Вы находитесь на странице: 1из 66

engertian rem secara umum adalah suatu sistem yang bekerja untuk memperlambat atau

menghentikan perputaran. Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi
panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya
akan melambat, dengan demikian laju kendaraan menjadi pelan atau berhenti dikarenakan
adanya kerja rem.

Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu komponen penting sebagai keamanan dalam
berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi
terganggu. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan
(tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu
tinggi.

Beberapa fungsi rem:

 Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan.


 Mengatur kecepatan selama berkendara.
 Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau
menanjak.

Jenis rem

1. Rem Cakram (Disk Brake) dengan prinsip kerjanya adalah sepasang pad yang tidak
berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis,
menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan
kendaraan.
2. Rem Tromol (Drum Brake) bekerja dengan menggunakan sepasang sepatu yang menahan
bagian dalam dari tromol yang berputar bersama-sama dengan roda, baik secara hidrolis
maupun mekanis.

Komponen-komponen rem yang umum:

 Backing plate
 Silinder penyetel sepatu rem
 Sepatu rem
 Pegas pembalik
 Kampas rem
 Silinder roda
 Drum rem

Rem yang merupakan sistem pengendalian kendaraan, maka perangkat rem harus mendapat
perhatian lebih. Perawatan rutin harus tetap dijalankan untuk memaksimalkan kerjanya. Idealnya
perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Ini untuk memastikan
apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna.

Selain itu, pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian
kanvas, teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau tromol
tergores.

SISTEM TRANSMISI

System transmisi adalah


sistem yang menjadi penghantar energi dari mesin ke diferensial dan as.
Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah
tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
fUNGSI TRANSMISI
Secara umum transmisi sebagai salah satu komponen sistem pemindah tenaga
(power train) mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Meneruskan tenaga / putaran mesin dari kopling ke poros propeler.
2. Merubah yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin
dan kondisi jalan).
3. Memungkinkan kendaraan dapat berjalan mundur (reserve) pada
kendaraan lebih dari 2 roda.

Jenis Sistem Transmisi:

Sistem transmisi mobil dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, termasuk


transmisi manual dan transmisi otomatis. Dalam kasus sistem transmisi
manual, kendaraan yang digerakkan dengan bantuan dari perpindahan gigi
dan kopling kaki. Komponen lain, yang digunakan dalam proses ini, adalah
roda gila, plat tekanan dan roda gigi cincin.

Dalam kasus sistem transmisi otomatis, roda gigi yang berubah secara
otomatis sesuai dengan kecepatan kendaraan. Komponen dasar penting untuk
proses ini adalah modulasi, konverter torsi, roda gigi planet, gubernur,
komputer, segel dan desain hidrolik.
Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya
digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran internal yang
menghasilkan putaran(rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda
berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai 2500 rpm.

Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang memerlukan


pengemudi sendiri untuk menekan/menarik seperti pada sepeda motor atau
menginjak kopling seperti pada mobil dan menukar gigi percepatan secara
manual. Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak gigi/gerbox untuk beberapa
kecepatan, biasanya berkisar antara 3 gigi percepatan maju sampai dengan 6
gigi percepatan maju ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan
yang digunakan tergantung kepada kecepatan kendaraan pada kecepatan
rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan seterusnya kalau
kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi
kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan
penurunan gigi percepatan.

Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi


percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem
transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak
transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi
untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi
pada transmisi manual.
TRANSMISI MANUAL
PRINSIP KERJA TRANSMISI MANUAL
Transmisi bekerja berdasarkan prinsip Perubahan Momen.

RUMUS MOMEN:

M=F X R M=MOMENT(Nm)
F=GAYA(N) R=JARAK/JARI" LINGKARAN

MACAM_MACAM TRANSMISI MANUAL

Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi


3 yaitu :
1. Tipe Sliding mesh.
2. Tipe Constant mesh.
3. Tipe Sincromesh.

Transmisi Tipe Constant Mesh.


Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam
pemindahan giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan
tenaga dari poros input ke poros out put. Transmisi jenis constant mesh antara roda
gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi out put tidak satu poros
dengan poros out put transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros out put melalui
mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan untuk menggunakan
roda gigi lebih dari satu jenis.

Transmisi Tipe Sincromesh.


Transmisi jenis sincromesh dapat menyamakan putaran antara roda gigi penggerak
(in put) dan roda gigi yang digerakkan (out put). Kelebihan yang dimiliki transmisi
jenis sincromesh yaitu :

Pemindahan gigi dapat dilakukan secara langsung tanpa nenunggu waktu yang lama.
Suara saat terjadi perpindahan gigi halus.
Memungkinkan menggunakan berbagai jenis roda gigi.

Mengenal Sincromesh.
Sincromesh berarti menyinkronkan atau menyamakan. Sincromeh terdiri dari
berbagai komponen yang menjadi satu (unit) yang dapat menyamakan putaran antara
roda gigi input dan out put pada transmisi.

Mekanisme sincromesh (hub assy) berfungsi untuk menghubungkan dan


memindahkan putaran input shaft ke output shaft melalui counter gear dan gigi
percepatan. Mekanisme sincromesh terdiri dari lima bagian, di antaranya adalah :

Clutch hub, berhubungan dengan output shaft melalui splin (alur), sehingga apabila
clutch hub berputar maka output shaft juga ikut berputar.
Hub sleeve, dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch hub,
sedangkan hub sleeve berkaitan dengan garpu pemindah (shift fork). Hub sleeve
berfungsi untuk menghubungkan clutch hub dengan gigi percepatan melalui
synchronizering dan gigi konis yang terpasang pada tiap-tiap gigi sikap.
Sincromeh , terpasang pada bagian samping clutch hub yang berfungsi untuk
menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan mengadakan
pengereman terhadap gigi percepatan saat hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh
garpu pemindah pada salah satu sikap.
Shifting key, dipasang pada tiga buah tempat yang terdapat pada sincromesh dan
clutch hub, seperti terlihat pada gambar. Fungsi shifting key untuk meneruskan gaya
tekan dari hub sleeve selanjutnya ditekan ke sincromesh agar terjadi pengereman
pada bagian tirus gigi percepatan (dudukan sincromesh).
Key spring, berfungsi untuk mengunci dan menekan shifting key agar tetap tertekan
kearah hub sleeve.
Transmisi Tipe Sliding Mesh

adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan gigi dengan
cara menggeser langsung roda gigi input dan out putnya. Transmsi jenis ini
jarang digunakan, karena mempunyai kekurangan–kekurangan :

Perpindahan gigi tidak dapat dilakukan secara langsung/memerlukan waktu


beberapa saat untuk melakukan perpindahan gigi.
Hanya dapat menggunakan salah satu jenis roda gigi.
Suara yang kasar saat terjadi perpindahan gigi.

RODA GIGI (GEAR)


A. APA ITU RODA GIGI ATAU GEAR?
Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk suatu pemindahan gerak
(terutama putaran). daya atau tenaga pada suatu sistem transmisi antara penggerak dengan yang
digerakan. Suatu konstruksi hubungan roda gigi digunakan pula untuk sistim pengatur pada pemindah
putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.

B. PRINSIP RODA GIGI

Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.Bentuk gigi dibuat untuk
menghilangkan keadaan slip, putar dan daya dapat berlangsung dengan baik.
Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran singgung sepasang roda gigi.
Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal
pada pasangan roda gigi, tapi berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang
roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan (disebut
"pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik.
Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva
tertentu yang dapat menjamin terjadinya kontak gigi dengan baik.

C. PROFIL RODA GIGI

Untuk mendapatkan keadaan transmisi gerak dan daya yang baik, maka profil gigi harus mempunyai
bentuk yang teratur sehingga kontak gigi berlangsung dengan mulus. Oleh karena itu profil gigi dibuat
dengan bentuk geometris tertentu, agar perbandingan kecepatan sudut antara pasangan roda gigi harus
selalu sama. Agar memenuhi hat tersebut dikenal 3 jenis konstruksi profil gigi, yaitu :

1. Konstruksi kurva evolvent

Adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik yang terletak pada sebuah garis lurus yang bergulir pada
suatu silinder atau kurva yang dibentuk oleh satu titik pada sebuah tali yang direntangkan dari suatu
gulungan pada silinder.
Keuntungan kurva evolvent.

1. Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter (pisau potong) yang
lurus.
2. Ketepatan jarak sumbu roda gigi berpasangan tidak perlu presisi sekali.
3. Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu pengkonstruksian perubahan
dapat dilakukan dengan sutler (pisau pemotong).
4. Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka pasangan dapat
dipertukarkan.
5. Arab dan tekanan profil gigi adalah sama.

2. Konstruksi kurva sikloida


Profil sikloida digunakan karena cara kerja sepasang roda gigi sikloida sama seperti dua lingkaran yang
saling menggelinding antara yang satu dengan- pasangannya.

Kurva sikloida adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik pada sebuah lingkaran yang menggelinding
pada sebuah jalur gelinding. Dari keadaan konstruksi pasangan roda gigi, maka kurva sikloida dapat
berupa:

1. Orthosikloida, lingkaran mengge- linding pada jalur gelinding berupa garis lurus.
2. Episikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi luar lingkaran.
3. Hiposikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi dalam lingkaran.

