Вы находитесь на странице: 1из 64

EDISI KEDUA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan sebuah buku kecil ini. Terimakasih kepada teman-
teman dokter jaga Organik RSMAD “Generasi Emas” (bukan generasi micin) karena tanpa
kalian buku ini tidak akan dapat terselesaikan. Terimakasih juga kepada Guru-guru kami, para
kakak senior, dan para konsulen yang telah mengajarkan ilmu kepada kami semua.

Buku ini dibuat berawal dari kegelisahan penulis dengan sudut pandang sebagai dokter
jaga IGD terhadap cepatnya perkembangan Rumah Sakit Ahmad Dahlan yang semakin pesat
dan semakin ramai pasiennya. Jumlah pasien bisa mencapai 20-50 pasien per shift di IGD
dengan berbagai kasus mulai dari non bedah, bedah trauma, dan bedah non trauma yang cukup
bisa membuat dokter jaga IGD “sport jantung”. Perkembangan lainnya adalah RSMAD yang
merupakan salah satu RS Tipe C di Kediri (saat buku ini dibuat) juga menerima peserta PIDI
(Program Internsip Dokter Indonesia) sehingga secara tidak langsung RSMAD telah menjadi RS
semi pendidikan.

Dengan banyaknya pasien dengan jenis kasus yang beragam dan banyaknya dokter
spesialis dari berbagai bidang, maka tatalaksana pasien di IGD maupun di ruangan pun juga
beragam. Ada pepatah mengatakan “Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya” yang
artinya kebiasaan dan tata cara di suatu tempat pasti berbeda dari tempat yang lainnya. Begitu
pun dengan tatalaksana pasien di RSMAD sesuai para DPJP yang pasti mempunyai ciri khas
masing-masing karena “Ilmu kedokteran adalah seni pengobatan”. Maka dari itu, kami
merasa perlu adanya sebuah buku “Rahasia Internal” yang sering ada di RS Pendidikan seperti
saat kami koass dulu untuk sebagai pembantu pengingat teman-teman dokter jaga dan dokter
internsip di IGD RSMAD. Dan Alhamdulillah pada akhir Oktober 2017 ini hadirlah sebuah
buku “RSMAD A to Z, a survival kit that every single doctor should use”.

Buku ini hanya sebagai pembantu saja dan bukan menjadi acuan utama karena kondisi
dari pasien dapat berbeda-beda sesuai temuan klinis masing-masing. Oleh karena itu tetap kita
menilai dari kondisi pasien terkini dan apabila ragu lebih baik langsung konsul kepada DPJP
yang bersangkutan. Di dalam buku ini mungkin banyak hal-hal yang tidak kita temui di
Textbook maupun buku-buku kedokteran lain yang selama ini kita baca, Oleh karena itu buku
ini sebaiknya tetap bersifat sebagai “Rahasia Internal” dan hanya untuk kalangan dalam
dokter Organik dan dokter Internsip di RSMAD saja.

Sekian dari kami apabila ada penulisan kata maupun kalimat kami yang keliru kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bisa membantu 

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh..

Kediri, Oktober 2017

dr. Nur Prasetyo Nugroho


Kepala Instalasi Emergensi
2
Buku Rahasia Internal
“RSMAD A to Z, a survival kit that every single doctor should use”.
Cetakan pertama
Edisi 2
Februari 2018

Kontributor:
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh darah : dr. Nur Prasetyo Nugroho (FK UMM 09)
Ilmu Penyakit Paru : dr. Nur Prasetyo Nugroho (FK UMM 09)
Ilmu Penyakit Dalam
(dr.Munir, Sp.PD) : dr. RR Galuh Agung Lukitasari (FK UMM 09)
(dr. Intan Sp.PD dan dr.Imam, Sp.PD) : dr. Herry Sukmawardi (FK UMM 07)
Ilmu Penyakit Syaraf : dr. Shalahudin (FK UMM 09)
Ilmu Penyakit Anak : dr. Satria Chandra K. (FK UMM 09)
dr. Primadhityo (FK UB 10)
Ilmu Bedah Umum : dr. Roni Fajri (FK YARSI 09)
Ilmu Orthopaedi : dr. Nur Prasetyo Nugroho (FK UMM 09)
Ilmu Bedah Syaraf : dr. M. Irfan Rahmatullah (FK UMM 09)
Ilmu Penyakit Mata : dr. Amalia Fauzia Nisai (FK UMM 09)
Ilmu Obstetri dan Ginekologi : dr. Amalia Fauzia Nisai (FK UMM 09)
Ilmu Telinga, Hidung, & Tenggorokan : dr. Shalahudin (FK UMM 09)
Kolektor & Editor : dr. Nur Prasetyo Nugroho (FK UMM 09)
Desain & Cover : dr. Primadhityo (FK UB 10)

Karena buku ini masih jauh dari sempurna apabila terdapat kesalahan terapi dan tulisan yang
teman-teman temui baik di IGD maupun di ruangan tolong segera hubungi kontributor yang
bersangkutan untuk dikoreksi. Terimakasih

Hak cipta tidak dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh izin buku ini tanpa
persetujuan penulis. Apalagi membaca dan memperlihatkan isi buku ini di depan konsulen! Mau
cari mati?!

Diterbitkan pertama kali oleh:


Kepala Instalasi Emergensi (dr. Nur Prasetyo Nugroho)
Edisi 1, Kediri, Oktober 2017
Edisi 2, Kediri, Februari 2018

3
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

KETERANGAN.............................................................................................................................3

DAFTAR ISI..................................................................................................................................4

PERATURAN UMUM DAN SERBA-SERBI BPJS.....................................................................5

CONTOH PENGISAN ASESMEN DOKTER IGD......................................................................6

1.ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH...................................................8

2.ILMU PENYAKIT PARU........................................................................................................13

3.ILMU PENYAKIT DALAM.....................................................................................................18

4.ILMU PENYAKIT SYARAF....................................................................................................26

5.ILMU BEDAH UMUM.............................................................................................................30

6.ILMU PENYAKIT ANAK........................................................................................................36

7.ILMU BEDAH SYARAF..........................................................................................................51

8.ILMU ORTHOPAEDI..............................................................................................................54

9.ILMU PENYAKIT MATA........................................................................................................56

10.ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI................................................................................58

11.ILMU PENYAKIT THT..........................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................64

4
PERATURAN UMUM DAN PROTAP IGD

1. Semua pasien MRS dari IGD atau poli WAJIB cek laborat minimal Darah lengkap dan
Urine lengkap
2. Semua pasien jantung yang MRS WAJIB di cek laborat Kolesterol, Trigliserida, dan LDL
3. Semua pasien sesak dan batuk baik anak atau dewasa WAJIB foto thorax x-ray
4. Semua pasien diatas usia 40 tahun yang periksa di IGD WAJIB di cek Gula Darah Acak
5. Semua pasien diatas usia 40 tahun yang periksa di IGD WAJIB di cek EKG
6. Semua pasien Bedah umum yang MRS wajib terkonsul DPJP dari IGD
7. Semua pasien Bedah syaraf yang MRS wajib terkonsul DPJP dari IGD
8. Pasien yang masuk ruang intensif atau high care unit wajib terkonsul DPJP dari IGD
9. Pasien indikasi MRS yang menolak MRS atau tindakan wajib tanda tangan surat
penolakan rawat inap
10. Pasien kulit yang emergency apabila tidak dapat terkonsul ke DPJP (Sp.KK) sebaiknya
dialihrawatkan ke RS lain saja atau bila bisa rawat jalan dikontrolkan ke poli kulit saja
11. Pasien rujukan per telepon dari klinik atau RS dengan diagnosis yang abu-abu atau
sekiranya membutuhkan resources yang RSM belum punya sebaiknya tidak langsung diterima
tapi dikonsulkan ke DPJP terlebih dahulu (terutama pasien anak) DAN dicarikan ruangan
dulu apakah ada yang kosong (jangan ruangan penuh tapi diterima)
12. Pemeriksaan TTV pasien bedah umum terutama heart rate atau nadi sebaiknya mengacu
pada hasil EKG atau oxymeter atau monitor
13. Pemeriksaan penunjang standar pre-op adalah: DL, UL, OT/PT, BUN/CR, HbsAg, Gol
darah, GDA, Foto Thorax PA, dan Faal Hemostasis (Pasien Umum: PPT, APTT; Pasien
BPJS: CT,BT)
14. Pasien dengan kecurigaan HIV/AIDS di IGD yang indikasi MRS dialihrawatkan ke RSUD
saja karena resources RSMAD belum dapat melayani pasien dengan HIV/AIDS

SERBA-SERBI BPJS

1. Semua pasien BPJS yang tidak ada kriteria Emergency atau Gawat Darurat tidak bisa
memanfaatkan fasilitas BPJS di IGD, kecuali bila ada Rujukan dari Faskes tingkat 1
2. Pasien keracunan atau intoksikasi dengan sengaja tidak ditanggung BPJS
3. Pasien yang berobat karena cedera akibat hobi atau olahraga extreme tidak ditanggung
BPJS
4. Pasien BPJS yang emergency dan indikasi MRS namun menolak untuk dirawat inap dapat
dibuatkan SEP BPJS untuk rawat jalan dan penggantian biaya pemeriksaan
5. Pasien BPJS dengan diagnosis Susp. Tetanus dialihrawatkan ke RS lain saja karena kita tidak
punya ruang isolasi tetanus dan terkait BPJS, kecuali pasien naik kelas
6. Diagnosis GASTRITIS dan DISPEPSIA pada pasien BPJS rawat inap tidak dapat diklaim.
Gunakan diagnosis lain seperti GERD saja

5
CONTOH PENGISIAN ASESMEN IGD YANG BENAR DAN LENGKAP!

HALAMAN DEPAN
6
HALAMAN BELAKANG
7
8
1. ILMU PENYAKIT JANTUNG & PEMBULUH DARAH

Tips:
1. Bila menemukan pasien dengan keluhan sesak yang abu-abu antara penyakit jantung atau
paru lebih baik kalian lakukan foto radiologi (Thorax X-ray) dulu untuk menentukan
diagnosisnya!
2. Pertajam anamnesis & pemeriksaan fisik untuk menentukan sesak karena jantung atau
paru
3. HARAM hukunya menentukan diagnosis pasien saat ini dengan hanya melihat riwayat
penyakit pasien di status. Lakukan assesment ulang karena seringkali penyakit primer
yang mendasari keluhan saat ini berbeda. (Misal Riwayat di status CHF, tapi saat ini
sesaknya karena PPOK atau Efusi Pleura, dll.)
4. Bekali diri kalian dengan mempelajari EKG Dasar, sangat penting saat menghadapi
pasien jantung
5. Saat konsul per telepon dr. Hanafi sering sekali cepat saat memberikan advis, catat
dengan tepat dan hati-hati. Bila ragu konfirmasi ulang saat itu juga
6. Pasien dengan penyakit jantung apapun wajib di cek kan Kolesterol total, Trigliserida,
dan LDL

1. INFARK MIOKARD AKUT


a. Anamnesis: Nyeri dada tipikal (seperti terbakar di dada, diremas, ditindih benda
berat, menjalar sampai leher dan tangan kiri), keringat dingin, onset akut biasanya
durasi lebih dari 20 menit, RPD: sindroma metabolik
b. Pemeriksaan fisik yang khas: tidak ada yang khas
c. Pemeriksaan penunjang: EKG (Gambaran ST elevasi, New LBBB), Darah Lengkap,
Urine Lengkap, GDA, Foto Thorax, Kolesterol, LDL
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal
- CPG 4 tab telan  1x1 tab (maintenance)
- Aspilet 2 tab kunyah  1x1 tab (maintenance)
- ISDN 5 mg SL (bila nyeri dan TDS > 100mmHg) 3x1 tab (maintenance)
- Atorvastatin 20 mg 0-0-1
- Ranitidin 2x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Anti HT: Valsartan 2x 80 mg atau Amlodipin 1x10 mg kadang dua-duanya
(biasanya dr.Hanafi sering berubah-ubah ), bila rate tinggi pilihannya
Bisoprolol tablet 2,5 – 5 mg
- Pasang Kateter urine (syarat masuk ruang intensif)
- Masukkan ruang ICCU (kecuali px mencret/melena/TB Paru/Gangren
kontraindikasi ICCU RSM )
e. Terapi di ruangan: Biasanya terapi tetap seperti dari IGD

2. DECOMP CORDIS / CHF


a. Anamnesis: Sesak, pasien kadang gelisah, memberat bila aktivitas, ortopneu,
ngongsrong, terbangun dari tidur karena sesak, RPD: HT lama, ada riwayat penyakit
jantung sebelumnya
b. Pemeriksaan fisik: JVP meningkat, kaki udem, rhonki basah di lapang paru bawah
kadang diffuse dan bisa timbul wheezing bila menuju ke ALO, S1S2 irreguler bisa
terdengar gallop bila anda beruntung, ictus bisa terasa meningkat/terlihat

