Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karies
Karies merupakan suatu penyakit yang menyerang jaringan keras gigi, yaitu
email, dentin dan sementum. Tanda terjadinya karies adalah adanya demineralisasi
bagian anorganik gigi diikuti oleh kerusakan bahan organik. Proses demineralisasi
terjadi karena adanya asam yang dihasilkan dari proses fermentasi karbohidrat oleh
mikroorganisme. Factor terjadinya karies adalah interaksi antara satu faktor dengan
faktor lainnya, yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu. Kapasitas masing-
masing faktor dalam kejadian karies gigi berbeda antara setiap orang maupun
kelompok karena struktur gigi, jenis bakteri yang dominan dalam rongga mulut,
kualitas maupun kuantitias makanan dan waktu kontak bakteri dan sisa makanan yang
berbeda antara setiap orang.12
Adapun klasifikasi karies berdasarkan kode ICD 10 yaitu K02.3 karies terhenti, K02.5
karies gigi pada permukaan pit dan fisur, K02.6 karies gigi pada permukaan halus,
K02.8 karies gigi lainnya.
2.3 ICD-10
Pada tahun 1785, seorang dokter bernama William Cullen menerbitkan sebuah
dokumen dengan judul Synopsis nosologiae methodicae, yang mengklasifikasikan
beberapa penyakit pada masa itu. Klasifikasi ini dipakai hingga abad ke-19. William
Far seorang ahli statistik medis mencatat bahwa klasifikasi penyakit Cullen’s sudah
tidak dapat digunakan lagi dan memiliki keterbatasan. Far menyatakan bahwa beberapa
kondisi penyakit digambarkan secara tidak jelas, serta nomenklatur tidak seragam. Far
menyadari bahwa akan diperoleh keuntungan jika klasifikasi dan nomenklaturnya
seragam sehingga dapat digunakan secara internasional dan sebagai tujuan statistik.
Klasifikasi penyakit Farr’s menjadi dasar dibuatnya international list of causes of
death, yang kemudian digabungkan dengan daftar penyakit yang menyebabkan
morbiditas dan akhirnya membentuk Classification of Diseases (ICD).2
ICD 10 dibuat pada tahun 1999 dan merupakan sistem klasifikasi terbaru yang
digunakan untuk data mortalitas. ICD-10 terdiri dari kondisi penyakit yang
diklasifikasikan secara lebih mendetail dibandingkan ICD-9. ICD-10 terdiri dari sekitar
8000 kondisi penyakit dibandingkan dengan ICD-9 yang hanya sekitar 5000. Jumlah
yang meningkat dari subkategori yang ada menyediakan informasi yang lebih lengkap
mengenai tipe atau lokasi dari penyakit tersebut.3
2.3.2.1.1 Definisi
Karies yang perkembangannya terhenti oleh karena peningkatan kebersihan
rongga mulut, peningkatan kapasitas buffer saliva, dan aktivitas pulpa melalui
pembentukan dentin reparatif.18
2.3.2.2.1 Definisi
Lesi pada permukaan gigi berupa bercak/bintik putih kusam oleh karena proses
demineralisasi. Lesi ini dapat kembali normal apabila kadar kalsium, phosphate, ion
fluoride, dan kapasitas buffer saliva meningkat.
2.3.2.2.2 Patofisiologi
Demineralisasi paling dini pada enamel gigi.
Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies dini yang lapisan
permukaannya rusak. Karies yang sudah berkembang mencapai dentin-Karies yang
umumnya terjadi pada individu yang disebabkan oleh resesi gigi.
2.3.2.3.2 Patofisiologi
a. Bergantung pada keparahan proses kerusakan.
b. Jika sudah terdapat tubuli dentin yang terbuka akan disertai dengan gejala
ngilu, hal ini juga bergantung pada rasa sakit pasien.
