Вы находитесь на странице: 1из 4

MANFAAT RADIOISOTOP DALAM BIDANG PETERNAKAN

Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagai lembaga yang bergerak dalam


penelitian dan pengembangan (litbang) ikut berperan dalam mendukung peningkatan
sektor peternakan. Litbang yang dilaksanakan lebih menekankan ke arah
penggunaan teknik nuklir dan teknik terkait lainnya. Litbang peternakan yang
dilakukan lebih mengarah pada peningkatan produksi ternak, perbaikan sistem
reproduksi, kesehatan, dan manajemen ternak. Keuntungan pengggunaan teknik
nuklir dalam litbang peternakan, yaitu kepekaan deteksi tinggi, akurat untuk
perunutan, efektif dan efisien, aman, serta ekonomis.
Perunutan merupakan suatu proses pemanfaatan senyawa yang telah
ditandai dengan isotop atau radioisotop untuk menjadi bagian dari sistem
biologi/mekanik sehingga diketahui mekanisme yang terjadi atau diperoleh suatu hasil
pengukuran. Teknik perunutan dapat menggunakan isotop atau radioisotop.
Dasar aplikasi dari teknik perunutan dengan isotop stabil adalah sifat kimia
spesifik dari unsur yang digunakan dengan berat molekul yang berbeda. Contoh
isotop stabil adalah 15N, 52Cr, 13C, dan lainnya. Alat yang digunakan untuk
mengukur isotop stabil seperti mass atomic spektrofotometer, X-ray
flourescene (XRF), dan Neutron Atomic Absorbtion (NAA). Sedangkan dasar aplikasi
dari teknik perunutan dengan radioisotop adalah paparan aktivitas dari masing-
masing unsur yang digunakan. Contoh radioisotop adalah 14C, 45Ca, 32P, 12-2500m 5I,
13-2500m 5500m,0 1I, 3H, dan lainnya. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur
aktivitas paparannya adalahLiquid Scintilation Counter (LSC), Gamma Counter,
HPGe, dan lainnya.
Pemanfaatan teknik nuklir untuk perunutan berdasarkan sifat
pengaplikasiannya dibagi menjadi dua, yaitu pemanfaatan yang bersifat in vivo dan in
vitro. Aplikasi perunutan secara in vivo bertujuan untuk menggambarkan proses
biologi yang terjadi di lingkungan asalnya atau langsung menggunakan hewan ternak.
Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh biologis, yaitu waktu yang diperlukan
(radio) isotop untuk keluar atau diekskresikan keluar tubuh. Sedangkan aplikasi
perunutan secara in vivo bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi
di luar tubuh hewan, tetapi di laboratorium. Yang perlu diperhatikan adalah waktu
paruh fisika, yaitu waktu yang diperlukan oleh radioisotop untuk meluruh hingga
mencapai separuh aktivitasnya.
Hasil-hasil teknologi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang
memanfaatkan teknik perunutan adalah suplemen pakan urea multinutrient molasses
block (UMMB) dan radioimmuno assay (RIA).
Suplemen pakan UMMB merupakan suplemen pakan (SP) untuk ternak ruminansia,
seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan lainnya. Ciri khas dari ternak ruminansia
adalah adanya rumen yang merupakan ekosistem mikroba yang berperan dalam
penguraian bahan pakan dan mikroba pun berfungsi sebagai bahan protein bagi
ternak. Agar teknologi suplemen tersebut dapat diterapkan oleh peternak dan mudah
dalam penyimpanan serta transportasinya, maka suplemen tersebut dibuat dalam
bentuk padat dari komposisi bahan tertentu (urea, dedak, onggok, tepung tulang, lakta
mineral, garam dapur, tepung kedelai, dan kapur). UMMB memiliki lebih dari 10
formula agar saat penerapan di daerah lebih mudah karena setiap daerah memiliki
potensi yang berbeda-beda.
PEMBERIAN SP merupakan strategi untuk meningkatkan konsumsi pakan
oleh ternak pada kondisi pemeliharaan tradisional. SP tersusun dari kombinasi bahan
limbah sumber protein dengan tingkatan jumlah tertentu yang secara efisien dapat
mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan mikroba secara efisien di
dalam rumen.
Analisis secara in vitro menggunakan isotop 32P, 35S, dan 14C sebagai perunut
radioisotop untuk mengukur sejumlah parameter. Isotop 32P dan 35S digunakan untuk
