengetahui dan memahami keperawatan bedah yang
menjadi fokus utama dalam keperawatan intensif dan penjabaran tentang salah
satu contoh kasus dalam keperawatan medical bedah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode pengkajian ABCDE dalam asuhan
keperawatan GADAR?
2. Bagaimana tata laksana penanganan kegawat daruratan dengan ABCDE?
3. Bagaimana format asuhan keperawatan GADAR?
4. Apa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan pembedahan?
5. Bagaimana tata laksana pengkajian asuhan keperawatan pembedahan?
6. Bagaimana format asuhan keperawatan pembedahan?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami metode pengkajian ABCDE dalam asuhan keperawatan
GADAR.
2. Mengetahui tata laksana penanganan kegawat daruratan dengan ABCDE
3. Memahami format asuhan keperawatan GADAR
4. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pembedahan
5. Mengetahui tata laksana pengkajian asuhan keperawatan pembedahan
6. Memahami format asuhan keperawatan pembedahan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan


Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan
pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi
penderita. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit
yang harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang
menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan sesuai dengan standar.
Keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek
keperawatan gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang
berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan
meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara
bertahap maupun mendadak.
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan
pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan
injury akut atau sakit yang mengancam kehidupan.
1. Definisi Pengkajian ABCDE (airway, breathing, circulation, disability,
exposure)
Dalam pengkajian asuhan keperawatan kegawat daruratan memiliki
5 komponen penting yang menjadi dasar asuhan keperawatan nya yaitu :
a) Airway
Tindakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa
responsivitas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk
memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. Jika bisa maka
jalan nafas pasien pasti terbuka.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien
antara lain :
1) Kaji jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas
dengan bebas?

3
2) Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
a. Adanya snoring atau gurgling
b. Stridor atau suara napas tidak normal
c. Agitasi (hipoksia)
d. Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest
movements
e. Sianosis
3) Lihat dan dengarkan adanya masalah pada saluran napas bagian atas
dan potensial penyebab obstruksi :
a. Muntahan
b. Perdarahan
c. Gigi lepas atau hilang
d. Gigi palsu
e. Trauma wajah
4) Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien
terbuka.
5) Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien
yang berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
6) Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien
sesuai indikasi :
a. Head tilt Chin lift/Jaw thrust manouvre
b. Lakukan suction (jika tersedia)
c. Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal
Mask Airway
d. Lakukan intubasi

b) Breathing (Pernafasan)
Pengkajian pada pernafasan dilakukan untuk menilai keadekuatan
pernafasan pada pasien. Jika pernafasan pada pasien tidak memadai,
maka langkah-langkah yang harus dipertimbangkan adalah: dekompresi

4
dan drainase tension pneumothorax/haemothorax, closure of open chest
injury dan ventilasi buatan (Wilkinson & Skinner, 2000).
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien
antara lain :
1) Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan
oksigenasi pasien.
a. Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada
tanda-tanda sebagai berikut : cyanosis, penetrating injury, flail
chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu
pernafasan.
b. Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga,
subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis
haemothorax dan pneumotoraks.
c. Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada.
2) Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika
perlu.
3) Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut
mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien.
4) Penilaian kembali status mental pasien.
5) Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
6) Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau
oksigenasi:
a. Pemberian terapi oksigen
b. Bag-Valve Masker
c. Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan
yang benar), jika diindikasikan
d. Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway
procedures
e. Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya
dan berikan terapi sesuai kebutuhan.

5
c) Pengkajian Circulation

Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi


pasien, antara lain :

1. Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.


2. CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
3. Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan
pemberian penekanan secara langsung.
4. Palpasi nadi radial jika diperlukan:
a. Menentukan ada atau tidaknya

b. Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)

c. Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)

d. Regularity

5. Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau


hipoksia (capillary refill).
6. Lakukan treatment terhadap hipoperfusi.

d) Disability
Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap
keadaan neurologis secara cepat (ATLS, 2013). Selain itu, Pemeriksaan
neurologis secara cepat yaitu dengan menggunakan metode AVPU
(Allert, Voice respone, Pain respone, Unrespone), Hal ini yang dinilai
yaitu tingkat kesadaran dengan memakai skor GCS/PTS, ukuran dan
reaksi pupil (Musliha, 2010).
Dalam hal ini, penurunan kesadaran dapat disebabkan oleh adanya
penurunan oksigenasi atau perfusi ke otak serta trauma langsung.

