Вы находитесь на странице: 1из 3

STRUKTUR BETON BERTULANG

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah,
atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang
terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang
satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan
karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas,
dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton
memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah.
Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad 19 dan
merupakan awal era beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan
tulisannya mengenai prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelembaban
bahan beton terhadap taruknya. Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama
kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk dipamerkan dalam Expo
tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman dari Prancis mematenkan
rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi taruknya yang digunakan
untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan mengenai
teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan pelat slab
tanpa balok tahun 1906.
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang
terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari
beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya
kerikil dan pasir), semen dan air. Biasanya dipercayai bahwa beton mengering
setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat
karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya
bersama dan akhirnya membentuk mineral seperti batu. Beton digunakan untuk
membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan
penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam
bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Beton bertulang adalah suatu kombinasi anatara beton dan baja dimana
tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh
beton.Dalam suatu struktur bangunan beton bertulang khususnya pada kolom
akan terjadi momen lentur dan gaya aksial yang bekerja secara bersama-sama.
Momen-momen ini yang diakibatkan oleh adanya beban eksentris atau adanya
gravitasi dapat menimbulkan beban lateral seperti angin dan gempa atau bisa
jugsa diakibatkan oleh beban lantai yang tidak seimbang. Maka dari itu, setiap
penampang komponen pada struktur seperti balok dan kolom harus
direncanakan kuat terhadap setiap gaya internal yang terjadi, baik itu momen
lentur, gaya aksial, gaya geser maupun torsi yang timbul sebagai respon struktur
tersebut terhadap pengaruh luar.

1.2 Tujuan dan Sasaran


a. Sebagai tugas besar pada mata kuliah Struktur Beton Bertulang/ Reinforced
Concrete Struktur (TSI 302) pada Semester Ganjil tahun ajaran 2017/2018
tepatnya pada semesteter V.

b. Memahami dan mendalami langkah-langkah perhitungan dalam


perencanaan struktur gedung dengan menerapkan displin ilmu yang telah
diterima selama mengikuti pendidikan di jurusan teknik sipil, khususnya
kelas struktur.

c. Melakukan perhitungan dengan teliti dan mengambil asumsi yang tepat


yang sesuai dengan pedoman perencanaan dalam menyelesaikan
perhitungan struktur sehingga dapat mendukung tercapainya keamanan dan
keekonomisan.

d. Menggunakan program untuk perhitungan mekanika struktur dan dapat


menggunakan AutoCAD untuk gambar rekayasa.
e. Menerapkan hasil perhitungan mekanika struktur ke dalam perhitungan
struktur beton maupun struktur baja dan gambar kerja.

f. Perencanaan ini dapat digunakan sebagai latihan awal sebelum menerapkan


ilmu yang dipelajar dalam dunia kerja pada khususnya dan masyarakan
pada umumnya.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada perencanaan ini yaitu hanya melakukan


perhitungan pada ; pelat, balok, dan kolom.

1.4 Gambaran Umum Proyek


Dalam perencanaan bangunan 2 lantai ini akan menggunakan balok dan
kolom beton bertulang dan fungsi tiap lantainya akan digunakan untuk aktivitas
rumah tangga. Dimensi bangunan ini adalah 12 m x 8 m dengan jarak tinggi
antar lantai 3,4 m dari lantai 1 ke lantai 2 dan 3,6 m dari lantai 2 ke lantai atap.
Hal-hal yang dirancang dalam laporan ini adalah termasuk balok induk, balok
anak, pelat, dan kolom lantai. Berikut gambar denah dan tampak samping
bangunan

Вам также может понравиться