Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan sebuah buku kecil ini. Terimakasih kepada teman-
teman dokter jaga Organik RSMAD “Generasi Emas” (bukan generasi micin) karena tanpa
kalian buku ini tidak akan dapat terselesaikan. Terimakasih juga kepada Guru-guru kami, para
kakak senior, dan para konsulen yang telah mengajarkan ilmu kepada kami semua.
Buku ini dibuat berawal dari kegelisahan penulis dengan sudut pandang sebagai dokter
jaga IGD terhadap cepatnya perkembangan Rumah Sakit Ahmad Dahlan yang semakin pesat
dan semakin ramai pasiennya. Jumlah pasien bisa mencapai 20-50 pasien per shift di IGD
dengan berbagai kasus mulai dari non bedah, bedah trauma, dan bedah non trauma yang cukup
bisa membuat dokter jaga IGD “sport jantung”. Perkembangan lainnya adalah RSMAD yang
merupakan salah satu RS Tipe C di Kediri (saat buku ini dibuat) juga menerima peserta PIDI
(Program Internsip Dokter Indonesia) sehingga secara tidak langsung RSMAD telah menjadi RS
semi pendidikan.
Dengan banyaknya pasien dengan jenis kasus yang beragam dan banyaknya dokter
spesialis dari berbagai bidang, maka tatalaksana pasien di IGD maupun di ruangan pun juga
beragam. Ada pepatah mengatakan “Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya” yang
artinya kebiasaan dan tata cara di suatu tempat pasti berbeda dari tempat yang lainnya. Begitu
pun dengan tatalaksana pasien di RSMAD sesuai para DPJP yang pasti mempunyai ciri khas
masing-masing karena “Ilmu kedokteran adalah seni pengobatan”. Maka dari itu, kami
merasa perlu adanya sebuah buku “Rahasia Internal” yang sering ada di RS Pendidikan seperti
saat kami koass dulu untuk sebagai pembantu pengingat teman-teman dokter jaga dan dokter
internsip di IGD RSMAD. Dan Alhamdulillah pada akhir Oktober 2017 ini hadirlah sebuah
buku “RSMAD A to Z, a survival kit that every single doctor should use”.
Buku ini hanya sebagai pembantu saja dan bukan menjadi acuan utama karena kondisi
dari pasien dapat berbeda-beda sesuai temuan klinis masing-masing. Oleh karena itu tetap kita
menilai dari kondisi pasien terkini dan apabila ragu lebih baik langsung konsul kepada DPJP
yang bersangkutan. Di dalam buku ini mungkin banyak hal-hal yang tidak kita temui di
Textbook maupun buku-buku kedokteran lain yang selama ini kita baca, Oleh karena itu buku
ini sebaiknya tetap bersifat sebagai “Rahasia Internal” dan hanya untuk kalangan dalam
dokter Organik dan dokter Internsip di RSMAD saja.
Sekian dari kami apabila ada penulisan kata maupun kalimat kami yang keliru kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bisa membantu
Kontributor:
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh darah : dr. Nur Prasetyo Nugroho (FK UMM 09)
Ilmu Penyakit Paru : dr. Nur Prasetyo Nugroho (FK UMM 09)
Ilmu Penyakit Dalam
(dr.Munir, Sp.PD) : dr. RR Galuh Agung Lukitasari (FK UMM 09)
(dr. Intan Sp.PD dan dr.Imam, Sp.PD) : dr. Herry Sukmawardi (FK UMM 07)
Ilmu Penyakit Syaraf : dr. Shalahudin (FK UMM 09)
Ilmu Penyakit Anak : dr. Satria Chandra K. (FK UMM 09)
dr. Primadhityo (FK UB 10)
Ilmu Bedah Umum : dr. Roni Fajri (FK YARSI 09)
Ilmu Orthopaedi : dr. Nur Prasetyo Nugroho (FK UMM 09)
Ilmu Bedah Syaraf : dr. M. Irfan Rahmatullah (FK UMM 09)
Ilmu Penyakit Mata : dr. Amalia Fauzia Nisai (FK UMM 09)
Ilmu Obstetri dan Ginekologi : dr. Amalia Fauzia Nisai (FK UMM 09)
Ilmu Telinga, Hidung, & Tenggorokan : dr. Shalahudin (FK UMM 09)
Kolektor & Editor : dr. Nur Prasetyo Nugroho (FK UMM 09)
Desain & Cover : dr. Primadhityo (FK UB 10)
Karena buku ini masih jauh dari sempurna apabila terdapat kesalahan terapi dan tulisan yang
teman-teman temui baik di IGD maupun di ruangan tolong segera hubungi kontributor yang
bersangkutan untuk dikoreksi. Terimakasih
3
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
KETERANGAN.............................................................................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................................................................4
8.ILMU ORTHOPAEDI..............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................64
4
PERATURAN UMUM DAN PROTAP IGD
1. Semua pasien MRS dari IGD atau poli WAJIB cek laborat minimal Darah lengkap dan
Urine lengkap
2. Semua pasien jantung yang MRS WAJIB di cek laborat Kolesterol, Trigliserida, dan LDL
3. Semua pasien sesak dan batuk baik anak atau dewasa WAJIB foto thorax x-ray
4. Semua pasien diatas usia 40 tahun yang periksa di IGD WAJIB di cek Gula Darah Acak
5. Semua pasien diatas usia 40 tahun yang periksa di IGD WAJIB di cek EKG
6. Semua pasien Bedah umum yang MRS wajib terkonsul DPJP dari IGD
7. Semua pasien Bedah syaraf yang MRS wajib terkonsul DPJP dari IGD
8. Pasien yang masuk ruang intensif atau high care unit wajib terkonsul DPJP dari IGD
9. Pasien indikasi MRS yang menolak MRS atau tindakan wajib tanda tangan surat
penolakan rawat inap
10. Pasien kulit yang emergency apabila tidak dapat terkonsul ke DPJP (Sp.KK) sebaiknya
dialihrawatkan ke RS lain saja atau bila bisa rawat jalan dikontrolkan ke poli kulit saja
11. Pasien rujukan per telepon dari klinik atau RS dengan diagnosis yang abu-abu atau
sekiranya membutuhkan resources yang RSM belum punya sebaiknya tidak langsung diterima
tapi dikonsulkan ke DPJP terlebih dahulu (terutama pasien anak) DAN dicarikan ruangan
dulu apakah ada yang kosong (jangan ruangan penuh tapi diterima)
12. Pemeriksaan TTV pasien bedah umum terutama heart rate atau nadi sebaiknya mengacu
pada hasil EKG atau oxymeter atau monitor
13. Pemeriksaan penunjang standar pre-op adalah: DL, UL, OT/PT, BUN/CR, HbsAg, Gol
darah, GDA, Foto Thorax PA, dan Faal Hemostasis (Pasien Umum: PPT, APTT; Pasien
BPJS: CT,BT)
14. Pasien dengan kecurigaan HIV/AIDS di IGD yang indikasi MRS dialihrawatkan ke RSUD
saja karena resources RSMAD belum dapat melayani pasien dengan HIV/AIDS
SERBA-SERBI BPJS
1. Semua pasien BPJS yang tidak ada kriteria Emergency atau Gawat Darurat tidak bisa
memanfaatkan fasilitas BPJS di IGD, kecuali bila ada Rujukan dari Faskes tingkat 1
2. Pasien keracunan atau intoksikasi dengan sengaja tidak ditanggung BPJS
3. Pasien yang berobat karena cedera akibat hobi atau olahraga extreme tidak ditanggung
BPJS
4. Pasien BPJS yang emergency dan indikasi MRS namun menolak untuk dirawat inap dapat
dibuatkan SEP BPJS untuk rawat jalan dan penggantian biaya pemeriksaan
5. Pasien BPJS dengan diagnosis Susp. Tetanus dialihrawatkan ke RS lain saja karena kita tidak
punya ruang isolasi tetanus dan terkait BPJS, kecuali pasien naik kelas
6. Diagnosis GASTRITIS dan DISPEPSIA pada pasien BPJS rawat inap tidak dapat diklaim.
Gunakan diagnosis lain seperti GERD saja
5
CONTOH PENGISIAN ASESMEN IGD YANG BENAR DAN LENGKAP!
