Вы находитесь на странице: 1из 9

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEMAMPUAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN


(Studi Pada Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan
dan Jaringan (APJ) Malang)

Andrey Satya Darmawan


Djamhur Hamid
M. Djudi Mukzam
Fakultas Ilmu Administrasi

Abstrak
Sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan yaitu sebagai ujung tombak
untuk menjalankan aktivitas organisasi tersebut, karena bagaimanapun juga kemajuan dan keberhasilan
suatu perusahaan tidak lepas dari peran dan kemampuan sumber daya manusia yang baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Motivasi Kerja (X1) dan Kemampuan Kerja (X2), secara
parsial dan simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Jenis Penelitian ini adalah Explanatory Research
dengan pendekatan kuantitatif dan dilakukan dengan metode kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap
karyawan tetap PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Malang yang berjumlah 77 orang.
Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan Regresi Linier Berganda. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kemampuan kerja secara parsial maupun secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ)
Malang, kesimpulan kedua variabel bebas tersebut yang dominan pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan
adalah Kemampuan Kerja. Saran yang diberikan untuk perusahaan adalah berupaya untuk tetap terus
meningkatkan motivasi kerja dan kemampuan kerja para karyawan agar tetap berkembang dan mampu
memberikan pelayanan yang maksimal.

Kata kunci : motivasi kerja, kemampuan kerja, kinerja karyawan.

PENDAHULUAN dan Judge (2008:222), motivasi (motivation)