Profil sikloida bekerja berpasangan dan dengan jarak sumbu yang presisi, sehingga tidak dapat
dipertukarkan dengan mudah, kecuali yang dibuat berpasangan yang sama.
Keuntungan penggunaan profil sikloida :

1. Mampu menerima beban yang lebih besar.


2. Keausan dan tekan yang terjadi lebih kecil.
3. Cocok digunakan untuk penggunaan presisi.
4. jumlah gigi dapat dibuat lebih sedikit ( ).

Pada proses pembuatannya menggunakan roda gelinding berpasangan (generating method) yaitu :
Roda gelinding 1 (cutter) digunakan untuk membentuk profil roda gigi 2, dan sebaliknya, roda gelinding
2 sebagai pasangan roda gelinding 1, membentuk profil gigi roda 1.

3. Profil equidistanta

Kurva dari jarak yang sama terbadap sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding 2 terhadap jalur
gelinding pasangannya.

Profil ini dipakai konstruksi pasangan antara roda gigi profil dengan roda pena (pasangannya bukan
berupa gigi, tapi berupa yang berjarak teratur melingkar pada suatu roda). Dan lebih umum lagi
digunakan pada hubungan gigi dan rantai.

Konstruksi pr

Profil gigi ini digunakan pada suatu hubungan transmisi dengan rasio yang besar misalnya ; untuk
pemutar derek dan pasangan konstruksi bukan berupa dua roda gigi, tapi satu roda gigi dengan satu
roda pena atau rantai.

D. KLASIFIKASI RODA GIGI BERDASARKAN POSISI SUMBU

Klasifikasi roda gigi dapat ditentukan berdasarkan posisi sumbu pada penghubung sepasang roda gigi.
E. JENIS-JENIS RODA GIGI

Selain diklasifikasikan berdasarkan posisi sumbu. Jenis-jenis Roda gigi dapat dibedakan pula dari
keadaan konstruksi alur bentuk gigi sena berdasarkan bentuk serta fungsi konstruksinya.

1. Roda Gigi Lurus

Adalah roda gigi dengan bentuk profil gigi beralur lurus cengan kondisi penggunaan untuk sumbu
sejajar. Pada konstmksi berpasangan , penggunaannya terdapat dalara tiga keadaa, yaitu :

a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)

b. Roda Gigi lurus internal (planetcry gear)

c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada konstruksi general mekanik yang
sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip sedang. Dan ketiga jenis Roda gigi ini, rnaka
Internal Gear memilikitingkat kesuliian pemasangan yang agak sulit, sehubungan dalam menentukan
ketepatan pemasangan sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack dan Pinion Gear, mempunyai kekhususan
dalam penggunaannya, yaitu untuk pengubah gerak putar ke gerak lurus atau sebaliknya, sedangkan
pada Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang lurus. Pembebanan pada gigi-giginya mempunyai
distribusi beban yang paling sederhana, yaitu gaya Normal yang terurai menjadi gaya keliling (gaya
targensial) dan gaya Radial.

2. Roda Gigi Miring

Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil giginya mempunyai
kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi sumbu yang sejajar, Roda Gigi miring dapat
digunakan pula untuk pemasangan sumbu bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka
perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus yang seukuran, sehingga
pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya berlangsung lebih halus. Sifat ini sangat baik
untuk penggunaan pada putaran tinggi dan beban besar.

Perhatikan posisi sumbu putar pada gambar Roda gigi diatas.)

Selain itu, dengan adanya sudut kemiringan (...) juga mengakibatkan terjadinya gaya aksial yang hams di
tahan oleh tumpuan bantalan pada porosnya. Sistim pelumasan harus diperhatikan dengan cermat
untuk meningkatkan umur pakai dari gigi yang saling bergesekan.

Khusus untuk penggunaan dalam posisi sumbu sejajar, serta untuk menetralisir gaya aksial yang terjadi,
dibuat roda gigi miring atau lebig populer disebut Roda gigi"Herring bone", yaitu dengan dibuat dua alur
profil gigi dengan posisi sudut kemiringan saling berlawanan.

Roda gigi Herring bone dapat dibuat dalam lisa macam, yaitu :

a. Herring bone dengan gigi V setangkup

b. Herring bone dengan gigi V bersilang -

c. Herring bone dengan gigi V berpotongan tengah

3. Roda Gigi Payung

Roda Gigi Payung sering disebut juga Roda Gigi kerucut atau Bevel Gear. Peaggunaannya secara umum
untuk pengtransmisian putaran dan beban dengan posisi sumbu menyudut berpotongan dimana
kebanyakan bersudut 90@. Khusus jenis Roda gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan. Pada
pemasangan Roda gigi payung umumnya salah satu dipasang dengan kanstruksi tumpuan melayang,
terutama pada Roda gigi penggerak. Dari bentuk serta arah alur giginya, terdapat beberapa jenis Roda
gigi payung, diantaranya :

3.1. Roda Gigi Payung Gigi Lurus

Untuk jenis ini mempunyai konstruksi yang sederhana dibandins jenis roda gigi payung laiimya.
Pembuatannya relatip mudah dan penggunaannya untuk konstruksi umum yang sederhana sampai
sedang, baik dalam menerima beban maupun putaran.

Berdasarkan pembuatan bentuk gigi.

- Roda Gigi payung Gigi lurus menyudut. Bentuk gigi pada penampang potong, menyudut ke titik pusat
kerucutnya.

- Roda Gigi payung Gigi lurus sejajar. Bentuk gigi penampang potong sejajar dengan sumbu kerucutnya.

3.2. Roda Gigi Payung Gigi Miring.


Disebut juga Spiral bevel gear. Perbendaan antara Bentuk gigi lurus dengan bentuk gigi miring pada
Roda Gigi payung ini, kurang lebih seperti perbedaan yang terdapat pada Roda gigi lurus dengan Roda
gigi miring (Spur Gear), dimana dengan adanya kemiringan tersebut akan meningkan
kemampuan menerima beban, mengurangi kebisingan sehingga dapat digunakan pada putaran yang
lebih tinggi dibanding dengan Roda Gigi payung gigi lurus pada ukuran geometris yang sama.

3.3. Roda Gigi Payung Zerol.

Bentuk gigi berupa lengkung spiral dengan sudut spiral nol derajat, sehingga secara sepintas tampak
seperti Roda gigi lurus dengan gigi melengkung. Kemampuan Roda Gigi Payung Zerol ini kurang lebih
sama seperti Roda Gigi payung gigi miring (Spiral), hanya pembuatannya lebih sulit dan bekerja lebih
tenang serta tahan lama.
3.4. Roda Gigi Payung Hypoid.

Jenis Roda Gigi payung ini lebih populer digu- nakan pada, kendaraan bermotor saja, tapi untuk
konstruksi general, mekanik yang memerlukan putaran tinggi serta beban besar yang dinamis dapat
menggunakan jenis Roda gigi payung ini. Bentuk alur giginya berupa lengkung hypoid, sehingga posisi
sumbu tidak tegak lurus berpotongan, tetapi bersilangan, sehingga akan memudahkan pemasangan
tumpuan bantalan pada kedua Roda giginya.

4. Roda Gigi Cacing.


seperti ulir dengan penampang profil gigi seperti jenis Roda gigi lainnya. Selain sebagai sistim transmisi
saja. Roda Gigi cacmg soring juga difungsikan sebagai pengunci transmisi, misalnya pada peralatan
angkat. Dari bentuk konstruksi berpasangan terdapat dua jenis konstruksi Roda cacing, yaitu :

1. Roda Gigi Cacing Silmdrik.

2. Roda Gigi Cacing Glogoid (Cone-drive).

Perbedaan dan kedua jenis ini terdapat pada bentuknya. Sedangkan untuk profil gigi mempunyai kurva
yang tetap sama, sehingga dalam penggunaannva dapat salmg bervariasi antara Batang Cacing dengan
Roda Cacingnya

Pada Roda gigi cacing silindrik, bentuk luar batang cacing maupun Roda Cacing berupa siUnder sedang
pada jenis glogoid, baik batang maupun Roda Cacingnya saling mengikuti bentuk pasangannya.

a. Pasangan Roda caring dengan batang cacing silindrik.

b. Pasangan Roda cacing silindrik dengan batang cacing Glogoid.

c. Pasangan Roda dan Batang cacing Glogoid.

Konstruksi batang cacing pada umumnya dibuat terpadu, tetapi untuk ukuran. besar dapat saja batang
cacing dibuat berupa pasangan dengan poros.

Batang Cacing duduk pada poros dengan di bantu elemen pengikat. Sedangkan Roda Cacing urnumnya
dibuat berupa.
Bahan untuk Roda gigi^cing dengan batang cacing, disyaratkan vang mempunyai koefesien gesek yang
kecil sekali, karena pada pengtranmisiannya, banyak terjadi gesekan. Umumnya bahan batang cacing
lebih keras dari Roda Cacing, hal ini untuk memudahkan dalam pembuatan keamanan terhadap beban.
Sedangkan elemen transmisi putar, pasangan Roda cacing selalu digunakan sebagai Roda gigi pengurang
(Reduksi Gear). Rasio putaran (i) dari i = 5 sampai dengan sekitar i = 50-60 . Denoan konstruksi yang
lebih baik dapat dicapai i = 100. Jumlah gigi pada batang cacing dapat dibuat majemuk (lebih dari satu
eigi) yang dibuat seperti ulir majemuk.

