Вы находитесь на странице: 1из 42

METODE

PELAKSANAAN
PEKERJAAN

NAMA PAKET : Rehabilitasi Jalan Provinsi Ruas Jalan Ahmad Yani Labuan

2015
PENJELASAN UMUM

kami selaku Kontraktor Pelaksana Akan Menyelesaikan Kegiatan Proyek tersebut


sebelum atau sesuai dengan Jadwal dan Batas Waktu yang telah di tentukan, dan
melalukan pemeliharaan sesuai dengan jangka waktu yang telah di tentukan juga.
Mengingat singkatnya waktu pelaksanaan pekerjaan,

maka koordinasi pelaksanaan dan metode kerja yang tepat dalam pelaksanaan proyek
ini sangat diperlukan supaya proyek ini dapat berjalan tepat waktu dan memenuhi hasil
yang diharapkan.

Selain bekerja sesuai jadwal dan batasan waktu tetapi kami jugaakan mengedepankan
pelaksanaan K3 secara menyeluruh, berkelanjutan dan disiplin, bertujuan ke arah zero
accident, Atau Stidaknya akan meminimalisir terjadinya kecelakaan.

LINGKUP PEKERJAAN

Ruang Lingkup Pekerjaan :

A. Divisi 1 Umum
a. Mobilisasi
b. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

B. Divisi 2 Drainase
a. Galian untuk Selokan tanah dan Saluran air
b. Saluran berbentuk U tipe DS 1 lebar dalam 60 cm dengan penutup saluran K
350
c. Saluran berbentuk U Tipe DS 1 lebar Dalam 80 cm dengan penutup Setara K
350
d. Saluran tertutup beton bertulang pracetak segmental tipe persegi ukuran
dalam 80 cm setara K 350 (Pj 1,2 m)

C. Divisi 3 Pekerjaan Tanah


1. Galian Biasa
2. Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
3. Timbunan Biasa
4. Penyiapan Badan Jalan
5. Pembersihan dan pengupasan lahan

D. Divisi 4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan


a. Lapis Pondasi Agregat Klas B

E. Divisi 5 Perkerasan Berbutir


a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
b. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
c. Perkerasan Beton Semen
d. Lapis Pondasi bawan Beton Kurus

F. Divisi 6 Perkerasan Aspal


a. Lapis resap Pengikat – Aspal Cair
b. Lapis Perekat – Aspal Cair
c. Laston Lapis Aus (AC-WC) (Gradasi Halus/Kasar)
d. Aspal minak
e. Bahan Pengisi (filter) Tambahan
f. Bahan Anti Pengelupasan (anti stripping agent)

G. Divisi 7 Struktur
a. Anyaman Kawat yang di las (Welded Wire mesh)
b. Pasangan Batu

H. Divisi 8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor


a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor
b. Marka Jalan Termoplastik
c. Kerb Pracetak Jenis1 (Penghalang /Barrier )
d. Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median (keramik)
RENCANA FASILITAS LAPANGAN ( SITE FACILITIES PLAN)
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dibuat Rencana Fasilitas Lapangan atau Site
Facilities Plan untuk pengaturan lokasi pekerjaan, termasuk pengaturan penempatan
slat, stok material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan proyek, antara lain kantor direksi keet, gudang, barak kerja,
posisi peralatan, dan fungsi lainnya.

Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang


maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :

 Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan.


 Memudahkan pemeriksaan dan pengecekan.
 Mudah pengambilannya
 Memudahkan pelaksanaan pekerjaan lanjutannya.
 Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
 Terjamin kebersihannya.

Site Facilities Plan dibuat berdasarkan kebutuhan per periode waktu pekerjaan, dimana
site facilities plan dibuat ideal untuk jangka waktu yang efektif sehingga tidak terlalu
banyak dilakukan revisi.

Lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi, dibatasi
dengan menggunakan barikade dan rambu-rambu sehingga memperkecil kemungkinan
terhadap kecelakaan, gangguan keamanan, ketertiban maupun gangguan yang lain.

Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan langsung
pada pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.

MANAJEMEN PROYEK

Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga


terampil dari perusahaan kami yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-
proyek besar, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja
yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga
yang telah dibina kemampuan dan produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek
besar sejenis.

1. Struktur Organisasi

Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta
pembantu-pembantunya. Struktur organisasi dan personil dapat dilihat di lampiran lain
sebagai persyaratan tender.

2. Koordinasi

Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan pihak lain
antara lain pemilik, pengawas, supplier dan pihak lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya koordinasi antar pihak
dalam menyelesaikan persoalan yang muncul dalam pelaksanaan pekerjaan. Kepala
proyek akan mewakili perusahaan dalam koordinasi dengan pihak lain.

 Kepala proyek akan memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi,
teknik dan lain-lain.
 Untuk masalah teknikal engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh
Bagian teknik beserta stafnya.
 Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kepala Proyek dibantu oleh
Pelaksana-Pelaksana yang berkompeten.
 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
personalia dan keuangan beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
 Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada
pengelola operasional Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi.

Kepala Proyek mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh dalam
pengelolaan proyek, dan mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan dalam
proyek ini. Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek
diharapkan akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat
tercapai dalam waktu yang ditentukan dengan mutu yang diharapkan.

METODE PENCAPAIAN SASARAN

Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik kami akan
mengeluarkan Kebijakan yang sesuai dengan Sistem Manajemen K3 Lingkungan dan
Mutu. Sistem manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan
sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan
perangkat keras (hardware) berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang
pelaksanaan pekerjaan.

1. Sistem Pengendalian Proyek

Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin


keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan
dalam bentuk daftar - daftar isian (formulir - formulir) pengendalian, yang mengacu
pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart. Program utama yang telah
dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih terinci.
Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar isian (formulir-
formulir) laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, dibuat metode kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar
pelaksanaan (shop drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas
yang terlibat di dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-sarana tersebut, maka
sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan.

Pengendalian Proyek diterapkan dengan :

a. Pengendalian Waktu

 Perencanaan dan Monitoring Master Schedule, Schedule Bahan, Schedule Alat.


 Perencanaan dan Monitoring Schedule Detail dan Schedule Mingguan.

b. Pengendalian Mutu

 Perencanaan dan penerapan ISO 9001:2000, OHSAS 18001 dan ISO 14001:2004
 Perencanaan dan pengendalian gambar Pelaksanaan Inspeksi dan Test dan
penanganannya
 Pelaksanaan Audit Mutu Internal

c. Pengendalian Biaya

 Perencanaan design yang mantap.


 Bekerja sekali jadi, tidak ada rework
 Pembuatan data administrasi yang tertib dan tepat.

2. Pemilihan Alat

Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat. Kebutuhan peralatan
minimum yang ditentukan akan dicukupi dengan alat milik sendiri, namun jika dalam
pelaksanaannya terjadi kekurangan alat, maka akan kami penuhi dari sumber alat yang
banyak terdapat di Jawa Barat.

