Вы находитесь на странице: 1из 55

BIMBINGAN UKDI CBT

1. BIMBINGAN IPD dr. Dani Rosdiana, SpPD


 Komunikasi
o Pelajari buku skill labs “bad news”
o Posisi anda saat itu dimana, igd, pkm, lapangan?
 Medikolegal
o DVI, tes keperawanan, sengketa waris
 Menulis terapi
o Latihan menulis resep setiap hari
o Hapal sediaan obat, dosis obat dan lama serta cara pemberiannya.
o Untuk rawat jalan obat diberikan 10 hari
 Malaria falciparum  Sulfadoksin
Pirimetamin  efek samping: pansitopenia
 TB dengan komplikasi (3 A)
o Inisiasi harus di rumah sakit. Setelah itu boleh dipulangkan ke pkm atau
dilanjutkan di RS.
o Periksa dahak untuk menegakkan diagnosis  SPS
o Periksa dahak untuk evaluasi  PS
 Pelajari SKDI/ LOC
 OSCE
o `KIE dan profesionalisma  dinilai
o Soal yang mungkin keluar adalah mengenai penyakit yang epidemic, atau
penyakit yang sedang trend ataupun suatu penyakit yang jika kita tidak tau
dapat mengakibatkan fatal sekalipun hanya kompetensi 1 atau 2.

2. Bimbingan Anak dr. Deddy S Putra, SPAK


 Bayi sakit ditunda pemberian imunisasinya, jika sudah sehat baru diberikan.
 Pemberian vitamin A adalah bulan Februari dan Agustus.
o Bayi umur <6 bulan  setengah kapsul biru = 50 000 unit
o Bayi umur 6-12 bulan  kapsul biru = 100 000 unit
o Bayi diatas setahun dst  kapsul merah = 200 000 unit
 Jika ada riwayat kejang (karena DPT) yang kedua beri DT karena Vaksin
pertusisnya itu yang bikin kejang.
 Yang dinilai saat resusitasi : tonus, langsung menangis atau tidak , cukup bulan
atau tidak.
 Morbili  3C= corzyza, conjungtivitis, cough
 Diare adalah penyebab kematian nomor dua terbanyak pada anak setelah
pneumonia
 Inkompatibel resus anaknya pasti anemis/pucat
 Setiap ikterik pada neonates hari pertama adalah patologis.
 TORCH kondisi lahirnya jelek, tidak secepat itu ikteriknya (BB pasti rendah)
 Yang tidak melewati sutura sagitalis  sefal hematom  ikterik (+)
 Hipotiroid  lidah besar, konstipasi, kuning / ikterik, pucat
 Invaginasi/ intususepsi tidak hanya pada bayi juga ada pada anak besar donat
sign/sosis
 Anak tidak boleh dikasih ciprofloksasin karena menghambat pertumbuhan epifisis
tulang, juga tidak boleh dikasih antalgin untuk menghilangkan nyeri tapi cukup
PCT
 TB anak
o Ayah sedang TB dalam pengobatan
 Kontak (+), mantoux (-) profilaksis primer INH 5 mg/kg selama
6 bln
 Kontak (+), mantoux (+), klinis (-) profilaksis sekunder sampai
BTA bapaknya negative dg dosis INH sama.
 Wheezing anak dibawah 2 tahun  bronkiolitis  salbutamol tidak bermanfaat.
 Gizi buruk  <-3 SD
 Ibu HbsAg (+), anaknya  vaksin Hep B < 12 jam + HbIg
 Membedakan diare osmotic dengan diare sekretorik adalah dengan mempuasakan
anak selama 12 jam. Jika diare berkurang berarti diare osmotic.
3. Tips and trick UKDI CBT dr Huriatul Masdar, MSc
Jika soalnya panjang baca dulu option nya. Baca first choice terapi.

4. Bimbingan Kulit dr. Dwi Astuti Candrakirana, SpKK


 Kutil yang dirujuk adalah Giant kondiloma, sedangkan kondiloma akuminata bisa
diterapi oleh dokter umum.
 Veruka vulgaris  HPV, pintu masuk menjadi Carsinoma
o Th/ elektrokauter jika tidak punya , berikan TCA yang diatas 50 %, atau
KOH 20%, yang bisa dihancurkan hanyalah fase klinis saja sedangkan
fase laten dan subklinis tidak bisa.
o Acyclovir tidak perlu karena penyebabnya VZV
 Kondiloma akuminata HPV 6, 11
o Sering di genital, di vulva dan genitalia eksterna  bentul verukosa,
sedangkan di serviks  bentuk datar  deteksi dini dengan asetowhite
(IVA).
o Yang belum menikah tapi kontak seksual (+) pencegahan dg vaksin 4
strain (6,11,16,18)
 Moluskum kontagiosum  fox virus
o Delle
o Th/ ekskoleasi mengeluarkan badan moluskum ,
o Dicongkel
o KOH
o TCA
o Tingtura podopilin.
 HZ tanpa komplikasi
o Berawal dari varisela (infeksi primer) ada yg dorman di ganglion
dorsalis.
o Bersifat segmental/ dermatomal.
o Th/ asiklovir 5x 800 mg selama 7 hari.
 Varisela  menyebar secara sentrifugal
o Pada pemeriksaan Tzank tes dengan pewarnaan Giemsa ditemukan sel
datia berinti banyak.
o Th/ asiklovir 5x 800 mg selama 7 hari
 SJS harus memenuhi trias. Kalau tidak bukan SJS
o Pasien akan meninggal karena sepsis atau gangguan elektrolit
o Th/ kortikosteroid , di isolasi
 Herpes simpleks  HSV 1 (labialis bibir) dan HSV 2 ( kelamin), selalu
diperbatasan mukosa
o Th/ asiklovir 5 x 200 mg selama 5-7 hari.
 Sifilis  bakteri treponema palidum, the great imitator
o Stadium 1= ulkus durum
 Bersih, merah, keras, meninggi, tidak nyeri, soliter, agak besar,
sembuh sendiri tanpa terapi.
 Dapat menjadi std II
o Stadium II
 Gambaran di kulit (roseola sifilitika), di kepala (mouth eaten
alopesia), di genital dan anus (kondiloma lata)
o Stadium III
 Sudah sampai ke pembuluh darah dan saraf (otak)
 Deteksi diambil cairan dilihat di mikroskop lapangan gelap  dark
field
o Tes serologis
 VDRL menandakan fase akut, jika > ¼  terapi, ½ evaluasi
saja
 TPHA untuk yang telah terpapar
o Th/ Penisilin G prokain Injeksi 10-14 hari merk terbaik adalah Penadur.
Risiko Penisilin G syok, pseudosyok (rx Jaris Hekseimer)
Jika tidak ada penisilin G prokain dapat diberikan terapi oral doksisiklin
2x 100 mg selama 2-3 minggu.
 Impetigo  deteksi dengan pewarnaan Gram
o Th/ jika keropeng (+) kompres NaCl
o Jika luas antibiotik oral atau injeksi
o Pilihan antibiotik  ampisilin, eritromisin, doksisiklin.
 Ektima
o Lebih dalam dari impetigo
o Dermis hingga ke bawah menimbulkan bekas
o Basah dikompres dengan basah
o Kering di kompres dengan kering
o DOC cari yang topical dulu baru oral jika parah/luas
 Folikel saja  folikulitis, jaringan  furunkel, furunkel banyak terpisah
furunkulosis, furunkel banyak menyatu karbunkel.
 Eritrasma  corynebacterium minutissinum
o Kering, dilipatan sering pada orang gemuk
o Dengan lampu wood warna merah bata
o Th/ Antibiotik
o DD tinea kruris  dilipatan, di ketiak  tinea korporis
 Erysipelas  lebih ke permukaan, batas lebih tegas.
 Selulitis  lebih dalam, batas difus
 Sklofuroderma bridging skin (+), perkijuan (+),
o Th/ TB ekstraparu,
o Deteksi  dg biopsy FNAB
 Lepra  LOC IV A
o Makula anestesi
o Penebalan saraf tepi
o BTA (+) dengan pemeriksaan Ziehl Nielsen
o Masukkan dalam criteria Ridley Jopling
o TT  soliter, CMI tubuh masih bagus, batas lesi masih jelas
o PB= TT, BT BTA negatif.
o MB= BT BTA positif, BL, LL
o Th/ PB : MDT warna hijau selama 6 bulan (6 strips), didepan petugas
3 biji.
Rifampisin 600 mg (2x 300mg )
Dapson 1 tab
MB: MDT warna merah marun diberikan selama 12 bulan.

 Reaksi kusta
o Adalah episode akut dalam perjalanan pengobatan kusta
o Reaksi tipe I reversal
o Reaksi tipe II  ENL nodul.
o Prinsip terapi: 1. Pasien istirahat, 2. KS antiinflamasi, 3. KS u/ rx yg
berat, 4. MDT bisa dilanjutkan.

 Infeksi Jamur
o Ptyriasis versikolor malessezia purfur
o Tinea kapitis dan tinea unguium harus diberi antijamur sistemik oral
o Untuk tinea kapitis dosis harus dua kali tinea lain
o Tinea unguium  terapi denyut  tangan 3x pemberian, kaki 4x
pemberian
o Terapi denyut dengan itrakonazol 2x 2 tab dalam 1 minggu pertama.
o Pemberian ketokonazol lama bahaya bagi hati.
 Obat jamur
o Yang tersedia di pkm ketokonazol dan griseofulvin
o Tinea  griseofulvin, ketokonazol
o Pv ketokonazol, tidak bisa dg griseofulvin
o Kandidiasis kutis ketokonazol
o Dosis griseofulvin 1x 500 mg
o Topical : mikonazol krim, ketokonazol krim
 Kandida
o Ketokonazol 1x 200 mg selama 2 minggu
o Periksa KOH jika (+) tambah 2 minggu lagi
o Kandidiasis vaginalis (vulvovaginitis)  ketokonazol 2x 200 mg
selama 5-7 hari.
 Kutaneus larva migrant larva cacing ancylostoma duodenale/ braziliensis
o Th/ albendazol
 >4 th = 3x berturut turut dg dosis 400 mg
 <4 th = dosis sesuai dg berat badan
 Topical dg klor etil spray
 Bisa dengan Mebendazol VERMOX

