Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Keb
Rabu, 29 Oktober 2014
PENAPISAN IBU BERSALIN Deteksi Kemungkinan Komplikasi Gawat
Darurat
2 Perdarahan Pervaginam
Persalinan kurang Bulan (kurang dari 37
3
minggu)
4 Ketuban Pecah Dengan Mekonium Yang Kental
7 Ikterus
8 Anemia Berat
9 Tanda/Gejala Infeksi
12 Gawat Janin
Primipara Dalam Fase Aktif Persalinan Dengan
13
Palpasi Kepala Janin Masih 5/5
14 Presentasi Bukan Belakang Kepala
15 Presentasi Majemuk
16 Kehamilan Gameli
18 Syok
Riwayat Bedah Besar, yaitu bila Ibu pernah mengalami operasi besar seperti
Laparatomie, Caesar, dll
Perdarahan Pervaginam, yaitu bila Ibu mengalami perdarahan melalui jalan lahir
Persalinan Kurang Bulan, yaitu bila umur kehamilan Ibu kurang dari 37 minggu
Ketuban Pecah dengan Mekonium yang kental, yaitu Ibu mengleuarkan air ketuban
dengan warna hijau tua dan kental karena tercampur mekonium atau BAB bayi
Ketuban Pecah Lama, yaitu bila Ibu telah mengeluarkan air ketuban selama 24 jam
Ketuban Pecah pada Persalinan Kurang Bulan, yaitu Ibu mengeluarkan air ketuban
dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
Ikterus, yaitu bila Ibu menngalami kelainan berupa sakit kuning (kuku,sclera mata,kulit
berwarna kuning)
Anemia Berat, yaitu bila kadar Hb dalam darah Ibu kurang dari normal
Tanda/gejala Infeksi, misalnya bila Ibu mengalami panas tinggi
Preeclampsia/Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), ditandai dengan tekanan darah dan
kadar protein urine tinggi,disertai kejang
Tinggi Fundus Uteri 40 cm atau lebih, yaitu pembesaran rahim yang melebihi normal
Gawat Janin, yaitu denyut jantung janin <100x/menit atau >160x/menit
Primipara dalam Fase Aktif Persalinan, dengan Palpasi Kepala Janin masih 5/5, atau
dengan kata lain pada Ibu yang baru pertama kali akan bersalin,kepala janin belum masuk
panggul
Demikian berbagai penyulit pada Ibu Bersalin, yang mengharuskan Ibu untuk dirujuk ke Rumah
Sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap
TABEL PENAPISAN IBU BERSALIN
APABILA DIDAPATI SALAH SATU ATAU LEBIH PENYULIT SEPERTI BERIKUT DIBAWAH
INI PASIEN HARUS DIRUJUK :
NO PENYULIT YA T
IDAK
1. Riwayat bedah sesar.
2. Perdarahan pervaginam.
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang
dari 37 minggu)
4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental.
5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam).
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
(kurang dari 37 minggu usia kehamilan).
7. Ikterus.
8. Anemia Berat.
9. Tanda / gejala infeksi.
10. Preeklamsia / Hipertensi dalam kehamilan.
11. Tinggi fundus 40 cm atau lebih.
12. Gawat janin.
13. Primipara dalam fase aktif dengan palpasi
kepala janin masih 5/5
14. Presentari bukan belakang kepala.
15. Presentasi majemuk.
16. Kehamilan gemeli.
17. Tali pusat menumbung.
18. Syok
Demikian berbagai penyulit pada ibu bersalin, yang mengharuskan ibu untuk dirujuk ke Rumah
Sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap.
SUMBER :
ASUHAN PERSALINAN NORMAL (2008).JNPK-KR. JAKARTA
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN II (PERSALINAN). 2010.
STIKES A YANI. YOGYAKARTA
Diposkan oleh retno wulan di Jumat, Maret 28, 2014
PROSEDUR TETAP PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
NGERTIAN : Asuhan yang diberikan pada tersebut selama jam pertama setelah kelahiran
UAN : Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan sponton serta mencengah
Hypotermi.
