Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
“MANAJEMEN PIUTANG”
Disusun oleh :
Kelompok 5 (Menuju Sukses)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA sehingga tugas
membuat makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dengan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambahkan paper ini
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih banyak
kekurangan dalam tugas resuman ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas penyusunan makalah ini.
1
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
Daftar Pustaka......................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Piutang................................................................................................................ 4
2.2. Kebijakan Kredit .................................................................................................................. 4
A. Standar Kredit ...................................................................................................................... 4
B. Persyaratan Kredit ............................................................................................................... 5
C. Kebijakan Penagihan............................................................................................................ 6
2.3. Evaluasi Terhadap Langganan ............................................................................................ 6
2.4. Mengumpulkan dan Menganalisi Informasi ...................................................................... 6
2.5. Pemantauan Piutang ............................................................................................................. 7
A. DSO (Days Sales Outstanding) ............................................................................................ 7
B. Skedul Umur Piutang (aging schedule) ............................................................................... 7
C. Langkah-langkah Pencegahan Resiko Tidak Tertagihnya Piutang: ............................... 8
2.6. Analisis Perubahan Kebijakan Piutang .............................................................................. 8
2.7. Perputaran piutang ............................................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap pemimpin perusahaan selalu menginginkan penjualan barang dagangannya di bayar
secara tunai. Namun, di lain pihak, penjualan secara kredit justru akan memberi peluang
untuk perluasan pasar sehingga dapat menambah laba usaha, meski hal ini juga bukan tanpa
resiko. Biasanya keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari segi financialnya yaitu seberapa
besarlaba yang diperoleh dari hasil usahanya. Sehingga setiap perusahaan berlomba – lomba
menaikan besaran profit yang didapatnya. Namun untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
suatu perusahaan harus mengoptimalkan segala kegiatan dalam perusahaan tersebut, baik itu
produksi, pemasaran maupun penjualannya.
Masalah yang umum dihadapi perusahaan ialah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu diselesaikan seluruhnya. Jika keadaan ini terus berlangsung dalam jangka waktu
yang lama maka modal perusahaan akan semakin kecil. Dengan begitu penagihan piutang
perlu mendapat perhatian dan penanganan serius agar resiko yang mungkin timbul dapat
dihindari sekecil mungkin. Dalam hal ini, pemimpin seharusnya juga turut aktif mengelola
penagihan piutang agar tidak sampai menghambat operasi atau kegiatan perusahaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang
berhutang kepada suatu perusahaan untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada
konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisni, hal ini biasanya dilakukan dengan
membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar
dalam suatu tenggang waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
Dalam rangka meningkatkan penjualan secara kredit, maka perusahaan dagang perlu
menetapkan kebijakan kredit (credit policy). Tujuannya agar penjualan kredit yang diberikan
akan memberikan keuntungan seperti yang diinginkan. Penundaan atau keterlambatan
pembayaran oleh debitur akan merugikan perusahaan pemberi, apalagi debitur yang tidak
mampu untuk mengembalikannya. Oleh karena itu, dalam memberikan atau menjual barang
secara angsuran ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan. Kebijakan kredit ini meliputi:
2.2. Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit mencakup keputusan untuk menetapkan standar kredit, syarat kredit,
kebijakan penagihan
A. Standar Kredit
Standar kredit berguna untuk mengungkapkan kemampuan keuangan minimum
pelanggan sehingga dapat ditetapkan pelanggan yang tergolong layak memperoleh kredit.
Dengan demikian, perusahaan dapat meramalkan siapa pelanggan yang akan terlambat
dalam membayar kewajibannya dan siapa pelanggan yang mungkin akan mengakibatkan
kerugian piutang (piutang yang tak tertagih). Lima aspek yang biasanya dijadikan dasar
untuk menetapkan kelayakan kredit meliputi hal berikut:
4
Character, kemungkinan dari para pelanggan secara jujur berusaha memenuhi
kewajibannya. Sejauh mana reputasi pelanggan dapat dipercaya, yang dapat dinilai dari
catatan masa lalu atau informasi dari berbagai pihak yang patut diperhatikan
Capacity, pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record tahun
sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.
