Вы находитесь на странице: 1из 15

Penatalaksanaan Hernia Inguinalis Inkarserata

Togana Junisar Paniro Sinaga 102011184

Ahmad Badawi 102013184

Meidy Lim 102014020

Vivian Chau 102014036


Maria Andriana Neno 102014084
Leonardo Paraso 102014110
Devi Lexvia Sita Purba 102014146
Abitita Hartien Tahun 102014184
Vina Cyrilla 102014214
A4
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jl. Arjuna Utara No 6 Jakarta 11510. Telephone: (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731

Abstrak
Ileus adalah suatu keadaan dimana gaster kelihatan mengembung dan terjadinya obstruksi pada
usus. Ileus dapat terjadi disebabkan oleh bermacam-macam penyebab, yang paling sering
menyebabkan terjadinya ileus adalah hernia. Hernia terdiri dari bermacam-macam jenis. Hernia yang
paling sering terjadi dan menyebabkan ileus adalah hernia inguinalis. Hernia berasal dari kata latin
yang berarti ruptur. Hernia didefinisikan sebagai suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan
melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi diberbagai
tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Hernia Inguinalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Inguinalis Lateral (HIL) dan Hernia Inguinalis
Medial (HIM). Terdapat dua faktor predisposisi utama hernia yaitu peningkatan tekanan intrakavitas
dan melemahnya dinding abdomen. Hernia terdapat lebih banyak pada pria dibandingkan wanita.

Kata kunci : Ileus obstruktif, Hernia inguinalis Lateral (HIL), Hernia Inguinalis Medial (HIM),
abdomen.

Abstract

1
Ileus is a condition where gastric looked swollen and obstruction of the intestine. Ileus may
occur due to a variety of causes, the most frequent cause ileus is a hernia. Hernia consists of various
types. A hernia is the most common and cause ileus is an inguinal hernia. Hernia is derived from the
Latin word meaning rupture. A hernia is defined as an abnormal protrusion of an organ or tissue
through a weak area (defects) are covered by the wall. Although hernias can occur in various places
of the body most of the abdominal wall defect involving the inguinal region generally. Inguinal hernias
are divided into two lateral Inguinal Hernia (HIL) and Medial Inguinal Hernia (HIM). There are two
main predisposing factors that increase pressure intrakavitas hernia and abdominal wall weakening.
Hernias are more in men than women.

Keywords: obstructive ileus, Lateral inguinal hernia (HIL), Medial Inguinal Hernia (HIM), abdomen.

Pendahuluan
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Obstruksi terjadi ketika
ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal.
Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran usus yang menghambat pasase cairan, flatus dan
makanan dapat secara mekanis atau fungsional. Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis
pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi
usus.
Hernia berasal dari kata latin yang berarti ruptur. Hernia didefinisikan sebagai suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding.
Meskipun hernia dapat terjadi diberbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding
abdomen pada umumnya daerah inguinal. Hernia Inguinalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Inguinalis
Lateral (HIL) dan Hernia Inguinalis Medial (HIM). Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai Hernia Inguinalis Laterah yang inkarserata. Hernia Inguinalis Laterah (HIL) mempunyai
nama lain yaitu Hernia Indirect yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen.
HIL merupakan kelainan kongenital meskipun ada juga yang didapat.
Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulate bila isinya terjepit oleh cincin hernia
sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, sering
terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk
hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia
strangulata.1

Anamnesis

2
Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan diagnosis. Uraian lebih lanjut
tentang keluhan utama, misalnya bagaimana sifat keluhan, dimana lokasi dan kemana penjalarannya,
bagaimana awal serangan dan urutan kejadiannya, adanya faktor yang memperberat dan memperingan
keluhan, adanya keluhan lain yang berhubungan perlu ditanyakan dalam diagnosis. Gejala dan tanda
klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu- satunya
adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan,
dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan
didaerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah
baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau srangulasi karena nekrosis atau gangren.2
Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan dapat dihilangkan
dengan reposisi manual kedalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerak
badan, maka biasanya hernia muncul lagi.2

