Вы находитесь на странице: 1из 27

BAB III

ANALISA SITUASI

A. Analisa Situasi Ruangan


1. Profil Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda terletak di

jalan Palang Merah Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu. Rumah Sakit Umum

Daerah Abdul Wahab Sjahranie sebagai Top Referal dan sebagai rumah sakit kelas A
satu-satunya di Kalimantan Timur terhitung mulai bulan Januari 2014. Rumah Sakit

Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda saat ini sebagai wahana

pendidikan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman juga Program

Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS I) Bedah, selain itu berbagai institusi pendidikan

baik pemerintah maupun swasta juga bekerja sama dengan Perguruan tinggi
kesehatan yang ada di Kalimantan Timur. Gambaran visi dan misi Rumah Sakit Umum

Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

2. Visi, Misi, Motto, Falsafah, Tujuan dan Budaya Kerja

a. Visi

Menjadi rumah sakit dengan pelayanan bertaraf internasional 2018.


b. Misi

1) Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Berstandar Internasional.

2) Mengembangkan RS sebagai Pusat Pendidikan dan penelitian dibidang

kedokteran dan kesehatan.


c. Motto
BAKTI :

(B)ersih

(A)man

(K)ualitas
(T)ertib

(I)novatif
d. Falsafah
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam pelayanan kesehatan,

pendidikan dan penelitian

e. Tujuan
1) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya di rumah
sakit.

2) Meningkatkan mutu pelayanan medis dan non medis di rumah sakit.

3) Memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat secara


professional.

4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

5) Meningkatkan disiplin dan tata tertib pelaksanaan rumah sakit

f. Budaya Kerja

Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie adalah Taman Bunga kita


Kepentingan Pasien adalah yang utama Mensenergikan pelayanan , Pendidikan

dan Penelitian Insan Profesional Insan Beretika Tinggi Organisasi pembelajar

Melihat dengan sistem.

Program unggulan, sikap dan jenis pelayanan di Rumah Sakit Umum

Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda meliputi :

a. Program unggulan : Pelayanan jantung, revolving fund system, subsidi


silang, mother and baby hospital dan bisnis strategi

b. Sikap : Senyum, Sapa, Salam, dan Ucapan terima kasih.

c. Jenis pelayanan meliputi 34 macam pelayanan yaitu : poli kebidanan dan

kandungan, poli penyakit dalam, poli anak, poli bedah umum, poli bedah
tulang, poli bedah syaraf, poli bedah urologi, poli syaraf, poli penyakit kulit
dan kelamin, poli paru, poli THT, poli mata, poli jantung, poli laktasi, poli

khusus karyawan, rehabilitasi medik, instalasi gawat darurat, radiologi : USG

C-T Scan, hyperthermia, MRI, angiografi, patologi klinik, patologi anatomo,

hemodialisa, instalasi kedokteran, kehakiman, instalasi farmasi, rujukan


spesialis ke rumah sakit tipe C dan D, puskesmas, layanan pavilion teratai,

layanan pavilion sakura, ambulance 118 emergency dan layanan kesehatan


diluar rumah sakit.
Rumah Sakit Umum ini dibangun tahun 1933, kepunyaan kerajaan Kutai
(Landschap = Kerajaan, sehingga diberi nama Landschap Hospital) terletak

di Juliana atau Emma Straat (sekarang jalan Gurami). Sesuai dengan tuntutan

perkembangan kebutuhan, Rumah Sakit Umum dipindahkan dari Selili ke


jalan Dr. Soetomo (Lokasi Dekong) pada 12 November 1977, yang tahap
pertama dimulai dengan pemindahan poliklinik (rawat jalan) lebih dahulu.

Para pemimpin Rumah Sakit Umum pada Zaman Penjajahan Belanda

1. Dr. Gober ( 1933 – 1935 )


2. Dr. Hoffan ( 1935 – 1938 )

3. Dr. R. Soewardji Prawiroharjo ( 1938 – 1942 )

Dr. R. Soewardji Prawiroharjo inilah yang memimpin dan menjalankan

Rumah Sakit Umum sebagai dokter tunggal pada saat-saat akhir penjajahan

Belanda dan beliau pula merupakan orang Indonesia pertama yang


memimpin Rumah Sakit Umum, sedangkan dua orang dokter sebelumnya

adalah dokter Belanda dan Indo-Belanda. Dr. R. Soewardji Prawiroharjo tetap

melaksankan tugas-tugasnya sebagai dokter pada zaman pendudukan

Jepang (tahun 1942 – 1945).

