Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
55
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:55—69
Fachrudin
(1981:1)
mengatakan
bahwa
unik
dan
menarik
(Sriyono,
et
al.,
2012).
sastra
lisan
tidak
hanya
berfungsi
seba-‐ Sastra
lisan
Moy
masih
bersifat
lisan
wa-‐
gai
alat
penghibur,
pengisi
waktu
seng-‐ laupun
sudah
ada
beberapa
cerita
yang
gang,
serta
penyalur
perasaan
bagi
penu-‐ diangkat
dan
dibukukan
sehingga
perlu
tur
dan
pendengarnya,
tetapi
juga
ber-‐ dilakukan
penelitian
lebih
lanjut,
khu-‐
fungsi
sebagai
pencerminan
sikap,
pan-‐ susnya
terhadap
sastra
lisan
yang
dijadi-‐
dangan
dan
angan-‐angan
kelompok,
alat
kan
wahana,
dasar,
dan
cermin
pemben-‐
pendidik
anak-‐anak,
alat
pengesahan
tukan
perilaku
anggota
masyarakat.
pranata
dan
lembaga
kebudayaan
serta
Berdasarkan
latar
belakang
seba-‐
pemeliharaan
norma
masyarakat.
gaimana
telah
dikemukakan,
masalah
Robson
(1978:10)
mengatakan
bah-‐ yang
menjadi
fokus
penelitian
ini
adalah
wa
sastra
lisan
bukan
hanya
ide
dari
se-‐ kearifan
lokal
yang
terdapat
dalam
sas-‐
orang
pembawa
cerita
semata,
melain-‐ tra
lisan
suku
Moy.
Penelitian
ini
sangat
kan
juga
ide
dari
sekelompok
masyara-‐ penting
bagi
Pemerintah
Daerah
Sentani
kat
yang
diangkat
oleh
si
pencerita
ke
dan
Provinsi
Papua
sebagai
bahan
per-‐
dalam
cerita
rakyat.
Sastra
lisan
tersebut
timbangan
dalam
pengambilan
kebijak-‐
sangat
kuat
pengaruhnya
terhadap
ma-‐ an.
Bagi
masyarakat
Maribu,
hasil
peneli-‐
syarakat
pemiliknya
sehingga
di
sam-‐ tian
ini
dapat
menjadi
pemicu
bagi
gene-‐
ping
membentuk
opini
masyarakat,
sas-‐ rasi
penerus
untuk
lebih
mencintai
hasil
tra
lisan
juga
berfungsi
sebagai
norma
sastra
lisan
mereka
sendiri.
Selain
itu,
masyarakat.
Sementara
itu,
Suyitno
hasil
penelitian
ini
juga
dapat
dijadikan
(1986:1)
mengatakan
bahwa
berdasar-‐ sebagai
identitas
dan
kebanggaan
ma-‐
kan
fungsinya
sastra
lisan
dipengaruhi
syarakat
Papua.
Penelitian
ini
dapat
pula
oleh
tata
nilai
kehidupan
masyarakat.
menjadi
media
informasi
dan
refleksi
ni-‐
Sastra
lisan
memang
lahir
dan
bersum-‐ lai-‐nilai
kehidupan
masyarakat
Maribu.
ber
dari
kehidupan
masyarakat
lama
Dalam
lingkup
yang
lebih
luas,
penelitian
yang
bertata
nilai
dan
pada
gilirannya
ini
dapat
mengembangkan
dan
memper-‐
sastra
lisan
itu
akan
memberikan
sum-‐ kaya
khazanah
kajian
sastra
yang
telah
bangan
bagi
terbentuknya
tata
nilai
itu
ada.
sendiri.
Pemahaman
atas
aspek
budaya
Sebagai
salah
satu
provinsi
yang
yang
terdapat
pada
suatu
bangsa
akan
menyimpan
potensi
kekayaan
sastra
li-‐ mempermudah
terjadinya
komunikasi
san,
Papua
sangat
menarik
untuk
dikaji
yang
efektif.
Era
otonomi
khusus
yang
lewat
telaah
budaya.
Menurut
Sriyono,
et
tengah
dilaksanakan
di
Papua
akan
al.
(2006:1),
Papua
memiliki
kekayaan
membawa
dampak
yang
cukup
signifi-‐
sastra
lisan
sesuai
dengan
banyaknya
su-‐ kan
pada
semua
aspek,
salah
satunya
ku
asli
yang
mendiami
wilayah
dengan
adalah
budaya.
Dengan
pemahaman
420.540
km
persegi.
Kabupaten
Sentani,
yang
baik
terhadap
kultur
yang
ada,
ten-‐
misalnya,
mempunyai
kekayaan
folklor
tu
saja
dengan
pemahaman
yang
baik
berbentuk
cerita
rakyat
(legenda,
mite,
pula
tentang
aspek
nilai
atau
kearifan
lo-‐
dan
dongeng),
puisi
(helaehili,
helaehe-‐ kal
yang
ada
pada
masyarakat
Papua,
di-‐
lae,
helaehuba,
dan
ehabla),
ungkapan
harapkan
pembangunan
yang
tengah
di-‐
tradisional
(pepatah
dan
peribahasa),
le-‐ laksanakan
tidak
akan
menghilangkan
lucon,
permainan
rakyat,
dan
lain-‐lain
jati
diri
orang
Papua.
Dalam
Undang-‐Un-‐
(Yektiningtyas-‐Modouw,
2008:3).
Suku
dang
Republik
Indonesia
Nomor
21
Ta-‐
Moy
sebagai
salah
satu
suku
yang
hidup
hun
2001
tentang
Otonomi
Khusus
bagi
di
Kampung
Maribu,
Kabupaten
Sentani,
Provinsi
Papua
Pasal
58
Ayat
1
disebut-‐
mempunyai
khazanah
sastra
lisan
yang
kan
bahwa
“Pemerintah
Provinsi
56
Kearifan
Lokal
dalam
Sastra
Lisan
...
(Sriyono)
57
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:55—69
kategori
tradisi
lisan.
Cerita
rakyat
me-‐ geografis
tidak
ada
batasan
yang
jelas
miliki
alur
cerita
yang
jelas
dan
langsung,
sehingga
memberikan
kesan
tentang
du-‐
yakni
bagian
awal
yang
meliputi
peno-‐ nia
secara
lengkap.
Demikian
pula,
keja-‐
kohan
dan
latar,
bagian
isi
dikembang-‐ dian
dalam
cerita
tidak
terbatas
oleh
kan
menjadi
masalah
dan
berlanjut
ke
waktu
dan
tempat.
