Вы находитесь на странице: 1из 10

p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2016.7.1.32-41


Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS LUMPATAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Rini Andriani, Asmaripa Ainy,1Suci Destriatania


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING PROGRAM


AT THE HEALTH CENTER LUMPATAN MUSI BANYUASIN

ABSTRACT
Background: The exclusive breastfeeding program is a promotion program in giving breastfeeding to infants
without giving any other food or drink. Public Health Centers of Lumpatan had socialized to the local
community through integrated health post. Although sosialization has been done several times, but the these
implementation were not working effectively. These were showed by the decrease in the coverage of exclusive
breastfeeding in community Public Health Centers of Lumpatan, for the year 2010 amounted was 77%, in
2011 was 62%, in 2012 was 61% and 2013 was 61%, therefore the target of exclusive breastfeeding 80% by
the Department of Health and MDGs was not reached. The objective of study is analyse of system
improvement of the exclusive breastfeeding program coverage in lumpatan public health center
Methods: This is descriptive qualitative research. Informants were 17 people, consisting of 5 people in the
clinic, 7 midwives and 5 mothers who have infants aged 0-11 months. The study was conducted using
interviews and observation. Triangulation was conducted for validity and reliability of data.
Results: The qualification of workers at the Public Health Centers Lumpatan was not appropriate with the
regulations from Ministry of Health RI in 2013 which stated that any health service need to have a trained
breastfeeding counselor at the health centers while Lumpatan did not have any breastfeeding counselor
team, but quantity of the workers was appropriate with Law No. 40 2004. Exclusive breastfeeding program
funded by the BOK and ASTA (Muba Universe Insurance). Exclusive breastfeeding program was not a
priority program at Public Health Centers Lumpatan, therefore Public Health Centers still lacked of
facilities and infrastructures such as the corner of lactation and media outreach in the East and West
Bailangu village.
Conclusions: Implementation of the program was done with counseling during the examination at health
centers and integrated health post activities. Causing factors to the decline in coverage of exclusive
breastfeeding in this study were method of socialization from midwives, mothers with low knowledge of an
additional food besides breast feeding or giving complementary feeding too early.
Keywords : Exclusive breastfeeding program, Breastfeeding counselors, socialization method.

ABSTRAK
Latar Belakang: Program ASI eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja kepada bayi tanpa
memberikan makanan atau minuman lain. Puskesmas Lumpatan telah melakukan sosialisasi dan advokasi
kepada masyarakat melalui kegiatan posyandu. Walaupun sosialisasi dan advokasi telah dilakukan beberapa
kali, namun pelaksanaan sosialisasi dan advokasi tersebut belum berjalan secara efektif. Hal ini terbukti dari
menurunnya cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Lumpatan, untuk tahun 2010 sebesar 77%,
tahun 2011 sebesar 62%, tahun 2012 sebesar 61% dan tahun 2013 sebesar 61% sehingga belum mencapai
target pemberian ASI eksklusif yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan dan MDGs yaitu 80%. Tujuan studi ini
adalah menganalisis pelaksanaan program asi eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lumpatan
Metode: Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penentuan informan digunakan
purposive sampling. Informan berjumlah 17 orang, terdiri atas 5 orang pihak puskesmas, 7 orang bidan desa
dan 5 orang ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia 0-11 bulan. Penelitian dilakukan dengan metode
wawancara mendalam dan observasi. Uji validitas dengan cara triangulasi sumber, metode dan data.
Hasil Penelitian: Tenaga kesehatan di Puskesmas Lumpatan dilihat dari kualitasnya belum sesuai dengan
peraturan Kepmenkes RI tahun 2013 yang menyatakan bahwa setiap tempat pelayanan kesehatan perlu
memiliki konselor menyusui terlatih sedangkan di Puskesmas Lumpatan belum memiliki tim konselor ASI,
dilihat dari kuantitasnya sudah sesuai dengan UU No 40 tahun 2004. Dana program ASI eksklusif bersumber

Alamat Koresponding: Asmaripa Ainy, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih KM. 32,
Indralaya Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Email : asny_plbg@yahoo.com

32 Maret 2016
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

dari dana BOK dan ASTA (Asuransi Muba Semesta). Program ASI eksklusif bukan program prioritas di
Puskesmas Lumpatan sehingga masih terdapat kekurangan sarana dan prasarana seperti pojok laktasi dan
media penyuluhan di Desa Bailangu Timur dan Bailangu Barat.
Kesimpulan: Pelaksanaan program dilakukan dengan penyuluhan saat pemeriksaan di puskesmas dan
kegiatan posyandu. Faktor penyebab menurunnya cakupan ASI eksklusif dalam penelitian ini adalah metode
sosialisasi dari bidan desa, pengetahuan ibu rendah dan pemberian makanan prelaktal madu serta susu
formula kepada bayi baru lahi dan pemberian MP-ASI yang terlalu dini.
Kata Kunci: Program ASI eksklusif, konselor ASI, metode sosialisasi