9
c. Pemeriksaan penunjang: EKG bisa bervariasi (Normal, LVH, AF, dll.), Darah
lengkap, Urine lengkap, GDA, Kolesterol, LDL, TG, Foto Thorax (Jelasss
Cardiomegalinya...)
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau NRM tergantung SpO2 pasien
- Infus Lifeline atau 7 tpm
- Lasix 1x1amp (1-0-0) bila udem atau sesak berat boleh 2x1 amp (1-1-0)
- Ranitidin 2x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Anti HT: kadang valsartan 2x80 kadang amlodipin 1x10 mg kadang bisoprolol
1x 2,5 – 5mg kadang lisinopril 1x10 mg kadang juga irbesartan 1x 300 mg, jadi
sesuai advis dr.Hanafi saja tapi kalo pengalamanku yang HR nya tinggi pilihan
pertama bisoprolol tablet
- Bila HR irreguler diberikan digoxin 1x1 tab atau tyarit 3x1
- Antasida 3x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Pasang Kateter
- Masukkan ICCU kecuali pasien mencret, kalo decomp biasa dan gak sesek bisa
masuk ruang biasa tapi pilihan pertama pasien jantung tetap ICCU
e. Terapi IGD biasanya lanjut, kadang diberikan albumin caps 3x1 untuk mengurangi
udem, letonal 1 x 100mg, allopurinol 3 x 100 mg

3. TAKIARITMIA (SVT, AF, A.Flutter, VT pulse)


a. Anamnesis: Berdebar-debar, pasien sering gelisah, kadang disertai sesak, badan
lemas, RPD: Riwayat penyakit jantung, HT, Sindrom metabolik
b. Pemeriksaan fisik: TD bisa tinggi/rendah, kadang terdengar rhonki bila disertai
decomp, yang jelas ya HR meningkat biasanya > 150x/m, ictus cordis
meningkat/terlihat
c. Pemeriksaan penunjang: EKG (AF, Flutter, VT, SVT), Darah lengkap, urine lengkap,
GDA, Foto thorax, profil lipid
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau NRM sesuai SpO2 pasien
- Infus RL/NS sesuai kebutuhan pasien
- Pasang Kateter
- Takiaritmia stabil:
- Bila tensi tinggi berikan bisoprolol tab 1x2,5-5 mg untuk menurunkan HR
- Bila tensi rendah berikan digoxin-tyarit full dose (2 tab digoxin+ 2 tab tyarit
ditelan langsung, kemudian dilanjutkan 1 tab digoxin dan 1 tab tyarit tiap 1 jam
selama 4 kali (4 jam)
- Setelah full dose sampai 4 jam atau max 6 tab digoxin dan 6 tab tyarit  apabila
rate sudah <110 maka stop! Lanjutkan digoxin 1x1 dan tyarit 3x1 di ruangan
- Bila sudah di fulldose dan sampai pemberian tablet digoxin-tyarit ke-6 HR tidak
turun maka dilakukan pemberian drip Kendaron (Amiodarone) 3 ampul dalam PZ
500 cc dengan kecepatan 10 tpm
- Takiaritmia tidak stabil (penurunan kesadaran, ALO, Hipotensi, nyeri
dada): Synchronized cardioversion mulai 100 joule!!
- Ranitidin 2x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Lasix 1x1 bila pasien sesak/udem
- Masuk ke ICCU kecuali pasien mencret/melena/TB Paru/Gangren
e. Terapi di ruangan: Biasanya melanjutkan terapi dari IGD

10
4. KRISIS HIPERTENSI
a. Anamnesis: Pusing, bisa sesak, bisa lemas, bisa gak ada keluhan juga hehe
tergantung dia termasuk yang HT emergensi atau urgensi, RPD: HT lama, sindroma
metabolik
b. Pemeriksaan fisik: Tidak ada yang spesifik yang jelas, TD tinggi biasanya >180/120
mmHg
c. Pemeriksaan penunjang: EKG (Bisa LVH, bisa RBBB, bisa normal, bisa OMI, dll.),
Darah lengkap, urine lengkap, GDA, Foto thorax, profil lipid
d. Terapi di IGD:
- O2 sesuai SpO2 pasien
- Captopril 12,5 – 25 mg SL, disarankan 12,5 mg dulu (Captopril lebih disarankan
daripada Nifedipine berdasarkan rekomendasi AHA)
- Bila TD tidak turun atau timbul gejala MRS kan saja
- Infus sesuai kebutuhan pasien
- Ranitidin 2x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Amlodipin 1x 5 mg
- Valsartan 2x 80 mg

5. EDEMA PARU AKUT


a. Anamnesis: Sesak, pasien kadang gelisah, memberat bila aktivitas, ortopneu,
ngongsrong, terbangun dari tidur karena sesak, RPD: HT lama, ada riwayat penyakit
jantung sebelumnya
b. Pemeriksaan fisik: JVP meningkat, kaki udem, rhonki basah di lapang paru bawah
kadang diffuse dan bisa timbul wheezing, S1S2 reguler/irreguler, ictus bisa terasa
meningkat/terlihat
c. Pemeriksaan penunjang: EKG bisa bervariasi (Normal, LVH, AF, SVTdll.), Darah
lengkap, Urine lengkap, GDA, Kolesterol, LDL, Foto Thorax (Gambaran Oedema
Pulmo)
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau NRM tergantung SpO2 pasien
- Infus Lifeline
- Lihat dulu ratenya, apabila tinggi disarankan oleh dokter Hanafi untuk kita
turunkan rate nya dulu sebelum kita berikan diuretik, bila tensi tinggi berikan
bisoprolol 2,5 mg dulu, namun bila tensi rendah lebih baik berikan digoxin-tyarit
(cara pemberian lihat tatalaksana decomp)
- Lasix 1x1amp (1-0-0) bila udem atau sesak berat boleh 2x1 amp (1-1-0)
- Ranitidin 2x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Anti HT: kadang valsartan 2x80 kadang amlodipin 1x10 mg kadang bisoprolol
1x 2,5 – 5mg kadang lisinopril 1x10 mg kadang juga irbesartan 1x 300 mg, jadi
sesuai advis dr.Hanafi saja tapi kalo pengalamanku yang HR nya tinggi pilihan
pertama bisoprolol tablet
- Bila HR irreguler diberikan digoxin 1x1 tab atau tyarit 3x1
- Antasida 3x1 (obat ga penting tapi buat tambahan aja)
- Pasang Kateter
- Masukkan ICCU kecuali pasien mencret, kalo decomp biasa dan gak sesek bisa
masuk ruang biasa tapi pilihan pertama pasien jantung tetap ICCU hehe
e. Terapi IGD biasanya lanjut, kadang diberikan albumin caps 3x1 untuk mengurangi
udem, letonal 1x 100mg, allopurinol 3 x 100 mg

11
6. BRADIARITMIA (AV Block grade 1, AV Block grade 2 tipe 1 dan 2, Total AV
Block)
a. Anamnesis: Pusing, bisa sesak, bisa lemas, bisa gak ada keluhan juga
b. Pemeriksaan fisik: Tidak ada yang spesifik, tergantung penyakit penyerta
c. Pemeriksaan penunjang: EKG (AV Block grade 1, AV Block grade 2 tipe 1 dan 2,
Total AV Block), Darah lengkap, urine lengkap, GDA, Foto thorax, Kolesterol-LDL
d. Terapi di IGD:
- O2 sesuai SpO2 pasien
- Infus RL life line atau maintenance lihat kondisi pasien
- Sulfas atropin 2 ampul tiap 30 menit maximal 10 ampul (beda dengan ACLS)
- Ranitidin 2x1
- Bila dengan sulfas atropin tidak membaik sebaiknya konsul ulang ke dokter
hanafi, bila gambarannya TAV kemungkinan advis rujuk ke Gambiran untuk
pasang pace maker
e. Terapi ruangan: Sama dengan terapi di IGD

7. CARDIAC ARREST
Sudah gak usah dijelasin lagi segera mulai RJP pasang AED atau monitor atau
defibrilator dan berikan obat-obatan sesuai algoritma ACLS (Yang belum ikut
ACLS makanya buruan daftar ikut! Penting!)

8. SYOK KARDIOGENIK
a. Anamnesis: Sesak, lemas, gelisah, tangan dan kaki dingin, keluar keringat dingin
kadang kesadaran composmentis-apatis, Riwayat sakit jantung (+)
b. Pemeriksaan fisik: Tensi rendah/Syok, Akral dingin, timbul rhonki bila sesak, dan
gejala primer dari penyakit jantung lainnya
c. Pemeriksaan penunjang: EKG, Darah lengkap, urine lengkap, GDA, Foto thorax,
Kolesterol-LDL
d. Terapi di IGD:
- O2 sesuai SpO2 pasien
- Infus RL challenge test 250 cc, bila tambah sesak dan syok tidak membaik
pikirkan kemungkinan syok kardiogenik
- Sebaiknya konsul segera ke dokter Hanafi
- Vascon 2 cc/jam dengan syringe pump
- Dopamin 0,5 cc/jam dengan syringe pump
- Ranitidin 2x1
e. Terapi ruangan: Sama dengan terapi di IGD

12
13
2. ILMU PENYAKIT PARU

Tips:
1. Bila menemukan pasien dengan keluhan sesak yang abu-abu antara penyakit jantung atau
paru lebih baik kalian lakukan foto radiologi (Thorax X-ray) dulu untuk menentukan
diagnosisnya!
2. Pertajam anamnesis & pemeriksaan fisik untuk menentukan sesak karena jantung atau
paru
3. HARAM hukunya menentukan diagnosis pasien saat ini dengan hanya melihat riwayat
penyakit pasien di status. Lakukan assesment ulang karena seringkali penyakit primer
yang mendasari keluhan saat ini berbeda. (Misal Riwayat di status CHF, tapi saat ini
sesaknya karena PPOK atau Efusi Pleura, dll.)
4. Bekali diri kalian dengan mempelajari EKG Dasar, sangat penting saat menghadapi
pasien paru
5. Pasien MRS dengan diagnosis Asma atau PPOK WAJIB dirawat di ruang HCU ASMA,
kecuali bila ruangan tersebut penuh
6. Setiap pasien paru wajib di cek DL, UL, SGOT/SGPT dan Foto Thorax (Jelas lah)

1. ASMA BRONKIALE
a. Anamnesis: Sesak mengi atau batuk yang bervariasi, kumat-kumatan terutama pada
dingin atauu malam hari, membaik secara spontan atau dengan obat-obatan, ada
riwayat atopi
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Wheezing ekspirasi atau inspirasi, retraksi dinding
dada, laju nafas meningkat, bila terlalu pasien sesak lebih nyaman dengan posisi
duduk
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, SGOT/SGPT, EKG (pada usia lebih dari 40
tahun), Foto Thorax (Untuk menyingkirkan DD lainnya)
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
- Nebulasi dengan ventolin + PZ atau ventolin + pulmicort atau ventolin +
pulmicort + bisolvon
- Observasi post nebulasi (bisa sampai 3 kali nebulasi) bila gejala mereda bisa di
rawat jalan dengan obat oral (antibiotic, antitusif/mukolitik, steroid, beta 2 agonis
oral), namun bila sesak tidak mereda MRS kan (Utamakan pesan kamar di HCU
Asma)
- Terapi MRS:
- O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
- IVFD RL asal netes / pelan
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST)
- Dexametason 3x1 amp
- Nebul ventolin : pulmicort 3x/hari
- Bila sesak hebat dapat ditambahkan drip aminofilin 1 - 1,5 ampul/ 24 jam dalam
infus kecepatan 10 tpm
- Codein 3x10 mg bila batuk
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD

14
- Bila pasien sangat sesak bisa diberikan ekstra Nairet (terbutalin ½ ampul
subkutan)

2. PPOK EKSASERBASI AKUT


a. Anamnesis: Sesak lama atau batuk, dahak berwarna putih-kuning kental, tidak
membaik secara spontan, riwayat perokok berat
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Bentuk dada khas (barrel chest), Rhonki basah kasar,
retraksi dinding dada, laju nafas meningkat, bila sesak terlalu pasien lebih nyaman
dengan posisi duduk
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG, SGOT/SGPT,Foto Thorax
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal 3 lpm
- IVFD RL asal netes / pelan
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST)
- Dexametason 3x1 amp atau Metilprednisolon 3x125 mg (bila gejala lebih berat)
- Bila sesak hebat dapat ditambahkan drip aminofilin 1 – 1,5 ampul/ 24 jam dalam
infus
- Nebul ventolin : pulmicort 3x/hari
- Codein 3x10 mg
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD
- Bila pasien sangat sesak bisa diberikan ekstra Nairet (terbutalin ½ ampul
subkutan)

3. TB PARU
a. Anamnesis: Batuk lebih dari 2 minggu, keringat malam, BB turun, demam naik turun
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Bentuk tubuh biasanya kurus, kadang terdapat rhonki atau
penurunan suara nafas/perkusi paru di lapang paru yang terkena
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia > 40 th), Foto Thorax, SGOT dan
SGPT (Penting bagi dr. Syahril, Sp.P untuk memulai terapi OAT)
d. Terapi awal di IGD:
- Pesan kamar isolasi
- O2 nasal /masker
- IVFD RL asal netes / pelan
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST)
- Nebul ventolin: pulmicort 3x/hari bila ada sesak
- Asam tranexamat 3 x 500 mg iv bila ada batuk darah / hemoptue
- Codein 3x10 mg
Catatan penting: untuk pasien TB sudah dalam pengobatan OAT yang MRS, sebaiknya
OAT yang biasa diminum di stop dulu sampai terbukti tes fungsi livernya normal
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD biasanya ditambahkan OAT

4. EFUSI PLEURA
a. Anamnesis: Sesak, kadang disertai batuk, anamnesis yang khas tidak ada biasanya
diagnosis ditegakkan setelah foto Thorax, bila efusi karena komplikasi TB paru akan
muncul anamnesis yang khas seperti pasien TB

