Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam masalah bisnis tidak perlu khawatir dalam mencari modal. Salah satu
rujukan dalam mencari modal yaitu pada bank. Bank merupakan badan usaha
yang memiliki tugas sebagai perantara keuangan nasabah, baik dalam masalah
penyimpanan, penarikan maupun peminjaman sebagai modal usaha. Di Indonesia
ada dua jenis bank yang dijadikan prinsip yaitu bank konvensional yang
sistemnya menggunakan bunga sebagai balas jasa dan bank syari’ah yang
sistemnya menggunakan bagi hasih sebagai balas jasa.
Di Indonesia sendiri juga terdapat banyak bank-bank yang terkenal,
diantaranya ialah BRI, BRI Syari’ah, BNI, BNI Syari’ah dan masih banyak
lainnya. baik bank syari’ah maupun bank konvensional mempunyai syarat dan
prosedur dakam penyimpanan, penarikan maupun pinjaman sesuai dengan sistem
yang diberlakukan.
Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan,
lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana
guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
Lantas, apa saja komponen dari SP? Sudah barang tentu harus ada alat
pembayaran, ada mekanisme kliring hingga penyelesaian akhir (settlement). Nah,
selain itu juga ada komponen lain seperti lembaga yang terlibat dalam
menyelenggarakan sistem pembayaran. Termasuk dalam hal ini adalah bank,
lembaga keuangan selain bank, lembaga bukan bank penyelenggara transfer dana,
perusahaan switching bahkan hingga bank sentral

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Bank?
2. Apa saja jenis-jenis Bank?
3. Apa pengertian Simpanan?
4. Apa pengertian Sarana Pengertian?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Bank.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Bank.
3. Untuk mengetahui pengertian Simpanan.
4. Untuk mengetahui Sarana Pengertian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bank
Uang yang digunakan untuk berbagai kegiatan usaha selalu berkaitan erat
dengan transaksi, baik transaksi pembayaran maupun penerimaan (cek dan bilyet
giro). Untuk melakukan transaksi antar perusahaan dengan berbagai pihak yang
terlibat, diperlukan lembaga yang mampu menjadi jemabatan atau perantara, yaitu
bank atau lembaga keuangan lainnya. Jadi, untuk mengatasi masalah keuangan
perusahaan harus berurusan dengan bank atau lembaga keuangan.
Bank merupakan lembaga keuangan yang memilki tugas sebagai perantara
keuangan nasabah. Tugas bank sebagai perantara keuangan pelanggan memang
beragam, mulai dari menciptakan uang sampai dengan mengelola uang. Secara
garis besar berikut ini tugas-tugas suatu bank, yaitu:
1. Menciptakan atau mengeluarkan dan mengedarkan uang (bank sentral), di
Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia;
2. Menampung uang nasabah dalam bentuk simpanan (rekening) giro,
tabungan, dan deposito (oleh bank umum);
3. Memberi pinjaman (kredit);
4. Melayani jasa pembayaran, penagihan (inkaso), dan pengiriman uang
(transfer);
5. Memberikan jaminan (bank garansi) kepada nasabah terutama jaminan
keuangan kepada pihak lain; dan
6. Kegiatan lainnya.
Bank menurut Undang-Undang Nomor 10 1998 adalah:
“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan meyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.”

Bank juga diartikan sebagai lembaga yang kegiatan usahanya adalah


menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dan tersebut ke

3
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sementara itu lembaga
keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana
kegiatannya apakah hanya menghimpun dan menyalurkan dana.”
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan
lembaga keungan yang memiliki kegiatan sebagai berikut
1. Menghimpun Dana (Funding)
Bank menghimpun dana (funding) dari masyarakat dengan cara
menerima uang dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Dalam hal ini bank
merupakan tempat menyimpan uang dan tempat berinvestasi. Masyarakat
menyimpan uang dengan tujuan untuk keaman, sedangkan investasi dilakukan
dengan harapan memperoleh bungan dari hasil simpanannya. Untuk memenuhi
tujuan di atas, bank menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan.
Jenis simpanan yang ditawarkan sangan bervariasi tergantung dari bank
yang bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank terdiri dari
simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan
simpanan deposito (time deposit).
2. Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat berarti memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata lain, bank menyediakan
dana bagi masyarakat yang membutuhkan. Sebelum kredit diberikan, bank
terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak.
Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak
dikembalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis
kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah kredit investasi,
kredit modal kerja atau kredit perdagangan.
3. Memberikan Jasa-jasa Bank Lainnya (Services)
Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang
(transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota
(clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar
negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposito box, bank garansi dan
referensi bank, bank notes, travellers cheque, kartu kredit, dan jasa-jasa

4
lainnya. Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa pendukung dari kegiatan
pokok bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.

