Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
Political victory of the Liberalist in Dutch Parliement gave rise to the change in
Nederlandsch Indië. This can be seen from the establishment of Agricultural Act and
Sugar Act in 1870. The implementation of this acts opened an opportunity of European
businessman to grow the business in plantation industry. Industrialization in Blitar was
basically both rural based industries and urban based industries. Rural based industries
were developed plantation in Blitar Regency and Gemeente Blitar took part as the
centers of controlling agencies, communications, and distribution of rural based
industry products. Urban-based industries in Gemeente Blitar included service
industries, utility industries, construction industry, small manufacture industries.
Industrialization in Gemeente Blitar experienced dynamic fluctuative situation because
of natural disasters, a problem that could not be solved quickly, the head office of a big
company is outside of Blitar. Industrialization effect in Blitar are: the opening of isolated
areas, sosial segregation, industrial conflict, new space layout and
kampongsverbetering, social economic, establishment of the new institutions and new
local regulations. Specially for the city space layout, gouvernment was not entirelly
succesfull, because: natutral disasters, there was not utility and constructions company
based in Blitar, colonial governments attitude was not serious to develop Gemeente
Blitar.
I. PENDAHULUAN
Kemenangan politik kaum liberal di korporasi milik partikulir. Wertheim
Parlemen Negeri Belanda melahirkan melukiskan situasi ini sebagai berikut:
Undang-Undang Agraria dan Undang- …the bourgeoisie, which have been able
Undang Gula (1870). Jumlah kapital to up considerable capital from the
mereka bertambah banyak dan mereka profit derived from the cultural system,
mulai berpikir untuk melakukan now looked for investment in the colony.
perluasan usaha di wilayah tanah The cultural system, which reserved
jajahan. Kepentingan ekonomi kaum almost all economic activities to the
borjuasi tersebut telah disokong oleh state, was considered an impediment to
merebaknya ide liberalisme di Belanda. the private enterprice....1
Dalam bidang ekonomi, gagasan ini Penerapan undang-undang tersebut
merupakan kritik atas peran negara dan terus meluasnya pengaruh
dalam mengatur lalu lintas pasar. Dalam liberalisme berujung pada munculnya
konteks ini kaum borjuasi kemudian perusahaan perkebunan dan
menuntut agar sistem merkantilisme pertambangan partikulir besar di Jawa
negara digantikan dengan korporasi- dan Sumatra. Akibatnya struktur
penguasaan modal juga mulai bergeser
1
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
dengan tampilnya kelas borjuasi sebagai dan permasalahan pokok dalam artikel
penopang utama bagi kinerja kapitalisme ini.
perusahaan perkebunan itu. Basis modal Ruang lingkup artikel ini meliputi
golongan ini semakin kuat seiring lingkup kajian (sejarah sosial dan
dengan keberhasilan mereka dengan ekonomi), lingkup wilayah (Gemeente
mengkonsentrasikan modal dalam Blitar), dan lingkup waktu (1900-1942).
berbagai usaha industri. Industri dipilih untuk mengembangkan
Belanda memiliki alasan kuat perekonomian Belanda sebab dinilai
untuk membentuk gemeente, meskipun mampu memberikan keuntungan lebih
sebenarnya secara geografis Blitar banyak. Dengan industrialisasi maka
adalah sebuah daerah kecil dan relatif Belanda akan dapat melakukan
terisolasi, seperti diakui oleh eksploitasi lebih besar terhadap
Burgemeester Blitar, J.H. Boerstra.2 kekayaan alam Hindia Belanda. Setelah
Alasan-alasan tersebut menjawab Jepang berkuasa, langkah Belanda dalam
pertanyaan mengapa Blitar dibentuk pengembangan industri terhenti.
