Вы находитесь на странице: 1из 2

10-07-2019 1/2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Artikel ini diambil dari : www.kemkes.go.id

MENKES IMBAU “SATU RUMAH” ADA “SATU JUMANTIK”


Tanggal Publikasi : FRI, 12 FEB 2016 09:22:36, Dibaca : 10.161 Kali

Berkaitan dengan pencegahan


penyakit demam berdarah dengue
(DBD), Menteri Kesehatan RI, Prof.
Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M(K)
mengimbau kepada masyarakat agar
memulai kembalii gerakan Satu
Rumah Satu Jumantik.

Kita semua wajib mawas diri terhadap keberadaan jentik nyamuk di rumah kita sendiri, tutur Menkes.

Jumatik merupakan singkatan dari juru pemantau jentik, merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes
aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan
kesiapaan masyarakat menghadapi demam berdarah dengue (DBD). Menkes menjelaskan bahwa vektor penular penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti
senang berkembang biak di genangan air yang bersih di sekitar lingkungan kita.

Menurut Menkes, musim hujan airnya cukup bersih, banyak genangan di talang rumah, bak mandi, bahkan di dau.

1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/2 10-07-2019

Mereka senang sekali bertelur di sana sehingga banyak jentik nyamuk. Memang yang harus kita basmi ya jentik-jentik nyamuk ini, ujar Menkes.

Menkes juga menambahkan bahwa menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa.

Untuk pemberantasan jentik ini kita bisa lakukan berbagai cara, salah satunya adalah menaburkan bubuk abate (abateisasi) di tempat-tempat yang sulit dijangkau,
tambah Menkes.

Pada kesempatan tersebut, Menkes berpesan kepada para siswa dan siswi bisa menjadi Jumantik di sekolah mereka sendiri. Sekolah-sekolah diingatkan untuk
melakukan PSN 3M Plus untuk mencegah DBD.

PSN 3M Plus adalah 1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air
minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3)
Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Selain itu, ditambahkan segala bentuk kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan abate) pada tempat
penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa
jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam
rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 10-07-2019 08:07

Вам также может понравиться