Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan yaitu sebagai ujung tombak
untuk menjalankan aktivitas organisasi tersebut, karena bagaimanapun juga kemajuan dan keberhasilan
suatu perusahaan tidak lepas dari peran dan kemampuan sumber daya manusia yang baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Motivasi Kerja (X1) dan Kemampuan Kerja (X2), secara
parsial dan simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Jenis Penelitian ini adalah Explanatory Research
dengan pendekatan kuantitatif dan dilakukan dengan metode kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap
karyawan tetap PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Malang yang berjumlah 77 orang.
Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan Regresi Linier Berganda. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kemampuan kerja secara parsial maupun secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ)
Malang, kesimpulan kedua variabel bebas tersebut yang dominan pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan
adalah Kemampuan Kerja. Saran yang diberikan untuk perusahaan adalah berupaya untuk tetap terus
meningkatkan motivasi kerja dan kemampuan kerja para karyawan agar tetap berkembang dan mampu
memberikan pelayanan yang maksimal.
2
Robbins dan Judge (2008:57) menjelaskan kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
bahwa kemampuan (ability) merupakan kapasitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
seorang individu untuk melakukan beragam tugas dengan tanggung jawab yang diberikan
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah kepadanya.
sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat Kemudian Menurut Hasibuan (2010:75)
dilakukan seseorang. Menurut Hasibuan kinerja adalah “suatu hasil kerja yang dicapai
(2010:76), kecakapan (ability) adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya
menetapkan dan atau melaksanakan suatu sistem yang didasarkan atas kecakapan, usaha dan
dalam pemanfaatan sumber daya. Sedangkan kesempatan”. Selanjutnya Wibowo (2011:7),
Handoko (2001:117) memberikan definisi berpendapat bahwa kinerja adalah hasil pekerjaan
kemampuan sebagai faktor penentu keberhasilan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
departemen personalia dalam mempertahankan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan
sumber daya manusia yang efektif. memberikan kontribusi pada ekonomi. Menurut
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, Hersey dan Blanchard dalam Rivai (2010:15),
maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan
dimaksud dengan kemampuan kerja adalah kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau
kapasitas individu atau potensi seseorang untuk pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat
melaksanakan pekerjaan yang menunjukkan kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
kecakapan seseorang seperti kecerdasan dan Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
keterampilan. cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Robbins dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
dan Judge (2008:57) membagi kemampuan Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan
menjadi dua kelompok, yaitu : Kemampuan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
Intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau
Intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan kelompok orang dalam melakukan sesuatu
untuk melakukan berbagai aktivitas mental, kegiatan.
berpikir, menalar dan memecahkan masalah. Bernaddin dan Russel (1993:383)
Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang mengemukakan enam kriteria utama kinerja yang
membentuk kemampuan intelektual adalah dapat dinilai, yaitu :
kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan
persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif, 1) Kualitas
visualisasi spasial, dan daya ingat. Kemampuan Tingkat dimana proses atau hasil kerja dari
Fisik adalah kemampuan melakukan tugas-tugas suatu kegiatan yang sempurna, dengan kata
yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan lain melaksanakan suatu kegiatan dengan cara
dan karakteristik serupa. Kemampuan fisik ini yang ideal atau menyelesaikan tugas dengan
dapat dianalogikan dengan kemampuan tujuan yang ditetapkan.
berkreativitas. Misalnya : pekerjaan-pekerjaan 2) Kuantitas
yang menuntut stamina, ketangkasan fisik, Besaran yang dihasilkan dalam bentuk nilai
kecekatan tangan, kekuatan kaki, atau bakat-bakat uang, sejumlah unit, atau sejumlah kegiatan
serupa yang membutuhkan manajemen untuk yang dihasilkan.
