Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Berfikir Kritis


1. Defenisi Berfikir Kritis
Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu
dituntut untuk menginterpretasikan atau mengevaluasi informasi untuk membuat
sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah,
kepercayaan dan tindakan (Potter & Perry, 2005). Berpikir kritis adalah reflektif,
pemikiran yang masuk akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi dan
difokuskan pada keputusan apa yang harus diyakini dan dilakukan (Kataoka dan
Saylor, 1994 dalam Potter & Perry, 2005). Berpikir kritis adalah proses
perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat
menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum untuk pengetahuan yang
menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri (Potter & Perry,
2005).
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya
paham atau tahu dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen
berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap
dalam berpikir kritis, standar / krakteristik berpikir kritis. Keterampilan
kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin
intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan (Potter
& Perry, 2005).

2. Karakteristik Berpikir Kritis


Dalam Potter & Perry (2005) menyebutkan karakteristik berpikir kritis adalah
sebagai berikut :
a. Konseptualisasi
Adalah proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep
adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran
tentang kejadian, objek atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian
konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digenerilisasi secara otomatis
menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
b. Rasional dan Beralasan
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai
dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
c. Reflektif
Artinya bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan
waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin
ilmu. Fakta dan kejadian.
d. Bagian dari Suatu Sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk
dibanding yang lain.
e. Kemandirian Berpikir
Seorang berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.
f. Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk beruubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
g. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, menciptakan suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan
yang akan diambil.
h. Watak
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap
skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek tehadap kejelasan dan ketelitian, mencari
pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika
terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
i. Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk
sampai kearah mana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari berapa sumber
pembelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita
akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan relenfansi,
keakuratan fakta-fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, teliti tidak bias
dari logika yang keliru, logika yang konsisten dan pertimbangan yang
matang.
j. Sudut pandang
Yaitu cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan
kontruksi makna. Seseorang yang berfikir dengan kritis akan memandang
sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

B. Konsep Manajemen Kasus


1. Defenisi Manajemen Kasus
Manajemen kasus secara komperhensif adalah bagian utama dalam
pemberian asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian,
penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai kasus
baik yang akut maupun kronis (Wong, 2004).
Menurut American Nurses Association (1998), manajemen kasus adalah
suatu sistem pemberian pelayanan kesehatan yang didesain untuk memfasilitasi
pencapaian tujuan pasien yang diharapkan dalam kurun waktu perawatan di
rumah sakit.
ANA dalam Marquis dan Hudson (2000), mengatakan bahwa
manajemen kasus merupakan proses pemberian asuhan keperawatan yang
bertujuan mengurangi fragmentasi, meningkatkan kualitas hidup, dan efisiensi
pembiayaan. Fokus pertama manajemen kasus adalah integrasi, koordinasi, dan
advokasi klien. Metode manajemen kasus meliputi beberapa elemen utama
yaitu, pendekatan berfokus pada klien, koordinasi asuhan dan pelayanan antar
institusi, berorientasi pada hasil efisiensi sumber dan kolaborasi (Sitorus, 2006).
2. Fungsi Manajemen Kasus
a. Identifikasi Klien dan Orientasi (Client Identification and Orientation)
Dalam hal ini manajemen kasus terlibat identifikasi secara langsung dan
menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin dicapai,
kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan pelayanan yang
dapat dipengaruhi dengan positif oleh manajemen kasus.
b. Asesmen Klien (Client Assessment)
Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan suatu
asesmen dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif klien, situasi kehidupan,
dan sumber-sumber. Dalam hal ini termasuk juga melakukan penggalian
atas potensi klien, baik kekuatan dan kelemahannya, mana yang
memerlukan pelayanan dan mana yang tidak.
c. Rencana Intervensi/ Pelayanan
Mengidentifikasi pelayanan-pelayanan atau sumber yang bervariasi yang
dapat dijangkau untuk membantu penanganan masalah klien.
d. Koordinasi Hubungan dan Pelayanan
Fungsi ini harus menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang sesuai.
Selain itu juga harus menekankan adanya koordinasi diantara sumber-
sumber yang digunakan oleh klien dengan menjadi sebuah saluran serta
poin utama dari komunikasi yang terintegrasi.
e. Tindak Lanjut dan Monitoring Pelaksanaan Pelayanan
Fungsi ini membuat peraturan dan kontak tindak lanjut yang terus menerus
dengan klien dan penyedia pelayanan untuk menyakinkan bahwa pelayanan
yang diperlukan memang benar-benar diterima/ diperoleh dengan baik, serta
digunakan oleh klien secara tepat. Apabila ditemukan adanya penyimpangan
atau ketidaksesuaian, manajer kasus harus segera mengambil tindakan
perbaikan atau memodifikasi rencana pelayanan. Manajemen kasus juga
menyelesaikan laporan termasuk didalamnya dokumen klien, kemajuan
yang dicapai dalam perkembangan kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta
kesesuaian terhadap rencana yang telah disusun.
f. Mendukung Klien
Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis penyedia
pelayanan atau sumber, manajemen kasus membantu klien dan keluarganya
pada saat mereka menghadapi masalah yang tidak diharapkan dalam
mendapatkan pelayanan. Kegiatan ini termasuk mengatasi konflik pribadi,
konseling, penyediaan informasi, memberikan dukungan emosional, dan
apabila sesuai, melakukan pembelaan atas nama klien untuk menjamin
bahwa mereka menerima pelayanan sesuai dengan haknya.

