Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
Modul ini disusun berdasarkan system pelatihan yang
mengacu pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan
atas tuntutan kebutuhan lulusan/tamatan diklat. Uraian materi
ditujukan untuk penyampaian dan pengajaran kompetensii
(pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
A. Latar dalam suatu tugas atau pekerjaan ). Penekanan pembelajaran
Belakang diarahkan pada apa yang dapat dilakukan oleh seseorang
setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Salah satu yang
menjadi ciri penting dari system pelatihan dengan pendekatan
kompetensi adalah penguasaan kompetensi secara individual
atau kelompok dan kemampuan untuk mengaktualisasikan di
tempat kerja.
1
PENDAHULUAN
B. Deskripsi Singkat
Dengan mempelajari bahan ajar ini Anda akan memahami macam-macam mesin
frais, bagian-bagian mesin frais, ukuran standar mesin frais, fungsi mesin frais,
perlengkapan mesin frais, macam-macam pisau frais, penggunaan pisau frais,
pemasang pahat bubut dan benda kerja, parameter-parameter prose mesin frais dan
melaksanakan proses pengefraisan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Modul ini disajikan dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan pemesinan serta keselamatan kerja khususnya dalam mesin
frais secara rincinya adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kontruksi mesin frais secara umum
b. Membedakan kontruksi mesin frais
c. Menyebutkan fungsi mesin frais secara umum
d. Menyebutkan bagian-bagian mesin frais
e. Menjelaskan fungsi dari komponen mesin frais
2. Indikator Keberhasilan
a. Dapat menjelaskan macam-macam mesin bubut
b. Menjelaskan macam-macam mesin frais
c. Menjelaskan macam-macam pisau frais
d. Menentukan parameter-parameter proses pengefraisan
e. Melaksanakan proses pengefraisan
2
PENDAHULUAN
3
BAB
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
2
Macam-macam Mesin Frais
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu
menjelaskan:
1) Ukuran standar
2) Bagian-bagian utama dan fungsi
3) Perlengkapan dan fungsi
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN
a d
f h
5
KEGIATAN PEMBELAJARAN
b e
f
d
6
KEGIATAN PEMBELAJARAN
a
b
c e
g f
d
i
j
7
KEGIATAN PEMBELAJARAN
8
KEGIATAN PEMBELAJARAN
9
KEGIATAN PEMBELAJARAN
10
KEGIATAN PEMBELAJARAN
11
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kolom/badan mesin
Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai patokan
dan merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu juga akan jadi
dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan motor dan puli-pulinya itulah
ditempatkan.
Bagian depan yang dikerjakan secara masinal, adalah bebentuk ekor burung tegak
yaitu untuk gerak turun naiknya knee yang membawa sadel dan meja. Pada bagian
sebelah atas kolom ini dipasang sumbu utama/spindel untuk dudukan dan membawa
arbor sebagai pemegang dari pisau frais itu sendiri, sehingga dapat berputar.
Pada bagian atas juga dibuat alur ekor burung mendatar yaitu untuk dudukan
lengan, dan arm ini dapat didorong maju ataupun mundur untuk mencapai kedudukan
tertentu.
2. Lengan/Arm
Seperti dikatakan di atas bahwa lengan itu letaknya di bagian paling atas dari
badan mesin dan bawahnya mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur ekor
burung pada badan mesin, lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk kebutuhan
tertentu. Pada lengan ini dapat dipasang dukungan arbor (suport arbor) yang
mempunyai alur ekor burung pas kepada lengan tadi dan ia dapat dikunci pada posisi
tertentu, sehingga cocok untuk kebutuhan pekerjaan tertentu.
Pada beberapa jenis mesin, pendukung arbor ini jumlahnya ada yang satu ada
yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan terhadap arbor.
12
KEGIATAN PEMBELAJARAN
sadel
Gambar 2.11 Sadel Mesin Frais
13
KEGIATAN PEMBELAJARAN
5. Lutut/Knee
Lutut ini adalah mempunyai dua alur ekor burung yang saling tegak lurus, yaitu
satu alur dipaskan kepada kolom dan satunya lagi dipaskan kepada sadel itu tadi.
Lutut ini berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda gigi untuk
gerakan otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan. Gerakan dari lutut ini hanya
dua arah yaitu turun dan naik saja, lutut ini juga dapat dikuncikan kepada kolom, agar
kukuh pada waktu pengefraisan.
Knee/lutut
Gambar 2.12 Knee/lutut
6. Alas mesin
Alas mesin ini letaknya sama dengan namanya yaitu alas, artinya bagian paling
bawah dari mesin, alas ini berfungsi untuk menumpu seluruh beban yang ada pada
mesin, seperti berat mesin ditambah berat bahan yang dikerjakan dan berat
perlengkapan yang dipakai serta berat dari alas itu sendiri.
Pada alas mesin ini dibuat rongga sebagai bak penampung, yaitu untuk
menampung cairan pendingin. Pompa air untuk mengalirkan cairan pendingin kepada
cutter dan benda kerja, juga dipasang pada alas ini untuk membuat sirkulasi air
pendingin itu tadi.
