Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SEAFOOD
SUSTAINABLE
SEAFOOD
W W F - I N D O N E S I A N AT I O N A L C A M PA I G N
BMP ini adalah panduan praktis yang khusus diterapkan diterapkan dalam
operasi kapal tuna longline, purse seine, jaring insang dan trawl. Sebagian
besar bahan-bahan penyusunannya diambil dari pengalaman tim perikanan
Better Management Practices
WWF-Indonesia di beberapa lokasi pada operasi kapal penangkapan tuna
Seri Penanganan Hasil Tangkapan Sampingan (Bycatch)
longline, jaring insang dan trawl untuk menangani bycatch Penyu. BMP ini
PANDUAN PENANGANAN PENYU, SEBAGAI HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN
merupakan living document yang akan terus disempurnakan sesuai dengan
(BYCATCH) - PRAKTIK PADA ALAT TANGKAP LONGLINE DAN JARING
perkembangan di lapangan serta masukan pihak-pihak yang bersangkutan.
Versi 2 | Oktober 2014
Ucapan terima kasih yang tulus dari kami atas bantuan, kerjasama, masukan
ISBN No. 978-979-1461-18-4 dan koreksi pihak-pihak dalam penyusunan BMP ini yaitu: Direktorat Kapal
© WWF-Indonesia dan Alat Penangkap Ikan Kementrian Kelautan dan Perikanan, P4KSDI, BPPI
Semarang, STP Jakarta, ATLI, ASTUIN dan semua pihak atas segala masukan
Penyusun : Ahmad Hafizh Adyas, Imam Musthofa Zainudin, Muhammad Yusuf, yang konstruktif demi penyempurnaannya. Serta permintaan maaf yang
Wahyu Teguh Prawira, Dwi Ariyoga Gautama dalam juga dari kami jika terdapat kesalahan dan kekurangan pada proses
Kontributor : Ir. Endroyono, SE, MM, Dr. Wudiyanto, Dr. Bambang Sumiono, penyusunan dan isi dari BMP ini.
Ir.Zarochman, MPi, Dr. Suharyanto
Surveyor/ : WWF-Indonesia Juni 2014
Pendataan
Tim Penyusun
Ilustrasi : Dwi Indarti (Atita)
WWF-Indonesia
Penerbit : WWF-Indonesia
Credit : WWF-Indonesia
ii | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | iii
© WWF-Indonesia/OBSERVER
© naturepl.com / Doug Perrine / WWF-Canon
PENYU BELIMBING Leatherback Sea Turtle (Dermochelys coriacea) PENYU PIPIH Flatback Sea Turtle (Natator depressus)
© WWF-Indonesia / Wahyu Teguh PRAWIRA
PENYU HIJAU Green Sea Turtle (Chelonia mydas) PENYU TEMPAYAN Loggerhead Sea Turtle (Caretta caretta)
3 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 4
III. PERSIAPAN PENANGANAN BYCATCH PENYU
Leatherbaack Turtle
Dermochelys coriacea
5 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 6
IV. PENANGANAN BYCATCH PENYU PADA LONGLINE
C D
A B
a. Jika penyu berukuran besar dan tidak kapal dengan menggunakan serok,
dapat diangkat ke atas kapal : JANGAN menggunakan ganco atau
menarik tali pancing agar tidak menambah
b. Bila memungkinkan lepaskan mata luka pada penyu. Setelah di atas kapal,
pancing dengan alat pelepas pancing Letakkan penyu di tempat yang aman, lalu
(de-hooker) bergagang panjang. perhatikan posisi pancing.
7 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 8
A B A B
*) Jika mata pancing terkait dalam *) Jika mata pancing sudah tertelan
C dalam tenggorokan dan mata
C
mulut, pada paruh atau sirip
(terlihat) pancing tidak terlihat
a. Buang semua tali pancing yang membelit a. Buka mulut Penyu dengan menggunakan
b. Lepaskan mata pancing yang tersangkut b. Bila memungkinkan dan pancing terlihat,
pada Penyu menggunakan alat pelepas lepaskan pancing dengan Menggunakan de-
pancing ( de-hooker) atau alat lainnya hooker.
seperti tang.
c. Jika pancing tidak terlihat, Potong tali
c. Jika mata pancing terkait dalam mulut pancing sedekat mungkin dengan mata
letakkan pengganjal dalam mulut penyu pancing tanpa menariknya terlalu kencang.
agar tidak menggigit dan memudahkan JANGAN memaksa memasukkan de-
melepaskan pancing. hooker untuk melepaskan pancing ke dalam
mulut penyu karena akan mengakibatkan
d. Jika penyu terkait pada bagian luar luka dan atau kematian secara perlahan.
tubuhnya, seperti sirip atau paruh,
gunakan alat pemotong untuk membuang
talinya lalu lepaskan pancing yang
tersangkut.
