Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB I

PENDAHULUAN

Demam reumatik adalah sindrom klinis sebagai akibat infeksi Streptokokus


hemolitik grup A, dengan salah satu gejala mayor yaitu, poliartritis migrans akut,
karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritema marginatum. Demam reumatik
biasanya terjadi akibat infeksi beta-streptokokus hemoliticus grup A pada saluran
pernafasan bagian atas.
Mekanisme patogenesis yang menimbulkan perkembangan demam rematik akut
belum diketahui secara pasti namun ada dua teori dasar yang berupaya menjelaskan
perkembangan sekuele faringitis streptokokusus grup A ini, yakni pengaruh toksis yang
dihasilkan oleh toksin ekstra seluler streptococcus grupa A pada organ sasaran seperti
miokardium, katup, sinovium dan otak, dan kelainan respon imun oleh hospes manusia.
Perjalanan klinis demam reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium. Stadium I
berupa infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman streptokokus B hemolitikus grup A.
Umumnya keluhan berupa demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, muntah, dan
bahkan pada anak kecil dapat terjadi diare. Pada pemeriksaan fisik sering didapatkan
eksudat di tonsil yang menyertai tanda-tanda peradangan lainnya. Kelenjar getah bening
submandibular seringkali membesar. Stadium II disebut juga periode laten, yaitu masa
antara infeksi streptokokus dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode
ini berlangsung 1-3 minggu. Stadium III adalah fase akut demam reumatik, saat
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat
digolongkan dalam gejala peradangan umum dan manifestasi spesifik demam reumatik.
Gejala peradangan umum biasanya penderita mengalami demam yang tidak tinggi,
anoreksia, lekas tersinggung dan berat badan tampak menurun, anak pucat karena
anemia, athralgia, sakit perut. Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan tanda-
tanda reaksi peradangan akut berupa terdapatnya C reaktiv protein dan leukositosis serta
meningginya laju endap darah. Titer ASTO meninggi pada kira-kira 80% kasus. Pada
pemeriksaan EKG dapat dijumpai pemanjangan interval PR. Sebagian gejala-gejala
peradangan umum dikelompokkan sebagai gejala minor. Manifestasi spesifik berupa
karditis, poliartritis migrans, korea, eritema marginatum, nodul subkutan

dikelompokkan sebagai gejala mayor.

1
Pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis demam reumatik dengan
biakan tenggorok, ASTO, DNAase B dan uji AH, LED faktor rheumathoid, uji adanya antibodi
anti nuklear, dan penentuan kadar komplemen, gamma globulin serum, elektrokardiogram dan
rontgenogram dada.
Kriteria diagnosis demam reumatik akut (DRA) berdasarkan Kriteria Jones
(revisi 1992), ditegakkan bila ditemukan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2
kriteria minor, ditambah dengan bukti infeksi streptokokus grup A tenggorok positif dan
peningkatan titer antibodi Streptokokus
Jantung merupakan satu-satunya organ yang dapat menderita kelainan permanen akibat
demam rematik. Sebagian penderita demam reumatik akut dengan valvulitis dapat melewati
stadium III dan sembuh tanpa gejala sisa katup, sebagian lagi akan tenang dengan meninggalkan
gejala sisa katup, dengan atau tanpa kardiomegali atau gagal jantung .
Kriteria derajat penyakit demam reumatik ini terbagi 4 yakni, derajat 1 dengan artritis
atau korea tanpa karditis. Derajat 2 dengan karditis tanpa kardiomegali. Derajat 3 dengan karditis
disertai gagal jantung. Derajat 4 dengan karditis yang disertai gagal jantung. 7 Kelainan katup
yang paling sering ditemukan adalah katub mitral, kira-kira 3 kali lebih banyak dari pada katub
aorta. Komplikasi yang dapat timbul antara lain insufisiensi Mitral, stenosis mitral dan
insufisiensi aorta.

Вам также может понравиться