3. Material

Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke laboratorium
untuk dilakukan pengujian, dan pada produk tertentu pabrikan diminta menunjukkan
sertifikat uji test yang pernah dilakukan yang masih berlaku untuk menjamin
persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Material harus sudah
didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan
hanya karena material belum datang.

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:

 Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.

 Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik & operator.

 Pekerja diusahakan mengambil tenaga lokal yang banyak terdapat di daerah


sekitar lokasi proyek, untuk pekerja yang terampil dan terlatih akan didatangkan
dari daerah lain.
 Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani
proyek besar dan pekerjaan - pekerjaan yang sejenis.

5. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek Pertama akan menyediakan tenaga
keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas untuk :

 Pengawasan terhadap para pekerja.


 Pengawasan terhadap bahan - bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
 Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang
para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung
pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik di tempat pekerjaan maupun di
kantor proyek.
 Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat - alat keselamatan.
 Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar - pagar pengaman di tempat -
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek.
 Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
 Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan dan ancaman dari
pihak luar

6. Komunikasi

Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT), bagi para petugas
keamanan, para pelaksana ( supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan
hubungan secara menerus.

URAIAN DAN METODE PEKERJAAN

Dalam melaksanakan proyek ini, perlu dibuat metode pelaksanaan proyek yang secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan ini meliputi :
A. Site Planning
Pengaturan lapangan proyek diperlukan untuk mengakomodasikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Traffic Management
b. Kantor Direksi Lapangan dan Kontraktor
c. Pos Jaga
d. Stock Yard
e. Work Shop
f. Gudang Material
g. MCK / Toilet lapangan untuk pekerja

B. Pembuatan Pagar Pengaman

Pagar pengaman dibuat dengan cara yang mudah untuk dipindahkan dan dapat
melindungi area pekerjaan, dimana pada tahap awal dibuatkan pagar untuk
melindungi pekerjaan pada daerah yang akan dilaksanakan pekerjaan perkerasan.

II. Mobilisasi Peralatan


Mobilisasi akan dilaksanakan setelah kontrak ditandatangani. Mobilisasi alat akan
diawali untuk alat yang diperlukan pada pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.
Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu melayani mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Peralatan laboratorium ringan seperti CSR, Sand Cone Test
dan peralatan laboratorium untuk pengambilan sample harus sudah ada di lapangan
sebelum pekerjaan pokok dimulai.

III. Pengukuran / Setting Out

Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan lapangan, terlebih dahulu harus dilakukan


pengukuran ulang dan harus dibersihkan diamankan dari bangunan - bangunan dan
fasilitas yang mengganggu. Lapangan selalu dijaga tetap bersih dan rata. Lokasi
pembangunan dilengkapi dengan keterangan-keterangan mengenai ketinggian tanah,
letak pohon, serta letak batas tanah dengan alat -alat yang sudah ditera
kebenarannya. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Perencana Pengawas untuk
diminta keputusannya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
Waterpass Theodolith atau Total Station yang ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan.

IV. Direksi Keet

Kantor Kontraktor, Konsultan, Ware House, Work Shop, dan Barak Pekerja lengkap
dengan furniture dan isi bangunan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang akan
dipersiapkan bersamaan dengan pekerjaan setting out, Direksi kit tersebut akan
ditempatkan di sekitar lokasi pekerjaan. Dalam pembuatan kantor tersebut, fasilitas
di sekitarnya akan seialu dijaga dan dirawat, sedangkan untuk kantor kepala proyek
dan staf akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan pihak
kepala proyek. Kantor yang akan dibangun dilengkapi dengan peralatan dan
persyaratan yang dinyatakan dalam dokumen lelang.

V. Persiapan Quality

Pengujian material yang akan dipakai serta pembuatan job mix yang diperlukan dan
yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan di proyek ini, seperti job mix formula
aspal, beton dan lain-lain.

VI. Listrik
Pengadaan listrik proyek untuk pelaksanaan pekerjaan diadakan dan genset yang
ditempatkan pada lokasi yang bebas dari penyebab gangguan kebisingan.

VII. Air dan Fabrikasi

Pengadaan air kerja akan diadakan dari sumber mata air di lokasi proyek dan telah
lulus uji laboratorium dan didistribusikan melalui Water Tank Truck.

Fabrikasi besi, bekisting dikerjakan pada workshop dan didistribusikan memakai Truk.

VIII. Pembuatan Shop Drawing dan As Built Drawing

Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin dari Pemilik
Proyek untuk memasuki lapangan. As built drawing dapat dimulai proses
pembuatannya sejak diperoleh kepastian mengenai data detail hasil pelaksanaan
pekerjaan.
Selain itu, yang termasuk dalam lingkup pekerjaan persiapan dan dilakukan selama
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan sebelum penyerahan pekerjaan antara lain

a. Pembuatan foto-foto dan laporan pelaksanaan.


b. Kebersihan, keleluasaan lapangan, keselamatan dan kesehatan kerja (K-3).
c. Penyimpanan barang-barang, material dan barang contoh (sample).
d. Pengujian mutu hasil uji campuran, uji pemadatan, baik dengan fasilitas
laboratorium lapangan maupun laboratorium lain yang ditunjuk oleh Konsultan
Pengawas.
e. Pekerjaan pembersihan sebelum pekerjaan diserahkan kepada Pemilik Proyek.
termasuk di dalamnya pembongkaran kantor lapangan, los kerja, gudang dan
fasilitas lainnya yang tidak dipakai lagi.

IX. Traffic Management


Pengaturan laiu lintas dan rambu-rambu dibuat sedemikian rupa agar selama
pekerjaan berjalan, Traffic kendaraan juga tidak terlalu terganggu atau menimbulkan
kemacetan dapat selama pelaksanaan pekerjaan.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Traffic Management :

a. Pemasangan rambu-rambu yang diperlukan sebelum memasuki lokasi pekerjaan


sampai dengan rambu-rambu saat berada di lokasi pekerjaan, seperti rambu
perhatian untuk berhati-hati, sampai dengan rambu pembatasan dan larangan
yang diperlukan.
b. Pengaturan area dan waktu untuk kendaraan dan peralatan proyek keluar dan
memasuki areal kerja.
c. Melaksanakan koordinasi yang diperlukan dengan dinas atau instansi terkait
selama pelaksanaan pekerjaan.