C. Konsep Anak Sehat


1. Defenisi Anak Sehat
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Sedangkan menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam
kandungan sampai usia 19 tahun. Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak yang
disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20
November 1989 dan diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1,
yang dimaksud Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun,
kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa
usia dewasa dicapai lebih awal (Infodatin, 2014).
Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan
teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira,
makannya teratur, bersih, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Depkes RI tahun 1993, ciri anak sehat adalah :
a. Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi
badan secara teratur dan proporsional. Menurut Lenz dalam Theodor
Hellbrugge pertumbuhan anak dari tahun ke-3 begitu cepat dan berangsur-
angsur menurun sehingga pada periode prasekolah dan masa sekolah kurva
kecepatan pertumbuhan membentuk kurva yang hampir datar. Sedang pada
masa remaja terjadi percepatan pertumbuhan kedua untuk kemudian
berhenti sama sekali yaitu bertepatan dengan mulainya kematangan seksual.
b. Tampak aktif atau gesit dan gembira. Anak diusia 0 sampai 6 tahun
memiliki sifat yang aktif, gesit, gembira dan selalu ingin tahu keadaan
lingkungannya. Jika ada anak yang tidak memiliki ciri-ciri diatas maka
wajib dipertanyakan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Sebagai
orang tua atau guru, kita wajib memperhatikan perkembangan dan
pertumbuhan anak secara teliti dan harus mencari tahu sosuli permasalahan
yang dialami anak.
c. Mata bersih dan bersinar. Anak yang sehat memiliki mata yang bersih dan
bersinar tidak redup dan tidak seperti orang yang kekurangan tenaga.
d. Nafsu makan baik. Nafsu makan anak sehat cenderung lebih teratur, sehat
dan mudah untuk makan. Sebaliknya anak yang kurang sehat cenderung
sulit untuk makan dan tidak teratur sehingga kekebalan tubuh anak lebih
rentan terhadap penyakit.
e. Bibir dan lidah tampak segar dan pernapasan tidak berbau. Anak yang sehat
memiliki lidah dan bibir yang terlihat segar tidak kering atau pecah-pecah
dikarenakan pola hidup yang sehat dan mendapatkan asupan vitamin dan
gizi yang baik.
f. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering. Anak yang kurang sehat
biasanya memiliki kulit yang terlihat pucat dan kering. Sedangkan anak
yang sehat kulitnya terlihat lebih cerah, lembab, dan segar.
Jika ciri-ciri tersebut telah dimiliki oleh anak, maka pertumbuhan dan
perkembangan anak biasanya dapat dikatakan wajar/ normal. Ciri-ciri anak
sehat dapat dilihat dari berbagai segi antara lain segi fisik, segi psikis, segi
sosialisasi. Dilihat dari segi fisik ditandai dengan sehatnya badan dan
pertumbuhan jasmani yang normal. Segi psikis, anak yang sehat itu jiwanya
berkembang secara wajar, pikiran beratambah cerdas perasaan bertambah peka,
kemampun bersosialisasi dengan baik. Dari segi sosialisasi, anak tampak aktif,
gesit, dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Faktor
kesehatan ini berpengaruh pada keberhasilan belajar anak karena anak dapat
belajar dengan tenang, teratur, dan terus menerus. Kesehatan bagi anak tidak
terlepas dari pengertian kesehatan pada umumnya.
Kesehatan disini meliputi kesehatan badan, rohani, dan sosial. Bukan hanya
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan (UU No. 9 Tahun 1980 tentang
Pokok-Pokok Kesehatan).

