Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
tersebut dalam kurun waktu dua tahun penelitian. Berikut akan diuraikan
deskripsi dari variabel yang digunakan yaitu modal sendiri, modal pinjaman dan
pencapaian laba.
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas
merupakan dana jangka panjang yang tertentu waktunya. Modal sendiri selain
berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri,
Modal sendiri yang berasal dari sumber intern adalah dalam bentuknya
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Modal sendiri yang berasal dari sumber
50
ekstern adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal yang berasal
modal sendiri adalah keseluruhan modal saham, yang terdapat dalam sampel
Tabel 4.1.1
Modal Sendiri (Variabel X1)
Tahun 2011-2012
59
23 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 6.189.470 8.176.464
24 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 3.785.347 4.763.327
25 MAIN Malindo Feedmill Tbk 421.824 681.87
26 SIPD Sierad Produce Tbk 1.271.072 1.276.742
27 SPMA Suparma Tbk 751.461 779.492
28 ASII Astra International Tbk 75.838 89.814
29 AUTO Astra Otoparts Tbk 4.723 5.485
30 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 47.176 52.730
31 BRAM Indo Kordsa Tbk 154.208 169.623
32 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 5.075 5.708
33 INDS Indospring Tbk 632.249 1.136.573
34 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 118.255 134.855
35 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 210.538 371.982
36 SMSM Selamat Sempurna Tbk 782.892 820.328
37 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 41.448.747 36.569.360
38 INDR Indorama Synthetics Tbk 294.037 296.344
39 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 240.072 240.425
40 STAR Star Petrochem Tbk 488.334 489.254
41 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk 299.075 284.938
42 BATA Sepatu Bata Tbk 354.480 387.488
43 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 719.927 845.141
44 VOKS Voksel Electric Tbk 496.645 603.066
45 ADES Akasha Wira International Tbk 125.746 209.122
46 MYOR Mayora Indah Tbk 2.424.669 3.067.850
47 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 530.268 329.853
48 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 546.441 666.607
49 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 206.289 409.577
50 SKLT Sekar Laut Tbk 122.900 129.482
51 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.832.817 2.033.453
52 GGRM Gudang Garam Tbk 24.550.928 26.605.713
53 HMSP HM Sampoerna Tbk 10.302.670 13.308.420
54 INAF Indofarma (Persero) Tbk 609.193 650.102
55 KLBF Kalbe Farma Tbk 6.515.935 7.371.643
56 KAEF Kimia Farma Tbk 1.114.034 1.441.533
57 MERK Merck Tbk 494.181 416.742
58 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 3.045.936 3.353.156
59 TCID Mandom Indonesia Tbk 1.020.413 1.096.822
60 MBTO Martina Berto Tbk 400.542 434.563
59
61 UNVR Unilever Indonesia Tbk 3.680 3.968
62 KICI Kedaung Indah Can Tbk 64.297 66.557
63 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 279.169 316.006
Max 41.448.747 36.569.360
Min 3.680 3.968
Sumber : www.idx.co.id (Data diolah, 2013)
Berdasarkan tabel 4.1.1 di atas dapat dilihat bahwa sampel modal sendiri
tertinggi baik pada tahun 2011 dan 2012 dimiliki oleh PT. Ever Shine Textile
Industry Tbk yang bergerak dalam bidang industri tekstil terpadu dan
oleh pengaruh selisih kurs akibat penyajiannya dalam US$ dengan menggunakan
Pada sampel modal sendiri terendah baik tahun 2011 dan 2012 dimiliki
oleh PT. Unilever Indonesia Tbk yang bergerak dalam bidang produksi,
