Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PERENCANAAN STRATEGIK
1.1. Pendahuluan
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang menunjukkan tentang
kualitas dari masyarakat. Masyarakat yang sehat akan menghasilkan kualitas
hidup yang baik untuk lebih aktif dan produktif. Kesehatan ditunjang melalui
berbagai sumber daya di bidang kesehatan meliputi tenaga, perbekalan kesehatan,
sediaan farmasi, alat kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan serta pembiayaan
kesehatan. Berbagai upaya harus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan harus didukung oleh seluruh masyarakat
Indonesia mulai dari tenaga kesehatan hingga masyarakat awam yang ikut
berpean aktif. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan
memperbaiki hal-hal yang dapat menunjang kesehatan tersebut.
Dalam bidang kesehatan tentu sudah tidak asing lagi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan farmasi, mulai dari sumber daya hingga sediaan farmasi. Unit
pelayanan kesehatan milik pemerintah hampir di seluruh Indonesia harus
memiliki suatu unit yang mengelola semua hal yang berkaitan dengan sediaan
farmasi. Adapun peredaran sediaan farmasi di masyarakat yang tidak melalui unit
pelayanan kesehatan pemerintah juga harus diawasi penggunaannya untuk dapat
menjamin mutu sedian farmasi yang digunakan beserta dengan ketepatan
penggunaan sediaan farmasi sehingga tercapai efek terapi yang diinginkan.
Apoteker sebagai profesi yang mempunyai wewenang dan kewajiban terhadap
pengelolaan sedian farmasi tentunya harus ikut berperan aktif dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Apoteker adalah tenaga kesehatan
yang bertugas melakukan pelayanan kefarmasian secara langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien
(PP No. 51 th 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Bab I pasal 1), salah satu
tempat praktik apoteker dalam menjalankan pelayanan kefarmasian adalah di
apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker (PMK no. 35, 2014).
1
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
2
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Perencanaan strategik ini berupa perencanaan jangka panjang yang disusun untuk
menjamin tujuan organisasi, memberikan kerangka dasar dalam mengambil
keputusan manajerial, sebagai alat dalam mengambil keputusan, dan merupakan
suatu gabungan dalam kegiatan manajerial.
1.3. Tujuan
Tujuan pendirian Apotek Anza adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis standar pelayanan kefarmasian yang tidak hanya berorientasi pada obat,
namun lebih kepada pasien (asuhan kefarmasian) serta sebagai wadah
3
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
4
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
5
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
6
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
d. Alat administrasi
1. Blanko surat pesanan obat reguler dan alat kesehatan (lampiran)
2. Blanko surat pesanan prekursor (lampiran)
3. Blanko surat pesanan psikotropika (lampiran)
4. Blanko surat pesanan narkotika (lampiran)
5. Blanko tanda terima faktur (lampiran)
6. Blanko kartu stok obat (lampiran)
7. Blanko turunan resep (lampiran)
8. Blanko PMR (lampiran)
9. Kwitansi (lampiran)
7
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
8
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
maupun luar kota sehingga dapat dipastikan akses jalan menuju apotek
mudah dijangkau.
2. Berada di area perumahan warga.
3. Berada di area pasar tradisional warga.
4. Terletak 500 m dari area Industri PT. Surya Pamenang dan PT. Surya
Zig Zag.
5. Terletak 3 km dari puskesmas Gampengrejo dan 1 km dari Puskesmas
pembantu Gampengrejo
6. Terletak 500 m dari praktek bidan desa Turus, 700 m dari praktek bidan
desa Grompol, dan 1,5 km dari bidan desa Gampeng.
7. Terletak 2 km dari Kantor Kecamatan Gampengrejo.
Pertimbangan di atas diharapkan Apotek Anza akan mudah melakukan
promosi pelayanan kesehatan dan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat terkait obat dan alat kesehatan.
9
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
b. Populasi
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Gampengrejo tahun 2016 adalah sebesar
34588 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 16435 jiwa dan
penduduk wanita sebesar 18153 jiwa.
10
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
2. Jumlah Apotek
Belum terdapat satupun apotek di area Kecamatan Gampengrejo,
Kabupaten Kediri.
3. Jumlah praktek dokter
Terdapat satu praktek dokter di Kecamatan Gampengrejo yang berjarak
2 km dari tempat untuk calon pembangunan apotek dan satu puskesmas
pada jarak 3 km dan puskemas pembantu pada jarak 1 km.
4. Tingkat sosioekonomi penduduk sekitar Kecamatan Gampengrejo.
Tingkat sosioekonomi penduduk sekitar Kecamatan Gampengrejo
beragam yaitu, menengah ke atas maupun menengah ke bawah.
Masyarakat sekitar mempunyai tingkat kesadaran yang cukup baik
terhadap kesehatan.
5. Keadaan lalu lintas di Jalan Raya Kertosono-Kediri
Keadaan lalu lintas di jalan raya Kertosono-Kediri, Kecamatan
Gampengrejo dan di sekitarnya ramai karena jalan tersebut merupakan
jalan utama menuju kota Kediri dan arah keluar kota Kediri serta
merupakan area industri.
c. Perencanaan Jasa
Jenis pelayanan yang ditawarkan Apotek Anza adalah pelayanan jasa
meliputi pelayanan resep dan non resep (swamedikasi), pelayanan home
care, pelayanan informasi obat atau konsultasi obat. Sebagai apotek baru,
Apotek Anza akan berusaha melakukan pelayanan yang ramah, cepat dan
tepat untuk memenuhi kepuasan pasien.
1. Ketersediaan Pelayanan
Pelayanan kefarmasian dilakukan selama 6 hari dalam seminggu. Hari
Senin sampai Sabtu buka pada jam 07.00-22.00 WIB, sedangkan pada
hari minggu dan hari besar tutup.
2. Kapasitas Pelayanan
Resep non racikan diselesaikan kurang lebih 5-15 menit, sedangkan
untuk resep racikan dikerjakan maksimal 30 menit. Layanan home care
11
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
e. Potensi Pasar
Potensi pasar akan menyesuaikan pada jumlah permintaan atas barang dan
jasa yang disediakan oleh apotek dalam ruang lingkup pasar. Sebagai
apotek baru, survei pasar dilakukan dengan melakukan survei mengenai
pola peresepan di Puskesmas Gampengrejo dan survey penyakit yang
paling sering dikeluhkan oleh masyarakat di sekitar apotek.
f. Pesaing
Letak Apotek Anza cukup strategis, meskipun terletak di dekat Puskesmas
Gampengrejo yang memiliki apotek di dalam Puskesmas tersebut.
Terdapat beberapa toko eceran yang menjual obat bebas di sekitar Apotek
Anza namun dalam jumlah terbatas, selain itu tidak terdapat apotek yang
berdiri disekitar Apotek Anza.
12
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
13
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
2. Strategi OW
Memadukan antara opportunities (kesempatan) dengan weaknesses
(kelemahan). Dalam kondisi ini sebisa mungkin menghindari kelemahan
dengan memanfaatkan kesempatan yang ada.
3. Strategi TS
Memadukan antara threats (ancaman) dengan strengths (kekuatan). Dalam
kondisi ini, ancaman yang ada ditanggulangi dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan yang dimiliki.
4. Strategi OS
Memadukan antara opportunities (kesempatan) dengan strengths (kekuatan).