SISTEM KEMUDI
Fungsi Sistem Kemudi
Sistem kemudi atau Steering system berfungsi untuk mengendalikan arah kendaraan sesuai kehendak
pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah kedua roda depan, meskipun dewasa ini telah
dikembangkan dengan sistem pengendalian ke empat roda. Walaupun demikian, kendaraan harus dapat
dikendalikan dengan mudah agar roda tidak terseret saat kendaraan sedang berbelok. Untuk maksud
tersebut pada tahun 1818, Rudolf Ackerman menemukan suatu cara, yaitu bila kendaraan dibelokkan
maka seluruh roda yang menyebabkan kendaraan berbelok harus mempunyai satu titik putar saja,
dengan demikian roda mudah berbelok (tidak terpaksa) roda tidak terseret. Dasar dari prinsip ini adalah
bahwa titik putar roda jika diperpanjang tie rod end (penghubung gerakan roda kiri dan kanan) harus
tepat terletak di antara roda belakang kiri dan kanan.

Mekanisme Sistem Kemudi

Pada dasarnya mekanisme steering system dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu

mekanisme steering system yang digunak untuk indenpendent suspension

steering system yang digunakan untuk rigid suspension.


Steering rigid suspension

Mekanisme Steering Independent Suspension.


1.Pitman Arm.

Pitman arm digunakan pada steering gear box yang menggunakana jenis recirculating ball and nut
seperti pada kendaraan ST 100 atau SJ 410. Pitman arm ini berfungsi untuk menghubungkan
gerakan sector shaft ke darg link. Gerakan sector shaft berupa gerakan putar dari drag link menjadi
gerakan aksial.

2.Drag Link

Selanjutnya gerakan dan pitman arm ini dihubungkan ke center arm (intermediate arm) melalui drag
link. Dengan demikian, drank link ini berfungsi untuk menghubungkan pitman arm ke knuckle arm (rigid
suspenssion), melalui tie rod.

3. Center Arm (Intermediate Arm)

Intermediate arm hanya digunakan pada kendaraan yang menggunakan independent suspenssion.
Hal ini dimaksudkan supaya fungsi suspensi dapat bekerja dengan baik serta steering system dapat
bekerja dengan baik pula. Center arm berfungsi sebagai pemisah hubungan langsung antara roda
kiri dan kanan sekaligus menghubungkan gerakan drag link.

4. Knuckle Arm

Knuckle arm berfungsi untuk memegang front wheel yang memungkinkan roda dapat digerakkan
untuk belok kiri atau ke kanan melalui spindle.

5. Tie rod dan Tie rod end.

Tie rod adalah suatu batang yang menguhubungkan knuckle arm roda kiri dengan knucklearm roda
kanan. Untuk menghubungkannya menggunakan tie rod end. Pada tie rod end dilengkapi ball joint
yang memungkinkan walaupun knuckle arm bergerak mengikuti gerakan roda hubungan tetap dapat
dilakukan. Hubungan antara tie rod dengan tie rod end melalui ulir yang memungkinkan tie rod dapat
diperpanjang dan diperpendek. Hal ini dapat digunakan untuk melakukan penyetelan toe in.

Steering Gear Box

Steering gear box dapat dibedakan sebagai berikut:

Recirculating Ball and Nut Steering Gear Box

Recirculating ball and nut

 Sector roller
 Rack and pinion
 Recirculating ball and nut
 Recirculating Ball and Nut Steering Gear Box
Rack and pinion

Recirculating Ball and Nut Steering Gear Box


Steering gear box jenis ini tidak dapat dilakukan perbaikan. Jika terjadi kerusakan harus diganti
secara assy. Hal yang perlu dilakukan pemeriksaan adalah

1. Steering wheel play.

Periksalah wheel play. Jarak ini harus berada pada 10-30 mm. Jika jarak tidak di-peroleh periksalah
sambungan (ball joint).

2. Periksa preload:

Preload yang dimaksudkan adalah preload worm shaft dan sector shaft.

Spesifikasi:

1,97 - 3,42 kg, atau

7,50 - 13,0 kgcm.

Jika preload tidak sesuai, lakukan penyetelan melalui baut .

Rack and Pinion Steering Gear Box


Gear box jenis ini telah disediakan suku cadangnya. Dengan demikian, jika terjadi kerusakan parts
dapat dilakukan penggantian
Hal yang perlu diperiksa:

1. Streering wheel play.

Steering wheel play harus berada 0-30 mm.

Jika lebih besar dari spesifikasi, periksalah:

- ball point pada tie rod end (stud) harus bergerak bila diberi beban 2 kgcm.

- steering shaft joint.

- steering pinion dan rack.

- setiap part dari kelonggaran.

2. Periksa momen pinion.

Momen Pinion harus berada 0,08-0,13 kgm atau 8- 13 kgcm. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan

mengatur rack damper screw

Power Steering
Power steering berfungsi untuk meringankan pemutaran steering wheel (roda kemudi) saat kendaraan
dibelokkan. Tenaga yang digunakan adalah tekanan dan oil pumppower steering, tetapi ada
pula yang menggunakan elektrik.
Bagian utama adalah:

1. Steering gear box: Ball and nut type (untuk SE 416) Rack and pinion type (untuk SF 413/41 6)
2. Power steering oil pump.

1.Steering Gear Box Ball and Nut


Komponen Utama pada steering gear box adalah:
1. Spool valve;
2. Power piston; dan
3. Torsion bar.

Spool valve berfungsi untuk mengatur arah aliran minyak ke power piston, sesuai dengan putaran
steering wheel. Power piston berfungsi untuk membantu menggerakkan sector shaft. Torsion bar
berfungsi untuk menghubungkan putaran dari input shaft ke main shaft.

Perpindahan putaran:
Putaran dari steering wheel - input shaft - torsion bar - main shaft - power piston(gerakan axial) -
sector shaft. Spool valve digerakkan langsung oleh main shaft melalui pin. Jika steering wheel diputar
ke kiri atau ke kanan, input shaft secara langsung juga berputar sesuai dengan putaran
steering wheel. Putaran input shaft tersebut secara langsung menggerakkan spool valve, dan spool valve
ini mengatur arah aliran fluida ke power silinder. Dengan demikian, power piston tertekan ke kiri atau ke
kanan (lihat gambar) sesuai dengan arah pengemudian. Jika steering wheel diputar terus maka putaran
input shaft melalui torsion bar langsung memutarkan main shaft, yang selanjutnya main shaft dapat
bergerak ke kiri atau ke kanan. Dengan demikian, tenaga yang digunakan untuk menggerakkan power
piston dan selanjutnya memutarkan sector shaft dibantu oleh tekanan minyak pada power silinder.

Cara Kerja

1. Steering wheel diputar ke kanan.

Saat steering wheel diputar ke kanan, maka input shaft berputar searah jarum jam. Putaran ini,
selanjutnya menggerakkan spool valve bergerak ke arah kanan.
Dengan demikian, tekanan minyak dan P/S Oil pump dialirkan ke power silinder sebelah
kanan dan menekan power piston ke kiri. Minyak yang ada di power silinder sebelah kiri tertekan
keluar ke tangki oli

2. Steering wheel diputar ke kiri.


Saat steering wheel diputar ke kiri, maka input shaft berputar berlawanan arah dengan jarum jam (lihat
gambar). Putaran ini selanjutnya menggerakkan spool valve bergerak ke arah kiri. Dengan demikian,
tekanan minyak dari P/S Oil pump dialirkan ke power silinder sebelah kiri dan menekan power piston ke
kanan. Minyak yang ada di power silinder sebelah kanan tertekan keluar ke oil tank.

3. Jika engine tidak hidup dan steering wheel diputar.


Jika engine tidak hidup dan steering wheel diputar atau jika terjadi kerusakan pada sistem hidroliknya
maka kerja steeringgear box adalah sebagai berikut:
Putaran dari steering wheel - input shaft dan melalui stopper pin putaran tersebut diteruskan ke main
shaft
Power Steering Oil Pump
Power steering oil pump untuk Vitara menggunakan Vane type dan langsung
digerakkan oleh engine melalui V-belt, sehingga tekanan P/S oil pump tergantung dengan
putaran engine, semakin tinggi putaran engine semakin besar pula tekanannya atau sebaliknya.
Tekanan pada sistim hidrolik Power steeringmaximum adalah 70 kg/cm. Untuk memperoleh tekakan
yang konstan dan untuk menjaga supaya pada kecepatan tinggi, kemudi tidak semakin ringan maka di
dalam P/S oil pump dilengkapi dengan Relief valvedanControl valve.

1. Control ValvE

Control valve berfungsi untuk mengatur tekanan pada power

Putaran Idling
Jika putaran engine idling maka tekanan yang mengalir ke sistem juga rendah. Pada kondisi
seperti ini posisi orifice Al terbuka besar, sehingga tekanan dari P/S oil pump yang ke steering gear
box dapat langsung melalui orifice Al.