PENDAHULUAN di Puskesmas Brangsong 02 belum berjalan


dengan baik karena keterbatasan dana untuk
World Health Organization (WHO)
menunjang program. Sasaran dalam
menyatakan bahwa ASI adalah air susu ibu
pelaksanaan program masih terbatas sehingga
yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
tidak optimal untuk dapat mencapai target.
selama 6 (enam) bulan tanpa menambahkan
Sumber daya dalam pelaksanaan program
dan/atau mengganti dengan makanan atau
masih sangat kurang baik dari tenaga, dana,
minuman lain.1 UNICEF menyatakan bahwa
maupun sarana prasarana. Komunikasi
sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia
(sosialisasi) program pemberian ASI
dan 10 juta kematian balita di dunia pada
Eksklusif di Puskesmas Brangsong 02 dinilai
setiap tahunnya, bisa dicegah dengan
masih kurang adekuat ini ditunjukkan dengan
pemberian ASI secara eksklusif selama 6
tidak adanya sosialisasi langsung dari pihak
bulan sejak tanggal kelahirannya tanpa harus
Dinas Kesehatan, sosialisasi hanya aktif dari
memberikan makanan dan minuman
2 pihak puskesmas ke masyarakat.3
tambahan kepada bayi.
Penelitian yang dilakukan oleh Alifah
Cakupan program ASI eksklusif di
bahwa secara umum sarana dalam program
Indonesia sangat fluktuatif. Data Survey
ASI eksklusif belum dapat mendukung
Demografi Indonesia (SDKI) 1997-2007
pelayanan maupun penyuluhan kepada ibu
menyebutkan bahwa prevalensi ASI eksklusif
hamil dan ibu menyusui secara optimal karena
turun dari 40,2% menjadi 39,5% pada tahun
tidak adanya poster, leaflet, ruangan laktasi.
1997 dan 32% pada tahun 2007, hasil laporan
Selain itu Puskesmas Candilama belum
sementara hasil Survey Demografi Indonesia
memiliki upaya-upaya terprogram untuk
tahun 2012 sebesar 42% dan tahun 2013
meningkatkan cakupan program pemberian
hanya mencapai 32,2%.Berdasarkan profil
ASI eksklusif, hal ini ditunjukkan dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin,
belum adanya pembahasan khusus mengenai
cakupan program ASI eksklusif terlihat
penyelenggaraan kegiatan program dalam
menurun setiap tahunnya, tahun 2010 sebesar
lokakarya mini puskesmas dikarenakan
43%, 2011 sebesar 42,2%, 2012 sebesar 41%
program tersebut belum menjadi prioritas.
dan 2013 sebesar 41% sedangkan target
Komunikasi antar petugas dengan kepala
nasional dan target SPM Muba untuk cakupan
puskesmas kurang.4
keberhasilan ASI eksklusif adalah 80%. Di
Program ASI eksklusif merupakan
Puskesmas Lumpatan persentase cakupan
program promosi pemberian ASI saja pada
program ASI eksklusif juga mengalami
bayi tanpa memberikan makanan atau
penurunan, untuk tahun 2010 sebesar 77%,
minuman lain. Kegiatan pelaksanaan
tahun 2011 sebesar 62%, tahun 2012 sebesar
peningkatan cakupan program ASI eksklusif
47%.
di Puskesmas Lumpatan berupa kegiatan
Pada penelitian sebelumnya yang
penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan
dilaksanakan di Puskesmas Brangsong 02
oleh bidan desa pada saat kegiatan posyandu.
Kabupeten Kendal didapatkan bahwa
Walaupun program ASI Eksklusif
pelaksanaan program pemberian ASI Ekslusif
gencar disosialisasikan, namun belum semua