Dalam kondisi ini sebisa mungkin mengambil seluruh kesempatan yang ada
dengan menggunakan kekuatan semaksimal mungkin sehingga diharapkan
dapat memperoleh hasil yang maksimal pula.
14
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
15
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
16
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
BAB II
SISTEM MANAJEMEN
2.1 Modal
Perencanaan modal merupakan salah satu hal yang penting pada awal mula
pendirian apotek. Modal apotek dibuat seminimal mungkin agar tidak membebani
apoteker untuk mencari keuntungan semata. Pada pendirian apotek Anza
menggunakan modal sebesar Rp 148.500.000,- yang berasal dari dana pribadi
Apoteker Penanggungjawab Apotek yang sekaligus bertindak sebagai PSA.
17
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
18
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
2.3 Ketenagaan
Pada awal pembukaan, Apotek Anza dikelola oleh Apoteker
Penanggungjawab Apotek (APA) sekaligus Pemilik Sarana Apotek (PSA),
Apoteker Pendamping, dua Asisten Apoteker (AA) dan kurir. Karyawan dalam 1
minggu memiliki hak 1 hari libur dengan ketentuan tidak dapat diambil secara
bersamaan antara 1 karyawan dengan yang lainnya. Untuk pembagian shift yaitu
pada jam shift pagi pukul 07.00-15.00 oleh APA dan AA sementara untuk shift
sore pukul 15.00-17.00 ole Aping dan AA sore. Struktur organisasi di Apotek
Anza adalah sebagai berikut:
APA / PSA
Apoteker Pendamping
Asisten Apoteker
19
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
20
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
pembelian obat.
f. Memeriksa dan mencatat perbekalan farmasi yang jumlahnya hampir
habis di buku defekta untuk dilakukan pemesanan kembali dan
mengontrol obat-obat yang mendekati kadaluwarsa.
g. Melakukan kegiatan administrasi harian, seperti melakukan pembukuan
harian, melakukan pencatatan kartu stok, dan lain-lain.
D. Juru resep
a. Membantu dalam mempersiapkan obat dan peracikan.
b. Melakukan pelayanan jasa antar obat pada pasien.
c. Menjamin kebersihan seluruh lingkungan kerja apotek.
21
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
dan pelayanan dilakukan berdasarkan SOP yang dibuat oleh Apoteker. Sesuai
dengan peraturan pemerintah no. 51 tahun 2009 pasal 23 bahwa (1) dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian, Apoteker sebagaimana dimaksud dalam pasal
20 harus menetapkan standar prosedur operasional (SOP) dan (2) Standar
Prosedur Operasional harus dibuat secara tertulis dan diperbaharui secara terus-
menerus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi
dan ketentuan peraturan perundang-undangan. SOP harus dipatuhi oleh semua
karyawan apotek sehingga apotek dapat berjalan sesuai standar yang diharapkan.
SOP yang ditetapkan antara lain tentang pengelolaan obat dan alat kesehatan
(termasuk pemesanan, penerimaan, dan penyimpanan barang), pelayanan resep
dan non resep, serta pelayanan konseling dan pemberian informasi obat.
22
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
1. Harga untuk alat kesehatan, obat tradisional, obat bebas dan bebas terbatas =
harga netto apotek (HNA) + PPn 10% + 33%
2. Harga untuk obat keras (OWA) dengan pelayanan non resep = harga netto
apotek {(HNA) + PPn 10%} x 133%
3. Harga untuk obat dengan pelayanan resep non racikan = harga netto apotek
{(HNA) + PPn 10%} x 133%
4. Harga untuk obat dengan pelayanan resep racikan = harga netto apotek
[{(HNA) + PPn 10%} x 133%] + embalase Rp 1.500,-
5. Harga tambahan resep racikan = Rp 500,-/kapsul, Rp 300,-/bungkus puyer dan
Rp 2000,-/botol dan dus bedak.
Aktiva tetap
Inventaris Kantor Rp 24.700.000,00
Inventaris Apotek Rp 11.800.000,00
Inventaris Rp 6.000.000,00
Kendaraan
Bangunan Rp 30.000.000,00
Apotek
Rp. 148.500.000,00 Rp. 148.500.000,00
23
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
24
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
dibayar dimuka)
TOTAL 148.500.000
2.5.1.3 Analisa Break Even (ABE) pada Tahun Pertama Biaya Tetap
Tabel 2.3 Rincian Biaya Tetap Apotek Anza
25
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
26
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
. . . .
= /
= Rp 600.000.000,-/tahun
= Rp 50.00.000-/bulan, 1 bulan = 30 hari
= Rp1.666.700,-/hari
Dengan memperhatikan keadaan sekitar, maka target penjualan per hari yaitu:
Alkes = Rp 120.000,-
Resep masuk per hari 4 lembar @Rp 30.000,- = Rp 120.000,-
OWA = Rp 476.000,-
Non resep (OB dan OBT) = Rp 950.700,- +
27
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Rekonsiliasi
Penjualan Rp 600.000.000,-
Biaya Variabel (80%) Rp 480.000.000,- _
Pendapatan Marginal Rp 120.000.000,-
Biaya Tetap Rp 83.050.000,- _
Laba Rp 36.950.000,-
B. PPN
Berdasarkan Permenkeu RI No. 197/PMK 03/2013 tentang perubahan
atas Permenkeu No. 68/PMK 03/ 2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak
Pertambahan Nilai pasal 4 ayat 1 yang berlaku mulai 1 Januari 2014 memiliki
ketentuan bahwa pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai pengusaha kena pajak apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun
buku jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan brutonya melebihi Rp
4.800.000.000,-. Apotek Anza memiliki omzet ≤ Rp 4.800.000.000,- per tahun.
28
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
= 24,88 %
Ket : Menurut pengalaman ROE minimal 18% untuk Apotek (Seto et al., 2004),
ROE Apotek Anza selama 12 bulan pertama sebesar 24,88% sehingga ROE
tesebut memenuhi persyaratan.
= 24,88 %
Ket : menurut pengalaman, ROA minimal 12 % untuk Apotek (Seto et al., 2004).
ROA Apotek Anza selama 12 bulan pertama sebesar 18% sehingga ROA tersebut
memenuhi persyaratan.