 Pedikulosis kapitis
o Th/ peditox di didiamkan semalam, jika tidak ada bisa dg permetrin
5% ini lebih bagus karena bisa mematikan semua stadium.
 Skabies
o Cardinal sign:
 Gatal terutama malam hari
 Gatal berkelompok
 Predileksi khas
 Ditemukan kumas sarkoptes skabiei
 Insect bite
o PRURIGO HEBRA
 Merupakan bagian dari criteria minor dermatitis atopic
 Diawali dg gigitan nyamuk/ serangga
 DKA dan DKI
o Membedakannya pada DKA dengan patch tes dilakukan pada
punggung atau lengan bawah kemudian dibaca setelah 1-3 hari
o Skin prick tes  u/ menentukan IgE
o DA
o Urtikaria
o Th/ hindari pemicu, obati scr topical dulu kecuali jika sudah parah
boleh tambahkan KS sistemik
 Diaper rash
o Bisa berbentuk DKA, DKI, kandidiasis ( lesi satelit (+))
o Th/ griseofulvin dan ketokonazol tidak boleh untuk bayi.
 Psoriasis
o Koebner phenomenon  bekas garukan
o Autspitz  bintik perdarahan
o Ingat bahwa ada 4 penyakit yang memiliki phenomena Koebner
 Psoriasis
 Liken planus
 Veruka vulgaris
 Veruka plana juvenilis
o Th/ utama : topical
 KS yang paling poten
 Tambahkan asam salisilat 3 %
o Nb: jika ≤ 2%  keratoplasti
o ≥3 %  keratolitik
 Jika luas permukaan dibawah 3% cukup dg topical
 Jika luas 10 % dg psoralen + UV A
 Jika luas diatas 20 % membutuhkan sitostatik MTX 7,5
mg perminggu. Caranya minum 2,5 mg dg interval 12
jam dalam 1 minggu (3 tab dalam 1 minggu).
 Ditambahkan dengan kortikosteroid sistemik jika > 9 %
yaitu pada psoriasis eritroderma, psoriasis ustulosa
generalisata
 Dermatitis Seboroik
o Predileksi area seboroik
o Berhubungan dengan factor stress
o Th/ KS topical
 Bisa diberi ketokonazol jika ada peranan P. ovale
 Selenium sulfat  selsun
 Jika mengenai daerah kepala saja pakai rule of nine  9 % 
topical kortikosteroid
 Akne
o Abnormal keratinisasi
o Penyumbatan kelenjar lemak
o Gangguan metabolism asam lemak
o P. aknes
o Tipe papulopustul  doksisiklin 1x 100 mg atau 2x50 mg @ 4-6
bulan
o Konglobata  steroid intralesi
o Hidraadenitis sypuratif sekarang dimasukkan kedalam akne
 Dermatitis perioral
o Obat bukan steroid
o Th/ antibiotik
 Miliaria
o Sumbatan kelenjar keringat
o Obat  likuor faberi
 Angioudem  bagian dari urtikaria
o Th/ adrenalin
 Iktiosis vulgaris
o Kulit kering/ bersisik
o Sering menyertai DA
o Karena gangguan metabolism Vit A
o Prinsip terapi : emolien, keratolitik jika tebal
 FDE/ fixed drug eruption
o Lesi berwarna keunguan menetap di satu tempat
o Ringan cukup dengan topical, berat denga terapi kortikosteroid
sistemik
 Vitiligo
o Apigmentasi
o Karena gangguan melanosit
o Th/ local topical psoralen , lalu suruh berjemur
o Generalisata  psoralen minum 20 mg tunggu 1-2 jam
o Jika lebih banyak yang putih daripada yang hitam  MBEH
 Melasma
o Bercak di wajah
o Sentrofasial
o Malar
o Mandibular
o Lampu Wood  epidermal (str korneum-str basalis) prognosis baik
Dermal
o Th/ tabir surya  fisik  memantulkan
Kimia menyerap
o Minimal untuk Indonesia SPF 15, digunakan 30 menit sebelum
terpapar sinar matahari
o Malam : Kligman Formula
o Tretionin dexa hidroquinon 2 %
o INGAT MERKURI HARAM DIGUNAKAN
 Kista epitel = milium
o Penyumbatan kelenjar keringat
o Th/ asam salisilat 3%
 Vaginitis
o Vaginitis bakterialis  metronidazol 2x 500 mg selama 7 hari
o Vaginitis kandida  ketokonazol 2x 200 mg selama 5-7 hari
 Kandidiasis oral
o Terapi sama dg kandidiasis vulvovaginitis yaitu ketokonazol sx 200
mg selama 5-7 hari
 Trikomonas vaginalis
o Th/ metronidazol 2x 500 mg
 Gonore
o Laki-laki  uretritis gonore
o Perempuan  cervisitis gonore
o DOC : gonore tanpa komplikasi  sefiksim 1x 400 mg single dose
 Abses bartolinitis
o Th/ marsupialisasi
o Sefiksim 1x 400 mg selama 5 hari berturut-turut
o Jika kista bartolinitis  di marsupialisasi ke SpOG
 IGNS
o Doksisiklin 2x 100 mg selama 7 hari, atau azitromisin 1000 mg single
doses
 Stress = LSK, Dermatitis seboroik
 Pemeriksaan KOH
o Kandidiasis blastospoa
o Tinea  hifa dan spora berderet deret
o Panu hifa pendek bersepta dan spora bergerombol.

5. Bimbingan medikolegal DR. dr, Dedi Afandi, DFM, SpF


 Urutan kaidah dasar bioetik
o Otonom atau tidak
o Non maleficens atau tidak
o Justice
o Beneficens  keranjang sampah
 Otonom hanya berlaku apabila seseorang itu:
o Dewasa, sadar otonomi pikirkan pertama
o Sehat mental (batas dewasa 18 tahun)
 Non maleficens
o Berlaku pada anak maupun dewasa
o Konteksnya dia yang paling menderita.
o Berkaitan dengan tidak, tidak boleh membunuh, tidak boleh ini itu
blablababa
 Justiced
o Jika ada pihak ketiga yang dilibatkan, melibatkan keadilan
 Legal aborsi
o Ada indikasi medis
o Jika janin punya cacat genetic yg jika dia lahir akan menyusahkan
o Korban perkosaan dibawah 40 hari.
 Masalah etika  IDI, disiplin MKDI, pidana  polisi
 Urutan minta persetujuan
o Pasangan anak kandung dewasa orang tua saudara laki laki
yang dewasa

6. Bimbingan Bedah dr, Ismar, SpB SpBA


 Intususepsi/ invaginasi usus proksimal masuk keusus distal, muntah hijau.
 Usus dalam potongan melintang seperti target sign
 HPS muntah menyemprot warna susus, USG potongan melintang juga
gambaran target sign. Radiologi kontras string sign/ soulder sign, umbrella
sign
 Yang penting cara mendiagnosis:
o Umur
o Organ intraperitoneal (intrausus, ekstrausus) atau retroperitoneal
o Muntah hijau : mekanik (obstruktif) atau non mekanik (paralitik)
o Nyeri perut: visceral atau parietal
o Tidak BAB, flatus (-), kembungileus
o Jika defans muscular (-) peritonitis disingkirkan
o Jika BU meningkat  obstruktif
 Enterokolitis nekrotikans hanya ada pada bayi dibawah 1 bulan.
 Hernia diafragmatika keluhannya ARDS
 Atresia esophagus keluhan utamanya hipersalivasi.
 Volvulus  pemuntiran
o Coffee bean  untuk volvulus di sigmoid, karena puntiran maka udara
terperangkat sehingga membentuk gambaran seperti biji kopi.
o Intraperitoneal
o Hanya dijumpai pada dewasa. Tidak akan ditemukan pada anak anak.
o NB: kolon asenden dan desenden adalah retroperitoneal, kolon
transversum intraperitoneal
 Hernia
o Hernia inkarserata hamper tidak pernah ditemukan karena saat
ditemukan sudah terjadi strangulate.
 Peritonitis
o Inflamasi di peritoneum karena iritasi : urin, cairan lambung, darah
o Bukan karena INFEKSI
o Jika kita kontraksikan otot psoas apendiks akan tergeser geser
sehingga timbul nyeri.
o Jika kita kontraksikan otot obturator  apendiks akan tergeser
sehingga timbul nyeri.
 Catatan tidak bisa obturator sign dan psoas sign sekaligus positif
 Perforasi gaster nyeri tiba tiba, peritonitis difus.
 Jika sampai lambung lalu keluar itu namanya muntah, tp jika masih di
esophagus itu namanya regurgitasi.
 Atresia esophagus bird sign.
 Kombusio: IIa  bula belum pecah, akar rambut masih kelihatan
II b bula sudah pecah.
 Menggenggam N. medianus
 Dorsofleksi  N. radialis
 N. aksilaris motorik dan sensorik untuk M. deltoid.
 Jika ada gangguan  bedge anesthesia.
 Dropfoot kerusakan N. peroneus, sering pada bemper injury.
 Rectum tidak punya saraf nyeri, kecuali anus.
 Hemoroid interna tidak pernah nyeri kecuali terdapat thrombosis.
 Fissure ani nyeri hebat sekali (pedih)
 Torsio testis  testis terangkat keatas, nyeri hebat, puntirannya itu teraba
keras seperti tali. Torsio itu prinsipnya mirip volvulus.
 Predisposisi torsio testis.
o Mesotestis pendek bell clipper testis
o Undescencus testis (UDT)
 Pemeriksaan BPH  USG abdomen
 Pelajari grade tetanus
 Ileus obstruksi dan ileus paralitik bukanlag suatu diagnosis tapi merupakan
suatu gejala yang perlu dicari penyebabnya.
 FCD tidak dijumpai pada busui , mengikuti siklus menstruasi
 Karsinoma mamae tidak pernah nyeri kecuali jika sudah sampai ke kulit.
 Hernia femoalis sering pd wanita tua karena pada saat usia muda lemak akan
menutupi rongga rongga dipaha sedangkan pada usia tua lemak ini sudha
berkurang.

7. Bimbingan Obgin DR.dr. Donel Suhaimi


 KB utama untuk wanita usia reproduksi yang dianjurkan adalah nonhormonal
 Non hormonal lebih mudah mengembalikan kesuburan
 AKDR termasuk hormonal karena bisa mempengaruhi hormone.
 Suntik
o 1 bulan: isi depo progesterone  lebih cepat kembali kesuburan
o 3 bulan : DMPA, progesterone menumpuk selama 3 bulan di darah lebih
sulit kembali kesuburannya.
 Dalam memilih KB harus perhatikan underlying disease seperti HT, DM, stroke
dsb.
 Jika pasien masih ingin punya anak maka pilihkan yg cepat kembali
kesuburannya yakni yang nonhormonal. Jika sudah tidak ingin menambah anak
lagi makan anjurkan kontap.
 TFU harus hapal diluar kepala.
o 40 minggu  3 jari bawah px
o 36 minggu  TFU paling tinggi
 DD KET  abortus iminens
 Missed abortion tertahan selama 8 minggu.
 Mola keluar jaringan seperti mata ikan, dx pasti PA
 Fetal distress tidak boleh di induksi.
 Forceps pembukaan harus lengkap, sedangkan vakum dilakukan tapi harus Hodge
III plus
 Pematangan paru, yang terbaik dg betametason 1x 12 mg, dexa injeksi 2x 6 mg
selama 2 hari, waktu yang terbaik adalah 26-34 minggu, jika diatas 34 minggu
lebih bagus lagi.
 Ibu DM makrosomia distosia bahu perasat McRobert
 PEB
o Obat anti HT yang boleh untuk bumil: labetalol, nifedipin (kerja perifer,
short acting), metildopa (kerja sentral, long acting).
o Awal beri nifedipin dan jika sudah stabil baru berikan metildopa.
 Kurva friedman
o Fase laten  his 3-4 kali selama 20-30 detik
o Fase aktif  his > 4 x selama 40 detik
o Kala II  his 5x
o Inersia uteri fase laten drip oksitosin.
 Toksoplasmosis
o DOC: preparat sulfa, tapi untuk bumil sangat teratogenik sehingga perlu
diganti dengan spiramisin.
o Dosis spiramisin 3 gram maksimal dalam sehari selama 20 hari. Stop 10
hari lalu ulangi lagi selama 3 bulan berturut-turut. Sediaan 500 mg
 Dampak TB ibu jika tidak di obati.
o TB factor gizi IUGR partus prematurus
 Apapun penyebab pada ibu hamil yang menyangkut gizinya akan berdampak
IUGR pada bayi. Missal: pada TB, HIV, HT kronis.
 Obat lini pertama untuk endometritis  ampisilin + Gentamisin
 Mastitis adalah radang pada payudara, sering pada ibu menyusui.
 Abses payudara  insisi + AB
 IVA  hanya untuk skrining, tidak spesifik, Papsmear untuk melihat adanya
dysplasia.
 Partus lama : jika primi > 24 jam, multi > 12 jam
 Partus kasep : jika sudah ada sindroma ibu ( demam, tanda infeksi, tanda
dehidrasi) dan sindroma Bayi (air ketuban kental, DJJ meningkat).
 Partus macet : masalah distosia : passage, passanger, patways
8. Bimbingan THT dr. Ariman Syukri
 OE berenang (swimmer ear), LT menyempit hiperemis, riwayat dikorek
 Stadium OMA: oklusi tuba, hiperemis, supurasi, perforasi, resolusi
 Kolesteatoma  pd OMSK maligna, gjl :Vertigo, tinnitus, gangguan
pendengaran.
 Antibiotik untuk rinosinusitis  azitromisin
 Kecoak masuk kedalam telinga  matikan dulu baru dikeluarkan.

