Вы находитесь на странице: 1из 4

A.

Kanker Payudara
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang,
paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Keganasan ini berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara.
Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2015). Kanker payudara adalah
terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara.
Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas.
Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara. Bila kanker sudah
berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,
perlukaan,membengkak sehingga sel kanker terlihat dengan jelas.

B. Etiologi
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti
(Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang
penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
 Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor
pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).

 Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

 Genetic
Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena
adanya “linkage ” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).

 Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi


kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya
transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).

 Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien


dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin &
kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002)

.
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan
produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor.

C. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik
sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa
berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sam terhadap suatu
karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang
disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat
sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak
akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor
untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).

D. Manifestasi Klinis
 Benjolan atau massa di ketiak
 Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau
berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
 Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu
maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
 Payudara tampak kemerahan
 Kulit disekitar puting susu bersisik
 Puting susu tertarik kedalam atau terasa gatal
 Myeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara
 Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi kulit

E. Pathway
F. Staging Ca Mammae menurut American Joint Committee on Cancer
 Stadium 0: Kanker in situ diaman sel-sel kanker berada pada
tempatnya di dalam jaringan payudara yang normal
 Stadium II: Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum
menyebar keluar payudara
 Stadium II A: Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang
dari 2 cm tetapi sudah menyebar kekelnjar getah bening ketiak
 Stadium III B: Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan
garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening
ketiak
 Stadium III A: Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu
sama lain atau perlengketah ke struktur lainnya; atau tumor dengan
garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak
 Stadium III B: Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu kedalam
kulit payudara ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah
bening didalam dinding dada atau tulang dada
 Stadium IV: Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan
dinding dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru

G. Penetapan Diangnosa Cancer Mammae


Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat
penting untuk melakukan penyaringan.
Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:
1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat
menemukan benjolan pada stadium dini.Sebaiknya SADARI dilakukan
pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih
mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan
SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita
pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara
rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan)

2. Mammografi.
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan
daerah yang abnormal pada payudara.Para ahli menganjurkan kepada
setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan
mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun
keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.

3. USG payudara
USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan
benjolan padat
4. Termografi
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada
payudara. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan
fisik dan hasil pemeriksaan berikut:
 Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara untuk di periksa
dengan mikroskop)
 Rontgen dada
 Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran
kanker
 Skening tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan
pembesaran kelenjar getah bening)
 Mamografi
 USG payudara

H.

Вам также может понравиться