6
bahwa nilai pupil dilihat dari besarnya isokor, reflek cahaya, awasi
adanya tanda-tanda lateralisasi, evaluasi maupun Re-evaluasi airway,
oksigenasi, ventilasi serta circulation.
Pada faktor, disability dikaji dengan menggunakan skala AVPU :
1. A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi
perintah yang diberikan.
2. V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang
tidak bisa dimengerti .
3. P - responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika
ekstremitas awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk
merespon).
4. U - unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus
nyeri maupun stimulus verbal.

e) Exposure
Pada exposure merupakan bagian terakhir dari primary survey,
pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya untuk melakukan
pemeriksaan thoraks kemudian diberikan selimut hangat, cairan
intravena yeng telah dihangatkan dan ditempatkan pada ruangan cukup
hangat ini dilakukan pada saat dirumah sakit. Lakukan log roll ketika
melakukan pemeriksaan pada punggung pasien. Yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah
mengekspos pasien hanya selama pemeriksaan eksternal. Setelah semua
pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup pasien dengan selimut
hangat dan jaga privasi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan
ulang.
Dalam pemeriksaan penunjang ini dilakukan pada Primary
survey, yaitu pemeriksaan saturasi oksigen dengan pulse oxymetri, foto
thoraks, dan foto polos abdomen. Tindakan lainnya seperti pemasangan
monitor EKG, kateter dan NGT.

7
Dalam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang
mengancam jiwa, maka Rapid Trauma Assessment harus segera
dilakukan:
1. Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien.
2. Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nyawa
pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada pasien yang
berpotensi tidak stabil atau kritis.

8
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Nama Pasien: Umur: Jenis kelamin: L P
No. RM :
Nama keluarga : ………………………….
Agama : ………………………….
Pekerjaan : ………………………….
Alamat rumah : ……………………………………………………………………
……………………………………..Telp. ………………………
Diagnosa medis : ……………………………………………………………………
Datang tanggal: Pukul:
Kendaraan: Ambulan Mobil pribadi Lainnya : ...................................................
Keluhan utama:

Riwayat penyakit:

Pengkajian Keperawatan Masalah/Diagnosa Tindakan keperawatan


Keperawatan
A. Airway Aktual Risiko Membersihkan jalan napas
Bebas Bersihan jalan napas Memasang collar neck
Tidak bebas : tidak efektif Melakukan pengisapan/suction
Pangkal lidah jatuh Melakukan head tilt - chin lift
Sputum Melakukan jaw thrust
Darah Memasang oro/naso faringeal
Spasme airway
Benda Asing Melakukan Heimlick Manuveur
Memberikan posisi nyaman
fowler / semi fowler

9
Suara napas: Mengajarkan teknik batuk efektif
Normal
Stridor Lain-lain:…………………………
Tidak ada suara napas ……………………………………
Lain-lain ……………... ……………………………………

B. Breathing Aktual Risiko Mengobservasi frekuensi, irama,


1. Pola napas: Pola napas tidak kedalaman pernapasan
Apnea Sesak efektif .Mengobservasi tanda-tanda
Bradipnea Takipnea distres pernapasan: penggunaan
Orthopnea Aktual Resiko otot bantu, retraksi interkosta,
2. Frekuensi napas: …...x/mnt Gangguan napas cuping hidung
3. Bunyi napas: pertukaran gas Memberikan posisi semi fowler
Vesikuler Whezing jika tidak ada kontra indikasi
Stridor Ronchi Melakukan fisioterapi dada jika
4. Irama napas tidak ada kontra indikasi
Teratur Tidak teratur Kolaborasi:
5.Tanda distres pernapasan o Memberi oksigen ...... ltr/mnt
Penggunaan otot bantu via .......................................
Retraksi dada/interkosta o Pemeriksaan AGD
Cuping hidung
6. Jenis pernapasan: Lain-lain: ………………………….
Pernapasan dada …………………………………….
Pernapasan perut ……………………………………..
7. Lain-lain……………….