Pemeriksaan Fisik
Semua hernia mempunyai tiga bagian yaitu kantong, isi dan bungkusnya. Semua ini tergantung
pada letak hernia, isi kantong hernia omentum yang terbanyak ditemukan. Kemudian ileum, jejunum,
dan sigmoid. Appendiks bagian–bagian lain dari kolon, lambung, dan bahkan hepar pernah dilaporkan
terdapat di dalam kantong hernia yang besar. Omentum teraba relative bersifat plastis dan sedikit
noduler. Usus bisa dicurigai apabila kantong teraba halus dan tegang seperti hydrocele, tetapi tidak
tembus cahaya. Kadang–kadang pemeriksa bisa merasakan gas bergerak didalam lengkung usus atau
dengan auskultasi bisa menunjukkan peristaltik. Lengkung usus yang berisi gas akan tympani pada
perkusi.3
Dalam keadaan penderita berdiri gaya berat akan rnenyebabkan hernia lebih mudah dilihat dan
pemeriksaan pada penderita dalam keadaan berdiri dapat dilakukan dengan lebih menyeluruh. Dengan
kedudukan penderita berbaring akan lebih mudah melakukan pemeriksaan raba. Andaikata terdapat
hernia, lebih mudah dapat melakukan reposisi dan sisa pemeriksaan (perut dan tungkai) lebih mudah
dilakukan.3
Inspeksi
Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai labium majus atau
sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis lateralis. Kalau tidak ada pembengkakan
yang dapat kila lihat, penderita disuruh batuk. Kalau pembengkakan yang kemudian terlihat kemudian
berada di atas lipatan inguinal dan berjalan miring dan lateral atas menuju ke medial bawah, maka
pembengkakan tersebut adalah hernia inguinalis lateralis. Tetapi kalau pembengkakan itu kelihatannya
langsung muncul ke depan, maka kita berhadapan dengan hernia inguinalis medialis.3

3
Palpasi
Dapat dilakukan untuk menentukan macam atau jenis hernianya. Untuk memeriksa pelipatan
paha kiri digunakan tangan kiri, pelipatan paha kanan dipakai tangan kanan.3Caranya:
 Zieman’s test : Jari ke 2 diletakkan diatas annulus internus (terletak diatas ligamentum
inguinale pada pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum). Jari ke 3 diletakkan diatas
annulus eksternus (terletak diatas ligamentum inguinale sebelah lateral tuberkulum pubikum).
Jari ke 4 diletakkan diatas fossa ovalis (terletak dibawah ligamentum inguinale disebelah
medial dari a. femoralis). Lalu penderita disuruh batuk atau mengejan, bila terdapat hernia
akan terasa impulse atau dorongan pada ujung jari pemeriksa. Teknik ini dikerjakan bila tidak
didapatkan benjolan yang jelas.
 Thaab test: Teknik ini dilakukan bila benjolannya jelas. Benjolan dipegang diantara ibu jari
dan jari lain, kemudian cari batas atas dari benjolan tersebut. Bila batas atas dapat ditentukan,
berarti benjolan berdiri sendiri dan tiak ada hubungan dengan kanalis inguinalis (jadi bukan
merupakan suatu kantong hernia). Bila batas atas tidak dapat ditentukan berarti benjolan itu
merupakan kantong yang ada kelanjutannya dengan kanalis inguinalis), selanjutnya pegang
leher benjolan ini dan suruh penderita batuk untuk merasakan impulse pada tangan yang
memegang benjolan itu.
 Finger test: Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk hernia sisi
kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan, jari tersebut digeser sampai kuku
berada diatas spermatic cord dan permukaan volar jari menghadap ke dinding ventral scrotum.
Dengan menyusuri spermatic cord kearah proksimal maka akan terasa jari tersebut masuk
melalui annulus eksternus, dengan demikian dapat dipastikan selanjutnya akan berada dalam
kanalis inguinalis. Bila terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa impulse pada ujung jari, bila
hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada bagian samping jari.3

Perkusi

Bila isinya gas pada usus akan terdengar bunyi timpani.3

Auskultasi
Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi hernia berupa omentum.
Auskultasi juga bisa untuk mengetahuiderajat obstruksi usus.3

Pemeriksaan Penunjang
Sebenarnya untuk kasus hernia inguinalis, tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik yang
perlu dilakukan. Cukup dengan benjolan yang terlihat dari pemeriksaan fisik, diagnosa sudah bisa
ditegakkan.4

4
 Herniografi

Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum peritoneal dan dilakukan
X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk mengidentifikasi hernia kontralateral
pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk memastikan adanya hernia pada pasien dengan
nyeri kronis pada groin.

 USG

Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis, misalnya pada Spigelian
hernia.

 CT dan MRI

Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya : hernia obturator).

 Laparaskopi

Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi untuk nyeri perut yang
tidak dapat didiagnosa.