Jalan dengan putaran rendah.


Jika putaran engine meningkat maka tekanan oli yang mengalir ke sistem juga semakin tinggi.
Akibatnya, tekanan tersebut mampu menekan control valve bergerak ke kiri melawan kekuatan
control spring. Dengan demikian, celah Orifice Al semakin mengecil.

Jalan dengan kecepatan tinggi


Jika kendaraan dijalankan dengan kecepakan tinggi maka tekan yang mengalir ke sistem juga
tinggi. Akibatnya control valve tertekan ke kanan semakin jauh. Dengan demikian, orifice Al semakin
kecil

2. Relief Valve
Relief valve berfungsi untuk mengatur supaya tekanan P/S oil pump tidak dapat lebih dan 70 kg/cm
walaupun engine telah membuat putaran tinggi.

Cara kerja
Jika tekanan yang dihasilkan oleh P/S oil pump meningkat (lebih besar dan 70 kg/cm, maka steel ball
tertekan ke kanan untuk membuka valve. Dengan terbukanya valve maka tekanan minyak yang
mengalir ke sistem, sebagian juga mengalir kembali ke pump melalui orifice A2 valve.
Pemeriksaan Power Steering

1. Steering wheel play.


Dengan kondisi engine tidak hidup, periksa steering wheel play. Steering wheel play 20-30 mm. Juga
periksa gerakan lateral dan steering wheel, gerakan ini tidak boleh terjadi.

2. Power steering belt.


Periksa power steering belt terhadap keausan, keretakan, atau rusak. Jika demikian, ganti power
steering belt. Periksa defleksi power steering belt seperti pada gambar. Besarnya defleksi ini, jika
ditekan dengan gaya 10 kg defleksi power steering belt 6-9 mm

3. Air Bleeding

Untuk melakukan pekerjaan ini, ikuti prosedur kerja seperti di bawah:

 Angkat ban depan, dan tahan posisi ban depan supaya bebas dari lantai dengan
menggunakan rigid rack.
 Yakinkan bahwa power steering oil pada oil tank berada pada specifikasi level.
 Hidupkan engine dengan putaran stasioner, kemudian putar steering wheel ke kiri dan ke kanan.
 power steering oil pada oil tank, jika permukaan oli tidak berubah menunjukkan udara pada
sistem hidrolik sudah tidak ada.

4. Periksa tekanan pada sistem hidrolik.

 Pasang pressure gauge


Hubungkan pressure gauge dan attachmen hose seperti pada gambar. Yakinkan bahwa oil telah
berada pada spesifikasi.

 Back pressure.
Posisikan steering wheel lurus ke depan. Hidupkan engine pada putar-an idling. Pada kondisi
seperti ini, besarnya back pressure = 10 kg.
 relief pressure.
Naikkan putaran engine sampai 1500 rpm, tutup valve gauge. Tekanan pada pressure gauge =
60-80 kg/cm2
SISTEM SUSPENSI PADA MOBIL

Pada atikel kali ini saya akan membahas tentang sistem suspensi pada kendaraan khususnya
mobil. Semoga artkel ini bermanfaat untuk para pembaca semua khususnya bagi mereka yang
suka dengan otomoif baik itu pelajar, mahasiswa ataupun masyarakat umum.
kenyamanan dalam berkendara, baik menggunakan motor atau mobil merupakan aktor ang
diutamaan oeh pengendara maupun penmpang.Namun demikian, kendaraan bermotor akan
selalu mengalami gearan atau gocangan yang disebabkan oleh mesin itu sendiri atau karena
kondisi pemukaan jalan yang dilaluinya. Getaran atau goncangan itu kadang-kadang dirasakan
ole penmpang sehingga mengganggu kenyamanan.Untuk mengurangi getaran dan goncangan
tersebut, setiap kendaraan perlu dilengkapi dengan susupensi.
Sistem suspensi adalah mekanisme yag ditempatkan diantara bodi atau rangka dan roda-roda.
Fungsi dari sistem suspensi untk menahan :
1. Goncangan-goncangan
2. Getaran-getaran, dan
3. Kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh permaan yang tia rata
Pada sebah sepeda, rangka dipasangkan langsung pada roda-roda. Jika sepeda dikendarai melalui
jalan yang tidak rata, benturan jalan akan diteruskan langsung ke rangka, dirasakan oleh
sipengendara getaran-getran yang tidak menyenangkan.
Hal yang sama juga akan terjadi pada mobil. Apabila mibil tidak dilengkapi dengan sistem
suspensi antara roda-roda dan bodi, maka tidak aka menimbulkan kenyamanan dalam
mengendarai mobil. Selain itu juga akan merusak muatan, dan sudah tentu mobil menjadi tidak
praktis.
Selain berfungsi untuk menahan getaran atau goncangan, sistem suspensi juga mempunyai fungsi
lainya, yaitu :
1. Selama kendaraan berjalan bersama-sama dengan ban, menyerap berbagai macam :
a. Getaran,
b. Osilasi, dan
c. Kejuatan yang diterima kendaraan
Dapat pula untuk melindngi penumpang serta barang muatan dan menambah stabilitas
kendaraan.
2. Meneruskan gaya getran dan gaya pengereman yang diakibatkan adanya pergesekan antara
permukaan jalan dan roda-roda ke chasis dan bodi.
3. Menopang bodi pada poros-poros (axle) da menjaga hubungan geometris yang berhuungan
denan bodi dan roda-roda.

OSILASI DAN KENYAMAN KENDARAAN

1. Sprung Weight dan Unsprung Weight.


Berat bodi dan lain-lainya yang ditoang oleh pegas-pegas disebt sprung wegiht. Adapun roda-
toda dan poros serta komponen lainya yang tidak ditopang ole pegas disebut unsprng weight.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin besar sprung weightnya dari suatu kendaraan akan
menjadikanya maikin baik karena tendesi bodyuntuk terguncang akan menjadi kurang.Sebalknya
, unsprung weight yang terlalu besar cenderung menyebabkan bodi muda terguncang.
Osilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan terutama bodi berpengaruh besar pada
kenyamanan kendaraan.
2. Osilasi Sprung Weight
Sprung weight adalah bera bodi mobil yang dijamin olh pegas suspensi. Osilasi dan goyangan ini
dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Pitching
b. Rolling (bergulir)
c. Bounching (melambung), dan
d. Yawing (zigzag).

A. PITCHING
Pitching adalah osilasi turun naiknya bagian depan dan belakang berhubungan dengan titik berat
depan dan belakang kendaraan. Hal ini terjadi khususnya jika kendaaan melalui jalan yang kasar
dan banyak lubang. Pitching juga lebih mudah terjadi pada kendaraan yang pegasnya lemah
dibandingkan yang pegasnya lebih kuat.
B. ROLLING (BERGULIR)
Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yan begelombang, salah satu pegas pada salah
satu sisi kendaraan mengembang dan pada sisi lainya mengerut. Hal ini mengkibatkan bodi
beputar (rolling) dalam ara yang lurus (dari sisi ke sisi)

C. BOUNCHING (MELAMBUNG)
Bounchig adalah gerakan aik turunya bodi kendaraan secara keseluruan. Jika kendaraan berjaan
pada kecepatan tinggi melalui jalan yang bergelombang, maka seoah-olah terjadi gerakan naik
turun. Juga mudah terjadi jika keadaan pegas-pegas lemah.

D. YAWING (ZIGZAG)
Yawing adalah gerakan bodi kendaraan arah memanjang, ke kanan dan ke kiri terhadap titik
tengah (centerline). Pada permukaan jalan dimana terjadinya pitching seperti juga pada yawing.

3. Osilasi Unsprung Weiht


Unsprung weight adalah berat poros-oros dan bagian-bagian lainya yang tedapat antara ban dan
pegas-pegas susupensi. Osilasi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Hopping,
b. Tramping, dan
c. Wind Up.

A. HOPPING
Hopping adalah gerakan melambung (bounching) roda-roda ke atas dan ke bawah yang biasanya
terjadi pada jalan-jalan berobmak dengan kecepatan sedang dan tinggi.

B. TRAMPING
Tramping adalah gerakan osilasi turun naik dengan arah yang berlawanan pada roda-roda kiri
dan kanan. Akibatnya roda-roda kiri dan kanan melompat terhadap permuakaan jalan. Keadaan
ini muda terjadi pada kendaraan yang menggunakan suspensi poros rigid (rigid axle suspension).

C. WIND UP
Wind Up adalah gejala terjadinya pegas daun melintir di sekeliling poros yang disebabkan oleh
momen pengerak (driving torque) kendaraan.

KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SISTEM SUSPENSI

Sistem suspensi memiliki komponen-komponen utama sebagai berikut :


1. Pegas, Menetralisir kejutan-kejutan dan getaran-getaran daripermukaan jalan yang tdak rata.
2. Shock absorber, berungsi untuk menyempurnakan pengendaraan dengan membatasi
kebebasab osilasi pegas-pegas.
3. Stabilizer bar, yang mencegah bergoyangnya kendaraan ke arah sisi.
Sistem linkage, yang menahan komponen tersebut di atas pada tempatnya dan mengontrol
gerakan roda-roda ke arah sisi atau ke arah depan.