Pelayanan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie

Samarindaadalah Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur


dan merupakan Rumah Sakit Rujukan tertinggi di Kalimantan Timur. Saat ini

permintaan akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal ini tidak

terlepas dari semakin meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai

pentingnya kesehatan dan juga adanya upaya dari manajemen Rumah Sakit
UmumDaerah Abdul Wahab Sjahranie untuk memperbaiki kualitas
pelayanan terhadap masyarakat. Untuk Pelayanan kesehatan spesialistik,

sudah tersedia 42 ( Poli Klinik Spesialis di yang diharapkan pula dapat

memberikan layanan kesehatan paripurna. Semua pelayanan di Poliklinik ini

dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status


sosial pasien. Demikian pula untuk perawatan diruangan rawat inap yang

terdiri dari kelas I,II,III, sampai kelas Eksekutif dimana jumlah tempat tidur
yang digunakan saat ini berjumlah 828 (Delapan Ratus Dua Puluh Delapan)
yang diharapkan dapat menampung masyarakat yang akan menggunakan
fasilitas rawat inap. Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu pintu masuk
dan sebagai ujung tombak pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul

Wahab Sjahranie maka penilaian terhadap kinerja dan kualitas pelayanan

haruslah selalu dilakukan untuk melihat perbaikan ataupun kekurangan baik


dalam hal fasilitas maupun sumber daya manusia sehingga pelayanan prima
di IGD dapat dirasakan oleh masyarakat. Hal ini juga tentu terkait dengan

pelayanan di instalasi atau unit lain yang saling terkait baik secara langsung

maupun tidak langsung.


Jenis pelayanan yang terdapat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda berdasarkan standar KEMENKES No.

340/MENKES/PER/III/2010 sebagai berikut :

a. Pelayanan Medik Umum

1) Pelayanan Medik Dasar


2) Pelayanan Medik Gigi dan Mulut

3) Pelayanan KIA/KB

4) Pelayanan Gawat Darurat (pelayanan buka 24 jam dan 7 hari seminggu)

b. Pelayanan Medik Dasar

1) Penyakit Dalam

2) Kesehatan Anak
3) Bedah

4) Obstetri dan Ginekologi

c. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik

1) Radiologi
2) Patologi Klinik
3) Anesitesiologi

4) Rehabilitasi Medik

5) Patologi Anatomi

d. Pelayanan Medik Spesialis Lain


1) Mata

2) Telinga Hidung Tenggorokan


3) Syaraf
4) Jantung dan Pembuluh Darah
5) Kulit dan Kelamin
6) Kedokteran Jiwa

7) Paru

8) Orthopedi
9) Urologi
10) Bedah Syaraf

11) Kedokteran Forensik

e. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut


1) Bedah Mulut

2) Konservasi/Endodonsi

3) Orthodonti

4) Prosthodonti

5) Pedodonsi
f. Pelayanan Medik Subspesialis

1) Bedah

2) Penyakit Dalam

3) Penyakit Anak

4) Obstetri dan Ginekologi

5) Jantung dan Pembuluh Darah


6) Bedah Syaraf

g. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan

1) Asuhan Keperawatan

2) Asuhan Kebidanan
h. Pelayanan Penunjang Klinik
1) Perawatan Intensif

2) Pelayanan Darah

3) Gizi

4) Farmasi
5) Sterilisasi Instrumen

6) Rekam Medik

i. Pelayanan Penunjang Non Klinik


1) Laundry/Linen
2) Jasa Boga/Dapur

3) Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas

4) Pengelolaan Limbah
5) Gudang
6) Ambulance

7) Komunikasi

8) Kamar Jenazah
9) Pemadam Kebakaran

10) Pengelolaan Gas Medik

11) Penampungan Air Bersih

j. Pelayanan Keperawatan

1) Instalasi Logistik Keperawatan


2) Instalasi Asuhan Keperawatan

3) Instalasi Sterilisasi dan Loundry

Instalasi Rawat Inap (IRNA) Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab

Sjahranie telah menyediakan 828tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan

seluruh lapisan masyarakat dari pelayanan rawat inap kelas 3 hingga super VIP

dengan mengupayakan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat.