Rincian
fisik
ditam-‐
klimaks,
dan
bagian
akhir
berisi
peme-‐ pilkan
seperlunya
sesuai
dengan
keja-‐
cahan
masalah
(Cullinan,
1989).
Cerita
dian.
rakyat
pada
umumnya
dibentuk
oleh
suatu
urutan
episode
yang
tidak
ber-‐ METODE
variasi,
tetapi
masing-‐masing
memiliki
Metode
yang
dipergunakan
dalam
pene-‐
keunikan
dalam
karakter
yang
secara
litian
ini
adalah
metode
deskriptif
kuali-‐
magis
sangat
mendalam
pada
setiap
ke-‐ tatif.
Hal
ini
sesuai
dengan
sifat
dan
wu-‐
jadian.
Tokoh
dalam
cerita
biasanya
me-‐ jud
data
serta
tujuan
penelitian.
Des-‐
miliki
sifat-‐sifat
yang
dikotomis,
baik
dan
kripsi
nilai
budaya
mengacu
pada
nilai
buruk.
Karakter
dalam
cerita
rakyat
re-‐ yang
dikemukakan
dalam
cerita.
Penen-‐
latif
tetap.
Pada
umumnya,
sifat
baik
atau
tuan
metode
ini
didasarkan
pada
rele-‐
buruk
jarang
berubah
selama
cerita.
Si-‐ vansi
sifat
dan
wujud
data
serta
tujuan
fat-‐sifat
yang
baik,
misalnya
kebijaksana-‐ yang
akan
dicapai.
Jenis
data
yang
di-‐
an,
kebajikan,
sedangkan
sifat
yang
bu-‐ kumpulkan
adalah
data
sastra
lisan
yang
ruk,
misalnya
kebodohan.
Sifat-‐sifat
ter-‐ sudah
diinventarisasi
pada
penelitian
se-‐
sebut
ditampilkan
dalam
cerita
melalui
belumnya
sehingga
datanya
sudah
ber-‐
karakter
tokoh
dengan
cara
yang
bisa
di-‐ bentuk
data
tulis.
Pengumpulan
data
di-‐
ramalkan.
Tema
cerita
ditampilkan
de-‐ lakukan
dengan
studi
pustaka.
Data
teks
ngan
cukup
jelas
meskipun
tidak
dinya-‐ sastra
lisan
diperoleh
dari
laporan
pene-‐
takan
secara
eksplisit.
Tema
dapat
litian
tim
dengan
judul
“Struktur
Sastra
mengekspresikan
nilai-‐nilai
masyarakat
Lisan
Suku
Moy”
oleh
Sriyono,
et
al.
pembuatnya
dan
mencerminkan
falsafah
(2012).
hidup
mereka.
Cerita
rakyat
menghadir-‐ Analisis
data
dilakukan
dengan
cara
kan
pandangan
hidup
yang
berdasarkan
mengeksplorasi
arti
sebuah
teks.
Teks
pada
keyakinan.
Nilai
kebaikan
yang
di-‐ sastra
lisan
suku
Moy
sebagai
represen-‐
junjung
tinggi
oleh
masyarakat
ditampil-‐ tasi
budaya
dieksplorasi
nilai
budayanya.
kan
dalam
cerita,
misalnya,
kebajikan,
Dalam
hal
ini
nilai
budaya
yang
menjadi
kesopanan,
kejujuran,
keberanian,
kesa-‐ fokus
penelitian
adalah
kearifan
lokal
baran,
dan
ketekunan.
Tema
umum
da-‐ yang
terdapat
di
dalam
sastra
lisan
suku
lam
cerita
rakyat
misalnya
“kebenaran
Moy.
pasti
menang,
keburukan
pasti
kalah”
Bahasa
yang
digunakan
dalam
ceri-‐ HASIL
DAN
PEMBAHASAN
ta
bersifat
langsung,
menggunakan
dia-‐ Pembuatan
Keramik
dari
Tanah
Liat
lek
(bahasa
daerah)
yang
jelas
dan
tidak
Tempayan
yang
dalam
bahasa
Moy
dike-‐
dikacaukan
oleh
konstruksi
bahasa
yang
nal
dengan
istilah
sree
merupakan
hasil
kaku
dan
ruwet.
Bahasa-‐bahasa
perca-‐ kerajinan
tangan
dari
keret
Samtai.
Keret
kapan
dalam
cerita
memiliki
rasa
bahasa
ini
telah
memanfaatkan
tanah
liat
seba-‐
yang
mencerminkan
warisan
cerita
lisan
gai
bahan
baku
pembuatan
keramik.
Se-‐
yang
diceritakan
secara
turun
temurun
bagian
besar
masyarakat
dari
keret
selama
berabad-‐abad.
Dengan
dialek
Samtai,
Ubete,
dan
Yamnsa
adalah
berla-‐
masyarakat
tertentu,
cerita
rakyat
mem-‐ dang
dan
berkebun.
Mereka
memanfaat-‐
punyai
daya
pesona
tersendiri.
Cerita
kan
sree
sebagai
tempat
untuk
menyim-‐
rakyat
memiliki
latar
yang
secara
pan
hasil
pertanian.
58
Kearifan
Lokal
dalam
Sastra
Lisan
...
(Sriyono)
59
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:55—69
sagu
tiga
atau
empat
bulan
sekali.
Oleh
memanfaatkan
bia
ini
sebagai
terompet
karena
itu,
mereka
harus
menemukan
(alat
pemanggil)
darurat.
Ketika
alat
ini
teknologi
yang
memungkinkan
mereka
ditiup
maka
ia
menjadi
pertanda
bahwa
untuk
menyimpan
dan
mengawetkan
telah
terjadi
suatu
peristiwa
yang
mem-‐
sagu
dalam
kurun
waktu
tersebut.
Dari
butuhkan
perhatian
atau
seseorang
se-‐
kebiasaan
tersebut,
lahirlah
kearifan
lo-‐ dang
membutuhkan
pertolongan.
Orang
kal
berupa
pemanfaatan
tempayan
seba-‐ yang
mendengar
bunyi
ini
akan
segera
gai
tempat
menyimpan
hasil
pertanian.
datang
untuk
memberi
pertolongan.
Tempayan
misterius
atau
sree
tang-‐
gan
ini
masih
ada
sampai
sekarang.
Pe-‐ Sang
Nenek
tak
dapat
berbuat
apa-‐apa.
milik
tempayan
ini
adalah
Bapak
Ia
memilih
mengambil
kulit
bia
atau
tri-‐
Zakarias
Bunyadone
(61
tahun).