Gambar suspensi depan Gambar suspensi belakang

A. PEGAS
Pegas tebuat dari baja dan berfungsi untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan dan getaran
roda-rda agar tidak ke bodi.
Pegas terdiri dari :
1. Pegas Koil
2. Pegas Daun
3. Pegas Batang Torsi

Gambar pegas koil


Gambar pegas daun

Gambar pegas batang torsi

B. SHOCK ABSORBER
Shock absorber berfungsi untuk meredam osilasi (gerakan naik turun) pegas saat menerima
kejtan dai permukaan jalan.

Gambar shock absorber

1. Cara kerja shock absorber


Di dalam shok absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber.
a. Saat kompresi
Katup terbuka,minyak dapat mengalir dengan mudah sehingga tidak terjadi peredaman.
b. Saat ekspansi
Katup tertutp, inyak menglir melalui orifice (lubang kecil) sehingga tdrjadi peredaman.

Gambar cara kerja shock absorber

2. Tipe Shock Absorber


Shock absorbe dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, konstruksinya, dan medium kerjanya.
a. Penggolongan menuut cara kerjanya
- Shock absorber kerja tunggal (single action)
Efek meredam hanya erjadi saat ekspansi. Sebaliknya saat kompesi tidak terjadi
peredaman.

- Shock absorber kerja ganda (doule action).


Saat ekspansi dan kompresi selalu erjadi peredaman

b. Penggolongan menurut konstrksinya


- Shock absorber tipe mono tube.
Dalam shock absorber trdapat satu silinder tanpa reservoir.
- Shock absorber tipe twin tube
Dalam shock absorber terdapat pressure dan outer chamber yang membatasi workng
chaber
dan reservoir chamber.

c. Penggolongan menurut medium kerja


- Shock absorber tipe hidrolis
Di dalamnya terdaat minyak shock absorber sebagai media kerjanya.
- Shock absorber tipe gas
Ini adalah shock absorber hidrolis yang diisi dengan gas. Biasanya gas yang dignakan
adalah gas nitrogen, yang dijaga ada tekanan rendah 10 - 15 kg/cm2 atau tekanan
tinggi
20 - 30 kg/cm2.

C. BALL JOINT
Fungsi dari ball joint untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga sebagai sumbu putaran
roda saat kendaraan membelok. Pda bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi
bagian yang bergeseka dan setiap interval tertentu harus diganti dengan tipe molibdenum
disulfide lithium base.
Pada tipe bal joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak dperluknpenggantian gemuk.

D. STABILIZER BAR
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal saat
kendaraan membelok.Untuk suspensi depan, stablizer bar biasanya dipasang pada kedua lower
arm melalui bantalan karet dan linkage. pada bagian tenan ke frame ada dua tempat melalui
bushing.

Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan ini berfungsi mengurangi
body roll dan memelihara bodi dalam kemiringan yang aman.

E. STRUT BAR
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak aju mundur, saat menerima
kejutan dari jalan atau dorongan akibat terjadinya pengereman.

F. LATERAL CONTROL
Lateral control rod dipasang diantara axle dan bodi kendaraan. Tujuanya untuk menahan axle
pada posisinya terhadap beban dari samping.

G. BUMPER
Bumper berfungsi sebagai pelindung komponen-komponen suspensi saat pegas mengerut atau
mengembang di luar batas maksimum.
Bottoming adalah kejutan karena rebound menumbuk rangka. Penyebabnya adalah rolling atau
pitching ketika melalui jalan yang berlbang atau tonjolan besar.

Demikianlah artikel tentang suspensi ini yang saya dapat uraikan, semoga dapat bermanfaat
untuk para pembaca khususnya yang ingin mempelaari tentang otomotif lebih jauh.
Untuk lebih jelasnya lagi tentang sistem suspensi diartikel lain akan saya bahas tentang jenis-
jenis sistem suspensi.

Sejalan dengan perkem-bangan dan kemajuan teknologi otomotif, jumlah dari komponen bodi kendaraan
juga semakin banyak, yang dibuat dengan teknologi yang bervariasi dan komponen dengan bahan
tersebut yang juga semakin maju. Walaupun perkembangan bahan dari bodi kendaraan sudah maju
dengan bahan fiberglass atau plastik, namun saat ini bodi kendaraan masih didominasi oleh komponen
berasal dari plat besi dengan ketebalan 0,6 sampai 0,9 mm. Perkembangan bodi melalui teknologi
komponen bodi dengan bahan plastik dan fiber belum bisa sepopuler plat, namun demikian
beberapa komponen bodi yang memiliki komponen utama plat, kadang juga memiliki komponen plastik,
fiber bahkan serat karbon.

Car Body
1. Konstruksi Luar
Bagian ini merupakan tempat menempelnya berbagai macam panel dan dapat diumpamakan sebagai
kulit dalam tubuh kita. Bagian ini terdiri dari beberapa panel-panel yang disatukan dengan beberapa
jenis sambungan dan dapat terlihat secara langsung dari luar, misalnya bumper, engine hood (tutup
mesin), pintu-pintu, sunroof (lubang di atap kendaraan agar sinar matahari/udara bisa masuk), roof head
lining (atap bagian dalam), fender (bodi samping di dekat roda depan), kaca, boot lid/ deck lid (tutup
bagasi belakang), lampu-lampu, radiator grill, dan lain sebagainya.

Keterangan gambar:
1.atap kendaraan 6.moulding 11.pintu belakang
2.engine hood 7.lampu depan 12.pillar
3.dudukan kaca depan 8.lampu kota/posisi/senja 13.fender belakang
4.fender depan 9.lantai kendaraan 14.bumper belakang
5.grill 10.pintu depan 15.deck lid

2. Konstruksi Dalam
Bagian ini terdiri dari komponen-komponen yang ada didalam bodi kendaraan, penguat-penguat dan
panel-panel yang digunakan untuk menguatkan bodi kendaraan.
Keterangan gambar:
1. Unit lantai bodi
2. Rangka bodi samping
3. Dudukan kaca depan
4. Cowl panel
5. Unit rumah roda depan
6. Bodi dudukan engsel
7. Roof panel
8. Dudukan kaca belakang
9. Dudukan radiator
10. Dash panel

3. Lantai (Under Body)


Lantai biasanya terdiri dari beberapa komponen kecil yang dilas secara bersama-sama menjadi satu unit
lantai. Semua panel-panel lantai memiliki penguat pada bagian bawah. Bentuk dari lantai tidaklah
rata, disesuaikan dengan tujuan, diantaranya, untuk tempat roda, sebagai ruang komponen kendaraan,
tempat kaki penumpang, tempat dudukan komponen bodi yang lain, aspek aerodinamis, aspek estetika,
aspek ergonomi dan lain sebagainya. Pada tipe komposit biasanya rata dan terpisah dengan chassis,
sedangkan pada tipe integral (menyatu dengan chassis) biasanya tidak rata.
Keterangan gambar:
1. Panel lantai depan
2. Panel penahan landasan belakang
3. Panel lantai belakang

4. Engine hood (penutup mesin/ kap mesin)


Engine hood merupakan bagian bodi kendaraan yang menutupi komponen mesin. Kendaraan yang
menggunakan engine hood biasanya berjenis sedan (misalnya Toyota Camry, Suzuki Swift, Honda
Civic, Mitsubishi Lancer dan lain-lain) dan beberapa kendaraan penumpang (misalnya Toyota Kijang,
Suzuki APV, Daihatsu Taruna, Mitsubishi Kuda dan lainnya). Engine hood ini dipasang ke bodi utama
menggunakan engsel (hinge). Berdasarkan letak engselnya, engine hood dikelompokkan menjadi 2 jenis,
yaitu:
a) Rear hinged (Front Opening Type) yaitu tutup mesin dengan engsel dibelakang, engine hood dibuka
pada bagian depan. Jenis ini yang paling banyak digunakan pada kendaraan- kendaraan sekarang.
b) Front Hinged (Rear Opening Type) yaitu tutup mesin dengan engsel didepan, engine hood dibuka
pada bagian belakang (sudah jarang digunakan)
Ketika engine hood ditutup, maka akan terkunci. Untuk membuka kunci dilakukan oleh pengemudi
dengan menarik tuas yang ada di ruang kemudi. Sistem pengunci engine hood tadi dihubungkan dengan
kawat kabel yang dapat dioperasikan dari kursi pengemudi. Setelah pengunci ditarik, kemudian engine
hood bisa dibuka dengan menarik handel yang ada di bawah engine hood tadi.

Konstruksi dari engine hood terdiri dari lembaran plat yang didukung dengan rangka penguat. Pada jenis
kendaraan tertentu, engine hood ada yang memiliki saluran washer niple (alat untuk menyemprotkan air
pada kaca depan kendaraan bila menghidupkan wiper/ penghapus kaca depan) ataupun lubang-lubang
udara (biasanya untuk menambah suplai udara untuk sistem pembakaran).
Penyetelan engine hood dapat dilakukan dengan menggeser posisi engsel. Perlu diperhatikan pada saat
penyetelan adalah sikap hatihati, jangan sampai merusak cat kendaraan dan penyetelan celah
yang sama terhadap fender samping kiri-kanan dan cowl (bagian belakang), serta penyetelan pengunci
engine hood.

