Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HEAD INJURY
disusun oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Amerika Serikat, cedera kepala dialami kira – kira setiap 15 detik. Cedera
kepala terjadi padda sekitar 7 juta orang Amerika Serikat setiap tahunnya. Di antara
orang – orang yang mengalami cedera kepala ini, sekitar lebih dari 500.000 dirawat di
rumah sakit, 100.000 mengalami disabilitas kronis, dan sekitar 2.000 dalam keadaan
vegetative persisten. Pada lebih dari 30% kasus, karna keseriusan cedera, cedera kepala
bersifat fatal sebelum orang yang cedera kaepala tersebut tiba di rumah sakit. Sebanyak
20%meninggal kemudian karena cedera otak sekunder. Cedar otak sekunder meliputi
hiskemia karena hipoksiadan hipotensi, perdarahan sekunder,serta edema serebral
(Joice dan jane, 2009).
B. Rumusaan Masalah
Setiap persoalan yang terjadi pasti akan ada masalah yang terkandungnya.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
C. Tujuan
Setiap karya tulis makalah pasti terdapat tujuan yang harus disampaikan oleh
penyusun. Adapun tujuan dari penulisannya adalah sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Head Injury
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak. Cedera kepala dapat bersifat terbuka (Menembus melalui dura mater)
atau tertutup (Trauma tumpul, tanpa melalui penetrasi melalui dura) (Corwin, 2011).
B. Etiologi
1. Kecelakaan mobil
2. Perkelahian
3. Jatuh
4. Cedera Olahraga
5. Cedera kepala terbuka disebabkan oleh
peluru atau pisau (Crowin, 2009).
C. Manifestasi Klinis
1. Kesadaran sering kali menuru.
2. Pola nafas seringkali dapat menjadi abnormal secara progresif.
3. Sakit kepala dapat terjadi dengan segera atau terjadi Bersama peningkatan
tekanan intracranial.
4. Muntah dapat terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial
5. Perubahan prilaku, kognitif, dan fisik pada gerakan motorik dan berbicara dapat
terjadi dengan segera atau secara lambat. Amnesia yang behubungan dengan
kejadian ini bisa terjadi.
F. Patofisiologi
Cedera memang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya
konsekuensi patofisiologis dari suatu kepala. Cedera percepatan aselerasi terjadi jika
benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat
pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan
deselerasi adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak,
seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan
bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila
posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan
pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan
robekan pada substansi alba dan batang otak. Namun bila trauma mengenai tulang
kepala akan menyebabkan robekan dan terjadi perdarahan juga. Cidera kepala intra
kranial dapat mengakibatkan laserasi, perdarahan dan kerusakan jaringan otak bahkan
bisa terjadi kerusakan susunan syaraf kranial tertama motorik yang mengakibatkan
terjadinya gangguan dalam mobilitas (Brain, 2009).
G. Penatalaksanaan
1. Observasi dan tirah baring
2. Ligasi pembuluh darah yang pecah melalui pembedahan dan evekuasi
hematoma.
3. Debridememnt melalui pembedahan (pengeluatran benda asing dan sel yang
mati), terutama pada cedera kepala terbuka.
4. Dekompresi melalui pengeboran lubang di dalam otak, yang disebut burr
hole, mungkin diperlukan.
5. Antibiotik diperlukan untuk cedera kepala terbuka guna mencegah infeksi.
6. Menurunkan tekanan intracranial dapat mencakup pemberian diuretik dan
obat anti-inflamasi
7. Pemeriksaan diagnostik
Radiograf tengkorak dapat mengidentifikasi lokasi fraktur atau perdarahan
atau bekuan darah yang terjadi. CT-Scan atau MRI dapat dengan tepat
menentukan ketak dan luas cidera.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Data Biografi
1) Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : Tidak terkaji
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Suku/Bangsa : Indonesia
Status Marital : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Tgl Masuk : Tidak terkaji
Tgl Pengkajian : Tidak terkaji
No. Medrec : Tidak terkaji
Diagnosa Medis : Tidak terkaji
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tidak terkaji
Umur : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Hub. Dengan Klien : Tidak terkaji
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Tidak Sadar
2) Tingkat kesadaran
GCS : (E: 2 M:2 V:1) = 5
3) Tanda tanda vital :
a) TD : 160/60 mmHg
b) Nadi : 60 x/mnit
c) Respirasi : 30 x/mnit
d) Suhu : Tidak terkaji
4) Pemeriksaan fisik
a) System pernafasan
Terdapat memar disekitar hidung, RR Klien 30x/menit.
b) System kardiovaskuler
.
c) System pencernaan
Tidak Terkaji
d) System integument
Dahi robek dan berdarah sekitar 9 cm horisontal, dipaha kiri
klien terdapat luka heacting dengan 4 jahitan dan pada bagian kaki
kiri terdapat luka terbuka ± 4 cm.
e) System musculoskeletal
f) System perkemihan
Terpasang Kateter
g) Sistem Sensori/persepsi
Telinga sebelah kiri keluar darah dan sebagian sudah
mengering.
h) System persarafan
Pupil anisokor, diameter pupil sebelah kanan melebar 10 cm
reflek cahaya (-) dan sebeleh kiri 5cm reflek cahaya (+),
BAK
- Frekuensi
- Warna Tidak terkaji Tidak terkaji
- Keluhan
3 Personal Hygine
No Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
- Mandi
- Keramas Tidak terkaji Tidak terkaji
- Gosok Gigi
- Potong Kuku
4 Istirahat dan tidur
- Siang
- Malam Tidak terkaji Tidak terkaji
- Keluhan
5 Aktivitas
Tidak terkaji Tidak terkaji
- Keluhan
b. Data Psikologis
Tidak terkaji
c. Data Spiritual
.Tidak terkaji
d. Data Sosial
e. Data Penunjang
1) Hasil radiologi
Tidak terkaji
2) Pemeriksaan diagnostik
Tidak Terkaji
3) Program Terapi
Nama Golongan Dosis Fungi
Manitol Diuretik 200cc guyuran Menurukan tekanan dalam
tiap 6 jam kepala ketika meningkat
(4x200 cc) akibat tumor, perdarahan dan
lain-lain.
Nacl 0,9 % 15 gtt/menit Untuk mengembalikan
keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi
B. Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Problem
DO: Ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
- Menurut penolong
pasien di tempat
kejadian pasien muntah
sebanyak 1x.
DS:
- TD : 160/100 mmHg
- N : 60x/mnt
- RR : 30x/mnt
- Hasil foto rontgent
kepala tampak adanya
hematom subdural
sebelah kiri dan kanan
- GCS 5
DO:
DS:
DO:
DS:
1
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR FUSTAKA