29
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
PENDAPATAN
Penjualan Rp 600.000.000,-
HPP (75% dari penjualan) Rp 450.000.000,-
Laba kotor Rp 150.000.000,-
BEBAN USAHA
Gaji (APA, AA) Rp 70.000.000,-
Biaya listrik, PDAM, telepon Rp 2.500.000,-
Biaya pemeliharaan apotek Rp 3.000.000,-
Biaya pajak reklame Rp 300.000,-
Biaya penyusutan Rp 7.250.000,-
Biaya promosi Rp 2.500.000,-
Biaya serba-serbi Rp 11.700.000,-
Biaya pemakaian suplai apotek Rp 2.400.000,-
Biaya pemakaian suplai kantor Rp 2.400.000,-
Rp 107.050.000,- _
Laba sebelum pajak Rp 42.950.000,-
PPh Rp 6.000.000,- _
Laba bersih setelah pajak Rp 36.950.000,-
30
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Bulan Taksiran
Tahun 2018 (Rp)
Januari 47.000.000
Februari 50.000.000
Maret 53.000.000
31
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
F. Biaya penyusutan inventaris selama 3 bulan sebesar 10% dari harga perolehan :
Inventaris Kantor Rp 617.400,-
Inventaris Apotek Rp 295.000,-
Inventaris Kendaraan Rp 150.000,-
Inventaris Gedung Rp 750.000,- _
Total Rp 1.812.500,-
G. Biaya gaji per bulan Rp 5.833.000,-
H. Pemakaian suplai kantor per bulan Rp 200.000,-
I. Pemakaian suplai apotek per bulan Rp 200.000,-
J. Biaya operasional lainnya:
Biaya listrik dan telepon Rp 2.500.000,-
Reklame Rp 300.000,-
Biaya Promosi Rp 2.500.000,-
Biaya pemeliharaan Rp 1.500.000,-
Biaya serba-serbi Rp 11.700.000,-
Total Rp 18.500.000,-
Biaya per 3 bulan Rp 4.625.000,-
Biaya per bulan Rp 1.541.700,-
K. Saldo kas akhir bulan Januari 2018 Rp 22.000.000,- dan merupakan jumlah
minimum yang harus dipertahankan tiap bulannya.
L. Bila kas melebihi jumlah minimal, kelebihannya untuk mengembangkan usaha.
32
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Tabel 2.7 Anggaran Kas Apotek Anza Bulan Januari s.d Maret
Tahun 2018 (dalam ribuan Rupiah)
Anggaran Kas Apotek Anza Bulan Januari s.d Maret
Tahun 2018 (dalam ribuan Rupiah)
No. Ket Des ‘17 Jan ‘18 Feb ‘18 Mar ‘18 Apr ‘18
1 Penjualan 47.000 50.000 53.000 47.000
8 Pembayaran bunga - - -
9 Jumlah pengeluaran 42.624,7 44.874,7 47.124,7
kas
10 Surplus/deficit 4.375,3 5.125,3 5.875,3
11 Saldo kas awal bulan 22.000 26.375,3 31.500,6
12 Surplus/deficit 4.375,3 5.125,3 5.875,3
13 Saldo kas akhir bulan 26.375,3 31.500,6 37.375,9
tanpa peminjaman
14 Saldo kas minimal 22.000 22.000 22.000
15 Pinjam/pelunasan 0 0 0
16 Saldo kas akhir bulan 26.375,3 31.500,6 37.375,9
setelah peminjaman
17 Saldo pinjaman 0 0 0
kumulatif
33
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Penjualan Rp 150.000.000,-
HPP (75%) Rp 112.500.000,-
Laba Kotor Rp 37.500.000,-
Simpulan: bahwa selama periode waktu 3 bulan (Januari s.d Maret 2018),
diprediksi Apotek Anza akan memperoleh laba sebesar Rp 14.038.400,- (sebelum
pajak)
Dari neraca awal dan anggaran kas dapat dievaluasi perubahan-perubahan
dari perkiraan-perkiraan Apotek Anza yang dapat dihitung sebagai berikut:
a. Kas bertambah sampai Rp 37.375.900 dari kas awal Rp 22.000.000,-.
Namun, kas sebesar Rp 37.375.900 dikurangi oleh biaya operasional
sebesar Rp 2.950.100,- dan biaya pemakaian sebesar Rp 1.200.000,-
sehingga kas menjadi Rp 33.225.800,-
b. Persediaan obat :
Stok awal Rp 50.000.000,-
Pembelian Rp 112.500.000,- +
Obat yang dapat dijual Rp 162.500.000,-
Harga pokok penjualan Rp 112.500.000,- _
Stok akhir Rp 50.000.000,-
c. Suplai Apotek:
Awal Rp 2.000.000,-
Pemakaian Rp 600.000,- -
Akhir Rp 1.400.000,-
d. Suplai kantor :
34
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Awal Rp 2.000.000,-
Pemakaian Rp 600.000,- -
Akhir Rp 1.400.000,-
e. Inventaris kendaraan
Awal Rp 6.000.000,-
Penyusutan Rp 150.000,-
Akhir Rp 5.850.000,-
f. Inventaris kantor
Awal Rp 24.700.000,-
Penyusutan Rp 617.400,-
Akhir Rp 24.082.400,-
g. Inventaris apotek
Awal Rp 11.800.000,-
Penyusutan Rp 295.000,-
Akhir Rp 11.505.000,-
h. Inventaris Gedung
Awal Rp 30.000.000,-
Penyusutan Rp 750.000,-
Akhir Rp 29.250.000,-
i. Utang usaha
Awal Rp 0,-
Pembelian (kredit) Rp 0,-
Rp 0,-
Pembayaran utang Rp 0,-
Akhir Rp 0,-
j. Hutang bank
Hutang Bank Awal Rp 0,-
Pinjaman kumulatif Rp 0,-
Hutang Bank Akhir Rp 0,-
k. Modal
Awal Rp 148.500.000,-
Laba sebelum pajak Rp 12.363.500,-
35
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Rp 160.863.500,-
PPh Rp 1.500.000,-
Rp 159.363.500,-
Aktiva Tetap:
Inventaris Apotek Rp 11.505.000
Inventaris Kantor Rp 24.082.400
Inventaris Kendaraan Rp 5.850.000
Inventaris Gedung Rp 29.250.000
Jumlah Aktiva Tetap Rp 70.687.500
36
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
37
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
3. Menyesuaikan keuangan apotek dengan jumlah dan jenis obat yang dipesan.
Pemesanan obat-obat dapat dilakukan setiap hari. Obat-obat OTC yang tidak
laku dalam jangka waktu 3 tahun (dead moving) tidak dipesan lagi.
38
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
b Mengadakan kerja sama dengan apotek lain dalam hal pengadaan perbekalan
farmasi. Hal ini untuk mengantisipasi jika ada kekosongan barang/obat tetapi
masih ada permintaan dan untuk perbekalan farmasi yang permintaannya
jarang sehingga membutuhkan persediaan yang sedikit.
c Membuka konsinyasi dengan perusahaan-perusahaan yang biasanya
mengeluarkan produk-produk baru, misalnya produk madu, teh, dan makanan
suplemen lain.
Prosedur pengadaan perbekalan farmasi Apotek Anza yaitu :
a Memeriksa obat yang sudah habis atau tinggal sedikit (diketahui melalui
pengamatan visual atau dari kartu stok pada setiap obat), dicatat di buku daftar
obat habis dan dilihat bagaimana mobilitas obat tersebut (termasuk
fast/slow/dead moving product)
b Melakukan pemeriksaan pembelian obat tersebut dari PBF mana beserta satuan
kemasan dan harganya untuk memperkirakan harga pembelian dan PBF yang
akan dihubungi.
c Menyesuaikan dengan keuangan apotek untuk menentukan prioritas dan
jumlah pemesanan.
d Menentukan pesanan obat yang meliputi jenis obat (termasuk di dalamnya
bentuk sediaan dan dosis), jumlah obat, dan nama PBF yang dituju.
39
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
c. Satu lembar SP hanya dapat digunakan untuk memesan satu jenis Narkotika.
40
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
f. Bentuk sediaan
g. Kekuatan
Bila jenis, jumlah, bentuk sediaan, kekuatan, kemasan, tanggal kadaluarsa dan
nomor batch perbekalan farmasi tidak sama dengan yang tercantum pada faktur,
maka dikembalikan dan ditukar sesuai yang tertera pada faktur dan SP.
