Вы находитесь на странице: 1из 11

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Abortus
infeksius” dalam tugas mata kuliah Maternitas Keluarga oleh dosen Raihana
Norfitri, SST.,M.Keb.

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan


makalah ini, namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami
memohon maaf atasnya. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari
kesempurnaan.

Martapura, 22 Maret 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3

C. Tujuan ........................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

A. Definisi ...................................................................................................................... 4

B. Etiologi ...................................................................................................................... 4

C. Faktor Resiko ............................................................................................................ 4

D. Penatalaksanaan ......................................................................................................... 4

E. Aspek Medicolegal .................................................................................................... 8

F. Komplikasi ................................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10

A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 10

B. SARAN ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, abortus infeksiosus biasanya berawal terutama dari aborsi


pada kehamilan tidak dinginkan; persentasenya satu di antara sepuluh abortus
dengan risiko kematian 57-59/100.000 kelahiran hidup; sebagian besar aborsi
dilakukan oleh tenaga tidak terlatih. Jadi, kontribusi unsafe abortion terhadap
kematian ibu adalah 10-20%.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian abortus infeksiosus ?


2. Apa penyebab terjadi abortus infeksiosus ?
3. Apa saja faktor resiko abortus infeksiosus ?
4. Bagaimana penatalaksanaan abortus infeksiosus ?
5. Bagaimana aspek medicolegal abortus infeksiosus ?
6. Apa saja komplikasi dari abortus infeksiosus ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian abortus infeksiosus


2. Menjelaskan penyebab terjadi abortus infeksiosus
3. Menjelaskan faktor resiko abortus infeksiosus
4. Menjelaskan penatalaksanaan abortus infeksiosus
5. Menjelaskan aspek medicolegal abortus infeksiosus
6. Menjelaskan komplikasi dari abortus infeksiosus

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi.
Adanya penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum
dapat menimbulkan septikemia, sepsis atau peritonitis.

B. Etiologi
Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap
infeksi pasca abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci
anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium
perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae,
Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial
berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.

C. Faktor Resiko
- Tertinggalnya sebagian jaringan janin atau plasenta di uterus setelah terjadi
aborsi inkomplit.
- Pengguanaan peralatan medis yang asepsis ke dalam uterus.
- Sexual transmitted disease
- Penggunaan IUD

D. Penatalaksanaan
Penilaian awal
- Keadaan umum pasien
- Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
<90 mmHg, nadi >112 x/menit)
- Bila syok disertai massa lunak di adneksa, nyeri perut bawah, adanya
cairan bebas dalam cavum pelvis; pikirkan kemungkinan KET.

4
- Tanda-tanda infeksi atau sepsis (demam tinggi, sekret berbau
pervaginam, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang porsi,
dehidrasi, gelisah atau pingsan)
- Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada
fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi)
– Bila pasien syok atau kondisinya memburuk akibat perdarahan
hebat, segera atasi komplikasi tersebut.
– Gunakan jarum infus besar (16 G atau lebih besar) dan berikan
tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama) larutan garam
fisiologis aau Ringer.
- Temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan.
Penanganan abortus inkomplit
- Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap
komplikasi
- Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan
hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum.
Setelah itu evaluasi perdarahan:
– Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau
misoprostol 400 mg per oral
– Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi
dengan AVM atau D&K
- Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri profilaksis antibiotik (ampisilin
500 mg oral atau doksisiklin 100 mg)
- Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metrodinazol 500 mg setiap 8
jam
- Bila terdapat perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu,
segera lakukan evakuasi dengan AVM
- Bila pasien tampak anemik, berikan sulfat ferosus 600 mg per hari
selama 2 minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat).
Pada beberapa kasus, abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus tidak
aman, oleh sebab itu, perhatikan hal-hal berikut ini:

5
- Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau
cedera intra-abdomen (mual/muntah, nyeri punggung, demam, perut
kembung, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri ulang lepas)
- Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kaustik, kayu atau benda-
benda lainnya dari regio genitalia.
- Berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada
dinding vagina atau kanalis servisi dan pasien pernah diimunisasi.
- Bila pemberian imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS)
1500 Unit IM diikuti dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4
minggu
- Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut.
Penanganan abortus infeksiosa
- Kasus ini berisiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan
setempat tidak memadai, rujuk pasien ke RS.
- Sebelum merujuk pasien, lakukan restorasi cairan yang hilang dengan
NS atau RL melalui infus dan berikan antibiotik (misalnya ampisilin 1 g
metrodinazol 500 mg).
- Jika ada riwayat abortus tidak aman, beri ATS dan TT
- Pada fasilitas kesehatan yang lengkap, dengan perlindungan antibiotik
berspektrum luas dan upaya stabilisasi hingga kondisi pasien memadai,
dapat dilakukan pengosongan uterus sesegera mungkin (lakukan secara
hati-hati karena tingginya kejadian perforasi pada kondisi ini)
Tabel: kombinasi antibiotik untuk abortus infeksiosa
Kombinasi antibiotik Dosis oral Catatan
Ampisilin & 3x1 g oral & 3x500 Berspektrum luas dan
metrodinazol mg mencakup untuk
gonorrhoea dan bakteri
anaerob
Tetrasiklin dan 4x500 mg & 2x300 Baik untuk klamidia,
klindamisin mg gonorrhoea dan
bakteriodes fragilis
Trimethoprim & 160 mg & 800 mg Spektrum cukup luas
sulfametoksazol dan harganya relatif