14
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Selain benda kerja tersebut diatas, ada beberapa bentuk lain dari benda-benda
yang lebih banyak dipakai, bentuk benda ini bergantung kepada bentuk pisaunya dan
gerakan-gerakan yang diberikan kepada benda tersebut dan juga peralatan yang
dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, di antaranya yaitu:
a. Roda gigi lurus
b. Roda gigi helik
c. Roda gigi payung
d. Roda gigi cacing
e. Nok/eksentrik
f. Ulir scolor (ulir pada bidang datar)
g. Ulir cacing yang mempunyai kisar besar dan tidak mampu dikerjakan di mesin
bubut.
15
KEGIATAN PEMBELAJARAN
2. Stub Arbor
Stub arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (Face mill, Shell
endmill dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat
dipasang dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.15.
3. Collet Chuck
Collet chuck digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (End mill, Slot drill
dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang
dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.16.
16
KEGIATAN PEMBELAJARAN
4. Ragum/Catok (Vice)
Ragum digunakan untuk mengikat benda kerja pada saat pengefraisan.
Pemasangan ragum diikatkan pada meja/bed mesin. Jenis ragum ini ada beberapa
jenis,diantaranya: Ragum rata (Vice plate) (Gambar 2.17a), Ragum putar (Swivel
Vice) (Gambar 2.17b) dan Ragum Universal (Universal vice) (Gambar 2.17c).
17
KEGIATAN PEMBELAJARAN
7. Penjepit/Klem Mesin
Klem Mesin ini digunakan untuk memegang/menjepit benda kerja yang tidak dapat
dijepit pada ragum, yang umumnya benda panjang atau lebar.
Penjepitan langsung benda kerja itu ditaruh di meja mesin frais bila slindris ditaruh
pada alur meja, bila lebih ditempatkan sesuai dengan kemampuan langkah kerja
sehubungan dengan jangkauan pisau frais (cutter).
Berbagai bentuk klem mesin dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut ini.
18
KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Latihan
1. Secara garis besar mesin frais ada tiga. Sebutkan!.
2. Jelaskan fungsi mesin frais minimal enam buah.
3. Sebutkan bagian-bagian utama mesin frais minimal enam buah.
4. Sebutkan perlengkapan mesin frais minimal enam buah
5. Ukuran mesin frais ditentukan oleh beberapa factor, sebutkan!.
4. Rangkuman
Mesin frais adalah salahsatu mesin perkakas dapat digunakan untuk
mengerjakan/suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai
alat potongya. Dan secara garis besar mesin frais terdiri dari, mesin frais vertical,
mesin frais mendatar dan mesin frais universal.
Arah gerakan meja mesin frais dapat dilakukan kearah memanjang, melintang
dan naik/turun. Dengan berbagai kemungkinan gerakan tadi, mesin frais dapat
digunakan untuk, membentuk bidang-bidang diantaranya:1) Bidang-bidang rata datar,
2) bidang-bidang rata miring menyudut, 3) bidang-bidang siku, 4) bidang-bidang
sejajar, 5) alur lurus atau melingkar, dan 6) segi-segi beraturan atau tidak beraturan.
Selain itu dengan bantuan meja putar atau kepala pembagi mesin frais dapat juga
digunakan untuk membuat diantaranya: 1) Roda gigi lurus, 2) Roda gigi helik, 3) Roda
gigi paying, 4) Roda gigi cacing, 5) Nok/eksentrik, dan 6) Ulir scolor (ulir pada bidang
datar).
Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: 1)
Panjang langkah meja mesin frais arah memanjang, 2) jarak spindel sampai
permukaan meja pada kedudukan paling bawah. dan 3) Jarak tempuh ke arah
melintang maximum yang dapat dicapai oleh meja mesin terhadap kolomnya
Untuk menunjang proses pengefraisan, mesin frais dilengkapi beberapa
perlengkapan diantaranya: 1) Arbor, 2) Stub arbor, 3) Collet chuck, 4) ragum, 5) Meja
putar, 6) Kepala pembagi dan 7) Klem mesin.
19
KEGIATAN PEMBELAJARAN
20
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Materi Pokok 2
Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda,
diantaranya dapat dilihat pada table 3.1 berikut:
21
KEGIATAN PEMBELAJARAN
22
KEGIATAN PEMBELAJARAN
a b
Gambar 3.2. Pisau frais sudut (Single angle cutter dan double angle cutter )
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur ekor burung, pada umumnya sudut
ekor burung yang dapat dibuat besarnya: 30o, 45o dan 60o.
23
KEGIATAN PEMBELAJARAN
6. Pisau Frais Sisi Gigi Silang (Staggered Tooth Side and Face Cutter).
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja.
Perbedaann dengan pisau frais sisi adalah, pemakanannya lebih ringan(Gambar 3.6).