10
C. Circulation Aktual Mengkaji nadi: frekuensi, irama
1. Akral: Risiko Perfusi dan kekuatan
Hangat Dingin jaringan perifer Menilai akral
2. Pucat : tidak efektif Mengukur TD
Ya Tidak Memberikan cairan peroral
3. Sianosis : Aktual Memonitor perubahan turgor,
Ya Tidak Risiko Defisit membran mukosa dan capillary
4. Pengisian Kapiler : Volume Cairan refill time
< 2 detik > 2 detik Mengidentifikasi sumber
5. Nadi: perdarahan
a. Frekuensi : …….x/mnt Memberikan penekanan langsung
b. Irama: pada sumber perdarahan
Reguller Irreguler Memberi posisi syok (tungkai
c. Kekuatan: lebih tinggi dari jantung)
Kuat Lemah Memasang kateter/kondom urin
6. TD: ................... mmHg Memonitor intake – output caitan
7. Kelembaban kulit : Lembab
Kering Kolaborasi:
8. Turgor: Memasang infus IV, cairan
Normal Kurang ..........., sebanyak ................. cc
Tranfusi darah ...................... cc
Lain-lain: …………………… Lain-lain: …………………………
D. Disability Aktual Risiko Mengobservasi perubahan
1. Tingkat kesadaran : Perfusi jaringan tingkat kesadaran
2. Nilai GCS serebral tidak Mengkaji pupil: isokor, diameter
E: M: V: = efektif dan repon cahaya
Mengukur kekuatan otot
Mengkaji karakteristik nyeri

11
3. Pupil Meninggikan kepala15-30 derajat
Isokor Anisokor jika tidak ada kontraindikasi.
Respon Cahaya : + / - Kolaborasi;
Diameter: 1 mm 2 mm Memberikan terapi sesuai
3 mm 4 mm indikasi: ............................
4. Ekstremitas Lain-lain :
Sensorik Ya Tidak .......………………………................
Motorik Ya Tidak ...........................................................
5. Kekuatan otot : ...........................................................

E. Exposure Nyeri Mengkaji karakteristik nyeri


1. Adanya trauma pada daerah : Kerusakan dengan PQRST.
................................................... Mobilitas Fisik Mengajarkan teknik relaksasi.
................................................... Membatasi aktivitas yang
2. Adanya jejas/luka pada meningkatkan intensitas nyeri
daerah: Mengobservasi tanda-tanda
................................................... adanya sindrom kompartemen
................................................... (nyeri lokal daerah cedera, pucat,
3. Ukuran luka penurunan mobilitas, penurunan
:.................................................. tekanan nadi, nyeri bertambah
4. Kedalaman luka: saat digerakkan, perubahan
................................................... sensori / baal & kesemutan)
5. Lain-lain : Melakukan pembalutan
………………............................. Melakukan pembidaian
Kolaborasi :
o Analgetik
Lain-lain: ………………………..
…………………………………...
Paraf dan nama jelas:

12
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
Nama Pasien :
No. Medical Record :
Tanggal :

Jam TINDAKAN KEPERAWATAN Paraf Jam EVALUASI KEPERAWATAN Paraf

13
B. Asuhan Keperawatan Pembedahan (Perioperatif)
Asuhan keperawatan pembedahan / perioperatif adalah perawatan yang
diberikan sebelum (praoperasi), selama (intraoperasi), dan setelah operasi
(pascaoperasi). Seorang perawat perlu mempraktikkan tindakan asepsis bedah
yang ketat, benar-benar peduli terhadap dokumentasi, dan menekankan
keselamatan klien dalam semua tahap perawatan. Berikut ini kami akan
menjabarkan bagaimana asuhan keperawatan perioperative, baik penata
laksanaan nya ataupun format asuhan keperawatan nya.