 Operasi Eksplorasi

Pada beberapa bayi, dengan riwayat meyakinkan dari ibunya, namun tidak ditemukan secara
klinis. Operasi eksplorasi dapat dilakukan.4

Klasifikasi Hernia
a. Hernia secara umum
1. Hernia Internal yakni tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam
rongga perut seperti foramen Winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada
mesentrium umpamanya setelah anastomosis usus.
2. Hernia eksternal yakni hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang
atau peritoneum.4
b. Hernia berdasarkan terjadinya
1. Hernia bawaan atau kongenital yakni didapat sejak lahir atau sudah ada semenjak
pertama kali lahir.
2. Hernia dapatan atau akuisita yang merupakan bukan bawaan sejak lahir, tetapi hernia
yang didapat setelah tumbuh dan berkembang setelah lahir.4
c. Hernia menurut letaknya

5
1. Obturatorius
Yakni hernia melalui foramen obturatoria. Hernia ini berlangsung 4 tahap. Tahap
pertama mula–mula tonjolan lemak retroperitoneal masuk kedalam kanalis
obturatoria. Tahap kedua disusul oleh tonjolan peritoneum parietal. Tahap ketiga,
kantong hernianya mungkin diisi oleh lekuk usus. Dan tahap keempat mengalami
inkarserasi parsial, sering secara Ritcher atau total.4
2. Epigastrika
Hernia ini juga disebut hernia linea alba yang merupakan hernia yang keluar melalui
defek dilinea alba antara umbilicus dan processus xifoideus. Penderita sering
mengeluh kurang enak pada perut dan mual, mirip keluhan kelainan kandung empedu,
tukak peptic atau hernia hiatus esophagus.4
3. Ventralis, adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian antero
lateral seperti hernia sikatriks. Hernia sikatriks merupakan penonjolan peritoneum
melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama. Factor predisposisinya ialah
infeksi luka operasi, dehisensi luka, teknik penutupan luka operasi yang kurang baik,
jenis insisi, obesitas dan peninggian tekanan intra abdomen.4
4. Littre, hernia yang sangat jarang dijumpai, merupakan hernia yang mengandung
divertikulum Meckel.
5. Spiegel, hernia interstitial dengan atau tanpa isinya melalui fascia Spieghel Lumbalis
6. Didaerah lumbal antara iga XII dan Krista illiaca, ada dua buah trigonum yaitu
trigonum kostolumbalis superior (Grijnfelt) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum
kostolumbalis inferior atau trigonum illiolumbalis (petit) yang berbentuk segitiga.
Pada pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan dipinggang tepi bawah tulang
rusuk XII (Grijnfelt) atau ditepi cranial dipanggul dorsal.
7. Perienalis, merupakan tonjolan hernia pada peritoneum melalui defek dasar panggul
yang dapat secara primer pada perempuan multipara atau sekunder setelah operasi
melalui perineum seperti prostatektomi atau resesi rectum secara abdominoperienal.
8. Umbilical, merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intraabdomen. Hernia umbilikalis
merupakan hernia congenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan
kulit.
9. Paraumbilical merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi cranial
umbilical, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara spontan jarang terjadi
sehingga umumnya diperlukan operasi koreksi.
10. Femoralis yakni merupakan tonjolan di lipat paha yang muncul terutama pada waktu
melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen seperti mengangkat
barang atau ketika batuk. Pintu masuknya adalah annulus femoralis dan keluar melalui

6
fossa ovalis dilipatan paha. Batas – batas annulus femoralis antara lain ligamentum
inguinale di anterior, medial ligamentum lacunare, posterior ramus superior ossis pubi
dan muskulus peknitus beserta fascia dan lateral m.illiopsoas beserta fascia locus
minoris resistennya fascia transversa yang menutupi annulus femoralis yang disebut
septum cloquetti.4
d. Hernia menurut sifatnya/secara klinik
1. Hernia reponibel
Disebut begitu jika isi Hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan
nyeri.4
2. Hernia ireponibel

Bila isi kantong tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Hernia ini disebut juga
hernia akreta dan tidak ada keluhan rasa nyeri atau tanda sumbatan usus.
Hernia inkarserata atau hernia strangulate. Hernia inkarserata berarti isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibatnya yang
berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Hernia strangulata terjadi gangguan
vaskularisasi, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai
nekrosis.
3. Hernia Ritcher, bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus.4
e. Hernia menurut jumlahnya
o Hernia unilateral
o Hernia duplek
f. Hernia menurut letak penonjolanya
o Hernia inguinalis lateralis/indirek
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia lateralis karena keluar dari rongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari anulus inguinlais eksternus. Apabila hernia ini
berlanjut, tonjolan akan sampai ke skortum, ini disebut hernia skortalis. Kantong
hernia berada didalam muskulus kremaster terletak anteromedial terhadap vas deferent
dan struktur lain dalam tali sperma.4
o Hernia inguinalis medialis/direk
Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung
kedepan melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentum
inguinale.