9. Bimbingan KGD dr. TB odih


 Pelajari tingkatan cedera saraf
 HPS  usia 3-5 minggu
 Invaginasi usia 4-9 bulan

10. Bimbingan mata dr. Bagus


 Sampai limbus pterigium
 Dikatakan inflamasi jika ada minimal 2 pembuluh darah yang membesar.
 Setiap ada trauma mata WAJIB kita tetesi dengan antibiotik
 Perdarahan vitreous hemofalmus, reflex fundus menggelap
 Perdarahan di COA hifema
 Kelenjar zeis, moll hordeolum externa. Kelenjar meibom hordeolum interna
 Panoftalmitis harus ada nyeri gerak bola mata.
 Blefaritis  nyeri tekan saat palpasi kelopak mata.
 Pan uveitis tidak ada kemosis
 Buftalmus katarak hipermatur lensa morgagni
 Miop tinggi  diatas minus 6
 Anisometrop selisih mata kiri dan kanan lebih dari 2,5
 Antimetrop mata satu plus mata satu minus
 DM 5 tahun tidak diobati retinopati diabetic
1. Proliperatif neovaskularer (+)
2. Non proliperatif
 Glaucoma : Sudut terbuka uveitis sekunder, hifema, hipopion
Sudut tertutup pada katarak fakomorfik,, th/ iridotomi laser atau
iridektomi
 Ranting pohon, debu, tanah jamur
 Tes anel, schimmer, floresens, sheidel, shadow, hirschburg test
 Sulfas atropine efek midriatilnya 2 minggu
 Cendo midriatil yang hanya bertahan 4 jam.
 Rubella katarak congenital, deafness
 Operasi katarak congenital sesegera mungkin.
 Konjungtivitis vernal
o Th/ cendo conver mast stabilizer (antihistamin topical) setiap hari.
o Cendo xitrol diberikan pada saat mata merah saja.
 Ulkus karena bakteri, jamur itu cenderung kearah tengah karena menghindari
pertahanan tubuh ulkus mooren
 Setiap ada defek endotel harus diberikan antibiotik topical.
 Trauma KOH irigasi dg aquadest lanjutkan steroid topical
 Alcohol oplosan menghancurkan mitokondria mata
 Yang alcohol diminum itu etanol, sedangkan methanol untuk cuci tangan
 Hipermetrop +2 harus pakai kacamata agar tidak ambliopia.
 Glaucoma:
o Edema kornea krn gagal pompa kornea
o Visus turun krn kekeruhan media refraksi dan nervus optikus tertekan.
o Glaucoma sudut tertutup pilokarpin 2 persen.
o Jika nyeri berlanjut kompres dingin
 Buta menurut WHO visus dibawah 3/60
 Perforasi  dg sheidel tes, ulkus  dg flouresens tes
 Visus CRAO adalah nol, adapun visus CRVO adalah 1/60
 Blefaritis memerlukan antibiotik sistemik, sedangkan untuk konjungtivitis, keratitis
dan ulkus tidak perlu antibiotik sistemik.
11. Bimbingan Paru dr. Sri Melati, SpP
 Efek samping OAT biasanya cepat terlihat.
 Rifampisin gatal-gatal, meningkatkan SGOT SGPT.
 Etambutol gangguan mata, pada pasien CKD akan memperburuk fungsi ginjal
 Streptomisinototoksik, juga mengganggu fungsi ginjal
 Pirazinamid HEPATOTOKSIK, pada pasien dg DIH hindari PZA.
 Pada pasien HIV dg TB gambaran rontgen toraks nya bisa bersih sekali karena
imun sudah tidak bekerja/ jelek.
 Ada beberapa ARV yang mengganggu efek rifampisin
 CD4 >300  selesaikan OAT baru mulai ARV
 CD4 50-300 …
 CD4 <50  OAT 2 minggu, baru mulai ARV
 Luluh paru/destroyed lung biasanya ada riw TB paru/minum OAT, pada pf
ditemukan ronkhi, dan suara vesicular melemah.
 Atelektasis mirip luluh paru, kelainannya di parenkim paru.
 Giant bullae tjd di parenkim paru, bukan di pleura. Jika ukurannya besar haru di
WSD karena sesak
 PTX kelainan di pleura, bersifat akut. Keringat jagung
 Sesak akut, pastikan itu asma atau PTX
 Perkusi hipersonor bedakan PTX, atelektasis atau Giant Bullae.
 PPOK sesak terus, sedangkan asma ada periode tidak sesak.
 BE ada riwayat TB, sesak terus menerus.
 Bronkitis kronis bersin-bersin (-), batuk berdahak, demam, keluhan bisa setiap
hari.
 Needle torakosintesis = abocath no 14, cabu setelah WSD terpasang
 Asma
o Teofilin adalah gol metixantin
o ES: gastritis, gangguan pencernaan, penurunan tensi
o Bagus jika dikombinasikan dengan salbutamol (ventolin)
o Peroral mulai kerjanya lama.
o Ipratropium bromide antikolinergik
o Mempertahankan saluran nafas untuk tidak bronkospasme.
o Nebu salbutamol + Ipratropium bromide = biar efek lebih bagus. Merek
dagang combivent, farbivent.
o Fulmicort steroid inhalasi
o MDI hanya bermanfaat untuk keadaan normal, tidak guna saat serangan.
o Serangan hitungan bulan ringan, lebih duakali seminggu sedang,
harian berat.
o Bronkiektasis adalah kelainan anatomis berupa pelebaran bronkus, dahak
bisa berliter liter dalam sehari. Dahak tiga lapis, Gejala eksaserbasi
meliputi peningkatan jumlah sputum, sesak, demam, mengi, batu.
Gambaran rontgen adalah hooney comb app, jari tabuh (+). Tipe BE:
silindria/ tubuler, varikosa/fusiform, sakuler/kistik. Diagnosis pasti dengan
bronkografi tapi jarang dikerjakan. Th/ levofloxacin atau sefalosporin
generasi IV.
o OAT kat II 2RHZES, streptomisin bisa diganti dg kanamisin.
o Kuman atipik eritromisin, ciprofloxacin.
o Cipro sering bikin rancu seakan akan sembuh, cipro bukan OAT. Jika
BTA masih (+), tidak bisa kita sebut bekas TB.

12. Bimbingan saraf dr. Riki Sukiandra, SpS


 Untuk pasien dengan paraparesis dg hipoestesi setinggi T 10 ro vertebrae
torakal AP lateral.
 Jika salah satu gejala UMN muncul maka dikategorikan UMN.
 Fase syok spinal gejala UMN belum muncul, hanya gejala LMN yang terlihat.
 Lesi LMN tidak akan pernah bergejala UMN.
 Myasthenia gravis
o Penyakit LMN neuromuscular junction
 Kaku kuduk meningitis, jika terjadi penkes ensefalitis
 Jika keduanya meningoensefalitis.
 Beda meningitis bakteri dan virus. Pada meningitis bakteri cairan LCS nya PMN
meningkat, purulent dan glukosa menurun. Sedangkan dari klinis tidak bisa
dibedakan.
 Manver Dix Halpike, Epley, Brand Darrof.
 Udema pada stroke adalah udem sitogenik manitol, sedangkan pada tumor
adalah udem vasogenik steroid.
 GBS gloves and stoke nestesia, paralisis flaksid/ LMN, ada infeksi yang
mendahului. Patof: self antigen terhadap myelin.
 Nyeri punggung bawah yang menjalar ke bawah ISCHIALGIA. Sehingga da
yang menekan radix RADIKULOPATI.
 Pemeriksaan yang tepat untuk memprovokasi radikulopati LASEQ, KERNIG,
BRAGARD
 Patrik  sakroiliaka,
 Hipertensi reaktif adalah upaya tubuh untuk mempertahankan MAP.
 Kejang, ada penkes ensefalitis.
 Propioseptif getar, arah, keseimbangan.
 Fraktur basis kranii medial biasanya sering bersamaan dg EDH.
 Cara mendiagnosis:
o Tentukan sentral atau perifer
o Jika sentral, tentukan apakah kelainan di serebral, BO atau cerebellum
o Di serebral tentukan lobus apa
o UMN atau LMN

13. Bimbingan komunikasi DR.dr elda nazriati


 Encoding dan decoding.
 Belajar breaking bad news
o Membina sambung rasa
o Menggali informasi’menyampaikan kabar buruk
o Member respon terhadap reaksi emosional pasien
o Menjelaskan tindak lanjut
o Mengakhiri percakapan
14. Bimbingan Jantung dr. Dyah Siswanti
 CPC adalah kelainan jantung kanan karena kelainan paru.
 Endokarditis bakterialis menyerang katup mitral, sering dijumpai pada drug
abuse.
 Perikarditi  tampak pada eko adanya pericardial efusi.
 Miokarditis  tampak pada eko gerakan jantungnya kurang.
 APTS > 20 menit.
 APS <20 menit.
 Infark inferior biasanya selalu derbarengan dengan posterior.
 Ingat bahwa jika jumpa bayi BIRU, MURMUR (+) LANGSUNG RUJUK
tidak perlu tatalaksana awal.
 Kecurigaan adanya masalah jantung pada bayi:
o Feeding difficulty
o Keringat berlebihan
o Failure to thrive.
 VSD sering batuk dan demam karena banjir darah ke paru-paru
menyebabkan corakan paru bertambah (plethora).
 Pulmonal stenosis makin biru bayinya main sesak.
 EKG istirahat pasien APS biasanya normal.
 Streptokinase hanya efektif < 6 jam atau maksimal 12 jam. Diatas 12 jam useless.
 STEMI onset 4 jam ada indikasi streptase, tapi lihat apa ada kontraindikasi
absolute atau relatif.
 Drip Streptokinase 1,5 juta unit dalam 100 cc/jam. Harus ada infuse satunya lagi
untuk cairan biasa karena aka nada efek hipotensi dari streptase. Lakukan EKG
tiap 5 menit 12 lead untuk monitoring. Setelah itu baru dirujuk.
 Usia muda, rasa tidak nyaman di dada, berdebar, pasien masih sadar SVT.
 Tatalaksana awal adalah untuk menurunkan HR. first line adalah ATP dosis 6 mg
dilanjutkan 12 mg, max 30 mg dengan selang waktu 15 menit. Second line
Verapamil  Vargoxin inj ½ ampul, lihat 8 jam. Jika tidak turun juga masukkan
½ ampul lagi.
 Sesak hebat setelah makan, riw HT lama habis obat 2 minggu, tensi 180/100, RR
40, HR 120, ronkhi basah kasar diseluruh lapangan paru. S3 gallop. Saturasi
oksigen 85% dengan pemberian O2 5lpm CHF akut.
o PP: ro toraks
o Th/ O2, vasodilator isoket drip, nitrat oral, ACE inhibitor.
 Laki 17 thn keluhan jantung berdebar TD 120/80, HR 80, RR 20 ada bunyi
jantung tambahan. Murmur (-), gallops (-) VES.
 VES ganas amiodaron.
 HT emergensi karena HHD boleh CCB IV verdifin, ISDN IV, Beta Bloker.
 Jika kita tidak punya prefarat parenteral berikan nitrat sublingual (ISDN
sublingual). Atau Kaptopril sublingual 25 tab ditaruh bawah lidah. Dalam
setengah jam ada efek. Atau berikan nifedipin 3x 10mg. Jangan berikan prefarat
long acting tapi beri yang short acting. Setelah itu langsung rujuk.
 HT urgensi  tidak boleh diturunkan tensinya terlalu cepat karena bisa hipoksia.
Sesuaikan dengan masa kerja obat.
 Nitrat 5-10 mg 2-3 kali perhari  masa kerja 6-8 jam. Untuk obat yang long
acting diberika sekali perhari.
 Gagal jantung dengan hipotensi beri inotropik dobnutamin, dia tidak berefek
menaikkan HR seperti dopamine.
 Gagal jantung dengan tensi normal/tinggi.
 Pasien datang pingsan dan tidak bernafas, EKG menunjukkan VT
o Th/ algoritma VT VF 200-360 J
o NB: VT tanpa nadi  RJP, VT dengan nadi DC shock.
o Biasanya cardiac arrest selalu diikuyi respiratory arrest.
 Syok septik itu juga terjadi hipovolemia, beri vascon untuk vasokonstriksi, beri
cairan .
 Tamponade jantung Trias Beck: bunyi jantung menjauh, hipotensi takikardi,
JVP meningkat. Lebih bahaya daripada PTX, harus di pericardiosintesis. Pada ro
toraks gambaran bottle shape. Perlu di echo untuk melihat cairan.
 Pasien HT disertai DM dan LVH ACE inhibitor.
 Beta bloker boleh diberikan jika dipastikan tidak ada gejala kongestifnya
edema tungkai. Bisoprolol dosis terendah 1,25 mg.
 CCB contoh amlodipin adalah kontraindikasi untuk gagak jantung.
 Untuk tanda KOT pada HT krisis harus dibuktikan dengan objektif bukan semata
dari keluhan pasien.
 Setiap PJB HARUS PIKIRKAN APAKAH ADA GAGAL JANTUNG !!
 VSD  murmur di LSB IV
 Bising diastolicmitral stenosis, RA
 Bising sistolik AS, RM