Capital, diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum, dimana hal ini ditunjukkan
dengan analisis rasio finansial. Rasio utang terhadap ekuitas dan rasio profitabilitas sering
digunakan mengukur aspek kapital ini.
Collateral, dicerminan dari aktiva yang dijaminkan bagi keamanan kredit.
Conditions, menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap
perusahaan atau perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang mempengaruhi efek
terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya
B. Persyaratan Kredit
Kebijakan kredit juga berkaitan erat dengan persyaratan kredit yang diberikan.
Persyaratan kredit ini berguna untuk meningkatkan penjualan kredit dan merangsang
pelanggan untuk segera membayar tagihannya. Di samping itu, jangka waktu kredit yang
diberikan juga memberikan ruang gerak pelanggan untuk membayar kredit yang
diterimanya.
Sebagai contoh, perusahaan memberikan persyaratan kredit 2/10, net 30 yang
artinya pelanggan akan diberikan potongan pembayaran 2% dari total penjualan apabila
perusahaan membayar dalam waktu 10 hari. Sedangkan jangka waktu kredit adalah 30 hari
yang artinya kredit harus dibayarkan dalam jangka waktu 30 hari.
Bila perusahaan memberikan persyaratan kredit 2/10, net 60 yang artinya pelanggan
akan diberikan potongan pembayaran 2% dari penjualan apabila perusahaan membayar
dalam waktu 10 hari. Sedangkan jangka waktu kredit adalah 60 hari yang artinya kredit
harus dibayar dalam jangka waktu 60 hari.
Selanjutnya, perusahaan dapat memperpanjang jangka waktu kredit guna
meningkatkan penjualan. Akan tetapi memperpanjang jangka waktu kredit mengandung
suatu risiko tertanamnya dana dalam piutang, makin besar dan makin berpotensi membuat
kredit tersebut macet.
Kemudian untuk merangsang kecepatan pembayaran kredit dapat pula dilakukan
dengan potongan kas (cash discount). Pemberian potongan ini dapat dilakukan dengan
menaikkan potongan seperti 2/10, net 30 menjadi 3/10, net 30 atau sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
5
C. Kebijakan Penagihan
Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang menurut Sartono (2014: 435-436)
mencakup beberapa keputusan: (1) kualitas account accepted, (2) periode kredit, (3)
potongan tunai, (4) persyaratan khusus dan (5) tingkat pengeluaran untuk pengumpulan
piutang.
Apabila pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya, maka perusahaan perlu
mengambil tindakan nyata untuk menyelamatkan kredit tersebut agar tidak macet.
Tindakan atau kebijakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
Pertama, melalui teguran yang dilakukan melalui surat atau telepon. Teguran ini
dapat bersifat mengingatkan, misalnya sebelum kredit jatuh tempo pelanggan ditelpon
dengan teguran halus. Kemudian teguran dapat pula bersifat menyuruh nasabah untuk
segera membayar dan memastikan tanggal kapan pelanggan akan dibayar.
Kedua, apabila melalui teguran baik surat maupun telepon sudah tidak ditanggapi,
maka perusahaan dapat menyerahkannya ke badan penagih (collection agency) semacam
debt collector untuk menagih kredit tersebut hingga tertagih.
6
2.5. Pemantauan Piutang
Pemantauan piutang adalah proses evaluasi atas kebijakan kredit yang telah dijalankan,
khususnya pemantauan apabila terjadi perubahan pola pembayaran pada pelanggan.
Misalnya, pelanggan yang semula tergolong patuh dalam membayar kini mulai terlambat
membayar kewajibannya. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam kaitannya
dengan pemantauan piutang usaha:
A. DSO (Days Sales Outstanding)
DSO adalah nama lain dari average collection period (ACP) yang mengungkapkan berapa
lama piutang tertagih. DSO merupakan ukuran termudah untuk mengamati arus
penagihan piutang dari pelanggan. Meningkatnya DSO menunjukkan pelanggan makin
lambat membayar kewajibannya yang dapat dijadikan indikator awal kemungkinan
timbulnya piutang tak tertagih atau kredit macet.
