Вы находитесь на странице: 1из 6

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah


SWT, berkat rahmat dan hidayah-nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Shalawat beriring
salam tak lupa pula Penulis sampaikan kepada revolusi umat Islam
Baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan
kealam ilmu pengetahuan.
Dengan penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak
mengalami hambatan dan kesulitan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak akhirnya penulisan karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan tepat waktunya. Selanjutnya dengan kerendahan hati penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penelitian ini.Akhirnya penulis berharap agar penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis,prodi keperawatan, peneliti lain dan
pembaca terutama rekan-rekan seprofesi.

Banda Aceh,10 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI.............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 4
1. Tujuan Umum................................................................. 4
2. Tujuan Khusus................................................................ 4
D. Manfaat Penulisan................................................................. 5

BAB IITINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Dasar Penyakit...........................................................5
1. Definisi..............................................................................5
2. Etiologi..............................................................................5
3. Psikopatologi.....................................................................6
4. Tanda dan Gejala..............................................................7
5. Penilaian Terhadap Stres..................................................8.
6. Mekanisme Koping............................................................9
7. Rentang Respon...............................................................9
8. Pohon Masalah.................................................................10
9. Penatalaksanaan..............................................................10
10. Pemeriksaan Penunjang................................................11
B. Asuhan Keperawatan Penyakit..............................................13
1. Pengkajian.......................................................................14
2. Diagnosa Keperawatan....................................................14
3. Rencana Keperawatan.....................................................15
4. Implementasi Keperawatan..............................................15
5. Evaluasi Keperawatan......................................................15

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian.............................................................................18
B. Diagnosa Keperawatan..........................................................25
C. Perencanaan..........................................................................26
D. Implementasi dan Evaluasi.....................................................29

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................33
B. Saran.....................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah
kesehatan utama di negara-negara berkembang. Meskipun masalah
kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan
kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat
menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta
ketidaktepatan individu dalam berkarya serta ketidak tepatan
individu berperilaku yang dapat menghambat pembangunan karena
mereka tidak produktif. Kesehatan jiwa merupakan bagian integral
dari kesehatan, sehat jiwa tidak hanya terbatas dari gangguan jiwa,
tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang.
Kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap diri sendiri,
tumbuh, berkembamg, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan
diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam
beradaptasi dengan lingkungan (Yosep, 2007).
Gangguan jiwa merupakan suatu sindrom atau pola perilaku yang
secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau
penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi
kehidupan manusia.(Keliat,2011)
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, dan setiap tahun diberbagai
belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah.
Berdasarkan data dari World Health Organisasi(WHO) dalam
Yosep(2013), ada sekitar 450juta orang di dunia yang mengalamI
gangguan jiwa.WHO menyatakan setidaknya ada satu dari empat
orang didunia mengalami masalah mental,dan masalah gangguan
kesehatan jiwa yang adadi seluruh dunia sudah menjadi masalah
yang sangat serius.
Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim dalam Mubarta
(2011) prevalensi masalah kesehatan jiwa diIndonesia sebesar6,55%.
Angka tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan negara
lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yan gada diseluruh
Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa
berat mencapai 2,5 juta orang.
Penderita gangguan jiwa berat dengan usia diatas 15 tahun di
Indonesia mencapai 0,46%.Hal ini berarti terdapat lebih dari 1juta jiwa
di
Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat.Berdasarkan data
tersebut diketahui bahwa 11,6% penduduk Indonesia mengalami
masalah gangguan mentalemosional ( Riset kesehatan
dasar,2007).Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita
gangguan jiwa mencapai 1,7juta (Riskesdas, 2013 ).
Berdasarkan data Depkes (2001), 1 dari 4 orang atau sekitar
450 juta orang terganggu jiwanya. Menurut Dharmono (2007),
penelitian yang dilakukan WHO di berbagai negara menunjukkan
sebesar 20-30 %, pasien gangguan jiwa yang datang ke pelayanan
kesehatan dasar menunjukkan gejala defisit perawatan diri. Hasil
survey organisasi kesehatan Dunia World Health Organization (WHO)
menyatakan tingkat gangguan kesehatan jiwa orang di indonesia
tinggi dan di atas rata-rata gangguan kesehatan jiwa di dunia. Data
yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI dengan rata-rata 40
dari 100.000 orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa
adalah gangguan defisit perawatan diri dan penderita gangguan jiwa
di Indonesia, hanya 0,5 % saja yang dirawat di RS jiwa (Depkes,
2005).
Hal ini juga dapat dibuktikan dengan jumlah penderita kelainan
jiwa di propinsi Aceh melonjak tajam selama tahun 2007. Data di
Badan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Pemerintah
Aceh mencatat kenaikan dalam 7 tahun terakhir. Faktor dominan
yang menyebabkan adalah tidak kuat menghadapi sulitnya ekonomi
saat ini, lonjakan pasien penderita kelainan jiwa menyebabkan
penuhnya kapasitas tempat tidur rumah sakit. Di BLUD RSJ
pemerintah Aceh tercatat ada 500 tempat tidur pasien. Tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit yang
merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Pasien rawat inap di BLUD RSJ pemerintah Aceh
pada Desember 2013 tercatat 700 pasien dan pada Mei 2014 tercatat
763 pasien. Pada orang gangguan jiwa biasanya akan terjadi
masalah-masalah dalam pemenuhan kebutuhan diri, diantaranya
yaitu kurangnya kebutuhan merawat diri atau Defisit Perawatan Diri.
Defisit perawatan diri merupakan kurangnya perawatan diri pada
pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diriterlihat dari ketidak
mampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum
secara mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB)
(Damaiyanti, 2012).Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar
yang dimiliki manusia dalam melengkapi kebutuhannya dalam
kelangsungan hidupnya sesuaikani kesehatannya
.(DamaiyantidanIskandar, 2012).Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan melakukan aktifitas perawatandiri (mandi,
berhias, makanserta toileting) kegiatan itu harus bisa dilakukan
secara mandiri( Herman, 2011)
Dampak dari Defisit Perawatan Diri Menurut Damiyanti, (2012)
yaitu dampak fisik, Banyak gangguan kesehatan yang diderita
seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihannya perorangan
dengan baik, gangguan 12 fisik yang sering terjadi adalah: gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. Sedangkan Dampak
psikososial merupakan masalah sosial yang berhubungan dengan
personalhygine adalah gangguan kebutuhan aman nyaman ,
kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.

