Вы находитесь на странице: 1из 13

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Sejarah Bina Keluarga Remaja Cahaya
Bina Keluarga Remaja terbentuk pada tahun 2016 sesuai
dengan Surat Keputusan Lurah Bukit Tunggal Nomor : 140 Tahun
2016 tentang Kelompok Bina Keluarga Remaja Cahaya Periode 2016-
2018. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa
dewasa dan pada masa tersebut sangat menentukan dalam tumbuh
kembang remaja karena pada masa tersebut remaja sedang mencari jati
diri dan rentan terhadap permasalahan seperti seksualitas, HIV dan
AIDs serta Napza, sehingga perlu perhatian dari keluarga melalui pola
asuh yang baik dan benar dan dalam rangka untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam pembinaan tumbuh
kembang remaja melalui pola asuh yang baik dan benar, perlu dibentuk
kelompok Bina Keluarga Remaja disetiap kelurahan.

b. Lokasi Penelitian
Kelompok bina keluarga remaja cahaya yang beralamatkan Jl.
Hiu Putih 4 No 28b RT. 04 Rw.02 Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya.
c. Visi dan Misi
Mengembangkan keluarga berencana untuk ketahanan
keluarga baik remaja maupun dewasa dan untuk meningkatkan
kesejahteraan dalam berkeluarga.
2

d. Struktur Organisasi

KETUA
RINA

SEKRETARIS BENDAHARA
DESSIANA RETNO INSYAH

Pengurus Pengurus
Anggota Anggota
Pengurus Pengurus
Anggota Anggota Anggota Anggota
Srianali Demi Agus Dwi Wuriandari Wiharjanti Ratna
Mawarti Sari

ANGGOTA
Berjumlah 20 ORANG

e. Dreskriptif Data
Pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi

angket atau kuesioner yang berjumlah 22 butir pertanyaan mencakup 5

indikator kuesioner dan 40 Kosioner yang tersebar.

Data selanjutnya yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah

angket/kuesioner dimana angket yang digunakan dalam intrumen

penelitian ini berkaitan dengan masalah dalam penelitian yang

selanjutnya dibagikan kepada responden untuk diisi sebagai data

penelitian. Data yang diperoleh merupakan hasil tabulasi yang djawab


3

oleh responden atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat didalam

angket. Dalam pengolahan data, pertanyaan-pertanyaan tersebut diberi

skor untuk mrnunjukkan tingkat setujunya responden dalam memilih

jawaban dengan diberi skor 1-5.

Alternatif Jawaban Skor


Sangat tidak baik 1
Tidak baik 2
Cukup baik 3
Baik 4
Sangat baik 5

Selanjutnya setelah setiap jawaban diberi skor maka akan

dihitung jumlah dari setiap jawaban secara keseluruhan. Jumlah skor

jawaban pada angket yang disebarkan kepada responden dan

dikembalikan kepada peneliti dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1
Jumlah Skor Jawaban Pada Remaja Putri
Di Kelurahan Bukit Tunggal Palangka Raya.
Peserta
Narasumber Materi Jadwal Fasilitas Perekonomian Jumlah
Pelatihan
1 20 15 10 20 33 105
2 20 15 10 25 32 107
3 20 15 8 20 36 95
4 16 12 8 20 32 88
5 16 12 8 20 32 88
6 20 15 10 24 33 106
7 12 11 6 17 30 73
8 16 12 10 20 29 95
9 20 14 8 20 38 94
10 19 14 10 20 30 98
11 20 15 10 25 33 102
12 16 15 10 25 31 106
13 16 12 9 25 32 94
14 16 15 8 20 31 99
15 20 13 9 23 40 102
16 18 15 8 20 26 101
17 16 15 10 25 29 99
4

