Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Gambar 4.1 Hasil Evaluasi Struktur Secara Tabel 4.1. Titik Leleh
Visual Bahan
No. Bahan Suhu Leleh (oC)
Hasil evaluasi visual memperlihatkan
1. Kaca 793oC
bahwa struktur mengalami retak rambut. Sementara
terdapat satu ruangan yang strukturnya mengalami
2. Alumunium 660oC
retak yang parah. Plesteran pada sebagian struktur
telah mengalami kerusakan hingga mengakibatkan
Tabel 4.2. Perkiraan Suhu Bakar Berdasarkan
pecah-pecah dan juga terlepas.
Kondisi Fisik Beton
Hasil evaluasi visual diutamakan sebagai
No. Kondisi Perkiraan
keperluan untuk kelayakan kerusakan struktur
Permukaan Beton Temperatur
bangunan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
1. Abu-abu (normal) <300oC
hal untuk melakukan perbaikan struktur (retrofit)
ataukah rekomendasi pembongkaran (sebagian atau 2. Pink (merah muda) 300oC hingga
seluruh). 600oC
3. White Grey (putih 600oC hingga Kuat Tarik Sisa Baja Tulangan
keabu-abuan) 900oC
4. Buff (Putih keriput)900oC hingga Sampel baja yang diambil merupakan
1000oC sampel tulangan yang strukturnya mengalami
Sumber: Hasil Penelitian di Laboratorium Pusat kerusakan ringan hingga kerusakan berat dan
Litbang Pemukiman – Bandung mewakili kondisi baja tulangan pasca kebakaran.
Hasil pengujian diperlihatkan pada grafik berikut ini
Dengan melihat dan menganalisa bahan- :
bahan yang terbakar dapat diketahui suhu tertinggi
yang terjadi pada saat kebakaran sesuai dengan hasil 700
pengamatan dilapangan yang diperlihatkan pada
600
lampiran. Maka diperhitungkan suhu tertinggi yang
Tegangan (MPa)
terjadi pada saat kebakaran adalah ±800oC. Durasi 500
kebakaran serta panas memengaruhi material beton 400
serta baja sehingga akan menyebabkan terjadinya 300
penurunan kekuatan material beton serta baja yang 200
mengakibatkan akan berkurangnya kekuatan
struktural dari gedung secara keseluruhan. 100
0
2. Kuat Tekan Beton dan Tarik Baja Pasca 0 20000 40000 60000 80000 100000
Kebakaran
Regangan (x10-6)
Kuat tekan beton Pasca Kebakaran
(Schimdt Hammer Test)
Gambar 4.4 Grafik Hasil Pengujian
Hasil evaluasi Schmidt Hammer dapat
Kuat Tarik Baja Ø8
dilihat pada lampiran 1. Dari evaluasi Schimdt
Hammer Test diperoleh kekuatan tekan beton (f’c): Dari grafik diatas diperoleh fy dari hasil
pengujian kuat Tarik baja untuk tulangan baja Ø8
Untuk Kolom :
adalah sebesar 406.12 MPa
Kuat Tekan Beton (f’c) : (17.08 ± 1.43) MPa
600
Untuk Balok :
500
Tegangan (MPa)
fy = 360 MPa
400
300 f’c = 15.65 MPa
200 Penampang :
100
Kolom = 600 x 600 mm
0
0 30000 60000 90000 As = 4415,625 mm2
Regangan (x10-6))
As’ = 3434.375 mm2
Balok = 450 x 600 mm
Gambar 4.7 Grafik Hasil Pengujian Kuat Tarik
Baja Ø13 As = 1205.76 mm2
Dari grafik diatas diperoleh fy dari hasil As’ = 803.84 mm2
pengujian kuat Tarik baja untuk tulangan baja Ø13
adalah sebesar 347 MPa Gempa = Zona II,
Kondisi Tanah Lunak
Dari hasil pengujian baja tulangan yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa baja Tahap awal analisa adalah mempelajari
tulangan yang ada didalam balok-kolom secara acak sistem struktur yang dapat dipakai dengan mengikuti
ada yang telah meleleh dan ada juga yang belum persyaratan-persyaratanyang ditentukan dan
meleleh. Tulangan yang telah meleleh akan putus penentuan pembebanan berdasarkan fungsi ruangan-
yang akan menyebabkan kegagalan struktur atau ruangannya.
mengalami keruntuhan. Analisa struktur gedung dilakukan dengan
menggunakan 2 variasi kuat tekan beton (f’c) yaitu
Kekuatan dan stabilitas tulangan baja kuat tekan beton (f’c) sebelum kebakaran dan kuat
dipengaruhi oleh temperature yang tinggi. Meskipun tekan beton(f’c) pasca kebarakan.
pada saat kondisi pendinginan tegangan lelehnya Analisa struktur gedung dilakukan dengan
(yield stress) hamper pulih kembali, tetapi pada software SAP2000 v15 dimana faktor reduksi
temperatur 550oC tegangan leleh baja telah kekuatan (Re= 3.5) diambil sesuai dengan ACI-318-
mengalami penurunan hingga 50%. Kondisi ini 99 dan diadopsi oleh SNI 03-2846-2002. Struktur
tentunya sangat berpengaruh pada saat terjadinya bangunan dianalisa secara 3 dimensi dengan
menggunakan metode komputasi (software 𝑀𝑘𝑎𝑝 = 76384575,6 + 138903552
SAP2000) dan didesain sebagai Stuktur Rangka
Pemikul Momen Biasa (Ordinary Resisting Moment 𝑀𝑘𝑎𝑝 = 2152881128 𝑁𝑚𝑚
Frame), sehingga kita dapat menaksir sejauh mana
kemampuan struktur elemen gedung pasca 𝑀𝑘𝑎𝑝 = 21, 52 𝑡𝑜𝑛. 𝑚
kebakaran dalam memikul beban.
Untuk analisa struktur gedung sesuai Dari hasil analisa struktur menggunakan
dengan SNI-1726-2002, maupun Standar Tata Cara software SAP2000 v15, diperoleh bahwa
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan struktur masih dapat memikul beban
Gedung, maka direncanakan dengan struktur gedung pasca kebakaran
memperhitungkan pengaruh beban gempa rencana
dan didapatkan kombinasi pembebanan sebagai
berikut :
1.4DL
1.2DL + 1.6LL
1.2DL + 1.0LL +1.0E
Dimana :
DL = Beban Mati (Dead Load)
LL = Beban Hidup (Live Load)
E = Beban Gempa (Earthquake Load)
Gambar 4.8. Hasil Pengujian SAP2000
Perhitungan manual untuk mengetahui besarnya vers.15
momen kapasitas disalah satu balok dengan
menggunakan data material : Seperti yang diperlihatkan pada
gambar diatas bahwa Struktur Ruang
Data Material : Perkantoran Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin masih dapat memikul beban
fy = 360 MPa struktur pasca kebakaran. Bahwa seluruh
concrete frames masih lulus dari yang telah
f’c = 15.65 MPa
direncanakan
Penampang :
Berdasarkan output SAP2000
Balok = 450 x 600 mm struktur dapat memikul beban maksimal