4. Perbekalan farmasi diperiksa kondisi fisiknya antara lain :
a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kadaluarsa masih jauh
Bila rusak atau tanggal kadaluarsa sudah dekat, dikembalikan kepada PBF atau
ditukar.
5. Setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur ditandatangani pihak
apotek dan diberi stempel apotek.
41
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
disimpan pada order faktur pembelian sesuai dengan bulannya dan urut
seperti pada urutan buku pembelian.
ii. jika tidak sesuai pesanan, dikonfirmasi ke pengirim atau retur.
b. Beberapa hari sebelum waktu jatuh tempo pembayaran, PBF akan datang
ke apotek, selanjutnya:
i. Faktur asli diserahkan kepada apotek
ii. Apotek membuat tanda terima faktur (rangkap dua) yang
ditandatangani apoteker dan diberi stempel apotek. Tanda terima faktur
asli diserahkan kepada PBF sebagai bukti penagihan kepada apotek
pada waktu jatuh tempo. Jika pada faktur terdapat CN (Credit Nota),
yaitu barang dikembalikan (misalnya karena tidak sesuai pesanan)
maka tanda terima faktur harus dilakukan penyesuaian jumlah uang
yang harus dibayarkan ke PBF. Sedangkan salinan tanda terima faktur
disatukan dengan faktur asli untuk diarsip pada buku kas keluar dan
faktur asli disimpan pada order kas keluar sesuai dengan bulannya.
Semua bukti-bukti pembukuan (faktur copy dan asli, kwitansi, nota dll)
disimpan selama 10 tahun.
c. Pada tanggal pembayaran yang telah disepakati, tagihan dibayarkan apotek
kepada petugas PBF yang datang ke apotek. Tanda terima faktur asli
diserahkan kembali ke apotek. Pada faktur asli diberi tanda lunas serta
tanda tangan dan nama terang petugas PBF, dan disimpan kembali sebagai
arsip apotek.
42
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
43
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
44
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
5. Metode FEFO
Metode First Expired First Out (FEFO) yaitu obat yang waktu kadaluarsanya
lebih pendek dikeluarkan terlebih dahulu, hal ini untuk menghindari obat
kadaluarsa sebelum laku..
6. Alfabetis
Penataan dan penyimpanan obat dan perbekalan farmasi lainnya setelah ditata
berdasarkan bentuk sediaan kemudian ditata secara alfabetis sehingga
memudahkan pengambilan. Untuk obat-obat yang memiliki indeks terapi sempit
dan beresiko tinggi apabila tertukar seperti obat diabetes mellitus, antihipertensi,
dan jantung penyimpanannya dikelompokkan berdasarkan kelas terapi lalu
disusun menurut alfabetis.
Dengan sistem penataan seperti ini, diharapkan akan lebih memudahkan
pemilihan obat yang sesuai dengan kebutuhan, serta menghindari kesalahan
pemberian obat yang dapat berakibat fatal.
Penataan dan penyimpanan sediaan farmasi juga harus memperhatikan
faktor lingkungan untuk menjaga stabilitas obat. Faktor lingkungan yang
diperhatikan dalam penataaan dan penyimpanan obat adalah sinar matahari, suhu,
dan kelembaban. Diusahakan obat-obat tidak terkena sinar matahari langsung,
suhu dijaga dengan sirkulasi yang cukup, dan lemari penyimpanan dijauhkan dari
kamar mandi karena kelembaban yang relatif tinggi di sekitar kamar mandi.
1. Pencatatan persediaan
Pencatatan sediaan farmasi meliputi pencatatan pada kartu stok gudang dan
pencatatan pada kartu stok apotek di lemari peracikan ataupun etalase.
Prosedur pencatatan sediaan farmasi :
45
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
46
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
9. Pencatatan lain-lain
Nota, digunakan sebagai bukti untuk penjualan tanpa resep.
Tanda terima faktur, digunakan sebagai tanda terima penerimaan obat
PBF.
47
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
2.5.3.2 Pemeliharaan
Agar dapat menghindari adanya kerusakan, kadaluwarsa, maupun hilangnya obat
maka dalam pemeliharaan obat maupun alat kesehatan, apoteker bertanggung jawab
dalam mengontrol keadaan penyimpanan obat dan batas expired date dari perbekalan
farmasi yang ada di Apotek Anza. Hal tersebut dapat dikontrol dengan menggunakan
kartu stok yang diperiksa setiap hari di Apotek, buku expired date, serta melakukan stock
2.5.3.3 Penghapusan
Penghapusan/pemusnahan obat-obatan adalah salah satu tugas dari Apoteker
Penanggungjawab Apotek (APA). Pemusnahan akan dilakukan apabila terdapat obat
yang rusak atau kadaluwarsa. Pemusnahan obat dilakukan berdasarkan. Standard
Operating Procedure (SOP) yang akan dibuat, yaitu untuk obat narkotika dan
psikotropika serta untuk obat-obat golongan lain (obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras, obat wajib apotek, dan obat tradisional) serta alat kesehatan.
48
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
2.5.3.4 Pelaporan
Pelaporan digunakan untuk obat narkotika dan psikotropika yang dilakukan tiap
bulan sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya dengan menggunakan form
software SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Pelaporan ini
dibuat secara online untuk Menteri Kesehatan RI, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Hasil
pencetakan SIPNAP tersebut kemudia dicetak dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Kediri dengan tembusan kepada Kepala Balai Besar POM Surabaya,
serta satu rangkap digunakan sebagai arsip Apotek Anza.
Selain pelaporan narkotika dan psikotropika, pelaporan Pajak Penghasilan
(PPh) apotek dilakukan setiap bulan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) dari
kantor pajak dengan dasarnya perhitungan laba/rugi tahun sebelumnya.
Pembayaran dilakukan di kantor pos/bank yang ditunjuk paling lambat tanggal 15
di bulan berikutnya dan bukti setor dari bank dilaporkan ke kantor pajak paling
lambat tanggal 20 ( apabila telat membayar akan dikenai denda, biasanya
bunga/hari dan apabila telat lapor, dikenai sanksi dalam jumlah tertentu).
49
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
SDM baru atau tidak. Rencana kedepan Apotek Anza akan menambahkan
seorang juru resep sebagai SDM baru.
2.6.2 Manajemen
Evaluasi terhadap kegiatan apotek akan dilakukan setiap akhir bulan untuk
mengevaluasi kinerja apotek dan SDM yang berperan di dalamnya. Evaluasi
tersebut dilakukan untuk mengetahui kekurangan apotek yang harus diperbaiki
untuk meningkatkan pelayanan di apotek serta meningkatkan kepuasan konsumen.
Pengembangan yang dilakukan Apotek Anza salah satunya adalah prosedur
standar operasional. Dengan pengalaman sebelumnya, maka perlu dilakukan
pembaharuan SOP untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan baik
untuk resep, non resep maupun pelayanan swamedikasi. Selain itu diperlukan juga
upaya melengkapi variasi obat, alkes, kosmetik, dan PKRT yang disediakan
sehingga dapat meningkatkan pendapatan apotek khususnya penjualan produk
OTC.
