Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB 2

PERAWATAN MESIN BOR


2.1 PENDAHULUAN
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan
saat ini, sehingga menuntut kita untuk dapat bekerja diberbagai bidang
secara professional. Oleh karena itu, kita sebagai Mahasiswa Teknik Mesin dapat
ikut berperan aktif dalam perkembangan teknologi terebut terutama pada bidang
manufactuirng.
Dengan adanya mata kuliah Perawatan Mesin Perkakas khususnya pada
mesin bor, Mahasiswa diharapakan mampu mengoperasikan mesin bor dengan baik
dan benar, lebih khususnya mahasiswa diharapkan bisa medalamai segala
kebutuhan yang harus diperhatikan ketika mengoprasikan mesin bor baik itu
menjaga dan merawat mesin tersebut agar lebih tahan lama. Dengan harapan yang
lain ketika nantinya memasuki dunia industri telah siap dan banyak mengerti
tentang mesin bor.
Pengoperasian mesin bor merupakan suatu keahlian yang harus dimiliki
oleh Mahasiswa Teknik Mesin, karna dengan menggunakan mesin bor dapat
membantu dalam proses pembuatan lubang pada plat kecil ataupun pada plat besar.
Mesin bor juga merupakan salah satu mesin yang mudah sekali penggunaannya dan
tidak membutuhkan ruang yang luas dalam pengoprasiannnya.

2.2 DESKRIPSI MESIN BOR


Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong
atau pisau potong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut
(pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan
lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong
berputar yang disebut BOR. Mesin bor sendiri ditinjau dari segi bentuk secara
umunya dapat dibedakan menjadi dua yaitu bor duduk dan bor tangan,
perbedaannya terdapat pada ukuran mesin bor dan kapasitas cekam mata bor, untuk
bor tangan cenderung memiliki ukuran mata bor yang kecil kurang dari 1 milimeter
sedangkan untuk bor duduk mata bor bisa samapai ukuran 1,3 milimeter. Dengan
mesin bor tangan pengerjaan bisa sangat fleksibel bisa dibawa kemana saja dan
cenderung untuk pelubangan plat yang kecil, bor tangan juga dilengkapi dua arah
putar searah jarum jam dan berlawanan awah jarum jam untuk melepas dan
memasang baut, sedangkan bor duduk sebaliknya.

2.3 KOMPONEN MESIN BOR


Komponen yang terdapat pada mesin bor tangan dan bor duduk secara
umum sama, hanya saja ada beberapa komponen mesin bor duduk yang tidak
terdapat pada bor tangan. Pada dasarnya cara kerja mesin bor adalah merubah
energy listrik menjadi energy gerak yang dibantu oleh roda gigi yang nantinya
menggerakkan spindel mata bor, untuk mesin bor tangan komponen yang terdapat
cukup ringkas hanya komponen kelistrikan, motor penggerak roda gigi, dan spindel
chuck penggerak mata bor. Sedangkan untuk mesin bor duduk komponen terbagi
menjadi lebih luas sebagai berikut :

a. Base (dudukan)
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor atau kaki dari
mesin bor. Base terletak paling bawah menempel pada lantai biasanya dibaut.
(pemasangannya harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan
pengeboran akibat dari getaran yang terjadi)

b. Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang
mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja
c. Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja
dapat digerakkan sesuai arah spindel mata bor

d. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam yang memegang mata bor
yang nantinya akan berputar

e. Gear Shaf
Merupakan penerus daya yang berasal dari motor yang selanjutnya akan
diteruskan ke gera sha!t kemudian akan menggerakkan spindel
f. Drill Feed Handle
handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda
kerja untuk proses pemakanan

g. Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai darikabel power dan kabel penghubung fuse, sekring lampu indikator
saklar on dan off
2.4 PRINSIP KERJA & JENIS GAYA PADA KOMPONEN