2.2 Jenis-jenis Bank


Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperi yang diatur
dalam UU Perbankan. Jenis sebelum keluar UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
dengan sebelumnya yaitu UU Nomor 14 Tahun 1967. Namun kegiatan umum atau
pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan dana tidak berbeda, bahkan bertambah padat dan berkembang.
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi dan
kepemilikannya. Dari segi fungsi, perbedaannya terletak pada luasnya kegiatan
atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya.
Sementara dari segi kepemilikan perusahaan, perbedaannya dapat dilihat dari segi
kepemilikan saham.
Perbedaan lainnya adalah dari segi nasabah yang mereka layani, apakah
masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu (kecamatan). Jenis
perbankan juga dapat dibedakan dari cara menentukan harga jual beli atau cara
mencari keuntungan. Jenis perbankan ditinjau dari segi sebagai berikut :
1. Dilihat dari Segi Fungsinya
Dilihat dari segi fyngsinya, bank dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Pengertian Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 sebagai berikut:
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secra
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia,
bahkan ke luar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank).

5
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit
jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya
Disamping daoat dilihat dari segi fungsinya, bank juga dapat dilihat dari
segi kepemilikannya, siapa saja pemilik bank tersebut. Kepemilikan ini dapat
dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang
bersangkutan.
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut:
a. Bank milik pemerintah
Bank miliki pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun
modalnya sepenuh dimiliki oleh pemerintah Indonesia sehingga seluruh
keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank-bank
milik pemerintah Indonesia dewasa ini antara lain:
- Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)
- Bank Mandiri
Disamping itu,terdapat pula Bank Pemerintah Daerah (BPD) didaerah
tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya
dimiliki oleh Pemda masing-masing tingkatan. Contoh BPD yang ada
dewasa ini adalah
- BPD DKI Jakarta
- BPD Jawa Barat
- BPD Jawa Tengah
- BPD DI Yogyakarta
- BPD Riau
- BPD Sumsel;

6
- BPD Jawa Timur;
- BPD Sulawesi Selatan;
- BPD Bali;
- BPD Nusa Tenggara Barat;
- BPD Papua; dan
- BPD lainnya.
b. Bank milik swasta nasional
Bank miliki swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau
sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini dapat
diketahui dari akte pendiriannya. Bank ini didirikan Oleh pihak swasta
sepenuhnya, pembagian keuntungannya pun untuk swasta pula.
Contoh bank milik swasta nasional antara lain:
 Bank Bumi Putra;
 Bank Central Asia;
 Bank Danamon;
 Bank Internasional Indonesia;
 Bank Lippo;
 Bank Mega;
 Bank Muamalat;
 Bank Niaga
 Bank Permata; dan
 Bank swasta lainnya.
b. Bank milik koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang saham-sahamnnya
dimiliki oleh keuntungan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank
jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin).
c. Bank milik asing
Bank milik asing merupakan bank yang kepemilikannya 100%
oleh pihak asing (luar negeri) di Indonesia. Bank jenis ini merupakan
cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing
maupun pemerintah asing. Contoh bank asing antara lain:

7
 ABN AMRO bank;
 American Express Bank;
 Bank of America;
 Bank of Tokyo;
 Bangkok Bank;
 City Bank;
 Chase Manhattan Bank;
 Deutsche Bank;
 Euroean Asian Bank;
 Hongkong Bank; dan
 Standard Chartered Bank.
d. Bank milik campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnnya dimiliki
oleh dua pihak, yaitu dalam negeri dan luar negeri. Saham bank
campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
Komposisi kepemilikan saham secara mayoritas dipegang oleh warga
negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain:
 Bank Finconesia;
 Bank Merincorp;
 Bank PDFCI;
 Bank Sakura Swadarma;
 Ing Bank;
 Inter Pacifik Bank;
 Mitsubishi Buana Bank;
 Paribas BBD Indonesia;
 Sumitoro Niaga Bank; dan
 Sanwa Indonesia Bank.
3. Dilihat dari Segi Status
Jenis bank yang ketiga adalah dilihat dari status bank tersebut. Jenis
ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, terutama bank

