Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
Moh.Fakhri Athalah Kidam (061840411735)
Novlika Nur Hikmah (016840411737)
Romy Apriansyah Ysf (061840411743)
Vica Edisi Risky (061840411746)
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan nikmat-Nya kepada hamba-Nya. Atas berkat dan rahmat-Nya
lah, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Senyawa Alkohol,Fenol
dan Tiol” ini.
Terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Kimia Organik yang telah memberikan
bimbingan guna menyelesaikan tugas makalah ini.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi penilaian mata kuliah Kimia
Organik. Harapan penulis, makalah ini dapat menambah perbendaharaan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua, karena pada masa globalisasi ini, ilmu
pengetahuan mutlak diperlukan. Melalui upaya belajar marilah kita bersama-sama
mempersiapkan diri menjemput era mutu pendidikan yang lebih berkualitas.
Tentu saja dalam penyusunan makalah ini mungkin disana-sini masih terdapat banyak
kekurangan baik di dalam penyajiannya maupun teknis penyusunannya. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan. Tentu saja guna
penyempurnaan pada makalah berikutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seluruh isi bumi ini ternyata mengandung unsur kimia, tidak hanya bumi tetapi
makhluk hidup di bumi pun tak lepas dari kimia yaitu pada bagian tubuh manusia
mengandung bahan kimia seperti fosfor, nitrogen dan lain-lain, tidak hanya tubuh
manusia tetapi seluruh kegiatan manusia pun tak lepas dari bahan kimia ,contoh kecil
ialah membuat secangkir kopi dimana kopi tersebut mengandung bahan kimia dan
proses pembuatan secangkir kopi itu pun merupakan proses kimia.
Banyak sekali bahan kimia yang terbentuk di bumi ini, bahan kimia ada yang organik
dan anorganik . Untuk menjadi seorang ahli kimia yang baik tentu saja harus
mengetahui segala hal tentang kimia , terutama bahan kimia yang sudah menjadi
kewajiban bagi ahli kimia yang harus diketahui dan dipahami . Segala aspek dalam
bahan kimia itu harus kita pahami bukan hanya pengertiannya saja tetapi juga sifat fisik
dan kimia, pembuatan, kegunaan dan tata namanya pun harus kita pahami.
Maka dari itu kami akan membahas tentang zat kimia yaitu alkohol, fenol , dan tiol
dimana ketiganya termasuk kedalam kimia organik. Dari kita memahami bahan kimia
ini , banyak manfaat yang kita dapatkan salah satunya ialah kita dapat memilah bahan
makanan yang banyak mengandung bahan kimia , dan dapat meminimalisir tingkat
mawabahnya penyakit karena kita telah mengetahui dan meminimalisir sehingga
berkemungkinan bahwa daya tahan tubuh kita semakin kuat.
Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom
H–nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Sehingga seperti terlihat pada tabel
dibawah ini rumus umum senyawa alkohol adalah R–OH dimana R adalah gugus alkil
,alkenil, atau alkunal. Untuk itu rumus umum golongan senyawa alkohol juga dapat
ditulis CnH2n+1–OH.Pada kasus substitusi alkena dan alkuna hanya terjadi pada karbon
jenuh (karbon yang tak memiliki ikatan rangkap).Sebagai contoh, propanol memiliki
rumus struktur CH3-CH2-CH2-OH. Sedangkan 2-propenol memiliki rumus struktur
CH2=CH-CH2-OH. Dan 2-propunol memiliki rumus struktur CH≡C-CH2-OH.
Jika gugus hidroksi digantikan oleh hidrogen pada karbon tak jenuh, alkohol
tidak akan dapat terbentuk. Sebagai gantinya, maka akan terjadi proses tautomerisasi.
Sebagai contoh, penggantian gugus hidroksi pada karbon terminal menjadi hidrogen
pada 1-propena akan menghasilkan enol yang tak stabil yang bertautomerisasi menjadi
keton.
2 C2H5 C2H5– OH
3 C3H7 C3H7– OH
ter–butil
4 82,2 larut sempurna
alkohol
2. Sifat Kimia
1. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen.
2. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran
alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi.
3. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
4. Oksidasi, Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan
oksidator, tetapi alkohol tersier tidak.
c. Jenis-jenis Alkohol
1.Alkohol Primer
Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang hanya mengikat satu atom
karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol primer. Contoh yang
paling sederhana adalah etanol. Metanol bukan alkohol primer karena atom karbon yang
mengikat gugus -OH tidak mengikat karbon lain.
2.Alkohol Sekunder
Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat dua atom karbon
yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol sekunder. Contoh alkohol
sekunder adalah 2-propanol.
3.Alkohol Tersier
Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom karbon
yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkoholtersier. Contoh senyawa alkohol
tersier adalah 2-metil-2-propanol.
d. Tata Nama Senyawa Alkohol
Penamaan senyawa alkohol prinsipnya ada dua cara yaitu :
1) Dengan aturan IUPAC yaitu menggunakan nama senyawa alkananya dengan
mengganti akiran “ ana “ dalam alkana menjadi “ anol “ dalam alkoholnya.