kosmetik, makanan dan minuman. Pada tahun 2012 ekuitas mengalami kenaikan
sebesar 7,8%, kenaikan ini disebabkan oleh laba tahun berjalan yang menutupi
Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang
59
bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar
hutang jangka panjang. Dalam penelitian ini modal pinjaman adalah keseluruhan
modal pinjaman (Utang) baik yang berasal dari luar perusahaan maupun dalam
perusahaan yakni pinjaman jangka panjang dan pinjaman jangka pendek, yang
terdapat dalam sampel penelitian selama dua tahun pengamatan sebagai berikut :
Tabel 4.1.2
Modal Pinjaman (Variabel X2)
Tahun 2011-2012
59
19 APLI Asiaplast Industries Tbk 118.856 115.231
20 BRNA Berlina Tbk 389.457 468.553
21 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 64.994 70.314
22 TRST Trias Sentosa Tbk 781.692 835.137
23 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2.658.734 4.172.163
24 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 4.481.070 6.198.137
25 MAIN Malindo Feedmill Tbk 905.976 1.118.011
26 SIPD Sierad Produce Tbk 1.370.530 2.021.380
27 SPMA Suparma Tbk 800.315 884.86
28 ASII Astra International Tbk 78.481 92.460
29 AUTO Astra Otoparts Tbk 2.241 3.397
30 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 83.627 71.185
31 BRAM Indo Kordsa Tbk 54.988 60.310
32 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 7.831 11.869
33 INDS Indospring Tbk 507.466 528.206
34 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 39.115 37.413
35 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 327.553 252.502
36 SMSM Selamat Sempurna Tbk 544.907 620.875
37 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 41.929.182 43.895.161
38 INDR Indorama Synthetics Tbk 380.740 391.660
39 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 64.730 139.475
40 STAR Star Petrochem Tbk 230.235 262.465
41 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk 544.374 525.337
42 BATA Sepatu Bata Tbk 162.169 186.62
43 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 363.597 316.557
44 VOKS Voksel Electric Tbk 1.076.394 1.095.012
45 ADES Akasha Wira International Tbk 190.302 179.972
46 MYOR Mayora Indah Tbk 4.175.176 5.234.656
47 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 690.545 822.195
48 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 212.696 538.337
49 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 215.077 273.033
50 SKLT Sekar Laut Tbk 91.337 120.263
51 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.757.492 1.834.123
52 GGRM Gudang Garam Tbk 14.537.777 14.903.612
53 HMSP HM Sampoerna Tbk 9.027.088 12.939.107
54 INAF Indofarma (Persero) Tbk 505.708 538.516
55 KLBF Kalbe Farma Tbk 1.758.619 2.046.314
56 KAEF Kimia Farma Tbk 543.257 634.813
59
57 MERK Merck Tbk 90.207 152.689
58 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 1.204.439 1.279.829
59 TCID Mandom Indonesia Tbk 110.452 164.751
60 MBTO Martina Berto Tbk 141.132 174.931
61 UNVR Unilever Indonesia Tbk 6.801 8.016
62 KICI Kedaung Indah Can Tbk 23.121 28.398
63 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 308.398 254.558
Max 41.929.182 43.895.161
Min 2.241 3.397
Sumber : www.idx.co.id (Data Diolah, 2013)
pinjaman (utang) tertinggi baik pada tahun 2011 dan 2012 dimiliki oleh PT. Ever
Shine Textile Industry Tbk yang bergerak dalam bidang industri tekstil terpadu
dan perdagangan. Pada tahun 2012 liabilitas mengalami kenaikan sebesar 4,7%,
16,3% (lampiran I). Pada sampel modal pinjaman (utang) terendah baik pada
tahun 2011 dan 2012 dimiliki oleh PT. Astra Otoparts Tbk yang bergerak dalam
kendaraan roda dua maupun roda empat. Pada tahun 2012 liabilitas mengalami
(lampiran I).