SIAPAN : 1. Delee
2. Klem 2 buah
4. Gelas steril
5. Handuk kering
6. Salep mata
7. Metelin
8. Penimbangan bayi
9. Kartu bayi
2. Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih, kain bersih dan
kering untuk bayi
7. Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk mencegah bayi kehilangan
panas tubuh )
9. Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tadak ada perdarahan
14. Mengukur BB / PB
15. Megukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer yang diletakkan di ketiak
atau lipat paha
18. Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui segera setelah lahir paling lambat 2
jam pertama
19. Pastikan bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan tutup kepala
23. Melakukan pencatatan semua yang ditemukan di kartu ibu dan bayi serta lakukan
kolaborasi bila ada kelainan
Referency : 1. Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN :
Asuhan yang diberikan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai kebutuhan.
B. TUJUAN :
untuk mencegah atau menangani hiportermia.
C. KEBIJAKAN :
Standar pelanyanan kebidanan tahun 2000.
D. PERSIAPAN :
1)Bidan mampu untuk:
Memeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan menggunakan skor Apgar.
Menolong bayi bernafas spontan dan melakukan resusitasi bayi.
Mengenal tanda-tanda hipotermia dan dapat melakukan pencegahan dan penanganannya.
Adanya alat/bahan yang diperlukan,misalnya:sabun,air beersih dan handuk untuk mencuci tangan,handuk
lembut yang bersih untuk bayi,kain yang bersik dan kering untuk bayi,thermometer dan timbangan bayi.
Obat tetes mata:salep mata teraksiklin 1%, klorampenikol 1% atau eritromisin0,5.
E. PROSEDUR :
1. Segera sesudah bayi lahir,menilai apakah bayi bernafas.Bila bayi tidak menangis secara
spontan,bersrihkan jalan nafas dengan jari teluntuk yang dibulat dengan kain bersih dan lembut.Jika
cara ini tidak menolong ,segera lakukan tindakan sesuai dengan standar 25 yaitu penanganan afsiksia
pada bayi baru lahir.
2. Segera bayi keringkann dengan handuk kering,bersih dan hangat,kemudian pakaikan kain kering yang
hangat.Berikan bayi pada ibunya untuk di dekap didadanya serta di beri ASI.karena akan membantu
pelepasan plasenta.tidak perlu menunggu untuk melakukan pemotongan tali pusat.pastikan bahwa
terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi .bila hal tersebut tak dapat dilakukan ,maka bungkuslah bayi
dengann kain bersih dan kering dan jaga agar bayi tetap hangat.
3. Klem talil pusat dilakukan pada dua tempat.pengikatan dilakukan pada dua tempat yang pertama
berjarak 5 cm dari umbilicus dan pengikat yang kedua pada 10 cm dari umbilicus .gunakan gunting steril
untuk memotong tali pusat di antara kedua ikatan tadi.periksa tali pusat yang dipotong untuk
memastikan tidak ada perdarahan.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih lalu keringkan dengan hunduk yang bersih.usahakan ruangan
ttetap hangat.
5. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keaadan bayi secara umum dengan menggunakan skor
apger.
6. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan adanya kelainan.periksa anus
dan daerah kemaluan.lakukan pemeriksa ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan.ibu sebaiknya
menyaksikan pemeriksaan tersebut.
2. SOP PENANGANAN PADA 2 JAM PERTAMA SETELAH LAHIR
A. PENGERTIAN :
Asuhan yang dilakukan oleh bidan untuk pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi
dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang di perlukan.
B. TUJUAN :
Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu , dan membantu ibu
untuk memulai memberikan ASI.
C. KEBIJAKAN :
Standar pelanyanan kebidanan tahun 2000.
D. PERSIAPAN :
Ibu dan bayi di jaga o/ bidan selama 2jam setelah persalinan.