7
Working Diagnosis

Pada umumnya hernia abdomen dewasa, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah
dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulate bila
isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut. Akibatnya, sering terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia
inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan
vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata. Hernia inguinalis merupakan protrusi viscus (organ)
dari kavum peritoneal ke dalam canalis inguinalis.1,2

Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding
abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.
Hernia dapat terjadi diantara dua rongga yang saling berdekatan seperti abdomen dan toraks atau ke
dalam bagian dari suatu rongga – yang demikian disebut hernia internal. Hernia yang paling sering
adalah yang eksternal dari dinding abdomen di inguinal, femoral, dan umbilicus. Pada hernia abdomen,
isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut,
yang normalnya tidak dapat dilewati.1,2

Differential Diagnosis

Hernia Inguinalis Sinistra Stanggulata

 Suplai darah untuk isi hernia terputus. Terdapat oklusi vena dan limfe; akumulasi cairan
jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan lebih lanjut ; dan sebagai konsekuensinya
peningkatan tekanan vena.
 Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis. Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi
permeabel terhadap bakteri, yang bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana
menuju pembuluh darah.
 Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada kantong hernia)
dan cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan
peritonitis.5

Limfadenopati
Terdapat demam dan pembengkakan kelenjar limfe menandakan adanya infeksi bakteri.

Ileus Paralitik
Keadaan dimana tidak terjadi gerakan peristalsis di usus. Ditandai dengan distensi usus, nyeri
abdomen, tidak ada peristalsis (auskultasi), muntah, tidak ada flatus.

8
Epidemiologi

Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Pada pria, 97 % dari hernia
terjadi di daerah inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis dan 1% sebagai hernia umbilicalis. Pada
wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi pada daerah inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan
16 % pada umbilicus.5

Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilikus, linea alba, garis semilunaris dari Spiegel,
diafragma, dan insisi bedah. Tempat herniasi lain yang sebanding tetapi sangat jarang adalah perineum,
segitiga lumbal superior dari Grynfelt, segitiga lumbal inferior dari Petit, dan foramen obturator serta
skiatika dari pelvis.5

Tabel 1. Frekuensi relatif Hernia abdominal external 5


Tipe Hernia Insidens (%)
Epigastric 1
Umbilical 3
Insisional 10
Inguinal 78
Femoral 7
Lain-lain (jarang) 1

Definisi
Hernia inguinalis medialis adalah suatu tonjolan melalui fascia transversa yang melemah pada
trigonum. Hernia inguinalis lateralis adalah tonjolan dari perut di lateral pembuluh epigastrica inferior,
yang keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus dan canalis inguinalis.5

Etiologi

Terdapat dua faktor predisposisi utama hernia yaitu peningkatan tekanan intrakavitas dan
melemahnya dinding abdomen. Tekanan yang meningkat pada abdomen terjadi karena :2

1) Mengangkat beban berat


2) Batuk
3) Tahanan saat miksi – karsinoma
4) Tahanan saat defekasi – konstipasi atau obstruksi usus besar
5) Distensi abdomen – yang mungkin mengindikasikan adanya gangguan intra abdomen

9
6) Perubahan isi abdomen, misalnya : adanya asites, tumor jinak atau ganas, kehamilan,
lemak tubuh6

Kelemahan dinding abdomen terjadi karena :6

1) Umur yang semakin bertambah


2) Malnutrisi–baik makronutrien (protein, kalori) atau mikronutrien (misalnya: Vit. C)
3) Kerusakan atau paralisis dari saraf motorik
4) Abnormal metabolisme kolagen

Seringkali, berbagai faktor terlibat. Sebagai contoh, adanya kantung kongenital yang telah
terbentuk sebelumnya mungkin tidak menyebabkan hernia sampai kelemahan dinding abdomen
akuisita atau kenaikan tekanan intraabdomen mengizinkan isi abdomen memasuki kantong tersebut.6