9 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 10
1
1 1 2
3 4 5
6 6 7
1 2
3
3
13 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 14
© WWF-Indonesia / Dwi Ariyoga GAUTAMA
1 3 5
1&3 5
2. Lakukan resusitasi pada penyu (lihat 6. Tunggu respon penyu selama 24 jam
halaman 1 4 untuk prosedur resusitasi dengan melakukan pemeriksaan setiap 3
penyu). jam, periksa reaksi penyu dengan
menyentuh mata atau menyentuh bagian
3. Bila masih pingsan, angkat dan ganjal bawah ek ornya (anus/kloaka). Bila tidak
bagian belakang penyu kira-kira 20 cm ada respon kembalikan penyu kelaut untuk
selama 4 jam, agar air yang tertelan bisa di kembali ke ekosistemnya dan tidak
muntahkan kembali. melanggar Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990.
4. Tutupi badan penyu dengan handuk basah
dan hindari menutup hidungnya.
15 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 16
b. Jika dalam keadaan sadar,
1. Letakkan Penyu di tempat yang teduh dan 5. Sebelum dikembalikan ke laut pastikan
aman dari aktifitas di kapal. penyu dalam kondisi pulih. Periksa dengan
menyentuh beberapa bagian sensitif penyu
2. Tutupi badan penyu dengan handuk basah
seperti mata dan ekor. Lihat apakah ada
dan hindari menutup hidungnya. reaksi setelah disentuh, misalnya,
menggerakkan ekor atau mengedipkan
3. Siram dengan air dengan perlahan secara
mata. Bisa juga dengan melihat rekasi sirip
teratur supaya handuk tetap
basah,hindari menyiram bagian kepala (kaki) depan penyu, yang bila diangkat
agar air tidak masuk ke dalam hidung atau akan menggerak-gerakkan kakinya.
mulut.
19 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 20
VII. HAL LAIN YANG HARUS DIPERHATIKAN
x
yang tidak mengganggu proses kerja para
awak kapal.
6. Bila anda terpaksa membalikan tubuh 2. Jika sedang hauling, lepaskan penyu
penyu, pastikan pada saat anda sejauh mungkin dari alat tangkap yang
membalikan ke posisi semula, PUTAR masih berada dalam air. Jika tidak
PENYU DENGAN ARAH SEBALIKNYA. hauling, atur mesin kapal dalam keadaan
netral dan pastikan tidak ada alat tangkap
atau benda lainnya yang bisa
4 melukai/menjerat Penyu.
21 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 22
Format Logbook
Spesies Terkait secara Ekologi (ERS) yang Tertangkap - Kelompok API 1 dan 2 Spesies Terkait secara Ekologi (ERS) yang Tertangkap - Kelompok API 3
Nama Pemantau1) Nomor ID Pemantau2) Nama Kapal & Nomor SIPI 3) Trip / Setting4) Halaman5) Nama Pemantau1) Nomor ID Pemantau2) Nama Kapal & Nomor SIPI 3) Trip / Setting4) Halaman5)
………….
/ ………….. ...dari……. Halaman ………….
/ ………….. ...dari……. Halaman
7) 8) 9) 7) 8) 9)
Tanggal6) Waktu (pukul) Lintang (dd-mm-ss) Bujur (dd-mm-ss) Tanggal6) Waktu (pukul) Lintang (dd-mm-ss) Bujur (dd-mm-ss)
*Kode Spesies12) Jantan/Betina13) Foto14) Panjang (cm) Khusus untuk Hiu, Paus dan Lumba-lumba 15) *Kode Spesies12) Jantan/Betina13) Foto 14) Panjang (cm) Khusus untuk Hiu, Paus dan Lumba-lumba15)
*) a) b) *) a) b)
Y / T Nomor Y / T Nomor
Jenis Pancing Kode Posisi Pancing (Lingkari) 17) Deskripsi Spesies18) Ukuran Mata TED / BED 17) Deskripsi Spesies18)
(Circle / J) *) 16) Jaring (inch)16)
a. Terkait di dalam Alat Pencernaan (Y/T)
b. Terkait di dalam mulut
c. Terkait di luar bagian tubuh
KONDISI KONDISI
Pada Saat Kode Kondisia) Deskripsi Kondisib) Pada saat Kode Kondisi a) Deskripsi Kondisi b)
Tertangkap:19) Tertangkap 19)