15
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Bentuk tubuh biasanya kurus, kadang terdapat rhonki atau
penurunan suara nafas/perkusi paru yang redup di lapang paru yang terkena
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia > 40 th), Foto Thorax, SGOT dan
SGPT
d. Terapi awal di IGD:
- Selama penyebab efusi pleura nya belum tegak dipesankan kamar isolasi saja bila
curiga penyebab utama TB dd Massa paru
- O2 nasal /masker
- IVFD RL asal netes / pelan
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST)
- Codein 3x10 mg
- Posisi setengah duduk
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD biasanya dilakukan tindakan pungsi pleura oleh
dokter Syahril, Sp,P

5. HEMOPTUE MASIF
a. Anamnesis: Batuk darah, darah warna segar (bila warna hitam curigalah hematemesis),
biasanya disetai buih, dikatakan massif bila jumlah lebih dari 600 cc/24 jam. biasanya
diagnosis primer ditegakkan setelah foto Thorax, bila hemoptue karena komplikasi TB
paru akan muncul anamnesis yang khas seperti pasien TB. Penyebab hemoptue paling
sering di RSM adalah TB paru, Massa paru, dan bronkiektasis
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Bentuk tubuh biasanya kurus (pada pasien TB), kadang
terdapat rhonki atau penurunan suara nafas/perkusi paru yang redup di lapang paru yang
terkena
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia > 40 th), Foto Thorax, SGOT dan
SGPT
d. Terapi awal di IGD:
- Selama penyebab hemoptue nya belum tegak dipesankan kamar isolasi saja
- O2 nasal /masker
- IVFD RL 14 tpm
- Asam tranexamat 3 x 500 mg iv
- Bila sesak beri nebulasi ventolin+pulmicort
- Codein 3x10 mg
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD biasanya diberikan tambahan terapi sesuai dengan
penyebab primer hemoptue

6. PNEUMONIA
a. Anamnesis: Batuk sesak dan demam, Demam biasanya akut. Batuk berdahak warna
putih kental sampai kekuningan. Kadang pasien juga mengeluh nyeri dada yang tidak
spesifik. RPD: Merokok atau terkena paparan asap polusi, dll.
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Suhu tubuh tinggi, kadang terdapat rhonki atau penurunan
suara nafas/perkusi paru yang redup di lapang paru yang terkena
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia > 40 th), Foto Thorax, SGOT dan
SGPT
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal /masker

16
- IVFD RL 14 tpm
- Ceftriaxon 2x1 gram (ST), antibiotic pakai golongan sefalosporin dulu saja
- Nebul ventolin : pulmicort bila sesak
- Codein tablet 3x10 mg
- Paracetamol tablet 3x500 mg
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD, Biasanya bila memang benar pneumonia tanpa ada
TB paru antibiotic oleh dr.Syahril,Sp.P diganti Levofloxacin 1x500 mg tablet
atau infus

17
18
3. ILMU PENYAKIT DALAM dr. Munir Sp.PD

dr. Munir, Sp.PD


1. Terapi biasanya simpel dan sesuai gejala saja
2. Tidak suka pemberian antrain/santagesik/metamizole dari IGD karena menurut
beliau tingkat alergi obatnya masih tinggi. Beliau lebih suka paracetamol tablet bila
pasien panas atau nyeri
3. Tidak suka pemberian ranitidin dari IGD bila tidak ada indikasi (Nyeri perut)
4. Tidak suka pemberian ondansetron untuk mual atau muntah. Beliau lebih suka
Metoklopramid tablet
5. Beliau tidak suka kita boros pemeriksaan penunjang pada pasien BPJS. Pasien interna
yang umum (febris, DM, anoreksia, GEA, GERD) cukup di cek DL, UL, GDA, dan
EKG saja
6. Hindari pemberian obat sirup yang tidak perlu atau tak ada indikasi
7. Pasien BPJS dengan gastritis tidak diterima untuk rawat inap, gunakan diagnosis lain
yang mendukung (ex: GERD arahkan anamnesis dengan keluhan dada terasa panas dan
terbakar, jangan lupa beri terapi omeprazole tablet 2 x 20 dan anti muntah wajib ada)
8. Pasien dm, cva, penurunan kes demam > 40 derajat  pamol sup > 500 mg

1. DM Hiperglikemia
a. Anamnesis : polidipsi, poliuri, polifagi, bb turun cepat, kesemutan, gatal di daerah
genital, keputihan, infeksi sulit sembuh, bisul hilang timbul, cepat lelah, mudah
ngantuk, lemes
b. Pemeriksaan Fisik: akral dingin, striae
c. Pemeriksaan Penunjang: GDA > 250 mg/dl
d. Terapi di UGD :
1. Bila anoreksia atau ada gejala dehidrasi Loading dulu PZ 500 cc baru cek GDA
Ulang untuk acuan RCI. Bila tidak ada dehidrasi Cairan RL tetesan maintenance
tidak perlu diloading
2. Regulasi cepat indikasiny ( DM sepsis preop, gang vascular, pro amputasi, ima,
semua DM ranap dg GDA > 250 mg/dl). Rumus N-1 x 4 IU (ex: GDA 300 maka
3-1 = 2 x 4 IU) TIAP JAM, kemudian dicek sampai GDA mendekati 250 mg/dl.
(setiap 4 IU menurunkan GDA 50 – 75 mg/dl)
3. Terapi lain mengikuti keluhan penyerta
e. Terapi di Ruangan : diteruskan dengan regulasi cepat subkutan dosis pemeliharaan
rumus 3 x 2N (ex: GD 289 mg/dl  3 x (2x2) = 3 x 4 IU (actrapid)

2. Sepsis
a. Anamnesis : berdebar, panas, mengantuk, penurunan kesadaran
b. Pemeriksaan Fisik : temp > 38,3 hippotermia < 36 ; takipnea, altered mental status,
hipergllikemia > 140 tanpa riw DM, takikardi HR> 90, hipotensi < 90, MAP < 70,
tanda syok, dll (baca di SSC 2012)
c. Pemeriksaan Penunjang : leukositosis > 12.000, LEUKOPENIA < 4000, led me,
urine < 0,5 ml/kg/24 jm, plt< 100.000
d. Terapi di UGD :
1. Rehidrasi cairan kristaloid 20 ml/kg selama 5 – 10 mnt (Bisa 1-2 Flash dulu),
bila setelah Rehirasi belum naik MAP nya bisa ditambahkan dopamin oplos
dalam PZ start mulai 8 tpm
19
2. Koreksi hipo/hiperglikemi
3. Ceftriaxone 2 x 1
4. Pamol tab 3 x 1
5. Bila penurunan kes / kaku kuduk konsul sp.s
e. Terapi di Ruangan : levofloxacin 1 x 1

3. DM Hipoglikemia
a. Anamnesis : lemas, keringat dingin, tidak sadar
b. Pemeriksaan Fisik : hipotensi, akral dingin, takikardi alert mental status
c. Pemeriksaan Penunjang : GDA dan DL
d. Terapi di UGD :
1. O2 nasal
2. D 40 % 2 flash (lihat gda  1 2 3)  cek gda
3. Inf D 10 % 20 tpm ( 8 jam /klof)
e. Terapi di ruangan : Terapi di ruangan : bila GDA tidak naik2 cenderung hipo terus
 extra dexametason inj 2 ampul, bila GDA sudah meningkat > 100 infus D5

4. Hematemesis Melena (ec gastritis Erosif, sirosis)  anemia e.c perdarahan


kronis/anemia gravis
a. Anamnesis : BAB hitam seperti petis, muntah darah dalam waktu lama > 1 minggu
b. Pemeriksaan Fisik: konjungtiva anemis, nt epigastrium, kuku sianosis, nice to do 
RT untuk memastikan beneran melena/hematosezia
c. Pemeriksaan Penunjang: DL CITO, Cek Albumin/Globulin, Cek OT/PT
d. Terapi di UGD :
1. NS 20 tpm (lihat2 penyakit penyerta)
2. Transfusi bila HB <8mg/dl  bila HB dibawah 6 sebaiknya konsul lagi dari
UGD  perawat ruangan tenang gak kemrungsung. Biasanya ex: hb 6,9 dr
munir pesan 2 kolf/hari itu sudah cukup
3. Asam traneksamat injeksi 3x500 mg
4. Ranitidin inj 2x1 amp
5. P.o Sukralfat syr 3x1 cth (bila curiga gastritis erosive)
e. Terapi di Ruangan: biasanya ditambah hp pro 2x1 jika curiga sirosis (tergantung lab
penyerta di ruangan misal Albumi/globulin, OT/PT)

5. GGK
a. Anamnesis : sesak, mual, muntah,
b. Pemeriksaan Fisik : edema, anemia, rh, TD tinggi
c. Pemeriksaan Penunjang : hb, bun sc
d. Terapi di UGD :
1. Pro HD : Transfusi PRC 2 Kolf/Hr (konsul dulu), pasang fenvlon atau infus pz
2. O2 nasal/nrm tergantung sp02, Lasix 1x1, sukralfat 3 x 1, omeprazole 2 x 1
3. Meylon nabiq 50 meq dlm 500 cc pz kecepatan 7 tpm
4. Biasanya bila rujukan HD rutin, pasien stabil terapi hanya transfusi PRC dan
cairan infus saja. Bila pasien dating. WAJIB KONSUL untuk konfirmasi dan
mengetahui jumlah kantong darah yang kita pesan di BDRS
5. Untuk pasien dengan kemungkinan HD CITO (Keluhan penurunan kesadaran,
sesak, vital sign tidak stabil  WAJIB PERIKSA BUN SC dan KONSUL
BELIAU)
20
e. Terapi di Ruangan : Asam folat 3x1

6. GEA
a. Anamnesis : diare lender/darah, panas, mual, muntah
b. Pemeriksaan Fisik : tanda syok/dehidrasi? (takikardi, takipnea, hipotensi, mata
cowong, produksi urin? Akral dingin Dll), bu meningkat, meteorismus, hipertemia,
nt ulu hati
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, UL,
d. Terapi di UGD :
1. Rehidrasi cairan bila dehidrasi 500 cc RL
2. RL maintenance 20 tpm
3. Ranitidine 2 x 1
4. Sukralfat 3 x cth1
5. Biodiar 3 x 1
6. Levofloxacin 1 x 1
7. Pamol 3 x 1 k/p
e. Terapi di ruangan : menyesuaikan keluhan

7. DHF
a. Anamnesis : panas tinggi, naik turun, nyeri perut, mual muntah
b. Pemeriksaan Fisik : ptekia, syok dengue?, hiper/hipotermia, hepatomegaly?, nt
uluhati
c. Pemeriksaan Penunjang : DL (trombositopenia, leukopenia) UL
d. Terapi di UGD :
1. Asering/RL 20 tpm
2. Ranitidine 2 x
3. Pamol 3 x 1 k/p
4. Ceftriaxone 2 x 1
5. Metoklorpramid tab 3 x 1 prn muntah

8. TF
a. Anamnesis : panas tinggi t u malam hari, konstipasi/diare, nyeri perut
b. Pemeriksaan Fisik: tifoid tounge, hipertermia, lien sufner, nt epigastrium bu
meningkat/menurun, akral dingin, meteorismus
c. Pemeriksaan Penunjang : DL (Lekositosis biasaya) UL, Widal ≥ 1/160, igM
salmonella +
d. Terapi di UGD :
1. RL 20 tpm
2. Ceftriaxone 2 x 1
3. Ranitidine 2 x 1
4. Metoklorpramid 3 x 1
5. Biodiar 3x 1 bila diare
6. Pamol tab 3 x 1 prn
e. Terapi di Ruangan : levofloxacin 1x1, sesuai keluhan

9. ISK
a. Anamnesis : panas, anyang anyangkan bak perih panas, nyeri RLQ/LLQ tembus
blakang/pinggang, mual, muntah
b. Pemeriksaan Fisik : hipertermia, nyeri ketok cva d/s, nyerei tekan RLQ/LLQ
21
c. Pemeriksaan Penunjang : DL,UL (lekosit +, bakteri > 10 lpb)
d. Terapi di UGD :
1. PZ 20 tpm
2. Ceftriaxone 2 x1
3. Metoklorpramid 3 x 1 prn muntah
4. Ranitidine 2 x 1
5. RAJAL : Ciprofloxacin 2 x 1, pamol 3 x 1, spasminal 3 x 1
e. Terapi di ruangan : levofloksasin 1 x 1, sesuai keluhan

10. Ulkus/Abses DM + Gangren DM


a. Anamnesis : kaki terasa panas, kemeng
b. Pemeriksaan Fisik : selullitis DM/gangren
c. Pemeriksaan Penunjang : GDA dan DL
d. Terapi di UGD :
1. Rawat luka
2. Cairan
3. Ceftriaxon 2x1
4. P.o Parasetamol 3x1
5. P.o aspilet 1x1
6. LAB: DL,UL,GDP,LED
7. Terapi di Ruangan: menyesuaikan hasil lab terakhir

11. Intoksikasi Alkohol (Metanol)


a. Anamnesis : riwayat penggunaan alcohol Oplosan, muntah, diare, lemas,
penurunan kesadaran
b. Pemeriksaan fisik : pupil midriasis, keringat dingin, tidak sadar
c. Pemeriksaan penunjang : DL, UL, OT, PT, BUN, SC
d. Terapi di ugd :
1. PZ 20 tpm, bila td rendah loading 1000
2. Drip nabiq 50 meq dalam pz 500 cc
3. Segera konsul ke dr.Munir SpPD untuk HD CITO
e. Terapi di ruangan :
1. HD cito

