Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Contoh :
1. Berikut diambil dari tulisan Maman S. Mahayana yang berjudul “Gerakan Budaya
Menjelang Kemerdekaan Indonesia-Malaysia” yang terbit Jurnal Makara Vol. 11,
No. 2 Desember 2007, Hal.48-57. Dihalaman 52, Maman menguraikan mengenai
usaha seorang tokoh melayu bernama Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha
tokoh itu secara singkat dimasukkan dalam catatan kaki.
2. Format MLA (The Modern Language Association)
Caine, Donald B. Batas Nalar. Jakarta: Keputusan Populer Gramedia, 2005.
3. Gustiati, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012:Kiamat tak jadi datang.
Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri
Indeks
Acini 16,17
Adrenalin 16,17
Alveolar 8
Alveoli 14
Anatomi 4
Antibodi 12
Anus 18
Aorta 5,9,12,17
Arteri 9,17,22,23
Asam amino 6
Atom 6
Bakteri 12
Bergabung 6,12,17
Bernapas 14
Bergerak 18,27,31,32
Bertahan 5
Bergetar 13,31
C
Cabang 21,30,31
Cairan 10,22,29,30
Darah 9,10,11,16
Diafragma 14
Dialisis 23
Empedu 21
Endokrin 4
Enzim 19
Epidermis 34,35
Epiglotis 4
Fibrinogen 11
Fibrosa 22folikel 35
Fovia 26
Fungsi 4,10,24
Ganglia 26
Getah bening 8,10,12,15,34
Glatinogen 10,11
Glomerulus 23
Ginjal 16,22,23
Haversia 8
Heterozigot 7
Homeostasis 33
Hormon 16,17
Ileum 18
Informasi 32,34
Interstisial 10
Jaringan 14,20
Kapiler 10,12,14,15,34
Kimiawi 6,19
Kromosom 5,6
Koklea 30,31
Kornea 24,29
Koroner 9
Korteks serebtal 24
Lambung 18,19
Langerhans 16,17
Lensa 26,29
Ligamen 29
Limfosit 12
Mata 7,26,27,28,29
Medula 22
Mikroskopis 26
Mitokondria 5
Nefron 23
Nukleus 22
Oksigen 5,9,10,14,22
Organela 5
Otak 24,25,27,28,32
P
Pletelet 10,11
Pencernaan 4,17,19,18,21
Pernapasan 4,14,15
Periosteum 8
Pilorus 19
Produksi 15,16
Reproduksi 4,18
Reseptor 32,35
Saraf 14,15,30,31,34,35
Sensitif 26,28,35
Serebelum 24,25
Serebrum 24,25
Sirkulasi 9,10
Tulang 10,13,17,22
Ureter 23
Usus 4,5
Vena 17,20,21,23
Venula pulmonaris 15
Vestibuli 31
GLOSARIUM
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi
oleh antigen
Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari ion-ion yang terabsorpsi
sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat terdispersi terbebas dari ion-ion
yang tidak diinginkan.
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk
hidup.
Fibrinogen (fibrinogen) : globulin (sejenis protein) dalam darah yang dapat berubah
menjadi fibrin karena pengaruh aktivitas trombin pada proses pembekuan darah;
fibrinogen dihasilkan oleh hati
Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan internal tubuh,
dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis.
Kapiler (capillary) : Salah satu pembuluh darah halus yang bersama kapiler lain
membentuk jalur-jalur pada bermacam- macam bagian tubuh untuk menyalurkan
darah ke dalam bagian tubuh tersebut
Limfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk vertebrata
Periosteum adalah lapisan membran fibrosa tebal yang meliputi hampir seluruh
permukaan tulang.
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama yang terbaik bagi bayi hingga
usia 4-6 bulan. Setelah itu bayi harus diperkenalkan dengan ragam makanan padat,
meski ASI masih tetap diberikan hingga anak berumur dua tahun bahkan lebih.
Pemenuhan kebutuhan gizi terutama diperlukan sejak masa janin sampai anak
berusia lima tahun. Pemenuhan gizi pada masa rawan ini sangat menentukan
diperlukan pengetahuan dan perilaku yang baik pula mengenai MP-ASI. Dan salah
Pengetahuan pada dasarnya adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pula oleh pengetahuan sebagai faktor predisposisi. Jika pengetahuan tentang MP-
ASI baik diharapkan pula pada akhirnya perilaku terhadap pemberian MP-ASI
diberikan, jenis bentuk dan jumlahnya (Krisnatuti, 2000). Waktu yang tepat untuk
pemberian MP-ASI adalah usia 4-6 bulan (Lawson, 2003). Cara pemberian
pertama kali berbentuk cair menjadi lebih kental secara bertahap (Octopus, 2006).