Manifestasi Klinis
Pada umumnya pada orang dewasa keluhannya berupa benjolan dilipatan paha yang timbul
pada waktu mengedan,batuk,atau pada saat mengangkat beban berat, dan menghilang waktu istirahat
baring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya diketahui
oleh orang tua. Jika hernia mengganggu anak atau bayi sering gelisah, banyak menangis, dan kadang
kadang perut kembung,harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulata.6
Pada inspeksi,perhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha,skrotum,atau labia dalam
posisi berbaring dan berdiri.pasien diminta mengedan atau batuk,sehingga adanya benjolan atau
keadaan asimetri dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,diraba
konsistensinya,dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi.6

Patofisiologi
Secara patofisiologi, faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach, hampir selalu menyebabkan hernia inguinalis direk atau hernia
inguinalis medialis.Oleh karena itu hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada pria
tua.Hernia ini jarang, hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi.Mungkin terjadi
hernia geser yang mengandung sebagian dinding kantong kemih.Hernia inguinalis lateralis menonjol
dari perut dilateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar malalui dua pintu dan
saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh
kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses
penurunan testis ke skrotum.7

10
Komplikasi
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat
tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel, ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar
atau terdiri dan omenturn, organ ekstra peritoneal (hernia geser atau hernia akreta). Disini tidak timbul
gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga
terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana.7
Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter. Jepitan cincin hernia akan
menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada pemulaan terjadi bendungan vena sehingga
terjadi udem organ atau struktur didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya
udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah
jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa
serosanguinus. Kalau isi hernis terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang dapat menimbulkan abses
lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
Pada pasien dewasa. tingkat komplikasi dari herniorafi inguinal yang terbuka berbeda antara
1% sampai 26% dengan banyak laporan yang tersusun dari 7% sampai I 2%. Kira-kira 700 ribu
herniorafi inguinal yang terjadi setiap tahunnya, komplikasi yang muncul kira-kira 10% dari orang-
orang ini memiliki sebuah masalah yang cukup. Infeksi luka merupakan masalah yang sering
dihadapi.Sebuah infeksi yang lebih dalam dapat berdampak dalarn kernunculan kembali hernia.
Kandung kemih dapat luka dengan cara saat dasar saluran inguinal dibentuk kembali dan dilakukan
untuk hernia pangkal paha. Jika rnungkin melukai testis, vasdeferens, pembuluh darah atau syaraf’
illiohypogastrik, illioinguinal.
Komplikasi intra operatif meliputi rnelukai atau pembedahan struktur sperma, luka vaskular
mernproduksi pendarahan, mengganasnya sakit atau pengharnbatan syaraf-syaraf, luka visceral
(biasanya perut atau kandung kemih). Komplikasi sistemik setelah operasi berhubungan dengan suatu
prosedur khusus dalam kemunculannya.7

Penatalaksanaan
1. Konservatif
Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif sehingga dapat kambuh lagi.8
a. Reposisi
Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau mengembalikan isi hernia ke dalam
cavum peritoneum atau abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan
pasti. Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara memakai
kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang sesuai dengan pintunya (leher
hernia diraba secara hati-hati, pintu dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya
memasukkan isi hernia melalui pintu tersebut.Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia
inguinalis irreponibel pada pasien yang takut operasi.Caranya, bagian hernia dikompres

11
dingin, penderita diberi penenang valium 10 ml supaya pasien tidur, posisi tidur
trendelenberg.Hal ini rnemudahkan memasukkan isi hernianya. Jika gagal tidak boleh
dipaksakan, lebih baik dilakukan operasi pada hari berikutnya.8
b. Suntikan
Dilakukan setelah reposisi berhasil. Dengan rnenyuntikkan cairan sklerotik berupa alkohol
atau kinin di daerah sekitar hernia, rnenyebabkan pintu hernia mengalami sklerosis atau
penyempitan, sehingga isi hernia tidak akan keluar lagi dari cavum peritonei.8
c. Sabuk hernia
Sabuk ini diberikan pada pasien dengan pintu hernia yang rnasih kecil dan menolak
dilakukan operasi.Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang
telah di reposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.6

2. Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.


Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.1
1. Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun keadaan umum jelek.2

2. Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat badan lebih
dari 6 kilogram. Jalannya operasi menggunakan obat anastesi lokal berupa procain
dengan dosis rnaksimum 200 cc .Jika digunakan anastesi lokal, digarnbarkan incisi
berbentuk belah ketupat dan diberikan kira-kira 60 mlxylocain 0,5persen dengan
epinefrin.8

Operasi hernia ada 3 tahap


 Herniotomy yaitu membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi ke cavum
abdominalis.
 Herniorafi yaitu mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint
tendon.
 Hernioplasty yaitu memberi kekuatan pada dinding perut dan menghilangkan locus minnoris
resistentiae.8

Operasi pada hernia inguinalis lateralis


Irisan kulit pada hernia inguinalis ini disebut inguinal incision, dua jari cranial dan sejajar
ligamentum inguinale mulai dari pertengahan.Dan ini sesuai dengan anulus inguinalis internus.
Panjang irisan tergantung dari besarnya hernia (tergantung kebutuhan), biasanya 5-8cm. Pada anastesi

12
lokal dilakukan infiltrasi procain kurang lebih tidak melebihi 20 cc. Setelah kulit dibuka, subkutis dan
jaringan lemak disiangi sampai tampak aponeurosis muskulus obliqus eksternus yang merupakan
dinding depan kanalis inguinalis. Kira-kira 2 cm cranial ligamentun inguinale. Irisan ke medial sampai
membuka anulus inguinalis eksternus.8
Di dalam kanalis inguinalis terdapat funiculus spermaticus dibungkus muskulus cremaster.
Otot ini disiangi sampai funikulus spermaticus kelihatan. Funiculus dibersihkan atau dicanthol sampai
ke lateral dengan kain kasa, dan kantong peritoneum akan timbul di sebelah caudomedialnya. Kantong
ini dijepit dengan dua buah pinset sirurgik dan diangkat, kemudian dibuka dengan memperhatikan agar
isi hernia (usus) tidak terpotong. Kantong yang terbuka lalu dijepit dengan klem Mickuliks sehingga
usus tampak jelas. Kemudian usus dikembalikan ke cavum abdominalis dengan rnelebarkan irisan pada
kantong ke proksimal sampai leher hernia. Sisa kantong sebelah distal dibiarkan dalam skrotum pada
hernia yang besar (karena bisa menimbulkan banyak pendarahan), sedang hernia yang kecil sisa
kantong tersebut dibuang. Kemudian leher dijahit ikat. Puntung ini kemudian ditanamkan di bawah
conjoint tendon dan digantungkan. Selanjutnya karena locus minoris resistantiae masih ada, perlu
dilakukan hernioplasty. 8

Hernioplasty ada bermacarn-macam menurut kebutuhannya:


 Ferguson
Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari musculus obliqus externus dan
internus abdominis dan muskulus obliqus internus dan transversus dijahitkan pada ligamenturn
inguinale dan meletakkan funiculus spermaticus di dorsal, kemudian aponeurosis muskulus
obliqus externus dijahit kembali sehingga tidak ada lagi kanalis inguinalis.8
 Bassini

Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis dijahitkan pada ligamentum
inguinale. Funikulus spermaticus diletakkan ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari
aponeurosis muskulus obliqus eksternus sehingga kanalis inguinalis kedua muskuli tadi
memperkuat dinding belakang dari kanalis inguinalis, sehingga locus minoris resistantiae
hilang.8
 Halstedt
Di lakukan untuk memperkuat atau menghilangkan locus minonis resistentiae. Ketiga
muskulus, muskulus obliqus eksternus abdominis, muskulus obliqus internus abdominis,
muskulus obliqus transversus abdominis, funikulus spermatikus diletakkan di sub kutis.
 Shouldice
Membuka lantai inguinalis dan mengimbrikasi fascia transversalis dengan teknik jahitan
kontinyu.8

13
Operasi pada hernia inguinalis medialis
Herniotomy pada hernia inguinalis medialis sama dengan teknik operasi hernia inguinalis lateralis.
Hernioplasty di sini memperkuat daerah medial dan anulus inguinalis eksternus. Hernioplasty
dikerjakan dengan cara Mc. Vay. yaitu menarik muskulus obliqus abdominis internus dan muskulus
transversus abdominis, serta conjoint tendon lalu dijahitkan pada ligamentum cowperi atau pectineum
lewat sebelah dorsal dari ligamentum inguinale.8

Edukasi
 Menjaga berat badan ideal
 Konsumsi makanan berserat tinggi
 Mengangkat beban berat dengan hati-hati atau tidak mengangkat beban berat
 Berhenti merokok8

Prognosis
Tergantung umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong hernia. Prognosis baik
jika infeksi luka dan obstruksi usus segera ditangani. Prognosis kurang baik pada pasca bedah seperti
nyeri pasca herniorafi, atrofi testis dan rekurensi hernia tetapi dapat diobati.