Sumber daya manusia merupakan aspek sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah
yang dinamis dan mempunyai kemampuan untuk dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
berkembang. Salah satu bagian terpenting yang tujuannya. Motivasi merupakan faktor psikologis
berperan dalam menentukan keberhasilan yang menunjukkan minat individu terhadap
perusahaan adalah dengan pembinaan tenaga kerja pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab
yang potensial. Perusahaan berusaha mencari dan terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan.
membina karyawan dengan semangat tinggi, Perilaku seseorang pada umumnya dimotivasi
menciptakan dan memelihara keunggulan sumber oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu.
daya manusia yang mampu bersaing. Motivasi merupakan hal yang penting untuk
Tercapainya tujuan perusahaan adalah diperhatikan, karena dengan motivasi seorang
keterkaitan hubungan antara perusahaan dengan karyawan atau pegawai akan dapat memiliki
karyawan dimana kedua hal ini harus berjalan semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas
secara harmonis. Karyawan akan berkontribusi yang dibebankan. Tanpa adanya motivasi maka
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugas-
yang telah diberikan demi tercapainya tugasnya dengan baik, hasil kerja yang dihasilkan
keberhasilan perusahaan, kontribusi tersebut pun tidak akan memuaskan.
merupakan perwujudan aktualisasi dari kinerja Selain motivasi, hal lain yang dapat
karyawan dan tidak menutup kemungkinan juga mempengaruhi kinerja adalah kemampuan,
sebagai peluang untuk memenuhi kebutuhan dengan memiliki kemampuan yang sesuai maka
hidupnya. Kinerja karyawan akan membawa seorang karyawan tersebut dapat bekerja lebih
dampak bagi karyawan yang bersangkutan baik. “Kemampuan (ability) merupakan kapasitas
maupun perusahaan. seorang individu untuk melakukan beragam tugas
Motivasi menjadi salah satu faktor dalam suatu pekerjaan” (Robbins dan Judge
pendorong kinerja karyawan. Menurut Robbins 2008:57).
1
PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
kelas dunia yang bertumbuh kembang, Unggul upayanya untuk mencapai kepuasan.
dan Terpercaya di bidang kelistrikan. Penelitian Menurut Rivai (2010:837), motivasi adalah
ini mengambil tempat di PT. PLN (Persero) “serangkaian sikap dan nilai-nilai yang
Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan dan mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang
Jaringan Malang yang bergerak di bidang spesifik sesuai dengan tujuan individu”.
pelayanan masyarakat terkait dengan fasilitas Sedangkan Menurut Robbins dan Judge
umum. Perusahaan ini adalah perusahaan satu- (2008:222) mendefinisikan motivasi (motivation)
satunya penyalur listrik di Indonesia, oleh karena sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah,
itu peneliti ingin mengetahui dan meneliti lebih dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
mendalam. Karyawan PT. PLN dituntut untuk tujuannya. Kemudian Fillmore dalam
memiliki kinerja yang baik dengan motivasi kerja Mangkunegara (2005:93) mendefinisikan bahwa
yang tinggi dan kemampuan kerja yang baik. “Motivation as an energizing condition of the
Dengan motivasi kerja yang tinggi diharapkan organism that serves to direct that organism
dapat menunjukkan kinerja yang baik dan toward the goal of a certain class” (Motivasi
maksimal. Selain itu didukung dengan sebagai suatu kondisi yang menggerakkan
kemampuan kerja yang baik dalam teknis manusia ke arah suatu tujuan tertentu).
pekerjaan karena perusahaan ini bergerak Dari beberapa pendapat tersebut dapat
dibidang jasa pelayanan masyarakat umum. disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dorongan dan daya penggerak yang
dan menganalisis pengaruh yang signifikan secara mempengaruhi individu ke arah yang lebih baik
simultan variabel motivasi kerja dan kemampuan guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
kerja terhadap kinerja karyawan PT. PLN organisasi.
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Motivasi merupakan salah satu usaha positif
dan Jaringan (APJ) Malang. Menguji dan dalam mengarahkan karyawan agar lebih
menganalisis pengaruh yang signifikan variabel produktif. Motivasi bisa disebut sebagai driving
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. force yang menggerakkan manusia untuk
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area bertingkah laku dan di dalam perbuatannya itu
Pelayanan dan Jaringan (APJ) Malang. Menguji mempunyai tujuan tertentu. Motivasi memiliki
dan menganalisis pengaruh yang signifikan tujuan yang baik untuk meningkatkan kinerja
variabel kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan. Menurut Hasibuan (2010:97) ada
karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa beberapa tujuan motivasi, sebagai berikut :
Timur Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) mendorong gairah dan semangat kerja karyawan;
Malang. meningkatkan moral dan kepuasan kerja karywan;
meningkatkan produktivitas kerja karyawan;
KAJIAN PUSTAKA mempertahankan loyalitas dan kestabilan
Motivasi karyawan perusahaan; meningkatkan kedisiplinan
Pada dasarnya manusia mau melakukan dan menurunkan tingkat absensi karyawan;
sesuatu karena adanya suatu dorongan baik dari mengefektifkan pengadaan karyawan;
dalam dirinya ataupun dari luar untuk memenuhi menciptakan suasana dan hubungan kerja yang
kebutuhannya. Di dalam perusahaan, motivasi baik; meningkatkan kreativitas dan partisipasi
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. karyawan; meningkatkan tingkat kesejahteraan
Dari sudut pandang seorang manajer, ia akan karyawan; mempertinggi rasa tanggung jawab
berusaha untuk memahami perilaku, daya dan karyawan terhadap tugas-tugasnya; meningkatkan
potensi karyawan agar dapat mengarahkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
karyawan sesuai dengan yang diinginkan dan
untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Kemampuan
Menurut Hasibuan (2010:95) motif adalah Orang-orang yang terlibat pada organisasi
suatu perangsang keinginan (want) dan daya dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan
penggerak kemauan bekerja seseorang; setiap berbagai kemampuan. Seorang individu dapat
motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin mencapai kinerja yang memuaskan tergantung
dicapai. Sedangkan motivasi adalah pemberian pada kemampuan kerjanya, karena kemampuan
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja menunjukkan potensi seseorang untuk
kerja sesorang, agar mereka mau bekerja sama, melaksanakan aktivitas kerjanya.