1. Pelayanan Rawat Inap Kelas III berjumlah 428 Tempat Tidur

2. Pelayanan Rawat Inap Kelas II berjumlah 50 Tempat Tidur

3. Pelayanan Rawat Inap Kelas I Berjumlah 74 Tempat Tidur

4. Pelayanan Rawat Inap VIP berjumlah 151 Tempat Tidur


Terdapatnya Ruang Perawatan Khusus :

1. Ruang Stroke Center

2. Ruang Kemoterapi

3. Ruang Bayi (BOX), Anak, Dewasa, Kebidanan dan Kandungan.


Selain itu Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie juga memiliki

ruang perawatan intensif (ICU, HCU,ICCU, PICU dan NICU), Instalasi bedah Sentral
yang memiliki 19 kamar operasi elektif, 4 kamar Operasi Emergency dan 4 Kamar,
sehingga jumlah seluruh kamar operasi 27 kamar yang disiapkan khusus untuk
Bedah Tulang, Bedah Syaraf, Bedah Kebidanan, dan Bedah Urolog, Bedah THT,
Gigi Mulut, Mata dan Jantung. Kegiatan operasi yang dikerjakan dari kasus Elektif
dan Cyto, Unit Hemodialysa, Unit Endoscopy, dan Unit Medical Check Up (MCU).

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie juga di dukung oleh

sarana dan prasana peralatan medis pendukung yang memadai antara lain:
1. MRI
2. MSCT 64 Slice

3. CT Scan

4. X – Ray Unit (Radiologi)


5. X – Ray Unit ( Fluroskopi)

6. X – Ray Panoramic

7. X – Mammografi

8. CATHLAB

9. CATHLAB Angiografi
10. USG 4 Dimensi

11. CR ( Computer Radiography )

12. Alat Radioterapi

13. Laser Urologi

14. Laser Kulit

15. Laparoskopi
16. Anasthesia Mechine

17. Phaco Emulsification

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie juga memiliki

pelayanan unggulan yang di berikan kepada masyarakat antara lain,


pelayanan kardiologi (ECHO 3 Dimensi), Unit kateterisasi jantung, Bedah
jantung terbuka, Stroke Center.

3. Profil Ruang Flamboyan

a. Profil ruangan

Ruang Flamboyan merupakan bagian dari instalasi rawat inap Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Ruang Flamboyan

menggunakan metode TIM pada shift pagi sedangkan pada shift sore dan
malam menggunakan penanggung jawab shift, dimana pada shift pagi pasien
yang dirawat inap di kelola oleh dua tim yaitu tim 1 dan tim 2. Ruang Flamboyan
memiliki kapasitas 11 kamar dengan memiliki 49 tempat tidur . Dalam
pembagiannya tim 1 meliputi kamar ISO terdiri dari 2 bad , kamar 2001 terdiri

dari 5 bad , kamar 2002 terdiri dari 5 bad , kamar 2003 terdiri dari 5 bad, kamar

2004 terdiri dari 5 bad , dan kamar 2005 terdiri dari 5 bad, sedangkan pada tim
2 meliputi kamar 3001 terdiri dari 5 bad , kamar 3002 terdiri dari 5 bad , kamar
3003 terdiri dari 5 bad ,kamar 3004 terdiri dari 5 bad , dan kamar 3005 terdiri

dari 2 bad.

b. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah adalah :

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses

pelayanan, keadaan inventaris ruangan dan penerapan model asuhan

keperawatan yang digunakan.


2) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, Clinical care manager, Ketua

Tim untuk mengumpulkan data tentang fungsi manajemen keperawatan di

Ruang Flamboyan.

3) Studi Dokumentasi

Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik


pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen

ruangan, prosedur tetap ruangan dan inventaris ruangan, Standar

Operasional Prosedur (SPO), Standar Asuhan Keperawatan (SAK) serta

dokumen-dokumen lain yang terkait dengan pemberian asuhan


keperawatan.
4) Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan

keperawatan, tingkat kepuasan perawat, kinerja Clinical Care Manager

(CCM), Kinerja Karu, Kinerja Katim, Kinerja Perawat Pelaksan serta untuk
mengetahui kepuasan kerja perawat pelaksana dan pada pasien safety.

5) Studi Kepustakaan
Berasal dari literatur yang memiliki materi manajemen keperawatan
mencakup pengolahan sistem manajemen rumah sakit.
B. ANALISA HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN RUANGAN

1. Sumer Daya Manusia (M1- Man)

a. Struktur Organisasi Ruang Flamboyan dipimpin oleh 1 kepala ruang serta


didampingi oleh 1 orang CCM (Clinical Care Manager), 2 orang ketua Tim dan
26 orang perawat pelaksana.

b. Tenaga Keperawatan

1) Jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jenis kelamin kepegawaian


Tabel 3.1

Distribusi frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin Pegawai

Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda Tahun 2019

Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

Laki – Laki 7 25

Perempuan 21 75

Total: 28 100

Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019

Dari data tabel 3.1 ditemukan banyaknya perawat yang bertugas

di ruang Flamboyan adalah berjenis kelamin perempuan hal ini


dikarenakan bahwa tenaga perawat yang mendaftar lebih banyak

perempuan di bandingkan dengan yang laki – laki, selain itu perawat

perempuan yang mendaftar juga memiliki kompetensi yang lebih baik

dari yang berjenis kelamin laki-laki.

