Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
id/
ABSTRAKSI
I. Pendahuluan
Pada dasarnya kepribadian merupakan suatu yang bersipat abstrak, sukar dilihat
dan diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya
dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, cara
bergaul , berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik
yang ringan maupun yang berat. Perasaan dan emosional Widyaiswara dalam kelas
mempunyai pengaruh kepada peserta latih Kepribadian Widyaiswara yang
diharapkan adalah mempunyai kepribadian terpadu dan stabil, optimis dan
menyenangkan. Dia dapat menerima peserta latihnya apa adanya karena setiap
http://sumut.kemenag.go.id/
orang dapat merasa diterima dan dihargai oleh Widyaiswara, betapapun sikap
dan tingkah lakunya, kompetensi dan kemampuannya dalam mengikuti pelatihan.
II. Pembahasan
1. Kepribadian Widyaiswara
Tugas Widyaiswara bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan oleh setiap
orang .Sebab dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Widyaiswara banyak
dituntut untuk mengembangkan wawasan pemikirannya tentang hal-hal yang
disampaikannya dihadapan Peserta latih, sehingga apa yang disampaikannya itu
dapat dipahami dan dimengerti oleh Peserta latih. Tugas seorang Widyaiswara
merupakan suatu tugas dan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasil
tidaknya Proses pembelajaran di dalam kelas sangat tergantung kepada kemampuan
Widyaiswara dalam menjalankan tugas tersebut. Salah satu tugas seorang
Widyaiswara adalah menyampaikan bahan/ materi pembelajaran kepada peserta
latih dengan maksud supaya pembelajaran tersebut dapat dipahami dan dihayati
dengan sebaik-baiknya. Lebih dari itu bahwa : Mengajar mendidik dan melatih bukan
hanya proses penyampaian ilmu pengetahuan, saja melainkan mengandung makna
yang lebih luas, yakni terjadinya intraksi manusiawi dengan berbagai aspek yang
cukup kompleks.
Seorang Widyaiswara membawa pesan moral bagi Peserta latih untuk hidup sesuai
dengan kaidah yang ada di masyarakat. Pada diri seorang Widyaiswara tercermin
kepribadian yang dapat menjadi panutan bagi Peserta latih untuk dapat bertingkah
laku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian pada dasarnya merupakan
suatu yang bersipat abstrak, sukar dilihat dan diketahui secara nyata, yang dapat
diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek
kehidupan. Misalnya dalam tindakannnya , ucapan, cara bergaul , berpakaian dan
dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang
berat. Perasaan dan emosi Widyaiswara yang mempunyai kepribadian terpadu
tampak stabil, optimis dan menyenangkan. Dia dapat menerima peserta latihnya,
karena setiap orang merasa dapat diterima dan disayangi oleh orang lain ,
betapapun sikap dan tingkah lakunya. Widyaiswara yang goncang atau tidak stabil
emosinya misalnya mudah cemas, penakut, pemarah, penyedih, dan pemurung,
dapat mengakibatkan peserta latih akan terombang-ambing dibawah arus emosi
http://sumut.kemenag.go.id/
Widyaiswara yang goncang tersebut karena peserta latih yang masih dalam
pembelajaran itu juga dalam keadaan tidak stabil, karena masih dalam
perubahan,belum ada suatu kepastian yang jelas terhadap materi yang diajarkan. .
Biasanya Widyaiswara yang tidak stabil emosinya tidak menyenangkan bagi Peserta
latih, karena mereka sering kali merasa tidak dimengerti oleh Widyaiswara.
Kegoncangan perasaan peserta latih itu akan menyebabkan kurangnya
kemampuannya untuk menerima dan memahami pembelajaran, sebab konsentrasi
pikirannya diganggu oleh perasaannya yang goncang karena melihat atau
menghadapi Widyaiswara yang goncang tersebut.
2. Motivasi Belajar.
Motivasi merupakan istilah yang sangat populer dikalangan dunia pendidikan, baik
Widyaiswara maupun Peserta latih. Motivasi sagat besar peranannya di dalam
menentukan keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses pembelajaran : Mc
Donald mengemukakan motivasi ialah : Suatu perubahan tenaga di dalam diri/
pribadi seseorang yang ditandai oleh doronganefektif dan reaksi - reaksi dalam
usaha mencapai tujuan.
Motivasi dapat diartikan dengan dorongan, yaitu yang mendorong seseoraang untuk
berbuat menurut Kartini Kartono : Dorongan itu adalah desakan yang alami untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup, dan merupakan kecendurungan untuk
mempertahankan hidup.