24
KEGIATAN PEMBELAJARAN
a b
Dilihat dari sudut heliknya dan jumlah mata sayatnya, ada beberapa jenis pisau jari
diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
25
KEGIATAN PEMBELAJARAN
26
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Carbida Tips
27
KEGIATAN PEMBELAJARAN
a b
28
KEGIATAN PEMBELAJARAN
29
KEGIATAN PEMBELAJARAN
30
KEGIATAN PEMBELAJARAN
31
KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Latihan
a. Sebutkan macam-macam pisau frais minimal enam buah.
b. Jelaskan kegunaan pisau frais jari, mantel, dan shell endmill.
c. Pisau frais sisi gigi silang, sangat cocok untuk membuat alur. Jelaskan pada
posisi mana pisau tersebut didunakan, dan jelaskan kenapa?.
4. Rangkuman
Banyak macam-macam nama bentuk pisau frais yang diperuntukan sesuai dengan
profil atau bentuk yang akan di frais. Maka dari itu pada saat memilih pisau frais harus
cermat baik nama maupun bentuknya, sehingga hasil pengefraisan dapat maksimal.
Macam-macam pisau frais diantaranya: 1) Pisau frais mantel (Plane milling cutter),
2) Pisau frais sudut (Angle milling cutter), 3) Pisau frais ekor burung (Dove tail milling
cutter,) 4) Pisau sisi dan muka (Side and face cutter), 5) Pisau frais alur melingkar
(Woodruff keyseat cutter), 6)Pisau Frais sisi gigi silang (Staggered tooth side and face
cutter), 7) Pisau frais radius (bentuk) (Form cutter) 8) Pisau frais alur T (T Slot cutter), 9)
Pisau Frais Jari (Endmill cutter), 10) pisau frais roda gigi (Gear cutter), 11) Pisau frais
muka (Face mill cutter), 12) Pisau frais sisi dan muka (Shell endmil cutter), 13) Pisau
frais bentuk (Form Cutter),14) Pisau frais gergaji (Slitting saw).
32
KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. Materi Pokok 3
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menghitung parameter-
parmeter pada proses pemesinan frais:
1) Kecepatan potong
2) Kecepatan putaran mesin
3) Kecepatan pemakanan
33
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Cs = π. d . n ( m/menit )
Keterangan:
Cs =Cutting Speed ( m/menit )
d = Diameter Cutter ( mm )
n = Putaran Spindle ( Rpm )
π = Konstanta ( 3,14 )
2 Besi tuang 14 – 21
3 Baja >70 10 – 14
4 Baja 50-70 14 – 21
5 Baja 34-50 20 – 30
8 Plastik 40 - 60
34
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Rpm
Contoh:
Diketahui: Baja lunak akan difrais dengan alat potong alat potong 80 mm
dan (CS = 30 m / menit). Hitung kecepatan putaran mesinnya!.
Jawab:
1000Cs
n
.d
n = 119,42 ≈ 119 rpm
Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel putaran
mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di
mesin tersebut.Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang
nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas.
35
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tabel 4.2 Daftar kecepatan potong dan putaran mesin frais per-menit.
36
KEGIATAN PEMBELAJARAN
C. KecepatanPemakanan (Feeding)
Pada umumnya mesin frais, dipasang tabel kecepatan pemakanan atau feeding
dalam satuan mm/menit. Jadi misalnya pada mesin disetel besar kecepatan
pemakannya 28; artinya kecepatan pemakanan pisau frais sebesar 28 mm/menit.
Makin kecil kecepatan pemakanan pisau frais, kekasarannya makin rendah atau lebih
halus. Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin frais tersebut
dijalankan dengan cara/ mode otomatis.
Menghitung kecepatan pemakanan/feeding= F (mm/menit)
F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)
Dimana, f adalah bergesernya pisau frais (mm) dalam satu putaran.
Contoh:
Ditentukan n = 600 putaran/menit, f pada tabel ditetapkan 0,22 mm/putaran. Berapa
kecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
Jawab:
F= 0,22 mm/putaran x 600 putaran/men = 132 mm/menit.
Pengertiannya adalah,piasu frais bergeser sejauh 132 mm selama satu menit.
Berdasarkan prinsip kerja mesin frais dan gambar diatas, untuk mencari waktu
pengefraisan dapat dihitung dengan rumus:
37
KEGIATAN PEMBELAJARAN
L = ℓ+ℓa+ℓu
S = s.n
Dimana:
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
S’ = pemakanan setiap menit
Contoh:
1. Bahan ST 41, panjang 250 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata
sayat 4, S= 0,2 dan n = 400 rpm.
Hitung tm, bila (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm.
Jawab:
S’= s . n
= 0,2 . 400
= 80 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 30 + 30 = 310 mm
L mm 310
tm 3,88 menit
s ' mm / menit 80
38
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Be
nd
L
Aa A
lKe l
arja a
l
t t
u
d p p 0
t t , l
g g 3 a
. l
d
Gambar 4.2 Panjang langkah pengefraisan rata
(
Sebagimana pada proses facing, untuk menghitung waktu
l pengeboran pada mesin
frais pada dasarnya sama dengan rumus untuka mencari waktu pemesinan
)
pengefraisan rata. Berikut adalah rumus untuk mencari waktu pengeboran pada
mesin bubut.