2) Jumlah tenaga berdasarkan status kepegawaian


Tabel 3.2

Distrubisi Frekuensi Berdasarkan Daftar Status Kepegawaian Ruang

Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda Tahun 2019

Status Kepegawaian Jumlah Persentase (%)


42,8
Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 12

Honorer 16 57,2

Total : 28 100

Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019

Dari tabel 3.2 ditemukan banyaknya perawat yang bertugas di

ruang Flamboyan berstatus honorer hal dikarenakan belum adanya


pengangkatan pegawai negeri sipil.

3) Jumlah tenaga berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel. 3.3

Jumlah Tenaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum DaerahAbdul Wahab Sjahranie


Samarinda Tahun 2019

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Ners 5 17,8

DIII Keperawatan 23 82,2

Total: 28 100

Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019


Dari tabel 3.3 ditemukan banyaknya perawat yang bertugas di

ruang Flamboyan berpendidikan DIII Keperawatan hal ini dikarenakan

pada saat penerimaan tenaga perawat lulusan DIII Keperawatan lebih

banyak dari pada tingkat pendidikan Ners.


4) Jumlah tenaga non-keperawatan
Tabel 3.4

Jumlah Tenaga Keperawatan dan Non Keperawatan

di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum DaerahAbdul Wahab Sjahranie


Samarinda Tahun 2019

Jabatan Jumlah Persentase ( % )

Administrasi 2 25

POS 2 25

Cleaning Service 4 50

Total 8 100

Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019

Dari tabel 3.4 ditemukan banyaknya tenaga kerja non medis yang

bertugas di ruang Flamboyan yaitu ada 2 orang Administrasi, 2 POS dan


4 Orang Cleaning Service.

5) Jumlah tingkat ketergantungan

Tabel 3.5

Jumlah tingkat ketergantunganpasien

di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie


Samarinda 20 Mei 2019

Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah klien Persentase

(%)

Minimal 17 56,6

Parsial 9 30

Total 4 13,4

Jumlah 30 100

Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019


Dari data diatas didapatkan bawa pada tanggal 29 Mei 2018 sebagian
besar pasien mempunyai tingkat ketergantungan minimal dengan jumlah 17

pasien dengan presentasi 56,6 %

Tabel 3.6

Jumlah tingkat ketergantungan pasien

di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab


Sjahranie Samarinda 21 Mei 2019

Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah klien Persentase

(%)

Minimal 16 44,4

Parsial 16 44,4

Total 4 11,2

Jumlah 36 100

Sumber Data Ruang Flamboyan 2019

Dari data diatas didapatkan bahwa pada tanggal 21 Mei 2019 pasien yang
memiliki ketergantungan minimal dan parsial memiliki jumlah pasien yang sama
yaitu 16 pasien dengan presentasi 44,4 %.

Tabel.3.7
Jumlah tingkat ketergantungan pasien

di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum DaerahAbdul Wahab Sjahranie

Samarinda 22 Mei 2019

Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah klien Persentase

(%)

Minimal 14 41,2
Parsial 16 47

Total 4 11,8

Jumlah 34 100

Sumber Data Ruang Flamboyan 2019


Dari data diatas didapatkan bawa pada tanggal 22 Mei 2019 sebagian

besar pasien mempunyai tingkat ketergantungan parsial dengan jumlah pasien

16 pasien dengan presentasi 47 %.


Tiap unit bangsal harus mempunyai perencanaan sistem ketenagaan
keperawatan untuk melaksanakan kebutuhan pelayanan setiap shift kebutuhan

staff keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari tenaga keperawatan setiap
unit atau bangsal, sesuai dengan kebijakan rumah sakit yang menentukan :

a) Jumlah hari dalam 1 tahun = 366 hari


b) Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun :

(1) Jumlah hari minggu : 52 hari


(2) Jumlah hari libur nasional : 17 hari

(3) Jumlah cuti pertahun : 14 hari

Total hari libur kerja non efektif adalah : 83 hari

c) Perhitungan jumlah jam kerja pertahun

(1) Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun – jumlah hari kerja non efektif
dalam 1 tahun = 366 – 83 = 283 hari

(2) Jumlah minggu = 283 : 7 = 40,2 = 40

(3) Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun = 40 minggu x 40 jam = 1.600
jam
d) Data Rekam Medik 2018

(1) Hari perawatan : 13963


(2) Jumlah tempat tidur : 49

(3) Jumlah pasien masuk di Ruang flamboyan :