Rambu lalu lintas dapat dipakai rubber cone, rambu-rambu arah, petunjuk jalan dan
bendera-bendera. Pagar sementara akan dipasang pada daerah konstruksi bangunan
pelengkap dan akan dipasangkan lampu-lampu sehingga akan terlihat pada waktu
malam hari bilamana dilaksanakan pekerjaan lembur.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dikoordinasi oleh bagian tertentu dalam
organisasi kontraktor yang bertanggung jawab terhadap Safety, Health dan
Environment, yang secara berkelanjutan akan memonitor dan mengevaluasi bagian
pekerjaan. Pelaksanaan traffic management akan dikonfirmasikan dengan pihak yang
berwenang. Kontraktor akan memelihara jalan yang berpengaruh kepada area
operasional dengan kondisi yang baik. Tumpahan tanah dan material akan
disingkirkan dan kondisi jalan dikembalikan ke posisi semula. Fasilitas pengatur
sepanjang area pekerjaan diperlukan antara lain sebagai berikut :

 Rambu-rambu
 Lampu-lampu
 Rubber Cone
 Arah dan Petunjuk Jalan
 Pagar penghalang sementara
 Bendera-bendera, dll

 PEKERJAAN DIVISI I UMUM


1. MOBILISASI

Pekerjaan Mobilisasi akan segera dilakukan setelah Surat Perintah Mulai Kerja
diterbitkan. Pada Pekerjaan Mobilisasi ini, akan dilakukan Mobilisasi Peralatan,
Tenaga Kerja, Manusia, Pembuatan Direksi Keet dan barak tempat kerja serta
kebutuhan lainnya yang diperlukan guna menunjang kelancaran pekerjaan. Juga
Dilakukan Penyelidikan atau Investigasi terhadap kondisi lapangan, kondisi material
yang akan dipergunakan, seperti melakukan Job Mix Formula Untuk Hot Mix, Soil
Investigation (jika diperlukan), dan hal lainnya.
Pada pekerjaan Mobilisasi ini juga akan dilakukan :
 Pekerjaan survey lapangan
Pekerjaan survey lapangan ini sangat perlu dilaksanakan guna mengetahui
tentang kemungkinan adanya kendala-kendala di proyek yang akan dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
 Pekerjaan Pengukuran dan Site Planning
Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik, perlu dilakukan pengukuran ulang bersama
antara Kontraktor, Direksi Lapangan dan Konsultan, dengan menggunakan alat
ukur (Theodolite dan/atau Waterpass). Dimana pada pengukuran tersebut akan
ditentukan titik Bench Mark (BM) untuk dijadikan patokan dalam menentukan
titik, terutama yang berhubungan dengan ketinggian permukaan.

Pekerjaan Pengukuran (Setting Out)

Pekerjaan Pengukuran (setting out) dilaksanakan, juga guna mengetahui :


 Batas pekerjaan
 Posisi bangunan yang ada
 Posisi instalasi yang ada
 Posisi setiap pekerjaan yang akan dikerjakan
 Menentukan elevasi setiap pekerjaan yang akan dikerjakan

Pengukuran akan dilakukan dari awal hingga dapat dimulainya pelaksanaan


pekerjaan. Hasil pengukuran ini jika dimungkinkan juga akan dipakai untuk
menentukan progres pekerjaan yang berhubungan dengan pembayaran. Tim
pengukuran juga akan melakukan pengecekan gambar yang ada (Construction
Drawing) dan akan membuat data awal. Dimana data awal tersebut akan dipakai
guna pembuatan Shop Drawing yang akan dijadikan untuk pedoman pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Shop drawing sebelum dapat digunakan sebagai pedoman di
lapangan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi lapangan dan
Konsultan. Selanjutnya diharapkan As Build Drawing akan dapat diproses bersamaan
dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan berpedoman pada hasil
pekerjaan terlaksana (Pekerjaan yang sudah dilakukan). Hal ini dimaksudkan agar
pada saat selesai pekerjaan nanti, As Build Drawing yang menjadi kewajiban
Kontraktor juga dapat segera diselesaikan.

Urutan pengukuran adalah sebagai berikut :

1. Pengecekan titik referensi BM (Bench Mark)

2. Pembuatan dan pemasangan patok ( Temporary Bench Mark )

3. Pengukuran cross dan longitudinal ( Section kondisi Existing )

4. Survey dan penandaan lokasi

Pengecekan titik-titik referensi (existing BM) dengan pengukuran polygon


dan waterpass sehingga dapat diketahui koordinat (x,y,z) titik-titik BM yang
sesungguhnya lalu dibandingkan dengan data-data titik BM dalam gambar
untuk mengetahui apakah BM tersebut masih baik atau sudah rusak.
Pembuatan/pemasangan temporary BM (bilamana diperlukan) untuk
mempermudah kegiatan staking out selama pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan tim pengukuran yang dikoordinir
oleh seorang Surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya dengan
menggunakan peralatan-peralatan diantaranya :
 Total Station atau EDM, untuk pengukuran polygon.
 Automatic Level wild NAK 2 (Waterpass) lengkap dengan statisnya dan bak
ukur alumunium panjang 4 meter untuk pengukuran waterpass.
 Pembuatan Pagar Pengaman
Pagar pengaman dibuat dengan cara yang mudah untuk dipindahkan dan dapat
melindungi areal pekerjaan dari segala gangguan, yang dapat menghambat
kelancaran pekerjaan. Dimana pada tahap awal dibuatkan pagar untuk melindungi
pekerjaan pada daerah yang akan dilaksanakan dengan mengikuti rencana kerja
yang telah dibuat.

 Pengecekan Perhitungan Volume (Rekayasa Lapangan)

Pengecekan quantity/volume (Rekayasa Lapangan) akan dilaksanakan sejak awal


pelaksanaan pekerjaan dengan melaksanakan kegiatan engineering, yaitu mulai dari
survey bersama dengan pihak Direksi Lapangan dan Konsultan. Dari survey tersebut
akan dapat diketahui quantity/volume pekerjaan yang tepat. Apabila terdapat
perbedaan quantity yang dihitung dengan quantity yang tercantum dikontrak, maka
GS akan menyampaikan kepada Direksi lapangan dan mengajukan usulan perubahan
quantity dimaksud untuk mendapat tanggapan dan atau persetujuan dari Direksi
Lapangan. Pengecekan perhitungan quantity dimaksud tetap akan dilakukan selama
berlangsungnya proyek agar quantity pekerjaan yang dilakukan dapat dipertanggung
jawabkan.

2. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Pengendalian lalu lintas atau kegiatan pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan
suatu proyek, dimaksudkan untuk mengatur dan mengupayakan pengamanan lalu
lintas kendaraan di Jalan pada area yang sedang dikerjakan atau sekitar area
tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Hal ini dilakukan dengan
cara merencanakan, mempersiapkan, menyusun tata pemasangan sarana
pengamanan lalu lintas dengan segala perlengkapan untuk dipakai sepanjang
berlangsungnya pekerjaan/proyek. Berdasarkan kondisi lapangan dan jenis kegiatan
yang akan dilaksanakan, berikut ini disampaikan rencana pengaturan lalu lintas yang
akan diterapkan.

Pengendalian lalu lintas dilaksanakan oleh seorang (atau Tim) yang bukan hanya
menguasai masalah lalu lintas saja tapi juga masalah teknik serta langsung
bertanggunjawab pada General Superintendent/PM. Bagian ini juga melakukan
koordinasi aktif kepada Konsultan dan pihak pemberi tugas tentang waktu,
perubahan jalur dan lainnya sehingga dapat diperkecil segala kemungkinan buruk
yang akan terjadi. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :

a. Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas;

b. Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area;

c. Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi.