Dimana:
ℓ = kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = ℓ + 0,3 d (la)
d = mata bor/lubang (mm)
n = putaran mata bor (Rpm)
s = pemakanan (mm/put)
Contoh: Diketahui,
ℓ = 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais(tm)?
Jawab:
= 2,7 menit
39
KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Latihan
1. Tuliskan rumus kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi rumus putaran
mesin frais (n)
2. Diketahui: Pisau frais HSS 60, akan digunakan mengefrais baja lunak
dengan Cs = 25 m/menit. Hitung: Kecepatan putaran mesinnya!.
3. Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel dimesin
disetel 0,2 mm/putaran. Berapakecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
4. Diketahui: Bahan ST 41, panjang 200 mm, difrais menggunakan pisau jari
dengan mata sayat 4, s= 0,2 dan n = 600 rpm, (la) = 30 mm dan (Lu) = 30
mm. Hitung waktu pemesinan frais (tm), apabila pemakanan 1 kali jalan!.
5. Diketahui,
ℓ = 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?
4. Rangkuman
1. Menghitung putaran mesin Frais
Rumus untuk menentukan putaran mesin frais adalah:
1000Cs
n
.d
40
KEGIATAN PEMBELAJARAN
L
tm
S'
S ' s..n
L = ℓ + ℓa + ℓu
Dimana:
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
S’ = pemakanan setiap menit
Dimana:
ℓ = kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = ℓ + 0,3 d (la)
d = mata bor (mm)
n = putaran mata bor (rpm)
s = pemakanan (mm/put)
41
KEGIATAN PEMBELAJARAN
42
KEGIATAN PEMBELAJARAN
C. Materi Pokok 4
Proses Pengefraisan
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat mampu melaksanakan proses
pengefraisan:
1) Metode pemotongan
2) System pembagian
3) Teknik pengefraisan
4) Langkah proses frais
1. Pemotongan searah
Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya benda
kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik
karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter ( Gambar 5.1)
43
KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Pemotongan Netral
Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila
lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter cutter
pada waktu pengefraisan menggunakan face mill atau ujung shell end mill.
44
KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. Sistem Pembagian
Di dalam mesin frais atau milling machine, selain mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan pengefraisan rata, menyudut, membelok, mengatur dsb, dapat pula
mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut.Yang dimaksud
benda kerja yang berbidang-bidang ialah benda kerja yang mempunyai beberapa
bidang atau sudut atau alur beraturan misalnya segi banyak beraturan, batang
beralur, roda gigi, roda gigi cacing, dan sebagainya.
Untuk dapat mengerjakan benda-benda kerja tersebut di atas, mesin frais dileng-
kapi dengan kepala pembagi dan kelengkapannya. Kepala pembagi ini berfungsi
untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang
tadi dalam sekali pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut di atas ada lima (lima) cara, yang
merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a. Pembagian langsung (direct indexing)
b. Pembagian sederhana (simple indexing)
c. Pembagian sudut (angel indexing)
d. Pembagian differensial (differential indexing)
e. Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
1. Pembagian Langsung
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan benda
kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-
alur/lubang-lubang pelat pembagi.
45
KEGIATAN PEMBELAJARAN
alur V
Pelat/piring pembagi dengan alur V pada umumnya memilki jumlah alur yang
genap, diantaranya ada yang beralur 24 dan 60 (Gambar 5.4).
46
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Contoh:
Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (enam) bidang segi beraturan,
dengan kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya mempunyai alur 24. Hitung
agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.
Jawab:
Jumlah alur V pada pelat pembagi
Jumlah alur =
Jumlah bidang yang akan dibuat
24
Jumlah alur = = 3 alur
8
Jadi untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi (benda
kerja) diputar sebanyak 3 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur keempat
bila dihitung dari tempat semula.Atau sebaiknya, pengunci indeks ditempatkan pada
angka yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.
2. Pembagian Sederhana
Melakukan pembagian dengan kepala pembagi langsung, jumlah pembagian
dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan sudut putar
banyak, digunakan kepala pembagi universal (Gambar 5.5).
47
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kepala pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi cacing dan
ulir cacing.Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing disebut
ratio.Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang paling
banyak digunakan adalah yang rationya 1: 40. Artinya, satu putaran roda gigi cacing
memerlukan 40 putaran ulir cacing.
Dalam pelaksanaannya untuk membuat segi-segi nberaturan, kepala pembagi
universal dapat digunakan untuk pembagian langsung.Namun apabila pembagian
tidak dapat dilakukan dengan system pembagian langsung, pembagiannya dapat
dilakukan menggunakan bantuan pelat/piring pembagi (Indexsing plate)(Gambar 5.6),
yang diputar dengan engkol kepala pembagi(Indexs Crank) dan dibatasi dengan
lengan/gunting penepat.
