Вы находитесь на странице: 1из 26

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN ANAK DENGAN DHF (Dengue Haemoragic Fever) DI RUANG


DAHLIA
RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Dosen Pembimbing : Ns. Erni Suprapti, M.Kep

Disusun Oleh:
DYAH FANI HIDAYATI
NIM : 17.024
Kelas : 2 B

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan anak-
anak dari orang dewasa, namun mendefinisikan anak-anak dari segi usia dapat
menjadi permasalahan besar karena penggunaan definisi yang berbedaoleh
beragam negara dan lembaga Internasional (WHO,2010) anak-anak sebagai
orang yang berusia dibawah 20 tahun, sedangkan the Convention on the Right
of the Childmendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia dibawah 18
tahun (Departmen of Child and Adolecent Health and Development, 2009)
Penanggulangan demam berdarah secara umum ditujukan kepada
pemberantasan rantai penularan dengan memusnahkan pembawa virusnya
(vektornya) yaitu nyamuk Aedes Aegypty dengan memberantas sarang
perkembangbiakannya yang umumnya ada di air bersih yangtergenang
dipermukaan tanah maupun ditempat-tempat penampungan air, melakukan
program 3M (Menutup, Menguras, Mengubur) (WHO,2014)
Dari data yang diperoleh kasus DBD di Jakarta menurun selama 3tahun
terakhir, secara signifikan. Dinas Kesehatan DKI Jakartamenyebutkan
penurunan terjadi hingga 3tahun terakhir pada tahun 2015 jumlah kasus DBD
mencapai 31.836 kasus. Jumlah itu mengalami penurunan di tahun 2016 yang
hanya mencapai 28.361 kasus. Pada tahun 2017 penurunannya sangat
signifikan hanya menyisakan 18.835 kasus.
Peran perawat untuk mengatasi penyakit DBD dengan cara promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif, promotif yaitu memberi penyuluhan
kesehatan tentang penyakit DBD dan penanggulangannya. Preventif yaitu
untuk mencegah terjadinya DBD debgan cara merubah kebiasaan hidup
sehari-hari melalui tidak menggantung pakaian yang sudah dipakai menjaga
kebersihan lingkungan dan penampungan air. Kuratif yaitu untuk memenuhi
cairan tubuh sesuai dengan kebutuhan serta mengkonsumsi minuman yang
dapat meningkatkan trombosit seperti jus kurma dll. Rehabilitatif perawat
berperan memulihkan kondisi klien dan menganjurkan klien untuk kontrol
kembali kerumah sakit bila keluhan timbul kembali.

b. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Anak dengan DHF
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian DHF
b. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi DHF
c. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi DHF
d. Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis DHF
e. Mahasiswa dapat menjelaskan pengobatan DHF
f. Mahasiswa dapat menjelaskan Asuhan keperawatan DHF
g. Mahasiswa dapat melakukan Asuhan keperawatan DHF
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS

a. Pengertian
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). (Christantie
Effendy, 2010).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegepty betina (Seoparman , 2010).
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah demam khusus yang dibawa
oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya
demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick
manson,2009).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty
(Seoparman, 2010).

b. Etiologi
1. Virus dengue
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae.
Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam
aribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x 106. Terdapat 4 serotipe
virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat
menyebabkan demam dengue dan demam berdarah dengue. Keempat serotipe
ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotip terbanyak
(Suhendro, 2009 : 1709).
Virus Dengue merupakan keluarga flaviviridae dengan empat serotip
(DEN 1, 2, 3, 4). Terdiri dari genom RNA stranded yang dikelilingi oleh
nukleokapsid. Virus Dengue memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi,
sehingga mengganggu sintesis protein sel pejamu. Kapasitas virus untuk
mengakibatkan penyakit pada pejamu disebut virulensi. Virulensi virus
berperan melalui kemampuan virus untuk :
a. Menginfeksi lebih banyak sel,
b. Membentuk virus progenik,
c. Menyebabkan reaksi inflamasi hebat,
d. Menghindari respon imun mekanisme efektor
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan
berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2009;
420).
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui
gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah
perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk
tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam
rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang –
lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air
bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai
menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari
dan senja hari. (Soedarto, 2010 ; 37).
3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia
akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia
masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun
virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika
seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu
mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula
terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue huntuk pertama kalinya
jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
(Soedarto, 2010 ; 38).

c. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
virtemia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu
dihipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin,
trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu.
Selain itu virtemia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah
yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke
intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi
akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibody
melawan virus.
Pada Pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik
kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan
adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme
hemostatis secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan
jka tidak tertangani maka akan menimbulkan syok . Masa virus dengue
inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari.
( Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2009 )
d. Pathway
e. Manifestasi Klinis
1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus,
berlangsung dua sampai tujuh hari turun secara cepat menuju suhu normal
atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala
klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri
tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit
(trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat
metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang
berupa:
• Uji torniquet positif
• Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
• Epistaksis dan perdarahan gusi
• Hematemesis, melena
• Hematuri
3. Hepatomegali :
• Biasanya dijumpai pada awal penyakit
• Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
• Nyeri tekan pada daerah ulu hati
• Tanpa diikuti dengan ikterus
• Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus
dengue
4. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena :
Perdarahan dan kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler
yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok adalah:
• Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
• Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
• Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
• Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80
mmHg atau kurang dari 80 mmHg)
• Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
5. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang
biasanya terjadi pada hari ke tiga sampai ke tujuh.
6. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan
indikator kemungkinan terjadinya syok.
7. Gejala-gejala lain :
• Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta
kejang.
• Penurunan kesadaran

f. Pengobatan
- Pemberian obat untuk menurunkan demam
- Istirahat yang banyak di tempat tidur
- Minum banyak cairan
- Menggunakan spray lotion anti nyamuk ketika tidur

g. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai
1. Ig.G dengue positif
2. Trombositopenia
3. Hemoglobin meningkat
4. Hemokonsentrasi ( hematokrit meningkat)
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
– hipoproteinemia
– hiponatremia dan
– hipokalemia
Pada hari kedua dan ketiga terjadi lekopenia, netropenia, aneosinophilia,
peningkatan limposit, monosit dan basofil
1. SGOT atau SGPT darah mungkin meningkat
2. Ureum dan Ph darah mungkin meningkat
3. Waktu pendarahan memanjang
4. Pada pemeriksaan analisa gas darah arteri menunjukkan asidosis
metabolik: PCO2 < 35 – 40 mm Hg, HCO3 rendah

b. Pemeriksaan serologi
Pada pemeriksaan ini di lakukan pengukuran literantibodi pasien dengan
cara haemaglutination nibitron test (HIT test) atau dengan uji peningkatan
komplemen pada pemeriksaan serologi di butuhkan dua bahan pemeriksaan
yaitu pada masa akut atau demam dan masa penyembuhan
( 104 minggu setelah awal gejala penyakit ) untuk pemeriksaan serologi ini di
ambil darah vena 2 – 5 ml.
Pemeriksaan sianosis yang menunjang antara lain foto thorak mungkin di
jumpai pleural effusion, pemeriksaan USG hepatomegali dan splenomegali.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

a. Pengkajian
1. Identitas
• Umur: DHF merupakan penyakit tropik yang sering menyebabkan
kematian pada anak dan remaja.
• Jenis kelamin: secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan pada
penderita DHF. Tetapi kematian lebih sering ditemukan pada anak
perempuan daripada anak laki-laki.
• Tempat tinggal: penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota
besar saja, kemudian menyebar kehampir seluruh kota besar di Indonesia,
bahkan sampai di pedesaan dengan jumlah penduduk yang padat dan dalam
waktu relatif singkat. biasanya nyamuk pembawa vector banyak ditemukan
pada daerah yang banyak genangan air atau didaerah yang lembab.
2. Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus
menerus selama 2-7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan
gusi, neyri epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi, sakit kepala,
lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal
seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu
makan menurun.
4. Riwayat penyakit terdahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang
terjangkit DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit
yang perna diderita dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota
keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan
tertular karena penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.
6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
7. Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini
adalah lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak
genangan air, vas bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat
penampungan air, botol dan ban bekas. Tempat –tempat seperti ini biasanya
banyak dibuat sarang nyamuk Janis ini. Perlu ditanyakan pula apakah
didaerah itu ada riwayat wabah DHF karena inipun juga dapat terulang
kapan-kapan
8. Riwayat Tumbuh Kembang
9. Pengkajian Per Sistem
a. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan
dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
b. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada
grade IV dapat trjadi DSS
c. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,
lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV
nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
d. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan
mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
f. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif
pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.

b. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler keekstravaskuler.
3. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler keekstravaskuler.
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual
muntah dan nafsu makan yang menurun
5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor
pembekuan darah (trombositopeni ).
6. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan hepatomegali.

c. Intervensi
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
o hasil
1 Hipertermia NOC : NIC :Fever treatment
Definisi : Thermoregulation - Monitor suhu sesering
suhu tubuh Kriteria Hasil : mungkin
naik diatas - Suhu tubuh dalam - Monitor IWL
rentang rentang normal - Monitor warna dan suhu
normal - Nadi dan RR dalam kulit
rentang normal - Monitor tekanan darah,
- Tidak ada nadi dan RR
perubahan warna kulit - Monitor penurunan
dan tidak ada pusing tingkat kesadaran
- Monitor WBC, Hb, dan
Hct
- Monitor intake dan
output
- Berikan anti piretik
- Berikan pengobatan
untuk mengatasi penyebab
demam
- Selimuti pasien
- Lakukan tapid sponge
- Kolaborasipemberian
cairan intravena
- Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
- Tingkatkan sirkulasi
udara
- Berikan pengobatan
untuk mencegah terjadinya
menggigil