HALAMAN DEPAN
6
HALAMAN BELAKANG
7
8
1. ILMU PENYAKIT JANTUNG & PEMBULUH DARAH
Tips:
1. Bila menemukan pasien dengan keluhan sesak yang abu-abu antara penyakit jantung atau
paru lebih baik kalian lakukan foto radiologi (Thorax X-ray) dulu untuk menentukan
diagnosisnya!
2. Pertajam anamnesis & pemeriksaan fisik untuk menentukan sesak karena jantung atau
paru
3. HARAM hukunya menentukan diagnosis pasien saat ini dengan hanya melihat riwayat
penyakit pasien di status. Lakukan assesment ulang karena seringkali penyakit primer
yang mendasari keluhan saat ini berbeda. (Misal Riwayat di status CHF, tapi saat ini
sesaknya karena PPOK atau Efusi Pleura, dll.)
4. Bekali diri kalian dengan mempelajari EKG Dasar, sangat penting saat menghadapi
pasien jantung
5. Saat konsul per telepon dr. Hanafi sering sekali cepat saat memberikan advis, catat
dengan tepat dan hati-hati. Bila ragu konfirmasi ulang saat itu juga
6. Pasien dengan penyakit jantung apapun wajib di cek kan Kolesterol total, Trigliserida,
dan LDL
9
c. Pemeriksaan penunjang: EKG bisa bervariasi (Normal, LVH, AF, dll.), Darah
lengkap, Urine lengkap, GDA, Kolesterol, LDL, TG, Foto Thorax (Jelasss
Cardiomegalinya...)
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau NRM tergantung SpO2 pasien
- Infus Lifeline atau 7 tpm
- Lasix 1x1amp (1-0-0) bila udem atau sesak berat boleh 2x1 amp (1-1-0)
- Ranitidin 2x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Anti HT: kadang valsartan 2x80 kadang amlodipin 1x10 mg kadang bisoprolol
1x 2,5 – 5mg kadang lisinopril 1x10 mg kadang juga irbesartan 1x 300 mg, jadi
sesuai advis dr.Hanafi saja tapi kalo pengalamanku yang HR nya tinggi pilihan
pertama bisoprolol tablet
- Bila HR irreguler diberikan digoxin 1x1 tab atau tyarit 3x1
- Antasida 3x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Pasang Kateter
- Masukkan ICCU kecuali pasien mencret, kalo decomp biasa dan gak sesek bisa
masuk ruang biasa tapi pilihan pertama pasien jantung tetap ICCU
e. Terapi IGD biasanya lanjut, kadang diberikan albumin caps 3x1 untuk mengurangi
udem, letonal 1 x 100mg, allopurinol 3 x 100 mg
10
4. KRISIS HIPERTENSI
a. Anamnesis: Pusing, bisa sesak, bisa lemas, bisa gak ada keluhan juga hehe
tergantung dia termasuk yang HT emergensi atau urgensi, RPD: HT lama, sindroma
metabolik
b. Pemeriksaan fisik: Tidak ada yang spesifik yang jelas, TD tinggi biasanya >180/120
mmHg
c. Pemeriksaan penunjang: EKG (Bisa LVH, bisa RBBB, bisa normal, bisa OMI, dll.),
Darah lengkap, urine lengkap, GDA, Foto thorax, profil lipid
d. Terapi di IGD:
- O2 sesuai SpO2 pasien
- Captopril 12,5 – 25 mg SL, disarankan 12,5 mg dulu (Captopril lebih disarankan
daripada Nifedipine berdasarkan rekomendasi AHA)
- Bila TD tidak turun atau timbul gejala MRS kan saja
- Infus sesuai kebutuhan pasien
- Ranitidin 2x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Amlodipin 1x 5 mg
- Valsartan 2x 80 mg
11
6. BRADIARITMIA (AV Block grade 1, AV Block grade 2 tipe 1 dan 2, Total AV
Block)
a. Anamnesis: Pusing, bisa sesak, bisa lemas, bisa gak ada keluhan juga
b. Pemeriksaan fisik: Tidak ada yang spesifik, tergantung penyakit penyerta
c. Pemeriksaan penunjang: EKG (AV Block grade 1, AV Block grade 2 tipe 1 dan 2,
Total AV Block), Darah lengkap, urine lengkap, GDA, Foto thorax, Kolesterol-LDL
d. Terapi di IGD:
- O2 sesuai SpO2 pasien
- Infus RL life line atau maintenance lihat kondisi pasien
- Sulfas atropin 2 ampul tiap 30 menit maximal 10 ampul (beda dengan ACLS)
- Ranitidin 2x1
- Bila dengan sulfas atropin tidak membaik sebaiknya konsul ulang ke dokter
hanafi, bila gambarannya TAV kemungkinan advis rujuk ke Gambiran untuk
pasang pace maker
e. Terapi ruangan: Sama dengan terapi di IGD
7. CARDIAC ARREST
Sudah gak usah dijelasin lagi segera mulai RJP pasang AED atau monitor atau
defibrilator dan berikan obat-obatan sesuai algoritma ACLS (Yang belum ikut
ACLS makanya buruan daftar ikut! Penting!)
8. SYOK KARDIOGENIK
a. Anamnesis: Sesak, lemas, gelisah, tangan dan kaki dingin, keluar keringat dingin
kadang kesadaran composmentis-apatis, Riwayat sakit jantung (+)
b. Pemeriksaan fisik: Tensi rendah/Syok, Akral dingin, timbul rhonki bila sesak, dan
gejala primer dari penyakit jantung lainnya
c. Pemeriksaan penunjang: EKG, Darah lengkap, urine lengkap, GDA, Foto thorax,
Kolesterol-LDL
d. Terapi di IGD:
- O2 sesuai SpO2 pasien
- Infus RL challenge test 250 cc, bila tambah sesak dan syok tidak membaik
pikirkan kemungkinan syok kardiogenik
- Sebaiknya konsul segera ke dokter Hanafi
- Vascon 2 cc/jam dengan syringe pump
- Dopamin 0,5 cc/jam dengan syringe pump
- Ranitidin 2x1
e. Terapi ruangan: Sama dengan terapi di IGD
12
13
2. ILMU PENYAKIT PARU
Tips:
1. Bila menemukan pasien dengan keluhan sesak yang abu-abu antara penyakit jantung atau
paru lebih baik kalian lakukan foto radiologi (Thorax X-ray) dulu untuk menentukan
diagnosisnya!
2. Pertajam anamnesis & pemeriksaan fisik untuk menentukan sesak karena jantung atau
paru
3. HARAM hukunya menentukan diagnosis pasien saat ini dengan hanya melihat riwayat
penyakit pasien di status. Lakukan assesment ulang karena seringkali penyakit primer
yang mendasari keluhan saat ini berbeda. (Misal Riwayat di status CHF, tapi saat ini
sesaknya karena PPOK atau Efusi Pleura, dll.)