6
murah

Pengeluaran Konsepsi
a. Pengeluaran konsepsi pervaginam
1. Pada umur kehamilan sampai 12 minggu
- Penderita diberi infus cairan dekstrose 5% ditambah
oksitosin 5-10IU.
- Penderita diberi anestesi umum atau anestesi lokal (blok
paraservikal).
- Konsepsi dikeluarkan dari uterus dengan peralatan abortus
tang dan sendok kuret.
- Setelah konsepsi keluar seluruhnya, diberi suntikan metil
ergonovine 0,2 mg intramuskular dan infus oksitosin
dilanjutkan sampai 8 jam post kuretase.
2. Pada umur kehamilan lebih dari 12 minggu
- Penderita diberi infus cairan dekstrose 5% ditambah
oksitosin 5 -10 IU dengan kecepatan 4 tetes permenit dinaikkan
setiap 15 — 30 menit dengan 4 tetes. Penambahan tetesan
dilanjutkan sampai konsepsi keluar seluruhnya.
- Jika ternyata hanya sebagian konsepsi yang keluar, bagian
jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan peralatan
abortus tang dan sendok kuret. Sebelum tindakan kuretase
dilakukan, terlebih dahulu penderita diberi anestesi umum atau
anestesi lokal.
- Setelah konsepsi keluar seluruhnya, diberi suntikan metil
ergonovine 0,2 mg intramuskuler dan infus oksitosin dilan
jutkan
b. Pengeluaran konsepsi perabdominal
Untuk kasus aborsi dengan umur kehamilan lebih dari 12 minggu yang
gagal dikeluarkan pervaginam dapat dipertimbangkan melakukan
laparotomi dan dilanjutkan dengan histerotomi atau histerektomi.Tindakan
histerektomi khususnya dipertimbangkan pada kasus aborsi infeksiosa atau
aborsi septik.

7
1. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.
2. Semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM.

E. Aspek Medicolegal
Dalam KUHP Bab XIX Pasal 346 s/d 350 dinyatakan sebagai berikut :
Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun”.
Pasal 347 :
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348 :
(1) Barang siapa dengan sengaja menggunakan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu
kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal
itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan”.
Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia
menyuruhorang lain, diancam hukuman empat tahun penjara.
2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil,
dengantanpa persetujuan ibu hamil tersebut, diancam hukuman penjara 12
tahun dan jika ibu hamil tersebut mati, diancam 15 tahun penjara.

8
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun
penjara dan bila ibu hamilnya mati diancam hukuman 7 tahun penjara.
4. Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut
seorang dokter, bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman
hukumannya ditambah sepertiganya dan hak untuk berpraktek dapat
dicabut. Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

F. Komplikasi
- Abortus septik
- Anemia berat
- Syok septik
- Perdarahan hebat
- Kematian maternal

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin


dapathidup di luar kemampuan kandungan, dan sebagai batasan digunakan
kehamilan kurangdari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram.
Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada alat genital.
Kejadian ini merupakan salah satu komplikasi dari tindakan abortus yang
paling sering terjadi apalagi bila dilakukankurang memperhatikan asepsis dan
antisepsis.
Mengingat adanya kemungkinan komplikasi infeksi sistemik, pasien
dengankasus abortus Infeksiosus perlu segera mendapat pengelolaan yang
adekuat kerena dapatmenjadi infeksi yang lebih luas selain di sekitar alat
genitalia juga ke rongga peritoneum,bahkan dapat ke seluruh tubuh (sepsis)
dan dapat jatuh ke dalam syok septik.

B. SARAN

Semoga dalam makalah ini sasaran yang dibahas dapat menuju apa
yang telah diharapkan dan memperoleh apa yang telah di tetapkan dalam
makalah ini, oleh sebab itu kami meminta kritikan dari pembaca guna
kesempurnaan makalah ini selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa W, dkk. 1999. „Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan‟. Ilmu Kebidanan


.Edisi 2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Hal :
302 – 122.

Obstetri Williams Edisi 21. EGC, Jakarta: 2006

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono P. 2010. Perdarahan pada Kehamilan Muda. Ilmu Kebidanan Edisi

Sulaiman S, dkk. 2005. „Kelainan Lama Kehamilan‟. Obstetri Patologi. Penerbit


EGC. Jakarta. Hal 1 – 9

Supono. 1985. Ilmu Kebidanan Bab 1 Fisiologi. Palembang : FK Unsri

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Hal: 473

11

Вам также может понравиться