Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada zaman Nabi Muhammad pada era Madinah ada tiga tipe masjid yang perlu
dijadikan bahan pelajaran, yakni: 1) masjid yang pertama kali dibangun dikenal dengan
masjid Quba, yaitu Masjid yang didirikan atas dasar Taqwa; 2) Masjid yang didirikan
125
126
oleh orang- orang munafik dengan tujuan untuk merusak keimanan dan
menghancurkan kaum Muslimin, yang dikenal dengan Masjid Dhirar; dan 3) masalah
pertama yaitu tempat yang dipergunakan untuk salat Hari Raya (Idul fitri dan Idul
adha), salat Istisqa (salat meminta hujan), dan tempat penyembelihan hewan qurban.
1. Masjid Quba
Masjid Quba merupakan masjid yang pertama didirikan secara langsung oleh
Nabi Muhammad, masjid ini didirikan dalam perjalanan hijrah dari makkah ke
Madinah. Sebelum sampai ke madinah, tempatnya ddi desa Quba, Nabi Muhammad
dan kaum Muhajirin beristirahat selama empat hari yakani (senin sampai kamis).
Masjid inilah dalam sejarah Islam disebut sebagai masjid pertama yang didirikan oleh
Rasulullah saw. Beliau mendirikan masjid di Quba sebagai tempat salat berjamaah dan
pendidikan Islam. Peristiwa ini diabadikan Allah dalam QS. At- Taubah/9:108
Pada awal berdirinya, masjid Quba merupakan bangunan yang kecil dan
sederhana, tetapi berbentuk struktur Masjid. Bentuk bangunanya empat persegi
panjang. Disebelah utara di buat serambi untuk tempat salat yang beritng pohon kurma
127
dan beratap datar dari pelepah dan daun kurma. Pada saat itu masjid Quba menghadap
ke Baitulmakdis di palestina (menghadap ke utara), bellum menghadap ke Kabah di
mekah. Dinding dan pagarnya dari pohon kurma, sedangkan atapnya dari daun kurma.
Di dalam masjid ada lapangan terbuka yang terdapat sumur tempat berwudhu. Setelah
Nabi Muhammad tingal di madinah, beliau dan para sahabatnya sering kali berkumjung
ke masjid Quba.
2. Masjid Dhirar
Terjemahnya:
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta
menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-
Nya sejak dahulu mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki
selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya). (QS. At- Taubah/9:107).
128
Ciri ketakwaan yang perlu dikembangkan oleh Masjid adalah merujuk kepada
QS Al- Baqarah/:2-4 yakni: 1) selalu mengimani zat yang Al- Ghaib (yaitu selalu
berzikir kepadanya , selalu mengingat- ingat-Nya); 2) selalu mendirikan salat dengan
khusuk yakni salat yang ada zikirnya (selama shalat mengingat Allah, tidak mengingat
selain Allah) agar terhindar dari salat sahun (lalai, tidak ada zikirnya) sehingga salat
yang dilaksanakan berdampak yaitu dapat menghindarkan perbuatan keji dan
mengukar); 3) selalu menginfakkan harta (milik Allah yang dititipkan kepadanya)
sehingga dirinya sadar bahwa harta dunia itu hanyalaah ujian dari Allah untuk
dipergunakan di jalan Allah, bukan untuk bersenag- senang memperturutkan nafsu dan
shahwat; 4) menjadikan Al- Qur’an sebagia pedoman hidup (untuk berjalan di atas
siratalmustaqim) dan sebagai pedoman mati, agar ketika mengalam kematian yang
hanya satukali terjadi dapat mati dengan selamat (husnul khatimah) dan terhindar dari
mati sesat (suul khatimah); dan 5) mempersiapkan bekal yang maksimal untuk
memasuki hari akhir, sebagaiaman bekal yang sipersiapkan oleh para nabi dan para
wali kekasih Allah. Bekal yang simaksud terutama: a) iman yang benar dan kokoh, b)
ibadah yang benar, ikhlas, dan sungguh- sungguh, serta bebas dari watak sombong
(takabbur), bangga diri (ujub), riya (derajatnya ingin diakui orang) dan sum’ah (amal-
amal baiknya ingin di dengar orang lain), c) amal shalih mencapai tingkat ihsan, dan
129
d) berusaha memerangi nafsu dan watak “aku” benar- benar dikalahkan, yakni dengan
selalu menaati Allah, dan rasul-Nya, dan ulul amri minkum.