Pada setiap komponen mesin bor memiliki perannya masing-masing ketika


melakukan pengeboran atau bisa disebut sebagai prinsip kerja. Dan untuk setiap
komponen mesin bor juga mengalami dan menerima gaya yang berbeda-beda
ketika proses pengeboran berlangsung, berikut penjelasannya :

a. Base (dudukan)
Prinsip kerja bagian ini adalah menopang beban dari tubuh mesin bor dan
meredam segala bentuk gerakan dari mesin bor duduk agar tidak mengalami
goncangan pada saat pengeboran, sedangkan gaya yang dialaminya adalah
gaya tekan kebawah.
b. Column (Tiang)
Prinsip kerja bagian ini untuk menyangga bagian-bagian lain yang berada
diatasnya seperti drill feed handle, spindle head, gear shaf, dan spindle putar
mata bor. Sedangkan gaya yang dialaminya adalah gaya tekan kebawah atau
gravitasi.
c. Table (Meja)
Prinsip kerja bagian ini sebagai tempat menempelnya benda kerja yang akan
dilakukan proses pengeboran dengan bantuan ragum untuk mencekam benda
tersebut. Sedangkan gaya yang dialaminya adalah gaya tekan kebawah
dikarenakan dorongan bor yang berputar menembus benda kerja.
d. Spindle
Prinsip kerja bagian ini adalah mencekam mata bor yang berputar untuk proses
pengeboran atau pemakanan benda kerja. Sedangkan gaya yang dialaminya
adalah gaya putar yang tinggi disaat mesin beroprasi dan juga gaya gesek antara
mata bor dengan dengan cekam spindel.
e. Gear Shaf
Prinsip kerja dari bagian ini adalah sebagai penerus gerakan dari motor untuk
selanjutnya menggerakkan spindel putar. Sedangkan gaya yang dialaminya
adalah gaya gesek anatar gigi untuk penggerak spindel putar dan juga gaya
putar yang tinggi yang ditermia dari putaran mesin penggerak.
f. Drill Feed Handle
Prinsip kerja dari bagian ini adalah sebagai penggerak naik turun spindel
terhadap benda kerja disaat pemakanan. Sedangkan gaya yang dialaminya
adalah gaya gesek antara gear yang menggerakkan naik dan turun spindel.

2.5 PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN BOR

Setiap mesin yang ada pada industri-industri manufaktur khususnya


pemesinan diharapkan dapat selalu siap pakai dan mampu berfungsi sesuai
kebutuhan. Oleh karena itu perawatan dilakukan agar kondisi “siap pakai” tersebut
bisa didapatkan. Tanpa perawatan yang baik, bisa saja mesin akan mengalami mal
fungsi atau lebih parah lagi yaitu kerusakan yang mengakibatkan kerugian karena
jumlah produksi yang tidak tercapai akibat mesin tidak dapat bekerja sebagaimana
mestinya. Ketika mesin sudah terlanjur mengalami kerusakan, langkah yang perlu
diambil adalah melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan juga termasuk
dalam program perawatan yang dapat dilakukan secara terencana dan tidak
terencana.
2.5.1 Tujuan Perawatan dan Perbaikan
Tujuan utama dari perawatan mesin bor adalah memastikan bahwa mesin
bor dalam keadaan yang prima dan siap pakai tanpa ada kendala, secara rincih
dijelaskan sebagai berikut :
1. Menjamin mesin bor dapat beroperasi sesuai fungsinya (menghindari mal
fungsi)
2. Meminimalisir kerusakan mesin bor yang dapat kecelakaan kerja yang
merugikan mesin dan operator (for safety purpose)
3. Mencegah kerusakan yang lebih berat yang memerlukan biaya perbaikan yang
lebih mahal
4. Menjamin produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik mulai dari
bentuk, kualitas dan kepresisiannya.
2.5.2 Keuntungan Program Perawatan
Terdapat beberapa keuntungan yang dapat kita peroleh jika kita benar-benar
melakukan perawatan dengan baik dan benar sebagai berikut :
1. Menjaga komponen-komponen dalam keadaan baik sehingga meminimalisir
biaya pengeluaran untuk perawatan ataupun mengganti suku cadang
2. Memperpanjang umur mesin
3. Memperkecil terjadinya kecelakaan kerja akibat kerusakan mesin bor
4. Mengatasi downtime yang nantinya dapat menghambat proses produksi
2.5.3 Jenis Perawatan Bedasarkan Waktu
Pada penggunaannya setiap komponen yang terdapat pada mesin bor
memiliki daya tahan terhadap gaya yang berbeda-beda tergantung dari fungsi atau
cara kerjanya, itu semua tidak dapat disamakan untuk jangka waktu atau periode
waktu perawatannya. Berikut penjelasan perawatan berdasarkan periode waktu :