Beliau
ton
yang
dalam
bahasa
setempat
dise-‐
merupakan
seorang
Done
(sebutan
un-‐ but
kamvbi.
Sang
Nenek
lalu
meniup-‐
nya.
Perempuan
tua
itu
berharap
orang
tuk
kepala
suku
Moy)
keret
Bunyadone
tua
Saring
yang
berada
di
dusun
serta
yang
ke-‐10.
Done
ini
sekarang
menjabat
masyarakat
yang
berladang
di
sekitar
sebagai
Kepala
Desa
Maribu
Kecamatan
tempat
tersebut
mengetahui
kejadian
Sentani
Barat,
Kabupten
Jayapura.
Kare-‐ yang
menimpa
Saring.
(Sriyono,
et
al.,
na
sree
ini
menurut
Bapak
Levi
Banundi
2012:49)
(ww.
28
April
2014)
mampu
bertahan
hingga
ratusan
tahun
maka
bisa
diwa-‐ Secara
topografi
Kampung
Maribu
riskan
dari
satu
generasi
ke
generasi
se-‐ merupakan
kampung
yang
berbukit-‐bu-‐
lanjutnya.
Sree
tanggan
yang
dimiliki
kit,
dikelilingi
oleh
hutan
dan
dekat
de-‐
oleh
keret
Bunyadone
ini
akan
memberi-‐ ngan
lautan.
Jadi,
mereka
telah
memiliki
kan
tanda
jika
salah
satu
anggotanya
pemahaman
yang
komprehensif
menge-‐
akan
meninggal
dunia.
Tanda
tersebut
nai
habitat
flora
dan
fauna
laut
baik
sifat
adalah
sree
tanggan
akan
bergerak-‐ge-‐ maupun
kegunaannya.
Khazanah
keka-‐
rak
dan
mengeluarkan
suara
gaduh.
yaan
laut
ini
salah
satunya
adalah
kulit
Sree
saring
yang
dimiliki
oleh
keret
bia
yang
mereka
jadikan
sebagai
alat
pe-‐
Samtai
juga
akan
memberikan
tanda-‐ manggil
dalam
keadaan
darurat.
tanda
jika
salah
satu
anggota
keretnya
Menurut
Bapak
Levi
Banundi
(ww.
akan
meninggal
dunia.
Sree
saring
akan
28
April
2014)
sebelum
tahun
1965
muncul
di
atas
permukaan
sungai
Tar-‐ masyarakat
Maribu
masih
menggunakan
mang,
terapung-‐apung
beberapa
saat,
bia
sebagai
alat
untuk
menginformasi-‐
kemudian
menghilang
lagi
ke
dalam
su-‐ kan
sesuatu.
Selain
karena
melimpahnya
ngai
secara
misterius.
Jika
warga
setem-‐ kulit
bia
pada
waktu
itu,
ada
alasan
lain
pat
melihat
kemunculan
sree
saring
di
yang
melatarbelakangi
pemakaian
kulit
atas
permukaan
air
maka
itu
merupakan
bia
sebagai
alat
pemanggil.
Alasan
terse-‐
sebuah
pertanda
bahwa
akan
ada
kema-‐ but
adalah
jangkauan
gema
dari
bunyi
tian.
kulit
bia
bisa
mencapai
hingga
radius
tu-‐
juh
hingga
sepuluh
kilometer
dan
bunyi
Pemanfaatan
Kulit
Bia
sebagai
Alat
yang
dihasilkan
nyaring
tetapi
halus.
Pemanggil
Jumlah
tiupan
dan
panjang
pendek-‐
Kamvbi
merupakan
sebutan
lokal
ma-‐ nya
tiupan
memiliki
arti
tertentu.
Misal-‐
syarakat
Moy
untuk
kerang
jenis
bia
nya
tiupan
panjang
sejumlah
lima
kali
atau
triton.
Cangkang
moluska
ini
memi-‐ menandakan
adanya
kematian
dari
ang-‐
liki
ukuran
yang
cukup
besar
dan
mem-‐ gota
keret
tertentu.
Orang
yang
mende-‐
punyai
rongga
yang
cukup
luas
untuk
ngarkan
tiupan
tersebut
akan
menerus-‐
keluar
masuk
udara.
Suku
Moy
telah
kannya
kepada
orang
lain
dengan
cara
60
Kearifan
Lokal
dalam
Sastra
Lisan
...
(Sriyono)
melakukan
tiupan
yang
sama.
Demikian
kapak
batu.
Sambil
melakukan
proses
seterusnya
sampai
bunyi
tipan
tersebut
barter,
mereka
akan
membuat
perjanji-‐
berhenti
dan
mereka
akan
saling
menca-‐ an
untuk
bertemu
kembali
dan
melaku-‐
ri
tahu
siapa
yang
meninggal.
Jika
infor-‐ kan
proses
barter
pada
masa
yang
akan
masi
telah
didapatkan,
mereka
akan
be-‐ datang.
ramai-‐ramai
datang
ke
rumah
orang
Jenis
tiupan
yang
ketiga
adalah
tiup-‐
yang
sedang
berduka
tersebut
untuk
an
panjang
pendek
sebanyak
dua
puluh
melayat
dan
memberikan
bantuan.
kali.
Tiupan
ini
merupakan
tanda
bahaya
Orang
yang
datang
tersebut
masih
me-‐ atau
terjadi
perang
suku.
Jika
orang
dari
miliki
hubungan
keluarga
karena
mere-‐ suku
Moy
mendengar
tanda
ini
maka
ka
mengerti
makna
dari
tiupan
bia
terse-‐ mereka
akan
bersiaga.
Para
wanita
ma-‐
but.
suk
ke
dalam
rumah
dan
menyelamat-‐
Jenis
tiupan
yang
kedua
adalah
tiup-‐ kan
diri,
para
pria
akan
datang
memberi-‐
an
pendek
sepuluh
kali.
Tiupan
ini
meru-‐ kan
bantuan
dengan
membawa
peralat-‐
pakan
tanda
panggilan
dibukanya
pasar
an
perang
seperti
alat
memanah
yang
barter.
Kegiatan
barter
pada
suku
Moy
terdiri
atas
panah
para,
anak
panah
para
dilakukan
di
pintu
laut
sunma
karu.
Pin-‐ dai,
busur
para
anun.
