Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB X

PERAN DAN FUNGSI MASJID KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN


BUDAYA ISLAM

A. Konsep dan fungsi Masjid dalam membangun budaya Islam

Nabi Muhammad saw. Setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul


melaksanakana dakwah Islam dalam dua periode, yang dikenal dengan periode
Mekkah (selama 13 tahun) dan periode Madinah (selama 10 tahun). Dalam perjalanan
hijrah Nabi dan kaum Muhajirin dari Mekkah ke Madinah, Masjid merupakan
bangunan yang pertama kali didirikan.

Periode Mekkah sering dihubungkan dengan dengan periode penanaman


aqidah, sedangkan periode madinah sering dihubungkan dengan periode pembentukan
Negara Islam.

B. Sumber Historis, Sosiologis, Dan Teologis Tentang Konsep Masjid dan


Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam

a. Masjid pada zaman Nabi Muhammad saw.

Pada zaman Nabi Muhammad pada era Madinah ada tiga tipe masjid yang perlu
dijadikan bahan pelajaran, yakni: 1) masjid yang pertama kali dibangun dikenal dengan
masjid Quba, yaitu Masjid yang didirikan atas dasar Taqwa; 2) Masjid yang didirikan

125
126

oleh orang- orang munafik dengan tujuan untuk merusak keimanan dan
menghancurkan kaum Muslimin, yang dikenal dengan Masjid Dhirar; dan 3) masalah
pertama yaitu tempat yang dipergunakan untuk salat Hari Raya (Idul fitri dan Idul
adha), salat Istisqa (salat meminta hujan), dan tempat penyembelihan hewan qurban.

1. Masjid Quba

Masjid Quba merupakan masjid yang pertama didirikan secara langsung oleh
Nabi Muhammad, masjid ini didirikan dalam perjalanan hijrah dari makkah ke
Madinah. Sebelum sampai ke madinah, tempatnya ddi desa Quba, Nabi Muhammad
dan kaum Muhajirin beristirahat selama empat hari yakani (senin sampai kamis).
Masjid inilah dalam sejarah Islam disebut sebagai masjid pertama yang didirikan oleh
Rasulullah saw. Beliau mendirikan masjid di Quba sebagai tempat salat berjamaah dan
pendidikan Islam. Peristiwa ini diabadikan Allah dalam QS. At- Taubah/9:108

     


   
    
     
   
 
Terjemahnya:

Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.


Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak
hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid
itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At- Taubah/9:108)

Pada awal berdirinya, masjid Quba merupakan bangunan yang kecil dan
sederhana, tetapi berbentuk struktur Masjid. Bentuk bangunanya empat persegi
panjang. Disebelah utara di buat serambi untuk tempat salat yang beritng pohon kurma
127

dan beratap datar dari pelepah dan daun kurma. Pada saat itu masjid Quba menghadap
ke Baitulmakdis di palestina (menghadap ke utara), bellum menghadap ke Kabah di
mekah. Dinding dan pagarnya dari pohon kurma, sedangkan atapnya dari daun kurma.
Di dalam masjid ada lapangan terbuka yang terdapat sumur tempat berwudhu. Setelah
Nabi Muhammad tingal di madinah, beliau dan para sahabatnya sering kali berkumjung
ke masjid Quba.

2. Masjid Dhirar

Masjid Dhirar adalah masjid yang mendatangkan kemudharatan bagiorang-


orang Mukmin. Secara sosiologis, masjid dhirar didirikan oleh orang- orang Islam
dengan tujuan sengangaja ataupun tidak sengaja, sadar ataupun tidak sadar untuk
membelokkan keimanan orang- orang Islam kearah kekafiran dan memecah belah
umat. Namun, secara teologis, masjid dhirar didirikan oleh orang- orang munafik.
Sebagiaaman firman Allah dalam QS. At- Taubah/9:107

 
  
 
 
   
    
   
  
 
Terjemahnya:
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta
menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-
Nya sejak dahulu mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki
selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya). (QS. At- Taubah/9:107).
128

Ayat di atas menerangkan bahwa, berdasarkan sumpah mereka mengatak


bahwa: Kami tidak menghendaki selain kebaikan. Artinya, tekad mereka itu (yang
mereka rasakan) untuk berbuat kebaikan. Tentu saja perspektif kebaikan menurut
mereka, tetapi di sisi Allah mereka justru berbuat keburukan.