Jadi pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas ataupun kuantitas, penting
menyebutkan bahwa kurang lebih 40% bayi usia kurang dari dua bulan sudah
diberi MP-ASI. Disebutkan juga bahwa bayi usia nol sampai dua bulan mulai
dan makanan padat (13,7%). Pada bayi tiga sampai lima bulan yang mulai diberi
makanan pendamping cair (60,2%), lumat atau lembik (66,25%), dan padat
(45,5%) (anonim2, 2009). Dan dari beberapa penelitian dinyatakan bahwa keadaan
kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI
yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang manfaat dan cara pemberian MP-
ASI yang benar sehingga berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI (Depkes RI,
2006).
pemberian MP-ASI yang tidak tepat juga terjadi di Sungai sirah Kecamatan Silaut.
52% bayi kurang dari dua bulan sudah diberi makanan selain ASI. Salah satu
sehingga mereka memberikan MP-ASI terlalu dini dan tidak bervariasi. Bahkan
terdapat beberapa balita dengan kasus berat badan kurang berdasarkan umur.
adalah “Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
2. Tujuan Khusus.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis.
E. Keaslian Penelitian
melakukan studi kasus serupa yaitu Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Karya tulis ini berbeda dengan karya tulis sebelumnya, yaitu dalam hal
tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian dan analisa data yang digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengetahuan Umum
1). Pengertian.
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan
a). Tahu
c). Aplikasi
d). Analisis
e). Sintesis
f). Evaluasi
b). Pengalaman
c). Informasi
kepada bayi setelah bayi berusia 4-6 bulan sampai bayi berusia 24
yaitu tujuan mikro dan tujuan makro. Tujuan mikro berkaitan langsung
tumbuh kembang.
c). Aspek psikologis yaitu untuk memberi kepuasan pada bayi dengan
tugasnya.
Sedangkan tujuan makro merupakan permasalahan gizi
Sebaiknya MP-ASI mulai diberikan pada umur 4-6ulan. Hal ini erat
kepada bayi dibawah usia 4 bulan maka asupan gizi yang dibutuhkan oleh
1) Bayi lebih sering menderita diare. Hal ini disebabkan cara menyiapkan
2) Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu, ini terjadi akibat
usus bayi masih permeable, sehingga mudah dilalui oleh protein asing.
Protein) dan dapat terjadi sugar baby atau obesitas bila asupan kalori
terlalu tinggi.
4) Produksi ASI menurun. Karena bayi sudah kenyang dengan MP-ASI
zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan
bayi secara terus menerus. Selain sebagai pelengkap ASI, pemberian MP-
ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar makan dan kesempatan
sebelumnya tidak merasakan makanan lain selain ASI, maka harus secara
diberikan, belum tentu tidak mau, oleh sebab itu bayi harus diperkenalkan
makanan segar yang memiliki gizi optimal. Selain itu, bayi akan terbiasa
dengan makanan buatan rumah sejak dini yang memiliki aneka ragam dan
yaitu lebih cepat dalam penyajian, mudah, enak dan aman. Disiapkan
secara higienis dengan memenuhi standar gizi. Karena makanan bayi siap
saji dapat dibuat dalam jumlah kecil, makanan ini cocok pada awal
mahal dan tidak memberikan pengalaman yang banyak akan rasa dan
tekstur (Lawson, 2003). Produk makanan bayi siap saji ini diatur oleh suatu
Tabel 2.2 Contoh jadwal pemberian MP-ASI menurut umur bayi, jenis makanan
dan frekuensi pemberian.
Umur bayi Jenis makanan Berapa kali sehari
0-4/6 bulan -ASI -kapan diminta
Kira-kira 6 bulan -ASI -kapan diminta
-Sari buah -1-2 kali
-bubur: bubur tepung beras merah
Kira-kira 7 bulan -ASI -kapan diminta
-buah-buahan -3-4 kali
-hati ayam atau kacang-kacangan
-beras merah atau ubi
-sayuran (wortel, bayam)
-minyak, santan, advokad
-air tajin
Kira-kira 9 bulan -ASI -kapan diminta
-buah-buahan -4-6 kali
-bubur roti
-daging/kacang-kacangan/ayam/ikan
-beras merah/kentang/labu/jagung
minyak/santan/advokad
>12 bulan -ASI -kapan diminta
-makanan pada umumnya, termasuk telur. -4-6 kali
Sumber: Krisnatuti (2000).