6) Jumlah kebutuhan tenaga perawat

a) Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Ilyas


A x B x 365
255 x Jam Kerja /hr
Keterangan :
A = Jumlah jam perawatan / 24 jam

B = Sensus harian BORx TT

365 = Jumlah hari kerja selama setahun


283 = Hari kerja efektif perawat pertahun
8 x (73% x 52)x 366
=
(283 x 8)

8 x (37,96)x 366 111,146


= =
2264 2264

=49,09 orang = 49 orang

Hari libur/cuti/hari besar (Loss day)


Rumus :

Jumlah minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar

Jumlah hari kerja efektif setahun x Jumlah perawat yg ada

52 + 14 + 17
𝑥 49,09 = 14,39 orang
283
Faktor koreksi 20%

49,09 x 20% = 9,8 orang

Jadi total tenaga yang dibutuhkan di ruang Flamboyan adalah

49,09 + 14,39+ 9,8 = 37,11 = 73 orang


Dari hasil wawancara dan observasi selama 3 hari, didapatkan jumlah

tenaga yang ada di ruangan Flamboyan adalah 28 orang sudah termasuk


dengan kepala ruangan dan CCM . Kebutuhan perhitungan tenaga perawat

dan penambahan tenaga perawat dilakukan oleh bidang keperawatan,


tenaga perawat masih kurang ditambah lagi cuti 2 orang,sehingga tenaga

keperawatan yang efektif saat ini berjumlah 24 orang.

Dari hasil perhitungan berdasarkan metode Ilyas didapatkan jumlah

tenaga perawat yang ideal di ruang Flamboyan adalah 73 orang. Jumlah

tenaga yang ada di ruang Flamboyan adalah 28 orang.Jadi kekurangan


tenaga di ruang Flamboyan adalah 47 orang

b) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)BOR


menurut Huffman (1994) adalah “ The ratio of patient service days to

inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan


menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur

pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi


rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter

BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,2005)

Rumus :

jumlah hari perawatan


x 100%
(jumlah tempat tidur x 1 periode)

13963
= x 100%
52 x 366

13963
= x100%
19032

=0,73x100% = 73%(Ideal)

Dari hasil perhitungan data 1 tahun didapatkan nilai BOR sebanyak 73%

sehingga dapat dilihat bahwa persentase pemakaian tempat tidur tahun


2018 adalah ideal.

c) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of
impatient discharged during the period under consideration”. ALOS
menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini di samping memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu

pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara

6-9 hari (Depkes,2005)


Rumus ALOS :
(jumlahlamadirawat)
=
(jumlah pasienkeluar(hidup+mati))

13963
= (1347)

= 10,36 = 10 hari

Dari hasil perhitungan data dalam 1 tahun didapatkan bahwa nilai ALOS

adalah 10 hari sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata lama rawat

seseorang diruangan Flamboyan sudah memenuhi nilai ideal pada tahun

2019.

d) TOI ( Turn Over Interval = Tenggang Perputaran )

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur

tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini

memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya

tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1 – 3 hari.

Rumus TOI :
(jumlah tempat tidur x periode) − hari perawatan
(jumlah pasien keluar(hidup + mati))

(52 𝑥 366 )−13963


= (1347)

19032−13963
=
1347

5069
=
1347

=3,76 hari

Dari hasil perhitungan data 1 tahun didapatkan nilai TOI 3,76 hari

sehingga, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati telah sesuai standar ideal yaitu dikisaran 1-3 hari.

e) BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur )

BTO menurut Huffman (1994) adalah “The net effect of changed in


occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun
satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus :
jumlah pasien di rawat (hidup + mati)
(jumlahtempattidur)

13963
= 268,51 kali
52

Dari perhitungan data didapatkan nilai BTO sebesar 268,51 kali


sehingga dapat disimpulkanbahwa frekuensi tempat tidur pada 1 tahun

adalah melebihi dari ideal.

2. Sarana dan Prasarana ( M2 – Material )

a. Lokasi dan denah ruangan


Proses penerapan praktikan Manajemen keperawatan mahasiswa

Program Profesi Ners STIKES Wiyata Husada Samarinda, mengambil

tempat di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab

SjahranieSamarinda.

b. Peralatan dan Fasilitas


1) Data Tempat Tidur Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan gambaran tempat tidur di


Ruang Flamboyan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.8

Berdasarkan Jumlah Tempat TidurDi Ruang Dahlia

RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019

TIM 1 TIM 2

Kamar Jumlah tempat Kamar Jumlah Bed

tidur

2001 5 tempat tidur 3001 5 tempat tidur

2002 5 tempat tidur 3002 5 tempat tidur

2003 5 tempat tidur 3003 5 tempat tidur


2004 5 tempat tidur 3004 5 tempat tidur

2005 5 tempat tidur 3005 2 tempat tidur

ISO 2 tempat tidur

Jumlah total tempat tidur tim 1 + tim 2 = 27 + 22 = 49 tempat tidur

Berdasarkan tabel di atas total jumlah bed di Ruang Flamboyan

= 49 tempat tidur dan setiap kamar mendapatkan fasilitas yang sama.