59
sederhana, laba (profit) diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh dari usaha
yang dijalankan. Dalam penelitian ini pencapaian laba adalah total laba berjalan
pada tahun pengamatan, yang terdapat dalam sampel penelitian selama dua tahun
Tabel 4.1.3
Pencapaian Laba (Variabel Y)
Tahun 2011-2012
59
25 MAIN Malindo Feedmill Tbk 204.966 302.421
26 SIPD Sierad Produce Tbk 23.452 15.061
27 SPMA Suparma Tbk 33.075 39.893
28 ASII Astra International Tbk 21.077 22.742
29 AUTO Astra Otoparts Tbk 1.007 1.053
30 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 2.156 6.674
31 BRAM Indo Kordsa Tbk 2.750 22.546
32 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 0.971 0.899
33 INDS Indospring Tbk 120.415 134.068
34 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 11.319 16.599
35 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 6.943 0.319
36 SMSM Selamat Sempurna Tbk 241.576 268.543
37 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 581.812 4.666.657
38 INDR Indorama Synthetics Tbk 7.774 0.963
39 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 2.332 352
40 STAR Star Petrochem Tbk 2.589 920
41 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk -24.097 -14.137
42 BATA Sepatu Bata Tbk 56.615 69.343
43 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 63.704 125.182
44 VOKS Voksel Electric Tbk 110.621 147.020
45 ADES Akasha Wira International Tbk 25.868 83.376
46 MYOR Mayora Indah Tbk 483.826 742.837
47 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 507.382 453.405
48 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 115.933 149.149
49 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 23.858 25.623
50 SKLT Sekar Laut Tbk 5.976 7.962
51 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 149.951 253.664
52 GGRM Gudang Garam Tbk 4.958.102 4.068.711
53 HMSP HM Sampoerna Tbk 8.064.426 9.945.296
54 INAF Indofarma (Persero) Tbk 36.919 42.385
55 KLBF Kalbe Farma Tbk 1.522.957 1.775.099
56 KAEF Kimia Farma Tbk 171.763 205.763
57 MERK Merck Tbk 231.158 107.808
58 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 586.362 635.176
59 TCID Mandom Indonesia Tbk 140.039 150.374
60 MBTO Martina Berto Tbk 42.659 45.523
61 UNVR Unilever Indonesia Tbk 4.164 4.839
62 KICI Kedaung Indah Can Tbk 356 2.259
59
63 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 23.629 36.837
Max 8.064.426 9.945.296
Min 0.971 0.319
Sumber : www.idx.co.id (Data Diolah, 2013)
laba tertinggi baik pada tahun 2011 dan 2012 dimiliki oleh PT. HM Sampoerna
Indonesia. Pada tahun 2012 pencapaian laba mengalami kenaikan, hal ini
disebabkan oleh volume penjualan naik dan kembali memimpin pasar industri
rokok ditahun 2012 dengan pangsa pasar sebesar 35,6% (lampiran I).
Pada sampel pencapaian laba terendah pada tahun 2011 dimiliki oleh PT.
Indomobil Sukses Internasional Tbk yang bergerak dalam bidang otomotif, tahun
berjalan yaitu tahun 2012. Sampel pencapaian laba terendah pada tahun 2012
dimiliki oleh PT. Multistrada Arah Sarana Tbk perusahaan yang memproduksi
ban motor dan mobil berkualitas tinggi. Pada tahun 2012 pencapaian laba
disebabkan oleh perubahan mata uang penyajian dari rupiah menjadi USD
(lampiran I).
59
4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
dahulu model tersebut akan diuji apakah telah memenuhi asumsi klasik atau
asumsi klasik yang merupakan asumsi dasar dalam analisis regresi. Dengan
statistik mendekati nilai estimasi yang sebenarnya. Adapun uji asumsi klasik
dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Package for
atau tidak berkolerasi satu sama lain dalam model regresi, maka dilakukan suatu
bebas. Berdasarkan hasil output dengan bantuan komputer program SPSS for
windows versi 20.0 dapat dilihat hasil uji multikolinearitas yang menunjukkan
59
Tabel 4.2.1
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Dari nilai tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan nilai variance
inflation factor (VIF) menunjukan kurang dari 10. Hal ini berarti bahwa tidak
tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%.
yang lain. Untuk menguji asumsi ini dilakukan dengan melihat grafik scatter plot
antara variabel terikat (ZPRED) dan variabel bebas (SRESID) (Ghozali, 2006).