Maret 2016 33
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

bidan di wilayah kerja Puskesmas Lumpatan petugas gizi, dokter puskesmas, bidan
dapat melaksanakan IMD (Inisiasi Menyusu koordinator KIA, petugas PHBS. Kalau
Dini) dan ASI Eksklusif pada setiap untuk tenaga konselor ASI secara spesifik
pertolongan persalinan yang dibuktikan dari memang belum dibentuk (AG).
masih terdapat ibu-ibu yang belum/tidak bisa
memberikan ASI eksklusif. Dari survey Tenaga kesehatan di puskesmas dan
pendahuluan yang dilakukan, alasan yang bidan desa belum pernah mengikuti pelatihan
menjadi penyebab kegagalan praktik ASI secara khusus mengenai ASI eksklusif.
eksklusif bermacam-macam seperti budaya Adapun bentuk pelatihan yang pernah diikuti
memberikan makanan prelaktal, memberikan seperti seminar kebidanan yang rutin diikuti
tambahan susu formula karena ASI tidak oleh bidan-bidan desa setempat dalam acara
keluar, menghentikan pemberian ASI karena kebidanan.
bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, serta ibu
ingin mencoba susu formula. “...kalau pelatihan biasonyo galak di
seminar-seminar kebidanan itu lah misalnyo
METODE peranan bidan dalam pemberian ASI
eksklusif, tapi kalo pelatihan mengenai
Metode yang digunakan pada penelitian
konselor ASI nyo nian belum pernah...” (LS).
ini adalah kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Penentuan informan
Anggaran
dilakukan secara purposive sampling.
Informan berjumlah 17 informan, terdiri atas Dana merupakan sumber daya terbatas
5 orang pihak Puskesmas Lumpatan, 7 orang yang diperlukan untuk mendukung
bidan desa dan 5 orang ibu yang mempunyai pelaksanaan sebuah program yaitu anggaran
bayi berusia 0-11 bulan. Penelitian dilakukan operasional yang dibutuhkan dalam
dengan metode wawancara mendalam dan menjalankan program ASI eksklusif.
observasi. Uji validitas dengan cara
“...dana khusus nya itu tidak ada dek , jadi
triangulasi sumber, metode dan waktu.
Penyajian data dalam penelitian ini bersifat masih pakai duit ASTA kalau khusus untuk
naratif yaitu penyajian data dalam bentuk teks ASI belum ada...” (DN)
tertulis.
Sampai saat ini belum ada dana yang
dialokasikan secara khusus untuk kegiatan
HASIL PENELITIAN
Sumber Daya Manusia promosi ASI eksklusif melainkan penggunaan
dan pelaporannya masih bersumber pada
Tim konselor ASI secara khusus di anggaran kesehatan yang dialokasikan
Puskesmas Lumpatan belum dibentuk karena pemerintah daerah untuk kegiatan-kegiatan
belum ada SK (Surat Keputusan) resmi yang promotif dan preventif di puskesmas.
berkaitan dengan tenaga konselor ASI di
Puskesmas Lumpatan. Untuk tenaga konselor Sarana dan Prasarana
ASI sementara berdasarkan wawancara
Pelaksanaan peningkatan cakupan
dengan kepala puskesmas terdiri dari 5 orang
program ASI eksklusif memerlukan sarana
yaitu dokter puskesmas, bidan koordinator
dan prasarana sebagai fasilitas dan alat
untuk ASI eksklusif, petugas gizi, bidan
penunjang operasionalnya.
koordinator KIA dan petugas PHBS.
“ kayak ini apo namonyo tuh tempat kan,
“..sejauh ini di Puskesmas Lumpatan untuk
tempat di poskesdes nih kan lah kecik, jadi
tenaga konselor ASI sementara ada 5 orang
ibu-ibu tuh mungkin separoh yang pacak ikut,
termasuk bidan koordinator ASI eksklusif,

34 Maret 2016
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

jadi dak seluruh, terus tuh yang untuk “...kalau penyampaian informasi ke
ngomong ke masyarakat tuh...yang papan masyarakat dengan penyuluhan tulah. Kalau
white board itu nah belom ade terus tempat penyampaian per individu biasonye pas die
cak kursi, meja, paling kami lesehan kalo perikse hamil...” (LA)
posyandu, gelar tikar “ (LA)
“ tiap desa tuh bisonye dak suek laptop, jadi “...Sasaran ASI eksklusif ibu hamil dengan
agak susah kalo ade laptop mudah kitek ibu menyusui.....” (AN)
nunjukke kan makmane ASI eksklusif manfaat
nye, untuk mengatasi nye minjam laptop Kendala yang dihadapi dalam
puskes atau laptop pribadi bidan “ (NW) penyampaian pesan/informasi kepada
masyarakat yaitu masalah lokasi bahwa masih
Kendala yang sering dihadapi terkait ada masyarakat yang tidak terjangkau baik
ketersediaan sarana dan prasarana yaitu melalui transportasi darat maupun transportasi
tempat penyuluhan dan media penyuluhan air sehingga hanya sebagian ibu di wilayah
seperti laptop, papan tulis dan leaflet kerja puskesmas saja yang bisa mendapatkan
mengenai ASI eksklusif. Berdasarkan hasil informasi mengenai pesan-pesan kesehatan
observasi didapatkan hasil bahwa di yang disampaikan.
Puskesmas Lumpatan telah tersedia media Teknik penyampaian informasi
yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya ASI eksklusif dapat
ASI eksklusif seperti leaflet, poster, booklet, disampaikan melalui penyuluhan di
tetapi untuk sarana seperti ruang khusus atau masyarakat pada kegiatan posyandu setiap
pojok laktasi belum tersedia di puskesmas. bulan, selain itu dengan konseling atau
penyuluhan individu pada saat pasien atau
Metode Sosialisasi sedang memeriksakan kehamilan nya ke
Metode sosialisasi ASI eksklusif adalah tempat pelayanan kesehatan terdekat. Sasaran
berbagai jenis informasi dalam rangka ASI eksklusif yang mengikutsertakan
sosialisasi yang dapat disampaikan dalam pola keluarga, suami, wanita usia subur hanya di
dan bentuk kegiatan, yaitu melalui berbagai Kayuara, Bandar Jaya dan Sukarami.
jenis event seperti: seminar, workshop, talk
show, simulasi ataupun penyebaran buku, Pengamatan Situasi
leflet, brosur, CD dan sebaran lainnya. Pengamatan situasi adalah kegiatan
yang dilakukan melalui pengumpulan data
“...Kendala yang dihadapi dalam pencapaian ASI eksklusif seperti latar
penyampaian pesan/informasi mengenai ASI belakang budaya setempat, sumber daya dan
eksklusif kepada masyarakat mengenai sarana di puskesmas dan kelompok di tingkat
masalah lokasi, karena di wilayah Puskesmas kecamatan.
Lumpatan ini termasuk ada 7 desa dan
kelurahan. Masih ada masyarakat- “...langkah kegiatan yang dilakukan pertama
masyarakat kita yang tidak terjangkau baik kita tentukan dulu sasaran yaitu ibu
melalui transportasi darat maupun menyusui, dari data ibu menyusui tersebut
transportasi air. Jadi pesan informasi kita lihat berapa target cakupan ibu menyusui
mungkin tidak sampai ke desa-desa yang memberikan ASI eksklusif atau
terpencil.” (AG) tidak...(AG)