18 19 13 8 21 40 93
19 18 12 10 23 40 99
20 16 12 8 20 32 88
21 19 12 6 20 35 89
22 16 12 8 20 32 89
23 16 15 8 21 40 90
24 18 11 9 18 32 85
25 17 9 8 17 33 89
26 16 12 8 20 32 86
27 20 12 10 22 36 97
28 12 12 6 16 32 77
29 19 15 8 20 32 94
30 18 12 8 15 33 84
31 16 12 6 20 30 94
32 13 12 8 20 29 79
33 19 14 8 20 38 90
34 20 15 9 20 30 104
35 20 12 8 20 33 100
36 20 14 8 20 31 94
37 19 14 10 20 32 98
38 20 15 10 25 31 102
39 16 15 10 25 40 106
JUMLAH 704 529 343 873 1360 3679
Sumber : diolah peneliti 2019

Tabel 4.2
Persentase Skor Jawaban
Skor Bentuk nilai Frekuensi Persentase
99-107 Baik sekali 14 35%
91-98 Baik 11 27,5%
82-90 Cukup baik 9 22,5%
73-81 Kurang baik 6 15%
jumlah 40 100%
Sumber : diolah peneliti 2019

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa untuk persentase bentuk nilai

baik sekali yaitu untuk skor rentang 99-107 memiliki 14 frekuensi dan

persentase 35%, untuk bentuk nilai yang baik rentang 91-98 memiliki

frekunesi 11 dan persentase 27,5%, untuk bentuk nilai cukup baik

memiliki frekuensi 9 dengan persentase 22,5%, sedangkan untuk bentuk


5

nilai kurang baik pada rentang skor 73-81 memiliki frekuensi 6 dengan

persentase 15%.

1. Pengujian Kesahihan (Validitas)

Data yang masuk harus dilakukan pengujian validitas hasil

untuk memastikan data yang dihasilkan instrument valid. Validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau shahih

mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dilakukan

pada setiap item pernyataan dari setiap variabel.

Untuk variabel Pelatihan (X) ada 14 item pertanyaan dan

variabel Perekonomian Remaja (Y) ada 8 item pertanyaan. Pengujian

validitas dilakukan per item dalam masing-masing variabel. Dari hasil

hitungan SPSS di dapatkan r hitung dan r tabel dapat dilihat di tabel r

yang ada. Ketentuan dari hasil r hitung dikatakan valid atau tidak

adalah sebagai berikut, apabila r hitung < r tabel maka data dinyatakan

tidak valid, dan sebaliknya jika r hitung > r tabel maka data dinyatakan

valid.

Tabel 1
Hasil validitas Variabel Pelatihan (X)
No. Soal Nilai “r” Hitung Nilai “r” Tabel keterangan
Narasumber 1 0,565** 0,312 Valid
2 0,594** 0,312 Valid
3 0,572** 0,312 Valid
4 0,562** 0,312 Valid
Materi 5 0,597** 0,312 Valid
6 0,702** 0,312 Valid
7 0,517** 0,312 Valid
Jadwal 8 0,675** 0,312 Valid
6

9 0,699** 0,312 Valid


Fasilitas 10 0,539** 0,312 Valid
11 0,673** 0,312 Valid
12 0,639** 0,312 Valid
13 0,718** 0,312 Valid
14 0,539** 0,312 Valid
Sumber : IMB SPSS Statistic Base 22.0

Berdasarkan tabel di atas, variabel pelatihan yang terdiri dari

14 item pertanyaan dan mempunyai r hitung seperting terlihat di kolom

r hitung yang merupakan hasil output SPSS. Untuk r tabel dilihat pada

r dengan ketentuan N=40, maka nilai df = 38 (40-2) yang diketahui r

tabel adalah 0,312. Ketentuan validitas dapat dilihat dengan

membandingkan r hitung dengan r tabel, jika r hitung > r tabel maka

data valid dan sebaliknya.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka semua item pertanyaan

variabel pelatihan terbukti r hitung > r tabel yang berarti semua item

valid.