15. Bimbingan jiwa dr. Andriza


 keracunan organofosfat naloxon sampai midriasis maksimal
 psikosis akut harus masih dibawah 1 bulan
 gangguan bipolar I manic , II hipomanik
 distonia okulogirik mata mendelik keatas.
 Terapi untuk gejala ekstrapiramidal di puskesmas injeksi dipenhidramin.
 Ingat bahwa metoklopramid dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal.
 Pasien gangguan bipolar jangan diberikan antidepresan (kontraindikasi) karena
jika pasien dalam keadaan depresi dapat memicu manic, sehingga yang kita beri
adalah mood stabilizer (litium atau karbamazepin).
 Yang pertama kali datang dengan manic maka besar kemungkinan akan datang
lagi dengan depresi.
 Tapi jika pertama kali datang dengan depresi maka akan datang lagi dengan
depresi.

16. Bimbingan forensic dr. Tegar


 DVI
o Adalah suatu tim yang dibentuk oleh instansi pemerintah pada suatu
bencana.
o Dikomando oleh kepolisian.
o Dasar identifikasi dalam DVI:
1. Data primer: sidik jari, gigi dental record, DNA
2. Data sekunder: barang pasien, medical record, visual fotograf.
o Form DVI: form pink untuk data dari mayat, dan form yellow untuk data
dari keluarga.
o Ada 5 fase:
1. Fase TKP ketika masih ditempat kejadian.
2. Fase postmortem mencari data mayat.
3. Fase antemortem mengumpulkan data dari kerabat, waktu pergi
pakai baju apa, ada cirri khas fisik atau tidak, kerelaan untuk
diambil DNA keluarga.
4. Fase rekonsiliasi tim DVI berkumpul untuk menentukan apa ada
kesesuaian antara data ante dan postmortem. Jika sesuai serahkan
pasien ke keluarganya.
5. Fase supporting analisis dan evaluasi.
o Syarat teridentifikasi positif.
1. Kesesuaian antara data ante dan postmortem dalam minimal 1 data
primer. Tim INAFIS ambil sidik jari pasien dan ambil sidik jari di
ijazah pasien. Kecocokan jika cocok berarti teridentifikasi. Untuk
pasien yang terbakar maka yang diambil adalah dental record,
susahnya orang Indonesia jarang ke drg sehingga yang paling
mungkin diperiksa adalah DNA dan cocokkan dengan DNA
keluarga. Jika cocok baru kita rilis.
2. Atau minimal 2 data sekunder plus 1 data primer dikatakan
teridentifikasi positif.
o Tim DVI terdiri dari 3 unsur dg dikomandoi oleh kabiddokkes:
1. Polri (dokpol)
2. Depkes RI
3. FK bagian forensic
o Jika sudah tidak bisa di identifikasi lagi maka dikubur secara masal.
o Pasien datang belum ada SPV, catat di rekam medis hasil pemeriksaan
hari ini. Tidak boleh dikeluarkan visum karena tidak ada SPV tapi boleh
diberikan surat keterangan medis (SKM). Setelah beberapa hari datang
kembali membawa SPV maka kita salin apa yang sudah kita catat di
rekam medis.
o SKM itu beda judulnya dengan visum, tidak mencantumkan kesimpulan.
o Pengertian perzinahan dalam hokum adalah orang yang sudah menikah
lalu melakukan hubungan seksual dengan yang bukan pasangannya dan
harus dilaporkan oleh pasangan yang sah.
o Korban datang, tp tidak membawa SPV, tetap kita periksa dan tuliskan
secara lengkap di RM. Lalu kita suruh pasiennya ke polisi minta SPV,
kemudian pasiennya dtg lagi membawa SPV, kita baca apa permintaan
dalam SPV, tapi yang umum adalah data yang sekarang (periksa lagi)
sedangkan yang di RM dijadikan lampiran.
o VER ada 3 yaitu VER sementara, VER definitive dan VER lanjutan.
o Pasien kejahatan seksual 3 hari postcoital datang minta visum. Bukti
persetubuhan meliputi tanda kekerasan daerah genital dan tanda ejakulasi
(seluler sperma, hormonal  mani), datang menemui kita yang kita
bikin adalah hasil pemeriksaan sementara (VER sementara). Di
kesimpulannya kita tulis ada kekerasan tumpul yang melewati liang
senggama. Jika hasil tanda ejakulasi (+) kesimpulan di VER definitive
ada kekerasan tumpul akibat perkosaan.
o Kejahatan yang bisa ditaham adalah jika hukuman yang tercantum adalah
diatas 2 tahun 11 bulan.
o Penghentian pencarian korban pesawat otoritas
o Ketemu jenazah dipinggir jalan langkah pertama kita adalah lapor polisi.
o Bedah paru pada autopsy adalah untuk melihat diatom.
o Menilai usia janin dari tulang rumus dehaas
o Verbal autopsy dilakukan di pkm
o Kematian tidak wajar tapi keluarga tidak mau diautopsi pemerintah
tidak akan mengeluarkan surat keterangan kematian.
o Kesimpulan VER korban mati:
1. Paragraph I: identitas jenazah, JK, umur, Golda, Jenis uka, jenis
kekerasan.,
2. Paragraph II: sebab kematian apakah karena kekerasan tajam
atau tumpul
3. Paragraph III: perkiraan saat kematian.
o Cara kematian: wajar atau tidak wajar
o Sebab kematian: adalah setiap luka, cedera atau penyakit yang
menimbulkan gangguan fisiologis sehingga timbul kematian. Contoh :
Syok, kardiak arrest.
o Mekanisme kematian adalah keadaan gangguan fisioogis yang disebabkan.
Contoh: asfiksia.
o Pada kasus jerat. Sebab kematian kekerasan tumpul mekanisme kematian
asfiksia.
o Kasus orang ditusuk pakai pisau didaerah dada. Sebab kematian syok atau
kardiak arrest.
o Waktu kematian:
1. Lebam mayat: mulai muncul dalam 20-30 menit hilang dengan
penekanan. Kemudian setelah 8 jam dia akan menetap sebagian
dan setelah 12 jam akan menetap.
2. Kaku mayat mulai muncul dan menetap setelah 12 jam. Kaku
mayat dimulai dari sendi sendi kecil. ATP(+) relaksasi otot,
ATP (-) kaku otot. Ingat bahwa ATP disimpan di otot karena
terbentuk dari glikogen. Artinya jika massa otot kecil akan cepat
kaku. Setelah 24 jam kaku akan hilang kembali dimulai dari sendi
pertama yang kaku.
3. Adapun pembusukan menetap setelah 24 jam.

====== drnaldi=======
BIMBINGAN OSCE
17. Bimbingan Urologi BNO IVP, Kateterisasi dan sirkumsisi dr. Indrajaya
 Kateter
o Gunakan nomor 16-18 F. ingat bahwa 3 F=1 mm
o Indikasi : retensio urin BPH, clot retensi. Monitor cairan syok,
operasi spinal. Neurogenic bladder postpartum
o Aseptic antiseptic hingga ke suprapubik, pangkal penis, tidak hanya di
gland penis saja.
o Pasang duk bolong
o Berikan jel untuk mengurangi tjd striktur uretra. Ingat sekali striktur
selamanya striktur. Masukkan jel dengan spuit 5 cc campur lidokain 2% .
o Berdiri disebelah kiri pasien pegang penis dengan tangan kanan.
o Masukkan kateter sampai mentok ke percabangan kateter.
o Pompa balon setelah air kencing keluar. Jika tidak kembang ambil spuit 10
cc lalu tarik cairan setelah itu pompa lagi.
o Rata-rata kapasitas balon adalah 10-15 cc, lihat di produknya masing-
masing.
o Difiksasi dengan menggunakan plester mengarah ke atas/ cranial.
o Pemasangan kateter untuk tujuan drainase pilih ukuran terbesar yang dapat
masuk.
o Pasien BPH kateter nomor 20 karena diperlukan kateter yang rigid
untuk melewati prostat yang membesar.
o Pemasangan folley kateter hanya boleh paling lama 2 minggu saja.
Sedangkan kateter silicon bisa bertahan sampai 1,5 bulan.
o Adapun urinbag gunanya untuk mencegah asending infection.
o Pemasangan kateter yang diatas 72 jam itu harus diberikan antibiotik
karena sesuai penelitian 100% akan terjadi infeksi.
o Pemberian cairan untuk memompa balon harus aquadest tidak boleh
NaCL karena dapat susah ditarik saat pencabutan (mengkristal). Dan tidak
boleh diisikan udara karena balloon dapat mengapung diatas sehingga
menghambat aliran urin.
o Bladder training dilakukan pengkleman lalu dilepas begitu seterusnya
sampai pasien bisa kencing sendiri.
o Ingat bahwa fiksasi urinbag tidak boleh sampai tertekuk.
 BNO IVP
o Indikasi:
1. Nyeri pinggang dengan mikroskopis/gross hematuria
2. Trauma ginjal
3. Nyeri pinggang dengan riw op traktus urinarius sebelumnya.
4. Passing stone
o Syarat:
1. Fungsi ginjal baik, kreatinin dibawah 2 ingat bahwa kreatinin
tinggi dpt tjd CIN (Contras induce nepropathy)
2. Tidak alergi thdp zat kontras skintes
3. Tidak boleh dalam kondisi hamil
4. Pasien DM yang mengkonsumsi metformin ditunda dulu
pelaksanaan IVP nya.
o Dosis  1 mg/kgBB
o Persiapan  Puasa jam 2makan bubur kecap, sebelum tidu minum 2 tab
dulcolax, pagi sebelum ke RS berikan dulcolax supos. Puasa bicara supaya
udara minimal. Pasien disuruh kencing lebih dahulu sebelum tindakan.
o Foto layak baca:
1. Identitas harus sesuai
2. Kostae XII hingga simpisis harus kelihatan, lihat udaranya banyak
atau tidak (kerja dari bubur kecap yang kita beri)
3. Fase 5 menit (nefrogram) sampai kontras mengisi parenkim
ginjal (2-3 menit) yang dinilai adalah bentuk ginjal, sudah mengisi
apa belum, ada batu atau tidak.
4. Fase 15 menit (ureterogram) menilai pielum dan ureter
5. Fase 45 menit (sistogram)
6. Fase postmiksi  untuk melihat sisa kontras .
 Hidronefrosis
o Grade 0 cuffing cangkir
o Grade I blunting tumpul
o Grade II flattening mendatar
o Grade III clubbing
o Grade IV ballooning
 Batu radio opaq batu kalsium, yang terkeras batu kasium monohidrat. Tipe
tersering batu kalsium dihidrat.
 Radiolusent  filling defect, contoh batu struvit, batu asam urat, batu infeksi
batu MAP
 UPJO/PUJO ureteri pelvic junction Obstruktif.
 Hidroureter hidroureter obstruktif dan non obstruktif.
 Hidroureter non obstruktif vesikoureter refluks
 Contoh bacaan foto: tampak gambaran radio opaq di paravertebra dextra setinggi
L4. 15” tampak kontras telah mengisi system pelvicokalises. 30 “ tampak kontras
mengisi bladder dengan permukaan regular tidak tampak gambaran filling defect.
 Sirkumsisi
o Parafimosis harus segera di sirkumsisi karena dapat menjepit gland
nekrosis
o Kontra indikasi : hipospadia, hemophilia (harus di OK)
o NB: trias hipospadia: muara uretra diventral, curvature penis bengkok,
dorsal hoot.
o Anak yang sedang demam tunggu sampai sembuh
o Bahan: spuit 5 cc, lidocain 2%, jangan pehakain krn penis itu end artery.
o Lakukan penyuntikan d=kea rah 45 derajat terhadap simfisis tepat di fasia
Buch. Masukkan 1-3 cc. lakukan suntikan infiltrasi di prepusium atas dan
bawah. Lakukan massase supaya cepat merata.

