Вы находитесь на странице: 1из 6

KETIMPANGAN KURIKULUM 2013 DENGAN SARANA

PRASARANA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


DI SEKOLAH

Nurkholis
kholiserdea@std.unissula.ac.id
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Islam Sultan Agung
Abstrak
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Masalah yang dihadapi guru
Bahasa Indoenesia dalam proses pembelajarana. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan seorang guru untuk menghadai
permasalahan tersebut. Sumber penelitian ini adalah Guru Bahasa Indonesia SMA
Takhassus Al-quran Wonosobo. Berdasarkan penelitian ini dihasilkan data upaya
yang dilakukan seorang guru untuk mengatasi permasalahan dalam proses
pembelajarana. Diantaranya adalah dengan menggunakan jaringan internet untuk
mengganti sumber buku yang masih sedikit, memberikan tugas kepada peserta
didik untuk membaca sebuah karya dan dianalisis, upaya yang selanjutnya adalah
mengembalikan tugas peserta didik yang belum benar.
Kata Kunci: Masalah yang dihadapi guru bahasa Indonesia, Upaya yang
dilakukan

PENDAHULUAN
Setiap perkembangan manusia pasti dihadapi dengan berbagai masalah
yang harus diselesaikan. Semakin banyak masalah, maka semakin pesat
perkembanganya menjadi manusia yang sejati. Karena hakikat manusia adalah
makhluk hidup yang disuguhi dengan berbagai masalah yang bervariasi dan rumit.
Sehingga manusia mendapat nominasi makhluk kamil dibandingkan dengan
makhluk yang lain.
Salah satu masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh manusia
adalah masalah pendidikan. Masalah pendidikan ini menjadi akar dari berbagai
masalah yang ada. Masalah ekonomi disebabkan karena manusia tidak
mempunyai pendidikan tentang cara mengolah perekonomian yang baik. Masalah
sosial juga terjadi karena manusia tidak mempunyai pendidikan untuk mengatur
ketentraman masyarakat. Dan seterusnya semua masalah manusia berakar dari
pendidikan. Semakin tinggi pendidikanya maka akan semakin mudah untuk
memecahkan sebuah masalah.
Dalam lingkup pendidikan, ada istilah kurikulum yang digunakan sebagai
pengatur, pedoman, patokan tercapainaya sebuah pendidikan. Kurikulum ini
menjadi jantung dari pendidikan. Pendidikan akan berjalan dengan baik jika
kurikulumya terprogram dengan baik juga.
Seperti yang telah dikatakan oleh Nasution (1989:5), bahwa kurikulum
adalah suatu rencana atau rancangan yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya. sedangkan menurut Haryati (2008:1)
mengemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat terencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum yang sekarang digunakan oleh menteri pendidikan Indonesia
adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan sebuah upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21
(Kemendikbud 2013:3). Ciri khas dari kurikulum ini adalah tujuanya mendorong
peserta didik mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pelajaran.
Selain kurikulum yang mempunyai peran sangat penting bagi pendidikan,
sarana prasarana pendidikan juga tidak kalah penting dengan kurikulum. Antara
kurikulum dengan sarana prasarana harus seimbang. Jika tidak, maka akan terjadi
sebuah ketimpangan bagi pendidikan. Sarana prasarana menjadi sebuah perantara
untuk menjalankan sebuah kurikulum. Sebaik apapun kurikulum, namun sarana
prasarana pendidikan di sekolah tidak mendukung maka kurikulum tersebut tidak
berjalan dengan baik.
Mengenai masalah ketimpangan kurikulum dengan sarana prasarana,
banyak guru Bahasa Indonesia yang mengeluh karenanya. Karena dengan adanya
ketimpangan tersebut guru Bahasa Indonesia mengalami kesusahan untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik. Pertama yang dikeluhkan oleh guru
Bahasa Indonesia adalah karena sedikitnya sumber buku sastra seperti drama,
puisi, dan prosa. Peserta didik hanya disuguhi buku paket yang hampir tidak ada
materi di dalamnya. Sedangkan dari pihak sekolah juga melarang peserta didik
untuk membawa LKS atau modul. Sehingga hal tersebut menimbulkan masalah
baru bagi guru Bahasa Indonesia, yakni para peserta didik kurang minat baca
terhadap buku sastra, yang akan memengaruhi proses belajar siswa. Selain itu,
dalam bidang penulisan, peserta didik juga masih belum bisa menerapkan EBI.
Hal ini dikarenakan dalam buku paket siswa tidak ada materi yang menjelaskan
hal tersebut.
Dari masalah tersebut terlihat jelas bagaimana peran sarana prasarana bagi
pendidikan itu sangat penting, walaupun kurikulum 2013 sudah terprogram begitu
bagus dan mempunyai tujuan yang sangat jelas, namun sarana prasarana tidak
melengkapi maka akan terjadi sebuah ketimpangan. Dari ketimpangan tersebut
akan menimbulkan berbagai masalah baru bagi pendidik dan peserta didik.
Adapun masalah yang akan diuraikan dari penelitian ini adalah bagaimana
upaya pemecahan masalah secara ilmiah mengenai masalah di atas?. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk memecahkan
masalah di atas.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode penelitian wawancara. Metode Wawancara ini sangat cocok
untuk menemukan topik-topik yang akan diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini
peneliti meneliti tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh seorang guru
Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada Kurikulum 2013. Metode wawancara ini mempermudah peneliti untuk
menemukan berbagai masalah yang akan diteliti.
Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan adalah
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metode
peneltian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana
peneliti sebagai instrumen kunci. Data yang diperoleh berasal dari wawancara
peneliti dengan guru Bahasa Indonesia SMA Takhassus Al-quran Wonosobo
beliau adalah Ibu Mardianti, S.Pd. wawancara ini dilakukan pada hari Minggu
tanggal 30 Juni 2019 pukul 14.00.
Untuk mendapatakan data penelitian peneliti mewancarai narasumber
dengan berbagai pertanyaan. Diantaranya adalah pertanyaan mengenai masalah-
masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran bahasa indonesia. selain itu
peneliti juga bertanya tentang bagaimana tindakan atau upaya yang dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut. Kemudian setelah peneliti bertanya,
narasumber akan menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Peneliti menulis
dengan teliti tentang poin-poin yang disampaikan oleh narasumber. Dalam hal ini
peneliti menulis tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru Bahasa
Indonesia di Wonosobo dalam proses belajar mengajar. Setelah itu, peneliti
membuat laporan tentang masalah tersebut dalam bentuk artikel ilmiah.