12. Intoksikasi Organofosfat


a. Anamnesis : heteroax bila px tidak sadar, riwayat terpajan insektisida bau khas (
baygon, diazinom, diklorfos, malation dll, pastikan terminum/tersiram, keringat >>,
mulut penuh busa, px tidak sadar, muntah, diare
b. Pemeriksaan Fisik : hipotensi, hipetermia, pupil pin poin
c. Pemeriksaan Penunjang : GDA dan DL
d. Terapi di UGD :
1. Rl 20 tpm
2. Sulfas atropine 8 amp  2 ampul/5 menit  observasi
3. Ranitidine 2 x 1
4. Pasien disuruh keramas dan lepas semua baju yang terkena racun atau
muntahan
e. Terapi di Ruangan : menyesuaikan klinis

22
13. Kecurigaan B-24
a. Anamnesis: Diare 5 bulan lamanya, sariawan, badan kurus, nafsu makan
menurun, kulit gatal2, riw pekerjaan XXX semua keluhan dalam rentang waktu
kronis. Meskipun RSM tidak kompatibel dengan pasien B-24, namun apabila
suatu kondisi tertentu yang harus menerima px tersebut, usahkan konsul DPJP
terlebih dahulu
b. Pemeriksaan fisik: kandidiasis oris, pruritus, pneumonia, limfadenopati reg coli,
underweight, dll
i. GEJALA MAYOR
Penurunan BB > 10 %
Diare kronik > 1 bulan
Demam lebih dari 1 bulan ( konntinyu atau intermiten)
ii. GEJALA MINOR
Batuk > 1 bulan
Dermatitis pruritic umum
Herpes zoster recurrens
Kandidiasis orofaring
Limfadennopati generalisata
Herpes simpleks diseminata yang kronnik progresif
Paling sedikit 2 gejala mayor 1 gejala minor dan tidak ada sebab
immunosupresi lain spt kanker, malnnutrisi bera,, Pemakaian steroid
jangka panjang __DEWASA
c. Pemeriksaaan penunjang: DL (peningkatan di limfosit)
d. TERAPI di UGD
1. RUANG BIASA
2. Ceftriaxon 2 x 1
3. Tetracicylnn caps dibuka dicapur air buat kumur
4. Pamol tab 3 x 1
5. Metronidazole tab 3 x 1
6. Ketoconazole tab 2 x 1
7. Konsul VCT

ILMU PENYAKIT DALAM tambahan dr. Intan Sp.PD & dr. Imam Sp.PD

dr. Intan Sp PD
1. Semua pasien DM dengan umur berapa pun wajib EKG, GDA dan foto thorax
2. Semua pasien beliau yang di ruangan bila ada keluhan baru yang kritis (Contoh:
Hipotensi, dll) wajib dikonsulkan, jangan terburu-buru diterapi sendiri
3. Bila konsul per telpon usahakan yang runtut mulai dari anamnesis lanjut pemeriksaan
fisik yang penting lanjut hasil lab yang penting, jangan loncat2
4. Prinsipnya kalau mau masukkin pasien pas jadwal jaganya dr Intan SpPD, terapi cukup
simptomatis saja
5. Obat diare seringnya pake Lodia tab

1. Klinis Pneumonia + Selulitis


o Anamnesis: pasien kiriman dari poli, usia dewasa, keluhan khas pneumonia dan
selulitis
o Pemeriksaan fisik: dbn
23
o Lab: pro cek DL, GDA, SGOT, SGPT, foto thorax, EKG
o Diagnosis: Klinis pneumonia + Selulitis
o Terapi:
 Inf RL 20 tpm
 Inj. Ceftriaxone 2x1 gr, skin test
 Inj. Ranitidine 2x1 amp
 Ambroxol 3x1
 Sucralfat syr 3x1C
 Diet lunak
 Rawat luka
 O2 2 lpm

2. Encefalopati Uremikum + HT + DM + GGK


o Anamnesis: pasien penurunan kesadaran, riwayat DM tidak terkontrol
o Pemeriksaan fisik:
 GCS 1-1-1
 TD 160/80; t 37 C; RR 20; N 84
 Lain-lain dbn
o Lab:
 DL
 UL
 GDA
 BUN SC
 SE
 EKG
 Foto thorax
o Diagnosis: Encefalopati Uremikum + HT + DM + GGK
o Terapi:
 Dari IGD hanya infus, antibiotik (pake Ceftriaxone), simptomatis
 Pro konsul dr Intan SpPD
 Inf Pz 7 tpm
 Inj Ceftriaxone 2x1 gr
 Inj Ranitidine 2x1 amp
 Inj Lasix 1x1 amp
 Lantus 10-0-0/sc
 Amlodipin 1x10 mg
 CaCO3 3x1
 Asam folat 3x1tab
 Nabic 3x1 tab, bila drip pakenya drip 50-75 meq
 Alloprinol 1x300 mg
 Diit susu GGK 4x100 cc

dr. Imam SpPD


1. Dokter Imam lebih fleksibel, bila pas di IGD ada pasien sulit dikonsulkan saja, bila tidak
cukup simptomatis
2. Kebiasaan lainnya hampir sama seperti dr Munir SpPD
3. Antibiotik suka pake Ceftriaxone
4. Terapi DM-nya bervariasi, jdi dri IGD bila GDA ny memang tinggi cukup regulasi dulu
aj, sisanya dikonsulkan pas di ruangan
24
5. Obat diare biasanya pake Lodia

1. DM + Dyspepsia
o Inf RL
o Inj Ranitidin 2x1
o Sucralfat syr 3x1C
o Novorapid 3x6 IU sc
o Glucobet ½- ½ -0
o
2. Melena
o Inf PZ
o Inj Ceftriaxone 2x1 gr skin test
o Inj Ranitidin 2x1
o Lactulose syr 1x1C
o
3. DM + HT + Delirium
o Inf RL
o Inj Ceftri 2x1
o Inj Ranitidine 2x1
o Amlodipine 1x10 mg
o Clobazam 0-0-1
o Valsartan 1x80 mg
o Konsul saraf

4. Intoksikasi alkohol
o Inf PZ
o Inj Ranitidine 2x1 amp
o Inj Ondansentron 3x1 amp
o Bila sesak di-drip Nabic, biasanya 50 meq
o Kalau perlu HD dikonsulkan ke dr Munir SpPD

25
26
4. ILMU PENYAKIT SYARAF

Tips:
1. Terapi biasa dr. Priyadi adalah Citicolin 2x1, Lapibal 2x1
2. Bila pasien kalian diagnosis dengan Vertigo lebih baik ditulis sebagai Cephalgia di status
pasien (Terkait BPJS) tapi semua terapi tetap sama seperti terapi pasien Vertigo
3. Jauhi diagnosis sampah seperti Penurunan kesadaran (Penkes) atau Decrease of
Consciousness (DOC) lebih baik langsung tembak ke Stroke Hemoragik, Stroke non
hemoragik, dll.
4. Untuk pasien CVA yang tidak stabil lebih baik di masukkan HCU stroke atau ICCU dari
IGD

1. CVA infark
a. Anamnesis : Lemah separuh badan, nyeri kepala, bicara pelo, terasa kesemutan
separuh badan
b. Pemeriksaan Fisik: GCS, TTV (terutama tensi), Status neurologi (motoric, sensorik,
reflek patologis, reflek fisiologis, nervus cranialis V dan VII)
c. Pemeriksaan Penunjang: DL, UL
d. Terapi di UGD :
- Inf RL tetesan maintenance (menyesusaikan tensi)
- Inj Lapibal 1 x 1
- Inj Citicolin 2 x 1 (syarat tensi systole di atas 100)
- P.O amlodipine 1 x 5 mg (jika hipertensi)
e. Terapi di Ruangan :
- Inj ceftriaxone 2 x 1 g (jika leukositosis)

2. CVA Hemoragik
a. Anamnesis: Penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual dan muntah proyektil (krn
peningkatan TIK), kejang
b. Pemeriksaan Fisik: GCS, Meningeal sign, pupil isokor / anisokor, TTV (terutama
tensi), Status neurologi (motoric, sensorik, reflek patologis, reflek fisiologis, nervus
cranialis )
c. Pemeriksaan Penunjang: DL, UL
d. Terapi di UGD :
1. O2 nasal ato NRBM tergantung SpO2
2. Inf RL tetesan maintenance (menyesusaikan tensi)
3. Inj Lapibal 1 x 1
4. Inj Citicolin 2 x 1 (syarat tensi systole di atas 100)
5. Inf Manitol 4 x 125 cc (sesuai advise dr.Pri, jika klinis muntah >>>, dan liat
pupil)
6. Inj Diazepam ½ amp IV masuk perlahan
e. Terapi di Ruangan : sesuai klinis panas diberikan anti piretik

3. Vertigo (diagnosis IGD chepalgia terkait masalah plafon)


a. Anamnesis : pusing berputar karena perbahan posisi, mual, muntah >>>
b. Pemeriksaan Fisik : TTV, test nervus cranialis VIII, nystagmus test
c. Pemeriksaan Penunjang : GDA dan DL
d. Terapi di UGD :
27
4. Inf RL maintanance
5. Inj. Ranitidin 2 x 1
6. P.O Mertigo SR 2 x 1 tab
7. P.O Dimnehidrinat 3 x ½ tab
8. Tx lain sesuai klinis
e. Terapi di ruangan : tx sesuai klinis

4. Meningitis (inflamasi dari membrane meningen dan CSF pd otak dan spinal cord
akibat infeksi bacterial dan viral)
a. Anamnesis : Panas badan, nyeri kepala, kejang, leher terasa kaku
b. Pemeriksaan Fisik: TTV terutama temp, meningeal sign / kaku kuduk, motoric,
sensorik
c. Pemeriksaan Penunjang: DL,
d. Terapi di UGD :
- O2 nasal
- Inf NS 20 tpm (lihat2 penyakit penyerta)
- Inj Ceftriaxone 2 x 1 g
- Inj Diazepam ½ amp jika kejang
- P.O Sanmol 3 x 500 mg
e. Terapi di Ruangan : sesuai klinis

5. Epilepsi / Konvulsi
a. Anamnesis : kejang, nyeri kepala,
b. Pemeriksaan Fisik : TTV, status neurologi
c. Pemeriksaan Penunjang : DL
e. Terapi di UGD :
- Inf RL 20 ttpm
- Inj diazepam ½ amp jika kejang
- P.O Clofitis 2 x ½ tab
f. Terapi di Ruangan : sesuai klinis

6. Cefalgia
a. Anamnesis : Nyeri kepala terasa berdenyut, berat di tengkuk, atau kepala terasa di
ikat
b. Pemeriksaan Fisik : TTV dan status neurologi
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, UL,
d. Terapi di UGD :
- Inf RL maintenance 20 tpm
- Inj Ranitidine 2 x 1
- Inj Lapibal 1 x 1
- PO sanmol forte 2 x 1
- PO Cataflam 2 x 50 mg prn
- PO Alprazolam 2 x ½ tab (opsional atau sesuai advise dr. Priyadi)
e. Terapi di ruangan : menyesuaikan keluhan

7. LBP dd HNP
a. Anamnesis : Nyeri punggung menjalar ke paha atau pantat, terasa nyeri ketika
mengangkat berat dan beraktifitas

28
b. Pemeriksaan Fisik : TTV, status neurologi (test lasseque)
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, UL
d. Terapi di UGD :
6. Inf RL
7. Inj. Lapibal 1 x 1
8. Inj Ranitidin 2 x 1 amp
9. PO meloxicam 2 x 1 tab (opsional)

29
30
5. ILMU BEDAH UMUM

1. Peritonitis Akut
a. Anamnesis
Nyeri perut, mual, muntah, BAB mencret/tidak bab, tidak flatus, demam.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, nyeri tekan hampir di seluruh lapang abdomen, Defans
muskular +, pekak hepar hilang, bising usus menurun, febris, takikardi, RT : nilai
TSA, Feses, ampula recti, Mukosa, Suhu meningkat
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax, BOF, LLD
d. Terapi Awal di IGD
-O2 nasal bila sepsis
-Pasang NGT bila distended
-RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum, -BPJS Ceftriaxon 2x1, Umum Starxon 2x1)
-Metronidazol infus 3 x 500
-Santagesic 3 x 1
-Ranitidin 2x1.
-Kateter foley
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

2. Appendisitis Akut
a. Anamnesis
Nyeri perut bawah kanan, nyeri berpindah dari tengah ke kanan bawah, mual,
muntah, BAB normal, demam
b. Pemeriksaan Fisik
Lakukan skoring ALVARADO.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL, UL, Lab Pre OP. Radiologi : BOF, USG
d. Terapi Awal di IGD
-Konsul DPJP
-RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum)
-Metronidazol infus 3 x 500mg
-Santagesic 3 x 1.
-Ranitidin 2x1.
e. Terapi ruangan
Sesuai Advice DPJP

3. Ileus obstruktif
a. Anamnesis
Nyeri perut, mual, muntah, BAB mencret/tidak bab, tidak flatus, demam.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, nyeri tekan hampir di seluruh lapang abdomen, bising usus
meningkat, febris, takikardi, RT : nilai Feses, ampula recti, Mukosa, Suhu
c. Pemeriksaan Penunjang
31
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax,BOF, LLD
d. Terapi Awal di IGD
-O2 nasal bila sepsis
-Pasang NGT bila distended
-RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum, -BPJS Ceftriaxon 2x1, Umum Starxon 2x1)
-Metronidazol infus 3 x 500
-Santagesic 3 x 1
-Ranitidin 2x1.
-Kateter foley
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