2
Robbins dan Judge (2008:57) menjelaskan kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
bahwa kemampuan (ability) merupakan kapasitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
seorang individu untuk melakukan beragam tugas dengan tanggung jawab yang diberikan
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah kepadanya.
sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat Kemudian Menurut Hasibuan (2010:75)
dilakukan seseorang. Menurut Hasibuan kinerja adalah “suatu hasil kerja yang dicapai
(2010:76), kecakapan (ability) adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya
menetapkan dan atau melaksanakan suatu sistem yang didasarkan atas kecakapan, usaha dan
dalam pemanfaatan sumber daya. Sedangkan kesempatan”. Selanjutnya Wibowo (2011:7),
Handoko (2001:117) memberikan definisi berpendapat bahwa kinerja adalah hasil pekerjaan
kemampuan sebagai faktor penentu keberhasilan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
departemen personalia dalam mempertahankan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan
sumber daya manusia yang efektif. memberikan kontribusi pada ekonomi. Menurut
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, Hersey dan Blanchard dalam Rivai (2010:15),
maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan
dimaksud dengan kemampuan kerja adalah kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau
kapasitas individu atau potensi seseorang untuk pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat
melaksanakan pekerjaan yang menunjukkan kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
kecakapan seseorang seperti kecerdasan dan Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
keterampilan. cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Robbins dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
dan Judge (2008:57) membagi kemampuan Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan
menjadi dua kelompok, yaitu : Kemampuan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
Intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau
Intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan kelompok orang dalam melakukan sesuatu
untuk melakukan berbagai aktivitas mental, kegiatan.
berpikir, menalar dan memecahkan masalah. Bernaddin dan Russel (1993:383)
Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang mengemukakan enam kriteria utama kinerja yang
membentuk kemampuan intelektual adalah dapat dinilai, yaitu :
kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan
persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif, 1) Kualitas
visualisasi spasial, dan daya ingat. Kemampuan Tingkat dimana proses atau hasil kerja dari
Fisik adalah kemampuan melakukan tugas-tugas suatu kegiatan yang sempurna, dengan kata
yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan lain melaksanakan suatu kegiatan dengan cara
dan karakteristik serupa. Kemampuan fisik ini yang ideal atau menyelesaikan tugas dengan
dapat dianalogikan dengan kemampuan tujuan yang ditetapkan.
berkreativitas. Misalnya : pekerjaan-pekerjaan 2) Kuantitas
yang menuntut stamina, ketangkasan fisik, Besaran yang dihasilkan dalam bentuk nilai
kecekatan tangan, kekuatan kaki, atau bakat-bakat uang, sejumlah unit, atau sejumlah kegiatan
serupa yang membutuhkan manajemen untuk yang dihasilkan.
mengidentifikasi kemampuan fisik karyawan. 3) Ketepatan Waktu
Tingkat dimana kegiatan diselesaikan atau
Kinerja hasil yang diselesaikan, dengan waktu yang
Setiap individu dalam suatu organisasi lebih cepat dari yang ditetapkan dan
dituntut berupaya semaksimal mungkin menggunakan waktu yang tersedia untuk
menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai kegiatan lain.
karyawan yang profesional hendaknya berusaha 4) Efektivitas Biaya
selalu meningkatkan kinerjanya yang merupakan Tingkat dimana penggunaan sumber daya
modal bagi keberhasilan sebuah organisasi. Istilah organisasi (seperti: manusia, uang, teknologi,
kinerja berasal dari kata Job Performance atau material) dimaksimalkan untuk mendapatkan
Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi target yang tertinggi atau sebaliknya, atau
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). mengurangi kehilangan bahan dari setiap unit
Menurut Mangkunegara (2005:67) pengertian atau mengurangi penggunaan sumber daya.
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara

3
5) Kemampuan Bekerja Tanpa Pengawasan Ketiga, memiliki tujuan yang realistis.
Tingkat dimana pegawai melaksanakan Keempat, memiliki rencana kerja yang
pekerjaanya tanpa memerlukan bantuan menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
pengawas atau menghindari pendampingan tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik
pengawas, atau menghindari hasil yang tidak (feed back) yang konkret dalam seluruh
diinginkan. kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam,
6) Interpersonal mencari kesempatan untuk merealisasikan
Tingkat dimana pegawai menunjukkan rencana yang telah diprogramkan.
perasaan harga diri, kemauan baik dan Dengan adanya motivasi berupa
bekerjasama diantara rekan sekerja dan dorongan individu yang berasal dari dalam diri
bawahan. yang berpengaruh, membangkitkan,
Pendapat di atas mengemukakan bahwa mengarahkan dan memelihara perilaku
setiap tingkatan atau jabatan dalam organisasi, seseorang yang berkaitan dengan lingkungan
kinerja pegawainya dapat dilihat dari enam aspek kerja sehingga nantinya dapat memperoleh
tersebut, oleh karena itu disebut sebagai kriteria kinerja yang baik dalam menyelesaikan
utama, meskipun nantinya dapat dimasukkan tugasnya. Motivasi merupakan salah satu
aspek lain yang lebih spesifik untuk masing- fungsi dari kinerja, dengan demikian apabila
masing pekerjaan yang ada. terdapat kekurangan dalam hal motivasi dalam
Faktor yang mempengaruhi pencapaian diri seseorang maka bisa berpengaruh negatif
kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan terhadap kinerja dalam menyelesaikan
faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai tugasnya.
dengan pendapat Davis dalam Mangkunegara 2. Kemampuan
(2005:67) yang merumuskan bahwa : Secara psikologis, kemampuan (ability)
Human Performance = Ability + Motivation pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
Motivation = Attitude + Situation dan kemampuan reality (knowledge + skill).
Ability = Knowledge + Skill Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas
Kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
1. Motivasi memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia
seorang pegawai dalam menghadapi situasi akan lebih mudah mencapai kinerja yang
(situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu
yang menggerakkan diri pegawai yang terarah ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan dengan keahliannya (the right man in the right
kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental place, the right man on the right job).
yang mendorong diri pegawai untuk berusaha Untuk menyelesaikan tugas atau
mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat
mental seorang pegawai harus sikap mental kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
yang siap secara psikofisik (siap secara mental, Kemampuan merujuk ke suatu kapasitas
fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas
pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, dalam suatu pekerjaan dan seluruh kemampuan
memahami tujuan utama dan target kerja yang seseorang individu pada hakiktnya tersusun
akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan
menciptakan situasi kerja. intelektual dan kemampuan fisik. Kesediaan
Dalam Mangkunegara (2005:68) dan keterampilan seseorang tidaklah cukup
McClelland berpendapat bahwa “ada hubungan efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
yang positif antara motif berprestasi dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
pencapaian kinerja”. Motif berprestasi adalah dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
suatu dorongan dalam diri pegawai untuk Suatu performance terbentuk atas
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan perpaduan antara motivasi yang ada pada diri
sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi seseorang dan kemampuannya dalam
kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. melaksanakan suatu pekerjaan. Seorang
Ada 6 karakteristik pegawai yang karyawan yang melakukan suatu pekerjaan
memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu : tanpa disadari motivasi dari dirinya
Pertama, memiliki tanggung jawab pribadi menyebabkan tidak maksimal hasil kerjanya.
yang tinggi. Kedua, berani mengambil risiko.

4
Oleh karena itu sangat diperlukan HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan dari pimpinan dalam memotivasi Analisis Regresi Linier Berganda
karyawannya. Motivasi dapat mempengaruhi Analisis regresi ini digunakan untuk
perilaku karyawan dalam bekerja, dan menghitung besarnya pengaruh antara variabel
mengarah pada hal yang positif. Dengan bebas, yaitu motivasi kerja (X1) dan kemampuan
diberikan motivasi, para karyawan akan kerja (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja
terdorong berusaha semaksimal mungkin untuk karyawan (Y).
memberikan yang terbaik atas pekerjaan yang
dibebankan padanya. Persamaan Regresi
Persamaan regresi digunakan mengetahui
Hipotesis bentuk hubungan antara variabel bebas dengan
H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara variabel terikat. Dengan menggunakan bantuan
simultan variabel motivasi kerja (X1) dan SPSS for Windows ver 13.00 didapat model
kemampuan kerja (X2) terhadap kinerja regresi seperti pada Tabel 1:
karyawan (Y).
H2 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara Tabel 1. Persamaan Regresi
parsial antara variabel motivasi kerja (X1) Coeffici entsa

terhadap kinerja karyawan (Y). Unstandardized Standardized


Coef f icients Coef f icients
H3 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.601 5.044 .516 .608
parsial antara variabel kemampuan kerja X1 .720 .239 .285 3.014 .004
(X2) terhadap kinerja karyawan (Y). X2 1.234 .221 .528 5.578 .000
a. Dependent Variable: Y