sebagai gemeente. Setelah berhasil Secara historis, perkembangan
membentuk Gemeente Blitar, Belanda industri sudah dimulai sejak sebelum
mengaturnya dengan cara-cara dan datangnya orang Eropa.5 Pertama, di
peraturan secara lebih komprehensif. desa-desa banyak terdapat kerajinan
Atas dasar tersebut di Blitar disediakan rumah, yakni para petani yang membuat
kantor-kantor pemerintahan, stasiun sendiri berbagai alat yang
kereta api, gardu induk listrik, gereja, diperlukannya. Jenis industri ini telah
kebon raja (taman kota), sekolah, rumah sangat lama dikenal dan dikembangkan
sakit, penataan kota, pembangunan jalan masyarakat. Kedua, adalah industri
dan irigasi, dan simbol-simbol kota rumahan tersebut sering kali juga
lainnya. Hal-hal tersebut tentu menghasilkan barang-barang untuk
berdampak terhadap kehidupan dijual sebagai tambahan penghasilan
masyarakat setempat, yakni terjadinya bagi keluarga (petani) di daerah
proses penyesuaian diri (dari beberapa pedesaan. Ketiga, adalah kerajinan
kelompok) penduduk dalam situasi dan tangan dengan cara produksi yang
kondisi kolonial, terjadinya kontak didasarkan atas pesanan para pelanggan,
kultural antara kekuatan tradisional dan seperti tukang kayu, penjahit, maupun
kekuatan kolonial. Dalam proses pandai besi. Keempat, adalah
tersebut terjadi banyak sekali proses pengolahan (manufacture) yakni tempat-
kreatif atau proses destruktif dalam tempat bekerja dengan para pekerja yang
hubungan dialektik antara penguasa dipimpin oleh pemilik perusahaan.
kolonial dan penduduk di negeri jajahan Semula belum menggunakan peralatan
bermula dari kota.3 Karena memerlukan mesin maupun elektrik, tetapi
kemampuan teknis serta organisasi yang mengandalkan pekerjaan tangan,
dibutuhkan oleh penguasa lokal misalnya perusahaan rokok, tenun, dan
(gemeente), para penduduk (bumiputera) batik. Kelima adalah pabrik, yakni
tidak dapat berpartisipasi dalam tempat bekerja bersama-sama dengan
mengambil keuntungan dari kota (baru) menggunakan tenaga mesin maupun
itu,4 terutama dalam industrialisasi yang listrik.6
memerlukan ketrampilan dan tingkat Pengertian istilah industri sama
pendidikan tertentu para dengan sektor sekunder dalam tata
penyelenggaranya. Dinamika dalam masyarakat. Industrialisasi adalah
proses tersebut yang menjadi perhatian perkembangan dalam pembagian suatu
2
Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)
3
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
4
Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)
5
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
6
Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)
7
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
Blitar telah dipasang motor diesel masyarakat dan dunia usaha, serta
tambahan dengan kekuatan 250 PK.40 menghindari resiko kecelakaan karena
Sumber listrik tersebut akan dapat penyimpanan dan penimbunan BBM
mendukung meningkatnya aktivitas memerlukan penanganan khusus.
pemerintah, masyarakat, dan berbagai Tidak ada perusahaan jasa
lembaga lainnya. Klinik dan rumah konstruksi yang berkedudukan di Blitar.
sakit, kantor pemerintah, jalan raya, Bagian pembahasan ini menyangkut
rumah kediaman atau rumah tangga beberapa bangunan bidang konstruksi
(terutama orang-orang Belanda dan yang secara jelas berpengaruh terhadap
kalangan masyarakat kelas atas) dan perkembangan struktur dan
perusahaan, memerlukan tenaga listrik pembentukan tatakota. Bekas-bekas
lebih besar untuk menunjang bangunan irigasi tetap dimanfaatkan
aktivitasnya sehari-hari.41 Setelah sebagaimana fungsinya, seperti berikut
Gemeente Kediri dipasang listrik pada ini.47
1924,42 Blitar dipasang pada 1933 oleh 1. Aliran Sungai Kembangan-
NIWEM (Nederlandsch Indie Tanjungsari-Pakunden.