Selain
alat
mema-‐
tu
laut
ini
terletak
di
antara
Maribu
dan
nah
mereka
juga
membawa
peralatan
Depappre.
Menurut
mitos
setempat
pa-‐ perang
lainnya
seperti
tombak
son,
dan
sar
ini
dibuat
oleh
seorang
tokoh
yang
pisau
weru.
Biasanya
perang
suku
terjadi
sangat
disegani
di
kampung
Maribu
yang
karena
masalah
tanah,
masalah
perem-‐
bernama
Aya
Kembu.
Pada
suatu
hari
puan,
dan
masalah
dusun
sagu.
Aya
Kembu
berdiri
di
atas
sebuah
gu-‐ Selain
bia
suku
Moy
di
kampung
nung
dan
meniup
kulit
bia
dari
atas
gu-‐ Maribu
juga
memanfaatkan
tifa
nunggu
nung
tersebut.
Karena
panggilan
ini
me-‐ sebagai
alat
untuk
memanggil.
Pemang-‐
ngandung
unsur
kekuatan
magis,
maka
gilan
dengan
menggunakan
tifa
lebih
orang-‐orang
di
sekitar
kampung
Maribu
bersifat
hal-‐hal
yang
berhubungan
de-‐
seperti
orang
Sabron,
Sentani,
Sosiri,
Ya-‐ ngan
pesta
adat.
Misalnya
panggilan
se-‐
konde,
dan
Doyo
Lama
datang
berbon-‐ puluh
kali
berturut-‐turut
dan
diulang
ti-‐
dong-‐bondong
untuk
melakukan
barter.
ga
kali
merupakan
panggilan
untuk
me-‐
Para
nelayan
membawa
hasil
tangkapan
lakukan
tarian
adat.
Beberapa
tarian
ikannya
dari
laut
dengan
cara
dipikul.
yang
ada
pada
suku
Moy
di
kampung
Sementara
itu,
para
petani
membawa
Maribu
adalah
tarian
kemenangan
pe-‐
hasil
pertanian
dan
perkebunan
mereka
rang
waryang,
tarian
pelantikan
warkoi,
dengan
dimasukkan
ke
dalam
noken
dan
tarian
mengantar
makanan
untuk
sauda-‐
diusung
di
atas
kepala
mereka.
ra
perempuan
yang
menikah
matai,
dan
Menurut
Bapak
Levi
Banundi
(ww.
tarian
pelantikan
ondoafi
kunaribaku.
28
April
2014)
masa
barter
ini
terjadi
antara
masa
gelap
dan
terang.
Artinya,
Membangun
Harmoni
dengan
Alam,
ada
sebagian
orang
yang
telah
mengenal
Manusia,
dan
Tuhan
peradaban
tetapi
ada
pula
orang
yang
Keluarga
yang
harmonis
merupakan
si-‐
belum
mengenal
peradaban.
Jenis
ba-‐ nergi
antaranggotanya
yang
terdiri
atas
rang
yang
saling
ditukarkan
adalah
hasil
ayah,
ibu,
dan
anak-‐anaknya.
Mereka
tangkapan
laut
atau
danau
dengan
hasil
merupakan
satu
kesatuan
yang
utuh.
pertanian
atau
perburuan.
Ikan
ditukar
Ayah
bertugas
sebagai
pemimpin
keluar-‐
dengan
sagu.
Ikan
danau
ditukar
dengan
ga.
Ibu
bertugas
menjaga,
melindungi,
daging
babi
atau
daging
kuskus
hasil
dan
mendidik
anaknya.
Sementara
itu,
berburu.
Ikan
dengan
anak
panah
atau
anak
berkewajiban
patuh
dan
berbakti
61
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:55—69
kepada
kedua
orangtuanya.
Jika
harmoni
kulit
kayu
dan
diolah
menjadi
tali.
Ia
itu
tidak
tercipta
di
antara
mereka,
ma-‐ melanjutkan
menganyam
tali
itu
me-‐
salah
akan
terjadi.
Masyarakat
Moy
telah
nyerupai
sayap
dan
dua
tali
panjang
di-‐
mengetahui
perlunya
harmoni
dengan
anyam
menyerupai
antena.
Setelah
tali-‐
tali
itu
selesai
dianyam,
ia
pun
mema-‐
sesama
manusia
khususnya
sesama
ang-‐
sang
tali
yang
menyerupai
sayap
pada
gota
keluarga.
Jika
harmoni
ini
tidak
ber-‐ punggungnya.
Sementara
dua
anyaman
jalan
dengan
baik,
akan
ada
korban.
tali
panjang
yang
menyerupai
antena
dipasang
sebagai
ekor.
Tak
lama
kemu-‐
Pada
zaman
dahulu
di
kampung
Maribu
dian
ia
pun
berubah
menjadi
seperti
se-‐
Tua
hiduplah
sebuah
keluarga
yang
di-‐ ekor
burung
Cenderawasih
(Sriyono,et
karuniai
beberapa
anak.
Perlakuan
ke-‐ al.,
2012:51)
dua
orang
tua
terhadap
anak-‐anaknya
berbeda
antara
anak
yang
satu
dengan
Manusia
memiliki
keterikatan
yang
lainnya.
Perbedaan
perlakuan
ini
me-‐
sangat
kuat
dengan
alam
dan
lingkung-‐
nyebabkan
salah
seorang
anaknya
yang
sedang
beranjak
remaja
merasa
sangat
annya.
Manusia
harus
membuat
hubung-‐
sedih.
Si
Anak
Gadis
merasa
kecil
hati
an
yang
harmonis
dengan
alam.
Peru-‐
dan
dirundung
rasa
putus
asa.
Dalam
sakan
terhadap
alam
akan
membawa
pergaulan
pun
ia
selalu
minder.
Tak
ta-‐ dampak
serius
terhadap
kelangsungan
han
dengan
perlakuan
orang
tuanya,
Si
hidup
manusia.
Suku
Moy
telah
memilki
Gadis
lalu
memutuskan
meninggalkan
kearifan
lokal
dalam
menjaga
kelang-‐
orang
tua
dan
saudara-‐saudaranya.
Ia
sungan
hidup
fauna
endemik
yang
meru-‐
berusaha
menghilangkan
jejak
agar
ke-‐ pakan
ikon
Papua,
yaitu
burung
cende-‐
beradaannya
tidak
diketahui
keluarga-‐ rawasih.
Mereka
melarang
membunuh
nya
(Sriyono,et
al.,
2012:51)
ataupun
mengonsumsi
daging
burung
tersebut.