Pelaksanaannya akan dikonfirmasikan dengan pihak yang berwenang. Kontraktor


akan memelihara jalan yang berpengaruh kepada area operasional dengan kondisi
yang baik yang tentunya bekerja sama dengan badan yang berwenang untuk
mengatur kelancaran lalu lintas agar terhindar dari kemacetan, seperti dengan
Dinas Perhubungan dan Kepolisian.

Dalam menyiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas, maka sepanjang area kerja,
alat-alat pengatur lalu lintas akan dipasang, yaitu pada titik-titik tertentu sesuai
dengan kebutuhan. Peralatan/fasilitas pengatur lalu-lintas yang diperlukan antara
lain sebagai berikut :
 Rambu perhatian, petunjuk, larangan dan sebagainya;
 Barikade;
 Papan pemberitahuan;
 Rubber cone;
 Lampu – lampu;
 Pagar pemisah;
 Bendera;
 Baju rompi pengaman lalu lintas;
 Genset;
 Handy talky untuk komunikasi;
 Dll.
Gambar contoh nama-nama rambu
Gambar Pemasangan Rambu Pekerjaan

 PEKERJAAN DIVISI II DRAINASE

1. GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR


Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan galian untuk drainase dan saluran air yang
diperlukan untuk pembentukan kembali drainase dan saluran air sesuai dengan lokasi,
panjang, arah aliran dan kelandaian.

Peralatan yang dipergunakan :

 Dump Truck
 Alat Bantu

Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu dilakukan pengukuran dan inventarisasi
data lapangan yang akan dikerjakan, kemudian memasang patok-patok serta
menentukan lebar galian dan elevasi sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing).
Dilaksanakan secara mekanis dengan menggunakan excavator dari tempat yang tinggi
ke tempat yang lebih rendah, dengan memperhatikan kelandaian yang ditunjukkan
dalam gambar.

Saluran diarahkan dari tempat tinggi ke tempat yang paling rendah, sehingga
pembuangan ke daerah tanah samping atau jurang dan tidak mengganggu lingkungan.
Akan diperhatikan pembuatan selokan yang sedemikian rupa, sehingga tidak
meyebabkan genangan air dan drainase dapat berfungsi dengan baik. Seluruh bahan
galian selokan, hasil bekas galian dibuang ke samping / keluar badan jalan atau
diangkut dengan menggunakan Dump Truck dan dibuang ke lokasi yang telah
ditentukan.

2. Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan ini dilaksanakan dengan alat (mekanik) yakni concrete mixer
danmaterial yang diperlukan di antaranya adalah pasir, batu, semen dan air.Oleh
karena kami memiliki Stone Crusher (SC) dan izin quary untukpengambilan
material sungai, maka kebutuhan atau suplai pasir dan batubisa didatangkan
sendiri tanpa harus menunggu pembelian dari pihaksehingga sedikit banyaknya
pekerjaan ini tidak tergantung kepada pihak lain(kecuali semen) dan dapat
dipercepat bila lokasi dan ukuran pemasanganpasangan batu ini sudah diketahui
dengan jelas. Pekerjaan ini bisa dilakukandi awal proyek dan bisa pula di akhir
proyek karena tidak akan berakibatapapun (secara significant) terhadap
pembangunan terutama pengasapalanbadan jalan.Material pasir dan semen
dimasukkan bisa dengan menggunakan tenagamanual dengan alat bantu seperti
sekop/cangkul ataupun ember cor danselanjutnya dicampur dengan menggunakan
concrete mixer (molen) kapasitas+ 0,2 - 0,3 m3. sebelum dijadikan pasta untuk
perletakan dan pemasanganbatu, adukan harus benar-benar rata dan kadar air
yang digunakan harusdengan komposisi yang tepat (factor air-semen). Sebelum
diberikan sentuhanpasta semen pasir, permukaan batu dibersihkan terlebih dahulu
lalu kemudiandipasang sepanjang saluran atau drainase yang telah tergali.Material
seperti semen, pasir, dan batu penempatannya diatur sedemikianrupa agar
tumpukan material bisa disesuaikan secara seimbang dengankebutuhan
pemasangan pasangan batu dan tidak banyak material yang akan terbuang atau
kelebihan. Material ini diangkat/dikirim oleh truk colt diesel danbebannya
disesuaikan agar jangan sampai mengganggu badan jalan yangsudah terbentuk
apalagi bila sudah teraspal.Campuran semen dan air yang akan menentukan mutu
ikatan pastapasangan batu selain harus mengikuti spesifikasi yang ada juga
akanmendengarkan petunjuk pengawas/direksi lapangan.Masalah jumlah
pekerja/tukang untuk pek. pasangan batu ini akan ditentukankemudian bilamana
hasil rekayasa lapangan telah keluar sehingga sejumlahgrup yang akan dibentuk
nantinya memberikan hasil yang efisien namuncepat/tepat waktu. Apabila terjadi
hujan terus menerus yang mengakibatkan air selalu tergenangdi penampang
saluran mortar, maka ditempuh solusi dengan 2 cara yaknipembuatan saluran
pengelak dan pengeringan tempat pekerjaan(dewatering).Pada prinsipnya,
pembuatan saluran pengelak adalah merelokasi saluran air yang akan dipasang
mortar dengan tetap mempertahankan kelandaian dasar saluran lama sehingga
tidak menyebabkan terjadinya penggerusan baik padabangunan sekitarnya
maupun hasil pekerjaan yang lain. Dalam haldewatering, kami akan melakukan
pemompaan/pengisapan air denganpompa air terhadap lokasi genangan dan bila
dimungkinkan membuangnyamenggunakan water tank truk agar kapasitas yang
diangkut lebih banyak.Selain itu bisa ditempuh dengan cara estafet dari satu bak
penampungan kepenampungan lain sehingga memungkinkan suatu areal bisa
kering dengan cepat.
3. Saluran berbentuk U Tipe DS 1 lebar 60 cm

Tahapan Pekerjaan :

 Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton harus
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
 Saluran Berbentuk U tipe DS 1 di pasang menggunakan alat bantu yaitu alat
berat berupa exavator untuk pemasanganya dan dengan di bantu beberapa
pekerja, lidah sambungan harus diletakan dibagian hilir, lidah sambungan
harus dimasukan sepenuhnya kedalam alur sambungan dan sesuai dengan
arah serta kelandaiannya.
 Sebelum melanjutkan pemasangan berikutnya , maka sisi dalam dari setengah
bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat
yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus
diberi adukan yang sama.
 Setelah Saluran Beton U terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi
dengan adukan dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk
selimut adukan di sekeliling sambungan.
 Pengisian Celah Antara dinding dengan Saluran harus segera d i lakukan
kembali dan pemadatan sekeliling dan diatas saluran beton harus dilakukan
sesuai dengan spesifikasi sehingga tidak merusak saluran yang telah
terpasang.
 Penimbunan kembali dan pemadatan sisi Saluran beton harus dilaksanakan
seperti spesifikasi, bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari
gumpalan lempung dan bahan bahan tetumbuhan serta yang tidak
mengandung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm.
4. Saluran berbentuk U Tipe DS 1 lebar 80 cm

Tahapan Pekerjaan :

 Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton harus
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
 Saluran Berbentuk U tipe DS 1 di pasang menggunakan alat bantu yaitu alat
berat berupa exavator untuk pemasanganya dan dengan di bantu beberapa
pekerja, lidah sambungan harus diletakan dibagian hilir, lidah sambungan
harus dimasukan sepenuhnya kedalam alur sambungan dan sesuai dengan
arah serta kelandaiannya.
 Sebelum melanjutkan pemasangan berikutnya , maka sisi dalam dari setengah
bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat
yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus
diberi adukan yang sama.
 Setelah Saluran Beton U terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi
dengan adukan dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk
selimut adukan di sekeliling sambungan.
 Pengisian Celah Antara dinding dengan Saluran harus segera di lakukan
kembali dan pemadatan sekeliling dan diatas saluran beton harus dilakukan
sesuai dengan spesifikasi sehingga tidak merusak saluran yang telah
terpasang.
 Penimbunan kembali dan pemadatan sisi Saluran beton harus dilaksanakan
seperti spesifikasi, bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari
gumpalan lempung dan bahan bahan tetumbuhan serta yang tidak
mengandung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm.

5. Saluran tertutup beton bertulang pracetak segmental tipe persegi Ukuran


dalam 80 cm

Tahapan Pekerjaan :

 Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton harus
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
 Saluran tertutup beton bertulang pracetak di pasang menggunakan alat bantu
yaitu alat berat berupa exavator untuk pemasanganya dan dengan di bantu
beberapa pekerja, lidah sambungan harus diletakan dibagian hilir, lidah
sambungan harus dimasukan sepenuhnya kedalam alur sambungan dan
sesuai dengan arah serta kelandaiannya.
 Sebelum melanjutkan pemasangan berikutnya , maka sisi dalam dari setengah
bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat
yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus
diberi adukan yang sama.
 Setelah Saluran Beton U terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi
dengan adukan dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk
selimut adukan di sekeliling sambungan.
 Pengisian Celah Antara dinding dengan Saluran harus segera di lakukan
kembali dan pemadatan sekeliling dan diatas saluran beton harus dilakukan
sesuai dengan spesifikasi sehingga tidak merusak saluran yang telah
terpasang.
 Penimbunan kembali dan pemadatan sisi Saluran beton harus dilaksanakan
seperti spesifikasi, bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari
gumpalan lempung dan bahan bahan tetumbuhan serta yang tidak
mengandung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm.
 PEKERJAAN DIVISI III PEKERJAAN TANAH

1. GALIAN BIASA
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan
pada paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu
jalan dan pekerjaan lainnya.

Pekerjaan ini mencakup dari proses penggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesain
pekerjaan ini.

Peralatan yang digunakan :

• Excavator;

• Dump Truck;

• Alat Bantu

Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda
pelaksanaannya adalah sebgai berikut:

 Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan sementara dari


papan sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
 Memastikan bahwa di area kerja yang akan digali, tidak ada pipa kabel (PIN,
Lastrik, PAM, dll) atau jika ada sudah direlokasi ke tempat lain. Ada kepastian
berupa surat dari instansi-instansi terkait bahwa area tersebut sudah terbebas dari
hal-hal tersebut.
 Dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, pekerjaan galian dilakukan setelah
pekerjaan pembongkaran dan pembersihan tempat kerja seiesai dilakukan pada
area tertentu.
 Bila pada suatu area diperlukan jalan akses, harus disiapkan terlebih dahulu.
 Selama pekerjaan galian berlangsung, jika ditemukan adanya sumber air maka
dibuatkan saluran pembuang, agar lokasi pekerjaan tetap kering.
 Pekerjaan galian dilaksanakan hingga mencapai level rencana sesuai gambar kerja
yang telah disetujui.
 Oleh karena kondisi lapangan berupa perbukitan, maka galian tanah dapat
dimungkinkan bercampur batu. Maka pekerjaan galian di sini tidak dapat hanya
mengandalkan excavator saja, tetapi akan disiapkan juga alat berat pemecah
batu.
 Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara excavator
untuk menggali dan memindahkan tanah hasil galian serta dump truck untuk
transportasi tanah ke lokasi pembuangan (disposal area),

2. GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILING MACHINE

Pada pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian


Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan
galian pada perkerasan lama.

Langkah - Langkah kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan
kepada direksi untuki untuk disetujui
• Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air
Compressor dan dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup,
belincong dan lain sebagainya.
• Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
• Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut
ke luar lokasi pekerjaan.
• Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran
gambar rencana.

3. TIMBUNAN BIASA
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan biasa dari
sumber galian dan timbunan pilihan dilaksanakan yang mana diperlukan untuk mengisi
celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
. Material dihampar dengan tenaga manusia.
· Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan) dan dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat Bantu.

4. PENYIAPAN BADAN JALAN


Penyiapan badan jalan pada pekerjaan peninngkatan struktur jalan meliputi pekerjaan
pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang ditunjukkan
gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan
termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.

Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:

• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti
semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.

• Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun dengan
cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan

• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roleer.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:

1. Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.


2. Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk
mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan
spesifikasi.
3. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan
eksisting.

5. Pembersihan dan pengupasan lahan

Pekerjaan pembersihan lahan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan


dengan menggunakan tenaga manusia.maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah
untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya agar tidak ada benda atau matrial yang
tidak perlu di medan kerja
 DEVISI IV PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B


a. Survey Quarry dan Sampling Material

Melaksanakan survey lapangan guna mendapatkan lokasi quarry material lapis


pondasi aggregate yang akan digunakan.

Dari lokasi Quarry tersebut, dilaksanakan pengambilan contoh material (sampling)


pada beberapa titik untuk dites di laboratorium. Jenis tes yang dilaksanakan
meliputi dan tidak terbatas pada :

 Batas Cair dengan Alat Casagrande (SNI 03-1967-1990)


 Pengunjian Batas Plastis (SNI 03-1966-1990)
 Keausan Agregat dengan Mesin LA (SNI 03-1966-1990)
 Kepadatan Berat Untuk Tanah (SNI 03-1743 1989)
 Gumpalan Lempung dan Butir-Butir Mudah Pecah dalam Agregat (SK SNI M –
01-1994-03)
 Kepadatan Lapangan dengan Konus Pasir (SNI 03-2827-1992)
 Kepadatan Berat Untuk Tanah (SNI 03-1743-1989)
 Pengujian CBR Laboratorium (SNI 03-1744-1989)

Selanjutnya dilakukan pembuatan Job Mix Formula, sehingga didapat komposisi


material yang akan dipergunakan. Berikutnya juga dilakukan Trial Compaction, guna
mengatahui berapa jumlah lintasan masing – masing alat yang akan digunakan,
untuk mendapatkan nilai kepadatan sesuai dengan Spesifikasi.