Bidan terlatih dalam merawat ibu dan bayi segera setelah persalinan, termasuk pertolongan pertama
pada keadaan gawat darurat.
Ibu termotifasi untuk menyusui ASI dan memberikan kolostrum.
Tersedia alat / bahan.
Tersedianya oksitosin dan obat lain yang di butuhkan.
Adanya sarana pencatanan.
E. PROSEDUR :
1. Segera setelah bayi lahir keringkan sambil perhatikan apakah bayi bisa bernafas atau apakah ada
kelainan lainnya.
2. Jika keadaan umum bayi baik,letakkan bayi didada ibunya agar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi.
3. Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui.
4. Cuci tangan lagi dan lakukan pemeriksaan pada bayi.
5. Bila bayi tiddak memperhatikan tanda-tanda kehidupan setelah di lakukan resusitasi.
6. Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama sesudah melahirkan.
7. Bantu ibu untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian.
8. Catat semua yang ditemukan.
ASKEP DAN SOP
jangan pernah berhenti mencari ilmu
140,267
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR
I. KONSEP MEDIK
A. Pengertian
Bayi lahir normal adalah Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrautern. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju
kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai
peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang
paling dramatik dancepat berlangsung adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan
menghasilkan sumber glukosa.
Pada kehamilan cukup bulan, bebagai sistem fisiologi dan anatomi mencapai tingkat
perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki eksistensi terpisah dari ibunya. Periode
neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya
perubahan fisik yang dramastis pada bayi baru lahir.
1. Karakteristik Biologis
a. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang nencolok setelah bayi lahir. Foramen ovale,
duktus arteriosus dan duktus venosus menutup. Arteri umbulikalis, dan arteri hapatika menjadi ligamen.
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat lahir, dengan variasi berkisar
antara 120 dan 160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbeda dengan frekuensi saat bayi baru
bangun. Pada usia satu minggu, frekuensi denyut jantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menit saat tidur
dan 163 kali/menit saat bangun (Lowrey, 1986). Bunyi "Lub" merupakan bunyi jantung pertama dan
bunyi "Dub" merupakan bunyi jantung kedua. Siklus normal jantung bermula dari sistol (Guyton, 1991).
Bunyi jantung selama periode neonatal bernada tinggi (high pitch), lebih cepat ( short in duration), dan
memiliki intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung orang dewasa.
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan diastolik rata-rata ialah 42.
tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir.
Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/kg selama beberapa hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Secar proporsional, bayi baru lahir
memiliki volume darah sekitar 10% lebih besar dan memiliki jumlah sel darah merah hampir 20% labih
banyak dari orang dewasa. Namun bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih kecil
bila dibanding kg badan orang dewasa.
b. Sistem Hematopoeisis
Karakteristik hematopoesis bayi baru lahir mencakup hematopoesis orang dewasa dengan variasi
tertentu. Saat bayi lahir, nilai Hb berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl. Hematokrit bervariasi dari 44%
sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm³.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Golongan darah bayi baru lahir ditentukan pada
awal kehidupan janin. Akan tetapi selama periode neonatal terjadi peningkatan kemampuan
aglutinogen membran SDM secara bertahab.
c. Sistem Pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem
pernapasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg (Blackburn, Loper, 1992).
Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratoris samapi alveoli. Pada kelahiran
pervaginam normal, sejumlah kecil cairan keluar dari trakea dan paru-paru bayi.
Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur, bervariasi
dari 30 sampai 60 kali/menit, disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik). Bayi baru lahir biasanya
bernapas melalui hidung.
d. Sistem Ginjal
Pada bayi baru lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal.
Perbedaan keseimbangan cairan dan elektrolit bayi baru lahir dari respon fisiologis orang dewasa ialah
sebagai berikut:
1. Distribusi cairan ektrasel (sekitar 40% berta badan bayi baru lahir) dan intrasel bayi berbeda dari cairan
ektrasel (hanya 20%) dan itrasel orang dewasa.