4. Hernia Inkarserata & Non inkaserata


A. HERNIA INKARSERATA
a. Anamnesis
Benjolan tidak dapat keluar masuk, Nyeri perut, mual, muntah, BAB mencret/tidak
bab, tidak flatus, demam.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, nyeri tekan hampir di seluruh lapang abdomen, bising usus
meningkat, febris, takikardi, RT : nilai Feses, ampula recti, Mukosa, Suhu
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax
d. Terapi Awal di IGD
-O2 nasal bila sepsis
-Pasang NGT bila distended
-RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum, -BPJS Ceftriaxon 2x1, Umum Starxon 2x1)
-Metronidazol infus 3 x 500
-Santagesic 3 x 1
-Ranitidin 2x1.
-Kateter foley

e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

B. HERNIA NON INKARSERATA


Pasien diberikan advis bahwa penyakit tidak gawat darurat dan di sarankan ke poli bedah
untuk direncanakan operasi. Bila hernia hanya irreponible observasi dulu di IGD injeksi muscle
relaxant dan tidur posisi trendelenburg biasanya 70% kembali masuk

5. Tumor Abdomen
a. Anamnesis
Benjolan pada bagian abdomen sejak lama, semakin lama semakin membesar,
biasanya di sertai gangguan gastro intestinal.
b. Pemeriksaan Fisik
Teraba massa Intra abdomen.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax
32
d. Terapi Awal di IGD
-RL loading maintenance 20 tpm
-Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum, BPJS Ceftriaxon 2x1, Umum Starxon 2x1)
-Santagesic 3 x 1
-Ranitidin 2x1
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

6. Ca Mammae
a. Anamnesis
Benjolan pada payudara sejak lama/ riwayat kemoterapi.
b. Pemeriksaan Fisik
Benjolan pada payudara.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL maintenance 20 tpm, terapi simptomatik.
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.
NOTE : kita tidak melayani operasi Ca, karena harus d rujuk ke RS tipe A, kita
hanya
Melayani sebatas paliatif care sesuai symptoms/ perbaikan Keadaan Umum

7. Trauma thorax (tension pneumothorax, hematothorax, flail chest)


a. Anamnesis
Nyeri dada, Sesak, post trauma.
b. Pemeriksaan Fisik
Thorax : Inspeksi : dada Asimetris, Auskultasi : vesikuler menurun/tidak ada, perkusi
Hipersonor (pnumothorax), Redup (Hematothorax). Palpasi : deformitas os costae.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL. Radiologi : Thorax
d. Terapi Awal di IGD
RL maintenance 20 tpm, O2 3-4 lpm, Santagesic 3 x 1, Pada tension pneumothorax
Thoracosintesis ICS 2 linea mid clavicula, bila hematohorax lakukan pemasangan
WSD. Sebaiknya segera konsul DPJP
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

8. Snake Bite
a. Anamnesis
Post tergigit Ular, Nyeri, sesak nafas/tidak, lemas/tidak, pusing/tidak sianosis/tidak.
b. Pemeriksaan Fisik
Luka bekas gigitan, Edem/tidak, bula/tidak,
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum), Santagesic 3 x 1.
SABU drip 1 vial dalam 500cc kecepatan 40-60 tpm, immobilisasi regio yang
tergigit (bidai, spalk, dll).
33
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

9. Trauma abdomen
a. Anamnesis
Nyeri perut, post trauma, mual, muntah
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, nyeri tekan hampir di seluruh lapang abdomen, Hematom pada
daerah trauma
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL loading 1000 cc maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum),
Santagesic 3 x 1, Ranitidin 2x1, Pasang Kateter urine. Lakukan USG FAST. Lapor
DPJP
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

10. Tetanus
a. Anamnesis
Demam, anggota badan kaku, mulut kaku.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen distended, trismus. Ada luka port de entri, kaku kuduk
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
Masukkan di ruang isolasi tetanus
Bila pasien BPJS yang tidak naik kelas (Dirujuk ke RS Lain saja)
Bila pasien Umum atau BPJS yang bersedia naik kelas bisa di MRS kan
RL maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum), Santagesic 3 x 1.
Dr. Fitrah: Inj. Tetagam 6000 iu
Dr. Edo: Inj. ATS 20.000 iu selama 10 hari, drip Diazsepam 3 ampul dalam PZ 500
cc dengan kecepatan 20 tpm
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

11. Combustio
a. Anamnesis
Luka bakar pada bagian tubuh.
b. Pemeriksaan Fisik
Nilai combustio sesuai derajat dan luas.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL loading sesuai derajat luka bakar, maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien
BPJS/umum), Santagesic 3 x 1.
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

34
12. Hemorroid
a. Anamnesis
Bab bercampur darah, riwayat BAB sulit, Benjolan keluar dari dubur (externa)
b. Pemeriksaan Fisik
Periksa gr hemoroidnya, bila masih di bawah gr 4, advis pasien untuk masuk melalui
poli bila tidak ada kegawatan.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL, Lab Pre OP. Radiologi : Thorax
d. Terapi Awal di IGD
RL maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum) , Santagesic 3 x 1.
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

13. Selulitis non DM


a. Anamnesis
Nyeri pada salah satu extremitas, nyeri dirasakan terus menerus, bagian yg sakit
membengkak selama beberapa hari dan semakin membesar.
b. Pemeriksaan Fisik
Extremitas edem, hiperemis, perbedaaan suhu dari extremitas yg sehat, nyeri tekan.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DL,UL
d. Terapi Awal di IGD
RL maintenance 20 tpm, Antibiotik (sesuai pasien BPJS/umum) , Santagesic 3 x 1,
Ranitidin 2 x 1
e. Terapi ruangan
Sesuai advis DPJP.

35
36
6. ILMU PENYAKIT ANAK

Tips:
1. Untuk kasus anak memang agak sulit, apabila kalian ragu lebih baik tanya saja
kepada dokter jaga!
2. Pasien anak jangan gampang dipulangkan dari IGD bila kalian belum benar-benar yakin
(Misal hiperpireksia, GEA, Vomit) lebih baik observasi dulu dan cek pemeriksaan
penunjang lainnya. Bila masih ragu lebih baik MRS kan saja
3. Tingkat komplain pada pasien anak cukup tinggi jadi hati-hati
4. Pelajari buku WHO, Indikasi cairan rumatan dan jenis-jenisnya, cairan rehidrasi dan
jenis-jenisnya, Tatalaksana Kejang pada anak dll.
5. Pelajari dosis obat pada anak dan macam-macam sediannya
6. Bila kasus sulit atau pasien gawat segera konsulkan ke dokter spesialis anak
7. Untuk pasien anak yang memerlukan antibiotic sebaiknya konsul dulu karena antibiotic
di ruangan sering diganti oleh DPJP. Saat di ugd tangani dulu kegawatannya.. misalkan
dehidrasi nya d atasi dulu, sesaknya, hiperpireksianya, mual muntahnya juga diatasi

Perlu Diingat !
Jadwal Konsul dr. Nieken Minggu-Rabu
Jadwal Konsul dr. Dewi Kamis-Sabtu
Jangan lupa nimbang pasiennya dulu
Semua pasien kejang atau dibawah 1 tahun fardhu „ain MRS
Selalu resepin MEDICUT/SURFLO/VENFLON NO 24

1. Bronkhopneumonia

 Anamnesis: Batuk, Sesak (Apalagi kalo RR>40), Demam (Trias Pneumonia)


 Pemeriksaan Fisik: TTV , Pemeriksaan Toraks Paru (Liat pergerakan dinding dada, stem
fremitus, Rhonki)
 Pemeriksaan Penunjang: Foto Thorax PA (AP juga bole, cari patchy infiltrate)
 Terapi di UGD :
 Infus sesuai holiday-segar
 Inj Antipiretik (dr. Nieken sukanya antrain, dr. Dewi sukanya parasetamol inf)
 Inj Antibiotik broad spectrum (Ingat!!! Jangan sekali sekali ngasi kuinolon)
 P.O Obat Batuk sesuai selera
 Terapi di Ruangan :
 Inj ceftriaxone 2 x 1 g (jika leukositosis)

6. Infeksi Dengue Virus


a. Anamnesis: Demam tinggi mendadak sekitar 2-7 hari, nyeri sendi, nyeri di sekitar
mata
b. Pemeriksaan Fisik: Rumple Leede, Ptechiae
c. Pemeriksaan Penunjang: DL (Trombositopenia , Hct/ PCV ini poin pentingnya, DHF
apabila ada peningkatan 20% dari nilai standar ATAU penurunan 20% setelah
pemberian cairan). Kalo px nya anaknya yang punya pabrik tahu kediri boleh ngecek
NS-1 ato IgM anti Dengue kok.
37
d. Terapi di UGD :
7. Oksigen 2-4 lpm via Nasal Canul
8. Cairan (Ringer Asetat lebih diutamakan daripada Ringer Laktat)
a. Pasien Shock loadaing 20cc /kgBB. 2 jam Kemudian turunkan hingga
10cc/KgBB/Jam, turunkan jadi 7cc/KgBB/Jam, turunkan setiap 4-6 jam
sesuai keaadaan klinis
b. Pasien Tanpa Shock. BB dibawah 15kg : 7cc/kgBB/jam, BB 15-40 kg :
5cc/kgB/jam. BB diatas 40kg 3cc/KgBB/jam
c. Pantau terus nafasnya ya, ditakutkan efusi pleura jika terapi cairan terlalu
masif
9. Inj Antipiretik sesuai preferensi DPJP
10. HARAM HUKUMNYA injeksi Ranitidin pada saat jam dr. Nieken, karena
ditakutkan Thrombocytopenia Induced Ranitidin (kalo dr. Dewi Gapapa sih)
11. Konsul Jika Penurunan GCS, Kejang dll

e. Terapi di Ruangan : sesuai klinis

7. GEA
a. Anamnesis : Mencret (biasanya diatas 5x), nyeri perut, mual muntah, lemes
b. Pemeriksaan Fisik : TTV , Bising Usus Meningkat
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, FL (di ruangan)
d. Indikasi MRS : DEHIDRASI BERAT , poor intake

e. Terapi di UGD :
CAIRAN
a. Loading terdapat dua mazhab
i. dr. Nieken, Sp. A  KaEn 3B/Tridex 70cc/KgBB/24 jam
ii. dr. Dewi , Sp. A  KaEn 3B/Tridex 50cc/KgBB/24 jam
b. Maintenance juga dua mazhab
i. dr. Nieken, Sp. A  Sesuai Holiday-Segar. Pilihan cairannya ,
<6bln D5 ¼ NS, sampai dengan 3 tahun D5 1/2NS, sisanya RL
ii. dr. Dewi, Sp. A  ???
 Inj. Ranitidin

38
 Inj. Antibiotik (Monggo jika curiga memang infeksi bakteri, tapi perlu diingat diare pada
anak >80% ROTAVIRUS)  bisa pake metronidazole pada diare berdarah , kalo gak
berdarah boleh make ceftriaxon
 P.O Zink Syr/Tab sesuai selera
 P.O Lacto B 1x1
 Tx lain sesuai klinis
o Terapi di ruangan : tx sesuai klinis

8. Asthma Bronkhial dd Bronkhitis dd Bronkhiolitis


 Anamnesis : Sesak (biasanya dipicu oleh sesuatu) ,demam, riwayat alergi, batuk
 Pemeriksaan Fisik: TTV terutama RR, Auskultasi Wheezing, Ekspirasi memanjang,
hiperinflasi dada
 Pemeriksaan Penunjang: Foto Thorax PA, Spirometri (jika ada)
 Terapi di UGD :
 O2 nasal/ NRBM (target saturasi > 90%)
 Nebul (Ventolin ½ amp + Pulmicort/Flixotide ½ amp, bisolvon kasi kalo batuk) bisa
diulang hingga 3x
 Indikasi MRS : 3x nebul wheezing masih berat (NAH INI CURIGA BRONKIOLITIS),
demam tinggi, RR > 30 . Jika curiga bronkiolitis bisa ditambahkan antibiotik
amoxicillin/cefadroxil/ceftriaxon
 Indikasi KRS : wheezing hilang dengan nebul, anaknya udah loncat loncatan . Obat
pulang : salbutamol 2mg, kortikosteroid, ambroxol/vestein (kalo pasiennya kaya, kalo
kismin jangan) dipuyer

9. Demam Tifoid
 Anamnesis : Demam yang tinggi ketika malam hari, gangguan pencernaan (pada anak
anak biasanya konstipasi)
 Pemeriksaan Fisik : TTV (terutama Temp) , Typhoid Tounge/Lidah Kotor, Periksa juga
abdomennya siapa tau hepatomegali, siapa tau loh soalnya di UKDI kan juga ada
pertanyaan tentang ini
 Pemeriksaan Penunjang : DL, Widal (IgM anti salmonella juga boleh kalo yang periksa
anaknya juragan pupuk kompos)
 Terapi di UGD :
- Cairan sesuai holiday segar, kalo dehidrasi boleh ikut terapi cairan anak diare di atas
- Antipiretik sesuai selera DPJP
- Antibiotik : Ceftriaxon atau Kloramfenikol
- Inj Ranitidin
- Inj Ondansetron atau PO Domperidon jika muntah
g. Terapi di Ruangan : sesuai klinis