Tabel 1
Hasil validitas Variabel Perekonomian Remaja (Y)
No. Soal Nilai “r” Nilai “r” keterangan
Hitung Tabel
Perekonomian 15 0,663** 0,312 Valid
16 0,521** 0,312 Valid
17 0,488** 0,312 Valid
18 0,629** 0,312 Valid
19 0,620** 0,312 Valid
20 0,466** 0,312 Valid
21 0,629** 0,312 Valid
22 0,564** 0,312 Valid
Sumber : IMB SPSS Statistic Base 22.0

Berdasarkan tabel di atas, variabel perekonomian remaja yang

terdiri dari 8 item pertanyaan dan mempunyai r hitung seperti terlihat

di kolom r hitung yang merupakan hasil output SPSS. Untuk r tabel


7

dilihat pada r dengan ketentuan N=40, maka nilai df = 38 (40-2) yang

diketahui r tabel adalah 0,312. Ketentuan validitas dapat dilihat dengan

membandingkan r hitung dengan r tabel, jika r hitung > r tabel maka

data valid dan sebaliknya.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka semua item pertanyaan

variabel pelatihan terbukti r hitung > r tabel yang berarti semua item

valid.

2. Uji reabilitas

Reabilitas merupakan suatu ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruks pertanyaan yang

merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk

kuesioner.

Uji reabilitas dalam penelitian ini dilaksanakan berdasarkan

variabel dan melihat nilai cronbach’s Alpha pada perhitungan SPSS. Batas

nilai suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60

(Ghozali, 2005:54).

Berikut hasil pengujian reliabelitas :

Tabel 4.4
Uji Reliabelitas Data
Sampel Cronbach’s Nilai
No Variabel Keterangan
(N) Alpha Kritis
1. Pelatihan (X) 40 0,914 0,60 Reliabel
2. Perekonomian 40 0,900 0,60 Reliabel
Remaja (Y)
Sumber : IMB SPSS Statistic Base 22.0
8

Berdasarkan tabel di atas, seluruh variabel pada setiap instrument

mempunyai nilai reliabilitas di atas 0,60, sehingga semua variabel

dinyatakan sudah reliabel dan pengolahan data dapat dilanjutkan. Variabel

yang mempunyai nilai alpha paling besar adalah variabel X yaitu 0,914

sedangkan nilai reliabilitas terendah adalah variabel Y yaitu 0,900, dengan

demikian prasyarat data valid dan reliabel telah terpenuhi, sehingga data

dapat digunakan untuk pengujian.

3. Pengujian Hepotesis

Setelah data terkumpul diperlukan adanya Pengujian Hepotesis.

Pengujian Hepotesis yang digunakan adalah uji beda yaitu metode t-test.

Sebelum dianalisis diadakan uji persyaratan untuk mengetahui apakah

model tersebut dapat digunakan sebagai dasar estimasi yang tidak bias

dengan model t-test. Adapun persyaratan tersebut adalah:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model t-test, mempunyai distribusi normal atau tidak. Model t-test

yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan

distribusi data (Santosa dan Ashari, 2005). Dalam penelitian ini,

menggunakan Uji Kolmogrov-smirnov dengan pedoman sebagai

berikut:

a. Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed)

> level of significant (α =0,05), sebaliknya Ha ditolak


9

b. Ho ditolak jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) <

level of significant (α =0,05), sebaliknya Ha diterima (Nugroho,

2005).

Hasil Uji Normalitas menggunakan bantuan IMB SPSS Statistic Base 22.0.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
variabel_Y ,154 40 ,018 ,921 40 ,008
*
variabel_X ,114 40 ,200 ,967 40 ,282
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : IMB SPSS Statistic Base 22.0.

Ketentuan dalam analisis data uji normalitas adalah :

a. Jika responden >50 responden, maka uji normalitas yang digunakan

adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, sedangkan

b. Jika responden<50 responden, maka uji normalitas yang digunakan

adalah uji normalitas Shapiro-wilk.

Diketahui bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah 40

orang sehingga uji normalitas yang digunakan dalam penilitian ini

adalah uji normalitas Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas menunjukkan

bahwa variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 yaitu untuk variabel Pelatihan (X) sebesar 0,282 pada

(sig>0,05) dan untuk variabel Perekonomian Reamaja (Y) sebesar 0,08

(sig>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian

berdistribusi normal, artinya variabel-variabel dalam penelitian


10

mempunyai sebaran distribusi normal (Muhson, 2005).

b. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau

secara parsial variabel independen Pelatiah terhadap variabel

dependen Penghasilan Remaja putri.