D. Berfikir Kritis Dalam Manajemen Kasus Pada Anak Sehat


Kualitas suatu pelayanan dapat dinilai dengan cara bagaimana seorang perawat
tersebut memberikan suatu asuhan yang sistematis dan komprehensif, asuhan
keperawatan yang tepat guna, sesuai dengan masalah dan kebutuhan dari kondisi anak.
Untuk tercapainya ini semua, maka sebagai seorang perawat harus mampu menganalisis
dan menggunakan pikiran untuk kritis disetiap langkah kegiatan asuhan keperawatan.
Perawat yang profesional tentunya harus memiliki pemikiran yang kritis dalam
melakukan suatu tindakan keperawatan. Perawat sebagai bagian dari pemberi
pelayanan kesehatan yaitu memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir secara kritis dalam berbagai
situasi termasuk dalam asuhan keperawatan anak. Berpikir kritis adalah proses yang
didapat melalui pengalaman, rasa ingin tahu dan belajar terus menerus. Berpikir
kritis merupakan tanda atau standar untuk perawat professional yang kompeten.
Karakteristik lainnya menurut beberapa ahli adalah seorang perawat mampu membuat
suatu kesimpulan dari berbagai informasi yang diperoleh, dari berbagai hasil pemeriksaan
yang telah dikumpulkan dengan adanya bukti, membuat argument yang beralasan untuk
mendukung kesimpulan dan menjelaskan pola fikir yang telah terbentuk dari hasil
kegiatan langkah-langkah karakteristik sebelumnya.
Kreatifitas dalam berpikir kritis merupakan proses menemukan sesuatu yang baru dan
memerlukan suatu rangsangan dari lingkungan. Sebagai perawat, dinyatakan berpikir
kreatif jika seorang perawat mampu menemukan hal baru dengan mempertimbangkan
manfaat, tujuan dan melahirkan atau menata kembali ide yang lama membentuk suatu
ide yang baru. Manajemen asuhan perawatan yang diberikan kepada sasaran tersebut
akan terkait dengan semua konsep diatas. Manajemen tersebut diberikan sesuai dengan
masalah yang ada pada sasaran dan cara nya pun akan berbeda sehingga menuntut
perawat untuk selalu memikirkan hal-hal baru agar tata cara yang diberikan akan
berbeda-beda.
Berpikir kritis memungkinkan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien sesuai
dengan data yang ia dapatkan, mampu mempertimbangkan alternatif, sehingga asuhan
keperawatan berkualitas tinggi dan berpikir reflektif berarti perawat bukan hanya
menerima laporan dan tugas melakukan asuhan kebidanan lanjutan tanpa pemahaman
yang signifikan dan evaluasi (Mottola, 2001)
Praktisi terampil dapat berpikir kritis karena mereka memiliki keterampilan kognitif
dengan mencari informasi, diskriminasi, menganalisis, mengubah pengetahuan,
prediksi/asumsi, menerapkan Standar, dan alasan-alasan logis. Kemampuan perawat
untuk berpikir kritis dapat dipengaruhi oleh usia, lama pendidikan dengan peningkatan
jenjang pendidikan, filsafat (Brown, 2001; Schin, 2006).

E. Konsep Tumbuh Kembang Anak Secara Umum


1. Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar:
a. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh)
Meliputi:
1) Pangan /gizi
2) Perawatan kesehatan dasar
3) Tempat tinggal yang layak
4) Sanitasi
5) Sandang
6) Kesegaran jasmani / rekreasi
b. Kebutuhan emosi / kasih sayang (Asih)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan
selaras antara ibu / pengganti ibu dengan anak meruakan syarat mutlak
untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun
psikososial. Berperannya dan kehadiran orang tua terutama ibu sedini dan
selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan
dengan kontak fisik (kulit / mata) dan psikis sedini mungkin. Kasih saying
dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan
kepercayaan dasar (basic trust).
c. Kebutuhan anak akan stimuli mental ( Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan
dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan
perkembangan mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi
banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Faktor Genetik
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan
kematangan tulang, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang. Faktor genetik ini meliputi :
1) Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
2) Jenis kelamin
3) Suku bangsa atau bangsa
b. Faktor Lingkungan
1) Faktor Pranatal
a) Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi,
stress, imunitas, anoksia embrio
b) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.
c) Toksin/zat kimia, radiasi
d) Kelainan endokrin
e) Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
f) Kelainan imunologi
g) Psikologis ibu
2) Faktor Postnatal
(1) Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit,
perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan hormone.
(2) Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
(3) Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, hukuman yang
wajar, cinta dan kasih sayang.
(4) Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.

3. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak


1) Ciri-ciri pertumbuhan, antara lain :
a) Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan,tinggi
badan, lingkar kepala , dll.
b) Perubahan proporsi
Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan
perubahan proporsi. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi bila
dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Pada bayi baru lahir titik pusat
terdapat kurang lebih setinggi umbilikus, sedangkan pada orang dewasa
titik pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi simpisis pubis. Perubahan
proporsi tubuh mulai usia kehamilan dua bulan sampai dewasa.
c) Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan–lahan,
seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dengan
hilangnya refleks primitif.
d) Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-fungsi organ.
Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi
tetap dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti rambut pubis dan
aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita dll.
2) Ciri-ciri perkembangan, antara lain :
a) Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi misalnya, disertai
dengan perubahan pada organ kelamin. Perubahan-perubahan ini
meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi
tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai
tanda pematangan.
b) Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seseorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia berdiri. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
c) Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang
tetap, yaitu:
(1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
(2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan
kasar) lalu berkembang di daerah distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini disebut
proksimoldistal.
d) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur berurutan,
tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar
kotak, berdiri sebelum berjalan dll.
e) Perkembangan mempunyai kacepatan yang berbeda
Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda –beda. Kaki
dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja. Sedangkan bagian
tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
f) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat perkembanganpun demikian,
terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
4. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam mengetahui taraf
perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone” perkembangan
adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu).
a. Milestone perkembangan
Adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu.
Milestone ini terdiri dari :
1) Milestone motorik kasar
a) Lahir- 3bulan :
(1) Belajar mengangkat kepala
(2) Kepala bergerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya tergantung
stimulasi
b) 3-4 bulan :
(1)Menegakkan kepala 900 dan mengangkat dada
(2)Menoleh ke arah suara
c) 6-9 bulan :
(1)Duduk tanpa dibantu
(2)Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
(3)Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
d) 9-12 bulan :
(1) Merangkak
(2) Berdiri sendiri tanpa dibantu
(3) Dapat berjalan dengan dituntun
e) 12-13 bulan :
Berjalan tanpa bantuan
f) 12-18 bulan :
Berjalan mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya
g) 18-24 bulan:
Naik turun tangga
h) 2-3 tahun :
(1) belajar melompat, memanjat, dan melompat dengan satu kaki
(2) mengayuh sepeda roda tiga
i) 3-4 tahun:
berjalan dengan jari-jari kaki
j) 4-5 tahun:
melompat dan menari

2) Milstone motorik halus

a) Lahir- 3 bulan:
(1) mengikuti obyek dengan matanya
(2) menahan barang yang dipegangnya
b) 3-6 bulan:
(1) menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
(2) belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
(3) menaruh benda di mulut
c) 6-9 bulan:
(1) memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
(2) memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
(3) bergembira dengan melempar benda-benda
d) 9- 12 bulan:
ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
e) 12-18 bulan:
menyusun 2-3 balok/kubus
f) 18-24 bulan:
(1) menyusun 6 kubus
(2) menunjuk mata dan hidung
(3) belajar makan sendiri
(4) menggambar garis dikertas atau pasir
g) 2-3 tahun:
(1) menggambar lingkaran
(2) membuat jembatan dengan 3 balok
h) 3-4 tahun:
(1) belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
(2) menggambar orang hanya kepala dan badan
i) 4-5 tahun:
(1) menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
(2) mampu menggambar segiempat dan segitiga