Lengan penepat
48
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing
(rationya) = 40: 1 atau i = 40: 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran engkol
pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T
pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 40: 1 𝑖
𝑛𝑐 = = = 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑇 𝑇 𝑇
Dimana:
nc = putaran indeks
i= angka pemindahan (ratio)
T = pembagian benda kerja
Perlu diingat bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir
cacing diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir
cacing diputar lebih dari satu putaran.
49
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Contoh:
Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama (Gambar 5.7).
Hitung nc , apabila i = 40: 1
𝑖 40 8
𝑛𝑐 = = = 2 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑇 16 16
Jadi, engkol kepala pembagi diputar dua putaran penuh, ditambah 8 lubang pen
indeks pada piring pembagi yang jumlahnya 16, untuk setiap bagian alur benda kerja.
50
KEGIATAN PEMBELAJARAN
e. Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor (Gambar 5.11a), posisi
pengikatan yang benar dan (Gambar 5.11b), posisi pengikatan yang salah apabila
yang digunakan pisau mantel helik kiri.
51
KEGIATAN PEMBELAJARAN
f. Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan posisi tidak jauh
dari pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 5.12).
g. Selanjutnya pasang ragum pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih
ditengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal.
h. Lakukan pengecekan kesejajaran ragum. Apabila jenis pekerjaannya tidak dituntut
hasil kesejajaran dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum
dapat dilakukan dengan penyiku (Gambar 5.13a). Apabila hasil kesejajarannya
dituntut dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum harus
dilakukan dengan dial indicator (Gambar 5.13b).
52
KEGIATAN PEMBELAJARAN
(a) (b)
Gambar 5.13 Pengecekan kesejajaran ragum
i. Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal paralel pad di bawahnya
(Gambar 5.14a) .Untuk mendapatkan pemasangan benda kerja agar dapat
duduk pada paralel dengan baik, sebelum ragum dikencangkan dengan kuat,
pukul benda dengan keras secara pelan-pelan dengan palu lunak (Gambar
5.14b).
(a) (b)
Gambar 5.14 Pemasangan benda kerja pada ragum
53
KEGIATAN PEMBELAJARAN
k. Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau melihat table
kecepatan potong mesin frais.
l. Selanjutnya, lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam bila
pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 5.15).
Pemakanannya dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.
54
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Gambar 5.17 Proses pengefraisan bidang rata dengan shell endmill cutter
55
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Apabila bidang permukaannya lebih lebar, diperlukan memasang cutter pada arbor
yang panjang dengan pendukung (Gambar 5.19).
56
KEGIATAN PEMBELAJARAN
4. Pengefraisan Alur
a. Pengefraisan Alur V Menggunakan pisau Sudut
Pemotongan bidang miring atau sudut juga dapat dibua t dengan pisau
sudut.Gambar 5.20 menunjukan hasil pengefraisan menggunakan pisau dua sudut 45°
dan prosesnya dapat dilihat pada Gambar 5.21.
57
KEGIATAN PEMBELAJARAN
58
KEGIATAN PEMBELAJARAN
59
KEGIATAN PEMBELAJARAN
60
KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Latihan
1. Teori
a. Jelaskan pengertian dari pemotongan searah, berlawanan arah dan netral.
b. Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama, Hitung
nc , apabila i = 40: 1
2. Praktek
LATIHAN MENGEFRAIS SEJAJAR, SIKU, MIRING, ALUR DAN MENGEBOR
a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais sejajar, siku, miring, alur dan mengebor sesuai ketentuan
b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya 5) Kikir halus 10”
2) Senter bor BS 3 6) Contersing
3) Shell endmill 40 mm 7) Mistar sorong
4) Bor diamter 9,5 mm 8) Remer 10
c. Bahan
Baja lunak MS 22 x 22 x 85 mm
d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan
61
KEGIATAN PEMBELAJARAN
e. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar
kuat dan sejajar dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja
pada ragum dengan possisi benda sedikit nonjol keluar dari sisi mulut
ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai
ukuran 18 mm. Serta lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar
mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam
hal ini pemasangan benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut
ragum. Selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang B1dan B2, dan
lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang 81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30 , selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya
laksanakan pengefraisan cemper 1,5x45
10) Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar,
dan selanjutnya laksanakan membuat lubang 10 h7 dengan dimulai
membuat lubang senter bor terlebih dahulu serta jangan lupa salah satu
ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang 5. dan jangan
lupa kedua ujung lubang camper
12) Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-
bagian bidang yangn tajam
13) Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14) Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15) Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16) Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada
petugas toolman
62
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai
prosedur.
3. Gambar Kerja
63
KEGIATAN PEMBELAJARAN
4. Rangkuman
Metode pemotongan pada proses pengefraisan ada tiga diantaranya:
pemotongan searah, berlawanan arah dan netral.
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan benda
kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-
alur/lubang-lubang pelat pembagi.