mengidentifikasi kemampuan fisik karyawan. 3) Ketepatan Waktu
Tingkat dimana kegiatan diselesaikan atau
Kinerja hasil yang diselesaikan, dengan waktu yang
Setiap individu dalam suatu organisasi lebih cepat dari yang ditetapkan dan
dituntut berupaya semaksimal mungkin menggunakan waktu yang tersedia untuk
menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai kegiatan lain.
karyawan yang profesional hendaknya berusaha 4) Efektivitas Biaya
selalu meningkatkan kinerjanya yang merupakan Tingkat dimana penggunaan sumber daya
modal bagi keberhasilan sebuah organisasi. Istilah organisasi (seperti: manusia, uang, teknologi,
kinerja berasal dari kata Job Performance atau material) dimaksimalkan untuk mendapatkan
Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi target yang tertinggi atau sebaliknya, atau
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). mengurangi kehilangan bahan dari setiap unit
Menurut Mangkunegara (2005:67) pengertian atau mengurangi penggunaan sumber daya.
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
3
5) Kemampuan Bekerja Tanpa Pengawasan Ketiga, memiliki tujuan yang realistis.
Tingkat dimana pegawai melaksanakan Keempat, memiliki rencana kerja yang
pekerjaanya tanpa memerlukan bantuan menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
pengawas atau menghindari pendampingan tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik
pengawas, atau menghindari hasil yang tidak (feed back) yang konkret dalam seluruh
diinginkan. kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam,
6) Interpersonal mencari kesempatan untuk merealisasikan
Tingkat dimana pegawai menunjukkan rencana yang telah diprogramkan.
perasaan harga diri, kemauan baik dan Dengan adanya motivasi berupa
bekerjasama diantara rekan sekerja dan dorongan individu yang berasal dari dalam diri
bawahan. yang berpengaruh, membangkitkan,
Pendapat di atas mengemukakan bahwa mengarahkan dan memelihara perilaku
setiap tingkatan atau jabatan dalam organisasi, seseorang yang berkaitan dengan lingkungan
kinerja pegawainya dapat dilihat dari enam aspek kerja sehingga nantinya dapat memperoleh
tersebut, oleh karena itu disebut sebagai kriteria kinerja yang baik dalam menyelesaikan
utama, meskipun nantinya dapat dimasukkan tugasnya. Motivasi merupakan salah satu
aspek lain yang lebih spesifik untuk masing- fungsi dari kinerja, dengan demikian apabila
masing pekerjaan yang ada. terdapat kekurangan dalam hal motivasi dalam
Faktor yang mempengaruhi pencapaian diri seseorang maka bisa berpengaruh negatif
kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan terhadap kinerja dalam menyelesaikan
faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai tugasnya.
dengan pendapat Davis dalam Mangkunegara 2. Kemampuan
(2005:67) yang merumuskan bahwa : Secara psikologis, kemampuan (ability)
Human Performance = Ability + Motivation pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
Motivation = Attitude + Situation dan kemampuan reality (knowledge + skill).
Ability = Knowledge + Skill Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas
Kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
1. Motivasi memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia
seorang pegawai dalam menghadapi situasi akan lebih mudah mencapai kinerja yang
(situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu
yang menggerakkan diri pegawai yang terarah ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan dengan keahliannya (the right man in the right
kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental place, the right man on the right job).
yang mendorong diri pegawai untuk berusaha Untuk menyelesaikan tugas atau
mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat
mental seorang pegawai harus sikap mental kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
yang siap secara psikofisik (siap secara mental, Kemampuan merujuk ke suatu kapasitas
fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas
pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, dalam suatu pekerjaan dan seluruh kemampuan
memahami tujuan utama dan target kerja yang seseorang individu pada hakiktnya tersusun
akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan
menciptakan situasi kerja. intelektual dan kemampuan fisik. Kesediaan
Dalam Mangkunegara (2005:68) dan keterampilan seseorang tidaklah cukup
McClelland berpendapat bahwa “ada hubungan efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
yang positif antara motif berprestasi dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
pencapaian kinerja”. Motif berprestasi adalah dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
suatu dorongan dalam diri pegawai untuk Suatu performance terbentuk atas
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan perpaduan antara motivasi yang ada pada diri
sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi seseorang dan kemampuannya dalam
kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. melaksanakan suatu pekerjaan. Seorang
Ada 6 karakteristik pegawai yang karyawan yang melakukan suatu pekerjaan
memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu : tanpa disadari motivasi dari dirinya
Pertama, memiliki tanggung jawab pribadi menyebabkan tidak maksimal hasil kerjanya.