Waterkracht en Elektriciteit 2. Aliran Sungai Tanggung-Bendo-
Maatschappij) dengan sebuah gardu Dawuhan-Dimoro.
listrik.43 Sejak itu Blitar memiliki 3. Aliran Sungai Jatimalang-Dam
jaringan listrik yang lebih memadai. Sentul-Cari-Plered-Meduran-
Air bersih menjadi kebutuhan vital Mentaraman ditunjang dari
bagi masyarakat kota. Bugemeester Sumberbentis ke Karangsari-Tlumpu-
Blitar, J.H. Boerstra, dalam catatannya Rembang.
menyebutkan bahwa air minum 4. Aliran Sungai Jatimalang ditunjang
diusahakan oleh pemerintah dan dari sumber Jurangsembot dan
disalurkan ke beberapa kompleks Sendang menjadi Sungai Urung-
perumahan yang dihuni oleh orang- urung.
orang Eropa.44 Untuk memenuhi 5. Aliran Sungai Gedog yang terdiri dari
keperluan tersebut air diambilkan dari : Aliran Sungai Gedog I-Plered-
sumber air di daerah perkebunan Gebang-Karanglo; Aliran Sungai
Buluroto, yang berjarak kira-kira 15 Km Gedog II-Brendil-Sananwetan-
di sebelah Timur Laut Gemeente Blitar. Karanglo menyatu dengan Sungai
Adanya kebutuhan air dalam volume Gedog I ke Karangtengah-Klampok;
yang besar, maupun kualitas tertentu Aliran Sungai Gedog III-Ngegong-
yang sesuai kebutuhan, maka Ngrebo-Sananwetan/Kuningan.
diusahakan dengan menggunakan Sungai Gedog aslinya mengalir
pompa untuk menaikkan air. Sebuah langsung ke arah selatan ke sebelah
pompa air besar dibangun oleh barat Jl. Enggano, kemudian
pemerintah dan Perusahaan Kereta Api dialihkan alirannya ke arah barat
di Kampung Dongki.45 menjadi saluran Gebang,
Pemerintah Gemeente Blitar pada berdampingan dengan Jl. Ahmad
28 Agustus 1923 menetapkan N.V. Yani memisahkan Gebang Lor dan
Bataafsche Petroleum Maatschappy Gebang Kidul, dipertemukan kembali
sebagai pihak yang disetujui untuk dengan aslinya di sebelah selatan rel
menyediakan dan mengatur penyediaan kereta api, di Jl. KS. Tubun menuju
bahan bakar minyak di Blitar dan Karanglo.
sekitarnya.46 Hal itu penting untuk Perumahan yang dibangun oleh
menjaga ketersediaan BBM bagi pemerintah gemeente berada di
8
Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)
9
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
cap Umpling, Bumbung, Saringan, lahar adalah salah satu aliran utama yang
Boket, Orong-orong, dan Baji Sutji.56 menampung muntahan lahar dari puncak
Gunung Kelut. Dam ini mula-mula
C. Kendala Industrialisasi tingginya 10 meter, dan terbukti tidak
Faktor alam dan finansial berpengaruh efektif ketika terjadi erupsi pada 1919,
besar terhadap industrialisasi di Blitar. sehingga kemudian ditinggikan lagi
Kalangan masyarakat Blitar dan untuk mencegah bahaya yang
sekitarnya sangat mengenal unen-unen mengancam dan menuju ke Gemeente
yang menyebutkan Blitar dadi latar, Blitar.59 Letusan hebat pada Mei 1919
Kediri dadi kali, Tulungagung dadi ini selanjutnya mendasari lembaga
kedhung. Unen-unen itu sangat terkait Survai Vulkanologi memutuskan tugas
dengan keberadaan dan aktivitas yang pertama yang harus mereka
Gunung Kelut yang terletak di sebelah lakukan adalah untuk mengalirkan air
utara Blitar, di daerah perbatasan dengan danau kawah melalui suatu terowongan
Kebupaten Kediri. Ketiga daerah buatan. Pekerjaan tersebut dimulai pada
kebupaten tersebut yang paling September 1919 dan memerlukan waktu
merasakan dampaknya karena selalu beberapa tahun untuk dapat
menjadi sasaran limpahan meterial menyelesaikannya. Bemmelen (1949)