Lebih lanjut Y.S Marjo mengemukakan bahwa :
Motivasi ialah menunjukkan kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang
http://sumut.kemenag.go.id/
Motivasi dapat dikaitkan dengan minat, karena minat sebagai salah satu faktor yang
mendorong seseorag untuk melakukan suatu aktivitas. Minat yang timbul dari
kebutuhan anak-anak akan merupakan faktor pendorong bagi anak dalam
melaksanakan usahanya .Jadi dapat dilihat bahwaminat adalah sangat penting dalam
pendidikan , sebab merupakan sumber dari usaha.Anak-anak tidak perlu mendapat
dorongan dari luar apabila pekerjaan yang dilakuakan cukup menarik minatnya Dalam
proses belajar mengajar motivasi sangat menentukan keberhasilan .belajar . Motivasi
dapat tumbuh secara baik,apabila sistem pembelajaran yang dilakukan dapat menarik
minat Peserta latih. Kegiatan belajar sebagai suatu kegiatan yang harus dilaksanakan
dengan konsentrasi dan ketenangan berpikir. Belajar juga membutuh analisa,
pengkajian dan pemikiran-pemikiran yang cermat sehingga apa yang dipelajari dapat
dipahami secara baik dan benar.. Melalui motivasi inilah seseorang akan dapat
melakukan motivasi merupakan dorongan kejiwaan yang ada dalam diri seseorang
http://sumut.kemenag.go.id/
sebagi suatu keinginan untuk melakukan sesuatu dan bersikap dalam mencapai
tujuan tertentu yang diinginkan dari setiap individu.mua dengan baik, hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata “ Motif adalah keadaan dalam
pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas –aktivitas guna
mencapai sesuatu tujuan”
1 Faktor-faktor yang berasal dari luar diri Peserta latih dan ini masih lagi dapat
digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlaping tetap
ada yaitu : faktor sosial dan faktor non sosial
2. Faktor faktor yang berasal dari dalam diri Peserta latih itu sendi dan ini pun
dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu : faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
http://sumut.kemenag.go.id/
Dari kutipan diatas jelaslah bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi terjanya
proses belajar. Secara garis besarnya ada dua yaitu faktor eksternal dan
internal faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak seperti
keadaan cuaca dan keadaan sosial tempat tinggal. Apabila keadaaan cuaca tidak
terlalu panas dan dingin sehingga terasa sejuk, tentu akan mendukung kepada
kegiatan belajar yang dilalukan. Demikian juga keadaan lingkungan sosial harus
mampu memberikan rangsangan yang dapat menarik minat sipelajar itu sendiri
.sebagaimana dikemukakan Arif S. Sadiman, dkk bahwa :” Proses belajar terjadi
karena adanya intraksi individu dengan lingkungannya “
Penjelasan di atas memberikan suatu pemahaman bahwa faktor eksternal yang
mempengaruhi kegiatan belajar dapat disebut motivasi yang bersifat eksternal,
yaitu dorongan yang timbul dari luar diri seseoranguntuk melakukan kegiatan
belajar.
Apabila motivasi timbul dengan baik , maka akan dapat melakukan aspek-aspek
diatas dengan baik. Konsekuensinya adalah apabila motivasi untuk belajar sudah
baik, maka Peserta latih akan mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi motivasi belajar ialah faktor internal
(motivasi intrinsik) yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri. Kaitannya dengan
kegiatan belajar maka motivasi intrinsik ialah faktor yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk mendorong melakukan kegiatan belajar. Motivasi intrinsik ini
sangat besar pengaruhnya untuk mencapai keberhasilan belajar. Dengan
terbentuknya dorongan seperti ini , maka seseorangakan melakukan kegiatan
belajar atas dasar kesadaraan sendiri,mau menempuh berbagai usaha demi
tercapainya tujuan yang diharapkan dari kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Roestiyah N.K :” Faktor internal ialah faktor yang timbul
dari dalam diri itu sendiri “
Motivasi dilihat dari segi fungsinya adalah sebagai sarana atau alat penggerak,
yaitu mendorong seseorang untuk bergerak. Pergerakan tersebut dapat berbentuk
berbagai aktivitas , sesuai dengan jenis aktivitas apa yang dilakukan. Kegiatan
belajar dapat berlangsung secara baik, apabila didukung dengan adanya dorongan-
dorongan yang datag dari luar diri anak, maupun dorongan yang datangnya dari diri
anak itu sendiri.
http://sumut.kemenag.go.id/
Dari penjelasan diatas dapat diketahui antara motivasi intrinsik dengan motivasi
ekstrinsik harus sejalan, saling melengkapi dan saling mendukung terhadap proses
kegiatan pembelajaran. Intensitas motivasi seorang peserta latih akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.Motivasi dilihat dari segi
fungsinya adalah sebagai sarana atau alat penggerak, yaitu mendorong seseorang
untuk bergerak. Pergerakan tersebut dapat berbentuk berbagai aktivitas sesuai
dengan jenis aktivitas apa yang dilakukan. Kegiatan belajar dapat berlangsung
secara baik, apabila didukung dengan adanya dorongan-dorongan yang datag dari
luar diri maupun dorongan yang datangnya dari dalam.