18. Bimbingan THT dr. Harianto


 Laringoskopi indirek yang dinilai adalah epiglottis, aritenoid, plika ventrikularis,
plika vokalis, trakea.
 Pemeriksaan garputala 512 Hz
 Pita suara  suara serak tumor laring (merokok), vocal nodul (penyanyi, guru).
 Suara serak, batu batuk lama, keringat malam, BB turun laringitis TB.
 Syarat OMSK lebih dari 2 bulan
 Pada audiometric hantaran tulang selalu lebih baik daripada hantaran udara.
 Pemasangan tampon harus diberi pelican agar gampang sewaktu mencabutnya.
 Tampon anterior.
o Sering untuk epistaksis anak
o Diberikan epinefrin hati hati jika diberikan pada orang tgua yang HT
o Dikeluarkan setelah 2 hari
 Tampon beloog
o Dikeluarkan setelah 4-5.
 Pada setiap pemasangan tampon jangan lupa berikan antibiotik dan dekongestan.
 Abses peritonsil insisi abses , berikan gabungan AB broad spectrum dan
anaerob
 Rinosinusitis kronis > 12 minggu
 Contoh cara menulis diagnosis Rhinosinusitis maxilaris kronis dextra.
 Pelajari foto waters

19. Bimbingan epistaksis dan corpal dr. Ariman


 Plexus Kiesselbach pecah pencet hidung, kompres es, AgNO3 (albotil) bersifat
kaustik. Jika tidak membaik pasang tampon anterior. Biarkan selama 2-3 hari
karena itu adalah benda asing maka berikan antibiotik oral. Berika vaselin supaya
tidak lengket. Jika masih belum berhenti perdarahannya epistaksis posterior
tampon Belloog. Jika setelah 2 hari masih berdarah lepas tampon dan pasang
kembali.
 Setiap ada benda asing hidup di telinga prinsipnya harus dimatikan lebih dahulu,
bisa dengan NaCl.
 Baterai jam bersifat kaustik, bisa menyebabkan perforasi septum nasi.
 Benda asing bulat di hidung haram diambil pakai pinset ataupun klem karena bisa
terdorong kedalam menjadi aspirasi. Ambil pakai pengait atau jepitan kertas yang
di patahkan.
 Lintah dalam telinga berikan putih telur ditaruk sekitar lubang telinga akan
merangsang lintah untuk keluar.

20. Bimbingan telinga dr. Asmawati


 Mb timpani itu tiga lapis. Cari.
 Yang sudah pernah perforasi menjadi 2 lapis
 Pelajari penggunaan lampu senter kepala
 Weber paling sensitive dengan gigi seri atas
 Tes berbisik 1 meter
 0-3 bulan: respon terhadap suara/ kaget
 3-6 bulan: respon terhadap suara berupa menoleh
 6-9 bulan respon terhadap suara berupa mencari sumber suara.
 BERA tes pendengaran untuk anak anak
 7-9 bulan harus sudah pandai mengoceh ba bi bu
 1 tahun sudah bisa bilang mau makan
 Jika anak umur 1-1,5 tahun belum bisa bicara curigai ada gangguan autism atau
pendengaran.
 Usia > 2 tahun sudah bisa dipasang implant koklea
 Usia kritis untuk bicara adalah 2-3 th
 Benda bulat di liang telinga jangan di kait malah terdorong tapi di irigasi.
 Pelunak serumen: karbogliserin 10%, H2O2, Forumen.
 Aligator
 Irigasi dengan suhu normal/ sesuai suhu tubuh, karena jika tidak dapat
menyebabkan vertigo.
 Kontra indikasi dilakukan valsava test adalah pasien pilek karena dapat
mempermudah kuman masuk ke telinga tengah.
 Membuka Tuba  dekongestan.
o Oksimetazolin spray
o Iliadin spray
o Pseudoefedrin oral
 Dekongestan sering dikombinasikan dengan antihistamin seperti loratadin atau
setirisin.
 Tes Politzer
o Pemeriksa dengan otoskop
o Lalu suruh pasien meniup
o Jika MT bocor MT bergerak berak vertigo
o Jika MT intak MT tertutup
o Pasien perforasi tidak apa apa di irigasi dengan H2O2
o Hematoma di daun telinga di kompres es ditempat kejadian 1 hari, lalu
hari ke 2 boleh kompres air hangat. Jika disertai nyeri beri analgetik, tidak
boleh di insisi.

21. Bimbingan mata dr. Bagus


 Blefaritis mata bengkak, nyeri saat di palpasi (spasme palpebra)
 Jika mata pasien kabur pastikan itu kelainan refraksi atau bukan
 Saat periksa pasien jangan lupa gunakan lup mata dan senter biasa, tidak pakai
senter THT
 Untuk menilai kedalaman COA senter dari samping
 Iris pupil bulat, sentral ukuran 2-3 mm
 Optalmoskop menggunakan lensa plus 10, jadi jika pasien minus 4 putar
optalmoskop 6, jika pasien minus 3 putar optalmoskop 7
 Sekalipun pasien hanya konjungtivitis tetap periksa optalmoskop
 Hisburg test disenter kornea ada cahaya “cling”
 Orang normal ditengah
 Jika ditepi pupil 15 derajat, jika di limbus 45 derajat.
 Kekeruhan media refraksi pasti akan mengeluhkan silau.
 Pterigium kornea tertarik astigmatisma kabur
o Yang perlu diobati hanya fase inflamasi
o Minimal 2 pembuluh darah yang membesar
o Grade II-IV di operasi
o Edukasi: hindari angin, debu,pakai kacamata saat bepergian, jangan di
kucek.
 PD = pupil distance diukur denga Hisburg ts
 Rupture korneairigasi, tetes pantokain, jangan pakai salap, tutup, beri AB oral,
tutup kasa jangan di pencet.

22. Bimbingan refraksi dr. Efhandi


 Yang ada hanya 1/300 (baca sepertigaratus), tidak ada 2/300 ataupun 3/300 dst.
 Kacamata :
o Monofokal
o Bifocal kacamata jauh dan baca digabung jadi Satu
o Progresif kacamata dekat dan jauh menyatu
 Ada orang tua yang melihat jauh pakai kacamata tapi waktu membaca tidak pakai
kacamata. Hal ini bisa jadi karena dia melihat jauh min 2, umur 50 th plus2.
Sehingga untuk membaca min 2 + plus dua menjadi O.
 Wajib periksa kedua mata sekalipun keluhan pasien hanya satu mata saja.
 Cari tau kenapa maksimal plus 3 saja pada kacamata baca!!!!
 Pada orang tua zonula zinii (penggantung lensa) mulai berkurang.
 Resep kacamata:
OD S Cyl Axis OS S Cyl Axis
-1,00 -1,00 180 -2,00 -0,75 180
Add +1,50

23. Bimbingan gait dr CHL


 Inspeksi : tulang belakang, saat berbaring, saat bergerak, postur tulang belakang,
pelvis.
 Dalam mendiagnosis bedakan lima hal, trauma, congenital, it is, tumor dll.
24. Bimbingan saraf dr. Riki Sukiandra
 Penurunan kesadaran, diawali demam tinggi, bisa disertai kejang atau tidak, ada
infeksi primer yang mendahului seperti OMSK, batuk lama, cabut gigi.
 Penyebaran secara hematogen atau perkontinuitatum.
 Abses otak nyeri kepala progresif, ada deficit neurologis fokal. Ada tanda-tanda
infeksi (riwayat demam)
 Gold standart adalah lumbal pungsi
 Spondilitis Tb
o Ada gibbus
o Lebih sering di segmen torakal karena dekat dengan paru penyebaran
hematogen.
o Dx klinis mielopati torakal
o Dx topis  medulla spinalis torakal X
o Dx etiologis spondilitis TB
 Ensefatopati
o Primer otak ada deficit neurulogis fokal
o Sekunder uremia, hepatikum deficit neurologis umum.
 Vertigo perifer pusing dipengaruhi perubahan posisi, pusing paroksismal. Sedang
pada vertigo sentral pusing terus menerus.
 HNP
o Nyeri pinggang menjalar ke tungkai seperti setrum
o Peningkatan tekanan intra tekal akan memperberat nyeri seperti batuk,
bersin dan mengedan.
o Predileksi L4-5 karena pusat tumpuan.
o Dx klinik: radikulopati
o Dx topis : radix lumbal 4-5
o Dx etiologis: HNP
 Nyeri ada 2:
o Nyeri neuropatik sarafnya yang terkena. Th/ ibuprofen, tambahkan
amitriptilin sebagai adjuvant
o Nyeri inflamasi/ nosiseptif kena pukul/bengkak. Th/ ibuprofen.
 GBS kelumpuhan keempat anggota gerak LMN, ada infeksi sebelumnnya, th/
steroid, IVIG, plasmaparesis.
 MG LMN, diperberat aktifitas.

25. Bimbingan KB dr. Noviardi


 Konseling KB diberikan secara kafetaria
 Pemilihan didasarkan pada tujuannya untuk menunda (pil), atau menjarangkan
(AKDR), atau malah menghentikan sama sekali (kontap).
 Unmeet need KB:
o Jangan hamil dulu 2 tahun pasca melahirkan
o Jangan hamil dulu 6 bulan pasca abortus
o Jangan hamil di usia dibawah 18 tahun.