Jika
pantangan
ini
dilanggar,
Anak
adalah
amanah
dari
Tuhan
bencana
akan
menimpa
orang
yang
me-‐
Yang
Maha
Esa
yang
harus
dijaga
dan
di-‐ langgar
aturan
adat
tersebut.
Secara
im-‐
rawat
dengan
baik.
Ada
kalimat
bijak
plisit,
suku
Moy
mengisyaratkan
perlu-‐
mengatakan
“Rida
Tuhan
tergantung
ri-‐ nya
menjaga
kelangsungan
hidup
bu-‐
danya
orang
tua
dan
marahnya
orang
rung
langka
tersebut
dengan
mengang-‐
tua
berarti
marahnya
Tuhan.
Di
sini
ter-‐ gap
burung
tersebut
sebagai
nenek
mo-‐
lihat
bahwa
orang
tua
memiliki
hak
yang
yang
mereka
dan
pemberi
tanda
mun-‐
sangat
istimewa
terhadap
anak-‐anaknya.
culnya
sebuah
bencana
sehingga
tidak
Oleh
karena
itu,
orang
tua
seharusnya
seorangpun
diperbolehkan
mengusik-‐
memegang
amanah
Tuhan
yang
berupa
nya.
anak
ini
dengan
baik
dan
bertanggung
jawab.
Jika
mereka
lalai
dalam
tanggung
Hingga
saat
ini,
bila
terdengar
suara
Bu-‐
jawabnya,
Tuhan
akan
mencabut
ama-‐ rung
Cenderawasih
bernyanyi
“kwak…,
nah
tersebut.
Masyarakat
Moy
meyakini
kwak…,
kwak…”,
masyarakat
Suku
Nia-‐
bahwa
Tuhan
berkuasa
untuk
mengu-‐ bano
meyakini
hal
tersebut
sebagai
bah
wujud
seorang
anak
menjadi
se-‐ pertanda
bencana
akan
terjadi.
Benca-‐
ekor
burung
cenderawasih
jika
orang
na
itu
bisa
berupa
kematian,
peperang-‐
tua
mereka
menyia-‐nyiakan
si
anak.
an,
dan
kebakaran
yang
akan
menimpa
salah
satu
keret
pada
suku
Niabano.
Pada
saat
orang
tua
dan
saudara-‐sauda-‐ Itulah
sebabnya,
nenek
moyang
Keret
ranya
tidak
tampak,
Si
Gadis
pun
berja-‐ Samtai
melarang
anak
cucunya
makan
lan
mengendap-‐endap.
Tujuannya
ada-‐ Burung
Cenderawasih.
Jika
larangan
lah
masuk
ke
dalam
hutan.
tersebut
dilanggar,
akan
terjadi
musi-‐
Sesampainya
di
hutan,
ia
mengambil
bah
menimpa
si
pelanggar.
Musibah
62
Kearifan
Lokal
dalam
Sastra
Lisan
...
(Sriyono)
63
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:55—69
tetapi
hanya
boleh
melewati
jalan
yang
“Ha…ha…ha…,”
Laki-‐Laki
itu
tertawa
ada
di
hutan
dan
dilarang
melewati
ke-‐ senang.
Ia
pun
mengambil
kapak
batu
bun
atau
ladang
penduduk.
Jika
pantang-‐ untuk
menebang
pohon
itu.
an
ini
dilanggar
maka
babi
tersebut
akan
“Ah,
lebih
baik
saya
bakar
saja,”
ujarnya
berubah
pikiran.
memakan
habis
semua
tanaman
yang
Segera
diambilnya
bara
api
yang
masih
ada
di
kebun
atau
ladang
yang
dilewati
tersisa.
Ia
lalu
membakar
sarang
semut
oleh
sang
pemburu.
Pantangan
lainnya
yang
menempel
pada
pohon
kering
ter-‐
jika
sedang
berada
di
hutan
adalah
me-‐ sebut.
Bersamaan
dengan
terbakarnya
reka
dilarang
berbicara
dalam
bahasa
sarang
semut
itu,
terdengar
pula
suara
Kemtuk
Gresi.
Jika
orang
dari
suku
Moy
keluar
dari
sarang
semut.
Ternyata
itu
di
kampung
Maribu
sedang
berada
di
da-‐ adalah
suara
Mase
(Sriyono,
et
al.,
lam
hutan
dan
berbicara
dalam
bahasa
2012:56).
Kemtuk
Gresi
maka
ia
akan
mendapat-‐
kan
celaka,
seperti
tersesat
di
dalam
hu-‐ Orang
Moy
memiliki
kepercayaan
tan
dan
tidak
bisa
keluar
dari
hutan,
atau
tradisional
yang
diyakini
tetap
ada
seka-‐
terperosok
ke
dalam
rekahan
tanah
yang
lipun
mereka
sudah
percaya
pada
ajaran
dibuat
oleh
ular
dan
tidak
bisa
keluar.
agama
Kristen
yang
diajarkan
kepada
Larangan
ini
terjadi
karena
nenek
mo-‐ mereka.
Masyarakat
percaya
kepada
ar-‐
yang
orang
Kemtuk
Gresi
dan
Maribu
wah-‐arwah
roh
yang
berada
di
sekeliling
yang
merupakan
kakak
beradik
berse-‐ mereka.
Orang
Moy
juga
mengenal
ilmu
teru
dan
mereka
belum
mengadakan
gaib,
misalnya
digunakan
untuk
mem-‐
perjanjian
damai
sampai
sekarang.
Me-‐ bantu
aktivitas
mata
pencaharian
hidup
reka
bersumpah
untuk
tidak
memasuki
seperti
berkebun,
berburu
dan
menang-‐
wilayah
masing-‐masing
dan
jika
larang-‐ kap
ikan.
Bagi
orang
Moy
kepercayaan
an
ini
dilanggar
maka
mereka
akan
cela-‐ terhadap
nenek
moyang
mereka
ada
ka.
Batas
wilayah
keduanya
adalah
gu-‐ berbagai
macam
bentuk
tergantung
dari
nung
Kendatai
yang
berada
di
tengah-‐ asal
mula
suku
atau
klan
itu
berasal.
Mi-‐
tengah
antara
Genyem
(dihuni
oleh
salnya,
klan
Walli
memiliki
sebuah
alat
orang
Kemtuk
Gresi)
dan
Siklop
(dihuni
musik
bernama
prenggung.