Kendati DSO merupakan ukuran termudah untuk memantau kondisi piutang, diperlukan
sikap hati-hati dalam menafsirkan angka DSO. DSO atau ACP (yang dinyatakan dalam
hari) akan makin menurun apabila piutang menurun. Menurunnya piutang belum tentu
disebabkan oleh penerimaan yang lebih cepat, mungkin saja disebabkan oleh turunnya
penjualan akibat kondisi ekonomi yang melesu.
B. Skedul Umur Piutang (aging schedule)
Skedul umur piutang merupakan tabel yang memuat informasi tentang umur, jumlah,
proporsi, dan periode penagihan piutang. Berikut contoh tabel skedul umur piutang:
Umur Jumlah Proporsi Periode Penagihan
0 – 30 Rp. 405.000.000 45% 20
31 – 60 RP. 450.000.000 50% 51
61 – 90 Rp. 27.000.000 3% 80
Lebih dari 90 Rp. 18.000.000 2% 96
Rp. 900.000.000
7
tidak tepat waktu. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perusahaan perlu mengkaji ulang
kebijakan kreditnya secara menyeluruh.
8
2.7. Perputaran piutang
Perputaran piutang (receivable turnover) dipengaruhi oleh syarat pembayaran dan
kecenderungan debitur untuk menepati janji pembayarannya.
• Tingkat perputaran piutang = penjualan netto kredit
Rata-rata piutang
• Rata-rata pengumpulan piutang = 360/receivable turnover
Apabila rata-rata hari pengumpulan piutang lebih lama dari batas pembayaran, maka cara
pengumpulan piutang kurang efisien.
Contoh:
2002 2003
Net credit sales Rp 100.000 Rp 100.000
Receivable: awal tahun Rp. 20.000 Rp. 30.000
Receivable: akhir tahun Rp. 30.000 Rp. 10.000
Average receivable Rp. 25.000 Rp. 20.000
Receivable turnover 4 kali 5 kali
Average collection period 90 hari 70 hari
Penjualan secara kredit akan berdampak positif (kenaikan omset penjualan) dan negatif,
seperti kerugian karena piutang tak tertagih dan atau biaya kesempatan (opportunity cost).
Pertimbangan untuk memperketat atau mempermudah pemberian kredit, dapat dilakukan
dengan memperhatikan cost dan benefit bila akan mengambil keputusan seperti contoh
berikut ini:
Selama ini perusahaan menjual secara tunai, omset penjualannya sebesar Rp 800 juta,
keuntungan 15% dari penjualan. Jika perusahaan berencana untuk menjual secara kredit
dengan syarat pembayaran n/60. hal ini ditaksir akan meningkatkan omset penjualan menjadi
1.050 juta pertahun. Dana yang dibutuhkan untuk membiayai piutang tersebut ditaksir
sebesar Rp148,75 juta pertahun.
9
manfaat bersih = Rp 15,19 jt
Benefit > cost, layak untuk diterapkan
Perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/20 ; n/60. ditaksir 50% pelanggan akan
membayar pada hari ke 20, dan sisanya pada hari ke 60. Maka:
Rata-rata periode pembayaran piutang = 0,5(20) + 0,5(60) = 40 hari
Perputaran piutang = 360/40 = 9 kali
Rata-rata piutang = 1.050/9 = 116,67 juta
Rata-rata dana yang diperlukan untuk membiayai piutang = 116,67 jt x 85% = 99,17 jt
Penurunan biaya dana = 116,67 jt – 99,17 jt = 17,5 jt
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya
transaksi dimasa lalu. Piutang, salah satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi penagihan
konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk
barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.
Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka
waktu/periode kredit yang diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk
pembayaran yang lebih awal.
Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para
langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha mengurangi resiko kredit
dengan memperhatikan lima “C” sebelum memberikan persetujuan kredit. Lima C yaitu:
Character, Capacity, Capital, Collateral dan Conditions
Perputaran piutang (receivable turnover) dipengaruhi oleh syarat pembayaran dan
kecenderungan debitur untuk menepati janji pembayarannya. Apabila rata-rata hari
pengumpulan piutang lebih lama dari batas pembayaran, maka cara pengumpulan piutang
kurang efisien.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ervita, Safitri & Abdul Aziz. 2013. Manajemen Keuangan. Palembang: CitraBooks
Manullang M. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi. 2005
12