METODE Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2012


Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
pengaruh motivasi kerja dan kemampuan kerja Berdasarkan pada Tabel 1 didapatkan persamaan
terhadap kinerja karyawan, oleh karena itu maka regresi sebagai berikut :
jenis penelitian yang digunakan adalah metode Y = 2,601 + 0,720 X1 + 1,234 X2
penelitian penjelasan (explanatory research). Dari persamaan di atas dapat
Menurut Sugiyono (2010:5) penelitian menurut diinterpretasikan sebagai berikut:
tingkat eksplanasi (level of explanation) adalah a. Kinerja karyawan akan meningkat sebesar
tingkat penjelasan, yaitu penelitian yang 0,720 satuan untuk setiap tambahan satu satuan
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel- X1 (motivasi kerja). Jadi apabila motivasi kerja
variabel yang diteliti serta hubungan antara satu mengalami peningkatan 1 satuan, maka Kinerja
variabel dengan variabel yang lain. karyawan akan meningkat sebesar 0,720 satuan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap
karyawan tetap PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa konstan.
Timur Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Malang b. Kinerja karyawan akan meningkat sebesar
yang berjumlah 77 orang. Teknik sampling yang 1,234 satuan untuk setiap tambahan satu satuan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik X2 (kemampuan kerja), Jadi apabila
sampling nonprobabilitas yaitu teknik sampling kemampuan kerja mengalami peningkatan 1
sensus atau jenuh. Sehingga besar sampel yang satuan, maka Kinerja karyawan akan
digunakan sebanyak 77 orang, sesuai dengan meningkat sebesar 1,234 satuan dengan asumsi
jumlah populasinya. variabel yang lainnya dianggap konstan.
Metode analisis data yang digunakan dalam Berdasarkan interpretasi di atas, dapat
penelitian ini analisis statistik deskriptif, analisis diketahui besarnya kontribusi variabel bebas
regresi linier berganda dan pengujian hipotesis, terhadap variabel terikat, antara lain motivasi
dalam menganalisis data yang terkumpul lebih kerja sebesar 0,720, kemampuan kerja sebesar
dianalisis lebih lanjut dengan metode statistik 1,234. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
akan dianalisis menggunakan program komputer motivasi kerja dan kemampuan kerja berpengaruh
SPSS. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, positif terhadap Kinerja karyawan. Dengan kata
maka akan diuji keabsahan dan keandalan data lain, apabila bahwa motivasi kerja dan
yang digunakan dengan teknik analisis sebagai kemampuan kerja meningkat maka akan diikuti
berikut: Uji F dan uji t. peningkatan Kinerja karyawan.

5
Koefisien Determinasi (R2) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat
Untuk mengetahui besar kontribusi variabel juga dikatakan sebagai berikut :
bebas (motivasi kerja (X1) dan kemampuan kerja H0 ditolak jika F hitung > F tabel
(X2)) terhadap variabel terikat (Kinerja karyawan) H0 diterima jika F hitung < F tabel
digunakan nilai R2, nilai R2 seperti dalam Tabel
20 dibawah ini : Tabel 3. Uji F/Serempak
ANOVAb