Mereka
per-‐
oleh
suku
Moy).
caya
bahwa
benda
ini
dapat
menolong
Makhluk
penunggu
hutan
lainnya
mereka
dalam
musibah
seperti
penyakit
dapat
berwujud
sarang
semut
yang
sa-‐ ataupun
kematian.
ngat
besar
dan
menempel
pada
sebuah
pohon.
Makhluk
gaib
ini
dapat
dimus-‐ Pemberian
Nama
pada
Jenis
Binatang
nahkan
dengan
cara
menebang
pohon
dan
Tanaman
Tertentu
tempat
sarang
semut
tersebut
dan
mem-‐ Papua
dapat
diibaratkan
sebagai
surga
bakarnya.
yang
tersembunyi.
Pulau
indah
nan
per-‐
mai
ini
menyimpan
beraneka
ragam
ke-‐
Mengetahui
fajar
telah
menyingsing,
Si
kayaan
baik
flora
maupun
fauna
yang
hi-‐
Laki-‐Laki
langsung
keluar
dari
persem-‐ dup
di
dalam
hutan.
Sebagai
penyangga
bunyiannya.
Ia
bergegas
menuju
ke
oksigen
terbesar
di
dunia,
Papua
memi-‐
perapian.
Alangkah
terkejutnya
ia
me-‐ liki
hutan
hujan
tropis
yang
masih
cukup
nyaksikan
pohon
yang
kemarin
masih
luas.
Untuk
memberikan
nama
pada
flo-‐
bersih
dari
sarang
semut
kini
ditempeli
ra
dan
fauna
yang
beraneka
ragam
terse-‐
sarang
semut
yang
sangat
besar.
“Sarang
semut
ini
pasti
jelmaan
dari
Se-‐
but
serta
mengajarkannya
kepada
gene-‐
tan
itu.
Ia
tak
sempat
lagi
pergi
karena
rasi
penerus,
ditempuh
salah
satu
cara
fajar
telah
menyingsing,”
kata
Laki-‐Laki
yang
efektif
yaitu
melalui
cerita.
Suku
itu
dalam
hati.
Moy
mewariskan
kearifan
lokal
tentang
64
Kearifan
Lokal
dalam
Sastra
Lisan
...
(Sriyono)
penamaan
sejumlah
binatang
dan
tana-‐ itu,
burung
ini
dikeramatkan
dan
dila-‐
man
yang
ada
di
sekitarnya
seperti:
bu-‐ rang
untuk
dimakan.
Jika
pantangan
ini
rung
nuri,
andu
tore
yang
berarti
pisang
dilanggar
maka
orang
yang
melanggar
susu,
andu
kanyu
atau
pisang
jarum,
ular
tersebut
akan
sakit
dan
berakhir
pada
pohon
yang
disebut
anara
baoum
dan
kematian.
Menurut
Bapak
Levi
Banundi,
yamboi
kiat
yang
berarti
burung
berasal
salah
satu
tokoh
adat
suku
Moy
di
kam-‐
dari
atas.
Tugas
yamboi
kiat
adalah
men-‐ pung
Maribu
(ww.
28
April
2014)
kicau-‐
jaga
di
sekitar
kebun
terhadap
siapapun
an
burung-‐burung
dan
suara
binatang
yang
sedang
lewat
atau
hendak
mema-‐ yang
ada
di
sekitar
desa
dan
hutan
dija-‐
suki
lahan.
dikan
sebagai
penunjuk
waktu
dan
per-‐
tanda
akan
terjadinya
sebuah
peristiwa.
Kepergian
Sandairam
justru
membuat
Beberapa
burung
yang
dijadikan
pe-‐
Yamboiwoum
merasa
senang.
Keingin-‐ nunjuk
waktu
oleh
suku
Moy
di
Maribu
annya
untuk
memiliki
Ayakembu
sege-‐ adalah
burung
pagi
kunggon
(penunjuk
ra
tercapai.
Ayakembu
pun
segera
dija-‐ pukul
empat
pagi),
burung
pagi
yasu
(pe-‐
dikan
sebagai
suaminya
yang
kedua.
nunjuk
pukul
lima
pagi),
burung
kum-‐
Perkawinan
Yamboiwoum
dan
kum
imut
(penunjuk
pukul
dua
siang),
Ayakembu
menghasilkan
dua
anak.
Na-‐
mun
kedua
anaknya
tidak
berwujud
ayam
hutan
kati
(penunjuk
pukul
dua
manusia.
Anak
pertama
berwujud
se-‐ belas
malam),
burung
maleo
sye
(penun-‐
ekor
burung
Nuri
dan
yang
kedua
ber-‐ juk
pukul
dua
malam).
Sementara
itu
be-‐
wujud
pohon
pisang
yang
dinamai
berapa
burung
yang
dianggap
memberi-‐
Andu
Tore.
Menurut
bahasa
Maribu,
kan
pertanda
akan
terjadinya
sebuah
pe-‐
Andu
Tore
berarti
pisang
susu.
Meski-‐ ristiwa
kematian
adalah
burung
mam-‐
pun
demikian,
pasangan
suami
isteri
ini
bruk
kembot,
burung
nuri
besar
yang
hidup
normal
sebagamana
layaknya
ke-‐ singgin,
burung
nuri
kecil
yang
serai,
dan
hidupan
manusia
lainnya.
Mereka
sa-‐ burung
hantu
moi
kambi.
Ada
satu
jenis
dar,
kedua
anaknya
tidak
berwujud
ma-‐
burung
yang
dianggap
istimewa
oleh
nusia
sebagai
hukuman
akibat
perzina-‐
han
yang
telah
mereka
lakukan.
orang
suku
Moy
di
Maribu
yaitu
burung
(Sriyono,
et
al.,
2012:59)
kring-‐krong.
Burung
ini
dianggap
sebagai
titisan
roh
keluarga
mereka
yang
telah
Menurut
kepercayaan
suku
Moy
di
meninggal.
Kicauan
burung
ini
seperti
kampung
Maribu
ada
beberapa
jenis
ta-‐ ucapan
manusia,
sehingga
orang
yang
naman
yang
dilahirkan
oleh
manusia.
mendengarkan
kicauannya
dapat
me-‐
Tanaman
yang
dilahirkan
oleh
manusia
nangkap
pesan
yang
ia
sampaikan.
Pesan
menurut
kepercayaan
orang
suku
Moy
yang
disampaikan
oleh
burung
ini
biasa-‐
di
Maribu
adalah
pisang
andu,
keladi,
nya
mengenai
tamu
yang
akan
berkun-‐
dan
ubi
naning.
