Вы находитесь на странице: 1из 12

“KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN”

DOSEN PEMBIMBING : WIZNATUL IZZATI M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. AGUNG WILLYANTO
2. ANNISATUL KHAIRIAH
3. FEBRISA
4. MHD.AZLAN FIKRY
5. NURUL FEBRI GUSTINA
6. WAHYU ADELA

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
2018 / 2019

BAB I
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi
Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut
Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya,
tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit dan bahkan melakukan
bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan
seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm
melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat” untuk :
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit-penyakit manular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi
kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adlah ilmu
dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan msyarakat melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat
itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif,
ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu
kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu adanya pendidikan kesehatan agar
kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan dilaksanakan oleh masyarakat.
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul makalah “Pendidikan
Kesehatan.”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah pengertian
pendidikan kesehatan, prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup
pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.

C, TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan kesehatan serta hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan dan perilaku kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan
kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan,
domain perilaku kesehatan).
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan
untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan
melakukan perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu
(Entjang, 1991)
Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan
kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan
secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam
rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan
meninhkatkan dna memelihara kesehatan.
Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan
kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya
program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan.
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S,
memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental
dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya,
dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya
untuk memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok,
atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara
operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan
dn atau meningkatkan pengetahuan, sikap, an praktik masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003)

B. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN


Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program
kesehatan yang lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan
yang ada. karena program pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan
pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan ‘behavior investment’ jangka
panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun
kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan
pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil
jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada
peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan
kesehatan.
C. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,
antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau
aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran
pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Pendidikan kesehatan individual
2. Pendidikan kesehatan kelompok
3. Pendidikan kesehatan masyarakat
Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung
di berbagai tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi
tingkat pelayanan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :
1. Promosi kesehatan (health promotion)
2. Perlindungan khusus (specific protection)
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment)
4. Pembatasan cacat (disability limitation)
5. Rehabilitasi (rehabilitation)
D. PENGERTIAN PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan,
serta lingkungan. Bentuk dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif.
Perilaku pasif merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri
sedangkan perilaku aktif dapat dilihat oleh orang lain. Masyarakat memiliki
beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi
menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang
dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya
tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau
menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab
masalah (perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan
makanan dengan gizi seimbang, olahraga secara teratur, dan menggosok gigi
sebelum tidur.
Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang
yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan
atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian
pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-
tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk
memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas
dan rumah sakit.
Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat
yang berhubungan dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:
1. Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang
sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyakit.
2. Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang
individuyang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya
atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu untuk memperoleh keuntungan.
3. Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan
paradigma sehat. Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa
rumah sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar
masuk ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah yang menitikberatkan
kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat
Menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif, berpandangan bahwa
tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah dibandingkan pengobatan.

E. DOMAIN PERILAKU KESEHATAN


Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi
perilaku manusia itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan
pendidikan. Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan atau
meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil pendidikan kesehatan yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi.
Faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang :
1. Faktor internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia,
minat, kondisi fisik
2. Faktor eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat,
sarana
3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan
metode dalam pembelajaran
Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
2. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat diintepretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada
kaitannya dengan yang lain.
5. Sintesa
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6. Evaluasi
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi/objek.

2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
1. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Praktik atau Tindakan (Practice)


Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain
adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa
tingkatan :
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dna memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (Guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan praktik tingkat kedua.
3. Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik
tingkat tiga.
4. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari
atau bulan yang lalu. pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni
dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
yakni :
1. Kesadaran (Awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus (objek).
2. Tertarik (Interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus,
3. Evaluasi (Evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik an tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (Trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalh diatas adalah sebagai berikut :
1. Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor
perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan
nilia-nilai kesehatan.
2. Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu,
kelompok stsu msdyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi
tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi
mampu, dan lain sebagainya.
3. Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku
menjadi 3 domain yaitu :
a. Pengetahuan
b. Sikap atau tanggapan
c. Praktek
4. Bentuk perilaku kesehatan :
a. Pasif, artinya mengetahui namun belum melaksanakan
b. Aktif, artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat
diobservasi

B. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan
itu perlu untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya
pendidikan kesehatan, masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan
ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit
yang membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun
pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari
serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://siskaningtyasp.blogspot.co.id/2014/04/makalah-tentang-pendidikan-
kesehatan.html
http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/perilaku-masyarakat-terhadap-
kesehatan/
http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/domain-perilaku/
http://ciciimutblog.blogspot.com/2011/11/pendidikan-dan-perilaku/
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Вам также может понравиться