“...penyampaian informasi yang biasa “...Jika dijumpai salah persepsi dari


dilakukan bisa pada waktu posyandu...”(NB) masyarakat ya bagaimana lagi kalau memang
bayi nya sakit tidak bisa melakukan apa-apa

Maret 2016 35
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

lagi... heeemmmmm....yah makmane lagi kan dengan cara mendata ibu hamil, ibu menyusui
kalo bayi nye dak pacak di kasih ASI atau di wilayah setempat. Bidan desa di Poskesdes
sakit,..dak pacak nak ngomong ape lagi, ASI Teladan, Sukarami, dan Kayuara terlihat
nye dak keluar, di kasih ASI botol ya sudah di begitu mendukung ibu dalam keberhasilan
kasih ASI botol..." (LA) menyusui, sedangkan bidan desa lainnya
Langkah kegiatan yang dilakukan untuk kurang memotivasi ibu jika dijumpai salah
mengumpulkan data pencapaian ASI eksklusif persepsi dari masyarakat yang memberikan
dilakukan melalui kegiatan posyandu balita susu botol.
yang dilakukan setiap bulan di setiap desa

Tabel 1.
Observasi Pencatatan dan Pelaporan Pencapaian ASI eksklusif

Observasi Ada Tidak Keterangan


Pelaporan pendataan rumah tangga sehat  PHBS
Laporan tahunan pencapaian ASI eksklusif  Nutrisionist
Laporan ASI eksklusif dari setiap poskesdes  Bidan Desa
di wilayah kerja Puskesmas Lumpatan
Laporan data sasaran program gizi  Nutrisionist

Pencatatan dan pelaporan dari setiap melibatkan pihak-pihak lain terkait


bidan desa yang menyerahkan laporan keberhasilan ASI eksklusif seperti kepala
bulanan mengenai capaian ASI eksklusif di desa, kelurahan dan kecamatan serta bidan-
wilayah setempat berisi data atau informasi bidan desa.
yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan
perkembangan yang terjadi di setiap Kegiatan Intervensi
posyandu. Kegiatan intervensi adalah kegiatan
yang dilakukan melalui pendekatan kepada
Penyebarluasan Hasil Pengamatan Situasi tokoh masyarakat dan pemberdayaan bidan di
Penyebarluasan hasil pengamatan desa, petugas puskesmas, kader dan
situasi adalah proses penginformasian data masyarakat guna meningkatkan pengetahuan
hasil pengamatan situasi mengenai ASI dan keterampilan dalam menyebarluaskan
eksklusif di wilayah setempat kepada berbagai pelaksanaan peningkatan ASI eksklusif.
pihak baik lintas program maupun lintas
sektor terkait yang dilakukan dalam “...Bentuk pemberdayaan yang pernah saya
pertemuan yang terpadu. ikuti terkait keberhasilan ASI eksklusif belum
pernah kalau pelatihan khusus untuk ASI
“...bentuk kerja sama yang dilakukan dalam eksklusif, paling melalui seminar-seminar
penyerbarluasan hasil pengamatan situasi gizi....” (GR)
tentang pencapaian ASI eksklusif di wilayah
setempat palingan kegiatan mini lokakarya “...Pemberdayaan yang diberikan kepada
puskesmas..” (MR) masyarakat dilakukan dengan kegiatan
posyandu, bina keluarga balita, kelas ibu
“..Biasonye bidan-bidan di desa tuh bekumpul hamil, senam ibu hamil, selain itu ado
dalam acara minilok di puskesmas tiap perawatan payudara dan manfaat ASI
bulan...” (NB) eksklusif...” (LS)