2.6.3 Layanan
Pelayanan yang diberikan di Apotek Anza terdiri dari dua yaitu, pelayanan
resep dan pelayanan non-resep. Pelayanan resep dapat dilakukan dengan datang
langsung ke apotek untuk menebus resep atau melalui telepon dan media sosial
dengan mengirimkan foto resep dan kemudian obat dapat diantarkan ke rumah
pasien. Kegiatan assesment dan pemberian informasi dapat dilakukan melalui
telepon atau melalui media sosial tersebut. Obat yang tertulis di resep kemudian
diantarkan oleh AA disertai lembar informasi seputar obat yang didalamnya juga
terdapat kontak apoteker untuk menanyakan jika ada yang kurang jelas mengenai
informasi yang tertera di lembar informasi, selain itu juga disertai kwitansi
pembayaran. Resep akan diminta oleh AA ketika mengantar obat dan kemudian
resep disimpan oleh apotek sebagai arsip. Pelayanan non-resep juga dapat
dilakukan dengan datang langsung ke apotek atau melalui telepon dan media
sosial. Assesment dan pemberian informai dapat dilakukan seperti pelayan resep
antar dan selain juga diberikan lembar informasi dan nota pembelian untuk pasien.
50
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
51
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL
PRAKTEK PELAYANAN
52
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
53
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
3.1.1.2 Dispensing
Setelah melakukan tahappengkajian resep langkah selanjutnya adalah
melakukan dispensing yang terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
infromasi obat.
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep
Penyiapan obat dapat dilakukan oleh apoteker/AA, dimulai dengan
pengambilan obat di rak sesuai dengan yang tertulis di resep dan menuliskan
kartu stok serta kemudian dilakukan pemberian etiket untuk resep obat jadi
dan dilanjutkan dengan peracikan untuk obat yang membutuhkan peracikan.
2. Melakukan peracikan obat yang diperlukan
Peracikan obat juga dapat dilakukan oleh apoteker/AA. Sebelum dilakukan
peracikan maka perlu dilakukan kembali pengecekan terhadap jumlah obat
dan perhitungan dosis untuk pasien. Selain itu juga meneliti kembali apakah
obat-obat yang masuk dalam peracikan sudah inkompatibel dan sesuai.
3. Penyiapan etiket dan penandaan khusus serta kemasan
Setelah obat siap, kemudian obat dimasukkan kedalam kemasan yang sesuai
dan rapi. Etiket terdiri dari dua yaitu etiket putih (untuk obat yang masuk
54
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
kedalaam saluran cerna) dan etiket biru (untuk obat luar). Etiket yang jelas
diberikan di kemasan obat dengan menggunakan blangko etiket yang
didalamnya terdapat kop apotek dan identitas apoteker, tanggal resep, no
resep, nama pasien, cara pemakaian, penandaan obat luar (etiket biru) dan
paraf apoteker. Beberapa penandaan lain yang perlu ditambahkan misalnya
label “kocok dahulu” untuk sediaan suspensi.
4. Pembuatan salinan resep dan bukti bayar (nota/kuitansi)
Pembuatan salinan resep dilakukan jika obat tidak diambil seluruhnya dan
salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker. Pembuatan kuitansi/nota
bagi pasien yang meminta disertai rincian obat dibaliknya.
5. Penyerahan Obat
Sebelum obat diserahkan kepada pasien maka dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien dan etiket, cara penggunaan serta
jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).
Kemudian, langkah-langkah penyerahan obat adalah sebagai berikut:
1. Memanggil nomor antrian pasien
2. Memeriksa ulang identitas dan nama pasien
3. Memastikan yang menerima obat adalah pasien dan keluarganya
4. Menyerahkan obat disertai pemberian infromasi obat
5. Memberitahukan infromasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang
terkait dengan obat antara lain manfaat obat, kemungkinan efek samping,
cara penyimpanan obat, terapi non-farmakologi dan lain-lain
6. Meminta umpan balik kepada pasien tentang informasi obat yang
diberikan untuk memastikan pasien telah paham dengan infromasi yang
diberikan
7. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik, mengingat kondisi pasien yang tidak sehat mungkin emosinya tidak
stabil.
6. Untuk obat yang menggunakan jasa pengriman ke rumah maka diberikan
lembar informasi untuk cara penggunaan obat dan beberapa informasi
penting mengenai obat, pada lembar informasi tersebut juga diberikan
55
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
nomor telepon apoteker jika pasien merasa ada yang belum jelas dan ingin
bertanya kepada apoteker.
7. Pencatatan Patient Medication Record (PMR)
Pencatatan dilakukan di blanko PMR yang meliputi nama pasien, jenis
kelamin, tanggal lahir, alamat, telepon, riwayat alergi, dan riwayat penyakit.
Di dalama lembar catatan pengobatan pasien tertulis tanggal kunjungan,
identitas dokter, tanggal resep, obat yang diresepkan beserta aturan pakai,
hasil assesment, follow up, dan paraf apoteker. Pencatatan dilakukan
sebanyak 2 rangkap untuk dibawa pasien dan disimpan sebagai arsip apotek.
Tidak semua pasien mendapatkan pelayanan pencatatan PMR, diantaranya
kriteria pasien yang mendapatkan pelayana PMR adalah sebagai berikut:
1. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis
2. Pasien yang mempunyai riwayat alergi terhadap obat
3. Pasien dengan polifarmasi
8. Menyimpan resep sebagai arsip apotek.
56
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Konsultasi
Pemeriksaaan Tidak ke dokter
keabsahan resep Tetap tidak jelas
jelas
Bertanya kepada pasien:
1. Keluhan
Sah 2. Informasi yang Pasien
disampaikan dokter disarankan
untuk kembali
ke dokter
Kajian resep:
1. Aspek administratif
2. Kesesuaian farmasetik
3. Pertimbangan klinis Jelas Cek ketersediaan obat
Penetapan harga
pembayaranan
Penyiapan obat
Pemeriksaan ulang
57
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
58
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
59
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
kepada pasien.
7. Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan tersebut hanya dapat
dilakukan dalam waktu tertentu dan apabila terapi tidak menunjukkan
perbaikan maka pasien harus segera ke dokter.
Pasien datang untuk membeli obat tertentu
Apabila ada pasien yang datang hendak membeli atau berkonsultasi
mengenai produk obat tertentu maka langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Apabila pasien sudah pernah menggunakan produk tersebut sebelumnya,
maka hal-hal yang perlu ditanyakan adalah:
Keluhan apa yang akan diobati dengan obat tersebut
Hasil terapi yang dirasakan oleh pasien setelah menggunakan obat
tersebut
Menanyakan beberapa hal untuk mengidentifikasi terjadinya efek
samping yang terjadi atau reaksi alergi
Apakah memerlukan informasi lain mengenai obat tersebut
Apakah ada obat lain yang sedang digunakan
2. Apabila pasien belum pernah menggunakan obat-obat tersebut
sebelumnya, maka hal-hal yang perlu ditanyakan adalah:
Keluhan apa yang akan diobati dengan obat tersebut
Mengapa pasien memilih menggunakan obat tersebut
Apakah pasien sudah mengetahui cara pemakaian obat tersebut
Apakah ada obat lain yang sedang digunakan
Memastikan bahwa keluhan tersebut dapat dilakukan pengobatan
sendiri atau harus dirujuk ke rumah sakit/dokter
3. Apabila jenis obat yang akan digunakan oleh pasien telah ditetapkan
maka:
Apoteker atau asisten apoteker menginformasikan harganya dan
pasien membayar
Obat tersebut pada kasir kemudian obat diambilkan dan diserahkan
kepada pasien disertai dengan pemberian informasi yang diperlukan.