Hasil dari uji t Pengaruh Pelatihan Pembuatan Kerupuk Ikan

Terhadap Penghasilan Remaja Putri Di Kelurahan Bukit Tunggal

Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut:

One-Sample Statistics
Std. Std. Error
N Mean Deviation Mean
Total 40 94.33 8.210 1.298

Output di atas menunjukkan jumlah sampel yang digunakan yaitu

N = 40. Besarnya rata-rata sampel yaitu Mean = 94.33.

One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval of
Sig. (2- Mean the Difference
T Df tailed) Difference Lower Upper
Total 72.663 39 .000 94.325 91.70 96.95
Hasil pengujian parsial (uji t) menunjukkan nilai t hitung

sebesar 72.663 dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 dimna

nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa Pelatihan

berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Perekonomian Remaja.

Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh pelatihan

pembuatan kerupuk ikan terhadap penghasilan remaja putri di BKR

Cahaya yang signifikan dapat didukung.


11

B. Pembahasan
1. kondisi awal remaja putri sebelum dilakukan pelaihan pembuatan
kerupuk ikan.di kelompok Bina Keluarga Cahaya Palangka Raya.
2. Pengaruh Pelatihan pembuatan kerupuk ikan terhadap penghasilan
remaja putri.di kelompok Bina Keluarga Cahaya Palangka Raya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Positif dan

singnifikan Pelatihan terhadap Perekonomian Remaja. Hal ini ditunjukkan

dari nilai t hitung sebesar 72.663 dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 <

0,05 dimna nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa

Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perekonomian

Remaja. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh pelatihan

pembuatan kerupuk ikan terhadap penghasilan remaja putri di BKR

Cahaya yang signifikan dapat didukung.

Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa hipotesis 2 yang berbunyi

Tidak ada pengaruh pelatihan pembuatan kerupuk ikan terhadap

penghasilan remaja putri di BKR Cahaya yang signifikan terbukti.

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dilihat bahwa Pelatihan dapat

mempengaruhi Perekonomian Reamaja seperti yang terjadi di Kelompok

Bina Keluarga Remaja Cahaya Kota Palangka Raya. Sebuah

Penyelenggaran pelatihan kerja diarahkan untuk membekali,

meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi tenaga kerja guna

meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan.

Hasil Penelitian ini tidak sesuai dengan tujuan-tujuan dari pelatihan

menurut Simamora (2004:7) adalah sebagai berikut:


12

1) Memperbaiki kinerja remaja Putri yang tidak memuaskan karena

kekurangan keterampilan, kendati tidak dapat memecahkan semua

masalah kinerja yang efektif.

2) Memutakhirkan keahlian para remaja putri sejalan dengan kemajuan

teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa remaja putri

dapat mengaplikasikan teknologi baru secara efektif. Karena

pekerjaan senantiasa berubah, maka keahlian dan kemampuan remaja

putri haruslah dimutakhirkan melalui pelatihan, sehingga kemajuan

teknologi dapat diintegrasikan dalam organisasi.

3) Mengurangi waktu pembelajaran bagi remaja putri baru agar kompeten

dalam pekerjaan. Seorang remaja putri baru sering kali tidak

menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi

job competent, yaitu mencapai output dan standar mutu yang

diharapkan.

Hal ini mengidentifikasi bahwa tidak ada pengaruh yang positif

untuk pelatihan pengolahan kerupuk ikan terhadap perekonomian

remaja putri di kelompok Bina Keluarga Remaja Cahaya di Palangka

Raya. Denagna begitu hasil penelitian ini memperlihtkan bahwa

keadaan di BKR Cahaya masih banyak kurang dalam pelaksanaan

kegiatan pelatihan untuk meningkatkan ekonomi keluarga.


13

Вам также может понравиться