Temperature regulation
- Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
- Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
- Monitor TD, nadi, dan
RR
- Monitor warna dan suhu
kulit
- Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
- Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
2 Defisit NOC: NIC : Fluid management
Volume - Fluid balance • Timbang
Cairan - Hydration popok/pembalut jika
Definisi : - Nutritional Status : diperlukan
Penurunan Food and Fluid Intake • Pertahankan catatan
cairan Kriteria Hasil : intake dan output yang
intravaskule - Mempertahankan akurat
r, urine output sesuai • Monitor status
interstisial, dengan usia dan BB, hidrasi ( kelembaban
dan/atau BJ urine normal, HT membran mukosa, nadi
intrasellular normal adekuat, tekanan darah
. Ini - Tekanan darah, ortostatik ), jika diperlukan
mengarah nadi, suhu tubuh • Monitor hasil lAb
ke dalam batas normal yang sesuai dengan retensi
dehidrasi, - Tidak ada tanda cairan (BUN , Hmt ,
kehilangan tanda dehidrasi, osmolalitas urin )
cairan Elastisitas turgor kulit • Monitor vital sign
dengan baik, membran • Monitor masukan
pengeluaran mukosa lembab, tidak makanan / cairan dan
sodium ada rasa haus yang hitung intake kalori harian
berlebihan • Kolaborasi
pemberian cairan IV
• Monitor status
nutrisi
• Berikan cairan
• Berikan diuretik
sesuai interuksi
• Berikan cairan IV
pada suhu ruangan
• Dorong masukan
oral
• Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
• Dorong keluarga
untuk membantu pasien
makan
• Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
• Kolaborasi dokter
jika tanda cairan berlebih
muncul meburuk
• Atur kemungkinan
tranfusi
• Persiapan untuk
tranfusi
3 Resiko syok Setelah dilakukan 1. Monitor keadaan
hypovolemi tindakan keperawatan umum klien.
k b/d selama 3 x 24 jam. 2. Observasi vital sign
perdarahan Tidak terjadi syok setiap 3 jam atau lebih.
yang Hipovolemik dengan 3. Jelaskan pada klien
berlebihan, Kriteria hasil : dan keluarga tanda
pindahnya 1. TTV dalam perdarahan, dan segera
cairan batas normal (TD laporkan jika terjadi
intravaskule 100/70 mmHg, N: 80- perdarahan.
r 120x/mnt), 4. Kolaborasi :
keekstravas Pemberian cairan
kuler. intravena.
5. Kolaborasi :
pemeriksaan : HB, PCV,
trombo.
4 Ketidaksei NOC : NIC :
mbangan - Nutritional Status : Nutrition Management
nutrisi food and Fluid Intake - Kaji adanya alergi
kurang dari - Nutritional Status : makanan
kebutuhan nutrient Intake - Kolaborasi dengan ahli
tubuh - Weight control gizi untuk menentukan
Definisi : Kriteria Hasil : jumlah kalori dan nutrisi
Intake - Adanya peningkatan yang dibutuhkan pasien.
nutrisi tidak berat badan sesuai - Anjurkan pasien untuk
cukup untuk dengan tujuan meningkatkan intake Fe
keperluan - Berat badan ideal - Anjurkan pasien untuk
metabolism sesuai dengan tinggi meningkatkan protein dan
e tubuh. badan vitamin C
- - Berikan substansi gula
Mampumengidentifik - Yakinkan diet yang
asi kebutuhan nutrisi dimakan mengandung
- Tidak ada tanda tinggi serat untuk
tanda malnutrisi mencegah konstipasi
- Menunjukkan - Berikan makanan yang
peningkatan fungsi terpilih ( sudah
pengecapan dari dikonsultasikan dengan
menelan ahli gizi)
- Tidak terjadi - Ajarkan pasien
penurunan berat badan bagaimana membuat
yang berarti catatan makanan harian.
- Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
- Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas
normal
- Monitor adanya
penurunan berat badan
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
- Monitor makanan
kesukaan
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
- Monitor kalori dan intake
nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
5 Resiko Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan
terjadi tindakan keperawatan kepada klien dan keluarga
perdarahan selama 3×24 jam. tentang bahaya yang dapat
berhubunga Tidak terjadi timbul akibat dari adanya
n dengan perdarahan selama perdarahan, dan anjurkan
penurunan dalam masa perawatan untuk segera melaporkan
factor- dengan kriteria hasil : jika ada tanda perdarahan
faktor 1. TTV dalam seperti di gusi, hidung
pembekuan rentan normal (epistaksis), berak darah
darah (TD 100/60 mmHg, (melena), atau muntah
(trombosito N: 80-100x/menit) darah (hematemesis).
peni ). reguler, pulsasi kuat. 2. Antisipasi adanya
1. tidak ada perdarahan : gunakan sikat
perdarahan spontan gigi yang lunak, pelihara
(gusi, hidung, kebersihan mulut, berikan
hematemesis dan tekanan 5-10 menit setiap
melena). selesai ambil darah dan
2. Trombosit Observasi tanda-tanda
dalam batas normal perdarahan serta tanda vital
(150.000/uL). (tekanan darah, nadi,suhu
3. Anjurkan pada dan pernafasan).
klien untuk banyak 3. Kolaborasi dalam
istirahat tirah baring pemeriksaan laboratorium
secara berkala (darah
lengkap).
4. Monitor tanda-
tanda penurunan trombosit
yang disertai tanda klinis.
5. Monitor trombosit
setiap hari.
6. Kolaborasi dalam
pemberian transfusi
(trombosit concentrate).
6 Nyeri NOC : NIC : Pain Management
Definisi : - Pain Level, - Lakukan pengkajian
Sensori - Pain control, nyeri secara komprehensif
yang tidak - Comfort level termasuk lokasi,
menyenang Kriteria Hasil : karakteristik, durasi,
kan dan - Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan
pengalaman nyeri (tahu penyebab faktor presipitasi
emosional nyeri, mampu - Observasi reaksi
yang menggunakan tehnik nonverbal dari
muncul nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan
secara mengurangi nyeri, - Gunakan teknik
aktual atau mencari bantuan) komunikasi terapeutik
potensial - Melaporkan bahwa untuk mengetahui
kerusakan nyeri berkurang pengalaman nyeri pasien
jaringan dengan menggunakan - Kaji kultur yang
atau manajemen nyeri mempengaruhi respon
menggamba - Mampu mengenali nyeri
rkan adanya nyeri (skala, - Evaluasi pengalaman
kerusakan intensitas, frekuensi nyeri masa lampau
(Asosiasi dan tanda nyeri) - Evaluasi bersama pasien
Studi Nyeri - Menyatakan rasa dan tim kesehatan lain
Internasiona nyaman setelah nyeri tentang ketidakefektifan
l): serangan berkurang kontrol nyeri masa lampau
mendadak - Tanda vital dalam - Bantu pasien dan
atau pelan rentang normal keluarga untuk mencari dan
intensitasny menemukan dukungan
a dari - Kontrol lingkungan yang
ringan dapat mempengaruhi nyeri
sampai seperti suhu ruangan,
berat yang pencahayaan dan
dapat kebisingan
diantisipasi - Kurangi faktor presipitasi
dengan nyeri
akhir yang - Pilih dan lakukan
dapat penanganan nyeri
diprediksi (farmakologi, non
dan dengan farmakologi dan inter
durasi personal)
kurang dari - Kaji tipe dan sumber
6 bulan. nyeri untuk menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
- Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
- Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)