2) Dengan sistem Trivial yaitu dengan menyebutkan nama gugus alkilnya diikuti kata
alkohol.
CONTOH PENAMAAN ALKOHOL
Rumus Molekul Nama IUPAC Nama Trivial
CH3– OH Metanol Metil alkohol
C2H5– OH Etanol Etil alkohol
C3H7– OH Propanol Propil alkohol
C4H9– OH Butanol Butil alkohol
Untuk senyawa–senyawa alkohol dengan rumus struktur bercabang aturanpenamaannya
adalah sebagai berikut :
a. Tetapkan rantai utama dengan cara memilih deretan C paling panjang yang mengikat
gugus fungsi –OH , kemudian beri nama sesuai nama alkoholnya.
b. Pemberian nomor pada rantai utama dimulai dari ujung yang memberikan nomor
terkecil bagi atom C yang mengikat gugus –OH. Langkah selanjutnya sama dengan
penamaan senyawa – senyawa hidrokarbon (terdahulu) Contoh :
3. Oksidasi Alkohol
Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.Oleh
karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran
etanol, berlangsung sebagai berikut:
Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam,
alkohol teroksidasi sebagai berikut:
Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam karboksilat.
Alkohol sekunder membentuk keton.
Alkohol tersier tidak teroksidasi.
Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut:
Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat.Hal ini
terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol.
4. Pembentukan Ester (Esterifikasi)
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air.
5. Dehidrasi Alkohol
Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi (melepas
molekul air) membentuk eter atau alkena. Pemanasan pada suhu sekitar 1300C
menghasilkan eter, sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 1800C menghasilkan
alkena. Reaksi dehidrasi etanol berlangsung sebagai berikut:
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat
dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan
H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu.
Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan
sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan
menstabilkan anionnya.
b. Sifat Senyawa Fenol
1. Sifat Fisika
1. Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan
mempunyai sifat-sifat antiseptic
2. Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol cair.
Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari fenol itu
tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah terbentuk cair pada
temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam karbol.
2. Sifat Kimia
1. Fenol tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau keton yang jumlah atom
C-nya sama , karena gugus OH-nya terikat pada suatu atom C yang tidak
mengikat atom H lagi. Jadi fenol dapat dipersamakan dengan alkanol tersier.
2. Jika direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak membentuk ester melainkan
membentuk asam fenolsulfonat ( o atau p).
3. Dengan HNO3 pekat dihasilkan nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya terbentuk
2,4,6 trinitrofenol atau asam pikrat.
4. Larutan fenol dalam air bersifat sebagai asam lemah
- Reaksi
Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH) yang ditemukan
pada alkohol. Oleh karena sulfur dan oksigen berada dalamgolongan tabel periodik yang
sama, ia memiliki sifat-sifat ikatan kimia yang mirip. Seperti alkohol, secara umum, ia
akan terdeprotonasi membentuk RS− (disebut tiolat), dan secara kimiawi lebih reaktif
dari bentuk tiol terprotonasi RSH. Kimia tiol berhubungan dengan kimia alkohol: tiol
membentuk tioeter, tioasetal, dan tioester, yang beranalogi dengan eter, asetal, dan ester.
Lebih jauh lagi, gugus tiol dapat bereaksi dengan alkena, membentuk tioeter.
- Keasaman
Atom sulfur tiol lebih nukleofilik daripada atom oksigen pada alkohol.Gugus
tiol bersifat sedikit asam dengan pKa sekitar 10 sampai 11. Dengan
keberadaan basa, anion tiolat akan terbentuk, dan merupakan nukleofil yang sangat
kuat. Gugus dan anion ini dapat dengan mudah teroksidasi oleh reagen
seperti bromin, menghasilkan disulfida (R-S-S-R).
2R-SH + Br2 → R-S-S-R + 2HBr
c. Tata Nama Senyawa Tiol
Dalam aturan tata nama IUPAC penamaan tiol mirip dengan penamaan alkohol,
bedanya adalah nama lengkap dari alkana dipertahankan. Akhiran -thiol mengikuti
nama senyawa induk.
Contoh Cara Penamaan Senyawa Tiol :
Koenzim A adalah senyawa tiol yang berfungsi sebagai "pembawa" gugus asetil
(CH3CO-) dalam reaksi biokimia. Koenzim A memainkan peran utama dalam
metabolisme. Bila gugus asetat dua melekat pada koenzim A, produk ini disebut asetil
koenzim A (asetil CoA). Ikatan antara koenzim A dan gugus asetil merupakan ikatan
tioester. Energi ikat inilah sebagai sumber energi yang berperan dalam reaksi biokimia.
BAB III
PENUTUP