60
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Tidak bisa diatasi Bisa diatasi dengan Bisa diatasi Tidak bisa diatasi
dengan swamedikasi dengan dengan
swamedikasi swamedikasi swamedikasi
Saran pemeriksaan ke
Dokter/RS
61
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
62
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
3.2.2 Input
Tugas yang didapatkan adalah resep untuk terapi diabetes melitus. Namun
tidak didapatkan resep yang baru sehingga menggunakan resep yang sudah
terarsip di apotek. Oleh karena itu, tidak berkesempatan untuk melakukan
assesment kepada pasien secara langsung. Berikut adalah resep penyakit diabetes
melitus yang ditebus di Apotek Putri Airlangga:
63
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
dr. Stw
503.xxx/15xx/I/P.DU/4xx.6.3/2012
Surabaya, 25 – 1 – 2016
64
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Alamat : ada
No. Telp : ada
c. Kelengkapan resep
Tempta dan tanggal penulisan resep : 25 Januari 2016
Nama dan jumlah obat : ada
Bentuk sediaan obat : tidak ada
Aturan pakai : ada dan jelas
Keputusan : Resep diterima dan dilayani
Langkah pertama adalah mengecek ketersediaan obat yang diminta, lalu
menghitung harga seluruh obat yang diminta dalam resep. Selanjutnya melakukan
kesepakatan harga dengan pasien, bila pasien setuju dengan harga tersebut, maka
membayar ke kasir dan menerima nomor antrian
65
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
66
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
olahraga rutin, orang dengan impaired glucose tolerance (IGT) dan/atau impaired
fasting glucose (IFG), orang orang dengan rendah kolesterol HDL atau tinggi
trigliserida, tekanan darah tinggi, ras etnis tertentu dan wanita yang pernah
mengalami diabetes gestasional, atau yang pernah melahirkan bayi dengan berat
lahir 9 pounds atau lebih (ADA, 2013).
67
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Terapi Insulin
Terapi insulin merupakan terapi yang harus diberikan pada penderita
diabetes melitus tipe 1 karena sel-sel beta pankreas dari penderita rusak sehingga
tidak dapat lagi memproduksi insulin. Insulin juga digunakan pada penderita
diabetes melitus tipe 2 sebagai kombinasi dengan obat antidiabetes oral ketika
gula darah tidak terkontrol hanya denga terapi oral antidiabetes saja. Insulin
bekerja dengan membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel sehingga jika
68
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
insulin menurun maka glukosa akan banyak terdapat di darah dan tidak masuk ke
dalam sel sehingga sel kekurangan energi. Metabolisme karbohidrat, lipid maupun
protein juga sangat dipengaruhi oleh adanya insulin. Sedian insulin biasanya
diberikan secara injeksi subkutan yang terdiri dari berbagai macam sediaan yaitu
insulin masa kerja singkat atau insulin reguler, inulin masa kerja sedang, insulin
masa kerja sedang dengan mula kerja cepat, dan insulin masa kerja panjang
(Depkes RI, 2005).
Terapi Farmakologi
Sulfonilurea
Golongan sulfonilurea dibagi menjadi 2 generasi, generasi pertama
adalah klorpropamid, tolazamid, dan tolbutamid. Ketiga obat dianggap
memiliki efektifitas yang sama meskipun ada perbedaan dalam sifat
farmakokinetika dan efek samping. Dan generasi kedua adalah glipizid,
glyburid (glibenklamid) dan glimipiride. Meskipun golongan sulfonilurea
69
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
generasi kedua lebih kuat 100 kali daripada generasi pertama namun tidak
lebih efektif secara klinis. Sulfonilurea generasi kedua memiliki kelebihan
yaitu efek samping yang lebih rendah dan durasi yang lebih panjang
sehingga penggunaan dosis memungkinkan digunakan satu sampai dua kali
sehari (Kroon & Williams, 2013).
Sulfonilurea merangsang pelepasan insulin dari sel-β pankreas dan
meningkatkan sensitivitas sel-β terhadap glukosa. Reseptor sulfonilurea
yang spesifik terkait erat dengan saluran ion kalium sensitif ATP yang ada
di sel-β. Sulfonilurea menghambat aktivitas pada saluran ion kalium,
sehingga menghalangi pengeluaran kalium dan menurunkan potensial
membran mengakibatkan terjadinya depolarisasi. Hal tersebut memicu
saluran kalsium membuka dan meningkatkan konsentrasi kalsium
intraselluler. Peningkatan kalsium intraselluler menstimulasi sekresi insulin
dari sel-β pankreas. Sulfonilurea juga dapat menormalkan produksi glukosa
hepatik, meningkatkan pembuangan glukosa perifer, dan dapat mengurangi
kadar glukagon dengan penggunaan jangka panjang (Kroon & Williams,
2013). Golongan sulfonilurea sama seperti metfomin menurunkan A1C
1,5% sampai 1,7% (Kroon & Williams, 2013) Golongan sulfonilurea dapat
menurunkan kadar glukosa darah pada 85-90% pasien Diabetes Melitus tipe
2 (Sari,2008). Sulfonilurea menurunkan glukosa darah sebesar 60-70 mg/dL
(3.3–3.9 mmol/L) (Schwinghammer, 2015).
Glimepiride adalah golongan sulfonilurea generasi kedua kerja
panjang (long-acting) memiliki waktu paruh 9 jam dan durasi kerjanya
adalah 24 jam sehingga memungkinkan untuk dosis sekali sehari.
Penyerapan Glimepiride tidak dipengaruhi oleh makanan, efek dari
Glimepiride dapat diamati 2-3 jam setelah digunakan. Glimepiride
dimetabolisme oleh hati, dan metabolit utamanya memiliki 30% dari
aktivitas obat induk. Metabolit diekskresikan lewat feses dan urin.
Penelitian menunjukkan bahwa sulfonilurea dapat menutup saluran kalium
ATP-sensitif dijaringan jantung, mekanisme sama seperti pada sel-β. Di
dalam hati, efek ini bisa mencegah vasodilatasi selama kondisi iskemik.
Glimepiride sangat selektif pada saluran kalium dalam sel-β, sehingga
70
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Glinid
Repaglinid (Prandin) dan nateglinid (Starlix) adalah pemicu sekresi
insulin non-sulfonilurea. Repaglinid masuk kedalam golongan meglitinid
dan nateglinid merupakan derivat asam amino (d-fenilalanin), untuk
kelompok ini sering disebut dengan “glinid” (Kroon & Williams, 2013).
Mekanisme kerja glinid ialah menutup saluran kalium adenosin trifosfat
(ATP) dalam sel-β, sehingga menghambat aktivitas pengeluaran kalium dan
menurunkan potensial membran mengakibatkan terjadinya depolarisasi. Hal
tersebut memicu saluran kalsium membuka dan meningkatkan konsentrasi
kalsium intraselluler. Peningkatan kalsium intraselluler menstimulasi sekresi
insulin dari sel-β pankreas. Glinid memiliki onset yang cepat dan durasi
kerja pendek, sehingga dapat digunakan dengan makanan untuk
meningkatkan penggunaan glukosa postprandial (Alldredge et al, 2013)
Namun obat ini harus diberikan sebelum makan (30 menit)
(Schwinghammer, 2015).