vulkanik. Letusan pada 1919 terjadi menjelaskan, rencana awalnya adalah
pada tengah malam antara 19 dan 20 menggali suatu terowongan sepanjang
Mei. Sebaran abu vulkanik ke arah barat 955 meter. Ketika pekerjaan dimulai,
mencapai Bandung dan ke arah timur kawah masih kering dan penggalian
mencapai ujung timur Bali.57 Letusan itu terowongan dimulai dari kedua sisi
merupakan peristiwa dahsyat dengan dinding kawah. Oleh karena temperatur
suara dentuman serta gemuruh amat yang tinggi di area kerja penggalian
keras dan terdengar sampai di daerah (46°C), sehingga terowongan itu sampai
Kalimantan. Cuaca menjadi gelap 1923 belum dapat diselesaikan. Pada
karena abu menutupi hampir seluruh waktu itu kawah telah terisi air hingga
wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, separuh (kira-kira mencapai 22 juta
sehingga suasana pada siang hari seperti meter kubik air). Banjir lumpur dan
menjelang malam. Bencana ini kerikil yang tidak terduga terjadi dan
mengakibatkan 5.160 orang meninggal memenuhi terowongan yang tengah
dan kerusakan hebat, terutama digali. Peristiwa tersebut menewaskan
Kebupaten Blitar dan Kediri. Banjir lima orang pekerja, sehingga pekerjaan
lahar menyebabkan lebih 15.000 hektar dihentikan pada 1923. Rencana baru
tegalan, lahan pertanian dan perkebunan diputuskan untuk menurunkan level air
rusak berat, serta ratusan desa dan kawah secara progresif dengan
kampung hampir rata dengan tanah.58 pemboran tujuh terowongan paralel
Jebolnya tanggul Sungai Badak besar dan menggunakan pipa sifon untuk
menyebabkan Gemeente Blitar dilanda mengalirkan air kawah. Pekerjaan ini
lahar hebat. Banyak material vulkanik berhasil diselesaikan pada 1926 dan
berupa pasir, batu dan lumpur, kayu, sukses menurunkan volume kawah
kotoran, bangkai binatang dan mayat sampai kurang dari dua juta meter kubik.
manusia, pohon-pohon tumbang Pekerjaan besar tersebut menjadi
menimbun sebagian besar kota. perhatian serius Pemerintah Kolonial,
Dam Bladak [sic.] terletak di Kali sebab dampak erupsi Kelut selalu
lahar, berfungsi sebagai tanggul menimbulkan kerugian besar. Menurut
pengaman jika terjadi luapan lahar. Kali Bemmelen, Gunung Kelut merupakan
10
Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)
contoh pertama dan paling ambisius dari dapat diterima sebagai siswa di
suatu pekerjaan rancang-bangun yang sekolah.
dibuat di suatu gunung api untuk 3. Konflik industrial. Konflik ini mencul
mengurangi ancaman yang berasal dari ketika diselenggarakan Rapat
danau atau kawah.60 Pembangunan dan Peresmian SI Blitar pada 1914. Pada
pekerjaan konstruksi setelah 1919 saat SI menuntut penyesuaian harga
banyak berkaitan dengan rehabilitasi sewa lahan penanaman tebu dan
akibat erupsi itu, contohnya pemberian aliran irigasi yang
memperbaiki dan memindah jembatan memadai. Usulan dan aspirasi SI
dan jalan, meninggikan rel kereta api, Blitar itu juga mendapat dukungan
memperbaiki gedung, dan sebagainya. dari Pekalongan, dan menjadi salah
Kendala lainnya adalah satu bahasan utama dalam Kongres
terbatasnya dana pemerintah dan tidak Nasional SI Pertama di Bandung
tersedianya lahan luas yang relevan 1916.62 SI Blitar menjadi salah satu
untuk usaha industri. Pada 1906 hinga penggerak penuntutan tersebut tetapi
1914 pemerintah gemeente hanya tidak sampai menimbulkan konflik
memiliki anggaran sejumlah f. 11.850,- terbuka.