2. Kecepatan pertukaran ektrasel berbeda. Pemasukan dan pengeluaran BBL 600-700 ml air yang ekivalen
dengan 20% total cairan tubuh atau 50% cairan ektrasel.. Pada orang dewasa menukar 2000 ml air yang
ekuivalen dengan 55 total cairan tubuh dan 14% cairan ektrasel.
3. Terdapat variasi komposisi cairan tubuh. Konsentrasi natrium, fosfat, klorida dan asam organik lebih
tinggi dan konsentrasi ion lebih rendah pada BBL.
4. Kecepatan laju glomerulus ialah 30% pada bayi, pada orang dewasa 50%.
e. Sistem Cerna
BBL cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan
karbohidrat sederhana, serta dapat mengemulsi lemak. Kecuali amilase pankreas, karakteristik enzim
dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi yang berat badannya rendah.
Pencernaan
Keasaman lambung bayi saat lahir umumnya sama dengan keasaman lambung orang dewasa.,
tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama 2 sampai 3 bulan. Penurunan asam
lambung ini dapat menimbulkan "kolik".
Tinja
Saat lahir, usus bayi bagian bawah penuh dengan mekonium. Jumlah feses pada bayi baru lahir
cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan hari
keenam. Feses transisi (kecil-kecil, bewarna coklat sampai hijau akibat mekonium) dikeluarkan sejak hari
ketiga sampai keenam.
Bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan
makanan padat, tinja bayi secara bertahap mulai menyerupai tinja orang dewasa.
Selera makan, gejala lapar, dan jumlah makanan yang dikonsumsi bayi setiap kali makan
berbeda-beda. Jumlah yang dapat dimakan pada saat pemberian makan tentunya teergantung pada
ukuran bayi, tetapi ada faktor lain yang juga menentukan.
Sistem Hepatika
Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas kanan iga karena hati
besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen.
Hati mengtur jumlah bilirubin tidak terikat dalam darah. Hiperbilirubinea fisiologis atau ikterik
neonatal merupakan kondisi yang normal pada 50% bayi cukup bulan dan pada 80% bayi prematur
Hemoglobin
Hem Globin
Besi Bilirubin
Plasma
Hati
Glukoroniltransferase
Bilirubin tidak terkonyugasi + asam glukoronat
. Sistem Imun
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin. Bayi mulai
menyintesis IgG dan mencapai sekitar 40% kadar IgG orang dewasa pada satu tahun, sedangkan kadar
orang dewasa dicapai pada usia 9 bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi secara bertahab. Bayi yang
menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolustrum dan ASI. Tingkat proteksi bervariasi tergantung pada
usia dan kematangan bayi serta sistem imunitas yang dimiliki ibu.
. Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk sat lahir, tetapi masih belum matang. Kulit bayi
sangat sensitif dan mudah rusak.
Kaput Suksedaneum
Ialah edema pada kulit kepala yang ditemukan dini tonjolan edema, yang terlihat saat bayi lahir,
memanjang sesuai garis sutura tulang tengkorak dan lenyap secara spontan dalan tiga sampai empat
hari.
Sefalhematoma
Deskuamasi
Deskuamasi (pengelupasan kulit) pada kulit bayi tidak terjadi sampai beberapa hari setelah
lahir. Deskuamasi saat bayi lahir merupakan indikasi pascamaturitas.
Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi ini berespon terhadap peningkatan suhu
tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar lemak (sebasea) dan sekresi sebum akibat penngaruh hormon
saat hamil.
Bintik Mongolia
Bintik mongolia, daerah pimentasi biru-kehitaman. Dapat terlihat pada semua permukaan tubuh,
termaksud pada ekstremitas terytama dipunggung dan bokong.