4. Bekali diri kalian dengan mempelajari EKG Dasar, sangat penting saat menghadapi
pasien paru
5. Pasien MRS dengan diagnosis Asma atau PPOK WAJIB dirawat di ruang HCU ASMA,
kecuali bila ruangan tersebut penuh
6. Setiap pasien paru wajib di cek DL, UL, SGOT/SGPT dan Foto Thorax (Jelas lah)
1. ASMA BRONKIALE
a. Anamnesis: Sesak mengi atau batuk yang bervariasi, kumat-kumatan terutama pada
dingin atauu malam hari, membaik secara spontan atau dengan obat-obatan, ada
riwayat atopi
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Wheezing ekspirasi atau inspirasi, retraksi dinding
dada, laju nafas meningkat, bila terlalu pasien sesak lebih nyaman dengan posisi
duduk
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, SGOT/SGPT, EKG (pada usia lebih dari 40
tahun), Foto Thorax (Untuk menyingkirkan DD lainnya)
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
- Nebulasi dengan ventolin + PZ atau ventolin + pulmicort atau ventolin +
pulmicort + bisolvon
- Observasi post nebulasi (bisa sampai 3 kali nebulasi) bila gejala mereda bisa di
rawat jalan dengan obat oral (antibiotic, antitusif/mukolitik, steroid, beta 2 agonis
oral), namun bila sesak tidak mereda MRS kan (Utamakan pesan kamar di HCU
Asma)
- Terapi MRS:
- O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
- IVFD RL asal netes / pelan
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST)
- Dexametason 3x1 amp
- Nebul ventolin : pulmicort 3x/hari
- Bila sesak hebat dapat ditambahkan drip aminofilin 1 - 1,5 ampul/ 24 jam dalam
infus kecepatan 10 tpm
- Codein 3x10 mg bila batuk
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD
14
- Bila pasien sangat sesak bisa diberikan ekstra Nairet (terbutalin ½ ampul
subkutan)
3. TB PARU
a. Anamnesis: Batuk lebih dari 2 minggu, keringat malam, BB turun, demam naik turun
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Bentuk tubuh biasanya kurus, kadang terdapat rhonki atau
penurunan suara nafas/perkusi paru di lapang paru yang terkena
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia > 40 th), Foto Thorax, SGOT dan
SGPT (Penting bagi dr. Syahril, Sp.P untuk memulai terapi OAT)
d. Terapi awal di IGD:
- Pesan kamar isolasi
- O2 nasal /masker
- IVFD RL asal netes / pelan
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST)
- Nebul ventolin: pulmicort 3x/hari bila ada sesak
- Asam tranexamat 3 x 500 mg iv bila ada batuk darah / hemoptue
- Codein 3x10 mg
Catatan penting: untuk pasien TB sudah dalam pengobatan OAT yang MRS, sebaiknya
OAT yang biasa diminum di stop dulu sampai terbukti tes fungsi livernya normal
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD biasanya ditambahkan OAT
4. EFUSI PLEURA
a. Anamnesis: Sesak, kadang disertai batuk, anamnesis yang khas tidak ada biasanya
diagnosis ditegakkan setelah foto Thorax, bila efusi karena komplikasi TB paru akan
muncul anamnesis yang khas seperti pasien TB
15
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Bentuk tubuh biasanya kurus, kadang terdapat rhonki atau
penurunan suara nafas/perkusi paru yang redup di lapang paru yang terkena
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia > 40 th), Foto Thorax, SGOT dan
SGPT
d. Terapi awal di IGD:
- Selama penyebab efusi pleura nya belum tegak dipesankan kamar isolasi saja bila
curiga penyebab utama TB dd Massa paru
- O2 nasal /masker
- IVFD RL asal netes / pelan
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST)
- Codein 3x10 mg
- Posisi setengah duduk
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD biasanya dilakukan tindakan pungsi pleura oleh
dokter Syahril, Sp,P
5. HEMOPTUE MASIF
a. Anamnesis: Batuk darah, darah warna segar (bila warna hitam curigalah hematemesis),
biasanya disetai buih, dikatakan massif bila jumlah lebih dari 600 cc/24 jam. biasanya
diagnosis primer ditegakkan setelah foto Thorax, bila hemoptue karena komplikasi TB
paru akan muncul anamnesis yang khas seperti pasien TB. Penyebab hemoptue paling
sering di RSM adalah TB paru, Massa paru, dan bronkiektasis
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Bentuk tubuh biasanya kurus (pada pasien TB), kadang
terdapat rhonki atau penurunan suara nafas/perkusi paru yang redup di lapang paru yang
terkena
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia > 40 th), Foto Thorax, SGOT dan
SGPT
d. Terapi awal di IGD:
- Selama penyebab hemoptue nya belum tegak dipesankan kamar isolasi saja
- O2 nasal /masker
- IVFD RL 14 tpm
- Asam tranexamat 3 x 500 mg iv
- Bila sesak beri nebulasi ventolin+pulmicort
- Codein 3x10 mg
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD biasanya diberikan tambahan terapi sesuai dengan
penyebab primer hemoptue
6. PNEUMONIA
a. Anamnesis: Batuk sesak dan demam, Demam biasanya akut. Batuk berdahak warna
putih kental sampai kekuningan. Kadang pasien juga mengeluh nyeri dada yang tidak
spesifik. RPD: Merokok atau terkena paparan asap polusi, dll.
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Suhu tubuh tinggi, kadang terdapat rhonki atau penurunan
suara nafas/perkusi paru yang redup di lapang paru yang terkena
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia > 40 th), Foto Thorax, SGOT dan
SGPT
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal /masker
16
- IVFD RL 14 tpm
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST), antibiotic pakai golongan sefalosporin dulu saja
- Nebul ventolin : pulmicort bila sesak
- Codein tablet 3x10 mg
- Paracetamol tablet 3x500 mg
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD, Biasanya bila memang benar pneumonia tanpa ada
TB paru antibiotic oleh dr.Syahril,Sp.P diganti Levofloxacin 1x500 mg tablet
atau infus
17
18
3. ILMU PENYAKIT DALAM dr. Munir Sp.PD
1. DM Hiperglikemia
a. Anamnesis : polidipsi, poliuri, polifagi, bb turun cepat, kesemutan, gatal di daerah
genital, keputihan, infeksi sulit sembuh, bisul hilang timbul, cepat lelah, mudah
ngantuk, lemes
b. Pemeriksaan Fisik: akral dingin, striae
c. Pemeriksaan Penunjang: GDA > 250 mg/dl
d. Terapi di UGD :
1. Bila anoreksia atau ada gejala dehidrasi Loading dulu PZ 500 cc baru cek GDA
Ulang untuk acuan RCI. Bila tidak ada dehidrasi Cairan RL tetesan maintenance
tidak perlu diloading
2. Regulasi cepat indikasiny ( DM sepsis preop, gang vascular, pro amputasi, ima,
semua DM ranap dg GDA > 250 mg/dl). Rumus N-1 x 4 IU (ex: GDA 300 maka
3-1 = 2 x 4 IU) TIAP JAM, kemudian dicek sampai GDA mendekati 250 mg/dl.
(setiap 4 IU menurunkan GDA 50 – 75 mg/dl)
3. Terapi lain mengikuti keluhan penyerta
e. Terapi di Ruangan : diteruskan dengan regulasi cepat subkutan dosis pemeliharaan