Pada 1925-1928 sebesar f. 24.340,- Pada 4. Tata ruang baru dan
1939 menjadi f. 32.414,- pada 1940 kampongsverbetering. Perkembangan
menjadi f. 39.076,- dan pada 1942 turun industri menyebabkan pemerintah
menjadi f. 31.122,-61 harus mengatur penggunaan lahan,
keamanan dan ketertiban di
D. Dampak Industrialisasi lingkungan kota. Oleh sebab itu tata
Industrialisasi di Gemeente Blitar ruang di kota diatur sedemikian rupa,
berdampak terhadap daerah, pemerintah sehingga menjamin keamanan,
daerah, dan sosial ekonomi masyarakat. kenyamanan, dan kelangsungan
Hal itu antara lain dapat dilihat dalam industri, sebab industrialisasi yang
beberapa aspek sebagai berikut. identik dengan modernisasi juga
1. Blitar menjadi daerah yang terbuka, memiliki dampak spasial atas wilayah
hubungan dan komunikasi dengan kota.63 Industrialisasi berpengaruh
daerah lain dan luar negeri dapat terhadap kondisi fisik kota, termasuk
terjalin dengan mudah dan lancar pencemaran lingkungan, dan
karena telah dibangun jasa sebagainya.64 Pembangunan jalan dan
komunikasi dan transportasi. Jalan gedung-gedung menciptakan wajah
dan jalan kereta api membuat lalu kota yang semakin rapi dan indah,
lintas orang dan barang terus menjadi tersedia kawasan pusat
meningkat. pemerintahan, daerah pemukiman,
2. Segregasi sosial yaitu pengucilan atau pusat aktivitas ekonomi, tempat-
pemisahan kelompok masyarakat tempat aktivitas pendidikan,
tertentu dalam kehidupan sosial keagamaan, olahraga dan hiburan
sehari-hari. Pengucilan tersebut dapat (rekreasi). Keteraturan dan ketertiban
berupa pembatasan. Hal itu dapat itu harus dihindarkan dari kesan
dilihat dari dibangunnya perumahan kumuh, dan kotor. Program
untuk masyarakat warga Eropa di kampongsverbetering dijalankan
Bendogerit. Penyelenggaraan untuk menghindari hal tersebut,
pendidikan, dalam praktiknya juga terutama untuk menjaga kebersihan,
terjadi pembedaan persyaratan untuk kesehatan dan kenyamanan seluruh
warga kota. Pelaksanaan program itu
11
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
12
Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)
13
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
14
Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)
21
Regeerings Almanak Voor Nederlandsch- Kolonial” dalam Dimensi Vol. 27 No. 2,
Indië 1895 Eerste Gedeelte (Batavia- Desember 1999 (Surabaya: Teknik
Landsdrukkerij), hlm. 291-292. Arsitektur Universitas Kristen Petra
22
Ibid., hlm. 293. Surabaya), hlm. 48-56.
23 32
Online Robert Crib, Historical Atlas of Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Telekomunikasi (Honolulu: University of Hawai’i Press,
diunduh pada Selasa, 09-08-2011, pk. 09.15. 2000), hlm. 140.
24 33
Data maupun dokumentasi tercetak yang Klinik untuk masyarakat bumiputera
menyebutkan mengenai masuknya jaringan sekarang menjadi SLB Blitar (Gedung Panti
telepon ke Blitar belum ditemukan. Karya) dan klinik untuk orang-orang
25
Dewi Yuliati, op.cit., hlm. 70. Iklan dalam Belanda sekarang menjadi RS Budi Rahayu
media pers adalah sarana yang praktis, Blitar, keduanya berada di Jl. Ahmad Yani.
efektif, dan amat membantu promosi produk Belum diketahui secara jelas mana yang
suatu perusahaan. Pers dapat memiliki berdiri terlebih dahulu.
34
jangkauan yang lebih luas, serta Sartono Kartodirdjo, dkk (Dewan
penyebarannya dalam tempo yang lebih Redaksi), op.cit., hlm. CXCVI.
35
singkat. Masyarakat akan dapat memperoleh Sri Djojo Bojo, Lembar Kedua, 29 Mei
informasi suatu produk industri dengan 1925.
36
membaca iklan, dan perusahaan tidak terlalu Ibid.