Ada lima cara, yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a. Pembagian langsung (direct indexing)
b. Pembagian sederhana (simple indexing)
c. Pembagian sudut (angel indexing)
d. Pembagian differensial (differential indexing)
e. Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
64
KEGIATAN PEMBELAJARAN
65
KEGIATAN PEMBELAJARAN
D. Materi Pokok 5
Roda Gigi
1. Indikator Keberhasilan
b. Dicetak
Roda gigi dibuat dengan cara dituang/dicor, kemudian baru difinising dengan
proses pemesinan atau secara manual (sesuai kebutuhan).
c. Diroll.
Pembuatan roda gigi dengan cara diroll dibuat dengan cara semacam proses
kartel (knoerling). Sebagai pengerjaan akhir (finishing) dapat dilakukan dengan:
digerinda, laping a p a bila dikehendaki.
66
KEGIATAN PEMBELAJARAN
𝑧
𝜋. 𝐷𝑝 𝜋 𝜋
𝑐𝑝 = → 𝐶𝑝 = → 𝜋 . 𝑚" =
𝑧" 𝐷𝑝 𝐷𝑝
1 25,4
maka 𝑚" = 𝐷𝑝 atau 𝑚" = 𝐷𝑝
67
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Catatan:
Pembuatan roda gigi yang sistem besarannya tidak sama, hasilnya tidak dapat
dipasangkan.
68
KEGIATAN PEMBELAJARAN
69
KEGIATAN PEMBELAJARAN
70
KEGIATAN PEMBELAJARAN
2) Tipe stocking
Pada gigi pemotong mempunyai alur yang selang-seling (Gambar 6.3). Beram
(tatal) akan terbuang melalui alur-alur. Karena alurnya berselang–seling, maka pada
benda kerja tidak akan pernah terjadi garis-garis. Cutter tipe ini digunakan untuk
pengefraisan pengasaran pada roda gigi dengan profil besar (modul = 2,5 ÷ 12).
Untuk penyelesaian (finishing) digunakan cutter tipe plain.
71
KEGIATAN PEMBELAJARAN
72
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pisau frais yang digunakan untuk pemotongan roda gigi menurut system
diameter pitch, juga mempunyai 8 buah cutter (satu set). Misal roda gigi dengan
jumlah 12 gigi, maka cutter terdiri dari nomor 8.
73
KEGIATAN PEMBELAJARAN
G. Menyetel pisau/cutter
Salah satu cara menyetel agar pisau/cutter benar-benar tepat diatas garis senter
benda kerja adalah dengan menggunakan siku-siku dan micrometer (Gambar 149) .
Adapun langkah-langkahya adalah sebagai berikut:
a. Letakkan siku pada meja dan singgungkan pada benda kerja.
b. Ukur tebal cutter
c. Jarak antara siku dengan bagian cutter yang paling tebal adalah: ½ D (diameter
benda kerja) – ½ tebal cutter. (Siku dapat juga disinggungkan pada mandrel)
74
KEGIATAN PEMBELAJARAN
d. Setel engkol pembagi dan masukan pen index pada lobang yang dikehendaki,
pemutaran engkol pembagi harus cermat
e. Pemasangan cutter pada arbor harus benar, cutter tidak boleh goyang (oleng),
sebab bila demikian roda gigi yang dipotong hasilnya tidak presisi.
f. Pisau harus tepat pada pertengahan benda kerja atau di atas garis senter
g. Putaran mesin (cutter) dan keceepatan potong harus sesuai dengan ketentuan.
Catatan:
Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik, matikan mesin (putaran cutter)
bila akan menarik kembali benda kerja. Hal ini dilakukan agar cutter tidak merusak
permukaan gigi yang baru saja dipotong.
75
KEGIATAN PEMBELAJARAN
76
KEGIATAN PEMBELAJARAN
77
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Contoh: Besarnya axial pitch (Px) bila gigi rack dengan modul (m) = 3 adalah: Px
= pt = π . m = 3,14.3= 9,42 mm
78
KEGIATAN PEMBELAJARAN
f) Prosedur pemotongan
Untuk memotong gigi rack lurus pada mesin frais dapat dilakukan dengan cara
berikut ini:
1) Pelajari gambar kerja (Gambar 6.11), misalnya diketahui Sebuah gigi rack
lurus dengan panjang (L )= 71mm, danmodulnya (m) 1,5.
79
KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Latihan
1. Teori
a. Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama, Hitung nc
, apabila i = 40: 1
b. Diketahui sebuah roda gigi lurus dengan z= 30 gigi, dan modulnya (m) 2. Hitung
ukuran-ukuran roda gigi yang belum diletahui.
c. Diketahui sebuah gigi rack lurus dengan panjang (L )= 72 mm, dan modulnya (m)
2. Hitung ukuran-ukuran gigi rack yang belum diketahui.
80
KEGIATAN PEMBELAJARAN
2. Praktek
a) Latihan Mengefrais Roda Gigi
1) Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
Mengefrais roda gigi sesuai SOP
2) Peralatan
Mesin frais dan perlengkapanya
Mandril
Pisau Modul 2
Mistar sorong
3) Bahan
Baja lunak MS Ø 65 mm
4) Keselamatan Kerja
Periksa alat-alat sebelum digunakan
Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
digunakan
Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
Operasikan mesin sesuai SOP
Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan
5) Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
Pasang kepala pembagi pada meja mesin, dalam hal ini r harus benar-
benar kuat dan sejajar dengan meja mesin.
