Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HUKUM KETENAGAKERJAAN
Putra Purwantoro W
173112330050076
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dengan alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja
dan perusahaan.1
Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja memiliki kaitan yang erat dengan alasan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), namun tujuan lebih menitikberatkan pada
jalannya perusahaan (pihak pengusaha). Maka tujuan PHK diantaranya:
1. Perusahaan/ pengusaha bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan
dengan baik dan efektif salah satunya dengan PHK.
1
UU RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat 25
5
2. Pengurangan buruh dapat diakibatkan karena faktor dari luar seperti
kesulitan penjualan dan mendapatkan kredit, tidak adanya pesanan, tidak
adanya bahan baku produktif, menurunnya permintaan, kekurangan bahan
bakar atau listrik, kebijaksanaan pemerintah dan meningkatnya
persaingan.
Tujuan lain pemberhentian yakni agar dapat mencapai sasaran seperti yang
diharapkan dan tidak menimbulkan masalah baru dengan memperhatikan tiga
faktor penting, yaitu faktor kontradiktif, faktor kebutuhan, dan faktor sosial.
6
2.4. Jenis – Jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
7
ini mengandung arti orang yang dipecat dari perusahaan karena
faktor kedisiplinan. Ketika orang dipecat karena alasan bisnis dan
ekonomi. Untuk mengurangi terminasi karena kinerja yang buruk
maka pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan salah
satu cara yang dapat ditempuh karena dapat mengajari karyawan
bagaimana dapat bekerja dengan sukses.
8
Dari beberpa sunber tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jenis
Pemberhentian hubungan kerja (PHK) adalah:
Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Sementara.
PHK sementara dapat disebabkan karena keinginan sendiri ataupun karena
perusahaan dengan tujuan yang jelas.
Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Permanen.
PHK permanen dapat disebabkan 4 hal, yaitu :
1. Keinginan sendiri
2. Kontrak yang Habis
3. Pensiun
4. Kehendak Perusahaan
11
2. Perhitungan uang penghargaan masa kerja (UPMK) ditetapkan sebagai
berikut :
Masa Kerja UPMK
Masa kerja 3 – 6 tahun 2 (dua) bulan upah.
Masa kerja 6 – 9 tahun 3 (tiga) bulan upah.
Masa kerja 9 – 12 tahun 4 (empat) bulan upah.
Masa kerja 12 – 15 tahun 5 (lima) bulan upah.
Masa kerja 15 – 18 tahun 6 (enam) bulan upah.
Masa kerja 18 – 21 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
Masa kerja 21 – 24 tahun 8 (delapan) bulan upah.
Masa kerja 24 tahun atau lebih 10 bulan upah.
3. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima (UPH) meliputi :
1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur.
2. Biaya atau ongkos pulang untuk karyawan/buruh dan keluarganya
ketempat dimana karyawan/buruh diterima bekerja.
3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15%
dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang
memenuhi syarat.
4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Maka dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pemutusan
hubungan kerja (PHK) merupakan dinamika dalam sebuah organisasi perusahaan.
Dan jika pandangan mengenai PHK itu negative maka itu kurang tepat karna PHK
merupakan proses yang akan dialami semua karyawan misalnya dengan pensiun
atau kematian. Maka dari itu pemutusan hubungan kerja dibagi kedalam dua
bagian yaitu :
1. Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Sementara.
PHK sementara dapat disebabkan karena keinginan sendiri ataupun karena
perusahaan dengan tujuan yang jelas.
2. Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Permanen.
PHK permanen dapat disebabkan 4 hal, yaitu :
1. Keinginan sendiri
2. Kontrak yang Habis
3. Pensiun
13
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini, hendaknya
dalam pemutusan hubungan kerja harus sesuai dengan undang undang yang
berlaku agar tidak ada perselisihan dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja.
UU RI No 13 tentang Ketenagakerjaan.
15