37
repot untuk melakukan promosi langsung Notulen der openbare vergadering van
kepada masyarakat. Gemeenteraad van Blitar 28 Augst 1923,
26
Koleksi Tjondo Berowo yang tersimpan di punt 6.
38
Perpustakaan Nasional (Jakarta) hanya N.V. Algemeene Nederlandsch-Indische
sampai pada penerbitan tahun 1926 (bentuk Electriciteit Maatschappij, gevestigd te
asli dan mikro film). Penerbitan tahun-tahun Amsterdam. Verslag over het 20ste
sesudah tahun 1926 itu tidak ditemukan, Boekjaar (1927), hlm. 9.
39
sehingga tidak diketahui masih terbit atau N.V. Algemeene Nederlandsch-Indische
tidak terbit lagi. Menilik iklan yang dimuat Electriciteit Maatschappij, gevestigd te
di dalamnya, majalah tersebut memiliki Amsterdam. Verslag over het 20ste
pangsa pasar cukup luas, tetapi tidak Boekjaar (1928), hlm. 8.
40
ditemukan data mengenai hal tersebut. Algemeene Nederlandsch-Indische
Demikian juga data mengenai seberapa Electriciteit Maatschappij, N.V., gevestigd
banyak tiras penerbitan dan distribusinya. te Amsterdam. Verslag over het 21ste
Sumber iklan menunjukkan berasal dari Boekjaar (1929), hlm. 8.
41
daerah Kalimantan, Sumatra, Jawa Barat, Sampai saat ini belum ditemukan data dan
Jawa Tengah, dan Bali, bahkan juga informasi mengenai lokasi keberadaan
amngiklankan produk luar negeri (dari sentral listrik tenaga diesel Blitar tersebut.
42
Malaysia). Sri Djojo Bojo, 26 Januari 1924, hlm. 3.
27 43
Kartawibawa, Bakda Mawi Rampog, Gardu induk listrik tersebut berada di
Wedalan Bale Poestaka (Weltervreden: Desa (sekarang kelurahan) Sentul dan
Drukkerij Volkslectuur, 1923), hlm. 13-14. dimanfaatkan untuk pengendalian dan
Periksa Rudolf Mrazek, Engineers of Happy distribusi listrik untuk kawasan Blitar.
Land, Perkembangan Teknologi dan Gedung tersebut saat ini berada di sebelah
Nasionalisme di sebuah Koloni. (Jakarta: selatan Makam Bung Karno dan dibiarkan
Yayasan Obor Indonesia, 2006), hlm. 25. mangkrak. Setelah gardu induk itu
28
Regeerings Almanak 1895 Tweede berfungsi, belum diketahui kelanjutan pusat
Gedeelde, hlm. 526. listrik tenaga diesel yang sebelumnya sudah
29
Ibid. ada.
30 44
Ibid., hlm. 9. 25 Jaren Decentralisatie in Nederlandsch
31
Handinoto, “Perletakan Stasiun Kereta Indië 1905-1930 Uitgegeven voor de
Api Dalam Tata Ruang Kota-Kota di Jawa Vereeniging voor Locale Belangen, hlm.
Khususnya Jawa Timur Pada Masa 373. Tidak ada penjelasan mengenai
15
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
55
pipanisasi maupun tempat-tempat Sartono Kartodirdjo, dkk (Dewan
penampungan dan distribusinya. Bangunan- Redaksi),op.cit., hlm. CXCVII. Tempat-
bangunan yang berkaitan dengan tempat dan bangunan bekas pabrik rokok
penyediaan air minum dari sumber air masa kolonial di Blitar tidak ditemukan lagi.
56
Buluroto juga sudah tidak ditemukan. Tim Penyususun, Bunga Rampai dan
45
Dongki diperkirakan berasal dari kata Sejarah Kota Blitar, hlm. 104-105. Setelah
dokkeren kracht (kekuatan yang mengetuk merdeka makin banyak perusahaan rokok
atau memukul berkali-kali), yakni sebuah yang didirikan di Blitar (antara lain Bokor
gerakan akibat tekanan air yang memukul Mas, Petjoet, Tonggeng, dan Suket Teki),
sendiri terus-menerus dan menggerakkan dan sebagian merupakan cabang dari
kelep pompa, sehingga memompa sendiri. perusahaan rokok di Malang (cap Grendel,
Gerakan tersebut dapat memompa air naik Oepet dan Bentoel), Tulungagung (cap
ke permukaan yang lebih tinggi, seperti Kerbau dan Retjo Pentung), dan Kediri (cap
dikenal sekarang dengan nama pompa Gudang Garam).