Selanjutnya pasang benda kerja pada cekam kepala pembagi dengan
ditahan ujungnya dengan senter tetap
Pasang alat potong pada spindel mesin
81
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai
standar prosedur operasi.
6) Gambar Kerja
M: 2
Z: 30
82
KEGIATAN PEMBELAJARAN
7) Lembar Penilaian
LEMBAR PENILAIAN Kode:
RODA LURUS Mulai tgl:
Dicapai:
Waktu
Standard:
Nilai Keterangan
SUB KOMPONEN Maks Yang
dicapai
LANGKAH -. Bobot langkah kerja: 10%
KERJA/PROSES: -. Bobot Hasil proses; 90%^
Prosedur kerja 25
Sikap kerja 25
Penggunaan alat 25
Keselamatan kerja 25
Sub Total 100
UKURAN:
Diameter Luar gigi 15
Panjang 16 8
Kedalaman alur spie 6
Lebar alur spie 6
Kedalaman gigi 12
Kesepusatan gigi 10
Kesimetrisan gigi 10
Cahmper 1x45 4
Sub total 86
Kehalusan lubang N7 2
Kehalusan bibang (3
6
bidang) N7
Kehalusan gigi 2
Penyelesaian/finising 4
Sub total 14
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
83
KEGIATAN PEMBELAJARAN
2) Peralatan
Mesin frais dan perlengkapanya
Pisau Modul 2
Palu
Paralel
Mistar sorong
3) Bahan
Baja lunak MS 32 x 76 mm
4) Keselamatan Kerja
Periksa alat-alat sebelum digunakan
Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
digunakan
Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
Operasikan mesin sesuai SOP
Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan
5) Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar- benar
kuat
dan sejajar dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada
ragum.
Pasang alat potong pada spindel mesin
84
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Seting pisau dari sisi benda kerja agar menadaptkan sisa gigi yang sama
Seting Nonius untuk mendapatkan jarak gigi yang sama (X)
Seting kedalaman pemakanan (h)
Laksanakan pengefraisan rodbatang gigi rack hingga selesai.
Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-
bagian bidang yangn tajam
Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada
petugas toolman
Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuaii
standar prosedur operasi.
6) Gambar Kerja
M: 2
L: 72
72
85
KEGIATAN PEMBELAJARAN
7) Lembar Penilaian
Kode:
LEMBAR PENILAIAN Mulai tgl:
BATANG GIGI RACK LURUS Dicapai:
Waktu
Standard:
Nilai
SUB KOMPONEN Maks Yang Keterangan
dicapai
LANGKAH KERJA/PROSES: -. Bobot langkah kerja: 10%
-. Bobot Hasil proses; 90%^
Prosedur kerja 25
Sikap kerja 25
Penggunaan alat 25
Keselamatan kerja 25
Sub Total 100
UKURAN:
Panjang 72 7
Tinggi 28 7
Lebar 7
Tinggi 14 6
Lebar 12 6
Jarak 45 6
Jarak 8 5
Kedalaman 7 4
Dia.12 4
Dia. 7 4
Kedalaman gigi 10
Kesamaan sisa gigi 8
Jarak gigi 8
Kesimetrisan lubang bor 4
Sub total 86
Kehalusan lubang bor N7 2
Kehalusan bibang (8 bidang)
8
N7
Kehalusan gigi 2
Penyelesaian/finising 2
Sub total 14
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
86
KEGIATAN PEMBELAJARAN
4. Rangkuman
1. Sistem Pembagian
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan benda
kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-
alur/lubang-lubang pelat pembagi.
Ada lima cara, yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a. Pembagian langsung (direct indexing)
b. Pembagian sederhana (simple indexing)
c. Pembagian sudut (angel indexing)
d. Pembagian differensial (differential indexing)
e. Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
Dalam melakukan pemotongan pada mesin frais, gunakan alat potong sesuai
dengan bentuk yang ingin dicapai. Sedangkan untuk mencapai efisiensi dan hasil
yang maksima, diperlukan langkah-langkah sistematis yang perlu dipertimbangkan
sebelum mengoperasikan mesin frais.
2. Roda Gigi
Secara teknis proses pembuatan roda gigi dapat dilakukan dengan dengan
berbagai cara, diantaranya:
87
KEGIATAN PEMBELAJARAN
a . Proses pemotongan.
Pembuatan roda gigi dengan cara ini dapat dilakukan melalui proses
pemesinan yaitu:
• Milling (pengefraisan)
• Shaping (penyekrapan)
• Planing (penyerutan)
• Hobbing (pergeseran)
Dari keempat cara diatas yang paling standard dan presisi adalah dengan proses
pemesinan Hobbing.
b. Dicetak.