Pada Saat Kode Kondisia) Deskripsi Kondisib) Pada saat Kode Kondisi
Dilepas:20) Deskripsi Kondisi b)
Dilepas 20)
H : HIDUP / SEHAT H5 : TERLUKA DAN TERKENA PANCING DIBAGIAN DALAM TUBUH H : HIDUP / SEHAT H5 : TERLUKA DAN TERKENA PANCING DIBAGIAN DALAM TUBUH
H1 : HIDUP TAPI SEPERTI TIDAK HIDUP (PINGSAN) M : MATI H1 : HIDUP TAPI SEPERTI TIDAK HIDUP (PINGSAN) M : MATI
H2 : HIDUP DAN SEHAT TAPI TERJERAT ALAT TANGKAP M1 : MATI DAN TERKENA PANCING DIBAGIAN LUAR TUBUH H2 : HIDUP DAN SEHAT TAPI TERJERAT ALAT TANGKAP M1 : MATI DAN TERKENA PANCING DIBAGIAN LUAR TUBUH
H3 : TERLUKA DAN TERJERAT ALAT TANGKAP M2 : MATI DAN TERKENA PANCING DIBAGIAN DALAM TUBUH H3 : TERLUKA DAN TERJERAT ALAT TANGKAP M2 : MATI DAN TERKENA PANCING DIBAGIAN DALAM TUBUH
H4 : TERLUKA DAN TERKENA PANCING DIBAGIAN LUAR TUBUH M3 : MATI DAN TERJERAT ALAT TANGKAP H4 : TERLUKA DAN TERKENA PANCING DIBAGIAN LUAR TUBUH M3 : MATI DAN TERJERAT ALAT TANGKAP
21) 21)
Penanganan di atas kapal Penanganan di atas kapal
Nomor Tandaa) Tipeb) Organisasic) Keterangand) Nomor Tandaa) Tipeb) Organisasi c) Keterangand)
P : SEMUA PAUS Brg : SEMUA BURUNG PT : PENYU TEMPAYAN PL : PENYU LEKANG P : SEMUA PAUS Brg : SEMUA BURUNG PT : PENYU TEMPAYAN PL : PENYU LEKANG
LL : SEMUA LUMBA-LUMBA LAUT PB : PENYU BELIMBING PS : PENYU SISIK LL : SEMUA LUMBA-LUMBA LAUT PB : PENYU BELIMBING PS : PENYU SISIK
C : SEMUA CUCUT/HIU PH : PENYU HIJAU PP : PENYU PIPIH C : SEMUA CUCUT/HIU PH : PENYU HIJAU PP : PENYU PIPIH
23 | Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU Better Management Practices | PANDUAN PENANGANAN PENYU | 24
DAFTAR PUSTAKA
• FAO Fisheries Department. 2009. Guidelines to Reduce Sea Turtle Mortality in Fishing Operation.
Food and Agriculture Organization of The United Nations, Rom
• Gerosa, G. and M. Aureggi. 2001. Sea Turtle Handling Guidebook for Fishermen. United Nations
Environment Programme Mediterranean Action Plan, Tunisia.
• NOAA-PIRO Sustainable Fisheries Division. .Guidelines for Handling Hooked Sea Turtles. National
Oceanic and Atmospheric Administration, Hawaii.
1. Budidaya Udang Windu, Tanpa Pakan dan Tanpa 7. Budidaya Rumput Laut Kotoni (Kappaphycus
Aerasi alvarezii), Sacol (Kappaphycus striatum), dan
Spinosum (Eucheuma denticulatum)
2. Budidaya Udang Windu, Dengan Pemberian Pakan
dan Tanpa Aerasi 8. Budidaya Rumput Laut Gracilaria verrucosa
3. Budidaya Ikan Kerapu, Sistem Karamba Jaring 9. Budidaya Rumput Laut (Kappapycus cottoni)
Apung (KJA)
10. Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos)
4. Budidaya Ikan Nila, Sistem Karamba Jaring Apung
(KJA) 11. Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp.)
5. Mencegah dan Mengatasi Penyakit Udang Windu 12. Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, bloch)
pada Budidaya Tambak Tradisional dan Semi- pada Karamba Jaring Apung
Intensif
13. Budidaya Kerang Mata Tujuh – Abalone (Haliotis sp.)
6. Penanaman Mangrove pada Kawasan Budidaya
14. Budidaya Kerang – Kerangan (Bivalvia)
Tambak Udang
Selain panduan praktik perikanan budidaya, WWF-Indonesia juga menerbitkan panduan lainnya tentang
Perikanan Tangkap, Perikanan Tangkapan Sampingan (Bycatch), Wisata Bahari, Kawasan Konservasi Perairan.
Untuk keterangan lebih lanjut dan mendapatkan versi elektronik dari seluruh panduan tersebut, silahkan
kunjungi www.wwf.or.id.
© WWF-Cannon / Ronald PETOCZ