Вы находитесь на странице: 1из 7

Analisis Soal pada

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengampu Dr. Bambang Subali, M.Pd

Oleh :
Suciningtyas Apriyanti 0103516098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR (PGSD)


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi proses pembelajaran di sekolah masih didominasi pada
penekanan aspek pengetahuan saja. Masih sedikit yang mengacu pada
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Kondisi seperti ini pun
ditemukan pada pembelajaran Matematika yaitu pembelajaran hanya
menekankan pada aspek kognitif semata sehingga siswa kurang mandiri
dalam belajar bahkan cenderung pasif pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Kemandirian belajar merupakan aspek yang sangat penting
dalam pembelajaran matematika. Menurut Schunk dan Zimmerman dalam
Bistari (2010:12) menggambarkan kemandirian belajar itu sebagian besar
dari pengaruh membangun pikiran sendiri, perasaan, strategi dan perilaku
pebelajar yang diorientasikan ke arah tujuan belajar.

Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SD termuat dalam Standar Isi


(SI) pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Dalam SI tersebut
dinyatakan lima tujuan pembelajaran matematika, yang salah satu dari
lima tujuan tersebut adalah agar siswa mampu memecahkan masalah
matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh. Oleh karena itu setiap guru SD harus melatih keterampilannya
dalam membantu siswa belajar memecahkan masalah matematika.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan sikap matematis akan
berdampak pada intelektual dan nonintelektual siswa. Dari segi
intelektual, siswa tidak mampu menerapkan konsep-konsep matematika
dalam pemecahan masalah. Dari segi nonintelektual, siswa tidak dapat
mengembangkan sikap secara optimal dalam mengembangkan rasa ingin
tahu, ketekunan, ketelitian, dan rasa percaya diri dalam pemecahan
masalah. Padahal semua itu dibutuhkan oleh siswa untuk kebutuhan
hidupnya.
Dari permasalahan di atas, model PBL merupakan salah satu model
pembelajaran yang baik untuk meningkatkan hasil belajar pada
kemampuan pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Ruchaedi (2014) menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan strategi heuristik
pemecahan masalah pada mata pelajaran Matematika. Robert dalam
Abdullah (2015) menyatakan bahwa PBL is describes as an approach to
structuring the curriculum which involves confronting students with
problems from practice which provide a stimulus for learning. Menurut
Trianto dalam Novita (2014) Model pembelajaran Problem Based
Learning merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik
yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata.

Selama ini siswa belajar matematika menggunakan permasalahan-


permasalahan yang kurang sesuai dengan kehidupan seharihari mereka,
sehingga mereka merasa kesulitan untuk memahami konsep-konsep
matematika. Agar pembelajaran PBL menjadi lebih mudah dipahami dan
menarik minat siswa maka pembelajaran akan lebih baik bila
menggunakan permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar
khususnya budaya lokal tempat tinggal siswa, sehingga siswa tidak merasa
bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran matematika. Budaya yang
berkaitan dengan konsep-konsep matematika biasa disebut
etnomatematika, dimana unsurunsur budaya tempat tinggal siswa dapat
digunakan sebagai sumber belajar siswa dengan harapan pembelajaran
akan lebih bermakna bagi siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Sirate (2012) mengungkapkan bahwa penerapan etnomatematika sebagai
sarana untuk memotivasi dan menstimulasi siswa dapat mengatasi
kejenuhan dan kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Arisetyawan et. al. (2014)
mengungkapkan bahwa Ethnomathematics, according to NASGEM, Nort
American Study Group Of Ethnomathematics, broadly defined that
ethnomathematics study is not limiet to smallscale groups, but the prefix
“ethno” can refer to any group such as nation, labor unions, religious
tradition, and so on. Dengan kata lain, etnomatematika tidak terbatas
hanya dalam kelompok kecil saja, tetapi awal kata dari etno dapat
mengacu pada berbagai kelompok seperti bangsa , sekelompok buruh,
tradisi agama dan lainnya. Dalam pembelajaran Matematika, model
pembelajaran PBL sangat relevan digunakan sesuai dengan karakteristik dari
pembelajaran Matematika di sekolah dasar. Namun sayangnya, praktek
pembelajaran yang demikian masih belum diterapkan secara keseluruhan,
sehingga tujuan dan hasil pendidikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV


SD AL AZHAR 2, data evaluasi nilai rata-rata ulangan harian dan ulangan
tengah semester pelajaran matematika menunjukan sebanyak 70% siswa
tidak mencapai KKM dengan ketentuan KKM sebesar 70. Hal tersebut
menunjukan bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa. Selain itu
kemampuan pemecahan masalah siswa juga tergolong rendah dilihat dari
banyaknya soal-soal berbasis analisis yang tidak dapat terjawab oleh
siswa. Siswa sulit memahami masalah yang ada pada soal cerita dan
menafsirkan dalam kalimat matematika. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kodariyati (2016) menunjukan bahwa Model Problem Based
Learning (PBL) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan
komunikasi matematika siswa. model Problem Based Learning (PBL)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengkaji Peningkatan


kemandirian belajar dan pemecahan masalah siswa , dengan judul
penelitian: “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Berbasis Etnomatematika terhadap Peningkatan Kemandirian
Belajar Dan Pemecahan Masalah Siswa Kelas IV Di SD Al Azhar 2
Bandar Lampung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat

diidentifikasi masalah penelitian, yaitu:

1. Hasil belajar pelajaran matematika siswa SD AL AZHAR 2

tergolong rendah

2. Siswa sulit memahami masalah yang ada pada soal cerita dan

menafsirkan dalam kalimat matematika.

3. Kemampuan Pemecahan masalah pelajaran Matematika siswa SD

AL AZHAR 2 tergolong rendah

1.2 CakupanMasalah

Penelitian ini berada pada ruang lingkup pengaruh model pembelajaran

problem based learning berbasis etnomatematika terhadap Peningkatan


Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa. Penelitian

ini dibatasi dalam beberapa ruang lingkup antara lain:

1.Sasaran penelitian terbatas pada siswa kelas IV SD AL AZHAR 2

Bandar Lampung dengan Tema 8 Tempat Tinggalku subtema 3,

dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018

2.Kemampuan pemecahan masalah yang diukursebatas pada

pembelajaran Matematika

3. Permasalahan yang diamati yaitu keefektifan model pembelajaran

Problem Based Learning berbasis etnomatematika

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkanpadaidentifikasimasalah, maka rumusan masalah yang

diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah

antara sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran problem

based learning pada siswa kelas IV SD AL AZHAR 2 Bandar

Lampung?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran problem based

learning terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD

AL AZHAR 2 Bandar Lampung?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran problem based learning

terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan hasil


belajar matematika pada siswa kelas IV SD AL AZHAR 2 Bandar

Lampung?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian yang

ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga

siswa dapat menguasai konsep matematika

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh model model pembelajaran

problem based learning terhadap hasil belajar matematika

3. Mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning

terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan hasil

belajar matematika.

1.5 ManfaatPenelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa. Hasil penelitian

ini dapat digunakan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran yang

inovatif di kelasnya

Вам также может понравиться