Pendirian masjid termasuk Masjid Kampus harus berdasarkan taqwa, jangan


sampai didasarkan atas nafsu dan watak “aku”. Pengurus masjid harus memulai
menjalankan ketakwaan, sekaligus menjalankan juhad akbar, yakni berperang untuk
menundukan nafsu dan watak “aku”. Dengan mananamkan rasaa rendah diri di
hadapan Allah dengan rendah hati di hadapan manusia (tidak sombong dan
membanggakan diri).

Ciri ketakwaan yang perlu dikembangkan oleh Masjid adalah merujuk kepada
QS Al- Baqarah/:2-4 yakni: 1) selalu mengimani zat yang Al- Ghaib (yaitu selalu
berzikir kepadanya , selalu mengingat- ingat-Nya); 2) selalu mendirikan salat dengan
khusuk yakni salat yang ada zikirnya (selama shalat mengingat Allah, tidak mengingat
selain Allah) agar terhindar dari salat sahun (lalai, tidak ada zikirnya) sehingga salat
yang dilaksanakan berdampak yaitu dapat menghindarkan perbuatan keji dan
mengukar); 3) selalu menginfakkan harta (milik Allah yang dititipkan kepadanya)
sehingga dirinya sadar bahwa harta dunia itu hanyalaah ujian dari Allah untuk
dipergunakan di jalan Allah, bukan untuk bersenag- senang memperturutkan nafsu dan
shahwat; 4) menjadikan Al- Qur’an sebagia pedoman hidup (untuk berjalan di atas
siratalmustaqim) dan sebagai pedoman mati, agar ketika mengalam kematian yang
hanya satukali terjadi dapat mati dengan selamat (husnul khatimah) dan terhindar dari
mati sesat (suul khatimah); dan 5) mempersiapkan bekal yang maksimal untuk
memasuki hari akhir, sebagaiaman bekal yang sipersiapkan oleh para nabi dan para
wali kekasih Allah. Bekal yang simaksud terutama: a) iman yang benar dan kokoh, b)
ibadah yang benar, ikhlas, dan sungguh- sungguh, serta bebas dari watak sombong
(takabbur), bangga diri (ujub), riya (derajatnya ingin diakui orang) dan sum’ah (amal-
amal baiknya ingin di dengar orang lain), c) amal shalih mencapai tingkat ihsan, dan
129

d) berusaha memerangi nafsu dan watak “aku” benar- benar dikalahkan, yakni dengan
selalu menaati Allah, dan rasul-Nya, dan ulul amri minkum.

C. Merangkum bagaimana membangun budaya Islam melalui Masjid


Kampus
Program kerja Masjid Kampus perlu menonjolkan cirri kecendikiaan, namaun
dasarnya tettap taqwa. Masjid kampus perlu mengembangkan program pengkajian
keagamaan yang fundamental (lebih diprioritaskan kajian dasar- dasar agama) secara
kritis, terbuka, luas, mendalam, dan membangun ukhuah islamiah. Namun, cirri khas
masjid harus tetap dipertahankan dan dibina. Salat lima waktu, salat jum’at, dan
ibadah- ibadah lainnya harus menjadi cirri masjid.

D. Tugas belajar lanjutan


Buatlah sebuah penelitian pada setiap masjid yang berada di lingkungan
kampus kemudian tuangkan kedalam sebuah tulisan lalu komunikasikan
bersama teman anda!

Вам также может понравиться