rumus 3 x 2N (ex: GD 289 mg/dl 3 x (2x2) = 3 x 4 IU (actrapid)
2. Sepsis
a. Anamnesis : berdebar, panas, mengantuk, penurunan kesadaran
b. Pemeriksaan Fisik : temp > 38,3 hippotermia < 36 ; takipnea, altered mental status,
hipergllikemia > 140 tanpa riw DM, takikardi HR> 90, hipotensi < 90, MAP < 70,
tanda syok, dll (baca di SSC 2012)
c. Pemeriksaan Penunjang : leukositosis > 12.000, LEUKOPENIA < 4000, led me,
urine < 0,5 ml/kg/24 jm, plt< 100.000
d. Terapi di UGD :
1. Rehidrasi cairan kristaloid 20 ml/kg selama 5 – 10 mnt (Bisa 1-2 Flash dulu),
bila setelah Rehirasi belum naik MAP nya bisa ditambahkan dopamin oplos
dalam PZ start mulai 8 tpm
19
2. Koreksi hipo/hiperglikemi
3. Ceftriaxone 2 x 1
4. Pamol tab 3 x 1
5. Bila penurunan kes / kaku kuduk konsul sp.s
e. Terapi di Ruangan : levofloxacin 1 x 1
3. DM Hipoglikemia
a. Anamnesis : lemas, keringat dingin, tidak sadar
b. Pemeriksaan Fisik : hipotensi, akral dingin, takikardi alert mental status
c. Pemeriksaan Penunjang : GDA dan DL
d. Terapi di UGD :
1. O2 nasal
2. D 40 % 2 flash (lihat gda 1 2 3) cek gda
3. Inf D 10 % 20 tpm ( 8 jam /klof)
e. Terapi di ruangan : Terapi di ruangan : bila GDA tidak naik2 cenderung hipo terus
extra dexametason inj 2 ampul, bila GDA sudah meningkat > 100 infus D5
5. GGK
a. Anamnesis : sesak, mual, muntah,
b. Pemeriksaan Fisik : edema, anemia, rh, TD tinggi
c. Pemeriksaan Penunjang : hb, bun sc
d. Terapi di UGD :
1. Pro HD : Transfusi PRC 2 Kolf/Hr (konsul dulu), pasang fenvlon atau infus pz
2. O2 nasal/nrm tergantung sp02, Lasix 1x1, sukralfat 3 x 1, omeprazole 2 x 1
3. Meylon nabiq 50 meq dlm 500 cc pz kecepatan 7 tpm
4. Biasanya bila rujukan HD rutin, pasien stabil terapi hanya transfusi PRC dan
cairan infus saja. Bila pasien dating. WAJIB KONSUL untuk konfirmasi dan
mengetahui jumlah kantong darah yang kita pesan di BDRS
5. Untuk pasien dengan kemungkinan HD CITO (Keluhan penurunan kesadaran,
sesak, vital sign tidak stabil WAJIB PERIKSA BUN SC dan KONSUL
BELIAU)
20
e. Terapi di Ruangan : Asam folat 3x1
6. GEA
a. Anamnesis : diare lender/darah, panas, mual, muntah
b. Pemeriksaan Fisik : tanda syok/dehidrasi? (takikardi, takipnea, hipotensi, mata
cowong, produksi urin? Akral dingin Dll), bu meningkat, meteorismus, hipertemia,
nt ulu hati
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, UL,
d. Terapi di UGD :
1. Rehidrasi cairan bila dehidrasi 500 cc RL
2. RL maintenance 20 tpm
3. Ranitidine 2 x 1
4. Sukralfat 3 x cth1
5. Biodiar 3 x 1
6. Levofloxacin 1 x 1
7. Pamol 3 x 1 k/p
e. Terapi di ruangan : menyesuaikan keluhan
7. DHF
a. Anamnesis : panas tinggi, naik turun, nyeri perut, mual muntah
b. Pemeriksaan Fisik : ptekia, syok dengue?, hiper/hipotermia, hepatomegaly?, nt
uluhati
c. Pemeriksaan Penunjang : DL (trombositopenia, leukopenia) UL
d. Terapi di UGD :
1. Asering/RL 20 tpm
2. Ranitidine 2 x
3. Pamol 3 x 1 k/p
4. Ceftriaxone 2 x 1
5. Metoklorpramid tab 3 x 1 prn muntah
8. TF
a. Anamnesis : panas tinggi t u malam hari, konstipasi/diare, nyeri perut
b. Pemeriksaan Fisik: tifoid tounge, hipertermia, lien sufner, nt epigastrium bu
meningkat/menurun, akral dingin, meteorismus
c. Pemeriksaan Penunjang : DL (Lekositosis biasaya) UL, Widal ≥ 1/160, igM
salmonella +
d. Terapi di UGD :
1. RL 20 tpm
2. Ceftriaxone 2 x 1
3. Ranitidine 2 x 1
4. Metoklorpramid 3 x 1
5. Biodiar 3x 1 bila diare
6. Pamol tab 3 x 1 prn
e. Terapi di Ruangan : levofloxacin 1x1, sesuai keluhan
9. ISK
a. Anamnesis : panas, anyang anyangkan bak perih panas, nyeri RLQ/LLQ tembus
blakang/pinggang, mual, muntah
b. Pemeriksaan Fisik : hipertermia, nyeri ketok cva d/s, nyerei tekan RLQ/LLQ
21
c. Pemeriksaan Penunjang : DL,UL (lekosit +, bakteri > 10 lpb)
d. Terapi di UGD :
1. PZ 20 tpm
2. Ceftriaxone 2 x1
3. Metoklorpramid 3 x 1 prn muntah
4. Ranitidine 2 x 1
5. RAJAL : Ciprofloxacin 2 x 1, pamol 3 x 1, spasminal 3 x 1
e. Terapi di ruangan : levofloksasin 1 x 1, sesuai keluhan
22
13. Kecurigaan B-24
a. Anamnesis: Diare 5 bulan lamanya, sariawan, badan kurus, nafsu makan
menurun, kulit gatal2, riw pekerjaan XXX semua keluhan dalam rentang waktu
kronis. Meskipun RSM tidak kompatibel dengan pasien B-24, namun apabila
suatu kondisi tertentu yang harus menerima px tersebut, usahkan konsul DPJP
terlebih dahulu
b. Pemeriksaan fisik: kandidiasis oris, pruritus, pneumonia, limfadenopati reg coli,
underweight, dll
i. GEJALA MAYOR
Penurunan BB > 10 %
Diare kronik > 1 bulan
Demam lebih dari 1 bulan ( konntinyu atau intermiten)
ii. GEJALA MINOR
Batuk > 1 bulan
Dermatitis pruritic umum
Herpes zoster recurrens
Kandidiasis orofaring
Limfadennopati generalisata
Herpes simpleks diseminata yang kronnik progresif
Paling sedikit 2 gejala mayor 1 gejala minor dan tidak ada sebab
immunosupresi lain spt kanker, malnnutrisi bera,, Pemakaian steroid
jangka panjang __DEWASA
c. Pemeriksaaan penunjang: DL (peningkatan di limfosit)
d. TERAPI di UGD
1. RUANG BIASA
2. Ceftriaxon 2 x 1
3. Tetracicylnn caps dibuka dicapur air buat kumur
4. Pamol tab 3 x 1
5. Metronidazole tab 3 x 1
6. Ketoconazole tab 2 x 1
7. Konsul VCT
ILMU PENYAKIT DALAM tambahan dr. Intan Sp.PD & dr. Imam Sp.PD
dr. Intan Sp PD
1. Semua pasien DM dengan umur berapa pun wajib EKG, GDA dan foto thorax
2. Semua pasien beliau yang di ruangan bila ada keluhan baru yang kritis (Contoh:
Hipotensi, dll) wajib dikonsulkan, jangan terburu-buru diterapi sendiri
3. Bila konsul per telpon usahakan yang runtut mulai dari anamnesis lanjut pemeriksaan
fisik yang penting lanjut hasil lab yang penting, jangan loncat2
4. Prinsipnya kalau mau masukkin pasien pas jadwal jaganya dr Intan SpPD, terapi cukup
simptomatis saja
5. Obat diare seringnya pake Lodia tab
1. DM + Dyspepsia
o Inf RL
o Inj Ranitidin 2x1
o Sucralfat syr 3x1C
o Novorapid 3x6 IU sc
o Glucobet ½- ½ -0
o
2. Melena
o Inf PZ
o Inj Ceftriaxone 2x1 gr skin test
o Inj Ranitidin 2x1
o Lactulose syr 1x1C
o
3. DM + HT + Delirium
o Inf RL
o Inj Ceftri 2x1
o Inj Ranitidine 2x1
o Amlodipine 1x10 mg
o Clobazam 0-0-1
o Valsartan 1x80 mg
o Konsul saraf
4. Intoksikasi alkohol
o Inf PZ
o Inj Ranitidine 2x1 amp
o Inj Ondansentron 3x1 amp
o Bila sesak di-drip Nabic, biasanya 50 meq
o Kalau perlu HD dikonsulkan ke dr Munir SpPD
25
26
4. ILMU PENYAKIT SYARAF
Tips:
1. Terapi biasa dr. Priyadi adalah Citicolin 2x1, Lapibal 2x1
2. Bila pasien kalian diagnosis dengan Vertigo lebih baik ditulis sebagai Cephalgia di status
pasien (Terkait BPJS) tapi semua terapi tetap sama seperti terapi pasien Vertigo
3. Jauhi diagnosis sampah seperti Penurunan kesadaran (Penkes) atau Decrease of
Consciousness (DOC) lebih baik langsung tembak ke Stroke Hemoragik, Stroke non
hemoragik, dll.