Peralatan yang dipergunakan :


a. Dump truck.
b. Motor Grader.
c. Vibro Roller.
d. Water Tank.
e. Alat Bantu.

b. Staking Out
Staking out di lapangan untuk menentukan :
a. Patok Referensi. (elevasi dan koordinat).
b. Patok Centre Line.
c. Patok Batas Lapis pondasi aggregate.

c. Penyiapan Tempat Kerja

 Pengendalian lalu lintas sesuai ketentuan agar kegiatan tidak terganggu.


 Pembuatan patok sebagai tanda ketinggian atau elevasi sesuai gambar
rencana.
 Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu
jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan
diperbaiki terlebih dahulu sampai mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
 Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada suatu lapisan
perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan, maka lapisan ini
diselesaikan terlebih dahulu hingga mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
 Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar langsung di atas permukaan
perkerasan aspal lama, maka dilakukan penggarukan atau pengaluran pada
permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan geser yang lebih
baik.
d. Pemeriksaan Kadar Air (Water Content).

 Pemeriksaan kadar air material Agregat Kelas s dilaksanakan dengan dengan


ketentuan :
 Apabila kadar air material berada dalam batas toleransi yang disyaratkan
(biasanya diukur dari kadar air optimum) material dapat langsung dihampar
dan dipadatkan.
 Apabila kadar air melebihi batas toleransi yang diijinkan, material dikeringkan
terlebih dulu dengan cara dihampar (diangin-anginkan) sampai kadar air
mencapai toleransi tersebut.
 Apabila kadar air material lebih kecil dari batas toleransi yang diijinkan,
material dihampar dan disiram dengan air untuk menaikkan kadar air.
e. Penghamparan Material.

 Kondisi cuaca yang memungkinkan.


 Pengaturan jarak bongkar material agar didapatkan ketebalan yang rata,
karena akan terjadi segregasi material bila terlalu banyak pengaturan untuk
penambahan atau pengurangan sesuai tebal rencana.
 Bila penghamparan agregat dilakukan lebih dari satu lapis, maka dibuat
ketebalan yang sama. Tetapi ketebalan ideal dalam penghamparan adalah
sebesar dua kali ukuran maksimum agregat. Bila terjadi segregasi, maka
lakukan segera perbaikan dengan menambah atau mengganti dengan material
yang baru.

f. Pemadatan.

Pemadatan (compaction) dilaksanakan dengan menggunakan Vibro Roller/Smooth


drum, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan satu pas
selesai, alat pemadat dipindahkan ke sebelahnya dengan overlapping 1/8 lebar
drum dan seterusnya hingga mencakup seluruh area pemadatan. Langkah
tersebut diulang kembali hingga jumlah passing pemadatan setiap lintasan
mencapai jumlah passing tertentu (Sesuai hasil Trial), Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada tahap ini adalah:

 Lapis pondasi agregate paling atas yang diselesaikan setiap section


pemadatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan
sesuai spesifikasi. Hal ini dimaksudkan agar air hujan cepat terbuang keluar
area timbunan pilihan dan tidak meninggalkan genangan yang dapat
mengganggu pekerjaan pada lapis diatasnya.
 Apabila kadar air material kurang maka ditambahkan air dengan cara
menyemprotkan air dari truck tangki air. Banyaknya air yang disemprotkan
harus diperhitungkan agar tidak kelebihan. Kurangnya kadar air biasanya
dikarenakan kadar air dari quarry kurang atau penguapan.
 Patok referensi elevasi lapis pondasi agregate, centre line, batas-batas lapis
pondasi agregate dan patok kemiringan agar dibuat dengan jelas, diupdate
sesuai dengan elevasi lapis pondasi agregate yang telah diselesaikan dan
dijaga keberadaannya untuk memudahkan pemeriksaan dan pengontrolan
pekerjaan.
 Untuk lokasi lapis pondasi agregate yang tidak dapat dijangkau dengan Vibro
Roller/Smooth drum, digunakan Baby Roller atau Stamper disesuaikan dengan
kondisi lapangan, misalnya pada pertemuan timbunan dengan struktur
jembatan, box culvert, dan lain-lain. Pada lokasi lapis pondasi agregate harus
dibuatkan temporary drain sedemikian rupa sehingga setiap terjadi hujan
saluran tersebut dapat menampung air dan berfungsi dengan baik sehingga
tidak mengakibatkan genangan atau kelongsoran yang dapat menghambat
pelaksanaan pekerjaan.

g. Pengujian.

Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan dilaksanakan untuk


mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan.
Pengujian yang dilakukan meliputi;

 Pengujian kadar air agregat untuk kontrol penghamparan.


 Pengujian indeks plastisitas 5 pengujian /1000 m3
 Pengujian gradasi partikel 5 pengujian /1000 m3
 Pengujian Kepadatan Kering Maksimum 1 pengujian /1000 m3
 Pengujian Kepadatan Lapangan dengan alat Konus Pasir < 200 m

 DEVISI V PERKERASAN BERBUTIR

1. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis
Pondasi agrergat kelas A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada
perkerasan jalan dengan ketebalan seusia dengan gambar rencana.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuki untuk disetujui

• Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian


material (job mix design) agregat kelas A yang akan digunakan pada saat
pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

• Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel


loader dengan komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian
material agregat kelas A dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.

• Material agregat kelas A dihampar Manual dengan tenaga manusia


menggunakan alat bantu dan denagn ketebalan padat sesuai gambar.

• Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water


tank truck dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan
teraknir dengan alat pneumatic tire roller.

• Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level


permukaan dengan menggunakan alat bantu.

• Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan


dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknik.

2. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis
Pondasi agrergat kelas B merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada
perkerasan jalan dengan ketebalan seusia dengan gambar rencana.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada


direksi untuki untuk disetujui

• Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian


material (job mix design) agregat kelas B yang akan digunakan pada saat
pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

• Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan menggunakan wheel


loader dengan komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian
material agregat kelas A dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.

• Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water


tank truck dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan
teraknir dengan alat pneumatic tire roller.
• Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

• Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan


dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknik.

3. Perkerasan Beton Semen

Uraian Pekerjaan :
Mengerjakan Perkerasan beton harus sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui garis elevasi, kelandaian dan bentuk dimensinya. Pekerjaan ini mencakup
penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pembuatan lantai kerja,
pemeliharaan, pengeringan, atau tindakan lain agar tempat yang akan di cor beton
siap saat akan dilaksanakan.

Bahan Material :
 Semen
 Pasir Beton
 Agregat Kasar

Tahapan Pekerjaan :
Komposisi / Campuran Beton
 Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air
seperti sesuai dengan spesifikasi

Perlengkapan mengaduk
 Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketentuan yang cukup untuk menetapkan danmengawasi
jumlah dari masing-masing pembentuk beton.

Mengaduk
 Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan
perbandingan volume yang didapat dari hasil Mix Design dan harus
mencapai kuat desak minimum sesuai yang diisyaratkan.
 Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali untuk
air dalam jumlah yang penuh ada dalam mixer. Waktu pengadukan
ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar.
 Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi
tertentu mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut pandangan
direksi.