c. Evaluasi
No Tanggal/Jam Evaluasi TTD
1 18-6-19/ S : Anak mengeluh mual, muntah,
21.00 pusing
O : S = 37,5 ̊ C
N = 186x/mnt
Kulit kemerahan, panas
A : Masalah hipertermi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Monitor kondisi kulit
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypty. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat
mengkibatkan kematian, terutama anak.
Cara pencegahan penyakit ini yaitu dengan melakukan tindakan 3M
(menguras, menutup, mengubur).
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui
gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah
perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk
tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam
rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang –
lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air
bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai
menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari
dan senja hari.

b. Saran
Peran perawat serta masyarakat diantaranya :
- Biasakan pola hidup sehat
- Senantiasa melakukan gerakan 3M
- Gunakan kelambu anti nyamuk dan lotion anti nyamuk
- Kenalilah gejala DBD
- Lakukan tindakan preventif
DAFTAR PUSTAKA

Hendrayanto. 2014. Ilmu Penyakait Dalam. Jilid 1. Jakarta : FKUIM


NANDA, 2018-2020. Diagnosa Nanda (Nic & Noc), Disertai Dengan
Discharge Planning.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2014. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Soegijarto, Soegeng. 2016. Demam Berdarah Dengue. edisi 2. Surabaya :
Aerlangga
Widyastuti, Palupi. 2014. Pencegahan, Pengendalian Dengue Dan Demam
Berdarah. Jakarta : EGC
Wong, Donna L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2,
Edisi 6 Jakarta : EGC

Вам также может понравиться