26. Bimbingan persalinan dr. Syukri


 Seven cardinal movement automekanism
 His inpartu 2 kali selama 30 detik dalam 10 menit.--> akan berimplikasi pada
Bishop skor.
 His palsu/Braxton His 1 kali selama 15 detik dalam 10 menit.
 Preterm, belum inpartu KI VT
 Bishop skor gunanya untuk memprediksi apakah bisa lahir pervaginam atau tidak.
 Yang dinilai konsistensi porsio, arah sumbu, effacement, pembukaan, dan
penurunan kepala bayi. Jika skor> 7 bisa pervaginam.
 Teori pemicu persalinan, teori lucut progesterone, teori ketuaan plasenta dan teori
plexus Prankenhauser.
 Mekanisme persalinan:
o Engagement peristiwa turunnya kepala melewati bidang PAP
1. Sinklitismus
2. Asinklitismus, anterior dan posterior
o Descent
o Fleksi maksimal
o Putar paksi dalam di spina ischiadika/ Hodge III dengan usaha janin
sendiri, sehingga UUK tepat berada dibawah simfisis
o Ekstensi disini kita mulai bekerja, simfisis pubis sbg hipomoklion.
Tindakan: perasat Ritgen. Tangan kanan dengan bantuan duk menahan
perineum untuk mencegah robekan perineum. Tangan kiri menahan kepala
untuk mencegah ekstensi mendadak agar menghindari robekan
periuretra/klitoris.
o Putar paksi luar tjd spontan tidak perlu dibantu
o Ekspulsi kita bekerja disini, penarikan secara biparietal dimana tangan
kiri ditelinga bagian atas dan tangan kanan ditelinga bagian bawah. Tarik
biparietal curam kebawah hingga TAMPAK bahu depan dibawah
simpisis, lalu tarik curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang. Jadi
tidak ada istilahnya melahirkan bahu depan!!
o Pastikan plasenta sudah lepas:
1. Perasat Kustner
2. Perasat Klein
3. Perasat Strasman tegangkan TP, ketok fundus jika bergetar
berarti belum lepas.

27. Bimbingan Ginekologi dr. Eddy pangaribuan


 Perlu senyum sapa salam
 Inform consent: tertulis atau verbal. “saya akan mengusap lendir di mulut rahim
ibuk”
 Pemeriksaan ginekologi meliputi inspekulo dan palpasi.
 Pemeriksaan dalam:
o Persiapan pasien: kosongkan kandung kencing. Pastikan tidak adanya
kontra indikasi.
o Persiapan pemeriksa: melindungi diri sendiri dan tidak menularkan ke
pasien.
o Aseptic antiseptic
o Serviks jangan dibersihkan dengan betadin dulu sebelum diambil
lendirnya. Lendir diambil dibagian skuamokolumnal junction.
o Setelah itu baru lakukan bimanual palpasi.
o Papsmir ke dg glas pew papanikulo untuk melihat epitel mukosa
serviks. Dilakukan fiksasi ke alcohol 90% selama 30 menit. Keringkan
lalu beri label dan dikirim. Syarat: tidak boleh sedang haid. Di usahakan
pengambilan saat akhir fase proliferasi krn sel epitel sedang tebal.
Manfaat: deteksi dini lesi pracanser. Sehingga dimasukkan dalam
pencegahan sekunder. Adapun pencegahan primer berupa vaksin. Kalau
sudah jelas kanker tidak perlu lagi papsmear, langsung saja biopsy.
o IVA di oles denganasam cuka. Tunggu 5 menit kemudian lihat warna
nya asetowhite. Setelah itu periksa VT ginekologis bimanual.

28. Bimbingan respiro anak dr. Riza Iriani Nst


 Pneumonia
o Trias sesak, batuk, demam, ronkhi basah.
o Tdd pneumonia lobaris, lobularis.
o Ronkhi basah gelembung halus difus BP
o Ingat bahwa komplikasi campak bisa berupa pneumonia.
o Salah satu penyebab adalah m. tb
o PP: pemeriksaan darah tepi  leukosit.
 TB anak
o Tes tuberculin baru dibaca setelah 48-72 jam (2-3 hari).
o Dikatakan positif jika ps sudah di imunisasi BCG adalah> 15 mm, jika
belum >10 mm di daerah volar lengan.
o Dosis:
1. Rifampisin 10-15 mg/KgBB
2. INH 5-25 mg/KgBB
3. PZA 15-30 mg/KgBB, atau 10-20 mg/kgBB
4. Prednisone 1-2 mg/kgBB lalu di tap off
o Di puskesmas tidak ada tuberculin test pakai system skor TB
o Criteria sembuh: BB meningkat, nafsu makan meningkat, tidak demam
lagi.
o Mantoux test bisa positif selama satu tahun.
o Pengambilan dahak pada anak sulit. Dilakukan bilas lambung: anak
dipuasakan malam harinya, dipasang NGT, dan kemudian di hisap.
Dilakukan pengecatan dengan pewarnaan Ziehl Nielsen.
 Bedakan asma dan bronkiolitis dimana bronkiolitis tjd pada anak dibawah 2 tahun
dengan wheezing.
 Hepatitis B diberikan saat umur 0, 1 dan 6 bulan. Pemberian 0 bulan dirumah
sakit adalah pada saat mau pulang. Vaksin yang kita punya adalah kombinasi dg
DPT. 0,2,4,6 bulan. Jika HbsAg ibu positif maka bayi harus diberikan HbIg
dalam 12 jam pertama.
 DPT pw= demam, pa= tidak demam, manfaatnya sama. Pemberian dipaha
kanan saat umur 2,4,6 bulan. Dan di lengan pada umur 18 bulan.
 Campak diberikan disubkutan dalam.
 BCG di intrakutan dosis 0,05 cc pada umur 2 bulan atau dibawah 3 bulan.
Kesepakatan di lengan kanan atas. Jika baru akan diberikan saat anak berumur
diatas 3 bulan maka wajib Mantoux tes lebih dahulu. Jika positif maka obati dulu
baru diberi BCG.
 Polio ada dua macam sediaan, berupa virus hidup (diteteskan) dan virus mati
(IM).
 Yang terbaru adalah vaksin Hib diwajibkan di wilayah Sumatera.
 Kombinasi Hib-Hep B-DPT
 Vaksin Hep A boleh diberikan untuk umur diatas 2 tahun.
 Jangan lupa buat diagnosis gizi berkaitan dengan diet.

29. Omfalitis DR.dr. dewi wisnumurti


 Asal: ibuasenden
Desenden  ISK, herpes, keputihan
Aseptic antiseptic: memotong TP tetanus
Rawatan TP
Kuman: virus, bakteri (aerob, anaerob c. tetani).
 PF: mual, panas, pus
 Th/:
o Kuman gram positif penisilin prokain, ampisilin,
o Perawatan: WHO dg air hangat steril/ aqua, Alcohol 90%, 100%. Betadin di
Eropa dan Amerika tidak boleh lagi dipakai. Ibu: mencuci tangan jika pegang
bayi. Edukasi: preventif.
 Pencegahan :
o Hygiene, ASI lanjutkan.
o Diolesi alcohol semakin sering maka TP akan semakin cepat lepas. Biasanya
dalam 5 hari TP akan lepas. Tidak dibalut setelah dirawat. Dibersihkan setiap
ibu BAB dan BAK.

30. Bimbingan Gastro anak dr. Deddy satriya


 Albendazol < 2th 200 mg, selebihnya 400 mg, sediaan tab 400 mg atau syr 400
mg/5 ml dosis tunggal
 BB anak 1 th = 3x BBL
 2-7 th = 2 U+8
 Jika pasien kejang demam disertai leukositosis beri antibiotik.
 Profilaksis diazepam 0,3-0,5 mg/hari, sediaan 2 mg, 5 mg
 Anak 2 th disentri amuba metronidazol 30-50 mg/hari bagi dalam 3 dosis
 Alergi makanan hindari allergen, CTM, dexa
 Dosis Fe pada anak u/ maintenance 2-3 mg/kgBB, terapi defisiensi 4-6
mg/kgBB diberikan sebelum makan. Efek samping mual dan konstipasi.
 DBD anak untuk Normal maintenance Holiday Segar adalah 4 cc/KgBB
 Anak umur > 12 th pakai makro
 Pakai cairan isotonic.
 Untuk membuat diagnosis gizi buruk harus cantumkan tipe apa, contohnya dx gizi
buruk tipe marasmus
 Pasien Gizi buruk tidak perlu dipasang infuse kecuali: syok, dehodrasi berat,
sepsis. Jika tidak ada syok resomal saja.
 Pelajari 10 langkah gizi buruk
 Antibiotika profilaksis adalah kotrimoksazol
 Batuk sampai terkencing kencing disertai mata merah pertusis

31. Bimbingan Hematoonko dr. Ligat pribadi


 Keluhan lemas muka pucat.
 Keseimbangan input dan output.
 Asam hemolitik : paparan zat kimia pestisida
 Anemia defisiensi perdarahan akut, kronis.
 Penyakit jantung anemis iktus kordis kuat angkat.
 Periksa organomegali, jangan lupa lutut di tekuk.
 Ekstremitas : spoon nail, CRT, akral.
 Setiap kasus anemia harus periksa gambaran darah tepi. Juga periksa SI, TIBC
 Kadar normal TIBC 47-85, SI 12-57
 Feses jangan lupa diperiksa  darah samar dg benzidin test, jika positif berarti
ada perdarahan kronis. Lihat juga telur cacing.
 Tatalaksana sulfas ferosus
 Membedakan limfadenopati dan limfadenitis.
o Limfadenopati adalah pembesaran KGB > 1 cm. terdiri dari limfadenopati
nonspesifik (kuman banal) dan limfadenopati spesifik (TB).
o Limfadenitis adalah limpadenopati (pembesaran KGB) disebabkan infeksi.
Tersering oleh limfadenitis TB.
o Menegakkan diagnosis adalah dengan biopsy kelenjar.
o Pemeriksaan labor: Hb, Ht, leukosit, LED
o Ro toraks perlu juga diperiksa sekalipun tidak identik.
o Terapi nya sama dg TB paru.
o Baca CME Kalbe oleh Amalia Rahadian “pendekatan diagnosis
limpadenopati”
 Ingat bahwa keluhan pasien limpadenitis TB hanya berupa pembesaran KGB
leher, sehingga gejala TB seperti batuk lama dan penurunan BB bisa tidak
dijumpai sama sekali. Anamnesis focus saja pada benjolannya: pus, merah,
berdenyut, konsistensi, ukuran dan mobilitas.
 Obat TB semuanya diminum sebelum makan.
 Demam,
o Malaria
o Bakteremia ada focus infeksi, dari urogenital urosepsis
o SIRS demam suhu diatas 38 derajat atau dibawah 36 derajat, HR> ,
RR>, leukositosis.
o Sepsis
o Toksoplasmosis pajanan dg hewan peliharaan : kucing, monyet, anjing,
burung.
o Leptospirosis: kencing tikus, sering timbul saat banjir. Th/ bisa amox
o Dengue: terapi cairan
 SLE: predisposisi wanita usia produktif, keluhan nyeri sendi yang berpindah.
 Rx anafilaksis.
o Telentangkan pasien dg posisi kaki lebih tinggi dari kepala
o Adrenalin 1:1000 SK, jika sangat berat IV, pemberian dapat diulang setiap
setengah jam.
o Bisa ditambahkan difenhidramin Inj dan steroid.

32. Bimbingan Paru dr. Sri Melati


 WSD periksa buble pasien disuruh batuk. Akan tampak gelembung udara
menandakan masih ada fistel.
 Empiema nanah
 Cavitas  dindingnya tipis, avaskular. Infiltrate  bercak berawan. Massa
perselubungan homogen.
 Kalsifikasi (-), kavitas (-) TB paru kasus baru
 Bedakan sesak paru dengan sesak jantung:
 Sesak paru sesak terus menerus, posisi bagaimanapun sesak, pasien kelas
bawah
 Sesak jantung ada saat saat tidak sesak, berkurang sesak dengan perubahan
posisi atau penambahan O2, kalangan atas
 Efusi pleura trakea terdorong jantung terdorong.
 Atelektasis trakea tertarik jantung tertarik.
 Sudah 2 bulan tidak minum OAT putus obat.
 Dx sebelum di pungsi adalah efusi pleura, setelah di pungsi baru tahu empiema,
kilotoraks atau hematotoraks.
 Diparu  redup, hepar pekak
 Pungsi pleura menggunakan abocath nomor 14, keluarkan 150-1000 cc.