Tabel 2. Koefisien Korelasi dan Determinasi Sum of


Model Squares df Mean Square F Sig.
Model Summaryb 1 Regression 765.451 2 382.726 39.708 .000a
Residual 713.250 74 9.639
Adjusted Std. Error of Durbin- Total 1478.701 76
Model R R Square R Square the Est imat e Wat son a. Predictors: (Constant), X2, X1
1 .719a .518 .505 3.10460 1.766 b. Dependent Variable: Y
a. Predictors: (Constant ), X2, X1
b. Dependent Variable: Y Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2012.
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2012.
Berdasarkan Tabel 21 nilai F hitung sebesar
Koefisien determinasi digunakan untuk 39,708 Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db regresi =
menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi 2 : db residual = 74) adalah sebesar 3,120. Karena
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari F hitung > F tabel yaitu 39,708 > 3,120 atau nilai
analisis pada Tabel 2 diperoleh hasil R2(koefisien signifikansi F (0,000) < α = 0.05 maka model
determinasi) sebesar 0,518. Artinya bahwa 51,8% analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti
variabel Kinerja karyawan akan dipengaruhi oleh H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat
variabel bebasnya, yaitu motivasi kerja (X1) dan disimpulkan bahwa variabel terikat (Kinerja
kemampuan kerja (X2). Sedangkan sisanya 48,2% karyawan) dapat dipengaruhi secara signifikan
variabel Kinerja karyawan akan dipengaruhi oleh oleh variabel bebas (motivasi kerja (X1) dan
variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas kemampuan kerja (X2)).
dalam penelitian ini.
Selain koefisien determinasi juga didapat Hipotesis II (t test / Parsial)
koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya t test digunakan untuk mengetahui apakah
hubungan antara variabel bebas yaitu motivasi masing-masing variabel bebas secara parsial
kerja dan kemampuan kerja dengan variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Kinerja karyawan, nilai R (koefisien korelasi) variabel terikat. Dapat juga dikatakan jika t hitung
sebesar 0.719, nilai korelasi ini menunjukkan > t tabel atau -t hitung < -t tabel maka hasilnya
bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu signifikan dan berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
motivasi kerja (X1) dan kemampuan kerja (X2) Sedangkan jika t hitung < t tabel atau -t hitung > -t
dengan Kinerja karyawan termasuk dalam tabel maka hasilnya tidak signifikan dan berarti H0
kategori kuat karena berada pada selang 0,6 – 0,8. diterima dan H1 ditolak. Hasil dari uji t dapat
Hubungan antara variabel bebas yaitu motivasi dilihat pada Tabel 4.
kerja (X1) dan kemampuan kerja (X2) dengan
Kinerja karyawan bersifat positif, artinya jika Tabel 4. Hasil Uji t / Parsial
Coeffici entsa
variabel bebas semakin ditingkatkan maka Kinerja
Unstandardized Standardized
karyawan juga akan mengalami peningkatan. Coef f icients Coef f icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.601 5.044 .516 .608
Pengujian Hipotesis X1 .720 .239 .285 3.014 .004
X2 1.234 .221 .528 5.578 .000
Pengujian hipotesis merupakan bagian a. Dependent Variable: Y
penting dalam penelitian, setelah data terkumpul
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2012.
dan diolah. Kegunaan utamanya adalah untuk
menjawab hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil sebagai
berikut :
Hipotesis I (F test / Serempak) a. t test antara X1 (motivasi kerja) dengan Y
Pengujian F atau pengujian model (Kinerja karyawan) menunjukkan t hitung =
digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari 3,014. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db
analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata residual = 74) adalah sebesar 1,993. Karena t
lain model yang diduga tepat/sesuai atau tidak. hitung > t tabel yaitu 3,014 > 1,993 atau nilai
Jika hasilnya signfikan, maka H0 ditolak dan H1 signifikasi t (0,004) < α = 0.05 maka
diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak signifikan, pengaruh X1 (motivasi kerja) terhadap
6
Kinerja karyawan adalah signifikan. Hal ini PLN (Persero) Malang secara keseluruhan sudah
berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga berjalan baik. Sesuai dengan penelitian di PT.
dapat disimpulkan bahwa Kinerja karyawan PLN (Persero) Malang yang menunjukkan bahwa
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh kemampuan kerja memiliki kontribusi paling