4. Untuk pasien CVA yang tidak stabil lebih baik di masukkan HCU stroke atau ICCU dari
IGD
1. CVA infark
a. Anamnesis : Lemah separuh badan, nyeri kepala, bicara pelo, terasa kesemutan
separuh badan
b. Pemeriksaan Fisik: GCS, TTV (terutama tensi), Status neurologi (motoric, sensorik,
reflek patologis, reflek fisiologis, nervus cranialis V dan VII)
c. Pemeriksaan Penunjang: DL, UL
d. Terapi di UGD :
- Inf RL tetesan maintenance (menyesusaikan tensi)
- Inj Lapibal 1 x 1
- Inj Citicolin 2 x 1 (syarat tensi systole di atas 100)
- P.O amlodipine 1 x 5 mg (jika hipertensi)
e. Terapi di Ruangan :
- Inj ceftriaxone 2 x 1 g (jika leukositosis)
2. CVA Hemoragik
a. Anamnesis: Penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual dan muntah proyektil (krn
peningkatan TIK), kejang
b. Pemeriksaan Fisik: GCS, Meningeal sign, pupil isokor / anisokor, TTV (terutama
tensi), Status neurologi (motoric, sensorik, reflek patologis, reflek fisiologis, nervus
cranialis )
c. Pemeriksaan Penunjang: DL, UL
d. Terapi di UGD :
1. O2 nasal ato NRBM tergantung SpO2
2. Inf RL tetesan maintenance (menyesusaikan tensi)
3. Inj Lapibal 1 x 1
4. Inj Citicolin 2 x 1 (syarat tensi systole di atas 100)
5. Inf Manitol 4 x 125 cc (sesuai advise dr.Pri, jika klinis muntah >>>, dan liat
pupil)
6. Inj Diazepam ½ amp IV masuk perlahan
e. Terapi di Ruangan : sesuai klinis panas diberikan anti piretik
4. Meningitis (inflamasi dari membrane meningen dan CSF pd otak dan spinal cord
akibat infeksi bacterial dan viral)
a. Anamnesis : Panas badan, nyeri kepala, kejang, leher terasa kaku
b. Pemeriksaan Fisik: TTV terutama temp, meningeal sign / kaku kuduk, motoric,
sensorik
c. Pemeriksaan Penunjang: DL,
d. Terapi di UGD :
- O2 nasal
- Inf NS 20 tpm (lihat2 penyakit penyerta)
- Inj Ceftriaxone 2 x 1 g
- Inj Diazepam ½ amp jika kejang
- P.O Sanmol 3 x 500 mg
e. Terapi di Ruangan : sesuai klinis
5. Epilepsi / Konvulsi
a. Anamnesis : kejang, nyeri kepala,
b. Pemeriksaan Fisik : TTV, status neurologi
c. Pemeriksaan Penunjang : DL
e. Terapi di UGD :
- Inf RL 20 ttpm
- Inj diazepam ½ amp jika kejang
- P.O Clofitis 2 x ½ tab
f. Terapi di Ruangan : sesuai klinis
6. Cefalgia
a. Anamnesis : Nyeri kepala terasa berdenyut, berat di tengkuk, atau kepala terasa di
ikat
b. Pemeriksaan Fisik : TTV dan status neurologi
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, UL,
d. Terapi di UGD :
- Inf RL maintenance 20 tpm
- Inj Ranitidine 2 x 1
- Inj Lapibal 1 x 1
- PO sanmol forte 2 x 1
- PO Cataflam 2 x 50 mg prn
- PO Alprazolam 2 x ½ tab (opsional atau sesuai advise dr. Priyadi)
e. Terapi di ruangan : menyesuaikan keluhan
7. LBP dd HNP
a. Anamnesis : Nyeri punggung menjalar ke paha atau pantat, terasa nyeri ketika
mengangkat berat dan beraktifitas
28
b. Pemeriksaan Fisik : TTV, status neurologi (test lasseque)
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, UL
d. Terapi di UGD :
6. Inf RL
7. Inj. Lapibal 1 x 1
8. Inj Ranitidin 2 x 1 amp
9. PO meloxicam 2 x 1 tab (opsional)
29
30
5. ILMU BEDAH UMUM
1. Peritonitis Akut
a. Anamnesis
Nyeri perut, mual, muntah, BAB mencret/tidak bab, tidak flatus, demam.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, nyeri tekan hampir di seluruh lapang abdomen, Defans
muskular +, pekak hepar hilang, bising usus menurun, febris, takikardi, RT : nilai
TSA, Feses, ampula recti, Mukosa, Suhu meningkat
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax, BOF, LLD
d. Terapi Awal di IGD
-O2 nasal bila sepsis
-Pasang NGT bila distended
-RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum, -BPJS Ceftriaxon 2x1, Umum Starxon 2x1)
-Metronidazol infus 3 x 500
-Santagesic 3 x 1
-Ranitidin 2x1.
-Kateter foley
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
2. Appendisitis Akut
a. Anamnesis
Nyeri perut bawah kanan, nyeri berpindah dari tengah ke kanan bawah, mual,
muntah, BAB normal, demam
b. Pemeriksaan Fisik
Lakukan skoring ALVARADO.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL, UL, Lab Pre OP. Radiologi : BOF, USG
d. Terapi Awal di IGD
-Konsul DPJP
-RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum)
-Metronidazol infus 3 x 500mg
-Santagesic 3 x 1.
-Ranitidin 2x1.
e. Terapi ruangan
Sesuai Advice DPJP
3. Ileus obstruktif
a. Anamnesis
Nyeri perut, mual, muntah, BAB mencret/tidak bab, tidak flatus, demam.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, nyeri tekan hampir di seluruh lapang abdomen, bising usus
meningkat, febris, takikardi, RT : nilai Feses, ampula recti, Mukosa, Suhu
c. Pemeriksaan Penunjang
31
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax,BOF, LLD
d. Terapi Awal di IGD
-O2 nasal bila sepsis
-Pasang NGT bila distended
-RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum, -BPJS Ceftriaxon 2x1, Umum Starxon 2x1)
-Metronidazol infus 3 x 500
-Santagesic 3 x 1
-Ranitidin 2x1.
-Kateter foley
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
5. Tumor Abdomen
a. Anamnesis
Benjolan pada bagian abdomen sejak lama, semakin lama semakin membesar,
biasanya di sertai gangguan gastro intestinal.
b. Pemeriksaan Fisik
Teraba massa Intra abdomen.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax
32
d. Terapi Awal di IGD
-RL loading maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum, BPJS Ceftriaxon 2x1, Umum Starxon 2x1)
-Santagesic 3 x 1
-Ranitidin 2x1
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
6. Ca Mammae
a. Anamnesis
Benjolan pada payudara sejak lama/ riwayat kemoterapi.
b. Pemeriksaan Fisik
Benjolan pada payudara.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL maintenance 20 tpm, terapi simptomatik.
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
NOTE : kita tidak melayani operasi Ca, karena harus d rujuk ke RS tipe A, kita
hanya
Melayani sebatas paliatif care sesuai symptoms/ perbaikan Keadaan Umum
8. Snake Bite
a. Anamnesis
Post tergigit Ular, Nyeri, sesak nafas/tidak, lemas/tidak, pusing/tidak sianosis/tidak.
b. Pemeriksaan Fisik
Luka bekas gigitan, Edem/tidak, bula/tidak,
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum), Santagesic 3 x 1.
SABU drip 1 vial dalam 500cc kecepatan 40-60 tpm, immobilisasi regio yang
tergigit (bidai, spalk, dll).
33
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
9. Trauma abdomen
a. Anamnesis
Nyeri perut, post trauma, mual, muntah
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, nyeri tekan hampir di seluruh lapang abdomen, Hematom pada
daerah trauma
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum),
Santagesic 3 x 1, Ranitidin 2x1, Pasang Kateter urine. Lakukan USG FAST. Lapor
DPJP
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
10. Tetanus
a. Anamnesis
Demam, anggota badan kaku, mulut kaku.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, trismus. Ada luka port de entri, kaku kuduk
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
Masukkan di ruang isolasi tetanus
Bila pasien BPJS yang tidak naik kelas (Dirujuk ke RS Lain saja)
Bila pasien Umum atau BPJS yang bersedia naik kelas bisa di MRS kan
RL maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum), Santagesic 3 x 1.
Dr. Fitrah: Inj. Tetagam 6000 iu
Dr. Edo: Inj. ATS 20.000 iu selama 10 hari, drip Diazsepam 3 ampul dalam PZ 500
cc dengan kecepatan 20 tpm
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
11. Combustio
a. Anamnesis
Luka bakar pada bagian tubuh.
b. Pemeriksaan Fisik
Nilai combustio sesuai derajat dan luas.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL loading sesuai derajat luka bakar, maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien
BPJS/umum), Santagesic 3 x 1.
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
34
12. Hemorroid
a. Anamnesis
Bab bercampur darah, riwayat BAB sulit, Benjolan keluar dari dubur (externa)
b. Pemeriksaan Fisik
Periksa gr hemoroidnya, bila masih di bawah gr 4, advis pasien untuk masuk melalui
poli bila tidak ada kegawatan.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax
d. Terapi Awal di IGD
RL maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum) , Santagesic 3 x 1.
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
35
36
6. ILMU PENYAKIT ANAK
Tips:
1. Untuk kasus anak memang agak sulit, apabila kalian ragu lebih baik tanya saja
kepada dokter jaga!