57
hidram. Saat ini pompa air tersebut sudah Data tersebut bersumber dari uraian
tidak ada, bahkan bekas bangunannya juga Kemmerling (1921), dalam “Sejarah
sudah tidak ditemukan lagi fondasinya. Letusan Gunung Kelut” dalam
46
Notulen der openbare vergadering van http//:blitarian.com diunduh pada 8 Februari
Gemeenteraad van Blitar 28 Augst 1923, 2010.
hlm. 13. Tidak disebutkan pusat kedudukan 58
“Sejarah Letusan Gunung Kelut” dalam
perusahaan tersebut (kira-kira di Batavia) http//:blitarian.com. Periksa Buletin Berkala
dan Blitar menjadi salah satu cabangnya. Vulkanologi, Direktorat Vulkanologi,1985
47
Tim Penyusun, Hari Jadi dan Bunga dan Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 4
Rampai Sejarah Kota Blitar, hlm. 108-109. Desember 2006. Kehebatan bencana
48
25 Jaren Decentralisatie in Nederlandsch Gunung Kelut tahun 1919 juga digambarkan
Indië 1905-1930 Uitgegeven voor de oleh Bung Karno dalam otobiografinya dan
Vereeniging voor Locale Belangen, hlm. menyebutkannya bahwa separoh negeri
369. terlanda dampak letusan tersebut. Lihat
49
Ibid, hlm. 373. Cindy Adams, Bung Karno Penyambung
50
Ibid, hlm. 373-374. Kompleks tersebut Lidah Rakyat Indonesia, cetakan keempat
berada di sepanjang De Gebangstraat. (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1986), hlm.
51
Periksa W.F. Wertheim, Masyarakat 51-53.
59
Indonesia dalam Transisi, Studi Perubahan Setelah terjadi letusan Gunung Kelut 1951
Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), tingginya ditambah 1,5 M lagi. Pada 1952
hlm. 140-141. dinaikkan lagi sampai dua kali, masing-
52
Pasar Baru semula berada di dekat masing 1,3 M dan 4,2 M. Tinggi dam itu
perempatan sebelah utara Gedung menjadi 18 M sebelum terjadi letusan tahun
Pengadilan (sekarang Gedung Pemuda), 1966. Akan tetapi sejak letusan 1951, Kali
kemudian dipindahkan ke Kepanjenlor dan Lahar tidak mengalami perubahan aliran,
diberi nama Pasar Pon. sedang setelah letusan 1953 lahar yang
53
Th. W. van Kempen, “Over het sudah dingin berangsur-angsur mulai turun
Kampongvraagstuk in de Groote Indische ke sungai tersebut sehingga dasar sungai
Stadsgemeente” dalam Koloniaal menjadi sangat dangkal. Lihat Dyah
Tijdschrift, Uitgegeven door de Vereeniging Trisnowati, dkk. Bencana Alam di Jawa
van Ambtenaren bij het Binnenlandsch Timur 1890-1977 (Surabaya: Badan Arsip
Bestuur in Nederlandsch-Indië, 1927 Propinsi Jawa Timur, 2005), hlm. 151-152.
Zestiende Jaargang, hlm. 441. 60
“Sejarah Letusan Gunung Kelut” dalam
54
Howard W. Dick, Surabaya, City of Work, http//:blitarian.com diunduh pada 8 Februari
A Socioeconomic History, 1900-2000 2010. Beberapa catatan Belanda berupa
(Singapore: Singapore University Press, lembaran-lembaran yang tidak lengkap lagi
2003), hlm. 271. tersimpan sebagai “Rapport betreffende
beschadigingen door bandjirs aangericht in
16
Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)
17
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18
18