8
umum. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan
kedudukan atau status bank.
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam
melayani masyarakat, baik dari segi jumlah produk, modal, maupun
kualitas pelayanannya. Untuk memperoleh status tertentu diperlukan
penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu pula.
Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebgaia berikut:
a. Bank devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi
keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan. Contoh transaksi ke luar negeri adalah transfer ke luar
negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukuan dan
pembayaran Letter of Credit (L/C), dan transaksi luar negeri lainnya.
Persyaratannya untuk menjadi bank devisa iniditentukan oleh Bank
Indonesia.
b. Bank nondevisa
Bank nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin
untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak
dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Bank
nondevisa merupakan kebaikan dari bank devisa, transaksi yang
dilakukan masih dala batas-batas negara (dalam negara).
4. Dilihat dari Segi Cara Menetukan Harga
Dilihat dari cara menetukan harga, baik harga jual maupun hagra
beli, bank terbagi ke dalam dua kelompok besar. Di Indonesia pada
mulanya hanya ada satu jenis bank, namun hadirnya bank syariah sejak
tahun 1990-an telah menambah jenis bank. Jadi dilihat dari cara
menentukan harga, bank dibagi menjadi dua jenis berikut.
a. Bank bedasarkan prinsip konversional (Barat)
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah
bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak
terlepas dari asal mula bank di Indonesia yang dibawa oleh kolonial

9
Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menetukan harga, bank yang
berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode berikut.
 Bank menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan,
seperti giro, tabungan, maupun deposito. Harga untuk produk
pinjamannya (kredit) pun ditentukan berdasarkan tingkat suku
bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah Ispread
based.
 Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional
(barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam
nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini
dikenal dengan istilah fee based.
b. Bank bedasarkan prinsip syariah (Islam)
Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di
Indonesia, namun sudah menunjukkan tanda-tanda yang
menggembirakan sejak kehadirannya. Jumlah bank syariah saat ini
sekitar empat ratus kantor cabang. Keluarnya fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang mengharamkan bunga bank konvensional tahun
2003 lalu memperkuat kedudukan bank syariah.
Bank yang menentukan harga produknya bedasarkan prinsip
syariah sangan berdeda dengan bank bedasarkan prinsip konvensional.
Bank dengan prinsip syariah mengatur perjanjian antara bank dengan
pihak lain untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha, atau kegiatan
perbankan lainnya berdasarkan hukun Islam.
Penetuan harga atau pengambilan keuntungan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:
 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah);
 Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah);
 Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah);
 Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah); atau

10
 Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang
disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtima).
Penetuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah juga disesuaikan dengan syariat islam.
Dasar hukum penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip
syariah adalah Alquran dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip
syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga
tertentu karena bunga adalah riba.
2.3 Pengertian Simpanan
Simpanan adalah uang nasabh dititipkan atau diinestasikan ke bank.
Kata lain dari simpanan adalah rekening atau account. Si pemilik dana
disebut penyimpangan dan akan diberikan imbalan jasa atas dana yang
disimpan di bank tersebut. Imbalan jasa hasil bagi bank Islam (syariah).
Besarnya imbalan jasa atau bunga atau bagi hasil tergantung dari kebijakan
masing-masing bank.
Keuntungan menyimpang uang di bank adalah
 Memperoleh jasa; baik berupa bunga maupun bagi hasil.
 Uang yang disimpan di bank akan aman dari kehilangan atau kerusakan.
 Memudahkan pembayaran dengan menggunakan pendebetan secara
otomatis, misalnya untuk membayar listrik, teepon atau air, atau
melakukan pembayaran dengan cek atau bilyet giro atau menggunakan
kartu kkredit.
 Dengan menggunakan ATM pengambilan uang menjadi mudah
Jenis simpanan yang ada di bank ada berbagai macam. Namun, secara
garis besar jenis simpanan yang ada di bank konvensional (Barat) dibagi
dalam tiga kelompok berikut.
1. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Simpangan giro merupakan simpangan pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyer giro.
Kepada setiap pemegang rekening giko akan diberikan bunga yang
dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank

11
yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan,
baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank, jasa giro
merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah
lebih rendah darpada bunga simpangan lainnya.
2. Simpangan Tabungan (Saving Deposit)
Tabungan merupakan simpangan pada bakn yang penarikannya
sesuai dengan persyaratan yang diterapkan oleh bank. Penarikan tabungan
dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuintansi, atau
kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Pemegang rekening tabungan
akan diberi bunga tabungan yang merupakan jasa atau tabungannya. Sama
halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari
bank yang bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan lebih besar
dibanding jasa giro.
3. Simpangan Deposito (Time Deposit)
Deposito merupakan simpangan yang memiliki jangka waktu
tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu
tersebut. Namun, saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas
deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito
pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah, yaitu deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan deposit on call.
Sementara itu, jenis simpanan yang ada di bank syariah (islam)
sedikit berbeda dengan bank konvensional terutama dalam hal pemberian
imbalan jasa. Jika imbalan jasa dalam bank konvensional disebut bunga,
dalam bank syariah disebut sebagai bagi hasil.
Jenis simpanan (Al-wadi’ah) yang ada di bank syariah adalah
sebagai berikut.