2. Pasien anak jangan gampang dipulangkan dari IGD bila kalian belum benar-benar yakin
(Misal hiperpireksia, GEA, Vomit) lebih baik observasi dulu dan cek pemeriksaan
penunjang lainnya. Bila masih ragu lebih baik MRS kan saja
3. Tingkat komplain pada pasien anak cukup tinggi jadi hati-hati
4. Pelajari buku WHO, Indikasi cairan rumatan dan jenis-jenisnya, cairan rehidrasi dan
jenis-jenisnya, Tatalaksana Kejang pada anak dll.
5. Pelajari dosis obat pada anak dan macam-macam sediannya
6. Bila kasus sulit atau pasien gawat segera konsulkan ke dokter spesialis anak
7. Untuk pasien anak yang memerlukan antibiotic sebaiknya konsul dulu karena antibiotic
di ruangan sering diganti oleh DPJP. Saat di ugd tangani dulu kegawatannya.. misalkan
dehidrasi nya d atasi dulu, sesaknya, hiperpireksianya, mual muntahnya juga diatasi
Perlu Diingat !
Jadwal Konsul dr. Nieken Minggu-Rabu
Jadwal Konsul dr. Dewi Kamis-Sabtu
Jangan lupa nimbang pasiennya dulu
Semua pasien kejang atau dibawah 1 tahun fardhu „ain MRS
Selalu resepin MEDICUT/SURFLO/VENFLON NO 24
1. Bronkhopneumonia
7. GEA
a. Anamnesis : Mencret (biasanya diatas 5x), nyeri perut, mual muntah, lemes
b. Pemeriksaan Fisik : TTV , Bising Usus Meningkat
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, FL (di ruangan)
d. Indikasi MRS : DEHIDRASI BERAT , poor intake
e. Terapi di UGD :
CAIRAN
a. Loading terdapat dua mazhab
i. dr. Nieken, Sp. A KaEn 3B/Tridex 70cc/KgBB/24 jam
ii. dr. Dewi , Sp. A KaEn 3B/Tridex 50cc/KgBB/24 jam
b. Maintenance juga dua mazhab
i. dr. Nieken, Sp. A Sesuai Holiday-Segar. Pilihan cairannya ,
<6bln D5 ¼ NS, sampai dengan 3 tahun D5 1/2NS, sisanya RL
ii. dr. Dewi, Sp. A ???
Inj. Ranitidin
38
Inj. Antibiotik (Monggo jika curiga memang infeksi bakteri, tapi perlu diingat diare pada
anak >80% ROTAVIRUS) bisa pake metronidazole pada diare berdarah , kalo gak
berdarah boleh make ceftriaxon
P.O Zink Syr/Tab sesuai selera
P.O Lacto B 1x1
Tx lain sesuai klinis
o Terapi di ruangan : tx sesuai klinis
9. Demam Tifoid
Anamnesis : Demam yang tinggi ketika malam hari, gangguan pencernaan (pada anak
anak biasanya konstipasi)
Pemeriksaan Fisik : TTV (terutama Temp) , Typhoid Tounge/Lidah Kotor, Periksa juga
abdomennya siapa tau hepatomegali, siapa tau loh soalnya di UKDI kan juga ada
pertanyaan tentang ini
Pemeriksaan Penunjang : DL, Widal (IgM anti salmonella juga boleh kalo yang periksa
anaknya juragan pupuk kompos)
Terapi di UGD :
- Cairan sesuai holiday segar, kalo dehidrasi boleh ikut terapi cairan anak diare di atas
- Antipiretik sesuai selera DPJP
- Antibiotik : Ceftriaxon atau Kloramfenikol
- Inj Ranitidin
- Inj Ondansetron atau PO Domperidon jika muntah
g. Terapi di Ruangan : sesuai klinis
12. Difteri
a. Anamnesis : Nyeri telan, Ngorok, Demam, Riwayat Imunisasi (jangan jangan ini
orang kaum antivaks)
b. Pemfis : TTV (terutama suhu dan RR) , pseudomembran (itu loh yang putih putih
di leher, ditusuk trus berdarah), bull neck (yeah literally, but you only find this
condition if the patients have got worsened)
c. Lab : DL, Kultur
d. Tatalaksana :
- WAJIB MASUK ISOLASI
- Cek A-B-C
- Infus Sesuai holiday-segar
- Injeksi ADS (kalo ada)
- Antibiotik Eritromisin 4x500mg
13. Campak
a. Anamnesis : Demam, riwayat kontak, batuk, mata merah, riw imunisasi
b. Pemeriksaan Fisik : TTV, ruam maculopapular, konjungtivitis, bercak koplik
c. Penunjang : DL
d. Tatalaksana :
- WAJIB ISOLASI
- Infus sesuai holiday-segar
- Vit A (yang biru buat dibawah 1 taun, yang merah buat diatas 1
taun)
- Parasetemol
- Sisanya urusan DPJP
40
Obat Obat ANAK yang sering dipake di RSM
Nama Obat Nama Sediaan Dosis Kontraindikasi Keterangan
dagang (selain alergi) Lain
Antipiretik dan Analgesik
Parasetamol Sanmol, Infus 10-15mg/KgBB Pasien dengan
(FDC B) Pamol, 100mg/100cc, Diberikan setiap gangguan liver
Fasidol, Tablet 500mg, 4-8 jam berat
Biogesic Tablet 650mg
(Forte),
Suppositoria
125mg dan
250mg,
Sirup
125mg/5cc,
Drop
10mg/0,1cc
Ibuprofen Proris Tablet 200 dan 5-10mg/KgBB CHF
(FDC C) Farsifen 400mg Diberikan tiap Ganguan ginjal
Bufect Syr 100mg/5cc 4-8 jam berat
dan 200mg/ 5cc Hamil Trimester
Supp 125mg 3
Pasien rencana
CABG
Metamizol Antrain Inj 500mg/cc 10mg/KgBB per Pasien dengan Efek
Santagesik (isinya 2cc) 8 jam maksimal kelainan samping :
Novalgin Tab 500mg 5000mg sumsum tulang anemia
Norages Tab 500mg + Pake Spuit
Diazepam 2mg 10cc dan
(Analsik) Water for Inj
Ketorolac Trolac Inj 10mg dan 10-30mg /KgBB
Ketopain 30mg Tiap 8 jam
Dexketoprofen DON‟T USE THIS THING!