10. Kejang Demam


a. Anamnesis : K-E-J-A-N-G (tinggal dilihat tipe kejangnya apa tonik, klonik, apa
generalized dsb. Soalnya suka ditanya sama dr. Nieken)
b. Pemeriksaan Fisik : TTV (Terutama Suhu) dan status neurologi (supaya bisa kita
singkirkan kemungkinan lain misalnya infeksi di meningen)
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, UL,SE, LP ??? CT Scan??? NGIMPIIII
d. Terapi di UGD (INGAT FARDHU „AIN MRS DAN WAJIB KONSUL) :
- Diazepam Supp 5mg jika BB<10kg dan 10mg jika BB>10kg
39
- Pct Supp sesuai dosis
- IVFD sesuai holiday-segar
- Jika Kejang masih Berlanjut silakan masukkan diazepam i.v. 0,3 -0,5mg/KgBB
- Antibiotik jika memang dicurigai adanya infeksi bakteri
- Pro HCU
o Terapi di ruangan : menyesuaikan keluhan

11. ISPA dd TFA


a. Anamnesis : Ba-Pil-Nas, Nyeri Telan, Ndak Mau Makan, Lemes
b. Pemeriksaan Fisik : TTV (Terutama Suhu), lihat keadaan faring dan tonsilnya
(Hiperemis, Edema dsb)
c. Pemeriksaan Penunjang : DL, UL, Kultur Bakteri Juga Bole kalo penasaran banget
d. Indikasi MRS : ndak bisa makan blas
e. Terapi di UGD :
10. Inf RL sesuai Holiday Segar
11. Inj. Antipiretik sesuai DPJP
12. Inj Antibiotik tunggu lab aja
13. Boleh ngasi puyer ambroxol plus dekongestan/antihistamin/steroid

12. Difteri
a. Anamnesis : Nyeri telan, Ngorok, Demam, Riwayat Imunisasi (jangan jangan ini
orang kaum antivaks)
b. Pemfis : TTV (terutama suhu dan RR) , pseudomembran (itu loh yang putih putih
di leher, ditusuk trus berdarah), bull neck (yeah literally, but you only find this
condition if the patients have got worsened)
c. Lab : DL, Kultur
d. Tatalaksana :
- WAJIB MASUK ISOLASI
- Cek A-B-C
- Infus Sesuai holiday-segar
- Injeksi ADS (kalo ada)
- Antibiotik Eritromisin 4x500mg
13. Campak
a. Anamnesis : Demam, riwayat kontak, batuk, mata merah, riw imunisasi
b. Pemeriksaan Fisik : TTV, ruam maculopapular, konjungtivitis, bercak koplik
c. Penunjang : DL
d. Tatalaksana :
- WAJIB ISOLASI
- Infus sesuai holiday-segar
- Vit A (yang biru buat dibawah 1 taun, yang merah buat diatas 1
taun)
- Parasetemol
- Sisanya urusan DPJP

40
Obat Obat ANAK yang sering dipake di RSM
Nama Obat Nama Sediaan Dosis Kontraindikasi Keterangan
dagang (selain alergi) Lain
Antipiretik dan Analgesik
Parasetamol Sanmol, Infus 10-15mg/KgBB Pasien dengan
(FDC B) Pamol, 100mg/100cc, Diberikan setiap gangguan liver
Fasidol, Tablet 500mg, 4-8 jam berat
Biogesic Tablet 650mg
(Forte),
Suppositoria
125mg dan
250mg,
Sirup
125mg/5cc,
Drop
10mg/0,1cc
Ibuprofen Proris Tablet 200 dan 5-10mg/KgBB CHF
(FDC C) Farsifen 400mg Diberikan tiap Ganguan ginjal
Bufect Syr 100mg/5cc 4-8 jam berat
dan 200mg/ 5cc Hamil Trimester
Supp 125mg 3
Pasien rencana
CABG
Metamizol Antrain Inj 500mg/cc 10mg/KgBB per Pasien dengan Efek
Santagesik (isinya 2cc) 8 jam maksimal kelainan samping :
Novalgin Tab 500mg 5000mg sumsum tulang anemia
Norages Tab 500mg + Pake Spuit
Diazepam 2mg 10cc dan
(Analsik) Water for Inj
Ketorolac Trolac Inj 10mg dan 10-30mg /KgBB
Ketopain 30mg Tiap 8 jam
Dexketoprofen DON‟T USE THIS THING!
As. Mefenamat Stanza Tab 500mg 10mg/KgBB Peptic Ulcer
Ponstan Diberikan tiap 8 IBD
Mefinal jam
Dogesic
Na Diclofenac Cataflam Tab 250 dan 0,5-1mg/kgBB Peptic Ulcer Diberikan
Renadinac 500mg tiap 8-12 jam s Setelah
Megatic Makan
Voltaren
Obat GI Tract
Antasida Tab Kunyah Anak anak
Syr suspensi ½-1 tab /cth
per 8 jam
Ranitidin Acran Tab 150mg Oral 2-5mg
Gastridin Inj 50mg per ampul per KgBB
per 6-12 jam
IV 1mg per
kgBB per 6-
8 jam
Omeprazol Ozid Kaps 20 dan 40mg Oral dan IV
Lokev Vial 40mg 0,4-0,8 mg
Losec per KgBB
Pumpitor per 8-24 jam
Prosec
OMZ
Lansoprazol Lasgan Kaps 30mg Oral dan IV
Prosogan Vial 60mg :
Loprezol <30kg :
15mg/hari
41
>30kg :
30mg/24
jam
Esomeprazol Esomax Vial 20mg 0,4-
0,8mg/KgB
B per 12-24
jam
Hyosin N Butil Buscopan Tab 10mg 0,5mg/kgBB
Bromid GITAS Amp 20mg diberikan
saat nyeri
Kaolin + Pectin NeoKaolana Syr Diberikan
saat
serangan
1-6 Sendok
Makan per
hari (anak 6-
12 tahun)
Maksimal 12
Sendok
Makan
(diatas 12
tahun)
Attapulgit New Diatab Tab 600mg 1 tab per Anak dibawah
serangan 6th
maksimal 6
tab (anak 6-
12 tahun)
Zink Zinkid Tab20mg <6 tahun
Zircum Syr 10mg dan 10mg per
20mg/5mL hari
Drop 27,5mg /5cc >6 tahun
20mg per
hari
Diberikan
selama 10
hari
walaupun
diare sudah
berhenti
Domperidone Vometa Tab 10mg 0,2-
Vosedon Syr 5mg/5mL 0,5mg/kgBB
Vesperum per 4-8 jam
Metoclopramid Tomit Tab 10mg 0,1-
e Primperan Inj 10mg 0,3mg/KgB
Damaben B per 8-12
Sotatic jam
Ondansetron Cendantron Amp 4 dan 8mg 0,2mg/kgBB
Ceteron
Trovensis
Invomit
Antihistamin dan Kortikosteroid
CTM Tab 4mg 0,1mg/kgBB
tiap 6-8 jam
Cetirizin Lerzin Tab 10mg 2,5mg /hari
Incidal Syr 5mg/5mL (6 bulan-1
Intrizin tahun)
Simzen 2,5mg-
Ryzen 5mg/hari (1-
Tiriz 5 tahun)
Cerini 5-10mg /hari

42
(5-11 tahun)
10mg / hari
(>12 tahun)

Difenhidramin Recodryl Inj 10mg/amp 5mg/ kgBB


terbagi 4
kali sehari
(maks
300mg/hari)
Loratadin Sohotin Tab 10mg 2,5mg per
Alloris Syr 5mg/5mL hari (Anak
1-2 tahun)
5mg per hari
(BB<30kg)
10mg per
hari
(BB>30kg)
Methylpredniso Lameson Tab 4mg 0,5mg/kgBB
lon Mesol Inj 500mg/vial tiap 8 jam
Prednicort
Metrison
Dexametason Cortidex Tab 0,5mg 0,08-
Karbidu Inj 5mg per amp 0,3mg/kgBB
Molacort per 6-12 jam
Obat Saluran Nafas
Ambroxol Roverton Tab 30mg 1,2-
Epexol Syr 15mg/5mL 1,6mg/kgBB
Mucopect dibagi 2-3
Mucoxol kali per hari
ATAU
2x7,5mg
(<2th)
3x7,5mg(2-
6th)
3x15mg (6-
12th)
OBH Syr
Erdostein Vestein Kaps 300mg 2 x cth I (15-
Syr 175mg/5mL 19kg)
3 x cth I (20-
30kg)
2 x cth II
(diatas 30kg)
Salbutamol Ventolin Tab 2 dan 4mg Oral
Salbron Nebul 2,5mg 0,1mg
Salbutamol + combivent nebul /kgBB per 6-
Ipraproprium 8 jam
Bromide 2,5-5mg , 3
kali sehari
Budesonide pulmicort Nebul 0,5mg/cc 100-400mcg
per hari
Obat Sarap
Diazepam Valisanbe Tab 5mg Rectal : 5mg
Stesolid Rectal 10mg (BB <10kg)
Inj 10mg dan 10kg
(BB >10kg)
Intravena
0,3-0,5mg
/kgBB
dengan

43
kecepatan 1-
2mg/menit
Fenitoin Kutoin Inj 100mg Loading :
10-
20mg/kgBB
diencerkan
pada 50cc
NS,
kecepatan
maks
50mg/menit
Maintenance
: 4-8 mg
/kgBB
selama 24
jam
Antibiotik
Amoxicilin Amoxsan Tab 250mg dan 25-
Yusimox 500mg 40mg/kgBB
Intermoxil Syr 125mg/5mL per 8 jam
Vial 1gr
Ampicilin- CINAM Vial 0,75gr dan 150mg/kgB
Sulbactam 1,5gr B terbagi
dalam 3
dosis
(BB<30kg)
1,5-3gr tiap
8 jam
(BB>30kg)
Clindamycin Clindiac Caps 150 dan 8-
Ficodan 300mg 16mg/kgBB
terbagi 3-4
kali per hari
Kloramfenikol Kloranex Caps 500mg 25-
Fenikol Syr 125mg/5mL 50mg/kgBB
Grafacetin Vial 1gr terbagi 4
kali
Thiamfenikol Thiamfilex Caps 500mg 25mg/kgBB
Thiamycin Syr 125mg/5mL terbagi 4
Dioticol kali (Bayi
Daicitin <2minggu)
50mg/kgBB
terbagi 4
kali (Bayi
>2minggu-
anak)
Erythromycin Erysanbe Tab 250 dan 500mg 30- Efek mual
Eryra Syr 200mg/5mL 50mg/kgBB bangets
Erythrocin terbagi 2-4
kali
Cotrimoxazole Sanprima Tab 480mg dan Bayi 6
Bactoprim 960mg minggu-
Primadex Syr 240mg/5mL 6bulan :
Hexaprim 2x120mg
Ikaprim Bayi 6 bulan
– Anak 6
tahun :
2x240mg
Anak 6-12
tahun :

44
2x480mg
>12 tahun :
2x960mg
Metronidazol Flagyl Tab 500mg 7,5-
Diazol Syr 125mg/5Ml 10mg/kgBB
Dazolin Inf 500mg per 8 jam
Cefotaxim Goforan Vial 500mg dan 1 100-
Biocef gr 150mg/kgB
Lancef B terbagi 2-
Lapixime 4 kali per
Taxegram hari
Ceftriaxon Starxon Vial dan 1gr 50-
Bioxon 75mg/kBB
Terfacef terbagi 2
Cefxon kali
(maksimal
2gr)
Cefadroxil Lapicef Kaps 250 dan 30mg/kgBB
Lostacef 500mg terbagi 2
Cefat Syr 125 dan kali
Dexacef 250mg/5mL
Cefixim Cefila Kaps 50,100,dan 8mg /kgBB
Sporetic 200mg terbagi 2
Starcef Syr 100mg/5mL dosis
Simcef
Cefacef

Terapi Cairan

-Ikut Kaidah WHO aja gais biar aman damai


-Maintenance pake Holiday Segar yak
- Pemilihan Cairan Maintenance
D5 ¼ NS s.d. Usia 3 tahun
D5 ½ NS s.d. Usia 6 tahun
Sisanya bole RL/Asering
-Loading biasanya kita pake KaEn 3B/Tridex 27B
- CHEAT ! : 500cc ~ 7tpm (sisanya bisa kira kira sendiri kan)

Oke ini yak hitung hitungannya gais:

45
Dehidrasi Ringan Sedang

Dehidrasi Berat

Holiday Segar

46
ROLE PLAY KASUS ANAK DAN TAMBAHAN DI RSM AHMAD DAHLAN

1. TONSILOFARINGITIS AKUT (dr. Dewi, Sp.A)


a. Anamnesis : nyeri tenggorok, nyeri telan, sulit menelan, demam, mual, anoreksia,
kelenjar limfe leher membesar
b. Pemeriksaan fisik : faring hiperemis, edem faring, pembesaran tonsil, tonsil
hiperemis, otalgia (sakit ditelinga)
c. Pemeriksaan penunjang
d. Terapi di IGD :
- infuse maintenance (rumus halidai segar)
- Sanmol bila panas
- Terapi lain simtomatik
e. Terapi di ruangan: Sama seperti di IGD

2. GASTROENTERITIS AKUT (dr. Niken sp.A)


a. Anamnesis: buang air besar >3x per hari, demam, nafsu makan berkurang, mual
muntah, dehidrasi
b. Pemeriksaan fisik bising usus meningkat, bila dehidrasi terdapat tanda turgor
kulit turun, mata cowong, UUB cekung, dll.
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, FL
d. Terapi di IGD:
- Infuse KAEN 3B (untuk rehidrasi dalam 3 jam) tergantung derajat dehidrasi.
Ringan (50 cc/kgBB/3 jam), sedang (70 cc/kgBB/3 jam), berat (30 cc/kgBB/30
menit). Pemberian cairan rehidrasi bisa menggunakan RL, Asering, dan tidak
jarang dokter niken sp.A menggunakan infuse KAEN3B….hehehehe
- Maintenance infuse KAEN 3B Haliday segar
- Injeksi antrain (K/P)
-Injeksi trovensis
- Injeksi ceftriaxone
- Sanmol infuse
- Per oral : sequest, puyer (vestein, colistin, cobazime, zinc)