1. Definisi keperawatan pre-operatif , intra-operatif, dan post-operatif


Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan
perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima
pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk
dilakukan tindakan pembedahan.
Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja
bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang pemulihan.
Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre
dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang pemulihan /
pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya, berikut akan
kami jabarkan tindakan-tindakan yang dilakukan pada setiap tahap
tersebut.
a) Pre-Operatif
Pada tahap ini terbagi menjadi 2 fokus tindakan yaitu, psikologis
pasien dan keluarga serta fisiologis pasien.
Fokus tindakan psikologis pada pasien dan keluarga diperlukan
karena terkadang pasien dan keluarga memiliki emosi yang tidak stabil
diakibatkan oleh takut akan perasaan sakit serta keadaan social
ekonomi dari keluarga, oleh karena itu kita sebagai perawat harus
mengurangi keadaan tersebut dengang melakukan beberapa tindakan.

14
Adapun tindakan psikologis meliputi beberapa hal sebagai
berikut :
1) Penjelasan tentang peristiwa
Informasi yang dapat membantu mengurangi stress psikologis
pasien dan keluarganya sebelum operasi :
- Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan).
- Hal-hal yang rutin sebelum operasi.
- Alat-alat khusus yang diperlukan
- Pengiriman ke ruang bedah.
- Ruang pemulihan.
- Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi

Kemudian focus tindakan fisiologis kepada pasien meliputi


beberapa persiapan sebagai berikut
1) Diet
8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4
jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa)
pada operasi dengan anaesthesi umum.
Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi
makanan ringan diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi akibat
makan/minum sebelum pembedahan antara lain Aspirasi pada saat
pembedahan, Mengotori meja operasi, Mengganggu jalannya
operasi.
2) Persiapan Perut.
Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan pada
bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal. Untuk
pembedahan pada saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada
waktu sore dan pagi hari menjelang operasi.
Maksud dari pemberian lavement antara lain :
- Mencegah cidera kolon
- Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah
yang akan dioperasi.
- Mencegah konstipasi.
- Mencegah infeksi.

15
3) Persiapan Kulit
Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut.
Pencukuran dilakukan pada waktu malam menjelang operasi.
Rambut pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan kotoran harus
terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. Luas daerah yang
dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm2.

b) Intra-Operatif
Tahap ini dapat dilaksanakan apabila proses pre-operatif telah
selesai dilaksanakan, pada tahap ini jualah proses pembedahan kepada
pasien dilaksanakan sesuai dengan prosedur pembedahan yang telah
ditetapkan. Biasanya perawat dibagi menjadi 2 team dalam tahap ini
yaitu anggota steril dan non-steril. Pembagian nya adalah sebagai
berikut :
Anggota Steril : Ahli bedah (Operator), Asisten Ahli Bedah,
Scrub Nurse (Perawat Instrumen)
Anggota Non : Pelaksana Anasthesi, Perawat Sirkulasi, dan
anggota pemantau alat alat rumit yg lain
c) Post-Operatif
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses pembedahan yang
menjadi tugas perawat dalam melakukan pengkajian dan lain
sebagainya, berikut adalah penjabaran tindakan nya :
1) Pengkajian awal
a. Status Respirasi
Meliputi : Kebersihan jalan nafas, Kedalaman
pernafasaan, Kecepatan dan sifat pernafasan, Bunyi
nafas
b. Status Sirkulatori
Meliputi : Nadi, Tekanan darah, Suhu, Warna kulit
c. Status Neurologis
Meliputi : tingkat kesadaran

16
d. Balutan
Meliputi : Keadaan drain, Terdapat pipa yang harus
disambung dengan sistem drainage.
e. Kenyamanan
Meliputi : Terdapat nyeri, Mual, Muntah
f. Keselamatan
Meliputi : Diperlukan penghalang samping tempat tidur,
Kabel panggil yang mudah dijangkau, Alat pemantau
dipasang dan dapat berfungsi.
g. Perawatan
Meliputi : Cairan infus, kecepatan, jumlah cairan,
kelancaran cairan, Sistem drainage : bentuk kelancaran
pipa, hubungan dengan alat penampung, sifat dan jumlah
drainage.
h. Nyeri
Meliputi : Waktu, Tempat, Frekuensi, Kualitas, Faktor
yang memperberat / memperingan