Penyerbarluasan hasil pengamatan “...Kalo pendekatan dengan tokoh


situasi dilakukan melalui pertemuan mini loka masyarakat kami kan sering di desa itu kan
karya di puskesmas. Pertemuan tersebut juga sering ado MMD (musyawarah masyarakat

36 Maret 2016
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

desa) di desa misalnyo ado masalah-masalah memberikan ASI sehingga ibu memilih untuk
di desa itu kan kita bicarakan pada tokoh memberikan susu formula atau makanan
masyarakat kita minta tolong mereka tambahan lainnya kepada bayi.
jugo,..(NB)
Kegiatan intervensi dilakukan dengan PEMBAHASAN
pendekatan kepada tokoh masyarakat Sumber Daya Manusia
setempat yang biasanya dilakukan melalui Pelatihan adalah keseluruhan kegiatan
curah pendapat dalam kegiatan Musyawarah untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,
Masyarakat Desa (MMD) yang bertujuan serta mengembangkan kompetensi kerja,
untuk membantu menjelaskan ASI eksklusif produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja
kepada masyarakat. pada tingkat keterampilan dan keahlian
tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi
Dampak jabatan atau pekerjaan.4 Dalam meningkatkan
Dampak adalah akibat yang dihasilkan pengetahuan dan keterampilan mengenai
oleh keluaran suatu sistem seperti perubahan pelaksanaan peningkatan cakupan program
pengetahuan, sikap, perilaku kelompok ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
masyakat yang dijadikan sasaran program Lumpatan tim konselor ASI sementara yang
yaitu meningkatnya perubahan pengetahuan, terdiri dari dokter puskesmas, bidan
sikap, perilaku kelompok masyakat terhadap koordinator ASI eksklusif, bidan koordinator
pemberian ASI eksklusif. poli KIA dan petugas PHBS belum pernah
mengikuti pelatihan konseling menyusui.
“...nah dak tau dak terti kami kak, palingan Dilihat dari segi kuantitas bahwa tenaga
kami njok makan bubur promina, makan roti, kesehatan di Puskesmas Lumpatan sudah
die lahir nye di bidan sampai mikak masih dek sesuai dengan standar UU No 40 tahun 2004.
di susui tapi di njok makanan tambahan
pulek...” (TR) Anggaran
Biaya merupakan salah satu faktor
“...namek dak terti dek ku, amon kesulitan penting dalam organisasi. Umumnya biaya
menyusui paling mintek diurut dengan dukun ditetapkan dan dicatat pada setiap satuan
kampung kak lah...” (YL) kerja, misalnya biaya berbagai kategori
tindakan, pemeliharaan bangunan,
“...Carek penyampaian informasi nye paling
administrasi, biaya obat dan lain-lain.5
dikasih buku KIA bae, merikse-merikse bae
Puskesmas Lumpatan sudah memiliki
dak paling tanyeke namek-namek keluhan
ketersediaan dana yang bersumber dari BOK
itulah ku langsung kumah sakit bae...” (TT).
(Bantuan Operasional Kesehatan), BPJS dan
dana MUBA Semesta (ASTA). Dana BOK
Beberapa alasan atau faktor
dialokasikan untuk pelaksanaan upaya
penghambat gagalnya pemberian ASI
promotif, preventif dan manajemen di
eksklusif yaitu ASI tidak keluar, kurangnya
Puskesmas serta jaringannya. Dengan alokasi
pemantauan dari petugas kesehatan setempat,
pendanaan yang cukup seharusnya pihak
pengetahuan ibu rendah, kesadaran ibu untuk
puskemas membuat usulan rencana kegiatan
mengikuti kegiatan posyandu, penyampaian
kepada pihak dinas kesehatan untuk segera
informasi kurang memadai karena sasaran
membentuk tim konselor ASI serta
hanya diberi buku KIA saja pada saat ke
mengadakan pelatihan untuk tim konselor
puskesmas selain itu kurangnya dukungan
tersebut. Hal ini tidak sejalan dengan teori
dari petugas kesehatan untuk mendukung ibu
bahwa efektifitas biaya yang baik adalah
memberikan ASI eksklusif bagi ibu yang sulit

