Вы находитесь на странице: 1из 12

MAKALAH VERNIER CALIPER

Mata Kuliah : Pengukuran Teknik

Disusun Oleh:
Ihsan Luqman Hakim (2016440069)
Semester V

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Tim penulis juga berterima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Ir. Bambang Setiawan
ST., MT. yang telah mengajarkan mata kuliah “Pengukuran Teknik” sehingga tim penulis
terbantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang bagaimana mengetahui bentuk vernier caliper(jangka sorong),
megetahui jenis-jenis jangka sorong, mengetahui prinsip kerja jangka sorong, mengetahui cara
kalibrasi jangka sorong, mengetahui prosedur jangka sorong, mengetahui pembacaan hasil
jangka sorong.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, Semoga Allah SWT.senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 9 Januari 2019

Penyusun :

Ihsan Luqman Hakim

2016440069

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Pengertian Jangka Sorong ....................................................................... 3


2.2 Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong .............................................
2.3 Macam-Macam Jangka Sorong ............................................................... 3
2.4 Prinsip Kerja Jangka Sorong ................................................................... 4
2.5 Kalibrasi Jangka Sorong.......................................................................... 4-5
2.6 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong ......................................................5-6
2.7 Cara Pembacaan Hasil Jangka Sorong ....................................................6

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 7
3.2 Saran ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSAKA ...........................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat
ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-
masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu
alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya,
juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan
diukur memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan
ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan,
mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol
meter. Namun jika benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam
suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan
ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk
mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam
tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua
kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.

Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua
gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong
dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil
pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = xx, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap
nilai kebenaran x0sedangkan x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran
tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian
mutlaknya, x = skala terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka
sorong memiliki bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar
suatu benda (rahang tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk mengukur diameter
dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas). lidah pengukur kedalaman, skala
utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala nonius (dalam mm), skala nonius (dalam
inci), dan kunci peluncur.

Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara
detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong, prinsip kerja jangka sorong,
pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka
sorong ini adalah sebagai berikut :

1. Apa itu jangka sorong ?

2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?

3. Apa saja jenis jangka sorong?

4. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?

5. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?

6. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?

7. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai
berikut :

1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.

2. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong.

3. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.

4. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi

jangka sorong.

5. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.

6. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.

1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa mengenai alat ukur panjang jangka sorong, baik dari
bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip kerja,
kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga pembacaan hasil pengukurannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan
untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong
digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan
jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter
dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

2.2 Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser.
Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap
dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta
bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Keterangan :

1. Rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda


2. Rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda
3. Lidah pengukur kedalaman
4. Skala utama(dalam cm)
5. Skala utama(dalam inci)
6. Skala nonius (dalam mm)
7. Skala nonius (dalam inci)
8. Kunci peluncur

2.3 Macam-Macam Jangka Sorong

Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang
adalah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

1. Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm


2. Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm
3. Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm

3
2.4 Prinsip Kerja Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam
milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm,
jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala
nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah
0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm =
0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.

Gambar skala utama (atas) dan skala nonius (bawah)

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm
= 0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka jangka
sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan
lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat
dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah
tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada
jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan.
Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka
objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek
dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm
(0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai
seperseribu cm (0,001cm).

2.5 Kalibrasi Jangka Sorong

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh
rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka
nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis
lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Hal-hal yang menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka


sorong adalah:

1. Kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran),

2. Kesalahan sistematis (kerusakan alat, lingkungan),

3. Kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).

4
Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan,
sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau
tergores.

2.6 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong

1) Mengukur diameter luar suatu benda

a. Membuka rahang jangka sorong dengan cara mengendorkan sekrup pengunci,


menggeser rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat
masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).

b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

c. Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh
kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.

d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

2) Mengukur diameter dalam suatu benda

a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.

b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang


(atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.

d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup
pengunci.

e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

3) Mengukur kedalaman suatu benda/tabung

a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak

b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan
tabung yang akan diukur dalamnya.

c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh
dasar tabung.

d. Mengunci sekrup pengunci

5
e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

2.7 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala
nonius. Dari gambar ditunjukkan bahwa skala utama berhimpit diantara angka 4,7 cm
dengan 4,8 cm.

Selanjutnya perhatikan skala nonius yang segaris dengan skala utama. Dari gambar
ditunjukkan pada angka 4. Perhatikan pembagian skala pada skala nonius, apabila skalanya
dibagi menjadi 10 bagian yang sama maka hasil pengukuran skala nonius dikali dengan
1/10mm. Apabila dibagi menjadi 20 bagian maka dikali dengan 1/20mm, dan apabila dibagi
menjadi 50 bagian maka dikalikan dengan 1/50 mm. Setelah diketahui skala utama serta
skala noniusnya maka hasil pengukurannya adalah jumlah keduanya. Dari contoh dapat
dibaca hasil pengukuranya sebesar:

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka
sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus
juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki
skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda
cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka
sorong dapat anda laporkan sebagai :

Panjang L = xo + Dx

Maka, hasil pengukurannya menjadi :

4,7 cm + (0,4 x 0,01) cm = 4,7 cm + 0,004 cm = 4,704 cm

Jadi, L = (4,704 + 0,005) cm

6
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan
untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Keunggulan
penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter luar,
diameter dalam, maupun kedalam benda.

2. Secara umum, jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang geser, rahang bawah
untuk mengukur diameter luar suatu benda, rahang atas untuk mengukur diameter dalam
suatu benda, lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm dan inci), skala nonius
(dalam dan inci), kunci peluncur.

3. Jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah Jangka
sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm, Jangka sorong analog dengan
ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm, dan Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm =
0,001 cm.

4. Prinsip Kerja Jangka Sorong terdiri dari prinsip ketika melakukan suatu pengukuran,
yaitu apabila kunci peluncur telah dikendurkan, maka skala nonius dapat digeser ke
depan atau belakang sesuai dengan keperluan pengukuran. Dan prinsip ketika membaca
hasil pengukuran, yaitu hasil pengukuran tergantung besarnya ketelitian yang dimiliki
jangka sorong, karena ketelitian setiap jengka sorong berbeda-beda berdasarkan skala
nonius yang dimilikinya.

5. Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh
rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu
angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada
satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

6. Hal-hal yanng menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka


sorong adalah kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran), kesalahan
sistematis (kerusakan alat, lingkungan), kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).

7. Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan,


sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau
tergores.

8. Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong Hasil = Skala Utama + (skala nonius
yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang
berimpit x 0,01 cm)

7
3.2 Saran

Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong
dan spesifikasi jangka sorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran teknik mesin tidak
lepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur,
terutama alat ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.

Penulis berharap agar pelajar dan mahasiswa di segala tingkatan tidak asing lagi dengan
alat ukur panjang jangka sorong dan mampu menggunakan jangka sorong untuk berbagai
keperluan pengukuran panjang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello dan Edward J Finn. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas.Jakarta: Erlangga.

Hallidy dan Resnick. 1998. Fisika Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong

http://pdfdatabase.com/teori-dasar-pengukuran-fisika.htm

http://pdfsatabase.com/Uraian Materi Pembelajaran ”Pengukuran Fisika”.html

http://www.doc-search-engine.com/search-pengukuran-fisika-doc.html

http://www.edukasi-net.com

http://www.find-pdf.com/cari-pengukuran+fisika.html

http://www.mustofaabihamid.blogspot.com

http://technoku.blogspot.com/2008/10/jangka-sorong.html

Вам также может понравиться