NOTASI KETERANGAN NOTASI WARNA


BT BOR TANGAN
BD BOR DUDUK
H HARI
B BULAN
S SEMESTER
T TAHUN
R RANDOM

JENIS MESIN INTENSITAS PERAWTAN


NO KOMPONEN
BT BD H B S T R
1 BASE (DUDUKAN)
2 COLUM (TIANG)
3 TABLE (MEJA)
4 GEAR SHAF
5 DRILL FEED HANDLE
6 SPINDLE
7 KELISTRIKAN

2.5.4 Program Perawatan Preventif


Jenis perawatan diatas dapat diklasifikasikan atas proses perawatan
preventif IKMB (Inspeksi, Kerusakan Kecil, Kerusakan Menengah dan Kerusakan
Berat). Sesuai nama dan urutannya, perawatan yang dilakukan adalah untuk
mencegah kerusakan berikutnya yang lebih parah. Sebagai contoh ketika
melakukan Inspeksi maka akan mencegah kerusakan kecil dan ketika melakukan
perbaikan pada kerusakan kecil maka akan mecegah kerusakan mengah, dan begitu
seterusnya.
Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini
1. Inspeksi (I)
 Pengecekan atribut keselamatan
 Membersihkan mesin dan alat-alat pendukung
 Menyiapkan mesin (warming up)
 Pengecekan tumpuan pada base atau dudukan
2. Perbaikan Kerusakan Kecil (K)
 Melakukan pelumasan pada titik-titik pelumasan
 Pengecekan kondisi Mata Bor
 Pengecekan spindle
 Pengecekan kelistrikan
 Pengecekan drill feed handle
 Pengeceka colum
3. Perbaikan Kerusakan Menengah (M)
 Penyeimbangan mata bor (Balancing)
 Pengasahan mata bor
 Mengganti mata bor
 Pengecekan gear shaf
4. Perbaikan kerusakan Berat (B)
 Overhaul

2.5.5 Langkah Kerja Perawatan


a. Pengecekan Atribut Keselamatan
Saat sebelum melakukan pengecekan terlebih dahulu manusia sebagai
operator atau perawat harus dalam keadaan safety. Keadaan safety yang
dimaksud adalah dengan mengenakan APD yang sesuai dengan pekerjaan
gerinda. APD tersebut diantaranya:
1. Kacamata Kerja
2. Sarung Tangan
3. Pakaian Kerja (Wearpack)
4. Sepatu Safety
Faktor kedua adalah keselamatan mesin. Tidak hanya manusia, mesin juga
harus dipastikan dalam keadaan safety. Keadaan safety tersebut dapat dicapai
dengan melakukan hal berikut:
1. Selalu bersihkan mesin yang digunakan selesai bekerja
2. Sebelum memulai pekerjaan pastikan mesin yang akan digunakan dalam
keadaan baik dan layak dipakai
3. Operasikan mesin sesuai dengan kemampuan mesin dan jangan memaksa
memberikan gaya teka ke benda kerja dengan tenaga yang besar.
Jika saat bekerja terjadi keganjilan yang tak semestinya segera matikan mesin
dan laporkan pada teknisi/instruktur
b. Menyiapkan Mesin
Warming Up sangat bergantung pada intensitas penggunaan mesin. Mesin
gerinda setidaknya dihidupkan lebih kurang 10 menit setiap hari jika mesin
dalam keadaan tidak beroperasi cukup lama.
c. Pemeriksaan Titik-Titik Pelumasan
Pada titik-titik tertentu yang prinsip kerjanya bersinggungan dan bergesekan
perlu diperhatikan setiap hari apakah perlu diberi pelumas atau tidak. Jika
dirasa perlu pelumas maka harus segera diberi pelumas
d. Pemeriksaan Kerja Semua Komponen Penggerak
Semua komponen yang terdapat pada mesin bor saling berhubungan satu
sama lainnya dalam mengerjakan pemotongan benda kerja, jikalau salah satu
dari komponen tersebut tidak berfungsi dengan baik maka dapat menyebabkan
kecacatan pada hasil pengeboran pada nantinya. Pemeriksaan ini bisa
dilakukan dengan melihat proses ketika pengeboran terjadi, merasakan getaran
mesin yang berjalan, dan melihat hasil jadi pada benda yang dibor.
e. Pengecekan Kondisi Mata Bor
Mata Bor adalah komponen utama yang melakukan pelubangan dan
bersentuhan langsung dengan benda kerja, dimana mata bor berputar dengan
kecepatan tinggi. Oleh karena itu kondisi mata bor harus dicek apakah layak
digunakan atau tidak. Faktor yang penting dalam pengecekan ini adalah mata
bor harus dipastikan tidak memiliki retak atau coakan pada ujung atau di tengah
– tengah dan pastikan pengunci mata bor benar-benar dalam keadaan bisa
mengunci dengan baik.
f. Penyeimbangan Mata Bor
Keseimbangan mata bor sangat berdampak pada hasil akhir pekerjaan.
Balancing dilakukan saat mata bor diganti dengan yang baru. Mata bor yang
terpasang pada spindel bisa saja belum seimbang karena banyak faktor,
misalkan saja pemasangan yang kurang pas, pelepadan mata bor bisa dibantu
dengan kunci chuck bor