17
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN PEMBEDAHAN

Nama Mahasiswa :
NIM :
Tgl & jam pengkajian :
I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama Pasien :
b. Tgl lahir / Umur :
c. Agama :
d. Pendidikan :
e. Alamat :
f. No RM :
g. Diagnosa Media :
2. IDENTITAS ORANG TUA / PENANGGUNG JAWAB
a. Nama :
b. Umur :
c. Agama :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Hubungan dengan pasien :
Asal pasien Rawat Jalan
Rawat Inap
Rujukan

A. PRE OPERASI
1. Keluhan Utama :
2. Riwayat Penyakit : DM Asma Hepatitis Jantung HIV Tidak
ada
3. Riwayat Operasi / anestesi : Ada Tidak Ada
4. Riwayat Alergi : Ada, sebutkan…………….. Tidak Ada

18
5. Jenis Operasi : Bersih Bersih Kontaminasi
Kontaminasi Kotor
o
6. TTV : Suhu : C , Nadi : x/mnt ,
Respirasi x/mnt , TD : mmHg
7. TB / BB :
8. Golongan Darah : Rhesus :

RIWAYAT PSIKOSOSIAL / SPIRITUAL


9. Status Emosional :
Tenang Bingung Kooperatif
Tidak Kooperatif Meringis Menarik diri
10. Tingkat Kecemasan : Tidak Cemas Cemas
11. Skala cemas :
0 = Tidak cemas
1 = Mengungkapkan kerisauan
2 = Tingkat perhatian tinggi
3 = Kerisauan tidak berfokus
4 = Respon simpati-adrenal
5 = Panik
Serah terima pasien
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
………

3. Identitas Pasien
Nama : ……………………………………..
Umur : ……………………………………..
Alamat : ……………………………………..
Diagnosa Medik :……………………………………...
Tindakan Op. : ……………………………………..

19
4. Pemeriksaan Fisik/Psikologi
TTV : ………………………………………………………………………
Reaksi Fisik :……………………………………………………………………….
Reaksi Psikologi : ………………………………………………………………………
Persiapan Operasi :
Informed Concent/Ijin Anestesi Puasa Cukur

Pemeksaan Penunjang: Lab Radiologi EKG

Pre medikasi
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
B. INTRA OPERASI
1. Kelengkapan Tim Operasi
Bedah :……………………………… Anestesi :………………………
Jenis Anestesi……….
2. Tanda daerah operasi: Lokasi…………………………………………………………….
3. Kelengkapan Anestesi: IV Line:………………………………………………………….
Obat-obatan: ……………………………………………………
4. Riwayat asma/alergi:…………………………………………………………………………
5. Posisi operasi:……………………………………………………………………………………
6. Rencana dilakukan tindakan:…………………………………………………………….
7. Observasi tindakan operasi
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

20
8. Observasi tindakan anestesi
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………

9. Pemeriksaan kelengkapan
Kasa:………………………..Jarum:……………………..Instrumen:…………………….
10. Pemeriksaan cairan/jaringan tubuh: ada tidak ada
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
C. POST OPERASI
1. Air way
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
2. Breathing
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
3. Circulation
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan
pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi
penderita.
Keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek
keperawatan gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang
berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan
meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara
bertahap maupun mendadak.
Asuhan keperawatan pembedahan / perioperatif adalah perawatan yang
diberikan sebelum (praoperasi), selama (intraoperasi), dan setelah operasi
(pascaoperasi)

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik
dalam pengetikan maupun materi yang dibawa, karena kami membuat makalah
ini semata mata karena sebagai proses belajar Kebijakan Kesehatan Nasional,
kami menerima dengan lebar, kritik dan evaluasi yang membangun dan kami
ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca makalah kami.

22
DAFTAR PUSTAKA

Diah, Maria, Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen Bencana, Desember


2016, Jakarta, Pusdik SDM Kesehatan

Wilkinson, Douglas. A., Skinner, Marcus. W. (2000). Primary trauma care standard
edition. Oxford : Primary Trauma Care Foundation. ISBN 0-95-39411-0-8.