Jenis-‐jenis
pisang
yang
jung
ke
rumah
atau
kematian
yang
me-‐
terdapat
di
Maribu
adalah
pisang
kecil
nimpa
keluarga.
andu
tore,
pisang
suanggi
andu
ama,
pisang
jarum
andu
kanya,
pisang
jarum
Larangan
Berbuat
Zina
besar
andu
kanya
dame,
pisang
manis
Seks
merupakan
kebutuhan
dasar
ma-‐
andu
tebreh,
andu
srobi,
dan
andu
nusia
seperti
halnya
makan
dan
minum.
kumbro.
Selain
berfungsi
sebagai
sarana
rekreasi,
Suku
Moy
di
kampung
Maribu
juga
seks
juga
berfungsi
sebagai
sarana
pro-‐
memiliki
kekayaan
fauna.
Salah
satu
di
kreasi
(melahirkan
keturunan).
Sudah
antaranya
adalah
burung.
Burung
nuri
menjadi
hukum
alam
bahwa
manusia
hi-‐
diyakini
oleh
penduduk
setempat
seba-‐ dup
berpasang-‐pasangan.
Laki-‐laki
gai
nenek
moyang
mereka.
Oleh
karena
membutuhkan
perempuan
dan
begitu
65
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:55—69
66
Kearifan
Lokal
dalam
Sastra
Lisan
...
(Sriyono)
kembali
ke
rumah.
Setibanya
di
rumah
mengetes
istrinya
itu.
Setiap
hari
ia
ia
mendapati
suaminya
telah
tiada.
Ia
membuat
busur
dan
anak
panah.
Akhir-‐
merasa
sedih
dan
terpukul.
Karena
ke-‐ nya
ia
mendapat
busur
dan
anak
panah
sedihan
yang
tak
tertahankan,
ia
pergi
sebanyak
sepuluh
pasang.
Setelah
itu
ia
mengembara.
Sirimeng
dan
Siriwai
ber-‐
membuat
para-‐para
lapis
tujuh.
Di
ba-‐
usaha
mengejar
ibunya.
Mereka
tidak
berhasil
mengejar
Sang
Ibu
karena
ia
wah
para-‐para
itu
dibuat
kolom.
Di
da-‐
mempunyai
ilmu
salju
tutup.
Ibu
itu
te-‐ lam
kolom
tersebut
dibuat
api
unggun
rus
berjalan
sampai
akhirnya
tiba
di
yang
besar
untuk
barapen
bête.
Netar
(Sentani).
Kemudian
ia
berubah
wujud
menjadi
kangguru.
Tak
lama
ke-‐ Setelah
semuanya
siap,
ia
menyuruh
is-‐
mudian
orang
Netar
memburu
kanggu-‐ trinya
mengambil
bete
yang
dibakar
di
ru
itu.
Anehnya,
suara
Kangguru
itu
bawah
para-‐para
itu.
Saat
istrinya
turun
berubah
menjadi
suara
manusia.
mengambil
bête
itu,
Dubun
melihat
(Sriyono,
et
al.,
2012:62)
bahwa
istrinya
turun
dengan
kepala.
Langsung
saja
Dubun
mengambil
busur
Salah
satunya
adalah
ilmu
salju
tu-‐ dan
anak
panah
yang
pertama.
Dia
le-‐
paskan
anak
panah
itu
ke
arah
kepa-‐
tup
yang
merupakan
kemampuan
sese-‐
lanya.
Panah
itu
mental
mengenai
para-‐
orang
untuk
meloloskan
diri
ketika
da-‐
para
pertama
dan
para-‐para
itu
roboh.
lam
keadaan
terdesak
karena
dikejar,
se-‐ Dubun
mengambil
lagi
pasangan
busur
perti
yang
diungkap
dalam
kutipan
ter-‐ anak
panah
yang
kedua.
Peristiwa
per-‐
sebut.
tamapun
terulang
kembali.
Demikian
juga
dengan
pasangan
busur
panah
ke-‐
Strategi
dan
Ilmu
Perang
tiga
sampai
ketujuh.
Akhirnya
istrinya
Selain
bertani,
mata
pencaharian
masya-‐ meninggal
tertimbun
para-‐para.
rakat
Moy
adalah
berburu
di
hutan.
Me-‐ (Sriyono,
et
al.,
2012:65)
reka
ahli
di
dalam
membuat
peralatan
berburu
seperti
busur
dan
panah.
Dalam
Konsep
Gunung
sebagai
Sumber
keadaan
tertentu
alat
tersebut
diguna-‐ Mata
Air
kan
sebagai
sarana
berperang.
Selain
Gunung
Siklop
yang
dalam
bahasa
Senta-‐
membuat
alat
perang
mereka
juga
pan-‐ ni
sering
disebut
dengan
Robong
Holo
dai
mengatur
strategi
perang.
Beberapa
atau
Dobon
Soro
merupakan
gunung
pangkalan
perang
(base
camp)
diran-‐ yang
dianggap
sakral
oleh
orang
Sentani
cang
atas
dasar
pertimbangan
strategi
dan
sekitarnya.
Gunung
ini
dijadikan
ru-‐
perang.
Mereka
telah
mampu
membuat
jukan
sebagai
tempat
sumber
mata
air.
para-‐para
bersusun
tujuh
yang
menye-‐ Di
sekitar
gunung
Siklop
banyak
ditum-‐
rupai
benteng
pertahanan
dengan
ba-‐ buhi
pohon
yang
mampu
menyimpan
air
ngunan
paling
dasar
berupa
barapen
dan
hujan
dan
keluar
sebagai
mata
air
pada
berfungsi
sebagai
tempat
untuk
menje-‐ musim
kemarau.
Air
ini
mengalir
ke
hilir
bak
musuh.
Jumlah
antara
mata
panah
dan
memberikan
kehidupan
bagi
warga
dan
susunan
para-‐para
adalah
sepuluh
sekitar
gunung
berbanding
tujuh.
Sepuluh
untuk
jumlah
Masyarakat
menganggap
Gunung
mata
panah
yang
akan
dilesatkan
dan
tu-‐ Siklop
sebagai
representasi
seorang
ibu
juh
adalah
jumlah
tempat
yang
kemung-‐ yang
berbaring
dengan
air
susu
yang
kinan
akan
dijadikan
tempat
bersem-‐ mengalir
dari
dadanya
dan
memberikan
bunyi
musuh.
Berarti,
mereka
telah
me-‐ berkah
kepada
masyarakat
sekitar.