g. Pengasahan Mata Bor


Proses pengasahan mata bor merupakan hal yang sangat penting, hal ini
akan mempengaruhi hasil dari pengegboran dan juga keawetan dari mata bor
itu sendiri, mata bor di asah di bentuk menjadi sudut yang standar untuk
pengeboran lubang agar hasil yang dihasilkan sesuai dengan keinginan dan
presisi. Untuk memeriksa apakah mata bor perlu diasah atau tidak, kita bisa
mengeceknya terlebih dahulu dengan cara berikut:
1. Pertama adalah pastikan bagian ujung mata bor yang lancip terletak tepat di
posisi tengah.
2. Kedua, sisi potong mata bor mempunyai panjang dan sudut yang sama
ketika diukur menggunakan busur derajat.
3. Ketiga yaitu sisi belakang mata bor lebih rendah dari sisi potongnya. Mata
bor yang tajam biasanya ditandai dari ujungnya yang terasa di kulit saat kita
memutarnya di jari tangan secara perlahan-lahan.
Berikut ini adalah proses pengasahan mata bor yang menggunakan alat gerinda
duduk dengan cara yang baik dan benar menurut Standart operasional prosedur
1. Pasanglah roda gerinda dan kepala pengasah pada posisinya. Pasang juga
bor dengan cara mengikatkannya di bagian cekam. Setelah itu, ukurlah
bagian bor yang menonjol keluar dari cekam.
2. Kendurkan posisi baut pengunci. Lalu angkat tuas untuk merubah
kedudukannya menjadi datar. Silakan kunci baut pengunci tersebut kembali.
3. Putarlah cekam agar posisi mata bor dapat mencapai posisi yang mendatar.
Kemudian Anda bisa memutar piring pembagi hingga bagian alurnya bisa
dikunci.
4. Geserlah meja supaya ujung mata bor menyentuh roda gerinda. Silakan
kendurkan baut pengunci.
5. Saatnya untuk mengasah mata bor. Caranya yaitu ayunkan tuas ke arah atas
dan bawah. Majukanlah posisi meja secara perlahan-lahan setiap satu kali
gerakan ayunan ke atas dan bawah.
6. Hentikan mesin sejenak dan periksa tingkat ketajaman mata bor yang sudah
diasah. Apabila kondisinya sudah cukup tajam, Anda bisa melanjutkan ke
proses pengasahan tahap kedua.
7. Sebelum proses gerinda tahap kedua dimulai, Anda bisa mencatat angka
nonius terlebih dahulu. Kemudian mundurkan posisi gerinda menjauhi
bagian rodanya.
8. Tekanlah bagian kunci piring pembagi lalu putar cekam sejauh 180 derajat.
Lepaskan kunci sehingga posisinya akan masuk ke dalam alur piring secara
otomatis.
9. Ulangi langkah 4 sampai langkah 7 di atas.
10. Hentikan mesin bila mesin telah menunjukkan angka nonius yang sama
seperti catatan pada langkah 7.
11. Asah kembali bagian mata bor yang telah diasah pada tahap pertama.
Barulah kemudian dilanjutkan dengan mengasah pada bagian mata bor yang
kedua. Demikian pekerjaan seterusnya tanpa mengubah kedudukan meja.
Pastikan kedudukan meja selalu dalam keadaan satu garis selama proses
pengasahan ini berlangsung.
12. Anda bisa melepaskan mata bor dari mesin pengasah jika mata bor tersebut
sudah mempunyai ketajaman yang sama pada bagian kedua matanya.
h. Mengganti Mata Bor
Mata bor harus di sesuaikan dengan spesifikasi dan juga kegunaanya, kita
perlu mengerti tentang tools dan kegunaan mata bor sesuai dengan jenis dan
bahan apa yang akan kita bor. Berikut ini adalah beberapa jenis mata bor dan
kegunaanya :