mengukur sintesa protein mikroba di dalam rumen, sedangkan 14C untuk mengukur
efisiensi pemanfaatan energi oleh mikrobarumen.
Saat ini teknologi UMMB telah banyak diterapkan di berbagai daerah sebagai
hasil introduksi teknologi melalui kerja sama litbang, koperasi, peternak langsung, dan
iptekda.
RIA merupakan salah satu metode deteksi yang paling sensitif yang
didasarkan pada interaksi antigen-antibodi. Antigen (hormon) yang berlabel radioaktif
dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan hormon dalam sampel. Isotop yang
dapat digunakan untuk teknikRIAadalah 3H, 14C, 125I, dan lainnya. Pada teknik ini
sejumlah antibodi dimobilisasi pada suatu fase padat, misalnya dinding tabung plastik.
Sampel yang mengandung antigen (hormon progesteron) ditambahkan dengan
sejumlah tertentu molekul berlabel (125I) yang akan berinteraksi dengan antibodi pada
tabung. Intensitas sinyal radiasi dari biomolekul berlabel radioaktif yang terikat pada
antibodi yang menempel pada dinding tabung akan berbanding terbalik dengan
konsentrasi biomolekul dalam sampel. Aplikasi RIA untuk litbang peternakan adalah
untuk mengukur konsentrasi hormon progesteron dalam sampel serum darah atau
susu. Tujuan pengukuran progesteron ini adalah untuk mendeteksi pubertas ternak,
mendeteksi gejala birahi, diagnosa kebuntingan dini, mendukung program inseminasi
buatan, dan diagnosa kelainan reproduksi ternak. Dampak sosial ekonomi dari
pengaplikasian teknik RIA adalah penghematan pelayanan IB, bunting tepat waktu,
produksi susu stabil, dan perbaikan keturunan. Sekarang ini BATAN telah berhasil
memproduksi RIA kit sendiri sehingga ketergantungan pada produsen luar dapat
diatasi.
PEMANFAATAN teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang peternakan
terutama di subbidang kesehatan ternak, yaitu untuk melemahkan patogenisitas
penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing. Litbang pemanfaatan radiasi
telah menghasilkan radiovaksin, reagen diagnostik, dan pengawetan.
Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Definisi
vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
tetapi telah dimodifikasi dengan cara mematikan atau menatenuasi sehingga tidak
akan menimbulkan penyakit dan dapat merangsang pembentukan kekebalan/antibodi
bila diinokulasikan.
Pembuatan radiovaksin memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara
konvensional, yaitu mempercepat proses pembuatan vaksin dengan memperpendek
waktu pasasel. Selain itu, radiovaksin yang diproduksi memiliki kualitas yang sama
dengan vaksin buatan secara konvensional.
Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radiovaksin adalah sinar
gama yang digunakan untuk menurunkan infektivitas, virulensi, dan patogenitas agen
penyakit, tetapi diharapkan mampu merangsang timbulnya kekebalan pada tubuh
terhadap infeksi penyakit.
Penelitian yang dilakukan saat ini adalah upaya pengembangan vaksin
terhadap penyakit ternak, seperti brucellosis dan mastitis. Selain penelitian
radiovaksin penyakit ternak yang berasal dari mikroorganisme, dilakukan pula
penelitian radiovaksin penyakit ternak yang berasal dari cacing, seperti Coccidiosis,
Fasciolosis, dan Haemonchosis.
Salah satu hasil penelitian yang telah menjadi produk adalah vaksin koksivet
untuk penyakit Coccidiosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa Emeria Sp
pada usus yang mengakibatkan berak darah.
Ookista generasi 1 diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis optimum 125
Gy dan diinokulasikan ke ayam sehingga diperoleh ookista generasi II yang lemah
sifat infektivitas dan patogenitasnya. Selanjutnya, ookista dari generasi II tersebutlah
yang dijadikan vaksin. Vaksin ini diinokulasikan ke ayam berumur 7-10 hari sehingga
ayam memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Sumber : Kompas (22 Mei 2004)


http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1085284506

Вам также может понравиться