2) Sarana dan Prasarana untuk pasien

Tabel. 3.9
Daftar Fasilitas Untuk Pasien Di ruang Flamboyan

RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019

KETERANGAN
NO NAMA ALAT JUMLAH KONDISI ALAT

BAIK RUSAK

1 AC 22 21 1 Rusak

2 Bunga - - -

3 Bel - - -

4 Bantal 30 30 -

5 Cermin 2 2 -

6 Dorongan O2 Kecil 4 4 -

7 Ember Besar 2 2 -

8 Ember Tampung Urine 1 1 -

9 Gayung 6 6 -

10 Jam Dinding 1 1 -
11 Kipas angin dinding 2 2 -

12 Kipas angin berdiri - - -

13 Kursi pasien 37 37 -

14 Kursi petugas/stenlis pjg/rapat 15/1/7 15/1/7 -

15 Kursi Roda 5 3 2 Rusak tdk dpt


dipakai

`6 Kulkas/Kulkas Obat 1/1 1/1 -

17 Keset 10 10 -

18 Komputer 2 2 -

19 Lemari Arsip 5 5 -

20 Lemari Obat 2 2 -

21 Lemari Kelontongan 1 1 -

22 Lemari Pasien 50 50 -

23 Lemari Tenun 1 1 -

24 Lemari Instrumen 1 1 -

25 Lemari Loker 3 3 -

26 Lampu emergensi - - -

27 Lampu Sorot - - -

28 Meja Tulis 1 1 -

29 Meja Konter 2 2 -

30 Matras Dewasa 3 3 -

31 Papan WB 4 4 -

32 Senter / Sepeda 2/1 2/1 -

33 Sampiran kain - - -

34 Tempat Tidur Biasa 47 47 -

35 Televisi - - -

36 Telepone 2 2 -

37 Tempat Sampah Injak 1 1 -

38 Tempat Sampah Tutup 9 9 -


39 Troli Obat / Visite - - -

40 Troli Balut 2 2 -

41 Troli Suntik 1 1 -

42 Troli Cucian bersih\kotor 1/1 1/1 -

43 Troli Seka 3 3 -

44 Waskom Seka 4 4 -

45 Tempat Sampah Medis 2 2 -

46 Tempat Sampah Non Medis 10 10 -

47 Tempat sampah Kuning Injak 4 4 -

48 Troli Obat Emergency 1 1 -

Sumber Data Ruang Flamboyan 2019


3) Peralatan dan sarana kesehatan

Table 3.10

Daftar Peralatan dan Sarana Kesehatan Di Ruang Flamboyan RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019


KONDISI ALAT
NO NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN
BAIK RUSAK