Maret 2016 37
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

dimana sumber daya dan sumber dana yang tujuan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi
ada dapat digunakan untuk menghasilkan oleh banyak faktor. Di samping faktor
keuntungan yang paling tinggi.6 Pelaporan metode, faktor materi atau pesannya, petugas
dana untuk kegiatan sosialisasi ASI eksklusif yang melakukannya, juga alat-alat bantu/alat
disesuaikan dengan alokasi dan pelaporan peraga atau media yang dipakai. Agar
dana BOK. Pembahasan ini dapat menjawab mencapai suatu hasil yang optimal, maka
bahwa pelatihan dan pembentukan tim faktor-faktor tersebut harus bekerja sama
konselor ASI di puskesmas belum dibentuk secara harmonis. Hal ini berarti bahwa untuk
karena program ASI eksklusif di Puskesmas masukan (sasaran) tertentu harus
Lumpatan bukan merupakan program prioritas menggunakan cara tertentu pula.
puskesmas, melainkan prioritas utama nya
adalah penyakit gastritis dan penyakit ISPA. Pengamatan Situasi
Proses pengumpulan data untuk analisis
Sarana dan Prasarana situasi dapat dilakukan dengan beberapa cara
Media promosi kesehatan pada baik langsung maupun tidak langsung
hakikatnya adalah alat bantu yang digunakan diantaranya yaitu: Mendengarkan keluhan
oleh petugas kesehatan dalam menyampaikan masyarakat melalui pengamatan langsung
bahan, materi atau pesan kesehatan untuk kelapangan, Membahas langsung masalah
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan
kesehatan bagi masyarakat.7 Dalam penelitian yang akan dikembangkan bersama tokoh-
ini disimpulkan bahwa masih terdapat kendala tokoh formal dan informal masyarakat
yang dihadapi terkait ketersediaan sarana dan setempat dan Mempelajari peta wilayah,
prasarana pendukung untuk promosi ASI sensus penduduk, statistik kependudukan di
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas kecamatan.8 Berdasarkan hasil penelitian
Lumpatan yaitu di Poskesdes Bailangu Timur bahwa langkah-langkah yang dilakukan untuk
dan Bailangu Barat seperti (laptop, papan mengumpulkan data pencapaian ASI eksklusif
tulis, LCD, tempat penyuluhan yang sempit, dilakukan dengan cara mendata ibu yang
tidak ada kursi dan meja). Selain itu, sarana mempunyai bayi yang datang ke posyandu,
dan prasarana seperti ruangan laktasi atau atau dilihat dari dasa wisma desa serta peta
pojok laktasi belum tersedia di puskesmas. sasaran yang ada di poskesdes.

Metode Sosialisasi Penyebarluasan Hasil Pengamatan Situasi


Teknik penyampaian informasi ataupun Penerapan unsur komunikasi di dalam
metode sosialisasi ASI eksklusif kepada manajemen puskesmas dapat dikaji melalui
masyarakat dilakukan dengan cara pertemuan rutin seperti rapat-rapat yang
penyuluhan pada saat kegiatan posyandu dan diadakan minimal sebulan sekali oleh
metode individual atau konseling perorangan pimpinan puskesmas bersama staf, pada saat
kepada ibu hamil yang datang ke tempat bidan dilakukan supervisi ke lapangan untuk
praktik swasta maupun ke posyandu, hanya di memantau pelaksanaan program, pertemuan
poskesdes Kayuara yang metode sosialisasi lintas sektoral untuk mengembangkan rencana
nya menggunakan metode kelompok seperti program dan berbagai bentuk pertemuan
ceramah, demonstrasi dengan praktik secara formal lainnya untuk menggerakkan peran
langsung cara perawatan payudara, cara serta masyarakat.8
menyusui yang baik. Hal ini sesuai dengan Sistem kerja sama lintas program
teori Notoatmodjo (2012) bahwa dalam terkait penyebarluasan hasil pengamatan
kegiatan promosi kesehatan guna mencapai situasi mengenai ASI eksklusif dilakukan