motivasi kerja atau dengan meningkatkan besar terhadap kinerja karyawan. Hasil ini sesuai
motivasi kerja maka Kinerja karyawan akan dengan pendapat Keith Davis dalam
mengalami peningkatan secara nyata. Mangkunegara (2005:67) menjelaskan “bahwa
b. t test antara X2 (kemampuan kerja) dengan Y dengan memiliki tingkat pendidikan yang
(Kinerja karyawan) menunjukkan t hitung = memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
5,578. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan
residual = 74) adalah sebesar 1,993. Karena t lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan”.
hitung > t tabel yaitu 5,578 > 1,993 atau nilai Hal ini berarti semakin baik kemampuan kerja
signifikasi t (0,000) < α = 0.05 maka yang dimiliki oleh setiap karyawan maka akan
pengaruh X2 (kemampuan kerja) terhadap membentuk kinerja yang baik bagi karyawan.
Kinerja karyawan adalah signifikan pada Kemampuan fisik yang baik seperti cekatan dan
alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 memiliki stamina yang baik dalam bekerja dan
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan intelektual seperti memiliki daya
Kinerja karyawan dapat dipengaruhi secara ingat yang kuat dan pemahaman yang baik akan
signifikan oleh kemampuan kerja atau dengan kebijakan-kebijakan perusahaan. Nilai mean X2
meningkatkan kemampuan kerja maka sebesar 4,02 dapat dikatakan baik. Dengan
Kinerja karyawan akan mengalami demikian karyawan PT. PLN (Persero) Malang
peningkatan secara nyata. telah memiliki kemampuan kerja yang baik,
Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan sehingga berdampak positif terhadap kinerja
bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang mereka sendiri.
signifikan terhadap Kinerja karyawan secara Variabel kinerja karyawan (Y) dengan item
simultan dan parsial, dari sini dapat diketahui hasil kerja sesuai dengan standar perusahaan, hasil
bahwa kedua variabel bebas tersebut yang paling kerja lebih banyak dari rekan kerja lain, adanya
dominan pengaruhnya terhadap Kinerja karyawan tingkat hasil kerja yang semakin baik, adanya
adalah Kemampuan Kerja karena memiliki nilai hasil kerja yang teliti, ketepatan waktu dalam
koefisien beta dan t hitung paling besar. menyelesaikan suatu pekerjaan, kedatangan di
kantor dengan tepat waktu, adanya kendali diri
Pembahasan yang baik, karyawan memiliki inisiatif dalam
Dari hasil analisis data sebelumnya, maka melakukan pekerjaannya, adanya sikap
dapat diketahui bahwa variabel kemampuan kerja keterbukaan antar karyawan, adanya dukungan
(X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja antar rekan kerja. Nilai mean variabel Y 4,01, hal
karyawan (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ini menunjukkan skor baik. Hasil penelitian ini
kemampuan kerja (X2) mempunyai kontribusi juga menunjukkan besarnya kontribusi variabel
yang besar dalam meningkatkan kinerja karyawan motivasi kerja (X1) sebesar 0,720 dan variabel
(Y). Variabel motivasi (X1) di PT. PLN (Persero) kemampuan kerja (X2) sebesar 1,234. Secara
Malang terdapat 6 item yaitu Gaji yang diberikan simultan variabel motivasi kerja (X1) dan
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, adanya kemampuan kerja (X2) memberikan kontribusi
rasa aman dalam bekerja, adanya hubungan yang sebesar 51,8%. Berdasarkan penelitian ini pula
baik dengan atasan, adanya hubungan yang baik dari kedua variabel yang diteliti yaitu motivasi
dengan teman kerja, adanya kesempatan untuk kerja dan kemampuan kerja yang mempunyai
bekerja lebih baik, adanya jaminan untuk pengaruh dominan adalah variabel kemampuan
pengembangan karir. Hal tersebutlah yang dapat kerja.
menciptakan motivasi karyawan dengan
pekerjaanya sehingga dapat selalu meningkatkan KESIMPULAN DAN SARAN
kinerja sehingga nantinya diharapkan tidak Kesimpulan
berfikir untuk keluar dari perusahaan. Dilihat pada Berdasarkan pada penghitungan analisis
Nilai mean X1 sebesar 4,10 hal ini berarti skor regresi linier berganda, dapat diketahui : Pengaruh
berada pada asumsi penelitian yang baik. secara simultan (bersama-sama) variabel Motivasi
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Kerja dan Kemampuan Kerja terhadap Kinerja
kemampuan kerja berpengaruh terhadap kinerja Karyawan dilakukan dengan pengujian F-test.
karyawan. Variabel kemampuan kerja (X2) di PT. Dari hasil analisis regresi linier berganda