1 Ambubag Dewasa 1 1 -

2 Alat Periksa Gula Darah 2 2 -

3 Bengkok 2 2 -

4 Bak Instrumen Besar - - -

5 Bak Instrumen Sedang - - -

6 Bak Instrumen Kecil - - -

7 Bak Kaca - - -

8 Buli-buli Panas 6 6 -

9 BMP Set/Veni leight -/1 -/1 -

10 Brangkar 2 2 -

11 Blood Warmer 1 1 -

12 Escap 2 2 -
13 E K G/Monitor Bed 1/- 1/- -

14 Gunting Verban - - -

15 Gunting Jaringan - - -

16 Gunting up heating - - -

17 Irigator 1 1 -

18 Syringe pump / Infus pump 9/2 9/2 -

19 Korentang + Tempat - - -

20 Kom stenlis kecil - - -

21 Kom stenlis tutup sedang 4 4 -

22 Kasur elektrik/ Kasur HNP 3 3 -

23 Meteran 2 2 -

24 Martil 1 1 -

25 Nebulezer 1 1 -

26 Pispot stenlis 5 5 -

27 Pingset anatomis B/K - - -

28 Pingset sirurgis B / K - - -

29 Regulator tabung 5 5 -

30 Regulator dinding 15 15 -

31 Refleks Harmer 1 1 -

32 Selang O2 / Panel DC Restrain -/1 set -/1 set - Terima tgl


7/12/17

33 Stetoscop 4 4 -

34 Standar Infus 44 40 4

35 Suction Portable 1 1 -

36 Strilisator - - -

37 Set Ganti Verban - - -

38 Tensimeter/Digital/Troli 2/1/2 2/1/2 -

39 Tempat Muntah + tutup 2 2 -

40 Termometer Digital - - -
41 Tromol Besar / Kecil / Sedang - - -

42 Timbangan BB - - -

43 Timbangan BB + TB 1 1 -

44 Tabung O2 Kecil 5 5 -

45 Tang Spatel 4 4 -

46 Urinal Plastik 3 3 -

47 Urinal Stanles 11 11 -

48 Lampu Baca RO 1 1 -

49 USG 1 1 -

50 Pulse Oximetri 1 1 -

Sumber Data Ruang Flamboyan 2019


4) Administrasi Penunjang

Tabel 3.11

Daftar Administrasi Penunjang di Ruang Flamboyan

RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019

Nama Barang Keterangan

Buku obat dan alat Ada

Buku timbang terima Ada

Daftar dinas pegawai keperawatan Ada

Format check list operasi Ada

Format discharge planning Ada

Format IWL Ada

Format konsul dokter Ada

Format pemberian obat Ada

Format pengiriman laboratorium Ada


Format penolakan tindakan Ada

Format permintaan darah untuk transfusi Ada

Format permintaan pemeriksaan radiologi Ada

Formatpersetujuan tindakan pasien Ada

Format persetujuan pulang atas permintaan sendiri Ada

Format rehabilitasi Ada

Format surat kematian Ada

Format visite harian Ada

Jadwal dokter jaga Ada

SOP dan SAK Ada

Dari data pengkajian diatas, alat tersebut telah dimanfaatkan oleh

ruangan secara optimal sesuai dengan kebutuhan pasien. Alat-alat yang

rusak sudah diusulkan dan dalam proses pengadaan. Untuk pemiliharan

alat-alat kesehatan sudah dilaksanakan sesuai dengan program, hal tersebut


terlihat banyaknya alat-alat kesehatan yang dalam kondisi baik. Perawatan

alat sudah berjalan maksimal. Dalam pemilahan sampah medis dan sampah

non medis sudah terpisah dengan baik.

5) Fasilitas untuk petugas kesehatan


a) Ruang kepala ruangan berada pada blok TIM 1 dari pintu utama
Ruang Flamboyan lurus kemudian belok ke kanan dan ruang

kepala ruangan terletak di sebelah kanan antara kamar 2004

dan 2005.

b) Masing-masing tim memiliki Nurse Station yang terpisah,


berada di bagian tengah ruangan.
c) Kamar mandi dan WC jadi satu dengan Nurse station dan

terpisah dari ruangan perawatan.


d) Ruang administrasi bergabung dengan nurse station
e) Ruang konsultasi dokter bergabung dengan ruang pertemuan
f) Ruang pertemuan berada dibelakang nurse station berdepanan

dengan pantry.

g) Gudang berada didekat pintu darurat barat.


h) Ruang alat berada di dalam ruang tindakan.
i) Ruang Spoel Hock terletak di dalam ruang tindakan.

j) Ruang pantry berada di depan ruang pertemuan

k) Ruang obat terletak dibelakang nurse station baik pada TIM 1


maupun TIM 2.

Hasil dari observasi yang ada bahwa letak ruang kepala

ruangan strategis karena bersampingan dengan ruang perawatan .

Kemudian beberapa ruangan sudah digunakan sesuai dengan

fungsinya dan label dari setiap ruangan, tetapi ada beberapa


ruangan seperti ruang pertemuan digunakan sebagai ruang

konsultasi dokter.

6) Fasilitas untuk pasien

a) Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang kelas III

b) Ruang kelas III di lengkapi dengan 5 tempat tidur berisi lemari,

standar infus berdasarkan jumlah tempat tidur, kursi


berdasarkan jumlah tempat tidur, sentral oksigen berdasarkan

jumlah tempat tidur. kecuali ISO yaitu 2 tempat tidur.

c) Kamar mandi dan WC terdapat di dalam ruang masing-masing

ruangan.
d) Kamar dilengkapi dengan satu buah AC dan lampu.
e) Kamar dilengkapi dengan 1 botol hand rub. Namun kadang

kosong.

Berdasarkan hasil observasi ruang kelas III lengkapi dengan 5

tempat tidur berisi lemari, standar infus berdasarkan jumlah


tempat tidur, kursi berdasarkan jumlah tempat tidur, sentral

oksigen berdasarkan jumlah tempat tidur. kecuali ISO yaitu 2


tempat tidur dan difasilitasi lemari APD tersendiri. Kamar mandi
tergabung WC masing–masing 1 tiap ruangan. Masing-masing
kamar tersedia pendingin ruangan (AC).