2. Jika tidak pola yang jelas, serta titik-titik (poin-poin) menyebar ke atas dan di
59
Gambar 4.2.2
Uji Heteroskedastisitas
komputer program SPSS for windows versi 20.0 (lampiran II) menunjukkan
bahwa nilai-nilai sebaran data penelitian tersebar secara acak, tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas, tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol
pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi,
59
variabel yang diteliti mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas
dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik.
4.2.3 One Sample Kolmogorof-Smirnov tampak bahwa nilai Asymp Sig (2-tailed)
yang dihasilkan semuanya lebih besar dari nilai alpha 0,05 maka dapat
Tabel 4.2.3
Pengujian Normalitas Data One Sample Kolmogorof-Smirnov Test
Variabel Asymp Sig (2-tailed)
Hasil One-Sample
Variabel Sig Keterangan
Kolmogorov-Smirnov Test
X1 2.088 0,132 Normal
X2 1.661 0,165 Normal
Y 1.014 0,177 Normal
Sumber : Output SPSS 20.0 for Windows (lampiran II)
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
dinamakan ada problem autokorelasi. Run Test sebagai bagian dari statistik non-
59
parametrik digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan
bahwa residual adalah acak atau random. Tabel 4.2.4 berikut menunjukkan hasil
Tabel 4.2.4
Hasil Pengujian Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea .69862
Cases < Test Value 63
Cases >= Test Value 63
Total Cases 126
Number of Runs 52
Z -2.065
Asymp. Sig. (2-tailed) .039
Sumber : Output SPSS 20.0 for Windows (lampiran II)
Tampilan ouput SPSS 20.0 for windows memperlihatkan bahwa nilai test
adalah 0.69862 dengan probabilitas 0.039 tidak siginifikan pada 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa residual adalah acak atau random atau tidak terjadi
59
sendiri dan struktur modal pinjaman terhadap pencapaian laba. Disamping itu
juga, ingin diketahui pengaruh secara parsial antara struktur modal sendiri dan
hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, digunakan metode analisis dengan
Tabel 4.3
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
59
Dari hasil analisis regresi berganda pada Tabel 4.3 tersebut, kemudian
a. Nilai konstanta = 25,982. Artinya, apabila variabel bebas (X1 dan X2)
b. Koefisien regresi variabel modal sendiri (X1) sebesar 0,012. Ini berarti
sehingga jika variabel lain dianggap konstan maka laba akan meningkat
sebesar 0,012.
c. Koefisien regresi variabel modal pinjaman (X2) sebesar 0,405. Ini berarti
sehingga jika variabel lain konstan maka laba akan meningkat sebesar
0,405.
oleh nilai koefisien R Square yaitu sebesar 0,365. Nilai tersebut dapat diartikan
59
terhadap variabel dependen sebesar 36,5%. Sedangkan sisanya sebesar 63,5%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini yang
bebas dalam hal ini adalah struktur modal sendiri dan struktur modal pinjaman
variabel terikat pencapaian laba maka dapat dilihat pada nilai koefisien korelasi
(R). Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R)
adalah sebesar 0,406 atau sebesar 40,6 % yang berarti mendekati 1. Apabila R
semakin dekat dengan 1 maka model regresi yang diperoleh dianggap sangat
kuat. Dan sebaliknya apabila semakin mendekati 0 maka model regresi linear
variabel terikat.
dengan (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah
sebesar 40,6 % atau dapat pula diartikan bahwa 40,6% variasi dari variabel Y
dapat dijelaskan oleh variasi dari masing-masing variabel (X1, X2). Sedangkan
59
sisanya (100% - 40,6%) sebesar 59,4 % dijelaskan oleh pengaruh dari variabel-
variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini yang ditandai oleh simbol
error (e).