7
diperoleh nilai Fhitung sebesar 39,708, sedangkan cekatan karena jobdesk yang cukup banyak baik di
Ftabel pada taraf signifikan 0,05 menunjukan nilai dalam kantor maupun di lapangan. Upaya untuk
sebesar 3,120. Hal tersebut berarti Fhitung lebih meningkatkan kemampuan kerja karyawan yaitu
besar dari Ftabel sehingga Ho ditolak dan Ha bisa dengan cara rutin mengadakan program-
diterima, yang berarti variabel bebas mempunyai program pelatihan sehingga kinerja karyawan
pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap sedikit demi sedikit akan meningkat.
Kinerja karyawan. Sehingga dapat disimpulkan Selain variabel motivasi kerja dan variabel
bahwa pengujian terhadap hipotesis yang kemampuan kerja, masih banyak faktor lain yang
menyatakan bahwa adanya pengaruh secara juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Oleh
bersama-sama (simultan) variabel bebas terhadap karena itu, penulis menyarankan kepada peneliti
variabel Kinerja karyawan dapat diterima. yang lain agar menggunakan atau menambah
Untuk mengetahui pengaruh secara individu variabel yang lain seperti peluang (opportunity)
(parsial) variabel bebas (Motivasi kerja (X1) dan yang dapat dirumuskan dengan persamaan P = f
Kemampuan kerja (X2)) terhadap Kinerja (m x a x o). Dengan adanya penambahan variabel
karyawan dilakukan dengan pengujian t-test. lainnya dapat menghasilkan penelitian-penelitian
Berdasarkan pada hasil uji didapatkan bahwa yang akan memberikan informasi ilmiah yang
kedua variabel mempunyai pengaruh signifikan lebih lengkap, mendalam dan teruji yang pada
terhadap Kinerja karyawan yaitu motivasi kerja akhirnya akan dapat memajukan bidang akademik
dan kemampuan kerja. atau dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan
bahwa variabel Kemampuan kerja mempunyai DAFTAR PUSTAKA
nilai t hitung dan koefisien beta yang paling besar. Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian:
Sehingga variabel Kemampuan kerja mempunyai Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi VI.
pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan Jakarta: Rineka Cipta.
variabel yang lainnya maka variabel Kemampuan As’ad, M. 2008. Psikologi Industri (Seri Ilmu
kerja mempunyai pengaruh yang dominan Sumber Daya Manusia). Edisi Ke-empat,
terhadap Kinerja karyawan. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta : Liberty
Besarnya proporsi variabel motivasi kerja Yogyakarta.
dan kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan Bernardin, H. John, & Russel, E.A. 1993. Human
sebesar 51,8% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor Resources Management, An Experiental
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Approach, Mc Graw Hill International
Editions, Mac Graw Hill Book Co.
Saran Singapore.
Perusahaan hendaknya dapat lebih Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen
memperhatikan motivasi kerja setiap karyawan, Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
mengingat PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar.
Timur APJ Malang ini bergerak di bidang jasa Terjemahan oleh Sumarno Zain. Jakarta:
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat Erlangga.
luas. Perhatian yang diberikan Perusahaan ada Handoko, T. Hani.2001. Manajemen Personalia
baiknya dilakukan terus menerus terutama dalam dan Sumber Daya Manusia. Edisi kedua.
hal keberadaan (Existence) dan pertumbuhan Yogyakarta : BPFE.
(Growth), untuk mengetahui tingkat kebutuhan Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Manajemen
masing-masing karyawan dan memberikan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
peluang pengembangan karir yang akan Hasan, Iqbal M. 2002. Pokok-pokok Materi
memotivasi pribadi karyawan secara optimal. Dari Metodologi Penelitian & Aplikasinya.
hal-hal tersebut maka dapat diketahui apa yang Jakarta: Ghalia Indonesia.
harus diberikan perusahaan untuk meningkatkan Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Organisasi dan
motivasi kerja karyawan. Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Diharapkan pihak perusahaan dapat Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
mempertahankan serta meningkatkan Kemampuan http://kinerja-
kerja, karena selain variabel Kemampuan kerja staff.blogspot.com/2007/05/mebangun-
mempunyai pengaruh yang dominan dalam kinerja-melalui-motivasi-kerja.html, diakses
mempengaruhi Kinerja karyawan, di PT. PLN pada tanggal 12 September 2012.
(Persero) Distribusi Jawa Timur APJ Malang ini Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan
sangat dibutuhkan karyawan yang ulet dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

8
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Cetakan Keenam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nimran, Umar. 2009. Perilaku Organisasi.
Cetakan Pertama. Sidoarjo: Laros.
Riniwati, Harsuko. 2011. Mendongkrak Motivasi
dan Kinerja Pendekatan Pemberdayaan
SDM. Cetakan Pertama. Malang: UB Press.
Rivai, Veithzal & Ella Jauvani Sagala. 2010.
Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi
Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge. 2008.
Perilaku Organisasi Organizational
Behavior. Jakarta: Salemba Empat.
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Cetakan ketiga. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sigit, Soehardi. 2003. Esensi Perilaku
Organisasional. Yogyakarta: BPFE UST.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi (Ed). 2006.
Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Cetakan Kelimabelas. Bandung: CV.
Alfabeta.
Supranto, J. 2000. Statistik teori dan Aplikasi.
Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga
Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Cetakan
Keempat. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Winardi. 2002. Motivasi & Pemotivasian dalam
Manajemen.Cetakan Kedua. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Вам также может понравиться