Pengecoran
 Beton dicor setelah semua cetakan, baja tulangan beton, pemasangan
instalasi yang harus ditanam, penyekatnya dan pengikatan selesai dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian,
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan
bahan yang dapat menyebabkan perubahan nilai Slump.
 Semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja
harus bersih dari genangan air, reruntuhan atau bahan lepas.
 Pengecoran tidak boleh dilakukan selama hujan deras atau lama sehingga
menyebabkan spesi terpisah dari Agregat kasar.
 Ember yang digunakan untuk menuangkan beton harus ember yang
mudah diangkat/ diletakan dengan alat-alat lainnya.
 Setiap Lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin
sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil dan menutup rapat pada
semua permukaan beton dari cetakan dan material yang digunakan.
 Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat penggetar tipe
immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran
permenit.

4. Lapis Pondasi bawan Beton Kurus

Uraian Pekerjaan :
Mengerjakan beton Pondasi bawan Beton Kurus sebagai pondasi bawah sebelum
pekerjaan beton utama di lakukan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
garis elevasi, kelandaiandanbentuk dimensinya. Pekerjaan ini mencakup penyiapan
tempat kerja untuk pengecoran beton, pembuatan lantai kerja, pemeliharaan,
pengeringan, atau tindakan lain agar tempat yang akan di cor beton siap saat akan
dilaksanakan.

Bahan Material :
 Semen
 Pasir Beton
 Agregat Kasar
 Kayu Perancah
 Paku

Tahapan Pekerjaan :
Komposisi / Campuran Beton
 Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air
seperti sesuai dengan spesifikasi
 Untuk mutu K-150 campuran yang direncanakan diketemukan dari
percobaan-percobaan campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik
yang diisyaratkan, banyaknya semen tiap m3 beton menyesuaikan job mix
formula.

Perlengkapan mengaduk
 Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketentuan yang cukup untuk menetapkan danmengawasi
jumlah dari masing-masing pembentuk beton.

Mengaduk
 Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan
perbandingan volume yang didapat dari hasil Mix Design dan harus
mencapai kuat desak minimum sesuai yang diisyaratkan.
 Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali untuk
air dalam jumlah yang penuh ada dalam mixer. Waktu pengadukan
ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar.
 Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi
tertentu mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut pandangan
direksi.

Cetakan (Kayu Perancah / Bekisting)


 Kayu yang digunakan sebagai bahan cetakan adalah kayu Kelas III yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga mendapatkan kekuatan yang
maksimum dan untuk acuan menggunakan kayu papan.
 Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas dan ukuran
beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau seperti yang
ditetapkan direksi.
 Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian
jalan air.
 Semua cetakan yang dibangun harus kuat, alat dan usaha yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan tanpa merusak permukaan dari permukaan
beton yang telah selesai harus tersedia.
 Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya
sehingga dicegah pengembangan atau gerakan lain selama penuangan
beton Penyangga beton harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga
tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan
pengecoran.

Pengecoran
 Beton dicor setelah semua cetakan selesai dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
 Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian,
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan
bahan yang dapat menyebabkan perubahan nilai Slump.
 Semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja
harus bersih dari genangan air, reruntuhan atau bahan lepas.
 Pengecoran tidak boleh dilakukan selama hujan deras atau lama sehingga
menyebabkan spesi terpisah dari Agregat kasar.
 Ember yang digunakan untuk menuangkan beton harus ember yang
mudah diangkat/ diletakan dengan alat-alat lainnya.
 Setiap Lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin
sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil dan menutup rapat pada
semua permukaan beton dari cetakan dan material yang digunakan.

 DEVISI VI PERKERASAN ASPAL

1. LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR

Pekerjaan prime coat adalah pelaburan permukaan perkerasan yang akan


perkerasan aspal baru dengan bahan perekat (prime coat) dengan tujuan agar
terjadi ikatan antara permukaan lapis pondasi aggregat dengan lapis aspal beton
baru.
Peralatan yang digunakan :

a. Asphalt sprayer;

b. Air compressor;

c. Dump truck kecil 3 ton / mobil pick up;

d. Alat bantu.

Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan:

 Memeriksa kondisi alat penyemprot dan nosel, apakah sudah berfungsi dengan
baik.
 Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan (pelaburan), sesuai
dengan persyaratan Spesifikasi.

Pelaksanaan:

 Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran disingkirkan terlebih


dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis atau semprotan angin atau
kombinasi kedua-duanya, jika belum bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu
ijuk.
 Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak menganggu lalu
lintas dan memungkinkan lalu lintas satu arah tanpa merusak hasil pekerjaan.
 Pembersihan harus dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot. Jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus segera disingkirkan
dari permukaan dengan memakai penggaruk baja atau cara lainnya yang disetujui
pengawas.
 Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot harus
diukur dan ditandai.
 Permukaan yang akan disemprot harus benar-benar kering.
 Asphalt sprayer harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter di muka daerah
yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan bila
batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini harus tetap
dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat dan sisa
prime coat dalam tangki tidak boleh kurang dari 10 % dari kapassitas tangki.
 Ketentuan jumlah penyemprotan prime coat dan komposisi material yang
dipergunakan harus mengikuti Spesifikasi.

Ketentuan lainnya :

Selama lapis perekat belum ditutup dengan lapis perkerasan diatasnya, maka
petugas yang terkait harus melarang lalu lintas melewatinya serta melindungi segala
kerusakan yang mungkin terjadi dan apabila lalu lintas terpaksa diizinkan lewat di
atas lapis perekat maka harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari
hasil pengayakan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak,
bahan kohesif dan bahan organik dimana tidak kurang dari 98% hrs lolos ayakan
3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2% harus lolos ayakan no. 8 (2,36 mm).

2. LAPIS PEREKAT- ASPAL CAIR

Peralatan yang digunakan :

a. Asphalt sprayer;

b. Air compressor;

c. Dump truck kecil 3 ton / mobil pick up;

d. Alat bantu.

Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan:

 Memeriksa kondisi alat penyemprot dan nosel, apakah sudah berfungsi dengan
baik.
 Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan (pelaburan), sesuai
dengan persyaratan Spesifikasi.

Pelaksanaan:

 Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran disingkirkan terlebih


dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis atau semprotan angin atau
kombinasi kedua-duanya, jika belum bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu
ijuk.
 Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak menganggu lalu
lintas dan memungkinkan lalu lintas satu arah tanpa merusak hasil pekerjaan.
 Pembersihan harus dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot. Jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus segera disingkirkan
dari permukaan dengan memakai penggaruk baja atau cara lainnya yang disetujui
pengawas.
 Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot harus
diukur dan ditandai.
 Permukaan yang akan disemprot harus benar-benar kering.
 Asphalt sprayer harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter di muka daerah
yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan bila
batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini harus tetap
dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat dan sisa
prime coat dalam tangki tidak boleh kurang dari 10 % dari kapassitas tangki.
 Ketentuan jumlah penyemprotan prime coat dan komposisi material yang
dipergunakan harus mengikuti Spesifikasi.

3. LASTON LAPIS ANTARA AC-WC

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

 AC-WC sudah dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan compressor.