American Coleges of Surgeon, 2013, Advanced trauma life support (ATLS) ninth
Edition, ACS Committee on Trauma

Musliha, Keperawatan Gawat Darurat: Plus Contoh Askep Dengan Pendekatan


Nanda, NIC, NOC, 2010, Yogyakarta, Nuha Medika

Format Asuhan Keperawatan Perioperatif diakses pada 27 mei 2018 pukul 13.09
https://www.scribd.com/doc/300019564/Format-Asuhan-Keperawatan-
Perioperatif

Format Asuhan Keperawatan Gawat Darurat diakses pada 27 mei 2018 pukul 11.21
https://handayanilina.files.wordpress.com/2013/06/pegkajian-gadar-
dewasa.doc

23
24

Вам также может понравиться

  • Bab Ii Pembahasan
    Bab Ii Pembahasan
    Документ11 страниц
    Bab Ii Pembahasan
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Askep Gadar Henti Jantung
    Askep Gadar Henti Jantung
    Документ32 страницы
    Askep Gadar Henti Jantung
    Karina Diana Safitri
    33% (3)
  • Kolostomi
    Kolostomi
    Документ5 страниц
    Kolostomi
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • F. BAB II
    F. BAB II
    Документ19 страниц
    F. BAB II
    Doyox
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Pembahasan
    Bab Ii Pembahasan
    Документ11 страниц
    Bab Ii Pembahasan
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ1 страница
    Bab I
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • MBO (Mati Batang Otak)
    MBO (Mati Batang Otak)
    Документ25 страниц
    MBO (Mati Batang Otak)
    Diar Raditya Nur Hadiar
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Meningioma
    Laporan Pendahuluan Meningioma
    Документ24 страницы
    Laporan Pendahuluan Meningioma
    Siti Khadijah
    Оценок пока нет
  • LP Kolostomi
    LP Kolostomi
    Документ12 страниц
    LP Kolostomi
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Contoh Askep Colostomi
    Contoh Askep Colostomi
    Документ8 страниц
    Contoh Askep Colostomi
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • JJJJJ
    JJJJJ
    Документ9 страниц
    JJJJJ
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Jurnal Colostomi
    Jurnal Colostomi
    Документ7 страниц
    Jurnal Colostomi
    Tri Febrianti
    Оценок пока нет
  • Jurnal Colostomi
    Jurnal Colostomi
    Документ7 страниц
    Jurnal Colostomi
    Tri Febrianti
    Оценок пока нет
  • Naskah Isos
    Naskah Isos
    Документ6 страниц
    Naskah Isos
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • LP Anoreksia
    LP Anoreksia
    Документ17 страниц
    LP Anoreksia
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • KKKKK
    KKKKK
    Документ26 страниц
    KKKKK
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Contoh Naskah Skenario Role Play
    Contoh Naskah Skenario Role Play
    Документ39 страниц
    Contoh Naskah Skenario Role Play
    hawa
    71% (7)
  • Penilaian Evaluasii Kabaret
    Penilaian Evaluasii Kabaret
    Документ1 страница
    Penilaian Evaluasii Kabaret
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Naskah Role Play
    Naskah Role Play
    Документ3 страницы
    Naskah Role Play
    desi
    Оценок пока нет
  • Contoh Naskah Skenario Role Play
    Contoh Naskah Skenario Role Play
    Документ39 страниц
    Contoh Naskah Skenario Role Play
    hawa
    71% (7)
  • Naskah Isos
    Naskah Isos
    Документ6 страниц
    Naskah Isos
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Oooo
    Oooo
    Документ33 страницы
    Oooo
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Oooo
    Oooo
    Документ33 страницы
    Oooo
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Role Play Metode Primer Fix
    Role Play Metode Primer Fix
    Документ9 страниц
    Role Play Metode Primer Fix
    syifanurisnaini
    86% (7)
  • Naskah Isos
    Naskah Isos
    Документ8 страниц
    Naskah Isos
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Naskah Isos
    Naskah Isos
    Документ8 страниц
    Naskah Isos
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • MMMMM
    MMMMM
    Документ10 страниц
    MMMMM
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • Naskah Isos
    Naskah Isos
    Документ8 страниц
    Naskah Isos
    Mursyid
    Оценок пока нет
  • MMMMM
    MMMMM
    Документ10 страниц
    MMMMM
    Mursyid
    Оценок пока нет