PEMBAHASAN
Manusia akan dihadapkan sebuah masalah sesuai dengan pekerjaanya.
Petani dengan sawah dan kebunya, nelayan dengan kapal dan lautnya, presiden
dengan masyarakatnya, pendidik dengan siswa, kurikulum dan sarana prasarana di
sekolah. Seorang pendidik tidak akan lepas dengan masalahnya. Diantaranya
masalah dengan peserta didiknya, masalah dengan kurikulum pendidikan, masalah
dengan sarana prasarana di sekolah. Pendidik ini berperan sangat penting bagi
pendidikan, jika pendidik tidak jeli mengatasi masalah yang ada dilingkungan
sekolah, maka akan berdampak sangat besar bagi peserta didik.
Setiap permasalahan pasti ada upaya untuk mengatasinya. Seperti hadits
nabi yang mengatakan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Sama juga
dengan masalah, serumit apapun masalah pasti ada jalan keluarnya untuk
mengatasinya. Entah itu menggunakan cara apa. Banyak dari pendidik ingin
menyerah untuk menghadapi masalah yang ada di sekolahan. Dengan alasan
mereka tidak mampu untuk menghadapinya. Alasan tersebut sangat tidak logis.
Al-quran telah mengatakan bahwa Allah tidak akan memberikan sebuah cobaan
kecuali hambanya bisa mengatasinya.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di
dunia pendidikan. Bahasa Indonesia disampaikan mulai dari SD sampai dengan
Perguruan tinggi. Tentunya bagi guru yang mengampu mata pelajaran bahasa
indonesia ini mengalami kegalauan atau kegelisahan akan masalah yang
dihadapinya.
Adapun masalah yang sampai sekarang masih dialami oleh guru Bahasa
Indonesia adalah minimnya sember buku sastra, rendahnya minat baca peserta
didik terhadap buku sastra, peserta didik masih miskin akan mempehatikan EBI
dalam menulis sebuah karangan. Masalah tersebut merupakan aspek penting yang
akan peneliti angkat sebagai point penelitian ini. sehingga dari permasalahan
tersebut akan dihasilkan sebuah upaya dan cara yang dilakukan sebuah guru untuk
menyelesaikanya.
Berikut ini merupakan sebuah upaya yang dilakukan seorang guru untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1. Masalah pertama yang dihadapi oleh guru Bahasa Indonesia adalah
minimnya sumber buku sastra. Seperti puisi, prosa dan drama. Sumber buku
merupakan salah satu media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Dengan sumber buku tersebut akan mempermudah peserta didik untuk
mempelajari materi yang sedang dipelajari. Sumber buku ini akan berdampak
sangat besar bagi perkembangan peserta didik. semakin banyaknya sumber buku,
maka akan semakin maju perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, upaya
yang dilakukan guru Bahasa Indonesia untuk menambahkan sumber buku adalah
dengan menggunakan sumber dari internet. Ilmu teknologi sangat berkembang
sangat pesat. Internet sudah bisa diakses di mana saja. Dan 90% setiap peserta
didik sudah mempunyai gawai dan leptop masing-masing. Sehingga dapat
mempermudah untuk mendapatkan sumber pelajaran dari internet. Hal ini juga
melatih peserta didik untuk kreatif. Mencari materi-materi yang tidak ada di
dalam buku. yang akan mengahasilkan pengetahuan baru bagi peserta didik.
2. Masalah yang kedua timbul akibat masalah pertama yakni rendahnya
minat baca peserta didik terhadap buku sastra sehingga mempengaruhi proses
belajar peserta didik. sedikitnya sumber buku sastra seperti novel, puisi dan
naskah drama akan berdampak pada peserta didik untuk malas membaca. Adapun
upaya yang dilakukan guru Bahasa Indonesia untuk mengatasi malas membaca
tersebut, pendidik memberikan tugas setiap pertemuan mengenai sastra seperti
menganalis novel, puisi dan naskah drama. Sehingga dari kegiatan tersebut timbul
minat baca peserta didik.
3. Masalah yang ketiga adalah peserta didik belum bisa
mengimplementasikan EBI dalam menulis sebuah karangan. Aspek paling penting
dari bahasa indonesia adalah bisa mengimplementasikan EBI dalam menulis
sebuha karangan atau artikel. Hal tersebut dipengaruhi oleh seberapa jeli peserta
didik dalam memperhatikan kaidah yang ada dalam EBI. Sehingga upaya yang
dilakukan oleh pendidik adalah mengoreksi kesalahan penulisan hasil karangan
peserta didik kemudian dikembalikan dan menyuruh untuk memperbaiki
kesalahanya, baru bisa mengumpulkan lagi. Hal tersebut dilakukan terus menerus
sampai peserta didik bisa menulis karangan dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah penulisan yang ada di EBI.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen Kurikulum.2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Jakarta: BSNP

Nasution. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Вам также может понравиться