1. Mata Bor High Speed Steel (HSS Bits)


Mata bor HSS adalah mata bor yang umum dipakai. Dikenal juga
sebagai Twist Bits. Mata bor HSS terdiri dari 3 macam:

 HSS reguler. Mata bor ini cocok untuk penggunaan sehari-hari atas
material kayu, plastik dan logam.
 HSS Titanium Nitride. Ini adalah mata bor HSS yang
diberi coating Titanium Nitride sehingga usia pakainya lebih panjang
daripada mata bor HSS reguler. Mata bor ini sesuai untuk pengerjaan
material kayu, plastic dan logam.
 HSS Cobalt. Ini adalah mata bor berbahan dasar logam campuran antara
High Speed Steel dengan cobalt. Mata bor ini lebih tahan temperatur
tinggi dan sesuai untuk pekerjaan atas material stainless steel, high
tensile steel, besi tuang, kuningan dan sambungan las.
2. Mata Bor Kayu (Brad Point/Spur Bits)
Mata bor ini juga disebut Spur Bits karena memiliki ujung yang
runcing. Mata bor ini digunakan untuk pengerjaan material kayu. Ujung
runcing ini berfungsi untuk mempertahankan posisi mata bor tetap lurus
terhadap permukaan kayu sehingga lubang yang dihasilkan cukup halus dan
presisi.
3. Mata Bor Kipas (Spade Bits)
Mata bor ini memiliki bentuk melebar dengan ujung runcing tipikal
mata bor untuk pengerjaan kayu. Lubang yang dihasilkan lebih lebar
diameternya dibandingkan mata bor kayu spur bits.
4. Mata Bor Auger (Auger Bits)
Mata bor jenis ini memiliki alur yang dapat mendorong mesin bor
untuk maju sambil mengebor, sehingga mesin bor tidak perlu didorong
terlalu kuat. Mata bor ini untuk membuat lubang berdiameter besar pada
material kayu yang tebal dan keras.
5. Mata Bor Beton (Masonry Bits)
Mata bor ini memiliki ujung yang dilapisi tungsten carbide yang
keras sehingga cocok untuk pengerjaan material batu bata, semen, beton dan
batu. Mata bor ini untuk digunakan pada mesin bor impact.
6. Mata Bor Multifungsi (Multi-Purpose Bits)
Mata bor multifungsi ini memiliki ujung yang sangat keras sehingga
dapat digunakan untuk pengerjaan material kayu, plastik, hampir segala
jenis logam, dan juga beton/batu. Dapat digunakan pada mesin
bor impact, baik dalam mode drill ataupun hammer. Walaupun begitu tetap
direkomendasikan untuk menggunakan mata bor yang sesuai dengan jenis
pekerjaannya sehingga hasilnya dapat optimal.
7. Mata Bor Kaca (Spear Point Bits)
Mata bor ini memiliki ujung seperti ujung mata tombak sehingga
dijuluki spear point bits. Mata bor ini memiliki ujung dari tungsten carbide
yang keras sehingga cocok untuk pengerjaan material kaca, keramik dan
porselen. Mata bor ini harus menggunakan putaran mesin yang rendah dan
perlu dilumasi dengan air, terpentin atau minyak tanah supaya temperatur
kerja tetap rendah. Hal ini perlu untuk memperpanjang usia pakainya
i. Over Houl
Pada suatu proses manufaktur di setiap alat yang di gunakan pasti memerlukan
pembongkaran, perawatan dan pengecekan pada komponen komponen mesin
secara keseluruhan atau bisa disebut dengan Overhoul. di dalam mesin bor
perlu diberikan perawatan overhoul juga meskipun hanya pembersihan dan
pengecekan saja. Overhaul tidak hanya sebatas pada mesin saja, tetapi over
haul juga ada pada komponen lainnya seperti Transmisi, Vanbelt, Poros, Puli,
Hidrolis, Cekam, Table (meja), Gear Shaft, Column (tiang), Spindle, dan lain
sebagainya
Dalam overhoul ketika komponen yang kemungkinan diganti seperti
Vanbelt/V-belt maka harus di gantu, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
putaran pada sepindel atau putaran dari bor itu sendiri, jika lebih baik
komponen maka semakin maksimal juga performa mesin.
Overhoul dilakukan dalam jangka waktu yang lama, mungkin sebulan sekali
dua bulan sekali bahkan satu tahun sekali, tetapi juga apat dilakukan ketika
mendadak terjadi error terhadap mesin secara tiba-tiba.
2.6 Tabel Indikasi Kerusakan