Keterangan gambar :
1. Rangka penguat bagian dalam
2. Hood bagian dalam
3. Hood bagian luar
4. Dudukan dan pengunci hood
5. Dudukan engsel hood
6. Penyangga hood (dapat distel)
7. Sealer
Demi keamanan pada saat melaksanakan perbaikan, sebaiknya digunakan karpet fender (fender cover)
untuk melindungi cat dari goresan.
Apabila oli, grease atau yang sejenisnya menempel, segera hapus dengan menggunakan kain yang
lunak.
Cara melaksanakan pembongkaran komponen, perlu perhatian mengenai saluran washer pada engine
hood, moulding pada engine hood, Biasanya hood moulding diikat dengan clip atau baut. Bila perlu
bisa menggunakan pengungkit atau obeng (-) yang dilapisi dengan kain agar tidak merusak cat. Cara
melepas engine hood dari kabin dengan melepas engsel (hinge) bagian kanan terlebih dahulu sementara
engsel kiri masih terpasang pada bagian bodi.

Sebagai catatan, untuk menjaga engine hood dan cowl top panel agar jangan sampai rusak dan sebagai
tindakan pengamanan sebelum pekerjaan dilakukan, diperlukan 2 orang untuk melaksanakan
pekerjaan pelepasan engine hood ini.
Sedangkan untuk pemasangan engine hood, perlu memperhatikan jalur kabel yang dilengkapi pengunci
pada engine hood, serta menjepit kabel dengan klip pada bodi kendaraan agar terlihat rapi dan
bisa berfungsi secara maksimal.
Saat melakukan penyetelan engine hood dapat dilakukan dengan memperhatikan bekas cat pada setiap
engsel sebagai panduan pemasangan sebelumnya. Seperti biasanya, pemasangan dilaksanakan dengan
arah kebalikan dari pembongkaran. Penyetelan depan-belakang dan arah kiri-kanan, dengan cara
mengendorkan mur-mur penyetel engine hood. Sedangkan penyetelan ujung belakang dalam arah ke
atasbawah, dengan cara penyetelan baut-baut penyetel pada bagian bodi. Penyetelan ujung depan (front
end) dengan arah atas-bawah dengan merubah posisi penyangga hood yang dapat diatur.
Setelah engine hood terpasang pada tempatnya, kemudian kita baru bisa menyetel pengunci engine
hood agar bisa tepat pada posisinya.

Pada saat menutup engine hood, terdapat dua tingkat penutupan. Klik yang pertama, engine hood belum
terkunci, sehingga masih bisa dibuka dari luar kendaraan (tidak perlu menarik pengunci dari
ruang kemudi). Sedangkan klik yang kedua, menandakan engine hood sudah terkunci dan kalau mau
membuka harus menarik tuas yang ada di ruang kemudi. Pada saat melakukan pemasangan, perlu
dicermati ketepatan pemasangan yaitu dengan melihat celah antara engine hood dengan fender maupun
dengan cowl.

5. Fender
Fender atau wing adalah komponen kendaraan yang menutupi roda-roda. Dari konsep inilah, berarti
kendaraan pada umumnya memiliki 4 buah fender pada masing-masing roda. Namun demikian ada
beberapa mobil yang fender belakang tidak bisa dilepas, sehingga seolah-olah fender hanya bagian
depan saja. Fender melindungi konstruksi suspensi dan melindungi dari kotoran dan lumpur. Fender
depan kendaraan biasanya terpasang pada konstruksi utama dari bodi menggunakan baut sehingga
dapat dilepas. Untuk menambah kekuatan dan menghindari getaran yang terjadi, biasanya dudukan baut
dibuat mati dengan bodi utama. Fender ini dapat dilakukan penyetelan kedepan atau kebelakang dengan
mengatur lubang posisi baut. Penyetelan tidak bisa dilakukan terhadap fender yang sudah dipasang
permanen dengan menggunakan las. Pada sebagaian kendaraan, fender depan biasanya dilengkapi
lampu samping atau sein, trim, hiasan atau chrom, sekaligus sebagai pemanis. Sedangkan konstruksi
fender bagian belakang agak berbeda susunannya. Memang ada beberapa kendaraan yang memiliki
fender belakang dapat dilepas, akan tetapi kebanyakan fender belakang menyatu dengan bodi bagian
dalam dengan sistem pengelasan, sehingga tidak dapat dilepas atau dilakukan penyetelan. Pengelasan
dengan bodi bagian bawah sengaja dilakukan secara penuh, sehingga dapat mencegah kotoran yang
masuk keatas diantara konstruksi luar dan bodi utama. Apabila akan melakukan perbaikan bodi
kendaraan, dengan melepas fender, maka semua komponen kelistrikan seperti lampu malam atau lampu
sein harus dilepas dahulu. Jika baut-baut pengunci dari fender tertutup oleh komponen yang lain seperti
bumper, front grill, mirror (kaca spion) atau komponen yang lain, maka komponen tersebut
dilepas terlebih dahulu. Sedangkan untuk perbaikan cat, maka skirt moulding atau dam skirt serta
komponen lainnya sebaiknya juga dilepas.
Apabila perbaikan sudah terhadap fender sudah selesai, saat memasang fender dengan memasang
baut-baut pada pojok terlebih dahulu dengan tidak mengencangkan dahulu. Setelah itu
memeriksa clearence (celah) fender dengan pintu dan engine hood. Setelah celahnya semua sama, baru
mengeraskan baut dan melengkapi baut-baut pengikatnya yang lain. Setelah terpasang, merakit kembali
komponen yang dilepas saat pembongkaran, seperti komponen kelistrikan, bumper, front grill, mirror
(kaca spion) atau komponen yang lain.

6. Cowl dan Dash Panel


Cowl merupakan bagian bodi kendaraan yang berada dibelakang engine hood. Bagian ini berfungsi
sebagai pemisah antara ruang mesin dan ruang penumpang yang terdiri dari gabungan panel-panel kecil.
Cowl bagian atas dan bagian samping biasanya disambung menggunakan las menjadi satu kesatuan.
Ada beberapa kendaraan yang menerapkan kerangka kaca pada bagian cowl ini. Kadang engsel
pintupun dapat diletakkan pada cowl.

7. Atap kendaraan (roof panel)


Atap kendaraan merupakan bagian bodi yang paling lebar dibanding bagian lain, dan memiliki konstruksi
yang paling sederhana. Biasanya atap menggunakan bahan lembaran plat besi yang dilakukan
pengerasan pada bagian tertentu dengan membuat alur, agar kuat apabila menerima beban dari atas.
Konstruksi dari atap kendaraan memiliki penguat dari plat tipis menyilang secara beraturan yang berada
didalam roof. Penguat ini biasanya disatukan dengan las dan merupakan bagian untuk memegang kawat
untuk pemasangan roof head lining.

8. Bodi Belakang (Quarter Panel)


Komponen ini biasanya menyatu dengan sayap belakang, dan memiliki konstruksi luar dan dalam.
Konstruksi luar menekuk dan disatukan dengan konstruksi dalam dengan las dan baut. Pada bagian
ini berhubungan dengan konstruksi pintu bagian belakang dan konstruksi kursi belakang.

9. Pillar Tengah
Pilar tengah merupakan penopang bagian tengah dan samping dari atap. Oleh karena itu, konstruksi ini
haruslah kuat. Pada pillar tengah ini juga berfungsi sebagai dudukan engsel pintu belakang dan
dudukan pengunci pintu depan. Beberapa pabrik membuat pillar lebar dan tampak dari luar, akan tetapi
kadang juga dibuat tidak tampak dari luar. Konstruksi pillar tengah biasanya tidak beraturan (dibuat profil
tekukan tertentu), yang menyebabkan konstruksi ini kuat dan kokoh, serta dibuat menyesuaikan bentuk
dari pintu saat terbuka.

10. Pintu Kendaraan (door)


Pintu kendaraan memiliki berbagai macam tipe atau bentuk.
Namun pada dasarnya, pintu dibuat dari dua panel utama, panel luar dan panel dalam, terbuat dari plat
baja. Pintu kendaraan memiliki kekuatan yang berasal dari panel dalam yang memiliki profil tekukan dan
lekukan (dengan jalan dipress) sehingga ketika tepinya disatukan dengan panel luar dan menjadi satu
kesatuan, maka konstruksi ini akan menjadi kuat.
Pada profil pintu bagian dalam, terdapat lubang, celah dan sebagainya, yang digunakan untuk
pemasangan trim, pemasangan regulator kaca dan pengunci dalam dan handel dalam. Bagian atas
dari pintu terdapat bidang luasan yang ditutup dengan kaca, yang telah disiapkan dengan alurnya serta
karet perapatnya, sehingga saat ditutup maka akan melindungi dari air hujan, debu dan kotoran.