 Membuat guide line di nisi dan di center line dari rencana jalan untuk arah finisher,
 Jumlah dump truck harus sesuai dengan kapasitas finisher.
 Lapis Beton (AC-WC) sebelum didrop harus dicek dahulu temperaturnya.
 Ada tiga tahapan pemadatan yaitu break down, intermediate dan finishing rolling
dengan tandem roller dan tire roller.
 Ada dua macam joint, yaitu longitudinal dan transversal joint.

Penghamparan dan Pemadatan Laston Lapis Antara ( AC-WC)

Peralatan yang dipakai :

 Aspalt Mixing Plant (AMP)


 Aspalt Finisher
 Dump Truck
 Tandem Roller
 Pneumatic Tired Roller

Pekerjaan Pemadatan

Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan eralatan :

 Tandem Roller dan Tire Roller,


 Pernadatan awal menggunakan Tandem Roller
 Pemadatan antara rnenggunakan Tire Roller
 Pemadatan akhir menggunakan Tandem Roller

Pemadatan awal dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar.


Pemadatan antara dilaksanakan secepat dan sepraktis mungkin.

Pemadatan akhir dilaksanakan sementara material masih dalam kondisi


yang cukup dapat dikerjakan, sehingga semua bekas nejak roda mesin gilas
tidak berbekas.
4. LASTON LAPIS ANTARA PERATA AC-BC (L)

Setelah lapisan perbaikan (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka
dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan
menggunakan Laston Lapis Aus (AC-BC Leveling) dengan ketebalan sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada


direksi untuki untuk disetujui

• Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston
–Lapis Aus (AC-BC Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai
Spesifikasi teknik yang disyaratkan.

• Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-BC Levelling dilakukan trial agar bisa


diketahui ketebalan dan densitynya.

• Pencampuran maretial hotmix AC-BC Levelling di olah menggunakan AMP.

• Material hot mix AC-BC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.

• Material AC-BC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan
dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik,
kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller
dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem
roller.

• Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan


dengan menggunakan alat bantu.

• Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan


sample dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan
densitynya.
6. Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen

Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu kapur), semen Portland, abuterbang, abu
tanur, semen atau bahan mineral non plastis lainnya darisumber yang disetujui.
Bahan tersebut harus bebas dari bahan lain yang tidak dikehendaki.

Harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan
pengayakan basah harus mengandung bahan yang lolos saringan 75 micron tidak
kurang dari 75 % beratnya.

Penggunaan kapur tohor sebagai bahan pengisi dapat memperbaiki daya


campuran, membantu penyeliputan dari partikel agregat dan membantu
mencegah pengelupasan. Akan tetapi banyaknya variasi kualitas dari sumber-
sumber kapur dan kecenderungan dari kapur tersebut untuk membentuk
gumpalan-gumpalan terbukti dapat menimbulkan masalah sewaktu penakaran.

7. BAHAN ANTI PENGELUPASAN

Bahan anti pengelupasan (anti stripping agent) harus ditambahkan dalam bentuk
cairan ke dalam campuran aspal dengan menggunakan pompa penakar (dozing
pump) pada saat akan dilakukan proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas
pemakaian aditif anti stripping dalam rentang 0,2% - 0,4% terhadap berat aspal.
Bahan anti pengelupasan harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak
boleh digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positf. Bilamana stabilitas
Marshall sisa setelah perendaman selama 24 jam pada temperatur 60°C sama atau
lebih besar dari 90% maka bahan anti pengelupasan yang digunakan haruslah yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

 PEKERJAAN DIVISI VII PEKERJAAN STRUKTUR

1. Anyaman Kawat Yang Dilas (Welded Wire Mesh)

2. MARKA TERMOPLASTIK
 Pekerjaan Marka Jalan dilaksanakan minimal 2 (dua) Minggu setelah selesainya
pekerjaan HOTMIX, Ini dilakukan agar Aspal telah mengalami penguapan yang
cukup sehingga tidak mempengaruhi kualitas pekerjaan Marka Jalan yang dipasang.
 Bahan yang digunakan cat marka jalan type thermoplastic
 Lokasi pekerjaan disepanjang jalan penanganan dan dipasang ditengah jalan
sebagai rambu pembatas lajur jalan.
 Lebar serta panjang tiap marka disesuaikan dengan gambar pelaksanaan
dan jarak putus antara marka sesuai gambar pelaksanaan
.
Prosedur pengerjaan :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar reques dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
 Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) yang akan
digunakan harus sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
 Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
 Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi
pekerjaan telah memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.

Cara Pengerjaan :
 Sebelum pemasangan permukaan jalan dibersihkan dari kotoran dan debu.
 Bahan matrial yang digunakan dicampur pada alat pencampur cat.
 Lokasi yang akan dipasang di mal supay menjaga bentuk dan kelurusan.
 Bahan yang telah dicampur disemprotkan dengan mengunakan compressor
supaya lebih merata.
 Dalam pemasangan karena traffic sangat padat maka pengaturan lalulintas harus
diperhatikan sehingga arus lalulintas dan pekerjaan tidak terganggu.

3. Kerb Pracetak jenis 1


Cara Pengerjaan :
Lokasi yang akan dipasang kerb digali dan dirapihkan space semen pasir diletakan diatas
tanah dan atasnya diletakan kerb. Setelah kering sambungan antara kerb diisi dengan
adukan semen setelah selesai dan kering belakang kerb ditimbun dengan tanah supaya
tidak roboh.

kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang ditunjukan
dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan. Perkerasan
Blok Beton Pada Trotoar dan Median Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai
dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah disepakati dan disetujui, pada
umumnya blok beton harus dipasang diatas landasan pasir. Permukaan blok beton yang
selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa adanya blok beton
yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.

4. Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median

Perkerasan Blok Beton yang akan diaplikasikan pada trotoar dan median Secara umum
metode pelaksanaan sebagai berikut :

1. Pertama dilakukan pemeriksaan kepadatan tanah dasar, baik galian / timbunan,


sebagai dasar perletakan lapisan pondasi
2. Kemudian dilakukan pekerjaan lapis pondasi diatas tanah dasar ( lapisan base dan
sub base ).
3. Setelah itu pasang beton penyokong yang diikuti beton pembatas dan tambahkan
adukan beton pada bagian belakang / punggung beton pembatas tsb
4. Pasang pasir alas dg ketebalan 5 - 6 cm, ratakan dengan jidar kayu (Pasir alas
adalah pasir dg ketebalan tertentu sebagai alas perletakan Blok Beton.
5. Pasang benang pembantu searah & tegak lurus / 45° terhadap jalan / area kerja.
6. Pemasangan Blok Beton dilakukan setelah penentuan arah dan bentuk pola
dengan menggunakan benang pembantu, pemasangan Blok Beton dimulai dari
satu arah.
7. Pasang Perkerasan Keramik sesuai spek yang telah ditentukan

PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan secara garis besar, selanjutnya dalam Pelaksanaan nanti
kami akan membuat metode yang lebih detail untuk setiap pekerjaan. Mudah-mudahan
uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini

Вам также может понравиться