As. Mefenamat Stanza Tab 500mg 10mg/KgBB Peptic Ulcer
Ponstan Diberikan tiap 8 IBD
Mefinal jam
Dogesic
Na Diclofenac Cataflam Tab 250 dan 0,5-1mg/kgBB Peptic Ulcer Diberikan
Renadinac 500mg tiap 8-12 jam s Setelah
Megatic Makan
Voltaren
Obat GI Tract
Antasida Tab Kunyah Anak anak
Syr suspensi ½-1 tab /cth
per 8 jam
Ranitidin Acran Tab 150mg Oral 2-5mg
Gastridin Inj 50mg per ampul per KgBB
per 6-12 jam
IV 1mg per
kgBB per 6-
8 jam
Omeprazol Ozid Kaps 20 dan 40mg Oral dan IV
Lokev Vial 40mg 0,4-0,8 mg
Losec per KgBB
Pumpitor per 8-24 jam
Prosec
OMZ
Lansoprazol Lasgan Kaps 30mg Oral dan IV
Prosogan Vial 60mg :
Loprezol <30kg :
15mg/hari
41
>30kg :
30mg/24
jam
Esomeprazol Esomax Vial 20mg 0,4-
0,8mg/KgB
B per 12-24
jam
Hyosin N Butil Buscopan Tab 10mg 0,5mg/kgBB
Bromid GITAS Amp 20mg diberikan
saat nyeri
Kaolin + Pectin NeoKaolana Syr Diberikan
saat
serangan
1-6 Sendok
Makan per
hari (anak 6-
12 tahun)
Maksimal 12
Sendok
Makan
(diatas 12
tahun)
Attapulgit New Diatab Tab 600mg 1 tab per Anak dibawah
serangan 6th
maksimal 6
tab (anak 6-
12 tahun)
Zink Zinkid Tab20mg <6 tahun
Zircum Syr 10mg dan 10mg per
20mg/5mL hari
Drop 27,5mg /5cc >6 tahun
20mg per
hari
Diberikan
selama 10
hari
walaupun
diare sudah
berhenti
Domperidone Vometa Tab 10mg 0,2-
Vosedon Syr 5mg/5mL 0,5mg/kgBB
Vesperum per 4-8 jam
Metoclopramid Tomit Tab 10mg 0,1-
e Primperan Inj 10mg 0,3mg/KgB
Damaben B per 8-12
Sotatic jam
Ondansetron Cendantron Amp 4 dan 8mg 0,2mg/kgBB
Ceteron
Trovensis
Invomit
Antihistamin dan Kortikosteroid
CTM Tab 4mg 0,1mg/kgBB
tiap 6-8 jam
Cetirizin Lerzin Tab 10mg 2,5mg /hari
Incidal Syr 5mg/5mL (6 bulan-1
Intrizin tahun)
Simzen 2,5mg-
Ryzen 5mg/hari (1-
Tiriz 5 tahun)
Cerini 5-10mg /hari
42
(5-11 tahun)
10mg / hari
(>12 tahun)
43
kecepatan 1-
2mg/menit
Fenitoin Kutoin Inj 100mg Loading :
10-
20mg/kgBB
diencerkan
pada 50cc
NS,
kecepatan
maks
50mg/menit
Maintenance
: 4-8 mg
/kgBB
selama 24
jam
Antibiotik
Amoxicilin Amoxsan Tab 250mg dan 25-
Yusimox 500mg 40mg/kgBB
Intermoxil Syr 125mg/5mL per 8 jam
Vial 1gr
Ampicilin- CINAM Vial 0,75gr dan 150mg/kgB
Sulbactam 1,5gr B terbagi
dalam 3
dosis
(BB<30kg)
1,5-3gr tiap
8 jam
(BB>30kg)
Clindamycin Clindiac Caps 150 dan 8-
Ficodan 300mg 16mg/kgBB
terbagi 3-4
kali per hari
Kloramfenikol Kloranex Caps 500mg 25-
Fenikol Syr 125mg/5mL 50mg/kgBB
Grafacetin Vial 1gr terbagi 4
kali
Thiamfenikol Thiamfilex Caps 500mg 25mg/kgBB
Thiamycin Syr 125mg/5mL terbagi 4
Dioticol kali (Bayi
Daicitin <2minggu)
50mg/kgBB
terbagi 4
kali (Bayi
>2minggu-
anak)
Erythromycin Erysanbe Tab 250 dan 500mg 30- Efek mual
Eryra Syr 200mg/5mL 50mg/kgBB bangets
Erythrocin terbagi 2-4
kali
Cotrimoxazole Sanprima Tab 480mg dan Bayi 6
Bactoprim 960mg minggu-
Primadex Syr 240mg/5mL 6bulan :
Hexaprim 2x120mg
Ikaprim Bayi 6 bulan
– Anak 6
tahun :
2x240mg
Anak 6-12
tahun :
44
2x480mg
>12 tahun :
2x960mg
Metronidazol Flagyl Tab 500mg 7,5-
Diazol Syr 125mg/5Ml 10mg/kgBB
Dazolin Inf 500mg per 8 jam
Cefotaxim Goforan Vial 500mg dan 1 100-
Biocef gr 150mg/kgB
Lancef B terbagi 2-
Lapixime 4 kali per
Taxegram hari
Ceftriaxon Starxon Vial dan 1gr 50-
Bioxon 75mg/kBB
Terfacef terbagi 2
Cefxon kali
(maksimal
2gr)
Cefadroxil Lapicef Kaps 250 dan 30mg/kgBB
Lostacef 500mg terbagi 2
Cefat Syr 125 dan kali
Dexacef 250mg/5mL
Cefixim Cefila Kaps 50,100,dan 8mg /kgBB
Sporetic 200mg terbagi 2
Starcef Syr 100mg/5mL dosis
Simcef
Cefacef
Terapi Cairan
45
Dehidrasi Ringan Sedang
Dehidrasi Berat
Holiday Segar
46
ROLE PLAY KASUS ANAK DAN TAMBAHAN DI RSM AHMAD DAHLAN
50
51
7. ILMU PENYAKIT BEDAH SYARAF
Tips:
1. Setiap kasus bedah syaraf di IGD wajib konsul ke dr.Mahmud, Sp.BS
2. Pada pasien COR langsung MRS kan saja, tanpa harus menunggu observasi dulu di IGD
52
3. CEDERA OTAK BERAT
a. Anamnesis: Post trauma kepala (KLL, kecelakaan kerja, trauma kepala), pusing,
muntah, sempat pingsan, Amnesia pasca trauma.
c. Pemeriksaan fisik yang khas: Sesuai dengan derajat parahnya benturan, GCS 3-8,
pupil kadang bisa anisokor
d. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia lebih dari 40 tahun), Foto Skull
AP/Lat bila perlu, atau foto lainnya bila terdapat klinis fraktur di tempat lain
e. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
- Pasang cervical collar bila curiga diserati trauma cervical
- Pasang mayo karena resiko lidah jatuh ke posterior faring
- Terapi “BIASA”:
- Infus D51/2 NS 1500 cc/24 jam
- Anbacim 2x1
- Revolan 3x3 gram
- Santagesik 3x1
- Mannitol 4x100 cc bila terdapat klinis peningkatan TIK, apabila klinis buruk
diberikan loading 200 cc dahulu
- Bila terdapat tanda peningkatan TIK dan lateralisasi biasanya Pro Rujuk RS
Gambiran untuk CT-Scan kepala dan penatalaksanaan lebih lanjut
- Masuk ruang ICU
f. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD
53
54
8. ILMU PENYAKIT ORTHOPAEDI
1. CLOSED FRACTURE
a. Anamnesis: Post trauma ekstremitas (KLL, kecelakaan kerja, trauma lain),
nyeri ekstremitas, dll.
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Sesuai dengan derajat parahnya trauma,
deformitas, ROM terbatas nyeri, krepitasi dll.
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia lebih dari 40 tahun), Foto
Rontgen, lab pre op (bila mendapat advis operasi)
d. Terapi awal di IGD:
o O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
o Pasang bidai 2 atau 3 posisi
o Infus RL maintenance
o Bioxon 2x1 atau Goforan 3x1 (Bila pasien umum), Cefoperazone 2x1
(bila pasien BPJS)
o Dexketoprofen 3x1 (bila pasien umum), Ketorolac 3x1 amp (bila pasien
BPJS)
o Tanya pasien mau operasi atau tidak, bila mau baru konsulkan dr.Jufri,
Sp.OT via telepon, soalnya beliau mesti tanya pasiennya siap operasi atau
tidak (Jangan lupa catat kapan rencana jam operasinya dan kru OK nya
minta siapa waktu konsul!)
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD
2. OPEN FRACTURE
a. Anamnesis: Post trauma ekstremitas (KLL, kecelakaan kerja, trauma lain), nyeri
ekstremitas, dll.
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Sesuai dengan derajat parahnya trauma, deformitas,
ROM terbatas nyeri, krepitasi dll.
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia lebih dari 40 tahun), Foto
Rontgen, lab pre op (bila mendapat advis operasi)
d. Terapi awal di IGD:
o O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
o Infus RL maintenance
o Injeksi ATS 1 ampul IM
o Rawat luka dan Hecting situasional
o Pasang bidai 2 atau 3 posisi
o Bioxon 2x1 atau Goforan 3x1 (Bila pasien umum), Cefoperazone 2x1
(bila pasien BPJS)
o Dexketoprofen 3x1 amp (bila pasien umum), Ketorolac 3x1 amp (bila
pasien BPJS)
o Tanya pasien mau operasi atau tidak, bila mau baru konsulkan dr.Jufri,
Sp.OT via telepon, soalnya beliau mesti tanya pasiennya siap operasi atau
tidak (Jangan lupa catat kapan rencana jam operasinya dan kru OK nya
minta siapa waktu konsul!)
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD
55
56
9. ILMU PENYAKIT MATA
2. Corpal Oculi
a. Anamnesis : riwayat terkena benda asing misalnya gram, ranting, tumbuhan, dll;
waktu dan penatalaksanaan yg telah diberikan misalnya dikucek, diberi tetes mata,
dll
e. Pemeriksaan fisik : evaluasi seluruh permukaan bola mata dan konjunctiva palpebra
superior dan inferior
b. Pemeriksaan penunjang : iluminasi penlight
c. Terapi awal di igd: teori tetesi pantokain lalu ekstraksi corpal dg cotton bud
atauneddle paling kecil dari arah medial ke arah luar lalu beri salep mata
Gentamisin/khloramfenicol.
pada kasus corpal okuli karena gram tx dr.Basuki, Sp.M cendo tobroson ED 4 dd
gtt 1 lalu control poli mata besoknya.