Berdasarkan uji ANOVA atau F test diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,120 >
Ftabel sebesar 3,07 dengan probabilitas 0,000. Karena nilai probabilitas lebih kecil
dari taraf ketidakpercayaan sebesar 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model
1. Untuk variabel struktur modal sendiri (X1) diperoleh nilai thitung sebesar
0,144 < ttabel sebesar 1,657 (lampiran IV) dan tingkat signifikansinya lebih
besar dari taraf ketidakpercayaan 5% yaitu 0,886 > 0,05. Dengan demikian
nilai ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel struktur modal sendiri
59
pencapaian laba (Y). Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut maka
4,911 > ttabel 1,657 (lampiran IV) dan tingkat signifikansinya lebih kecil
dari taraf ketidakpercayaan 5% yaitu 0,00 < 0,05. Dengan demikian nilai
laba (Y). Hal ini menerima hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang
parsial struktur modal sendiri memberikan pengaruh yang positif tapi tidak
4.5 Pembahasan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), maka ada beberapa
59
H1 : Struktur Modal Sendiri dan Modal Pinjaman berpengaruh signifikan
terhadap Pencapaian Laba pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI.
modal sendiri dan struktur modal pinjaman secara bersamaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pencapain laba. Hal ini ditunjukkan dari nilai fhitung
sebesar 12,120 > ttabel sebesar 3,07 dan tingkat signifikasinya lebih kecil dari 5%
hipotesis pertama, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen dalam hal
ini struktur modal sendiri dan struktur modal pinjaman merupakan faktor yang
perusahaan. Pengaruh yang diberikan oleh variabel ini dapat menaikkan atau
terdapat pengaruh searah antara struktur modal sendiri dan struktur modal
pinjaman terhadap pencapaian laba. Sehingga dari hasil persamaan tersebut dapat
diketahui jika struktur modal sendiri dan struktur modal pinjaman ditingkatkan
59
Dengan hasil uraian di atas, mengingat secara teori bahwa struktur modal
merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya
sendiri berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap pencapaian laba. Hal ini
ditunjukkan dari nilai thitung sebesar 0,144 < ttabel sebesar 1,657 (lampiran IV) dan
tingkat signifikansinya lebih besar dari taraf ketidakpercayaan 5% yaitu 0,886 >
0,05, serta nilai koefisien hanya sebesar 0,012 bernilai positif menunjukkan
Hal ini memberikan arti bahwa hipotesis kedua yang menyatakan struktur
independen dalam hal ini struktur modal sendiri merupakan faktor yang dapat
semakin besar struktur modal sendiri maka tidak akan berpengaruh terhadap
pencapaian laba.
59
Dengan hasil uraian diatas, mengingat secara teori bahwa struktur modal
sendiri selain berasal dari sumber intern yaitu dalam bentuk keuntungan yang
dihasilkan perusahaan dan berasal dari sumber ekstern yaitu modal yang berasal
dari pemilik perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan yang akan
operasional, hal ini berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh peneliti.
pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencapaian laba. Hal ini
ditunjukkan dari nilai thitung sebesar 4,911 > ttabel 1,657 (lampiran IV) dan tingkat
signifikannya lebih kecil dari taraf ketidakpercayaan 5% yaitu 0,00 < 0,05, serta
Hasil ini memberikan arti bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan struktur
variabel independen dalam hal ini struktur modal pinjaman merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat pencapaian laba pada
59
perusahaan. Pengaruh yang diberikan oleh variabel ini dapat menaikkan atau
laba. Sehingga dari hasil tersebut menggambarkan bahwa semakin besar struktur
Dengan hasil uraian diatas, mengingat secara teori bahwa struktur modal
pinjaman merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali.
kebangkrutan perusahaan.
59