38 Maret 2016
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

melalui pertemuan mini lokakarya puskesmas. bidan di puskesmas dalam memberikan


Kerja sama lintas sektoral sangat diperlukan konseling mengenai ASI eksklusif. Masih
untuk mencapai hasil yang maksimal karena terdapat ibu-ibu yang memberikan susu botol,
dengan berkerja sendiri tidak mungkin bidan desa pernah menyarankan bahkan
mencapai hasil yang diinginkan, karena memberikan makanan tambahan seperti bubur
program ASI eksklusif jangkauannya sangat dan roti kepada bayi yang berusia dibawah 6
luas dan memerlukan bantuan dari pihak- bulan.
pihak lain yang berpengaruh seperti kader
posyandu, PKK, tokoh masyarakat, LSM KESIMPULAN DAN SARAN
untuk menyampaikan kepada masyarakat Kesimpulan dari penelitian ini adalah
mengenai pentingnya pemberian ASI sebagai berikut :
eksklusif. 1. Kuantitas tenaga kesehatan di Puskesmas
Lumpatan sudah sesuai dengan standar UU
Kegiatan Intervensi No 40 tahun 2004 tentang pola ketenagaan
Pemberdayaan masyarakat dapat minimal upaya kesehatan wajib di
dilakukan dengan beberapa cara antara lain puskesmas, sedangkan dari segi kualitas
melalui penyuluhan massal, penyuluhan bahwa SDM di puskesmas lumpatan belum
keluarga, penyuluhan kelompok dan memiliki tim konselor ASI. Hal ini tidak
penyuluhan perorangan. Hal-hal yang perlu sesuai dengan Kemenkes RI tahun 2013
diperhatikan dalam memberikan penyuluhan bahwa setiap fasilitas kesehatan harus
pada ibu hamil seperti penggunaan materi KIE memiliki tim konselor ASI.
yang tepat, menginformasikan kepada ibu 2. Dana untuk kegiatan ASI eksklusif
hamil jangan melakukan pengurutan payudara bersumber dari dana BOK maupun dana
secara berlebihan.9 ASTA (Asuransi Muba Semesta) dan
Bentuk pemberdayaan yang dilakukan sejauh ini tidak ada kendala dalam hal
petugas kesehatan kepada masyarakat yaitu pengalokasian dana tersebut.
dengan penyuluhan di posyandu, sedangkan 3. Kendala yang dihadapi di Poskesdes
pemberdayaan yang dilakukan bidan desa di Bailangu Timur dan Bailangu Barat terkait
Desa Kayuara kepada masyarakat selain ketersediaan sarana dan prasarana
dengan konseling ibu hamil dan kegiatan rutin pendukung yaitu tempat untuk melakukan
posyandu yaitu dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang tidak memadai (sempit),
bina keluarga balita, kelas ibu hamil, senam tidak tersedia meja, kursi, papan tulis, dan
ibu hamil dan perawatan payudara. tidak tersedia laptop serta LCD. Sedangkan
kendala yang dihadapi terkait ketersediaan
Dampak sarana dan prasarana di puskesmas yaitu
belum tersedia nya ruang atau pojok laktasi
Pengetahuan ibu sangat berhubungan
di puskesmas.
dengan pola pemberian ASI eksklusif,
4. Metode sosialisasi ASI eksklusif kepada
pengetahuan ibu dapat ditingkatkan dengan
masyarakat dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan atau melakukan
penyuluhan pada saat posyandu dan
manajemen laktasi selama antenatal, intranatal
konseling individu.
dan postnatal. Dari hasil penelitian dapat
5. Ditemukan bahawa proses sosialisasi jika
disimpulkan bahwa kurang nya pengetahuan
ditemui salah persepsi dari masyarakat,
ibu mengenai ASI eksklusif, kurangnya
petugas gizi, bidan koordinator di
kesadaran ibu untuk mengikuti posyandu dan
puskesmas serta beberapa bidan desa
berkunjung ke poskesdes ataupun ke
kurang memberikan dukungan dan
puskesmas selain itu kurangnya motivasi dari

Maret 2016 39
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

motivasi kepada ibu yang gagal yang benar dan tidak memberikan
memberikan ASI eksklusif. makanan atau minuman apapun selain ASI
6. Penyebarluasan hasil pengamatan situasi kepada bayi baru lahir.
mengenai ASI eksklusif dilakukan melalui e. Bidan melaksanakan rawat gabung dengan
pertemuan mini lokakarya puskesmas. mengupayakan ibu bersama bayi selama
7. Pemberdayaan bidan di desa, kader dan 24 jam sehari, membantu ibu menyusui
petugas gizi hanya dilakukan melalui semau bayi tanpa pembatasan terhadap
sosialisasi dari pimpinan puskesmas serta lama dan frekuensi menyusui dan tidak
seminar kebidanan. Pemberdayaan kepada memberikan dot atau kempeng kepada
masyarakat untuk di desa Kayuara sangat bayi yang diberi ASI.
baik seperti bina keluarga balita, kelas ibu 2. Bagi Tokoh Masyarakat Setempat
hamil, senam ibu hamil dan perawatan a. Memberikan dukungan dan motivasi
payudara dan penyuluhan keluarga, untuk kepada kader posyandu seperti menghadiri
di poskesdes lainnya hanya dilakukan kegiatan posyandu di wilayah setempat
penyuluhan dan konseling saja. karena akan membuat kader merasa
8. Masih terdapat ibu-ibu yang memberikan dibutuhkan dan diperhatikan.
susu botol, bidan desa jarang b. Lebih menjalin komunikasi yang intensif
menggunakan alat peraga seperti phantom, kepada kader posyandu melalui pertemuan
boneka, maupun yang lainnya selama kader posyandu yang di koordinasi oleh
kegiatan konseling di posyandu maupun di TOMA setempat.
puskesmas.
Saran dari penelitian ini adalah sebagai 3. Bagi Puskesmas Lumpatan Kabupaten
berikut : Musi Banyuasin
1. Bagi Bidan Desa a. Membentuk tim konselor ASI di
a. Melakukan pendekatan kepada masyarakat Puskesmas Lumpatan serta fasilitator ASI.
seperti memberikan informasi tentang ASI b. Membuat usulan rencana kegiatan ke pihak
eksklusif dalam setiap pertemuan desa, Dinas Kesehatan berupa pembentukan tim
serta bekerja sama dengan petugas konselor ASI di Puskesmas serta
kesehatan yang ada di puskesmas. mengadakan pelatihan tim konselor
b. Bidan desa yang berhasil/persentase tersebut.
cakupan ASI eksklusifnya tinggi dapat c. Pimpinan puskesmas memberikan
memberikan contoh kepada bidan desa pengarahan maupun sosialisasi kepada
yang belum berhasil/persentase cakupan bidan desa seperti memberikan contoh
ASI eksklusif nya rendah seperti penerapan keberhasilan cakupan ASI
menggunakan metode eksklusif bagi bidan desa yang berhasil
simulasi,demonstrasi, bermain peran pada kepada bidan desa yang belum berhasil
saat penyuluhan. ataupun desa yang masih rendah cakupan
c. Bidan memberikan penjelasan kepada ibu ASI Eksklusif.
tentang manfaat menyusui dan d. Mengadakan penyuluhan rutin setiap bulan
penatalaksanaannya dimulai sejak masa tentang ASI eksklusif dengan
kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 memanfaatkan kegiatan posyandu setiap
tahun, termasuk cara mengatasi kesulitan bulan, untuk memberikan pengetahuan
menyusui. kepada ibu, suami dan keluarga.
d. Bidan membantu ibu mulai menyusui e. Menyediakan ruangan laktasi sehingga ibu
bayinya segera setelah lahir (melakukan yang mempunyai keluhan khususnya
Inisiasi Menyusu Dini ) dan juga masalah ASI tidak merasa malu dan lebih
membantu ibu bagaimana cara menyusui terjaga privasinya.