Keterangan gambar:
1. Panel dalam pintu
2. Alur jendela
3. Dudukan engsel pintu
4. Panel luar pintu
5. Alur karet pintu
Pada perbaikan bodi kendaraan, apabila melakukan pekerjaan melepas pintu, terlebih dahulu harus
melepaskan komponen yang ada didalam pintu seperti hubungan lampu kelistrikan, audio dan lainnya.
Untuk membantu menyangga pintu bagian bawah bisa menggunakan kayu.
Untuk mempermudah dalam pemasangan pintu kembali, bisa memberi tanda pada engsel dan rumahnya
, baru melepas baut-baut engsel pintu, kemudian pintu dapat dilepas.
Setelah selesai melakukan perbaikan pintu dapat dipasang dengan urutan memasang dulu sementara
baut-baut pengikat pintu dan engsel pilar samping, baru setelah pintu di stel, baut dikeraskan sempurna.
Penyetelan seluruh pintu dalam arah depan-belakang dan arah atas-bawah. Penyetelan lock striker
dapat dilakukan dengan arah kirikanan dan atas-bawah. Apabila lock striker kurang maju bisa
ditambah dengan shim dengan ketebalan tertentu. Selain itu, dalam menyetel pintu kita bisa
memperhatikan tanda yang telah kita buat sebelumnya, atau juga bisa berpedoman pada bekas cat
sebelum pintu dilepaskan. Langkah terakhir adalah memberi grease (gemuk) pada engsel.
Kaca Pintu dan Regulator
Kaca pintu kendaraan terbuat dari safety glass sehingga apabila melepas/memasang kaca ini harus hati-
hati. Urutan pekerjaannya adalah melepas door trim dan kelengkapannya misal arm rest, inside
door handle, door regulator handle dan lainnya. Untuk melepas kaca, kaca diturunkan dan melepas baut
penguncinya. Kemudian kaca dipegang, menarik regulator arm roller dari glass roller guide. Kemudian
menarik kaca perlahan-lahan ke atas dan memegang pada bagian ujung belakang.
Sesudah melepaskan regulator sub roller guide, kemudian melepas regulator.
Sedangkan langkah memasang kaca terlebih dahulu memberi grease (gemuk) pada bagian yang
berputar dan bergeser seperti pada regulator pinion, driver gear, roller, glass holder dan roller guide.
Untuk memasang bagian-bagian tertentu seperti weatherstrip dan door trim bisa menggunakan lem
adhesive secukupnya.
Handel pintu dan Pengunci (door handle and door lock)
Apabila kita mau keluar atau masuk kendaraan, dengan mudah kita tinggal menarik handel pintu. Handel
pintu terdiri dari 2 macam, yaitu handel luar dan handel dalam, semuanya dioperasikan secara
manual. Pada mekanisme pengunci, bagian luar menggunakan anak kunci, sedangkan bagian dalam kita
tinggal menekan pengunci menggunakan tangan lansung tanpa anak kunci. Pada umumnya setiap pintu
terdiri handel luar dan dalam, serta pengunci luar dan dalam. Namun saat ini, sudah banyak kendaraan
yang mengaplikasikan central lock, artinya kita bisa mengunci semua pintu mobil (termasuk bagasi jika
ada) dari satu tempat saja di ruang kemudi. Ada pula yang menggunakan remote control untuk mengunci
dan membuka pintu kendaraan, biasanya juga pada kendaraan yang telah menerapkan central
lock. Berikut ini merupakan contoh langkah membongkar (pada pintu standar), yaitu dengan urutan
membuka door trim dan kelengkapan lainnya, kemudian melepas batang pengunci pintu dalam (door
inside lock rod). Melepas handle dengan jalan melepas baut/mur dari arah dalam. Langkah selanjutnya
melepas batang-batang pengunci baik luar maupun dalam, kemudian melepas unit pengunci (lock assy).
Jangan lupa melakukan pemeriksaan mekanisme pengunci (lock mechanism) dari keausan dan
kerusakan, dan memastikan dapat berfungsi dengan normal. Sedangkan urutan langkah pemasangan
terlebih dahulu memberikan grease pada unit pengunci. Setelah itu memeriksa tiap batang penghubung
baik handel maupun pengunci sudah tepat dan kerja sistem pengunci lancar dan baik. Dianjurkan pula
untuk menyetel jarak bebas (play) dari handel pintu dalam sesuai dengan ukuran standar dengan
memutar mur penyetel (mounting screw), sekitar 4-8 mm, serta handel pintu luar sekitar 0-5 mm.
11. Deck lid (tutup bagasi)
Deck lid merupakan bodi kendaraan (sebagian besar sedan) pada bagian belakang sebagai tempat
barang (bagasi). Komponen ini juga terdiri dari 2 panel utama, yaitu panel luar dan dalam yang
disatukan menjadi satu dengan las atau sealant. Bagian luar memiliki bentuk yang sederhana, namun
pada bagian dalam terdiri dari rangka penguat. Untuk membuka deck lid, kadang disediakan handel dari
luar, atau dapat dibuka dari ruang kemudi menggunakan kabel.
Proses melepas deck lid jika akan melakukan perbaikan bodi kendaraan adalah melepaskan berbagai
komponen yang ada di deck lid misalnya antena, kelistrikan dan lainnya. Kemudian membuka lid
hinge attaching bolt, lalu lepaskan torsion bar dari sisi lid hinge. Setelah itu melepas konstruksi pengunci
dan kabelnya. Apabila diperlukan untuk pengecatan, maka weatherstrip sebaiknya juga dilepas dan sisa-
sisa lem dibersihkan dari bodi.
Perlu diperhatikan saat pemasangan komponen pada mobil dengan lid antenna type radio, lid digunakan
sebagai antenna, sebab itu lid dan bodi harus terisolasi (namun jenis ini sudah jarang
digunakan). Termasuk torsion bar pada dudukannya.
Setelah itu jangan lupa memberikan grease secukupnya pada permukaan yang bergerak misalnya pada
pengunci. Pastikan komponen terpasang dengan tepat. Untuk pemasangan weatherstrip gunakan
lem kering (tahan panas).
Perlu diperhatikan juga saat melakukan penyetelan, kita harus melihat celah deck lid dengan bodi
belakang, harus memiliki lebar yang sama, dengan jalan menyetel pada baut engsel. Sedangkan untuk
arah atas dan bawah, kita dapat menambah shim.

12. Bumper
Bumper dibedakan jenisnya menjadi 2, yaitu bumper depan dan bumper belakang. Fungsi dari bumper
adalah sebagai pengaman pertama terhadap bodi dan penumpangnya jika terjadi tabrakan atau
benturan. Pada dasarnya komponen bumper depan dan belakang sama, yaitu bumper sub, bumper arm,
bumper side extension sub (bumper samping) dan bumper filler.
Saat akan melepas dari bumper, terlebih dahulu melepas komponen yang menempel pada bumper
seperti lampu-lampu, ataupun sambungan bumper samping jika ada. Sedangkan saat
melakukan penyetelan dilakukan dengan arah kiri-kanan, atas-bawah dan depanbelakang, dengan cara
melonggarkan baut-baut atau mur-mur pengikatnya.

13. Kaca kendaraan (automotive glass)


Kaca kendaraan mobil merupakan komponen yang sangat penting bagi kendaraan, yang terdiri dari kaca
depan, kaca belakang dan kaca samping. Ketebalan kaca pada kendaraan minimal 5 mm, terutama
kaca depan selain harus memiliki ketebalan 5 mm, kaca depan terdiri dari konstruksi lapisan plastik
diantara kaca bagian depan dan kaca bagian dalam. Hal ini karena harus mampu menahan tekanan
udara ketika sedang berjalan maupun sebagai perangkat keselamatan ketika menerima benda asing
(kerikil) yang mengenai kaca.
Kaca kendaraan harus memiliki beberapa sifat:

 kaca harus jernih


 tidak membiaskan cahaya yang datang
 tahan terhadap tekanan udara yang kuat
 apabila terjadi kecelakaan tidak membahayakan penumpang
 tahan terhadap temperatur yang ekstrim.
Apabila mengganti kaca kendaraan yang pecah, maka harus dilakukan dengan metode perbaikan yang
benar agar kaca tidak pecah.
Karena kaca merupakan komponen yang mudah pecah, bila pemasangannya tidak tepat, pada saat
kendaraan mendapat goncangan, dan tekanan yang besar ketika sedang berjalan, maka kaca bisa jatuh
dan pecah.
Kaca depan dipasang dengan menggunakan perekat khusus atau karet. Setiap perekat mempunyai
waktu pengeringan yang berbeda-beda dan harus ditangani dengan cara yang tertentu pula. Sedangkan
jika menggunakan karet akan relatif lebih aman. Pembahasan mengenai kaca akan dijelaskan pada
bab selanjutnya.