Repaglinid memiliki efek yang sebanding dengan metformin dan
sulfonilurea ketika digunakan sebagai monoterapi. Repaglinid dan
nateglinid pada Diabetes Melitus tipe 2 digunakan sebagai monoterapi atau
kombinasi. Golongan glinid dapat dikombinasikan dengan metformin atau
thiazolidinedion (TZD). Golongan ini tidak dikehendaki dikombinasikan
dengan sulfonilurea karena memiliki mekanisme yang sama sehingga tidak
menghasilkan manfaat tambahan (Kroon & Williams, 2013).
Biguanid
Metformin merupakan satu-satunya golongan biguanid untuk terapi
Diabetes Melitus tipe 2. Metformin merupakan OAD yang paling akurat.
Meskipun dapat menurunkan kadar glukosa darah namun tidak
menyebabkan efek hipoglikemia terhadap orang yang tidak mengalami
diabetes atau penderita diabetes digunakan sebagai monoterapi. (Kroon &
71
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Thiazolidinedion
Golongan thiazolidinedion (TZD) terdapat dua obat yaitu rosiglitazon
dan pioglitazon. Kedua obat tersebu sering disebut insulin sensitizer
(meningkatkan sensitivitas terhadap insulin). Mekanisme kerja golongan
TZD mengikat dan mengaktifkan reseptor Peroksisome proliferator
activated receptor-γ (PPAR-γ) yang sensitif insulin dan berada pada adipose,
otot angka dan jaringan hati. PPAR-γ mengatur transkripsi gen yang
mempengaruhi metabolisme glukosa dan lipid. Stimulasi terhadap reseptor
PPAR-γ dapat meningkatkan transkripsi GLUT-4 (transporter glukosa yang
merangsang penyerapan glukosa), dengan meningkatnya GLUT-4 maka
resistensi insulin akan menurun. Ketika TZD ditambahkan pada terapi
Diabetes Melitus tipe 2 dapat meningkatkan kontrol glikemik, namun dapat
meningkatkan berat badan (±3 kg) dan peningkatan edema kemungkinan
72
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Penghambat DPP-IV
Mekanisme kerja DPP-4 inhibitor adalah menghambat degradasi GIP dan
GLP-1 memasuki pembuluh darah saluran pencernaan, sehingga
meningkatkan efek inkretin endogen pada sekresi insulin fase pertama dan
penghambatan glukagon. Sitagliptin dan saxagliptin adalah penghambat
yang kompetitif DPP-4. Sitagliptin, dengan dosis 100 mg, mengurangi
aktivitas DPP-4 sebesar 80% hingga 24 jam, sedangkan saxagliptin, dengan
dosis 2,5 mg, dapat mengurangi aktivitas DPP-4 sebesar 50% hingga 24 jam
(Kroon & Williams, 2013). Penghambat DPP-4 terutama digunakan sebagai
terapi tambahan dalam kombinasi dengan sulfonilurea, biguanid, TZD, dan
73
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
74
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
diberikan dosis glimepiride tablet secara bertahap sebagai berikut: 1 mg, 2 mg, 3
mg, 4 mg, 6 mg, dan pada kasus tertentu 8 mg. Biasanya dosis untuk pasien
dengan kontrol diabetes yang baik adalah 1-4 mg Glimepiride tablet sehari.
Indikasi :
Glimepiride tablet digunakan sebagai tambahan untuk diet dan olahraga untuk
menurunkan glukosa darah pada pasien diabtes tipe 2 dimana kadar gula darah
tidak cukup dikontrol dengan diet, olahraga dan penurunan berat badan.
Kontraindikasi :
1. Kontraindikasi dengan penderita diabetes melitus tipe 1
2. Tidak digunakan untuk pasien yang hipersensitif terhadap glimepirid,
sulfonilurea lainnya, sulfonamida atau zat tambahan lainnya yang dapat
menyebabkan reaksi hipersensitifitas.
3. Tidak boleh digunakan pada wanita yang menyusui
Efek samping : hipoglikemi, gangguan pengelihatan, mual, muntah, nyeri
perut dan diare, reaksi alegi seperti gatal dan urtikaria.
Interaksi obat :
1. Terjadi peningkatan sensitivitas insulin oleh ACE inhibitor sehingga resiko
hipoglikemia meningkat.
2. Ranitidin dapat menghambat metabolisme hepatik sulfonilurea dengan
menghambat enzim sitokrom P450 hati sehingga meningkatkan efek sulfonilurea.
3. Metabolisme hepatik sulfonilurea meningkat dengan adanya rifampisin.
4. Amlodipin dapat menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon
Perhatian :
1. Pada awal penggunaan, resiko hipoglikemi meningkat sehingga perlu
dimonitor secara khusus.
2. Jika terdapat faktor resiko hipoglikemi maka dosis harus diturunkan atau
dihentikan
3. Keamanan dan efektivitas pada pasien anak-anak belum diketahui.
4. Untuk mencapai kadar gula darah optimal diperlukan perbaikan diet,
olahraga cukup dan teratur dan penurunan berat badan jika perlu.
5. Pemantauan kadar glukosa darah harus dilakukan rutin setiap 3-6 bulan.
Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30o C
75
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Metformin
Kandungan : metformin HCl
Kekuatan : 500 mg
Bentuk sediaan : tablet salut selaput
Pabrik : PT. Hexpharm Jaya
Mekanisme kerja :
Metformin merupakan obat antidiabetes oral yang masuk kedalam golongan
Biguanid yang bekerja dengan mekanisme menurunkan kadar gula darah dan
tidak meningkatkan sekresi insulin.
Dosis :
Dosis awal 500 mg sebanyak 3 kali dalam sehari, jika gula darah belum terkontrol
dapat dinaikkan perlahan sampai dengan dosis maksimal 3 gram sehari. Pada
pengobatan dengan kombinasi sulfonilurea pada mulanya diberikan sebanyak 1
tablet 500 mg sehari yang kemudian dinaikkan perlahan sampai mendapatkan
kontrol gula darah optimal.
Indikasi :
1. Untuk pasien diabetes yang tidak tergantung pada insulin dan kelebihan
berat badan dimana gula darah sudah tidak dapat dikontrol dengan
pengaturan diet saja.
2. Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat dikombinasikan dengan
sulfonilurea.
3. Untukterapi tambahan pada pasien diabetes yang tergantung insulin yang
gejalanya sulit dikontrol.
Kontraindikasi :
1. Koma diabetik dan ketoasidosis
2. Gangguan fungsi ginjal yang serius
3. Penyakit hati kronis, kegagalan jantung, miokardialinfark, alkoholisme,
keadaan penyakit kronik maupun akut yang berkaitan dengan hipoksia
jaringan.
4. Hipersensitif terhadap metformin
5. Kehamilan dan menyusui
76
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Efek samping :
gangguan gastrointestinal yang bersifat sementara, anoreksia, mual, muntah, diare,
gejala hipersensitif terhadap metformin.
Interaksi obat :
1. Kemungkinan terjadi interaksi antara metformin dengan antikoagulan
tertentu maka diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan.