3. GASTRITIS AKUT (dr. Niken sp.A)


a. Anamensis Gejala gastritis dapat berupa rasa kembung, mual sampai rasa nyeri
pada daerah lambung dengan derajat yang sangat variatif sampai pada yang
terberat misalnya perdarahan lambung.
b. Pemeriksaan fisik: Nyeri tekan di epigastrium
c. Pemeriksaan penunjang: DL,UL
d. Terapi di IGD :
- infuse Maintenance sesuai usia dan haliday segar
- Injeksi acran/ranitidin sesuai dosis
- Per oral : episan syrup
e. Terapi di Ruangan: Sesuai Sp.A

4. VOMITING PROFUSE (dr. dewi sp.A)


a. Anamnesis: Muntah-muntah, nyeri perut
b. Pemeriksaan fisik: Nyeri tekan di epigastrium
c. Pemeriksaan penunjang: DL,UL
d. Terapi di IGD :
47
- Infuse rehidrasi sesuai WHO
- Injeksi ranitidine
-Injeksi antrain bila panas sesuai dosis
-Injeksi ondansetrone
- Per oral : episan syrup, paracetamol bila panas
e. Terapi di Ruangan: Sesuai Sp.A

5. ASMA BRONKHIALE (dr. dewi sp.A)


a. Anamnesis : batuk dan atau mengi berulang (episodik), nocturnal, musiman,
setelah melakukan aktivitas, ada riwayat atopi
b. Terapi di IGD:
- O2 nasal
- Nebulasi combivent 3 kali berturut-turut selang 20 menit
- Obat simtomatik
- Konsul Sp.A
c. Terapi ruangan Contoh kasus : anak usia 5 bulan, BB tidak diketahui
- infuse D5 ¼ NS 10 tpm
- Injeksi meropenem 3x150 mg
- Injeksi gentamicin 2x40 mg
- Injeksi antrain 3x100 mg (K/P)
- Injeksi aminophyllin 2x15 mg
- Per oral : puyer vestein, puyer trimenza, interlac drop 2x10 tetes, nebul
combiven 3x/hari, nebul ventolin 2x/hari

6. KEJANG DEMAM (dr. dewi sp.A)


a. Anamnesis : Kejang, panas
b. Terapi di IGD:
- O2 nasal atau NRM
- Stesolid supp 5 mg untuk BB <10 kg, 10 mg untuk BB>10 mg
- Injeksi diazepam bolus pelan bila kejang sesuai dosis
- Antrain sesuai dosis untuk cepat turunkan panas
- Paracetamol sesuai dosis
- Konsul Sp.A
c. Terapi ruangan:
Contoh kasus Anak usia 5 bulan, BB tidak diketahui Contoh kasus : anak usia 1,5 tahun
BB 10,5 kg
- infuse D5 ¼ NS 1000 cc/hari
- Injeksi antrain 3x100 mg
- Injeksi diazepam 2 mg bila kejang
- Injeksi cinam 4x400 mg
- Injeksi ottogenta 1x40 mg
- Injeksi ondansetrone 2x1 mg
- Per oral : sanmol syrup 4-6x cth 1
- Apialis syrup 1xcth 1
Bila disertai GEA terapi ditambah smecta puyer 3x1/3 sacet, puyer colistin 2x1

7. OBSERVASI FEBRIS + STOMATITIS


a. Anamnesis : demam demam, anak semakin lemas, nafsu makan turun.
b. Gejala klinis : hipertermia, tampak leukoplakia di mulut (satelit lesi bila candidosis)
48
c. Terapi dokter di ruangan:
- Infuse D5 ½ NS
- Infuse pycef
- Injeksi pumpycel
- Injeksi sanmol infuse
- Nystatin drop
-
8. DENGUE SYOK SYNDROME
a. Anamnesis : demam hari ke 4-5, demam turun tetapi anak semakin lemas, nafsu
makan turun.
b. Gejala klinis : gejala DB + nadi yang cepat dan lemah, tekanan darah turun
(<20mmHg), kulit dingin dan lembab, serta gelisah.
c. Terapi di IGD
- dr. Nieken suka RL terutama bila syok, dr.Dewi suka Asering
- Cairan resusitasi 20cc/kgBB tetesan cepat dan evaluasi
- Bila memburuk post resusitasi siapkan koloid caitu HESS
- Segera konsul Sp.A
- Terapi lain simtomatis
d. Contoh terapi dokter di ruangan :
- Infus RA
- Injeksi ceftriaxone
- Injeksi ranitidin
- Injeksi kalnex bila perlu (perdarahan masif)
- Injeksi ondanseteron
- Injeksi vit k
- Injeksi antrain k/p
- P.o : psidii syrup, sanmol syrup k/p
- Di HCU anak dr niken biasanya memberikan siring pump dobutamin
- Jika ada melena ditambah opilac syrup, colistin.
- Transfusi TC (trombocyte concetrate) jika trombosit < 20.000 dan ada
manifestasi perdarahan
-
9. KAD (DM tipe 1)
a. Anamnesis : anak RPD DM, lemes, kesadaran menurun. Tanda utama : menurut
recomendasi British Society of Pediatric Endokrinology diagnosis KAD ditegakkan
pada anak penderita DM yg baru munculatau yang sudah terjadi bila ditemukan salah
satu dari 7 gejala berikut :dehidrasi yang signifikan, muntah akibat ketonemia, nyeri
abdomen akibat dari asidosis, asidosis respiratorik, ketonuria berat, sirkulasi perifer
yang buruk, gangguan tingkat kesadaran (keadaan hipoglikemik sudah disingkirkkan)
b. Penatalaksanaan :
- Loading PZ 20 cc/KgBB/20 menit, lanjut maintenence
- O2 Mask NRM 7 lpm
- Injeksi ceftriaxone
- Loading insulin (nanti consul dokter SpA Nya aja dulu deh ya....untuk dosis dan
cara pemberiannya.. dr niken SpA n dr Dewi SpA Baik kok, enak banget
dikonsuli hiks hiks hiks..)
- Pro HCU anak
- Observasi produksi urin (balance cairan) dan TTV, cek DL UL, Cek GDA tiap
jam
49
- Di HCU anak, bila GDA 200-300 gr/dl cairan yang dipakai D5 ¼ NS, bila GDA
< 150 gr/dl cairannya D10%
-
10. BRONKOPNEUMONIA
a. Anamnesis : Gejala bronkopneumonia dapat terjadi secara mendadak atau
perlahan. Bronkopneumonia sering diawali gejala pilek atau batuk berdahak.
Gejala kemudian berkembang sehingga terjadi sesak napas, nyeri dada,
pernapasan cepat, demam, menggigil, nyeri otot, dan nyeri kepala. Pada anak,
gejala yang paling umum adalah napas cepat, sesak, dan demam
b. Terapi IGD:
- Atasi kegawatannya
- O2 nasal
- Nebul ventolin/combivent : pulmicort bisa sampai 3 kali
- Antrain bila panas tinggi sesuai dosis
- Paracetamol oral sesuai dosis
- Terapi simtomatis lainnya
- Terapi batuk atau puyer menunggu Sp.A
- Bila sesak atau retraksi berat pro konsul Sp.A masukkan HCU Anak
c. Terapi ruangan: dr Niken SpA contoh anak usia 1,5 th BB 9kg
- Infuse D5 1/4 NS 12 ttm makro
- Inj meropenem 3x200mg
- Glibotik 1x175mg
- Valisanbe 1mg kp
- Nebul : ventolin : pulmicort 1:1 4x/hr
- Cek DL
- Jika kondisi gak stabil misalkan panas, anaknya lemes mengarah ke dehidrasi,
pro HCU anak

50
51
7. ILMU PENYAKIT BEDAH SYARAF

Tips:
1. Setiap kasus bedah syaraf di IGD wajib konsul ke dr.Mahmud, Sp.BS
2. Pada pasien COR langsung MRS kan saja, tanpa harus menunggu observasi dulu di IGD

1. CEDERA OTAK RINGAN


f. Anamnesis: Post trauma kepala (KLL, kecelakaan kerja, trauma kepala), pusing,
muntah, sempat pingsan, Amnesia pasca trauma.
g. Pemeriksaan fisik yang khas: Sesuai dengan derajat parahnya benturan, GCS 14-15,
Pupil biasanya isokor, tidak ada lateralisasi
h. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia lebih dari 40 tahun), Foto Skull
AP/Lat bila perlu, atau foto lainnya bila terdapat klinis fraktur di tempat lain
i. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
- Pasang cervical collar bila curiga disertai trauma cervical
- Terapi “BIASA”:
- Infus D51/2 NS 1500 cc/24 jam
- Anbacim 2x1
- Revolan 3x3 gram
- Santagesik 3x1
j. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD

2. CEDERA OTAK SEDANG


a. Anamnesis: Post trauma kepala (KLL, kecelakaan kerja, trauma kepala), pusing,
muntah, sempat pingsan, Amnesia pasca trauma.
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Sesuai dengan derajat parahnya benturan, GCS 9-
13, pupil kadang bisa anisokor
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia lebih dari 40 tahun), Foto
Skull AP/Lat bila perlu, atau foto lainnya bila terdapat klinis fraktur di tempat
lain
d. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
- Pasang cervical collar bila curiga diserati trauma cervical
- Terapi “BIASA”:
- Infus D51/2 NS 1500 cc/24 jam
- Anbacim 2x1
- Revolan 3x3 gram
- Santagesik 3x1
- Mannitol 4x100 cc bila terdapat klinis peningkatan TIK
- Bila terdapat tanda peningkatan TIK dan lateralisasi biasanya Pro Rujuk RS
Gambiran untuk CT-Scan kepala dan penatalaksanaan lebih lanjut
- Masuk Ruang ICU
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD

52
3. CEDERA OTAK BERAT
a. Anamnesis: Post trauma kepala (KLL, kecelakaan kerja, trauma kepala), pusing,
muntah, sempat pingsan, Amnesia pasca trauma.
c. Pemeriksaan fisik yang khas: Sesuai dengan derajat parahnya benturan, GCS 3-8,
pupil kadang bisa anisokor
d. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia lebih dari 40 tahun), Foto Skull
AP/Lat bila perlu, atau foto lainnya bila terdapat klinis fraktur di tempat lain
e. Terapi awal di IGD:
- O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
- Pasang cervical collar bila curiga diserati trauma cervical
- Pasang mayo karena resiko lidah jatuh ke posterior faring
- Terapi “BIASA”:
- Infus D51/2 NS 1500 cc/24 jam
- Anbacim 2x1
- Revolan 3x3 gram
- Santagesik 3x1
- Mannitol 4x100 cc bila terdapat klinis peningkatan TIK, apabila klinis buruk
diberikan loading 200 cc dahulu
- Bila terdapat tanda peningkatan TIK dan lateralisasi biasanya Pro Rujuk RS
Gambiran untuk CT-Scan kepala dan penatalaksanaan lebih lanjut
- Masuk ruang ICU
f. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD

53
54
8. ILMU PENYAKIT ORTHOPAEDI

1. CLOSED FRACTURE
a. Anamnesis: Post trauma ekstremitas (KLL, kecelakaan kerja, trauma lain),
nyeri ekstremitas, dll.
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Sesuai dengan derajat parahnya trauma,
deformitas, ROM terbatas nyeri, krepitasi dll.
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia lebih dari 40 tahun), Foto
Rontgen, lab pre op (bila mendapat advis operasi)
d. Terapi awal di IGD:
o O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
o Pasang bidai 2 atau 3 posisi
o Infus RL maintenance
o Bioxon 2x1 atau Goforan 3x1 (Bila pasien umum), Cefoperazone 2x1
(bila pasien BPJS)
o Dexketoprofen 3x1 (bila pasien umum), Ketorolac 3x1 amp (bila pasien
BPJS)
o Tanya pasien mau operasi atau tidak, bila mau baru konsulkan dr.Jufri,
Sp.OT via telepon, soalnya beliau mesti tanya pasiennya siap operasi atau
tidak (Jangan lupa catat kapan rencana jam operasinya dan kru OK nya
minta siapa waktu konsul!)
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD

2. OPEN FRACTURE
a. Anamnesis: Post trauma ekstremitas (KLL, kecelakaan kerja, trauma lain), nyeri
ekstremitas, dll.
b. Pemeriksaan fisik yang khas: Sesuai dengan derajat parahnya trauma, deformitas,
ROM terbatas nyeri, krepitasi dll.
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, EKG (pada usia lebih dari 40 tahun), Foto
Rontgen, lab pre op (bila mendapat advis operasi)
d. Terapi awal di IGD:
o O2 nasal atau masker sesuai kebutuhan
o Infus RL maintenance
o Injeksi ATS 1 ampul IM
o Rawat luka dan Hecting situasional
o Pasang bidai 2 atau 3 posisi
o Bioxon 2x1 atau Goforan 3x1 (Bila pasien umum), Cefoperazone 2x1
(bila pasien BPJS)
o Dexketoprofen 3x1 amp (bila pasien umum), Ketorolac 3x1 amp (bila
pasien BPJS)
o Tanya pasien mau operasi atau tidak, bila mau baru konsulkan dr.Jufri,
Sp.OT via telepon, soalnya beliau mesti tanya pasiennya siap operasi atau
tidak (Jangan lupa catat kapan rencana jam operasinya dan kru OK nya
minta siapa waktu konsul!)
e. Terapi di ruangan
- Sama dengan terapi di IGD