33. Bimbingan Kulit dr. Dwi Astuti Candrakirana


 Ptiriasis versikolor
o Bersihkan, dikerok dengan ujung scalpel bagian yang tumpul, diletak di
objek glas lalu tetes dengan KOH 10 %.
o Dengan lampu Wood tampak berpendar kuning keemasan.
 Herpes zoster pewarnaan Giemsa tampak sel datia berinti banyak.
 Lampu Wood:
o Eritrasma merah bata
o Tinea hijau kebiruan
o Melasma membedakan tipe epidermal dan dermal.
 Psoriasis:
o Tetesan lilin kerok lesi yang paling tebal diatas objek gelas sampai
keruh
o Autspitz dikerok sampai timbul bintik bintik perdarahan
o Koebner dicari bukan melakukan. Karena digaruk sekarang baru timbul
2 minggu kemudian.
 Efloresensi yang harus ada pada akne adalah komedo.
 Akne karena kosmetik akne venenata
 Akne karena konsumsi INH erupsi akneiformis.
 Kusta :
o Klawhand 1 tangan = TT (Rx tipe I)
o Klawhand 2 tangan= BB
o Jika soliter, hanya satu buah= TT. Karena CMI masih bagus.
o Suhu dingin 20 C, panas 40 C, nyeri pakai tusuk gigi, raba pakai
ujung kapas yang diruncingkan.
o Tes BTA di bagian telinga yang luar.

34. Bimbingan Kulit dr. Noorsaid


 Gunakan bahasa/istilah yang dimengerti pasien.
 Jangan lupa tanyakan alergi obat, karena banyak obat kulit yang bikin alergi
seperti ketokonazol dan penisilin.
 Tanyakan pengobatan apa yang sudah didapat pasien.
 Penlight disenter dari samping
 Tegakkan diagnosis beserta 3 DD
 IGNS laki laki leukosit 7-10, perempuan >20
 Jamur tidak boleh beri steroid
 Ibu hamil dengan tinea kruris- topical
 Jika lesi sedikit topical
 MH paket MDT I multibasiler warna merah
o Hari I 2 kapsul rifampisin @ 300 mg, 3 kapsul klofazimin @ 100 mg,
seterusnya klofazimin 50 mg
 Baca penatalaksanaan IMS depkes RI th 2012/13
 BV metro nidazol 2x 500 mg, trikomoniasis 3x 500 mg.
 Ulkus durum
o Tidak nyeri, pinggir meninggi, bersih
o Tes serologis TPHA, VDRL keduanya disertai titer.
o Di obati jika VDRL >1/4, TPHA > 1/80
o Obat penisilin G prokain 600 000 unit IM selama 10 hari. NB: 1 botol
isinya 3 juta unit. Pasien butuh 6 juta unit (600 000x 10)= 2 botol
o Dipakai jarum yang besar karena penisilin ini sering menggumpal
menyumbat.
 Herpes genital  herpes simpleks tipe II
o Gelembung berisi air cepat pecah menjadi ulkus
o Obat : asiklovir 5x 200 mg selama 5-10 hari. Topical antibiotik jika ada
ulkus. Jika masih vesikel cukup dengan bedak.

35. Bimbingan pemeriksaan Urologi DR.dr. Zuhirman


 Baca buku karangan DR.dr zuhirman.

36. Bimbingan jantung dr. Irwan, SpJP


 Dalam kurun 10 menit harus sudah ada hasil EKG 12 sadapan, akses IV, dan
pulse oksimetri
 Anamnesis singkat meliputi: tipe nyeri dada, arah jalaran, onset, waktu.
 Sebelum pemberian streptase harus cari kontra indikasi absolute dan relatif
 Absolute: stroke perdarahan sebelunya kapanpun itu, stroke iskemik 1 tahun
terakhir, diseksi aorta, perdarahan internal aktif.
 Relative: hipertensi, pemakaian warfarin, kehamilan.
 Ro toraks untuk menyingkirkan PTX dan pneumonia
 Double antiplatelet= aspilet+klopidogrel.
 EKG ulang minimal setelah 6 jam kemudian. Tapi boleh saja tiap jam atau ketika
nyeri dada bertambah hebat.
 Jika ditemukan ST elevasi atau LBBB STEMI kandidat utama untuk terapi
reperfusi dalam 12 jam (primary prevention).
 Terapi reperfusi bisa dengan obat fibrinolitik streptase atau dg urgency PCI jika
diatas 12 jam.
 Pemberian streptase dibawah 2 jam bermanfaat setara dengan PCI tapi jika sudah
diatas 10 jam PCI jauh lebih baik.
 ST depresi  ada T invers NSTEMI atau APTS
o Th/ sama yaitu antikoagulan parenteral heparin.
o LMWH enoxaparin
o Unfractional heparin
o Fondafarinux
o Nitrat kontra indikasi jika tensi rendah
o Beta bloker. Jika HR tinggi, tp tidak ada asma maupun bradikardi.
 Pasien pulang harus minum aspilets seumur hidup kecuali ada kontra indikasi.
 Secondary prevention adalah mengontrol factor risiko BB, kolesterol. Healty
lifestyle
 Serum serial pemeriksaan enzim jantung setelah 6 jam dan 24 jam.
 Memeriksa JVP:
o Berdiri di sebelah kanan pasien.
o Pasien posisi semifowler dg sudut 30 terhadap bidang datar.
o Miringkan kepala ke kiri jugular terekspos dengan baik.
o Tekan v. jugularis bagian bawah untuk membendung mengisi sampai
penuh
o Lepas menjadi kosong untuk melihat batas.
o ACL angulus sterno ludovici.
o Ada juga cara lain yakni langsung saja lakukan penekanan pada bagian
atas, tidak perlu lagi pengurutan.
o JVP normal adalam 5 plus minus 2 yaitu jarak dari atrium kanan ke ACL.
o Ditandai dengan pena lalu baru diukur dengan penggaris.
 Pemeriksaan hepatojugular refluks
o Ekspose vena jugular
o Lakukan penekanan pada hepar yang gentel tapi kuat terjadi
peningkatan JVP.
o Jika ada hepatojugular refluks menandakan gagal jantung kanan.

37. Bimbingan penyakit infeksi anak dr. M. Nur


 Yang dinilai adalah kemampuan anamnesis, pf, melakukan tes/prosedur klinis
(PP) beserta interpretasi hasil, dx/dd, tatalaksana farmako dan nonfarmako,
komunikasi edukasi, serta perilaku propesional.
 Pemeriksaan penunjang yang diminta adalah yang ada di PKM.
 Membuat dx harus lengkap contohnya diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
ec kolera
 Disentri amuba kebanyakan akibat kuman gram negative maka berikan antibiotik
yang sensitive terhadap kuman negative seperti kotri, tetra, golongan penisilin,
atau dengan broad spectrum.
 Konjungtivitis khas TB  konjungtivitis fliktenularis
 Ikterik post hepatic urobilinogen (-), sterkobilin (-).

38. Bimbingan ANC, Leopold, VT DR.dr. Donel


 Menghitung usia kehamilan: HPHT, Leopold, USG
 H+7, B-3 T+1 untuk HPHT bulan April sampai Desember
 H+7, B+9 untuk HPHT bulan Januar, Ferbruari dan Maret.
 Jika tidak ingat kapan haid terakhir maka hal ini dapat membantu:
o Multipara merasakan gerakan anak umur 4 bulan
o Primipara merasakan gerakan janin umum 5 bulan.
 TFU setinggi pusat 20 minggu
 TBJ 22 minggu 500 gram, 28 minggu 1 kg, 32 minggu 1,5 kg, 36 minggu 2,5
kg.
 TBJ = TFU-(12,13,14)x 155
 ANC minimal 4 kali
o TM I minimal 1x sampai kehamilan 13 minggu
o TM II minimal 1x kehamilan 14-26 minggu
o TM III 2x >26 minggu
 Pasien 32 minggu suruh datang saat uk 36 minggu, karena pada primigravida kita
harus lakukan VT untuk memprediksi bisa lahir pervaginam atau tidak.
 DJJ untuk letak kepala adalah dibawah pusat
 DJJ untuk letak sungsang adalah diatas pusat.
 Setelah pasien diperiksa beritahukan tentang umur kan kondisi janin, edukasi pola
makan dan aktivitas ibu, waktu untuk control ulang.
39. Bimbingan Interna dr. Dasril Efendi
 PPOK Hb tinggi, leukosit bisa rendah bisa tinggi tergantung ada tidaknya
infeksi sekunder.
 Tirotoksikosis jarak sistol diastolnya jauh
 Pancreas itu 85% adalah kelenjar eksokrin yang memprodukai enzim amylase,
lipase, tripsin dan terletak di kaput pancreas.
 Adapun kelenjar endokrin 10-15% yang memproduksi hormone insulin terdapat
di daerah cauda dan korpus pancreas.
 Jadi tidak ada kaitan pancreatitis dengan diabetes atau Ca caput pancreas.
 Ca caput pancreas obstruksi bilier dapat terjadi, bil II meningkat, BAB dempul
 Diare tidak perlu antibiotik maupun antidiare
 Karena anti diare menyebabkan kembung sehingga memperlama durasi diare.
 Batu di leher Gall bladder Mirizi sindrom
 Pemilihan antibiotik untuk hepatobilier adalah sefalosporin generasi III, tidak
boleh aminoglikosida (eritromisin, linkomisin, vankomisin).
 Pemilihan antibiotik saluran nafas dan saluran kencing kuinolon
 PND yang menjadi patokan bukan malam atau siangnya tapi tidurnya itu,
telentangnya yang bikin sesak.
 Saat tidur venous return meningkat bendungan paru sesak.