Kesimpulan
Hernia adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah
(defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi diberbagai tempat di bagian tubuh
kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal. Hernia inguinalis
dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis directa/hernia inguinalis horisontal dan
hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/herniaobliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis
angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kiri. Pada
hernia inguinalis lateralis. Processus vaginalis peritonaei tidak menutup (tetap terbuka). Komplikasi
yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi strangulasi penanganan segera adalah
dengan operasi.

Daftar Pustaka
1. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku ajar ilmu bedah, edisi 2. Jakarta: EGC.2010. h. 706-20.
2. Sabiston. Buku Ajar Bedah, edisi 5. Jakarta: EGC. 2006 ; h. 228- 30.
3. Dunphy, Botsford. Pemeriksaan Fisik Bedah, edisi 6. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medik.
2006 .h.145-6.
4. Sabiston, Lyerly. Text Book of Surgery The Biological Basis of Modern Surgical Practice.
15nd ed. London: Saunders Company.2010. h.1.219-32
5. Cameron, J. L. Terapi Bedah Mutakhir. edisi 6. Jakarta: Binarupa Aksara. 2011. h. 709- 13

14
6. Henry MM, Thompson JN. Prinsip Bedah. Edisi 2. Elsevier Saunders; 2006. h. 431-45.
7. Bhatia P, Jhon SJ. Perbaikan hernia Laparoskopi. Edisi 1. New Delhi: Global digital service;
2011.
8. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2010.
h.509 – 17

15

Вам также может понравиться

  • Blok 31
    Blok 31
    Документ12 страниц
    Blok 31
    Anonymous HkTRfsQr8
    Оценок пока нет
  • Made Eeee
    Made Eeee
    Документ22 страницы
    Made Eeee
    Cicilia Sinaga
    Оценок пока нет
  • 20 SP
    20 SP
    Документ20 страниц
    20 SP
    Ngakan Mahardika
    Оценок пока нет
  • Blok 31
    Blok 31
    Документ12 страниц
    Blok 31
    Anonymous HkTRfsQr8
    Оценок пока нет
  • B6 Skenario 4
    B6 Skenario 4
    Документ29 страниц
    B6 Skenario 4
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет
  • Diare Cair Akut
    Diare Cair Akut
    Документ11 страниц
    Diare Cair Akut
    jack ganteng
    Оценок пока нет
  • B6 Skenario 4
    B6 Skenario 4
    Документ29 страниц
    B6 Skenario 4
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет
  • Skenario 6
    Skenario 6
    Документ12 страниц
    Skenario 6
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет
  • Kevin Ipd
    Kevin Ipd
    Документ19 страниц
    Kevin Ipd
    Kevin Ardiansyah
    Оценок пока нет
  • Makalah PBL Blok 18
    Makalah PBL Blok 18
    Документ23 страницы
    Makalah PBL Blok 18
    Angela Tiana
    Оценок пока нет
  • F6 Skenario 6
    F6 Skenario 6
    Документ26 страниц
    F6 Skenario 6
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет
  • Kelompok A2 Skenario 1
    Kelompok A2 Skenario 1
    Документ13 страниц
    Kelompok A2 Skenario 1
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет
  • Makalah SK 3
    Makalah SK 3
    Документ16 страниц
    Makalah SK 3
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет
  • Diare Cair Akut
    Diare Cair Akut
    Документ11 страниц
    Diare Cair Akut
    jack ganteng
    Оценок пока нет
  • Family Folder PPPPTT
    Family Folder PPPPTT
    Документ36 страниц
    Family Folder PPPPTT
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет
  • Makalah PBL Cycin Blok 26 Mamamamamamamamad
    Makalah PBL Cycin Blok 26 Mamamamamamamamad
    Документ18 страниц
    Makalah PBL Cycin Blok 26 Mamamamamamamamad
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет
  • PP Pleno A7 Blok 26
    PP Pleno A7 Blok 26
    Документ46 страниц
    PP Pleno A7 Blok 26
    Anonymous s0kXMyLa3
    Оценок пока нет