55
56
9. ILMU PENYAKIT MATA

1. Trauma Kimia Mata


a. Anamnesis : riwayat terpajan cairan atau gas kimia pada mata, tanyakan jenis bahan
kimia yang mengenai, waktu dan durasi pajanan dan penatalaksanaan yg telah
diberikan, penurunan visus mendadak, fotofobia, mata merah
b. Pemeriksaan fisik : evaluasi seluruh permukaan bola mata dan konjunctiva palpebra
superior dan inferior
c. Pemeriksaan penunjang : dilakukan setelah irigasi meliputi iluminasi penlight,
pemeriksaan pH bola mata dg kertas lakmus, pengukuran TIO.
d. Terapi awal di igd : teori pemberian anasteti topikal boleh diberikan sebelum
irigasi, tarik palpebra inferior dan eversikan palpebra superior lalu irigasi dengan NS
atau RL selama minimal 30 mnt, 5-10 kemudian ukur pH dengan kertas lakmus,
irigasi diteruskan sampai pH netral
pada kasus trauma okuli karena lem tx dr.Basuki, Sp.M  irigasi dengan NS, IVFD
NS 7 tpm, inj dexametasone 3x1amp, inj ranitidine 2x1amp, inj anbacim 2x1amp, inj
santagesik prn
Bila pasien rawat jalan biasanya di irigasi dengan PZ dulu, kemudian diberi
levofloxacin 1x1, na diklofenak 2x1, cendo tobroson 6 x 1 tetes, dan kontrol ke poli
mata

2. Corpal Oculi
a. Anamnesis : riwayat terkena benda asing misalnya gram, ranting, tumbuhan, dll;
waktu dan penatalaksanaan yg telah diberikan misalnya dikucek, diberi tetes mata,
dll
e. Pemeriksaan fisik : evaluasi seluruh permukaan bola mata dan konjunctiva palpebra
superior dan inferior
b. Pemeriksaan penunjang : iluminasi penlight
c. Terapi awal di igd: teori  tetesi pantokain lalu ekstraksi corpal dg cotton bud
atauneddle paling kecil dari arah medial ke arah luar lalu beri salep mata
Gentamisin/khloramfenicol.
pada kasus corpal okuli karena gram tx dr.Basuki, Sp.M  cendo tobroson ED 4 dd
gtt 1 lalu control poli mata besoknya.

3. Glaukoma Akut
a. Anamnesis : nyeri mata mendadak (nyeri radier ke sinus, telinga, kepala dan gigi),
mata merah, nyeri kepala, mata kabur, halo vision, mual muntah.
b. Pemeriksaan fisik: iluminasi penlight tampak kongesti pembuluh darah episklera dan
konjunctiva, COA dangkal, edema kornea, pupil irregular, pupil middilatasi.
c. Pemeriksaan penunjang : DL, UL, BT/CT, OT/PT, BUN/SC, Golda, HbSAg, Ro
Thoraks, EKG  persiapan operasi
d. Terapi glaucoma akut : inf RL 20tpm, inj Antrain, cendo LFX ED 4 dd gtt OD/S,
ocufem ED 4 dd gtt OD/S, cendo timol ED 2 dd gtt OD/S, dexamethasone 3x tab 1, inj.
Antrain 3x1amp

d. Terapi di ruangan : Pro trabekulektomi

57
58
10. ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

1. PRE EKLAMSIA
a. Anamnesis : riwayat HT pada kehamilan, bengkak, nyeri perut kanan atas/ulu hati,
gangguan visus, sering tanpa keluhan
b. Pemeriksaan fisik : trias PE (TD > 140/90mmHg, proteinuria +, edema anasarka),
PEBTD>160/100 atau proteinuria >5gr/hr atau > +3 , oliguria, creatinin tinggi, edema
paru, sianosis, nyeri epigastrium, nyeri abdomen right upper quadran, gangguan visus,
penurunan kesadaran, HELLP sindrom gangguan fungsi hepar, hemolisis,
trombositopenia
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, BT/CT, OT/PT, BUN/SC, Golda, HbSAg, EKG, GDA
d. Terapi awal di igd :
Dr.heru, Sp.OG TD < 160mmHg : inj. MgSO4 40% im 2,5 gram boka selang 15 mnt
2,5 gram boki; nifedipin tab 3x5mg
TD >160mmHg : inj. MgSO4 fulldose (MgSO4 20% 4 gram 20cc iv lanjut MgSO4 40%
im 2,5 gram boka selang 15 mnt 2,5 gram boki); nifedipin tab 3x10mg
UK<28minggu  inj dexa 1x16mg selama 2 hari

2. HPP
a. Anamnesis : perdarahan post partum, nyeri perut
b. Pemeriksaan fisik : perdarahan aktif dari jalan lahir, evaluasi etiologinya (4T: tissue,
tonus, trauma, trombin), tanda2 syok
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, BT/CT, OT/PT, BUN/SC, Golda, HbSAg, EKG,
GDA
d. Terapi awal di igd :
Retensio placenta  02 nasal 4lpm, pasang cateter folley, loading RL 1 fl, drip cynto
20 IU dalam RL 1 fl, manual placenta jika gagal pro histerektomi
Sisa placenta  02 nasal 4lpm, pasang cateter folley, loading RL 1 fl, inj Ceftriaxone
3x1gr, drip cynto 20 IU dalam RL 1 fl, manual placenta jika gagal curettage 
jika gagal prohisterektomi
Atonia uteri  02 nasal 4lpm, pasang cateter folley, loading RL 1 fl, inj Ceftriaxone
3x1gr, drip cynto 20 IU dalam RL 1 fl, Kompresi bimanual interna dan eksterna 
jika gagal pro histerektomi

3. Partus prematurus iminen (PPI)


a. Anamnesis : kenceng-kenceng pd UK 20-37 minggu atau pd TBJ <2500gram, faktor
resiko gemeli, hidramnion, anomaly uterus, riwayat abortus, riwayat persalinan
preterm sebelumnya, gizi ibu kurang, HT, PE, penyakit jantung, perokok, stress fisik,
infeksi intrauteri
b. Pemeriksaan fisik: kontraksi uterus teratur dg interval 5-8 menit, perubahan servix
yang progresif, pembukaan servix > 2 cm, penipisan servix > 80%
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, GDA, EKG
d. Terapi awal di igd : drip Nairet 1 amp dalam RL 1fl kec 8tpm, inj Ceftriaxone 3x1gr,
Asmef 3x1tab, folavit 1x1tab
Jika UK< 28 minggu  inj dexa 1x16mg selama 2 hari

59
4. Abortus iminens
a. Anamnesis : flek, kram perut bawah
b. Pemeriksaan fisik: cervix tertutup, TFU sesuai UK
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, GDA, EKG
d. Terapi awal di igd : pasien tidur miring kiri, drip Nairet 1 amp dalam RL 1fl kec
8tpm

5. Abortus insipient dan incomplete


a. Anamnesis : fluksus, kram perut bawah, keluar jaringan, gerak janin menurun
b. Pemeriksaan fisik : cervix terbuka, TFU sesuai UK jika insipient dan lebih kecil dari
UK jika incomplete
c. Pemeriksaan penunjang: DL, UL, GDA, EKG
d. Terapi awal di igd : drip cynto 1 amp pre curettage 1 amp post curettage

6. KPD
a. Anamnesis : pecah ketuban sebelum inpartu, riwayat demam/infeksi sebelumnya
b. Pemeriksaan fisik : ketuban -
c. Pemeriksaan penunjang: kertas lakmus
d. Terapi awal di igd : jika His +  drip Nairet 1 amp dalam RL 1fl kec 8tpm, inj
Ceftriaxone 3x1gr
Jika UK< 28 minggu  inj dexa 1x16mg selama 2 hari

7. HEG
a. Anamnesis : mual muntah sampai intake terganggu
b. Pemeriksaan fisik :nyeri epigastrium, cari tanda-tanda komplikasi antara lain dehidrasi
atau tanda2 syok, malnutrisi, gangguan elektrolit, encephalopathy, demam
c. Pemeriksaan penunjang : DL, SE, UL, GDA, EKG
d. Terapi awal di igd : IVFD RL:D5% 1:1 drip NB 1amp kec 28tpm, Inj Ranitidine
2x1amp, inj Ondancentron 2x1amp, folavit 1x1

8. KET
a. Anamnesis : nyeri perut mendadak, perdarahan pervaginam, riwayat telat haid
b. Pemeriksaan fisik : syok hipovolemik, nyeri goyang portio
c. Pemeriksaan penunjang : USG, DL, UL, BT/CT, OT/PT, BUN/SC, Golda, HbSAg,
EKG, GDA
d. Terapi awal di igd : 02 nasal 4lpm, pasang cateter folley, loading RL 1 fl atau s/d syok
teratasi, inj Ceftriaxone 1gr, pro cito laparotomi

60
61
11. TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN (THT)

1. OMSK tipe aman dan bahaya


a. Anamnesis: Riwayat keluar cairan telinga hilang timbul atau terus menerus lebih dari 2
bulan, sekret yang keluar dapat tidak berbau atau berbau, Gangguan pendengaran, tinnitus,
nyeri telinga
b. Pemeriksaan Fisik: TTV, pada pemeriksaan otoskopi ditemukan perforasi membrane
timpani,adanya kolesteatoma, adanya secret jernijh maupun mukopurulen yang dapat
bercampur darah
c. Pemeriksaan Penunjang: pemeriksaan fungsi pendengaran (garpu tala, audiometri),
otoendoskopi/otomikroskopik
d. Terapi :
- Hindari air masuk ke dalam telinga
- Cuci liang telinga dgn NaCl 0,9% atau peroksida 3%
- Antibiotika topical tetes telinga Ofloksasin, atau sistemik (golongan quinolone atau
Sefalosporin generasi IV)

2. Otitis Eksterna (radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri
dapat terlokalisir atau difus)
a. Anamnesis: Nyeri telinga, nyeri telinga bertambah saat mengunyah makanan, gangguan
pendengaran apabila furunkel menutup liang telinga, rasa sakit bila daun telinga di tarik atau
ditekan, terdapat tanda infiltrate atau abses pada 1/3 luar liang telinga
b. Pemeriksaan Fisik: TTV, pada pemeriksaan otoskopi ditemukan tampak liang telinga
kemerahan, edema, nyeri tekan tragus,
c. Pemeriksaan Penunjang: Biakan dan test sensitivitas dari sekret
d. Terapi :
- Bersihkan liang telinga dengan tampon yang bersih
- Antibiotika topical tetes telinga
- Antibiotik sistemik golongan penisilin

3. Difteri
a. Anamnesis: demam tidak tinggi, nyeri menelan, terdapat selaput pada tenggorokan, nafas
berbunyi (stridor), leher membengkak (bull neck), sesak nafas, suara sengau,
b. Pemeriksaan Fisik: TTV, gambaran selaput putih keabu-abuan (beslag) pada faring dan
tonsil, bullneck, stridor, hipoksia pada wajah, obstruksi jalan nafas, miokarditis (ekg serial),
kelumpuhan oot laring
c. Pemeriksaan Penunjang: DL, Swab tenggorokan dan hidung
d. Terapi :
- stabilisasi jalan nafas : pastikan airway, breathing, dan circulation aman
- Berikan anti difteri serum (ADS)
- Antibiotik penisilin prokain (PP) 50.000 – 100.000 IU/kgBB/hari selama 10 -14 hari
- Pemberitahuan kepada Dinkes setempat dan internal RS yg bersangkutan

62
4. Corpal saluran nafas : benda asing yang tidak sengaja terhirup masuk ke saluran nafas
(laring, trakea, bronkus)
a. Anamnesis: batuk mendadak, suara parau, sesak hebat sampai sianosis
b. Pemeriksaan Fisik: TTV, stridor inspirasi/eksiprasi, retraksi (supraklavikuler, intercostal,
atau epigastrial), gelisah sampai kesadaran menurun, hipoksia, suara nafas menurun
c. Pemeriksaan Penunjang: metal ( rontgen foto polos PA/lateral), benda asing densitas
rendah (rontgen foto polos jaringan lunak), benda asing radiolusen (rontgen foto akhir
inspirasi dan ekspirasi), laboratorium (DL, BGA, test faal hati dan faal ginjal)
d. Terapi :
- Ekstraksi atau sunction jika tervisualisasi dengan jelas
- Segera konsul umtuk dilakukan bronkoskopi diagnostik atau bronkoskopi ekstraksi

5. Epistaksis anterior dan posterior


a. Anamnesis : keluar darah dari hidung, riw. HT, riw.trauma, riw. Konsumsi obat
trombolitik
b. Pemeriksaan fisik : TTV, bleeding active/tidak, fraktur nasi
c. Pemeriksaan penunjang : laboratorium (DL, faal hemostasis), foto rontgen kepala jika
curiga fracture nasi
d. Terapi :
- pasang tampon roll dicampur dengan salep antibiotik (tambahkan epinephrine
jika epistaksisnya anterior/tensi normal)menggunakan pinset bayonet dengan arah
vertical ke arah atas sampai cavum nasi penuh dengan kassa, tampon
dipertahankan 2x24jam
- asam traneksamat 3x1 jika bleeding profuse
- atasi etiologi epistaksis, misal obat antihipertensi jika HT (+)

63
DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan pengalaman pribadi para kontributor dan editor...


Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat...
Karena kita semua nggak pernah foto bareng secara lengkap, gue ambil dari beberapa Wefie aja
yang penting keliatan semua hahahaha.......

64

Вам также может понравиться