Nevi
Dikenal sebagai "gigitan burung bangau", nevi telangietaksis berwarna merah muda dan mudah
memutih, terlihat pada mata bagian atas, hidung, tulang oksipital bawah, dan tengkuk. Tanda ini tidak
memiliki makna klinis yang berarti dan akan lenyap antara tahun pertama dan kedua.
Eritoma Toksikum
Suatu ruam sementara, eritema toksikum, juga disebut eritema neonatorum atau dermatitis gigitan
kutu.
Sistem Reproduksi
Wanita
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif. Pada bayi baru lahir cukup bulan,
labia mayora dan labia minora menutupi vestibulum.
Pria
Testis turun ke dalam skotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki.
Pembengkakan jaringan payudara pada kedua jenis kelamin bayi baru lahir disebabkan oleh
peningkatan estrogen selama masa hamil.
Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalocaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Kepala
bayi cukup bulan berukuran seperempa panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.
Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami
distorsi akibat molase (pembentukan kepala janin akibat tumpang tindih tulang-tulang kepala.
Ada dua kurvatura pada kolumna vertebrali; toraks dan sakrum. Pada bayi baru lahir, lutut
saling berjauhan sat kaki diluruskan dan tumit disatukan, sehingga tungkai bawah terlihat agak
melengkung.
Ekstremitas harus simetris. Harus terdapat kuku jari tangan dan kuku jari kaki. Garis-garis
telapak tangan dan kakki sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
. Sistem Neuromuskuler
Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat diprediksi
selama periode bayi sampai awal masa kanak-kanak.
Otak memerlukan glukosa sebagai sumber energi dan suplai oksigen dalam jumlah besar untuk
proses metabolisme yang adekuat.
Kontrol neuromuskuler pada bayi baru lahir, walaupun masih terbatas dapat ditemukan.
Apabila bayi baru lahir diletakkan di atas permukaan yang keras dengan wajah menghadap ke bawah,
bayi kan memutar kepalanya kesamping untuk mempertahankan jalan napas.
Bayi baru lahir memiliki banyak refleks primitif. Waktu, saat refleks bayi lahir ini muncul dan
menghilang, menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem saraf yang baik.
Sistem Termogenik
Produksi Panas
Mekanisme produksi panas dengan cara menggigil jarang terjadi pada bayi. Termognesis tampa
menggigil dapat dicapai, terutama akibat adanya lemak coklat yang unik pada bayi baru lahir (Blackburn,
Loper, 1992; Fanarolff, Martin, 1992) dan kemudian dibentuk akibat metabolisme diotak, di jantung, dan
di hati.
Pengaturan Suhu
Perbedaan anatomi dan fisiologis antara bayi baru lahir dan orang dewasa ialah:
1. Insulasi suhu pada bayi baru lahir kurang, jika dibandingkan insulasi pada orang dewasa.
2. Rasio permukaan tubuh bayi baru lahir lebih besar terhadap berat badan.
3. Kontrol vasomotor bayi baru lahir belum berkembang dengan baik, kemampuan untuk mengontriksi
pembuluh darah subkutan dan kulit sama baik pada bayi prematur dan pada orang dewasa.
4. Bayi baru lahir memproduksi panas terutama melalui upaya termogenesis tampa menggigil.
5. Kelenjar keringat bayi baru lahir hampir tidak berfungsi sampai minggu keempat setelah bayi lahir.
Stres Dingin
Stres dingin (cold stres) menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada semua bayi baru
lahir tampa memandang usia kehamilan dan kondisi lain.
C. Potensial komplikasi
3. Aspiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikemia
6. Hiperbilirubinemi
D. Penatalaksanaan
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk mencegah
hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jan setelah
lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. EGC. Jakarta
Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi 2. EGC. Jakarta.
(http://www.bloddokter.net/2008/03/31/merawat-kulit-bayi/).
(http://www.indonesiaindonesia.com/f/12808-bayi-baru-lahir-and-bayi-normal).
(http://www.foxitsoftware.com)