Roda gigi dibuat dengan cara dituang/dicor, kemudian baru difinising dengan
proses pemesinan atau secara manual (sesuai kebutuhan).
c. Diroll.
Pembuatan roda gigi dengan cara diroll dibuat dengan cara semacam proses
kartel (knoerling). Sebagai pengerjaan akhir (finishing) dapat dilakukan dengan:
digerinda, laping apabila dikehendaki.
Pemilihan/penetapan cara pembuatan roda gigi dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, diantaranya:
• Jenis mesin yang tersedia
• Kompetensi operator
• Ketelitian yang dikehendaki
• Kekuatan roda gigi yang dikehendaki
• Jumlah roda gigi yang dikehendaki
• Kecepatan produksi yang dikehendaki
• Cost/biaya
88
KEGIATAN PEMBELAJARAN
𝑧
𝜋. 𝜋 𝜋
𝐷𝑝
𝑐𝑝 = → 𝐶𝑝 = → 𝜋 . 𝑚" =
𝑧" 𝐷𝑝 𝐷𝑝
1 25,4
maka 𝑚" = 𝐷𝑝 atau 𝑚" = 𝐷𝑝
89
KEGIATAN PEMBELAJARAN
90
BAB
PENUTUP
3
91
PENUTUP
B. Implikasi
Apabila peserta diklat mengerjakan soal-soal latihan dalam bahan ajar
“Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin frais” nilainya kurang 80%, peserta diklat harus
mendalami kembali materi bahan ajar ini.
Indikator hasil pembelajaran peserta Diklat,adalah dapat mengembangkan
belajar secara optimal.Selanjutnya peserta diklat mampu melakukan pekerjaan
dengan mesin fraissesuai dengan standar operasi prosedur.
C. Tindak lanjut
Peserta diklat mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan pekerjaan dengan mesin frais didaerahnya masing-masing sebagai modal
dsar dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru kejuruan mata pelajaran mesin
perkakas.
92
KUNCI JAWABAN
KUNCI JAWABAN
Jawab:
1. Cara kerja mesin frais yaitu: pisau frais berputar pada arbor/ stub arbor
sedangkan beda kerja dijepit pada ragum/ meja bergerak memanjang
(longitudinal), melintang (cross) atau naik.
2. Memanjang (longitudinal), melintang (cross) atau naik turun
3. Mesin frais hobbing
4. Mesin frais universal
5. Mesin frais gravier
Jawab:
1. Face mill cutter hanya memiliki mata sayat pada ujungnya sedangkan shell end
mill cutter selain pada ujungnya juga body-nya (untuk penyayatan samping)
2. Mesin frais tegak
3. Type H (keras), type N (normal), type W (lunak)
4. Pisau frais concave
5. Untuk membuat alur tipis, memotong.
93
KUNCI JAWABAN
Jawab:
1. Feeding ialah besar/tebal pemakanan/ penyayatan dalam satu putaran pisau atau
dalam satu putaran pisau berapa mm meja bergeser
1000 .Cs
2. n = π.d
1000 𝑥 25
= 3.14 𝑥 10
=796 rpm
3. Diketahui:
l = 80, la = 5, lu = 30, s = 0,2, Cs = 25
Tm =?
1000 .𝐶𝑠 1000 𝑥 25
n= n= = 159 dibulatkan n = 160 rpm
𝜋.𝑑 3.14 𝑥 50
L = l + la + lu = 80 + 5 + 30 = 115 mm
S” = s x n = 0,2 x 160 = 32 mm/menit
𝐿 𝑚𝑚 115 𝑚𝑚
tm = 𝑠 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 32 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 3,6 menit untuk satu bidang
0,3𝑥20+20
4. = = 1,8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,04𝑥360
94
KUNCI JAWABAN
Jawab:
1. Pembagian langsung, pembagian sederhana, pembagian diperensial.
2. Supaya arbor tidak lentur yang berakibat pengefraisan bergelombang, bahkan bisa
mengakibatkan arbor bengkok
3. Pisau tidak akan menyayat yang bisa mengakibatkan kerusakan pada pisau dan
benda kerja
4. Supaya tidak terjadi panas yang berlebihan pada pisau friais yang mengakibatkan
pisau cepat tumpul
5. Untuk menghidari backless dari ulir transmisi yang mengakibatkan benda kerja
bergelombang.
95
KUNCI JAWABAN
Jawab:
1. Diameter luar (Dl)
Dl = Dt + (2 x M)
Dt = Z x M
= 24 x 1,5
= 36
Dl = 36 + (2x1,5)
Dl = 39
Jadi putaran kepala pebagi = 1 putaran ditambah 12 jarak lubang pada piring
pembagi berlubang 18
96
KUNCI JAWABAN
97
LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.
98
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2.
99
LAMPIRAN
LAMPIRAN 3.
100
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
http://andryanto86.wordpress.com/artikel/jenis-jenis-mesin-milling/ 12-12-12
101