Plafon Kendaraan (Roof Head Lining)


Komponen bodi ini terletak di dalam bodi kendaraan bagian atas.
Pada awalnya, plafon kendaraan merupakan bidang yang rata, namun sekarang sudah bergeser dari
permukaan yang rata menjadi permukaan yang bervariasi sebagai tempat komponen lain, seperti untuk
lampu kabin, lampu baca, penempatan lubang-lubang ventilasi dan AC (air conditioner), audio dan
komponen lain. Selain itu, dahulu plafond terbuat dari kain, bergeser dengan kain vinil sampai sekarang
banyak kendaraan yang menggunakan bahan polyurethena. Peralatan yang digunakan
untuk pembongkaran dan pemasangan adalah gunting, cutter dan lem adhesive.
Proses melepas plafon kendaraan adalah melepas komponen kendaraan yang menutupi proses melepas
plafon, seperti kaca depan (windshield glass), penahan cahaya/ tabir surya (sun visor), kaca spion dalam,
saluran AC, lampu-lampu dan komponen lainnya. Setelah itu plafon dilepas dari bodi kendaraan, dan
melepaskan rangkanya (support). Setelah itu melepaskan adhesive tape (lem) pada bagian bodi Saat
melaksanakan pemasangan terlebih dahulu memasang kerangka penguat (support) melalui plafon dan
menyisipkan retainer ke
setiap ujung support. Kita harus menggunakan lem pada bodi kendaraan dan bagian pilar bodi
kendaraan, juga pada ujung plafon.
Posisikan retainer pada dudukannya, dengan posisi support melengkung keatas. Serta memposisikan
head lining dalam arah kanankiri, dari depan secara teratur dan rata, luruskan dengan bodi kendaraan.
Untuk kesempunaan pekerjaan, pastikan bahwa plafon telah lurus satu sama lain dan tidak ada yang
melipat atau kendor, dan potonglah ujung lining yang tidak berguna dan memasang kembali komponen
yang dilepas.

15. Tempat Duduk (seats)


Perkembangan teknologi tempat duduk mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari tempat duduk
statis, sampai pada teknologi tempat duduk yang bisa diatur ketinggiannya, sandaran, bahkan
dipindah atau dilipat untuk keperluan tertentu, sehingga bisa menyesuaian kemauan penumpang. Dahulu
hanya kursi pengemudi yang diberi fasilitas pengaturan, sekarang sudah hampir semua penumpang
memiliki fasilitas yang sama. Posisi tempat duduk dapat distel agar sesuai dengan ergonomi pengemudi/
penumpang sehingga menimbulkan kenyamanan, keamanan dan mengurangi rasa kelelahan.

Pengaturan tempat duduk bisa dilakukan secara manual dengan menekan/ menarik kunci pembebas,
dan dapat juga digerakkan secara elektrik, yaitu dengan menggunakan motor listrik. Tempat
duduk kendaraan juga dilengkapi dengan sandaran kepala (head restrains) yang dapat diatur
ketinggiannya. Sandaran kepala ini berguna untuk melindungi leher dari benturan yang diakibatkan
tabrakan dari belakang kendaraan. Tempat duduk yang dilengkapi dengan reclining back,
bertujuan untuk menidurkan kursi kebelakang dengan sudut sekitar 30􀁱, dan dioperasikan dengan
mengangkat tuas pengunci dan menekan sandaran tempat duduk ke belakang. Cara membebaskannya
dengan cara menarik tuas kembali dan pegas pengembali akan membawa sandaran kursi kembali.
Lumbar support Mecanism
Merupakan komponen pengatur tekanan pada sandaran dan dapat dikontrol pada tiga tingkat oleh tuas
pengatur yang terdapat pada samping tempat duduk bagian dalam. Dengan alat ini maka
pengemudi/penumpang akan merasa lebih nyaman dalam mengendarai kendaraan sehingga tidak
mudah cepat lelah.

Urutan pekerjaan melepas kursi dilakukan dengan melepaskan baut-baut pengikat dengan menggeser
tempat duduk kedepan dan ke belakang sampai habis. Kemudian lepaskan tempat duduk sebagai
satukesatuan. Untuk perbaikan semua sistem perlu dilakukan melepas bautbaut pengikat, sehingga
bagian yang bergerak akan pisah dengan bagian yang tetap (kaki yang menempel pada bodi).
Pemeriksaan track (peluncur) tempat duduk dengan jalan luncurkan tempat duduk kedepanbelakang, jika
berat berilah lapisan grease pada track. Sedangkan untuk pemasangan tempat duduk kendaraan
dilakukan dengan cara kebalikan dari pelepasan.

16. Dasboard Kendaraan


Bagian bodi dari bodi kendaraan ini, selalu berada didepan pengemudi. Hal ini dikarenakan bagian ini
terdiri dari instrumen-instrumen panel, yang digunakan oleh pengemudi untuk memantau semua
kondisi pengemudian (seperti kondisi mesin, sistem rem, sistem pengisian, kondisi tekanan ban), fasilitas
kenyamanan (seperti AC, radio/tape, sirkulasi udara) serta tanda-tanda isyarat (seperti sein, lampu-
lampu). yaitu terdapat komponen-komponen seperti gambar dibawah ini:
Sebelum membongkar dasboard maka hubungan terminal negatif (-) baterai. Biasanya komponen
chooke control dan tuas pembuka engine hood, yang harus dilepas terlebih dahulu. Jika roda kemudi
dan komponen lain ada yang mengganggu dalam melepas dasboard, maka sebaiknya dilepas dahulu.
Setelah itu melepas komponen-komponen seperti kabel pengontrol alat pemanas (heater contol cable),
melepas laci tempat barang, melepas wiring (kabel) instrumen meliputi sekering, radio, kabel
speedometer, slang-slang udara dan komponen yang menganggu, melepas instrumen panel lainnya.
Sedangkan langkah pemasangannya dengan cara kebalikan dari pelepasan. Perlu diperhatikan juga
hubungan setiap konector (sambungan) dan kabel dengan baik dan aman begitu pula setiap klem
dipasang dengan baik. Setelah semuanya terpasang, pastikan semua petunjuk instrumen (alat petunjuk)
bekerja dengan normal.

17. Grill Dan Moulding


Grill adalah komponen kendaraan yang terletak di bagian depan kendaraan berfungsi sebagai pengarah
udara untuk pendinginan mesin, penyaring partikel yang besar agar tidak menutup radiator
pendingin, serta sebagai penghias bodi kendaraan. Pelepasan dan pemasangan menggunakan baut
pengikat atau soket plastik.
Sedangkan moulding adalah komponen pemanis kendaraan yang ditempelkan pada bodi bagian luar.
Perlu diperhatikan saat melepas dan memasang, agar moulding selalu dijaga agar tidak rusak, bengkok
atau patah. Saat melakukan perbaikan, gunakan peralatan khusus, agar tidak merusak komponen serta
bodi kendaraan. Pemasangan moulding juga bisa menggunakan air sabun untuk mempermudah
mengatur kelurusannya.

Вам также может понравиться

  • Ppt. Mekanika Fluida Dasar
    Ppt. Mekanika Fluida Dasar
    Документ58 страниц
    Ppt. Mekanika Fluida Dasar
    Niko F Manurung
    75% (8)
  • Pengelolaan Kualitas
    Pengelolaan Kualitas
    Документ6 страниц
    Pengelolaan Kualitas
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • Plagiat Dan Pengangguran
    Plagiat Dan Pengangguran
    Документ4 страницы
    Plagiat Dan Pengangguran
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • EFI
    EFI
    Документ22 страницы
    EFI
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • Cara Kerja Boster Rem
    Cara Kerja Boster Rem
    Документ3 страницы
    Cara Kerja Boster Rem
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • CBR
    CBR
    Документ3 страницы
    CBR
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • CBR Agama
    CBR Agama
    Документ6 страниц
    CBR Agama
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • CBR Agama
    CBR Agama
    Документ6 страниц
    CBR Agama
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • Pengelolaan Kualitas
    Pengelolaan Kualitas
    Документ13 страниц
    Pengelolaan Kualitas
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • Ppt. STATIKA FLUIDA
    Ppt. STATIKA FLUIDA
    Документ75 страниц
    Ppt. STATIKA FLUIDA
    Niko F Manurung
    67% (3)
  • RPP SD - Kelas 1 Diknas
    RPP SD - Kelas 1 Diknas
    Документ9 страниц
    RPP SD - Kelas 1 Diknas
    Aree Sudarman
    Оценок пока нет
  • RPP SD - Kelas 1 Diknas
    RPP SD - Kelas 1 Diknas
    Документ9 страниц
    RPP SD - Kelas 1 Diknas
    Aree Sudarman
    Оценок пока нет
  • 148 250 1 SM
    148 250 1 SM
    Документ12 страниц
    148 250 1 SM
    Nidia Ivana Simangunsong
    Оценок пока нет
  • CBR
    CBR
    Документ3 страницы
    CBR
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • KATA PENGANTAR Laporan
    KATA PENGANTAR Laporan
    Документ65 страниц
    KATA PENGANTAR Laporan
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • CBR1
    CBR1
    Документ11 страниц
    CBR1
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • CBR
    CBR
    Документ3 страницы
    CBR
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • Mengelola Kualitas
    Mengelola Kualitas
    Документ9 страниц
    Mengelola Kualitas
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • Elemen Mesin Cover
    Elemen Mesin Cover
    Документ1 страница
    Elemen Mesin Cover
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет
  • Laporan Mini Project
    Laporan Mini Project
    Документ7 страниц
    Laporan Mini Project
    Niko F Manurung
    Оценок пока нет