3. Glaukoma Akut
a. Anamnesis : nyeri mata mendadak (nyeri radier ke sinus, telinga, kepala dan gigi),
mata merah, nyeri kepala, mata kabur, halo vision, mual muntah.
b. Pemeriksaan fisik: iluminasi penlight tampak kongesti pembuluh darah episklera dan
konjunctiva, COA dangkal, edema kornea, pupil irregular, pupil middilatasi.
c. Pemeriksaan penunjang : DL, UL, BT/CT, OT/PT, BUN/SC, Golda, HbSAg, Ro
Thoraks, EKG persiapan operasi
d. Terapi glaucoma akut : inf RL 20tpm, inj Antrain, cendo LFX ED 4 dd gtt OD/S,
ocufem ED 4 dd gtt OD/S, cendo timol ED 2 dd gtt OD/S, dexamethasone 3x tab 1, inj.
Antrain 3x1amp
57
58
10. ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
1. PRE EKLAMSIA
a. Anamnesis : riwayat HT pada kehamilan, bengkak, nyeri perut kanan atas/ulu hati,
gangguan visus, sering tanpa keluhan
b. Pemeriksaan fisik : trias PE (TD > 140/90mmHg, proteinuria +, edema anasarka),
PEBTD>160/100 atau proteinuria >5gr/hr atau > +3 , oliguria, creatinin tinggi, edema
paru, sianosis, nyeri epigastrium, nyeri abdomen right upper quadran, gangguan visus,
penurunan kesadaran, HELLP sindrom gangguan fungsi hepar, hemolisis,
trombositopenia
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, BT/CT, OT/PT, BUN/SC, Golda, HbSAg, EKG, GDA
d. Terapi awal di igd :
Dr.heru, Sp.OG TD < 160mmHg : inj. MgSO4 40% im 2,5 gram boka selang 15 mnt
2,5 gram boki; nifedipin tab 3x5mg
TD >160mmHg : inj. MgSO4 fulldose (MgSO4 20% 4 gram 20cc iv lanjut MgSO4 40%
im 2,5 gram boka selang 15 mnt 2,5 gram boki); nifedipin tab 3x10mg
UK<28minggu inj dexa 1x16mg selama 2 hari
2. HPP
a. Anamnesis : perdarahan post partum, nyeri perut
b. Pemeriksaan fisik : perdarahan aktif dari jalan lahir, evaluasi etiologinya (4T: tissue,
tonus, trauma, trombin), tanda2 syok
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, BT/CT, OT/PT, BUN/SC, Golda, HbSAg, EKG,
GDA
d. Terapi awal di igd :
Retensio placenta 02 nasal 4lpm, pasang cateter folley, loading RL 1 fl, drip cynto
20 IU dalam RL 1 fl, manual placenta jika gagal pro histerektomi
Sisa placenta 02 nasal 4lpm, pasang cateter folley, loading RL 1 fl, inj Ceftriaxone
3x1gr, drip cynto 20 IU dalam RL 1 fl, manual placenta jika gagal curettage
jika gagal prohisterektomi
Atonia uteri 02 nasal 4lpm, pasang cateter folley, loading RL 1 fl, inj Ceftriaxone
3x1gr, drip cynto 20 IU dalam RL 1 fl, Kompresi bimanual interna dan eksterna
jika gagal pro histerektomi
59
4. Abortus iminens
a. Anamnesis : flek, kram perut bawah
b. Pemeriksaan fisik: cervix tertutup, TFU sesuai UK
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, GDA, EKG
d. Terapi awal di igd : pasien tidur miring kiri, drip Nairet 1 amp dalam RL 1fl kec
8tpm
6. KPD
a. Anamnesis : pecah ketuban sebelum inpartu, riwayat demam/infeksi sebelumnya
b. Pemeriksaan fisik : ketuban -
c. Pemeriksaan penunjang: kertas lakmus
d. Terapi awal di igd : jika His + drip Nairet 1 amp dalam RL 1fl kec 8tpm, inj
Ceftriaxone 3x1gr
Jika UK< 28 minggu inj dexa 1x16mg selama 2 hari
7. HEG
a. Anamnesis : mual muntah sampai intake terganggu
b. Pemeriksaan fisik :nyeri epigastrium, cari tanda-tanda komplikasi antara lain dehidrasi
atau tanda2 syok, malnutrisi, gangguan elektrolit, encephalopathy, demam
c. Pemeriksaan penunjang : DL, SE, UL, GDA, EKG
d. Terapi awal di igd : IVFD RL:D5% 1:1 drip NB 1amp kec 28tpm, Inj Ranitidine
2x1amp, inj Ondancentron 2x1amp, folavit 1x1
8. KET
a. Anamnesis : nyeri perut mendadak, perdarahan pervaginam, riwayat telat haid
b. Pemeriksaan fisik : syok hipovolemik, nyeri goyang portio
c. Pemeriksaan penunjang : USG, DL, UL, BT/CT, OT/PT, BUN/SC, Golda, HbSAg,
EKG, GDA
d. Terapi awal di igd : 02 nasal 4lpm, pasang cateter folley, loading RL 1 fl atau s/d syok
teratasi, inj Ceftriaxone 1gr, pro cito laparotomi
60
61
11. TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN (THT)
2. Otitis Eksterna (radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri
dapat terlokalisir atau difus)
a. Anamnesis: Nyeri telinga, nyeri telinga bertambah saat mengunyah makanan, gangguan
pendengaran apabila furunkel menutup liang telinga, rasa sakit bila daun telinga di tarik atau
ditekan, terdapat tanda infiltrate atau abses pada 1/3 luar liang telinga
b. Pemeriksaan Fisik: TTV, pada pemeriksaan otoskopi ditemukan tampak liang telinga
kemerahan, edema, nyeri tekan tragus,
c. Pemeriksaan Penunjang: Biakan dan test sensitivitas dari sekret
d. Terapi :
- Bersihkan liang telinga dengan tampon yang bersih
- Antibiotika topical tetes telinga
- Antibiotik sistemik golongan penisilin
3. Difteri
a. Anamnesis: demam tidak tinggi, nyeri menelan, terdapat selaput pada tenggorokan, nafas
berbunyi (stridor), leher membengkak (bull neck), sesak nafas, suara sengau,
b. Pemeriksaan Fisik: TTV, gambaran selaput putih keabu-abuan (beslag) pada faring dan
tonsil, bullneck, stridor, hipoksia pada wajah, obstruksi jalan nafas, miokarditis (ekg serial),
kelumpuhan oot laring
c. Pemeriksaan Penunjang: DL, Swab tenggorokan dan hidung
d. Terapi :
- stabilisasi jalan nafas : pastikan airway, breathing, dan circulation aman
- Berikan anti difteri serum (ADS)
- Antibiotik penisilin prokain (PP) 50.000 – 100.000 IU/kgBB/hari selama 10 -14 hari
- Pemberitahuan kepada Dinkes setempat dan internal RS yg bersangkutan
62
4. Corpal saluran nafas : benda asing yang tidak sengaja terhirup masuk ke saluran nafas
(laring, trakea, bronkus)
a. Anamnesis: batuk mendadak, suara parau, sesak hebat sampai sianosis
b. Pemeriksaan Fisik: TTV, stridor inspirasi/eksiprasi, retraksi (supraklavikuler, intercostal,
atau epigastrial), gelisah sampai kesadaran menurun, hipoksia, suara nafas menurun
c. Pemeriksaan Penunjang: metal ( rontgen foto polos PA/lateral), benda asing densitas
rendah (rontgen foto polos jaringan lunak), benda asing radiolusen (rontgen foto akhir
inspirasi dan ekspirasi), laboratorium (DL, BGA, test faal hati dan faal ginjal)
d. Terapi :
- Ekstraksi atau sunction jika tervisualisasi dengan jelas
- Segera konsul umtuk dilakukan bronkoskopi diagnostik atau bronkoskopi ekstraksi
63
DAFTAR PUSTAKA
64