1. Rekening Giro wadiah di mana nasabah pemilik modal akan diberikan


bonus dari pendapatan bank biasanya (tergantung bank) sebesar 30% dari rata-rata
saldo giro minimal tertentu.

12
2. Rekening tabungan diberikan dengan system bagi hasil. Perbandingan
bagi hasil (nisbah) antara bank dengan nasabah biasanya 40-60 persen dari
pendapatan bank dan untuk nasabah dihitung dari rata-rata saldo tabungan
tertentu.

3. Rekening deposito juga diberikan dengan system bagi hasil.


Perbandingan bagi hasil (nisbah) antara bank dengan nasabah biasanya 45-55
persen dari pendapatan bank dan untuk nasabah dihitung dari rata-rata saldo per
bulan.

2.4 Pengertian Sarana Penarikan

Sarana penarikan adalah alat untuk menarik uang yang disimpan di


berbagai rekening dibank.masing-masing jenis rekening memiliki sarana
penarikan yang berbeda.berikut ini sarana penarikan untuk masing-masing
rekening.

Sarana penarikan untuk Rekening Giro adalah sebagai berikut.

1.Cek (Cheque)

Cek merupakan surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang
seperti yang tertera didalam cek kepada si pembawa cek atau nama yang tertera di
dalam cek tersebut.Bank akan membayar kepada nasabah selama cek tersebut
memenuhi syarat yang dipersyaratan oleh bank. Syaratnya antara laindana
terpenuhi, kondisi cek dalam keadaan bank,tanda tangan sama dengan spicemen
(contoh tanda tangan). Cek terdiri dari beberapa jenis, yaitu cek atas unjuk,cek
atas unjuk, cek atas nama, cek silang, cek mundur, dan cek kosong.

2.Bilyet Giro (BG)

BG merupakan surat perintah kepada bank untuk memindahkan bukukan


sejumlah uang seperti yang tertera di dalam BG kepada nama atau nomor
rekening yang tertera dalam BG pada tanggal seperti yang di perintahkan dalam
BG. Pencarian BG tidak dapat ditunaikan, tetapi melalui pemindah bukuan.

13
Sarana penarikan untuk rekening atau simpanan tabungan adalah sebagai berikut.

1. Buku Tabungan dan slip penarikan

Buku tabungan merupan buku yang diberikan kepada si penabung sebagai bukti
pemilik tabungan. Buku ini berisi catatan nasabah selama melakukan transaksi
dengan bank. Semetara itu, slip penarikan merupakan alat bukti penarikan atau
bukti penarikan yang dilakukan nasabah. Biasanya baik penarikan maupun
penyetoran menggunakan slip dan buku tabungan.

2. Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

Selain diberi buku tabungan, nasabah juga diberi kartu ATM. Kartu ini
berfungsi untuk melakukan penarikan uang tunai di berbagai tempat ATM atau
melakukan pembayaran di berbagai tempat, seperti supermarket, swalayan, hotel,
atau tempat lainnya. Di samping itu, dapat juga digunakan untuk melakukan
transfer melalui pendebetan atau lainnya.

3. sarana penarikan untuk depasito adalah menggunakan bilyet deposito, baik


untuk deposito berjangka maupun sertifikat deposito.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam bisnis pasti selalu
berkaitan dengan yang namanya uang. Dari hasil laba ataupun keuntungan
dapat disimpan melalui bank dengan beberapa jenis simpanan yang daapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan. Selain menyimpan yang dari hasil
keuntungan juga membutuhkan modal usaha. Modal usaha dapat diperoleh
melalui tabungan pribadi maupun pinjaman dari bank. Bentuk pinjaman
sendiri dibagi menjadi beberapa jenis dan untuk meminjam sendiri diperlukan
beberapa syarat. Jadi, dalam bisnis pasti selalu berhubungan dengan bank
untuk menyimpan keuntungan usaha dan juga meminjam modal usaha.

3.2 Saran

Kami selaku penulis menyarankan bahwa setelah membaca makalah ini


diharapkan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami dan mengenali
macam-macam system transaksi yang ada di Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2017. Kewirausahaan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

http://elevion.blogspot.com/2016/10/makalah-tata-cara-transaksi-
pembayaran.html

, dan/atau media elek

16

Вам также может понравиться