2. Terjadi penurunan klirens ginjal metformin pada penggunaan bersama
dengan simetidin, maka dosis harus dikurangi.
Perhatian
1. Hari-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal
2. Tidak dianjurkan penggunaan pada pasien yang baru sembuh dari infeksi
serius dan trauma
3. Pemeriksaan kadar gula darah secara rutin
4. Hati-hati pemberian pada pasien usia lanjut yang mempunyai gangguan
fungi ginjal
5. Tidak direkomendasikan penggunaan pada anak-anak
Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30o C, terlindung dari cahaya
Identifikasi DTP
1. ADR (Adverse Drug Reaction)
Alergic reaction : Adanya reaksi alergi seperti rasa gatal dan ruam
pada kulit serta sesak nafas
Undesirable effect : rasa tidak nyaman pada pencernaan, mual, muntah,
diare
Incorect administration: hipoglikemi
2. Adherance
Pasien lupa untuk meminum obat setiap hari
Pasien tidak meminum glimepirid sebelum makan dan metformin
saat/sesudah makan.
77
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
78
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
sehingga dapat
disarankan untuk
meminum metformin
segera sesudah makan.
- Melakukan
pemantauan via telepon
untuk mengecek
apakah pasien
mengalami efek
samping obat
Non adherence Menanyakan apakah Menjelakan pentingnya
(Does not sudah penah meminum obat tepat
Understand menggunakan obat yang pada waktunya yaitu
Instruction) telah diresepkan tersebut? glimepirid diminum 30
I menit sebelum makan
dan metformin dapat
diminum saat makan
atau segera setelah
makan.
Implementasi
Untuk menjamin kebenaran penggunaan obat oleh pasien maka diberikan
etiket dan informasi mengenai cara penggunaan obat pada saat dilakukan
penyerahan obat. Etiket yang diberikan adalah sebagai berikut:
Apotek ANZA
Jalan Raya Kertosono-Kediri, Gampengrejo
APA :Anindya Carima, S.Farm., Apt.
SIPA : xxx
Tanggal : 25/01/2016 No : xx
Ny. Sprn
Sehari satu kali satu tablet di pagi hari
30 menit sebelum sarapan
79
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Apotek ANZA
Jalan Raya Kertosono-Kediri, Gampengrejo
APA :Anindya Carima, S.Farm., Apt.
SIPA : xxx
Tanggal : 25/01/2016 No : xx
Ny. Sprn
Sehari dua kali satu tablet pada siang dan sore
hari
Saat/segera setelah makan
Glimepiride Metformin
Kegunaan Untuk mengontrol gula darah Untuk memberikan kontrol
setelah makan gula darah dan membantu
menurnkan berat badan
Aturan Pakai Sehari dua kali satu tablet pada Sehari dua kali satu tablet
pagi hari 30 menit ebelum sarapan pada saat siang dan malam
pagi hari saat atau segerasetelah
makan
Efek samping Hipoglikemi (jantung berdebar, Rasa tidak enak pada
keringat dingin, pusing) dan pencernaan (mual, muntah,
reaksi alergi kembung) dan reaksi alergi
Penyimpanan Simpan pada suhu kamar, hindari Simpan pada suhu kamar,
lembab dan cahaya matahari serta hindari lembab dan cahaya
jauhkan dari jangkauan anak- matahari serta jauhkan dari
anak. jangkauan anak-anak.
Informasi Apabila terjadi hipoglikemi segera Jika terjadi rasa tidak enak
tambahan diberikan pertolongan pertama pada pencernaan, jika masih
dan bila tetap tidak membaik dapat ditahan maka efek
segera bawa le dokter. samping dapat dihindari
Obat ini harus diminum setiap dengan meminum obat segera
hari dan rutin setelah makan, jika tidak
dapat ditahan konsultasikan
kepada dokter untuk
mengganti obat.
Informasi non- - Melakukan diet untuk menurnkan berat badan jika BMI melebihi
farmakologi normal
- Menjaga pola makan dengan pola makan seimbang dan rendah
gula
- Rutin melakukan olahraga minimal tiga kali dalam seminggu
selama 30 menit
80
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Monitoring
Monitoring dapat dilakukan dengan melakukan pemantauan gula darah
mandiri secara rutin dan melakukan kontrol ke dokter sesuai jadwal.
3.2.9 Kesimpulan
1. Penggalian informasi terkait kondisi pasien dan obat yang diresepkan
sangat diperlukan apoteker untuk membangun care plan.
2. Monitoring perlu dilakukan untuk menjamin bahwa terapi yang diberikan
sesuai dengan kondisi dan dapat memberikan respon pada pasien.
Saran
Seorang apoteker harus berkomitmen untuk membangun care plan pasien
dengan mengimplementasikan keahliannya semaksimal mungkin untuk mencapai
outcome terapi pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
81
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
3.3.2 Tujuan
Memberikan informasi kepada masyarakat terkait penyakit diabetes malitus
yaitu mengenai pengertian dari diabetes melitus, perkembangan penyakit, faktor
resiko, penyebab, gejala dan terapi untuk diabete melitus.
3.3.3 Manfaat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit diabetes melitus
dan terapinya sehingga masyarakat mengeatahui langkah apa yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya diabetes melitus dan mengenali berbagai macam terapi
untuk diabetes melitus.
82
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGA
(PKP-104)
83
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
84
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
85
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
Pria
Wanita
43,7 %
56,3 %
60
Pumlah Pengguna (%)
50
40
30 56,3
20 37,5
10
6,2
0
18-15 25-50 >50
Rentang Usia (tahun)
86
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
87
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
88
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
89
Rencana Praktek Kefarmasian Apotek Anza
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 104
BAB IV
SIMPULAN
4.1 Simpulan
Apotek merupakan sarana yang digunakan oleh Apoteker untuk melakukan
pelayanan kefarmasian. Apotek Anza juga sebagai sarana pelayanan kesehatan,
mengembangkan modal dan meningkatkan kemampuan berwirausaha. Seiring
dengan waktu berjalan, Apotek Anza juga harus menjaga komunikasi dan
kerjasama dengan PBF, apotek, dokter maupun pihak-pihak terkait.
Pengembangan apotek untuk masa depan dapat dilakukan dengan meningkatan
kinerja karyawan apotek, melakukan pengadaan produk baru dan memberikan
harga yang cukup terjangkau bagi masyarakat. Sebagai seorang apoteker di apotek
bertindak sebagai seorang manager yang tugasnya melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian semua kegiatan yang berkaitan
dengan obat dan perbekalan kefarmasian di apotek. Selain itu, apoteker
diharapkan memiliki managerial skill, professional skill dan human relationship
yang baik sehingga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
masyarakat.
4.2 Saran
1. Untuk mendirikan sebuah apotek baru seperti Apotek Anza memerlukan
suatu studi kelayakan, antara lain mengenai pola penyakit dan jenis obat
yang digunakan oleh masyarakat sekitar apotek, lokasi dan populasi untuk
mengetahui kebutuhan masyarakat akan obat dan perbekalan kefarmasian
lain.
2. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang berbasis Pharmaceutical Care
perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak terutama masyarakat sekitar
dan tenaga kesehatan yang lain. Selain itu, perlu sosialisasi lebih lanjut
mengenai konsep Pharmaceutical Care yang dilaksanakan oleh Apotek
Anza ke masyarakat sekitar apotek.
90