3) Milestone bahasa atau kognitif


a) Lahir-3bulan:
mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh(cooing)
b) 3-6 bulan:
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
c) 6-9 bulan:
mengeluarkan kata-kata tanpa arti (bubbling), da-da, ta-ta
d) 9- 12 bulan:
(1) menirukan suara
(2) dapat mengulang bunyi yang didengarnya
(3) belajar menyatakan satu atau dua kata
e) 12-18 bulan:
mengatakan 5-10 kata
f) 18-24 bulan:
(1) menyusun dua kata mebentuk kalimat
(2) menguasai sekitar 50-200 kata
g) 2-3 tahun:
(1) mampu menyusun kalimat lengkap
(2) menggunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang
ditujukan kepadanya
h) 3-4 tahun:
(1) mampu berbicara dengan baik
(2) mampu menyebut namanya,jenis kelamin, dan umur
(3) banyak bertanya
i) 4-5 tahun:
(1) pandai bicara
(2) mampu menyebut hari-hari dalam seminggu
(3) berminat/ tertarik pada kata baru dan artinya
(4) mampu menghitung jari
(5) memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
(6) mendengar dan mengulang hal penting dan cerita

4) Milestone sosial
a) 3-4 bulan:
(1) mampu menatap mata
(2) tersenyum bila diajak bicara/senyum
(3) tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
b) 6-9 bulan:
mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
c) 9-12 bulan:
berpartisipasi dalam permainan
d) 18-24 bulan:
memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka
e) 2-3 tahun:
bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
diluar keluarganya
f) 4-5 tahun:
bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan

5) Milestone Emosi
a) Lahir-3bulan:
bereaksi terhadap suara atau bunyi
b) 3-6 bulan:
(1) tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
(2) tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
c) 6-9 bulan:
mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
d) 9-12 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
e) 12-18 bulan:
memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
f) 18-24 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan
orang dewasa
g) 3-4 tahun :
menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya

5. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

a. Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya


Menurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang sering
digunakan dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita adalah :
1) Ukuran antropometri
a) Berat badan
b) Panjang badan
c) Lingkar kepala
d) Lingkar lengan atas
e) Lingkar dada
2) Keseluruhan fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari
pemeriksaan fisik adalah :
a) Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota
gerak, ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
b) Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan
paha untuk mengetahui lemak subcutan.
c) Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan
subskapular.
d) Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta
apakah akar rambut mudah dicabut atau tidak.
e) Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi
permanen.
b. Deteksi Perkembangan dan Standar Normalnya
Terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
1) Kepribadian/tingkah laku social (personal social)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
2) Motorik halus (fine motor adaptive)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang
tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan
manik-manik ke dalam botol, menempel dan menggunting.
3) Motorik kasar (gross motor)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot
yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan
dan berlari.
4) Bahasa (language)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif,
sehingga pernyataan akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui
tangisan atau gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan
menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.
DAFTAR PUSTAKA

Infodatin : Kondisi Pencapaian Program Kesehatan Anak Indonesia. 2014.


Mottola CA, Murphy P. (2001). Antidote Dilemma—An Activity To Promote Critical
Thinking. Journal Of Continuing Education In Nursing 32(4). pp.161-164.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Schin S, Ha J, Shin K, et al. (2006). Critical thinking ability of associate, baccalaureate
and RN-BSN senior students in Korea. Nurs Outlook 54(6). pp.328-333.
Available at http://www.nursingoutlook.org/article/S0029-6554(06)00253-
3/abstract
Sitorus, R. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wong, D.L, dkk. (2004). Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Faizah, Nur R. Deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak.
http://file.upi.edu/direktori/Flp/JUR._PGTK/197011292003122-
NUR_FAIZAH_ROMADONA/DETEKSI_DINI_TUMB_KEMBANG/DETEK
SI_DINI_DAN_STIMULASI_TUMBUH_KEMBANG_ANAK.pdf <diakses
tanggal 28 Noveber 2016>
http://id.scribd.com/mobile/doc/152961430/Perkembangan-Milestone <diakses tanggal
28 november 2016>
Hidayat, Taufik, dkk. (2014). PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI
MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN
SURABAYA. Surabaya: Sumber Daya Manusia Kesehatan Vol.1 No. 1.
Marsuki. H. (2014). DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK. Makassar:
Poltekkes Makassar.
Kania, Nia. (2006). STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI
TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL. Bandung: Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak.
Alifiani, Hervira, Maharani. Pusat Tumbuh Kembang Anak. Bandung: Jurnal Tingkat
Sarjana Bidang Senirupa dan Desain.
Sukamti, Rini, Endang. (1994). Pengaruh Gizi Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak.