Di
ngenal
strategi
dan
akurasi
perang.
gunung
inilah
letak
sumber
mata
air
Untuk
membuktikan
bahwa
wanita
yang
mereka
butuhkan.
Pendakian
ke
yang
bersamanya
itu
bukan
istrinya,
ma-‐ Gunung
Siklop
pun
dilakukan
untuk
ka
Dubun
merencanakan
untuk
mendapat
air.
Dibutuhkan
perjuangan
67
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:55—69
yang
keras
dan
izin
dari
sang
penguasa
kelestariannya
dan
tidak
membuat
ke-‐
gunung
untuk
mendapatkan
air
yang
rusakan,
seperti
yang
terlihat
akhir-‐akhir
mereka
butuhkan.
Akan
tetapi,
mereka
ini.
tetap
melakukan
pendakian
tersebut
ka-‐
rena
mereka
yakin
di
puncak
Gunung
Sikloplah
sumber
mata
air
itu
berada.
DAFTAR
PUSTAKA
SIMPULAN
Barker,
Chris.
2009.
Cultural
Studies,
Teo-‐
Dari
hasil
analisis
sastra
lisan
suku
Moy
ri
dan
Praktik.
Yogyakarta:
Kreasi
dapat
diketahui
kearifan
lokal
yang
di-‐ Wacana.
miliki
oleh
Suku
Moy,
antara
lain
mereka
Cullinan,
B.
E.
1989.
Literature
and
The
telah
mengenal
teknologi
pembuatan
ke-‐ Child.
San
Diego:
Harcourt
Brace
ramik
dari
tanah
liat.
Tempayan
yang
da-‐ Javanovich.
lam
Bahasa
Moy
dikenal
dengan
istilah
Djamaris,
Edwar.
1993.
Nilai
Budaya
Sas-‐
sree
ini
digunakan
sebagai
tempat
pe-‐ tra
Nusantara:
Nilai
Budaya
dalam
nyimpan
hasil
pertanian.
Lingkungan
Kaba
Meget
Manadin.
Jakarta:
Pusat
mempunyai
andil
yang
besar
dalam
si-‐ Pembinaan
dan
Pengembangan
Ba-‐
kap,
pandangan,
dan
perilaku
seseorang
hasa.
atau
masyarakat.
Suku
Moy
yang
dike-‐ Fachruddin,
A.E.
1981.
Sastra
Lisan
Bu-‐
lilingi
oleh
laut
dan
hutan
akhirnya
ter-‐ gis.
Jakarta:
Pusat
Pembinaan
dan
biasa
memanfaatkan
hasil
alam
seperti
Pengembangan
Bahasa,
Departe-‐
kulit
bia
sebagai
alat
pemanggil,
memba-‐ men
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
ngun
harmoni
dengan
alam,
manusia,
Gunawan,
Restu.
2008.
“Kearifan
Lokal
dan
Tuhan,
mengenali
makhluk
penung-‐ dalam
Tradisi
Lisan
dan
Karya
Sas-‐
gu
hutan
dan
cara
mengatasinya.
Ke-‐ tra”.
Makalah
Kongres
Bahasa
28—
anekaragaman
hayati
yang
ada
di
dalam
31
Oktober
2008,
Jakarta.
hutan
perlu
untuk
dilestarikan
dan
di-‐ Koentjaraningrat.
1984.
Kebudayaan,
kenalkan
kepada
generasi
selanjutnya.
Mentalitet,
dan
Pembangunan.
Ja-‐
Oleh
karena
itu,
mereka
telah
mengenal
karta:
Gramedia.
konsep
pemberian
nama
kepada
jenis
bi-‐ -‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐.
1990.
Pengantar
Ilmu
Antropo-‐
natang
dan
tanaman
tertentu
agar
spe-‐ logi.
Jakarta:
Rineka
Cipta.
sies
tanaman
atau
binatang
tertentu
da-‐ Pudentia.
1998.
Metodologi
Kajian
Tradi-‐
pat
diketahui
oleh
generasi
selanjutnya.
si
Lisan.
Jakarta:
Yayasan
Obor
Indo-‐
Dalam
hal
norma
sosial
mereka
menge-‐ nesia
dan
Yayasan
Asosiasi
Tradisi
nal
larangan
berbuat
zina
beserta
konse-‐ Lisan.
kuensi
yang
harus
diterima
jika
larangan
Robson,
S.O.
1978.
Filologi
dan
Sastra-‐
ini
dilanggar.
Dari
kajian
budaya
mereka
Sastra
Klasik
Indonesia.
Jakarta:
Pro-‐
mengenal
ilmu
salju
tutup
yang
diperca-‐ yek
Pengembangan
Bahasa
Daerah.
ya
mampu
mengaburkan
pandangan
Sriyono,
et
al.
2006.
“Pencitraan
Manusia
musuh
ketika
seseorang
dalam
pengejar-‐ dan
Kearifan
Lokal
dalam
30
Cerita
an.
Strategi
dan
ilmu
perang
merupakan
Rakyat
Papua”.
Laporan
Penelitian.
kearifan
lain
yang
berhubungan
dengan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
masalah
pertahanan
dan
keamanan.
Ke-‐ Balai
Bahasa
Jayapura.
harmonisan
yang
dibangun
dengan
alam
Sriyono,
et
al.
2012.
“Struktur
Sastra
Li-‐
membuat
mereka
memahami
konsep
san
Moy”.
Laporan
Penelitian.
Ke-‐
konservasi
alam,
yaitu
gunung
sebagai
menterian
Pendidikan
dan
Kebuda-‐
sumber
mata
air.
Mereka
harus
menjaga
yaan.
Balai
Bahasa
Provinsi
Papua
harmoni
tersebut
dengan
menjaga
dan
Provinsi
Papua
Barat.
68
Kearifan
Lokal
dalam
Sastra
Lisan
...
(Sriyono)
Suyitno.
1986.
Sastra
Tata
Nilai
dan
Ek-‐ Yektiningtyas-‐Modouw,
Wigati.
2008.
segesis.
Yogyakarta:
PT.
Hanindita.
Helaehili
dan
Ehabla:
Fungsinya
dan
Undang-‐Undang
Republik
Indonesia
No-‐ Peran
Perempuan
dalam
Masyara-‐
mor
21
Tahun
2001
tentang
Otono-‐ kat
Sentani
Papua.
Yogyakarta:
Adi-‐
mi
Khusus
Bagi
Provinsi
Papua.
cita
Karya
Nusa.
2006.
Jayapura:
Biro
Hukum
Sekre-‐
tariat
Daerah
Provinsi
Papua.
69