40. Bimbingan Endokrin Metabolik dr. Jazil Karimi


 Diabetes Melitus
o Kompetensi dokter umum adalah DM tanpa komplikasi
o 3 core DM: insulin resisten, sekresi sel beta, sel alfa yang sekresi
glucagon.
o Jika pasien selama ini sudah minum sulfonylurea tapi GD masih belum
terkontrol maka kombinasikan dengan insuln sensitizer seperti Metformin.
o Jika keluhan DM (-) tapi GDS 300  cek ulang GD dilain waktu.
o Criteria dx DM menurut ADA  HbA1C ≥6 %
o DM+HT ACE inhibitor atau ARB
o Prandial artinya makan.
o Target yang harus dicapai dalam 2 bulan:
1. HbA1C <7 %
2. GD preprandial 70-130
3. GD postprandial <180
4. TD< 130/80
5. LDL <100, <70untuk yang very high risk (penyakit KV(+))
6. HDL > 40
7. TG <150
o Dikatakan terapi gagal adalah jika tidak tercapai target HbA1C < 7 %
selama 2-3 bulan pengobatan.
o Variabilitas adalah fluktuasi antara KGD harian, variabilitas semakin
besar keruskan vascular akan semakin tinggi.
o Konversi HbA1C: <7= 150, 9= 240, >10= 300, rata rata gula darah harian
artinya adalah rata-rata gula darah siang, malam dan puasa.
o Jangan lupa bahwa setiap menemukan kasus baru DM harus dirujuk untuk
konsul gizi. Jika HbA1C > 10 harus langsung dengan insulin.
o Insulin basal adalah diberi waktu malam hari diperiksa GDP pagi hari.
o HbA1C <8 Boleh satu macam OAD, >8-10 kombinasi, >10 insulin.
o Untuk diagnosis harus menggunakan darah vena, untuk GDP boleh darah
kapiler, target < 130
o Target:
1. Target ketat HbA1C 6-6,5% untuk pasien yang lebih muda dan
lebih sehat.
2. Target longgar  7,5-8 untuk pasien lansia, disertai komorbid.
Rawan terjadi hipoglikemia kognitif dan risiko kematian.
o Modifikasi life style:
1. Optimalisasi BB
2. Makanan yang sehat sesuai 3 J: jadwal, jumlah, jenis
3. Meningkatkan aktifitas fisik 3-5x perminggu, ada warming up dan
cooling down. Tiap 10 menit ukur nadi, gerak 10 menit ukur nadi
dst.
o Insulin bantu penyimpanan glukosa sel lemak dalam bentuk TG, sel hati
dan otot dalam bentuk glikogen.
o Pabrik insulin rusak (sel beta) karena efek glukosa masa lalu ganti
insulin.
o Insulin rapid acting analog, Insulin short acting  disuntik ½ jam
sebelum makan
o Levemir, lantus long acting, tidak punya puncak sehingga tidak
gampang hipoglikemia.
o 10 unit malam cek GD sebelum makan pagi, lihat 3 hari jika masih
belum terkontrol (>130) naikkan 2 unit.
o Insulin prandial  4 unit sebelum makan.
 Tiroid
o TSH untuk menegakkan diagnosis 4-6 minggu setelah loading dose.
o FT4 untuk monitor
o Hipertiroid FT4 naik, TSH turun, kebalikan dengan hipotiroid.
o PTU 3x 100 mg. merupakan DOC hipertiroid pada kehamilan.
o Metimazol 1x 10 mg dosis tunggal. Bisa sekali makan 3 tab pagi hari.
o Indeks wayne > 19  tirotoksikosis, Graves disease TSI (+)
o Eksoftalmus penumpukan lemak diretro orbita, IREVERSIBEL.
o Multinodular  plummer disease, sering pada lansia
o Difusa graves disease, sering pada wanita
o Hipertiroid terapi dimulai dari dosis tinggi kedosis rendah, hipotiroid
terapi dimulai dari dosis rendah.
o Dinyatakan remisi jika dalam 1 tahun tidak kambuh
o FT4 diperiksa tiap 6 bulan, jika bagus remisi, memburuk relaps.
41. Bimbingan Anafilaksis DR.dr. Ririe Fahrina
 Tergolong syok neuogenik (distributif).
 Anafilaksis: syok, gawat nafas
 Merupakan rx imunologis tipe cepat/I
 Anak dengan atopi merupakan factor risiko terjadinya anafilaksis.
 Prinsip ABCD
 Jika pengembangan dinding dada tidak baik ambu 2x
 Akses vena gagal 2x intraoseus
 Syok = 20 cc/kgBB cairan kristaloid isotonis
 Setelah sampai C (sirkulasi) lakukan reassessment
 Setelah pasien stabil lakukan maintenance dengan Holiday Segar
 Syok anafilaksis beda dengan syok lain karena ada keterlibatan imunologis
o Th/ adrenalin dosis 1:10 000 SK atau Nebu adrenalin, Kortikosteroid,
mencegah kekambuhan bisa dengan antihistamin. Kecuali cardiac arrest
adrenalin nya diberikan IV.
o Sediaan adrenalin adalah 1:1000 dalam 1 ampul 1cc, jadi diencekan 1
bagian adrenalin dengan 9 bagian NaCl supaya kadarnya menjadi 1: 10
000.
 Metampiron merupakan allergen yang paling besar maka hati hati
menggunakannya
 Setiap dokter umum harus punya ilmu resusitasi Basic Life Support
 Keracunan pada anak:
o Ingat ABCD
o Ingat antidotum
o Jika masih dibawah 4 jam masih bisa dengan kumbah lambung.

42. Bimbingan Jiwa dr. Winarto


 Criteria yang dipakai dalam OSCE adalah criteria DSM
 Selalu lakukan pemeriksaan umum terlebih dahulu, karena bisa saja penyakit
medic yang menjadi pemicunya. Misalnya pasien yang datang dengan keluhan
berdebar bisa saja kelainan jantung atau tiroid yang menjadi penyebabnya.
 Gangguan tidur:
o Karena cemas susah memulai tidur
o Karena depresi ngantuk terus sering terbangun malam
o Karena insomnia
 Ansietas makannya banyak, depresi makannya sedikit.
 Pasien datang sendiri berarti tilikan baik.
43. Bimbingan Fraktur dr. M Ihsan
 Contoh diagnosis: fraktur tertutup humerus kanan 1/3 tengah
 Bidai/splinting mengurangi nyeri, jika ada luka dibersihkan dulu, mengurangi
kerusakan jaringan lebih lanjut, jangan lupa cek kembali pulse,
 Pelvic bandage/wrap
 Ulkus
o Tatalaksana umum: gizi, lingkungan, kebiasaan merokok, penyakit enyerta
seperti DM
o Kalau ada jaringan mati maka eksisi  kronik wound kita ubah menjadi
fresh wound, tutup, istirahatkan.
o Ulkus ada 2 yaitu ulkus iskemik (lebih basah, nekrotik) dan ulkus
neuropatik (kering, matirasa, deformitas).
 Sprain tegang, strain putus.

44. Bimbingan Ortopedi dr. Arnadi


 Pelajari skala kekuatan otot
 Pasien bisa berjalan kaki maka kekuatan otot minimal 4
 Look feel move
 Pada kasus robekan achiles step off, tidak bisa jinjit
 Benang untuk jahit tendon adalah benang PROLENE, butuh 6-8 minggu. Kalau
tidak ada ganti benang nilon.
 Orang yang terkena trauma tapi masih bisa jalan berarti tidak patah, orang denga
fraktur inkomplet saja tidak bisa jalan karena nyeri.
 Jangan ketika bengkok dipasang bidai tapi tarik dulu atau beri analgetik dulu
sebelum reposisi. Baru pasang bidai.

45. Bimbingan Ortoped dr. Syafrudin husin


 Penyebab gangguan musculoskeletal: tulang, tendon, ligament, saraf.
 Dislokasi panggul posterior adduksi endorotasi. Reposisi dengan Mogelo.
 ACL injury karena tekel main bola.
 Lermite sign kepala ditekan kebawah jika ada HNP akan terasa nyeri radikular
menjalar ke lengan.
 RCTI oke N. radialis
 Bintang N. ulnaris
 Oke N. medianus
 D’quervain sindrom nyeri di tenar snapbox
 Phalent test: jika dalam waktu < 1 menit muncul nyeri CTS
 Interpretasi ROM: terbatas atau tidak terbatas.

46. Bimbingan Fraktur dan Dislokasi dr. Chairuddin Lubis


 Fraktur yang disertai dengan trauma medulla spinalis biasanya tidak akan terasa
nyeri.
 Pada fraktur terbuka segera debridement, pasang IV line 2 line, lalu pasang bidai.
 Jika terjadi dislokasi sendi segera masukkan dalam mangkuknya dengan golden
period 6-7 jam.
 Dislokasi dapat terjadi avaskular nekrosis osteoatritis (degeneratif).
 Pada fraktur terbula rentan terjadi infeksi  osteomielitis, sehingga perlu di
lakukan debridement di ruang OK menggunakan bius local ataupun bius spinal.
Ingat once osteomielitis forever osteomielitis.
 Kompartemen syndrome  nyeri tambah hebat.
 Biarpun fraktur tertutup tergolong lebih ringan tapi bisa juga menjadi emergensi
apabila ada tanda-tanda gangguan neurovascular yaitu bisa berupa kompartemen
sindroma atau gangguan nervus yang robek/putus ataupun gangguan vascular.
 Fraktur pada collum femoris pada geriatric harus diganti tulangnya.
 Fraktur pada anak yang mengalami rotasi tidak bisa remodeling sendiri sedangkan
pada fraktur yang menyudut ataupun pergeseran < 2 cm dia bisa remodeling
kembali (kembali ke posisi semula).
 Prinsip: fraktur tertutup+ kompartemen sindroma longgarkan
 Fraktur tertutup membentuk sudut luruskan
 Penyebab tersering fraktur suprakondiler humeri lebih sering terjadi adalah karena
fosa kondiler dan olekranon lebih dangkal pada anak.
 Fraktur terbuka bersihkan dulu dengan NaCl fisiologi dan jangan di jahit.

47. Bimbingan Menjahit Luka dr. Kisman


 Ilmu menjahit luka
o Cleaning of the wound menggunakan NaCl dan H2O2 secara
bergantian.
o Excision the vital tissue membuang jaringan mati
o Close the wound  menjahit luka
o Prophylaxis  Toksoid tetanus 0,5 ml
o Antibiotic
o Nasehat : luka jangan basah, 5 hari control luka.

48. Bimbingan Radiologi dr. Andreas Makmur


 Melihat tulang CT scan, melihat jaringan lunak MRI
 Foto polos ekstremitas: jika tulang bagus maka periksa MRI, tapi jika tulang
mermasalah tapi tidak jelas maka lanjutkan dengan CT scan.
 Foto polos abdomen /BNO AP, pasien tidur film dibelakang sinar datang dari
depan, suruh pasien ekspirasi dalam. Kondisi foto lebih keras. Foto polos
abdomen hanya bisa menilai 2 hal: traktus digestivus dan traktus utinarius.
o Fungsinya untuk skrining apa keluhan tersebut berasal dari traktus
digestivus ataukah urinarius.
o Jaringan keras: vertebrae, sacrum, sakroiliaka joint, sakropelvic joint
1. Psoas line simetris: m. psoas
2. Kontur ginjal  harus tampak u/ menentukan apa batu didalam
ginjal atau tidak
3. Distribusi udara normal tampak udara sedikit digaster dan kolon
dan hampir tidak ada di ileum. Jadi jika tampak ada udara di kolon
menandakan sumbatan/ileus.
4. Preperitoneal fat line: pada orang gemuk (garis hitam).
 Foto polos toraks PA, inspirasi dalam.
 Traktus urinarius
o Yang dapat dinilai adalah batu radio opak saja (ginjal, ureter, VU, uretra).
Batu radiolusent tidak tampak  CT scan, USG, IVP. Sehingga jangan
buru-buru menyatakan tidak ada batu.
o Ingat bahwa batu itu lebih putih daripada jaringan lunak.
o Tumor ginjal, tumor uretra, infeksi, batu lusent tidak bisa dilihat dengan
foto polos abdomen.
o PCS= pelvic calyses system
o Ingat bahwa batu ginjal tidak ada di korteks batu di kortex =
neprokalsinosis.
o Batu ureter biasanya terjadi pada tempat yang sempit: UPJ, daerah
penyempitan A. iliaka L4-5, UVJ.
o Hati-hati bedakan batu ginjal dengan batu ureter proksimal, dan
membedakan batu ureter distal dengan VU.
o Tindakan pengangkatan batu disebut seksio alta.
o Batu VU berlapis (yang tengah lebih putih dari yang pinggir.
o Batu uretra order: BNO hingga tampak pelvis. Tersering di daerah
membranasea.
o IVU jika dinding VU bergerigi sistitis.
o Traktus digestifus yang dapat dilihat hanya 2 hal yaitu ileus dan
pneumoperitonitis.
o Ileus (BU tidak ada), meteorismus (BU (+), flatus (+)).
o Jika dari foto polos AP curiga ileus:
1. Foto polos BNO 2 posisi : telentang , LLD
2. Foto polos BNO 3 posisi: telentang, LLD, tegak/erek (duduk jika
tidak bisa tegak).
o LLD: orang miring ke kiri (sisi kiri dibawah, sisi kanan diatas). Cara untuk
melihat udara bebas lihat di pinggir antara diafragma dan hepar.
o Tumor dan infeksi GI tidak bisa dilihat dengan foto polos.
o Ileus
1. Ileumnya terisi udara, kolon kolaps.
2. Bersusun step ladder
3. Haustra seperti per
4. Distended
o Ileus paralitik tidak di operasi, BU menghilang, biasanya karena gangguan
cairan dan elektrolit. Bisa mengenai hingga ke kolon. Bisa pula
merupakan kelanjutan dari ileus obstruktif yang lama.
o Ingat bahwa ielus itu bukan penyebab tapi akibat.
o Sepsis MOF Hepar SGOT dan SGPT meningkat.
Ginjal U dan Cr meningkat.

=======drnaldi========

Вам также может понравиться