40 Maret 2016
Andriani et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2016, 7(1):32-41

f. Membuat kebijakan tertulis tentang konseling maupun melalui pembuatan


Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) media sederhana seperti poster, leaflet,
yang rutin dikomunikasikan kepada semua player secara rutin dan terus menerus.
petugas pelayanan kesehatan dan b. Petugas kesehatan harus memberikan
mensosialisasikan kepada setiap petugas motivasi dan dukungan kepada ibu hamil
khususnya bidan dan petugas gizi tentang dan ibu menyusui.
langkah-langkah keberhasilan ASI c. Pengarahan dan motivasi yang diberikan
eksklusif. oleh petugas kesehatan bisa berbentuk
g. Melatih semua petugas kesehatan untuk pendidikan kesehatan dan bimbingan
dapat melaksanakan hal-hal yang kepada ibu dan keluarga selama ibu
disebutkan dalam kebijakan tertulis tentang tersebut menyusui bayinya. Pendidikan
pemberian ASI. kesehatan yang diberikan pada ibu dapat
h. Memperbaiki sistem pencatatan tentang dilakukan dengan beberapa cara yaitu
ASI eksklusif, meningkatkan peran dan melalui demonstrasi praktik menggunakan
fungsi petugas terutama petugas gizi, boneka dan video, atau dengan cara
promkes dan KIA terutama dalam melihat bagaimana menyusui yang benar
memberikan informasi tentang ASI dan pada bayi baru lahir, melalui
pemantauan terhadap bayi yang baru lahir pendampingan atau bimbingan dari
dan menyusui oleh bidan dan petugas gizi. petugas kesehatan dalam proses menyusui
4. Bagi Petugas Promkes, Bidan Koordinator merupakan pendidikan kesehatan lanjutan
KIA, Bidan Koordinator ASI Eksklusif dan bagi ibu menyusui.
Petugas Gizi.
a. Memberikan pengetahuan tentang ASI
eksklusif baik melalui penyuluhan,

DAFTAR PUSTAKA 7. Soekidjo, N. Promosi Kesehatan Dan


Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka
1. Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013 Cipta. 2012.
Tentang Rencana Akselerasi Pemberian 8. Muninjaya, A. G. Manajemen Kesehatan.
ASI Eksklusif 2012-2014. Jakarta, EGC. 2004.
2. WHO, Community Based Strategis for 9. Departemen Kesehatan, Direktorat Bina
Breastfeeding Promotion and Support in Gizi masyarakat. Petunjuk Pelaksanaan
Developing Country, WHO, 2007. Peningkatan ASI Eksklusif Bagi Petugas
3. Saptiti Sari, Y. "Analisis Implementasi Puskesmas. Jakarta. 1997.
Program Pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten
Kendal."Jurnal Kesehatan Masyarakat
UNDIP. 2013. Volume 2 (Nomor 1).
4. Alifah, N. "Analisis Sistem Manajemen
Program Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Candilama
Kota Semarang."Jurnal Kesehatan
Masyarakat UNDIP. 2012. Volume 1
(Nomor 2): 97-107.
5. Pohan, I. Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan. Jakarta, EGC. 2006.
6. Purwanto. Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Yogyakarta, Nuha Medika.
2005.

Maret 2016 41

Вам также может понравиться