Menurut Soetjiningsih (2002), kebutuhan akan makro dan
mikronutrien untuk bayi sampai 4-6 bulan masih dapat dipenuhi dari ASI.
yang bergizi dan mengandung protein yang cukup atau disebut dengan
jembatan protein (Three plank protein bridge) yang terdiri dari: ASI harus
diteruskan ditambah dengan protein hewani dan protein nabati. Kalau anak
esensial untuk bayi adalah histidin dan untuk bayi premature adalah taurin
dibutuhkan. Pada masa bayi 37 % kalori ASI dan 40 -50 % kalori susu
kencing, tinja, kulit, dan paru. Kebutuhan kalsium dapat terpenuhi dari
tahun. Makanan yang telah difortifikasi dengan besi merupakan salah satu
pilihan. Cadangan seng pada bayi baru lahir tidak ada, tetapi ASI dan susu
tahun pertama. Sumber fluor dapat berasal dari air minum yang sudah
difortifikasi atau diberikan tablet fluor. Defisiensi vitamin pada bayi jarang
1) Perhatikan kebersihan alat makan, alat makan yang bersih adalah alat
makan yang dicuci dengan ais sabun kemudian direndam dalam air
waktu oleh bayi tanpa harus dipanaskan lagi untuk diberikan kepada
bayi
dua jam
5) Jaga kebersihan bahan makanan yang akan diolah, cuci bersih sayuran
ASI yang diberikan, ganti dengan makanan pendamping ASI yang lain.
sebagai berikut:
1) Faktor pendidikan
menjadi pilihan utama bagi ibu yang tidak sempat untuk menyusui
bayinya.
3) Faktor Lingkungan
keluarga yang turun temurun serta adanya anggapan bahwa ASI saja
Tingkat pengetahuan
ibu tentang MP-ASI
Faktor langsung:
- pendidikan ibu
- informasi
- pengalaman
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
C. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
C. Populasi Penelitian
1. Populasi Target
Seluruh Ibu yang berada di Posyandu Desa Jatirejo Sungai Sirah Kematan Silaut.
2. Populasi Aktual
Semua ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang tercatat di Posyandu
penelitian kurang dari 100, lebih baik sampel diambil semua sehingga
penelitian ini berjumlah 46 orang dengan kriteria yaitu semua ibu yang
mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Desa Sungai Sirah Kematan Silaut.
E. Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
a. Semua ibu yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan di Posyandu Desa
F. Definisi Operasional
1. Variabel Bebas
c. Hasil pengukuran :
2. Variabel Terikat
merupakan hal yang dilakukan ibu dalam memberikan makanan apa saja selain
ASI.
c. Hasil pengukuran:
sedangkan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Dari perhitungan nilai tersebut
yaitu:
memodifikasi kuesioner dalam hal pilihan jawaban yaitu berupa ya dan tidak
Pada variabel pemberian MP-ASI ini, peneliti memodifikasi pada kuesioner dari
1. Uji Validitas
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan analisis butir, yaitu skor-skor
yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total,
selanjutnya uji ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS dengan
Teknik Product Moment. Apabila korelasi tiap item lebih besar daripada
Uji validitas ini dilakukan pada ibu yang mempunyai bayi usia 6-12
(Notoatmodjo, 2007).
kedua variabel adalah valid, hal ini berdasarkan hasil penghitungan terlihat
bahwa nilai rxy > rtabel (0.440) pada signifikan 5%, sehingga untuk cheklist
kepada responden adalah valid. Sedangkan untuk item soal pemberian MP-ASI
juga dapat dikatakan valid berdasarkan hasil rxy > rtab (0.440) pada signifikan
5%.
2. Uji Reliabilitas
suatu alat ukur dapat dipercaya untuk mengetahui apakah instrumen dapat
reliabel hitung lebih besar dari nilai rtabel pada signifikasi 5%. Uji ini dilakukan
Apabila korelasi tiap item lebih besar daripada rtabel, maka item
tersebut reliabel. Uji reliabilitas ini dilakukan pada ibu yang mempunyai bayi
responden. Nilai yang didapat kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf
Karena nilai rxy > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
H. Rancangan Penelitian
Populasi
sampel
kuesioner
Korelasi
Spearman Rank
dengan cara mendatangi satu per satu rumah responden. Setelah peneliti
Dalam tahap pengolahan data ini ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu:
a. Penyuntingan (Editing)
b. Pengkodean (Coding)
c. Tabulasi (Tabulating)
Data hasil pengkodean disusun dalam bentuk tabel yang dilakukan secara
manual.
Keterangan : P : persentase
d. Analisis data
yang berskala ordinal, maka analisis data yang akan digunakan dalam
perhitungan data. Apabila harga ρ value < 0.05 berarti ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI di
Jika anak dalam posisi tidur telentang, miringkan tubuh anak ke salah satu sisi.
Jika ada, berikan obat untuk meredakan kejang untuk pertolongan pertama.