Personal
NO Indikator Kerusakan Penyebab Langkah Perbaikan
maintenence

 Mencari permukaan yang rata atau


meja cekam yang pencekamannya
Lubang pada benda
baik sehingga benda kerja tidak
kerja hasil dari  Base atau dudukan goyang Operator
1 goyang pada saat pengeboran
pengeboran berbentuk  Mata bor goyang Maintenance
 Biasanya karena pemasangan mata
Oval
bor ke spindle kurang tepat atau
kurang kencang.

Bunyi bising terlalu  Memberi pelumas yang baik dan


 Gear shaft yang kurang pelumasan Maintenance
2 berlebihan pada mesin dengan cara yang benar.
 V-belt yang kendor Partner
bor  Mengganti V-belt dengan yang baru

 Asah mata bor atau mengganti mata


 Aus pada mata bor
Proses Pemakanan pada bor jika memang harus di ganti Operator
3  Benda kerja terlalu keras dan tools
benda kerja yang lama  Ganti mata bor yang sesuai dengan Maintenance
tidak sesuai dengan spesifikasi
spesifikasi.
Terjadinya atau  Cek apakah ada kabel yang
munculnya asap pada  Konsleting pada kelistrikan terkelupas Maintenance
4
mesin bor atau bau  Ganti kabel yang sekiranya sudah Partner
yang tidak wajar tidak layak di pakai

 jika mmemungkinkan di beri


 kurangnya pelumasan, rusaknya seal Maintenance
5 Bearing pelumas masih baik jadi ngak perl
gotri. partner
diganti

6
2.7 Kartu Perawatan Mesin
ORDER INSPEKSI
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agu Sep Okt Nov Des
Nama Aalat : Mesin Bor

Pembuat :- Tgl. Pembelian :

PROSEDUR INSPEKSI INSPEKSI B C K

Spindel
Table (meja)
Base (Dudukan)
Column (tiang)
Drill feed handle
Gear shaft
Kelistrikan
Tgl. Inspeksi :
Di inspeksi oleh :
B - Baik = Tidak perlu perbaikan C - Cukup = Perlu Inspeksi K - Kurang = Perlu berbaikan segera

2.8 Simpulan
Mesin bor merupakan salah satu mesin produksi yang sering sekali digunakan
pada proses manufacturing industri kecil maupun besar, pada umumnya mesin bor
ditinjau dari segi bentuknya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu mesin bor tangan dan
mesin bor duduk. Kedua mesin ini memiliki komponen yang sama hanya saja pada
mesin bor duduk lebih spesifik. Pada setiap komponen mesin bor memiliki prinsip
kerja yang berbeda-beda dan juga penenerimaan gaya saat proses pengeboran yang
berbeda pula, maka dari itu perawatan pada setiap komponen harus dibedakan
melihat dari banyaknya komponen tersebut menerima gaya dari proses pemakanan
benda kerja, dengan begitu kita bisa membuat tabel jangka waktu perawatan. Kita
juga bisa menentukan kapan harus dilaksanakan perawatan pada komponen-
komponen mesin bor dengan cara melihat indikasi kerusakan pada saat proses
pengeboran atau pemakanan benda kerja berlangsung.
2.9 Daftar Rujukan
eportism.blogspot.com/2016/04/bagian-bagian-mesin-drilling-atau-bor.html
Krar, S. F, Oswald, J.W & Amand, J. E. ST. 1977. Technology of machine tools.
USA: McGraw-Hill, Inc
Oberg, E. 1992. Machinery's handbook : a reference book for the mechanical
engineer, designer, manufacturing engineer, draftsman, toolmaker, and
machinist. Edisi ke – 24. New York: Industrial Press 1992
www.academia.edu/12016848/perawatan_dan_perbaikan_mesin_bor

Вам также может понравиться