Вы находитесь на странице: 1из 3

Fungsi Controlling (Pengendalian / Pengawasan) Dalam Manajemen Pendidikan

17 April 2014 06:37 Diperbarui: 17 April 2014 06:37 41007 0 0


Fungsi Pengendalian/pengawasan merupakan suatu unsur manajemen untuk melihat
apakah segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang digariskan
dan disamping itu merupakan hal yang penting pula untuk menentukan rencana kerja yang
akan datang.

Konntzdan O’Donnell (1964), mengartikan bahwa pengendalian atau pengawasan adalah


pengukuran atau perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan agar rencana-rencana
yang telah dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dapat terselenggara dengan baik.
Dalam uraian tersebut menggambarkan bahwa pengendalian atau pengawasan dapat
dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standar apa yang
sedang dilakukan berupa; pelaksanaan, dan bila mana perlu melakukan
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

George R. Terry, menyatakan bahwa pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan
dicapai , yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan
dan bila perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai
rencana, yaitu sesuai standar. Juga merumuskam pengendalian (controlling) sebagai suatu
usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah akan dilaksanakan.

Menurut Sukanto Reksohadiprodjo, pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha


memberi petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan
rencana. Lebih lanjut dikatakan bahwa pengawasan terdiri dari penentuan-penentuan
standar, supervise kegiatan atau pemeriksaan, pembandingan hasil dengan standar serta
mengoreksi kegiatan atau standar.

Menurut Winardi (1990; 380) dalam bukunya Azas-azas Manajemen, dikatakan bahwa
prinsip pengawasan efektif membantu usaha-usaha kita untuk mengatur pekerjaan yang
direncanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung
sesuai dengan rencana. Sementara itu Harold Koontz dan Cyril O’Donnell (1988;
558)mengemukakan Azas-azas/Prinsip-prinsip Pengendalian /pengawasan sebagai berikut :

a.Prinsip tercapainya tujuan (principle of assurance of objective),

Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan


perbaikan (koreksi) untuk menghindarkan penyimpangan/deviasi dari perencanaan.

b.Prinsip efisiensi pengendalian (principle of efesience of control)

Pengendalian efisiensi ini bertujuan untuk menghindarkan deviasi-deviasi dari perencanaan


sehingga tidak menimbulkan ha-hal lain yang diluar dugaan.

c.Prinsip tanggung jawab pengendalian (Principle of control responbility)


Pengendalian hanya dapat dilaksanakan apabila managr dapat bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan rencana.

d.Prinsip pengendalian terhadap masa depan (principle of future control)

Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan, penyimpangan,


perencanaan yang akan terjadi, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang.

e.Prinsip pengendalian langsung (principle of direct control)

Tehnik control yang paling efektif adalah mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas
baik.

f.Prinsip refleksi perencanaan (principle of reflection of plan)

Perencanaan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan
susunan perencanaan.

g.Prinsip penyesuaian dengan organisasi (principle of organizational)

Pengendalian harus dilaksanakan sesuai dengan struktur organisasi. Manager dan


bawahannya merupakan sasaran untuk melaksanakan rencana.

h.Prinsip pengendalian individual (principle of individually of control)

Pengendalian dan tehnik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer.

i.Prinsip standar (principle of standar)

Control yang efektif dan efesien memerlukan standar yang tepat sebagai tolak ukur
pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.

j.Prinsip pengawasan terhadap strategis (principle of strategic point control)

Pengendalian yang efektif dan efesien memerlukan perhatian yang ditentukan factor-faktor
yng strategis.

k.Prinsip perkecualian (the exception principle)

Perkecualian ini dapat terjadi keadaan tertentu ketika situasi berubah.

l.Prinsip pengendalian fleksibel (principle of flexibility of control)

Pengendalian harus luwes untuk menghindarkan kegagalan pelaksanaan rencana.

m.Prinsip peninjauan kembali (principle of riview)


System control harus ditinjau berkali-kali agar system yang digunakan berguna untuk
mencapai tujuan.

n.Prinsip tindakan (principle of action)

Pengendalian dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran rencana orgnisasi, staffing, dan
directing.

Pengendalian dapat dilakukan melalui tahap-tahap yang telah ditentukan berdasarkan


perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pendapat tentang pengendalian banyak
dilakukan oleh para ahli, antara lain menurut pendapat Hasibuan (1990; 225), proses
pengendalian atau control dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a.Menentukan standar-standar atau dasar untuk melakukan control;

b.Mengukur pelaksanaan kerja;

c.Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan menentukan deviasi

d.Melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan (deviasi) agar


pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

Вам также может понравиться