Masalah :

- Tempat Hands rub banyak yang kosong.


- Tidak terdapat lemari khusus APD pada ruang ISO.

3. Metode asuhan keperawatan ( M3-Method)


a. Penerapan Metode Tim di ruang Flamboyan

Ruang Flamboyan merupakan bagian dari instalasi rawat inap


Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Ruang

Flamboyan menggunakan metode TIM pada shift pagi sedangkan pada

shift sore dan malam menggunakan penanggung jawab shift, dimana


pada shift pagi pasien yang dirawat inap di kelola oleh dua tim yaitu tim
1 dan tim 2. Ruang Flamboyan memiliki kapasitas 11 kamar dengan

memiliki 49 tempat tidur. Dalam pembagiannya tim 1meliputi kamar ISO,


kamar 2001, kamar 2002, kamar 2003, kamar 2004, kamar 2005 dan tim

2 meliputi kamar 3001, kamar 3002, kamar 3003, kamar 3004, kamar

3005. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan ruangan mengacu pada visi

dan misi Rumah Sakit. Tindakan dan asuhan keperawatan yang diberikan

diruangan berdasarkaan SOP dan SAK.


Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga menurut Ilyas, tenaga yang

membantu optimalisasi penerapan metode tim masih kurang.

Berdasarkan hasil wawancara pembagian anggota tim telah ditetapkan

oleh kepala ruangan. Untuk ketua tim ditetapkan secara periode oleh
kepala ruangan.

1) Timbang Terima

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama 3 hari yaitu dari

tanggal 20 Mei – 22 Mei 2019, didapatkan kegiatan timbang terima


dilakukan setiap pergantian shift, yaitu pagi jam 07.30, sore 14.30,

dan malam 21.30. Timbang terima dilakukan oleh perawat yang


selesai jam kerja dan perawat yang masuk shift kerja selanjutnya di
ruang pertemuan perawat dan nurse station. Timbang terima
dilakukan di ruang pertemuan perawat untuk membahas kondisi
klien. Timbang terima mencakup nama pasien, kondisi pasien,
rencana tindakan, dan observasi pada pasien. Selanjutnya perawat

yang akan dinas melakukan validasi data dengan membawa buku

laporan perawat diikuti perawat dinas shift sebelumnya di setiap


ruang perawatan pasien.
Saran dan Usulan: Diharapkan timbang terima dilakukan oleh semua

anggota perawat yang akan berganti dinas dan perawat shift

selanjutnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima (Nursalam, 2013)

a) Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift

b) Dipimpin oleh kepala ruangan atau ketua tim

c) Dilaksanakan oleh semua perawat yang telah dan yang akan

dinas.
d) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis

dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga

kerahasiaan pasien.

e) Overan harus berorientasi pada permasalahan pasien.

f) Pada saat operan di kamar pasien, menggunakan volume suara

yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar


sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia

sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien.

g) Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok

sebaiknya di bicarakan di nurse station.

2) Ronde keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan serta CCM di

Ruang Flamboyan diperoleh informasi bahwa sebagian dari perawat

mengerti tentang ronde keperawatan tapi tidak pernah dilakukan.


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang menjadi kendala

dalam kegiatan ronde keperawatan karena jumlah tenaga perawat


yang tidak sebanding dengan jumlah pasien, dan sulitnya
menentukan kontrak waktu dengan tenaga medis lainnya.
Saran : Diadakan sosialisasi tentang ronde keperawatan kepada
seluruh staff dan dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan.

3) Supervisi Keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dan
CCM dari tanggal 20 Mei – 22 Mei 2019, didapatkan bahwa data

supervisi diruangan dilakukan oleh kepala ruangan dan CCM secara

berkala untuk pagi . Sedangkan kinerja staff sudah memiliki report


masing – masing dan di observasi langsung oleh kepala ruangan dan

CCM.

Saran :

4) Discharge Planningdi ruang Flamboyan dilakukan pada pasien yang

sudah diperbolehkan pulang. Discharge planning dilakukan oleh


perawat. Berdasarkan hasil wawancara, proses dari discharge

planning yang dilakukan dengan cara perawat yang bertugas pada

shift tersebut yang bertugas mengisi dan yang merencanakan

discharge planning kemudian dilaporkan kepada ketua tim. Hasil

observasi didapatkan discharge planning telah diisi. Format

Pengkajian Discharge Planning Ruang Flamboyan.

Вам также может понравиться