Bahan Resin Komposit (RK) dengan bahan bonding generasi VII (no rinse)
a. Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat skeling manual,
diakhiri dengan brush/sikat
b. Bentuk outline form untuk melakukan tumpatan yang mempunyai retensi
dan resistensi yang optimal
c. Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi(jaringan lunak dan
warna coklat kehitaman harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam
yang menunjukkan proses karies terhenti tidak perlu diangkat jika tidak mengganggu
estetik
d. Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus dihilangkan
e. Isolasi daerah sekitar gigi
f. Keringkan sampai keadaan lembab/moist (tidak boleh sampai kering
sekali/berubah warna kusam/doff)
g. Oleskan bonding/adhesive generasi VII, kemudian diangin-anginkan (tidak
langsung dekat kavitas),dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20
detik
h. Aplikasikan flowable resin komposit pada dinding kavitas, kemudian
dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
17
2.3.2.4.1 Definisi
Lesi mencapai pulpa akibat karies, pulpa terbuka diameter lebih dari 1 mm
perdarahan terkontrol, vital, sehat.
2.3.2.4.2 Patofisiologi
18
Invasi toksin bakteri dalam pulpa sampai saluran akar dan jaringan
periapeks.
BAB 3
20
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
22
1. Fejerskov Ole, Kidd Edwina, Nyvad Bente, Baelum Vibeke. Dental caries the
disease and its clinical management second edition. Oxford: Blackwell, 2004:190-
207.
2. Soendoro T. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta 2013:60-5.
3. Young dkk. The American Dental Association Caries Classification System for
Clinical Practice: a report of the American dental association council on scientific
affairs. JADA,146(6):79-86.
4. Kimberly dkk. Pengaruh kompetensi coder terhaadp keakuratan dan ketepatan
pengkodean menggunakan ICD-10 di Rumah Sakit X Pekanbaru Tahun 2016.Jurnal
Kesmas Volume 1, No 1, Januari-Juni 2018.
5. Kepmenkes RI Nomor 844/MENKES/SK/X/2006.
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/1._Standar_Kode_Data_Kesehatan_.pdf
6. Malley dkk. Measuring Diagnose; ICD Code Accuacy. Health Research and
Educational Trust,40:5.1620-1633.
7. WHO. International Statistical Classification of Disease and Related Health
Problem.10th revision.
8. Hirsch dkk. ICD-10 History and Context. ANJR AM J Neuroradiol. Apr, 2016:596-
99.
9. Weatherspoon D, Chattopadhyay A. International classification of diseases codes
and their use in dentistry. J Dent Oral Craniofac Epidemiol 2013; 1(4): 20-6.
10.iWorld Health Organization. History of the development of the
ICD.http://www.who.int/classification/icd/en/HistoryofICD.pdf
11. Anderson RN, Minino AM, Hoyert DL, Rosenberg HM. National vital statistic
reports. National centre for Health Statistics 2001; 49.
12. Wardani PK, Supertinah A, Titien I, Ratinah S, Lukito E, Utomo RB, Kusdanwari.
Faktor Resiko Terjadinya Karies Baru dengan Pendekatan Kariogram pada Pasien
Anak di Klinik Kedokteran Gigi Anak RSGMP Prof. Soedomo Yogyakarta. Maj
Ked Gi 2012; 19(2): 107-9.
23
13. Young DA, et al.The american dental association caries classification system for
clinical practice. JADA 2015; 146(2): 79-86.
14. Macri D, Chitlall A. Caries classification. Dimensions Dental Hygiene 2017; 17-
21.
15. Mount GJ. Minimal intervention dentistry: cavity classification & preparation.
International Dentistry SA 2009; 12(3): 54-63.
16. Hamama HH, Yiu CK, Burrow MF. Caries management: a journey between black’s
principals and minimally invasive concepts. Int J Dentistry Oral Sci 2015; 120-5.
17. Bowman S, RHIA, CCS. Why ICD-10 is worth the trouble. The American Health
Information Management Association 2008: 5-6.
18.iKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/62/20.http://pdgi.or.id/wp-content/uploads/2015/02/KMK-
NO.-HK.02.02-MENKES-62-20153.pdf
19. Topaz M dkk. ICD-9 to ICD 10.Evolution, Revolution, and Current Debates in the
United State. Perspective in Health Information Management, Spring. 2013