yang tinggi. Kedua, berani mengambil risiko.
4
Oleh karena itu sangat diperlukan HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan dari pimpinan dalam memotivasi Analisis Regresi Linier Berganda
karyawannya. Motivasi dapat mempengaruhi Analisis regresi ini digunakan untuk
perilaku karyawan dalam bekerja, dan menghitung besarnya pengaruh antara variabel
mengarah pada hal yang positif. Dengan bebas, yaitu motivasi kerja (X1) dan kemampuan
diberikan motivasi, para karyawan akan kerja (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja
terdorong berusaha semaksimal mungkin untuk karyawan (Y).
memberikan yang terbaik atas pekerjaan yang
dibebankan padanya. Persamaan Regresi
Persamaan regresi digunakan mengetahui
Hipotesis bentuk hubungan antara variabel bebas dengan
H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara variabel terikat. Dengan menggunakan bantuan
simultan variabel motivasi kerja (X1) dan SPSS for Windows ver 13.00 didapat model
kemampuan kerja (X2) terhadap kinerja regresi seperti pada Tabel 1:
karyawan (Y).
H2 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara Tabel 1. Persamaan Regresi
parsial antara variabel motivasi kerja (X1) Coeffici entsa
5
Koefisien Determinasi (R2) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat
Untuk mengetahui besar kontribusi variabel juga dikatakan sebagai berikut :
bebas (motivasi kerja (X1) dan kemampuan kerja H0 ditolak jika F hitung > F tabel
(X2)) terhadap variabel terikat (Kinerja karyawan) H0 diterima jika F hitung < F tabel
digunakan nilai R2, nilai R2 seperti dalam Tabel
20 dibawah ini : Tabel 3. Uji F/Serempak
ANOVAb
7
diperoleh nilai Fhitung sebesar 39,708, sedangkan cekatan karena jobdesk yang cukup banyak baik di
Ftabel pada taraf signifikan 0,05 menunjukan nilai dalam kantor maupun di lapangan. Upaya untuk
sebesar 3,120. Hal tersebut berarti Fhitung lebih meningkatkan kemampuan kerja karyawan yaitu
besar dari Ftabel sehingga Ho ditolak dan Ha bisa dengan cara rutin mengadakan program-
diterima, yang berarti variabel bebas mempunyai program pelatihan sehingga kinerja karyawan
pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap sedikit demi sedikit akan meningkat.
Kinerja karyawan. Sehingga dapat disimpulkan Selain variabel motivasi kerja dan variabel
bahwa pengujian terhadap hipotesis yang kemampuan kerja, masih banyak faktor lain yang
menyatakan bahwa adanya pengaruh secara juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Oleh
bersama-sama (simultan) variabel bebas terhadap karena itu, penulis menyarankan kepada peneliti
variabel Kinerja karyawan dapat diterima. yang lain agar menggunakan atau menambah
Untuk mengetahui pengaruh secara individu variabel yang lain seperti peluang (opportunity)
(parsial) variabel bebas (Motivasi kerja (X1) dan yang dapat dirumuskan dengan persamaan P = f
Kemampuan kerja (X2)) terhadap Kinerja (m x a x o). Dengan adanya penambahan variabel
karyawan dilakukan dengan pengujian t-test. lainnya dapat menghasilkan penelitian-penelitian
Berdasarkan pada hasil uji didapatkan bahwa yang akan memberikan informasi ilmiah yang
kedua variabel mempunyai pengaruh signifikan lebih lengkap, mendalam dan teruji yang pada
terhadap Kinerja karyawan yaitu motivasi kerja akhirnya akan dapat memajukan bidang akademik
dan kemampuan kerja. atau dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan
bahwa variabel Kemampuan kerja mempunyai DAFTAR PUSTAKA
nilai t hitung dan koefisien beta yang paling besar. Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian:
Sehingga variabel Kemampuan kerja mempunyai Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi VI.
pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan Jakarta: Rineka Cipta.
variabel yang lainnya maka variabel Kemampuan As’ad, M. 2008. Psikologi Industri (Seri Ilmu
kerja mempunyai pengaruh yang dominan Sumber Daya Manusia). Edisi Ke-empat,
terhadap Kinerja karyawan. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta : Liberty
Besarnya proporsi variabel motivasi kerja Yogyakarta.
dan kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan Bernardin, H. John, & Russel, E.A. 1993. Human
sebesar 51,8% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor Resources Management, An Experiental
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Approach, Mc Graw Hill International
Editions, Mac Graw Hill Book Co.
Saran Singapore.
Perusahaan hendaknya dapat lebih Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen
memperhatikan motivasi kerja setiap karyawan, Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
mengingat PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar.
Timur APJ Malang ini bergerak di bidang jasa Terjemahan oleh Sumarno Zain. Jakarta:
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat Erlangga.
luas. Perhatian yang diberikan Perusahaan ada Handoko, T. Hani.2001. Manajemen Personalia
baiknya dilakukan terus menerus terutama dalam dan Sumber Daya Manusia. Edisi kedua.
hal keberadaan (Existence) dan pertumbuhan Yogyakarta : BPFE.
(Growth), untuk mengetahui tingkat kebutuhan Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Manajemen
masing-masing karyawan dan memberikan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
peluang pengembangan karir yang akan Hasan, Iqbal M. 2002. Pokok-pokok Materi
memotivasi pribadi karyawan secara optimal. Dari Metodologi Penelitian & Aplikasinya.
hal-hal tersebut maka dapat diketahui apa yang Jakarta: Ghalia Indonesia.
harus diberikan perusahaan untuk meningkatkan Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Organisasi dan
motivasi kerja karyawan. Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Diharapkan pihak perusahaan dapat Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
mempertahankan serta meningkatkan Kemampuan http://kinerja-
kerja, karena selain variabel Kemampuan kerja staff.blogspot.com/2007/05/mebangun-
mempunyai pengaruh yang dominan dalam kinerja-melalui-motivasi-kerja.html, diakses
mempengaruhi Kinerja karyawan, di PT. PLN pada tanggal 12 September 2012.
(Persero) Distribusi Jawa Timur APJ Malang ini Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan
sangat dibutuhkan karyawan yang ulet dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
8
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Cetakan Keenam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nimran, Umar. 2009. Perilaku Organisasi.
Cetakan Pertama. Sidoarjo: Laros.
Riniwati, Harsuko. 2011. Mendongkrak Motivasi
dan Kinerja Pendekatan Pemberdayaan
SDM. Cetakan Pertama. Malang: UB Press.
Rivai, Veithzal & Ella Jauvani Sagala. 2010.
Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi
Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge. 2008.
Perilaku Organisasi Organizational
Behavior. Jakarta: Salemba Empat.
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Cetakan ketiga. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sigit, Soehardi. 2003. Esensi Perilaku
Organisasional. Yogyakarta: BPFE UST.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi (Ed). 2006.
Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Cetakan Kelimabelas. Bandung: CV.
Alfabeta.
Supranto, J. 2000. Statistik teori dan Aplikasi.
Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga
Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Cetakan
Keempat. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Winardi. 2002. Motivasi & Pemotivasian dalam
Manajemen.Cetakan Kedua. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.