Вы находитесь на странице: 1из 4

PENATALAKSANAAN PENYAKIT

KULIT INFEKSI
No.Dokumen SOP
No.Revisi 00
SOP Tanggal 13 pebruari 2017
Halaman 1/3
drg. Alfiana
Puskesmas II
19620818 198901 2
Denpasar Selatan
002
Penyakit kulit infeksi (pioderma) adalah infeksi kulit epidermis, dermis dan
1. Pengertian subkutis yang disebabkan oleh bakteri gram positif dari golongan Stafilokokus
dan Streptokokus.
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penyakit kulit infeksi dan pencegahannya
2. Tujuan
di Puskesmas.
SK Kepala Puskesmas Nomor /Pusk IIDS/2016 tentang Layanan Klinis yang
3. Kebijakan
Menjamin Kesinambungan Layanan di Puskesmas II Denpasar Selatan
Permenkes RI No.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
4. Referensi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Senter
5. Alat dan
4. Termometer
Bahan
5. Formulir rujukan eksternal
6. Resep
7. Buku Rekam Kesehatan Pribadi (BRKP)
6. Langkah 1. Petugas melakukan standar perlindungan diri selama melakukan pemeriksaan.
Kerja 2. Petugas melakukan anamnesis dan pemeriksan fisik yang diperlukan. Pada
anamnesis dikeluhkan adanya koreng atau luka di kulit yang terasa nyeri.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
a. Folikulitis yaitu peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul
eritema perifolikuler disertai rasa gatal atau perih.
b. Furunkel yaitu peradangan folikel rambut dan jaringan di sekitarnya berupa
papul, vesikel atau pustul perifolikuler dengan eritema di sekitarnya dan
rasa nyeri.
c. Karbunkel yaitu kumpulan dari beberapa furunkel yang berkonfluensi
membentuk nodus bersupurasi di beberapa puncak
d. Impetigo krustosa yaitu peradangan dengan gambaran vesikel yang dengan
cepat berubah menjadi pustul dan pecah sehingga menjadi krusta kering
kekuningan seperti madu.
e. Impetigo bulosa yaitu peradangan yang memberikan gambaran
vesikobulosa dengan lesi bula hipopion.
f. Ektima yaitu peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan dermis
bagian atas (ulkus dangkal).
3. Petugas melakukan rujukan eksternal ke RS apabila dalam pemeriksaan
diperlukan.
4. Petugas menanyakan riwayat alergi obat.
5. Petugas memberikan terapi sesuai dengan hasil pemeriksaaan.
a. Topikal
i. Bila banyak pus/krusta dilakukan kompres terbuka dengan permanganas
kalikus 1/5.000 atau yodium povidum 7,5% yang dilarutkan 10 kali.
ii. Bila tidak tertutup pus/krusta diberikan salep atau krim asam fusidat 2%
atau mupirosin 2% dioleskan 2-3 kali per hari selama 7 - 10 hari.
b. Antibiotik oral
i. Penisilin yang resisten terhadap penisilinase seperti oksasilin,

2/3
kloksasilin, dikloksasilin dan flukoksasin. Dosis dewasa 3 x 250 - 500
mg/hari selama 5 - 7 hari dan dosis anak 50 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 4 dosis selama 5 - 7 hari.
ii. Amoksisilin dan asam klavulanat. Dosis dewasa 3 x 250-500 mg/hari
dan dosis anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis selama 5 - 7 hari.
iii. Klindamisin 4 x 150 mg per hari dan pada infeksi berat dosis dinaikkan
menjadi 4 x 300 - 450 mg/hari.
iv. Eritromisin 4 x 250 - 500 mg per hari untuk dewasa dan 20 - 50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis selama 5 - 7 hari.
v. Sefalosporin, misalnya sefadroksil dengan dosis 2 x 500 mg atau 2 x
1000 mg per hari.
c. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat
dan jaringan nekrotik.
6. Petugas memberikan KIE yang diperlukan pada pasien dan keluarga.

Petugas memanggil
pasien Anamnesa

Pemeriksaan vital sign


(TD, nadi, RR), BB

Pemeriksaan fisik
(sesuai keluhan pasien)

Perlu pem- Ya Pasien dikirim ke


eriksaan laboratorium
penunjang?

Pasien kembali ke
7. Bagan Alir poliklinik
Tidak

Rujukan internal ke
Ya poliklinik rujukan
Perlu
rujukan?

Rujukan eksternal ke
Tidak Puskesmas / Rumah Sakit

Terapi Obat
KIE

Pencatatan register dan Pasien selesai


input data SIK ditangani

8. Hal-hal yang
perlu -
diperhatikan
9. Unit terkait Poli Umum
10.Dokumen
-
terkait

3/3
11. Rekaman No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
historis Diberlakukan
perubahan

4/3

Вам также может понравиться