Вам также может понравиться

  • Turaiyah Bab 2
    Turaiyah Bab 2
    Документ13 страниц
    Turaiyah Bab 2
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Teori Media Kartu Bergambar
    Teori Media Kartu Bergambar
    Документ21 страница
    Teori Media Kartu Bergambar
    ketut_Asrini
    Оценок пока нет
  • Reference PDF
    Reference PDF
    Документ3 страницы
    Reference PDF
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Definisi CA MAMAE
    Definisi CA MAMAE
    Документ3 страницы
    Definisi CA MAMAE
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • WOC Jalan Nafas
    WOC Jalan Nafas
    Документ1 страница
    WOC Jalan Nafas
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • WOC Jalan Nafas Revisi
    WOC Jalan Nafas Revisi
    Документ1 страница
    WOC Jalan Nafas Revisi
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • 841-Article Text-7798-2-10-20191113
    841-Article Text-7798-2-10-20191113
    Документ10 страниц
    841-Article Text-7798-2-10-20191113
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • ASKEP KDP Kerusakan Integritas Kulit
    ASKEP KDP Kerusakan Integritas Kulit
    Документ10 страниц
    ASKEP KDP Kerusakan Integritas Kulit
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • BAB I MODS Kep Kritis (28-53)
    BAB I MODS Kep Kritis (28-53)
    Документ3 страницы
    BAB I MODS Kep Kritis (28-53)
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • WOC Jalan Nafas
    WOC Jalan Nafas
    Документ1 страница
    WOC Jalan Nafas
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Cara Memakai Masker Bedah
    Cara Memakai Masker Bedah
    Документ1 страница
    Cara Memakai Masker Bedah
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • LOG BOOK KEPERAWATAN ANAK
    LOG BOOK KEPERAWATAN ANAK
    Документ12 страниц
    LOG BOOK KEPERAWATAN ANAK
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Askep KDP Mobilitas
    Askep KDP Mobilitas
    Документ10 страниц
    Askep KDP Mobilitas
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Diare Magister Keperawatan
    Diare Magister Keperawatan
    Документ22 страницы
    Diare Magister Keperawatan
    Dani
    Оценок пока нет
  • Diare Pada Anak
    Diare Pada Anak
    Документ49 страниц
    Diare Pada Anak
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Keperawatan
    Keperawatan
    Документ6 страниц
    Keperawatan
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Askep Aman Nyaman
    Askep Aman Nyaman
    Документ12 страниц
    Askep Aman Nyaman
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Berfikir Kritis
    Berfikir Kritis
    Документ11 страниц
    Berfikir Kritis
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Bagan 2 Nic
    Bagan 2 Nic
    Документ1 страница
    Bagan 2 Nic
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Fix Diare
    Fix Diare
    Документ50 страниц
    Fix Diare
    Ira Dwi Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Cara Memakai Masker Bedah
    Cara Memakai Masker Bedah
    Документ1 страница
    Cara Memakai Masker Bedah
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • BAB I MODS Kep Kritis (28-53)
    BAB I MODS Kep Kritis (28-53)
    Документ3 страницы
    BAB I MODS Kep Kritis (28-53)
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Daftar Urutan Pemberian Plakat
    Daftar Urutan Pemberian Plakat
    Документ3 страницы
    Daftar Urutan Pemberian Plakat
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Bab II Gerontik Pembahasan
    Bab II Gerontik Pembahasan
    Документ4 страницы
    Bab II Gerontik Pembahasan
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Bab I VCT
    Bab I VCT
    Документ2 страницы
    Bab I VCT
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Sap Pil KB
    Sap Pil KB
    Документ11 страниц
    Sap Pil KB
    Nahfi Lutfiati
    Оценок пока нет
  • Diare Pada Anak
    Diare Pada Anak
    Документ49 страниц
    Diare Pada Anak
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Bab I VCT
    Bab I VCT
    Документ2 страницы
    Bab I VCT
    Legowo Satrio
    Оценок пока нет
  • Askep KMB Intoleransi Aktivitas
    Askep KMB Intoleransi Aktivitas
    Документ19 страниц
    Askep KMB Intoleransi Aktivitas
    Legowo Satrio
    0% (1)