Berdasarkan uraian data Defisit Perawatan Diri yang masih


banyak di BLUD RSJ Pemerintah Aceh maka penulis tertarik untuk
membahas kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.M
dengan Defisit Perawatan Diri di Balee Bougenvile BLUD Rumah Sakit
Jiwa Pemerintah Aceh” dalam sebuah karya tulis ilmiah.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan
gambaran nyata dan melaksanakan Asuhan Keperawatan pada
Tn.M dengan Gangguan Difisit Perawatan Diri di Balee
Bougenvile BLUD Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan kepada Tn.M
dengan Defisit Perawatan Diri di Balee Boungenvile BLUD Rumah
Sakit Jiwa Pemerintah Aceh, penulis mampu:

a. Melakukan pengkajian pada Tn.M dengan Gangguan Defisit


Perawatan Diri di Balee Boungevile BLUD RSJ Pemerintah
Aceh.
b. Menerapkan diagnosa keperawatan pada Tn.M dengan
Gangguan Defisit Perawatan Diri di Balee Boungevile BLUD
RSJ Pemerintah Aceh.
c. Membuat intervensi keperawatan pada Tn.M dengan
Gangguan Defisit Perawatan Diri di Balee Boungevile BLUD
RSJ Pemerintah Aceh.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada Tn.M dengan
Gangguan Defisit Perawatan Diri di Balee Boungevile BLUD
RSJ Pemerintah Aceh.
e. Membuat evaluasi keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan
Defisit Perawatan Diri di Balee Boungevile BLUD RSJ
Pemerintah Aceh.
f. Membuat dokumentasi keperawatan pada Tn.M dengan
Gangguan Defisit Perawatan Diri di Balee Boungevile BLUD
RSJ Pemerintah Aceh.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis
Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan bagi penulis
dalam penerapan ilmu yang telah didapatkan selama pendidikan.
2. Institusi Rumah Sakit Jiwa Aceh
Sebagai masukan bagi perawat pelaksana di unit pelayanan
Keperawatan Jiwa dalam rangka mengambil kebijakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pada klien
yang mengalami Defisit Perawatan Diri.
3. Institusi AKPER KESDAM IM Banda Aceh
Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan pada kepustakaan
institusi dalam meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang
akan datang di bidang keperawatan.

Вам также может понравиться